Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH MICROTEACHING

KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN

OLEH :

KELOMPOK 6

1. YERMIA KOLAN (1701030102)


2. YOVENTA VERNAS VERO (1701030015)

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2021
DAFTAR ISI

COVER
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Pengertian
B. Prinsip-prinsip Membuka Pelajaran
C. Pelaksanaan
D. Komponen-Komponen
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sesempurna atau seideal apapun kurikulum, tanpa diimbangi
dengan kemampuan guru untuk mengimplementasikannya, maka
kurikulum tersebut belum dikatakan maksimal. Justru keterampilan
dasar menjadi guru sangat diperlukan. Guru tidak dilahirkan, tetapi
dibentuk terlebih dahulu. Untuk performance guru yang baik
diperlukan keterampilan dasar. Keterampilan dasar adalah
keterampilan standar yang harus dimiliki setiap individu yang
berprofesi sebagai guru.
Keterampilan dasar mengajar sangatlah penting bagi seorang guru
yang professional. Disamping menguasai substansi bidang studi yang
dikuasainya keterampilan dasar mengajar juga merupakan
keterampilan penunjang untuk keberhasilan seorang guru dalam proses
belajar mengajar.
Pada dewasa ini banyak para guru yang mengajar dengan pola
tradisional dan mengabaikan keterampilan-keterampilan yang sangat
mendasar tersebut. Salah satunya adalah keterampilan membuka dan
menutup pelajaran. Membuka dan menutup pelajaran merupakan
bagian yang sangat penting didalam proses pembelajaran. Membuka
pelajaran diibaratkan sebagai kepala manusia yang menggambarkan
tidak hanya bentuk wajah, tapi juga suasana hati seseorang.
Membuka pelajaran memberi gambaran nyata tentang pelajaran
yang akan dilaksanakan. Kegiatan ini membantu guru mendapatkan
informasi langsung tentang kesiapan siswa mengikuti pelajaran, sejauh
mana siswa sudah mencapai kompetensi yang sudah ditetapkan hendak
dicapai.
Untuk mencapai hal tersebut maka dibutuhkan keterampilan-
keterampilan dasar seorang guru dalam mengajar.
Sebagai penguasaan keterampilan dasar mengajar, micro teaching
menjadi salah satu persyaratan utama dalam proses pembelajaran.
Menurut Suwarna, (2006 : 66-92) keterampilan dasar yang dipelajari
dalam micro teaching adalah  sebagai berikut:
1. Keterampilan membuka dan menutup pembelajaran
2. Keterampilan menjelaskan
3. Keterampilan bertanya
4. Keterampilan memberikan penguatan
5. Keterampilan menggunakan media
6. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
7. Keterampilan mengelola kelas
8. Keterampilan mengadakan variasi
9. Keterampilan mengajar perorangan dan kelompok kecil
Pada makalah ini, akan diuraikan mengenai Keterampilan
Membuka dan Menutup Pembelajaran yang dapat diimplementasikan
pada proses pembelajaran micro yang harus dikuasai oleh calon guru.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apa pengertian keterampilan membuka dan menutup pelajaran?
2. Apa saja prinsip-prinsip dalam membuka dan menutup pelajaran?
3. Bagaimana pelaksanaan dalam membuka dan menutup pelajaran?
4. Apa saja komponen-komponen yang diperlukan dalam membuka
dan menutup pelajaran?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian keterampilan membuka dan menutup
pelajaran
2. Mengetahui apa saja prinsip-prinsip dalam membuka dan menutup
pelajaran
3. Mengetahui bagaimana pelaksanaan dalam membuka dan menutup
pelajaran
4. Mengetahui apa saja komponen-komponen yang diperlukan dalam
membuka dan menutup pelajaran
D. Manfaat
1. Menambah wawasan dalam pembelajaran mikro
2. Menjadi acuan bagi pembaca agar bisa mengaplikasikan
