Anda di halaman 1dari 6

4.4 Panggilan hidup orang yang sudah beriman kepada Yesus Kristus.

Menurut Paulus, iman itu adalah pemberian Allah. Itu sebabnya, kalau ada orang
beriman, itu hanya karena pemberian atau anugrah Allah. Ketika Allah memberikan
kepada kita iman, maka pastilah ada maksud dan tujuan Allah memberikan iman
kepada kita, selain supaya dosa kita dapat diampuni dan diselamatkan. Di bawah ini,
kita akan melihat apa-apa saja yang diharapkan oleh Allah, ketika Dia memberikan
iman kepada kita, yaitu:

4.4.1. Panggilan bersekutu dengan Allah.

Ketika Allah memberikan iman kepada kita, maka Allah ingin agar kita
membangun persekutuan dan hubungan yang akrab dengan diri-Nya. Persekutuan
yang akrab dengan Allah dapat dibangun atau dijalin melalui, dua hal yaitu:

4.4.1.1 Bersekutu melalui doa

Di dalam Alkitab dapat dilihat bagaimana Yesus Kristus ketika ada di dunia ini
sangat mementingkan waktu doa. Dalam banyak situasi hidup yang Dia hadapi, dapat
kita lihat, bahwa Dia tidak pernah mengabaikan doa. Doa menjadi prioritas utama bagi
Yesus. Doa-doa-Nya itulah yang membuat Dia mampu melalui berbagai masalah hidup,
bahkan penyiksaan dan kematian di atas kayu salib. Dengan hidup mementingkan doa,
Yesus Kristus mau mengajarkan kepada kita, supaya kita juga mementingkan doa,
mengikuti teladan yang sudah diberikan Yesus Kristus ketika Dia ada di dunia ini. Doa
adalah sarana yang dapat kita pergunakan untuk membangun persekutuan dengan
Tuhan. Doa juga dapat diibaratkan sebagai nafas dan kekuatan rohani kita.

4.4.1.2. Bersekutu melalui pembacaan Alkitab.

Kita juga dapat melihat, bagaimana sikap dan perlakukan Yesus Kristus,
terhadap Kitab Suci. Ketika Dia ada di dunia ini, bahkan sejak Dia masih anak remaja
(12 tahun) sudah terbiasa membaca dan mempelajari Kitab Suci. Hal ini dikatakan,
karena ketika Dia berumur dua belas tahun (remaja), Dia sudah bisa berdiskusi tentang
Kitab Suci dengan para ahli Taurat. Kalau begitu pastilah Dia memiliki pengetahuan
yang baik tentang Kitab Suci. Dia bukan hanya membaca dan mempelajari Kitab Suci,
tetapi melakukan apa yang diajarkan oleh Kitab Suci itu, bahkan lebih lagi Dia juga
mengajarkan. Melalui membaca, mempelajari, melakukan dan mengajarkan Kitab Suci
itu, Yesus Kristus membangun persekutuan yang akrab dengan Bapa-Nya. Yesus
Kristus menginginkan agar kita meneladani Dia dalam hal membaca Kitab Suci ini. Kita
harus membaca, mempelajari, melakukan dan mengajarkan Alkitab (Firman Tuhan) di
dalam hidup kita secara pribadi, sebagai sarana membangun persekutuan yang akrab
dengan Allah, sehingga kita juga mendapat kekuatan yang besar untuk menghadapi
pergumulan hidup yang ”pasti” kita alami.

4.4.2. Panggilan bersekutu dengan sesama manusia.

Disamping panggilan Tuhan, agar kita bersekutu dengan diri-Nya, Dia juga
memanggill kita untuk bersekutu dengan sesama kita. Di bawah ini akan diperlihatkan
bagaimana kita dapat membangun persekutuan yang akrab dengan sesama kita, yaitu:

4.4.2.1. Melalui persekutuan (pertemuan).

Tuhan memanggil kita untuk bersekutu dengan sesama kita. Alkitab


mengibaratkan persekutuan orang percaya itu seperti satu tubuh yang banyak
anggotanya. Anggota tubuh tidak dapat memisahkan diri dari tubuh dan tubuh itu juga
ada kepalanya. Demikian juga orang percaya adalah satu tubuh, tetapi banyak
anggotanya dan satu kepalanya, yaitu Yesus Kristus. Kita tidak bisa memisahkan diri
dari sesama kita, tetapi harus tetap bersatu. Persatuan itu kita wujudkan melalui
berbagai macam kegiatan, seperti persekutuan kelompok kecil, persekutuan kelompok
besar dan lain-lain. Dalam persekutuan tersebut, diharapkan kita dapat memberika
kontribusi yang terbaik dan positif, sehingga dengan kehadiran kita dalam persekutuan
tersebut, nama Tuhan dipermuliakan dan orang lain mendapatkan berkat yang
berkelimpahan. Yesus Kristus sendiri sudah memberikan contoh yang nyata, di mana
Yesus memiliki persekutuan khsusus dengan murid yang dikasihi-Nya, dengan ke dua
belas murid dan juga dengan orang banyak. Ini merupakan gaya hidup yang harus kita
contoh.