keterampilan membuka dan menutup pembelajaran dengan benar.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Keterampilan membuka dan menutup pelajaran merupakan
keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai dan dilatihkan bagi
calon guru agar dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif,
efisien dan menarik. Keterampilan membuka pelajaran merupakan
upaya guru dalam memberikan pengantar/pengarahan mengenai materi
yang akan dipelajari siswa sehingga siswa siap mental dan tertarik
mengikutinya. Sedangkan keterampilan menutup pelajaran merupakan
keterampilan  membantu siswa dalam menemukan konsep, prinsip,
dalil, hukum atau prosedur dari inti pokok bahasan yang telah
dipelajari.
Pada dasarnya,  keterampilan membuka dan menutup
pelajaran adalah keterampilan yang berkaitan dengan kegiatan atau
usaha yang dilakukan oleh seorang guru dalam memulai dan
mengakhiri suatu pelajaran. Ambimanyu (2008) secara singkat
mengemukakan bahwa membuka pelajaran adalah kegiatan yang
dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana siap mental dan
menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang akan
dipelajari. Menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru
untuk mengakhiri kegiatan inti pelajaran. Hal senada juga disampaikan
oleh Wardani dan Julaeha (2007) bahwa kegiatan membuka pelajaran
merupakan kegiatan menyiapkan siswa untuk memasuki inti kegiatan
(kegiatan inti) sedangkan menutup pelajaran adalah kegiatan untuk
memantapkan atau menindaklanjuti topik yang akan dibahas.
1. Membuka Pelajaran
Dalam keterampilan membuka pelajaran harus memberikan
pengantar atau pengarahan terhadap materi yang akan diajarkan pada
peserta didik agar siap mental dan tertarik untuk mengikutinya.
Keterampilan membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh
guru untuk mempersiapkan mental dan menimbulkan perhatian peserta
didik. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik terpusat pada hal-hal
yang akan dipelajari. Kegiatan membuka pelajaran semacam itu tidak
saja harus dilakukan guru pada awal jam pelajaran tetapi juga pada
awal setiap penggal kegiatan dari inti pelajaran yang diberikan selama
jam pelajaran itu. Untuk menyiapkan mental peserta didik terhadap
hal-hal yang akan dipelajari, guru dapat melakukan usaha-usaha
dengan memberi acuan dan membuat kaitan antara materi pelajaran
yang telah dikuasai peserta didik dengan bahan baru yang akan
dipelajari.
Peserta didik yang mentalnya siap untuk belajar adalah mereka
yang telah mengetahui tujuan pelajaran, mengetahui masalah-masalah
pokok yang harus diperhatikan, mengetahui langkah-langkah kegiatan
belajar yang akan dilakukan, dan mengetahui batas-batas tugas yang
harus dikerjakan untuk menguasai pelajaran tersebut. Untuk
menimbulkan perhatian dan motivasi peserta didik terhadap hal-hal
yang akan dipelajari, guru dapat melakukan usaha-usaha menimbulkan
rasa ingin tahu, bersikap hangat dan antusias, memvariasikan cara
mengajarnya, menggunakan alat-alat bantu mengajar, memvariasikan
pola interaksi dalam kelas, dan sebagainya. Peserta didik yang
perhatian motivasinya telah timbul nampak asyik dalam melakukan
tugas, semangat dan kualitas responnya tinggi, ada pertanyaan-
pertanyaan yang mereka ajukan, dan cepat mereaksi terhadap saran-
saran guru.
Inti dari kegiatan keterampilan membuka pelajaran terkait dengan
usaha guru dalam menarik perhatian peserta didik memotivasi
memberi acuan tentang tujuan, pokok persoalan yang akan dibahas,
rencana kerja serta pembagian waktu, mengaitkan pelajaran yang telah
dipelajari dengan topik baru, menganggapi situasi baru. Wardani
(1984) mengemukakan bahwa inti keterampilan membuka adalah