4.4.2.2. Melalui kesaksian.

Tuhan juga memanggil kita untuk bersaksi tentang Dia di dalam kehidupan kita
sehari-hari. Yesus Kristus sudah menunjukkan teladan, di mana Dia memberitakan
Firman Tuhan kepada pribadi, kelompok kecil, kelompok sedang dan kelompok besar.
Kesaksian itu kita sampaikan melalui kesaksian verbal dan non verbal. Dengan kata
lain kita bersaksi tentang Yesus Kristus melalui seluruh kehidupan kita, sehingga kata-
kata, ide-ide, rencana-rencana dan tindakan-tindakan hidup yang kita lakukan,
semuanya dalam rangka untuk menunjukkan jati diri kita sebagai orang yang sudah
percaya kepada Yesus Kristus. Hal ini kita lakukan kapan saja, dimana saja dan dalam
situasi apa saja. Dengan kata lain, cara dan gaya hidup sebagai orang percaya tetap
kita jalani dengan setia, ada atau tidak ada orang yang memperhatikan.

4.4.3. Panggilan untuk melakukan kehendak Allah.

Ketika Tuhan menganugerahkan iman kepada kita, maka Tuhan juga ingin agar
kita melakukan sesuatu. Tuhan tidak menganugerahkan iman kepada kita tanpa tujuan.
Dengan kata lain, kita harus melakukan ”sesuatu” yang dikehendaki oleh Allah, karena
kita sudah menerima anugerah, yaitu iman dari pada-Nya. Hal-hal yang harus kita
lakukan, seperti:

4.4.3.1. Memuji memuliakan Allah.


Ketika Allah menganugerahkan iman kepada kita, maka Tuhan ingin agar kita
memuji memuliakan Dia. Tugas memuji dan memuliakan Tuhan itu kita lakukan
disepanjang kehidupan kita. Bahkan kita harus memuliakan Tuhan dengan segenap
hati, kekuatan dan akal budi kita. Artinya apapun yang kita fikirkan, katakan,
rencanakan dan lakukan haruslah untuk memuji dan memuliakan Tuhan. Itulah
panggilan Tuhan bagi kita sejak kita mengalami rekonsiliasi dengan Tuhan, melalui
iman kepada Yesus Kristus.

4.4.3.2 Menjadi berkat bagi sesama.

Tuhan juga memanggil kita untuk menjadi berkat bagi sesama. Tugas itu harus
kita lakukan ke mana saja atau di mana saja kita berada, Tuhan ingin agar kita menjadi
berkat bagi orang lain. Tuhan ingin memakai kita untuk menjadi alatnya untuk
memberkati orang yang kita jumpai, orang yang bergaul dengan kita dan orang
berteman atau bersahabat dengan kita. Dengan kita dapat menjadi berkat kepada
seseorang, maka dengan demikian orang tersebut akan mengetahui, bahwa Yesus
Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat manusia.

4.4.3.3. Menjadi garam dan terang.

Yesus Kristus pernah menyampaikan kepada orang percaya, bahwa mereka


adalah garam dan terang dunia (Mat 6: 13-16). Karena kita sudah menjadi orang
percaya, maka apa yang dikatakan oleh Yesus itu, berlaku juga untuk kita, walaupun
kita hidup pada zaman yang berbeda dengan mereka. Artinya, ketika kita sudah
menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juselamat kita, maka kita pun dipanggil
untuk menggarami dan menerangi dunia (tempat) dimana kita berada, supaya
kebusukan dan kegelapan tidak menguasai dan berkembang di tempat itu. Kehadiran
kita disana adalah untuk menghempang, mengurangi dan kalau mungkin
menghilangkan kebusukan dan kegelapan yang sedang melanda dengan sangat
derasnya di dunia ini. Tuhan memanggil kita untuk melakukan tugas yang mulia ini dan
ketika kita melakukan tugas tersebut, maka Dia akan menyertai kita, sehingga kita
masing-masing dapat melakukan tugas itu dengan baik dan maksimal.
4.4.3.4. Menjadi saksi bagi Kristus.

Yesus Kristus juga pernah mengatakan kepada orang-orang yang percaya


kepada-Nya, sebelum Dia naik ke surga, bahwa kalau Roh Kudus turun atas mereka
(orang-orang percaya itu), maka mereka akan menjadi saksi-Nya di Yerusalem, Judea,
Samaria dan sampai ke ujung-ujung bumi (Kis 1: 8). Bahkan dalam Mat 28: 18-20
Yesus mengatakan akan menyertai orang-orang percaya itu senantiasa dalam rangka
melakukan tugas menjadi saksi-Nya itu. Maka bila kita sudah menjadi percaya kepada
Yesus Kristus, maka tugas menjadi saksi yang disampaikan-Nya kepada orang-orang
percaya pada zaman dulu itu, berlaku juga bagi kita yang hidup di abad ke 21 ini.
Kitapun harus menjadi saksi bagi Yesus Kristus selama kita hidup. Kita menjadi saksi di
lingkungan keluarga, di lingkungan tempat tinggal, di lingkungan tempat kerja, di
lingkungan tempat kita bergaul dan bahkan di mana saja kita hidup. Itu artinya, bahwa
tugas itu harus dilakukan kapanpun, dimanapun dan dalam keadaan apapun. Karena
itu, setiap kita yang sudah menyatakan diri sudah percaya dan menerima Yesus Kristus
sebagai Tuhan dan Juruselamat kita harus selalu siap untuk bersaksi bagi Yesus
Kristus.

4.4.4. Apa yang dialami oleh orang yang beriman kepada Yesus Kristus bila
mengikuti panggilan Allah.

Dari pengalaman orang-orang percaya disepanjang sejarah gereja, baik yang


tertulis di dalam Alkitab, maupun buku-buku sejarah misi dan penginjilan, maka dapat
kita lihat apa yang mereka alami, jika mereka setia mengikuti panggilan Tuhan seperti
yang sudah kita sebutkan di atas. Mereka yang setia di dalam melakukan panggilan
Tuhan, maka mereka akan mengalami berbagai hal, seperti:
1) penyertaan Tuhan yang senantiasa, dalam berbagai bentuk. Hal itu memang sudah
dijanjikan oleh Tuhan bagi mereka setia kepada Tuhan selam hidupnya (Mat 28:
20);
2) kebahagian sejati yang berbeda dengan yang diberikan oleh dunia ini. Artinya,
bahwa kebahagiaan itu adalah kebahagiaan yang sungguh-sungguh, bukan semu,
karena datang dari Tuhan;
3) kebanggaan dan kepuasan hidup yang sejati. Orang yang setia kepada Tuhan, akan
mengalami kebanggaan dan kepuasan hidup yang sesungguhnya dari Tuhan;
4) mahkota kebenaran. Paulus mengatakan, bahwa orang yang setia sampai akhir
hidup kepada Tuhan, akan diberikan mahkota kehidupan, seperti yang akan
dinugerahkan kepadanya (2 Tim 4: 8);
5) pujian yang datang dari Tuhan; Yesus Kristus pernah menyampaikan, bahwa orang
yang setia kepada Tuhan akan mendapatkan pujian dari Tuhan dan
6) hal-hal positif lainnya.
Disamping hal-hal positif yang sudah disebutkan di atas, maka ada juga
kemungkinan orang-orang setia melakukan panggilan dari Tuhan itu, akan mengalami
masalah dan penderitaan di dalam kehidupannya, seperti penolakan dan penghinaan,
kemiskinan dan penyakit, penganiayaan dan pembunuhan dan lain sebagainya.
Walaupun demikian, orang yang sudah percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai
Tuhan dan Juruselamatnya harus tetap setia. Untuk menjadi setia, dibutuhkan kerelaan
untuk berjuang dan berkorban. Lihatlah misalnya Stephanus, ke 12 rasul, Paulus dan
orang-orang percaya lainnya dari gereja mula-mula. Demikian juga pengalaman orang-
orang percaya pada zaman selanjutnya, ada banyak orang yang setia harus menderita
dan bahkan terbunuh, seperti Polikarpus, 1 David Living Stone,2 Mateo Ricci3 dan lain
sebagainya.

1
Rudi N. Assa, Tokoh-tokoh Kristen Yang Mewarnai Dunia. Andy, Jogjakarta. 2002, hal 57
2
Ibid hal. 183
3
Ibid hal. 173

Anda mungkin juga menyukai