menyiapkan mental murid agar mereka siap memasuki persoalan yang
akan dibicarakan, dan membangkitkan minat dan perhatian peserta
didik apa yang akan dibicarakan, dan membangkitkan minat dan
perhatian peserta didik apa yang akan dibicarakan dalam kegiatan
belajar mengajar.
Membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau kegiatan yang
dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk
menciptakan prokondusi bagi peserta didik agar mental maupun
perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha
tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar.
Sedangkan menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan
oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar.
Kegiatan membuka pelajaran adalah kegiatan guru pada awal
pelajaran untuk menciptakan suasana ‘siap mental’ dan menimbulkan
perhatian siswa agar terarah pada hal-hal yang akan dipelajari.
Beberapa cara yang dapat diusahakan guru dalam membuka pelajaran
adalah dengan :
a). Menarik perhatian siswa,
b). Memotivasi siswa,
c). Memberi acuan/struktur pelajaran dengan menunjukkan tujuan
atau kompetensi dasar dan indikator hasil belajar, serta pokok
persoalan yang akan dibahas, rencana kerja, dan pembagian waktu,
d). Mengaitkan antara topik yang sudah dikuasai dengan topik
baru, atau
e). Menanggapi situasi kelas.
Usaha menarik perhatian dan memotivasi peserta didik, guru
dapat menggunakan alat bantu seperti alat peraga/surat kabar/gambar-
gambar,dan kemudian guru dapat menceritakan kejadian aktual atau
guru dapat memberi contoh atau perbandingan yang menarik. Tetapi,
hendaknya diperhatikan semua cara itu harus relevan dengan isi dan
indikator kompetensi hasil belajar yang akan dipelajari peserta didik.
Usaha untuk mengaitkan antara pelajaran baru dengan materi yang
sudah dikuasai peserta didik, guru hendaknya mengadakan apersepsi.
Apersepsi merupakan mata rantai penghubung antara pengetahuan
siap peserta didik yang telah dimiliki oleh peserta didik untuk
digunakan sebagai batu loncatan atau titik pangkal menjelaskan hal-
hal baru atau materi baru yang akan dipelajari peserta didik.
Tujuan umum membuka pelajaran adalah agar proses dan hasil
belajar dapat tercapai secara efektif dan efisien. Efektivitas proses
dapat dikenali dari ketepatan langkah-langkah belajar peserta didik,
sehingga didapatkan efisiensi belajar yang maksimal.
Tujuan khusus membuka pelajaran dapat diperinci sebagai berikut :
a). Timbulnya perhatian dan motivasi siswa untuk menghadapi tugas-
tugas pembelajaran yang akan dikerjakan.
b). Peserta didik mengetahui batas-batas tugas yang akan dikerjakan.
c). Peserta didik mempunyai gambaran yang jelas tentang pendekatan-
pendekatan yang mungkin diambil dalam mempelajari bagian-bagian
dari mata pelajaran.
d). Peserta didik mengetahui hubungan antara pengalaman yang telah
dikuasai dengan hal-hal baru yang akan dipelajari atau yang belum
dikenalnya.
e). Peserta didik dapat menghubungkan fakta-fakta, keterampilan-
keterampilan atau konsep-konsep yang trcantum dalam suatu
peristiwa.
f). Peserta didik dapat mengetahui tingkat keberhasilannya dalam
mempelajari pelajaran itu, sedangkan guru dapat mengetahui tingkat
keberhasilan dalam mengajar (Hasibuan , dkk., 1991: 120)

2. Menutup Pelajaran
Kegiatan menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru
untuk mengakhiri kegiatan inti pelajaran. Usaha menutup pelajaran
tersebut dimaksudkan untuk memberikan gambaran menyeluruh
tentang apa yang telah dipelajari siswa, mengetahui tingkat pencapaian
siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar.
Usaha-usaha yang dapat dilakukan guru antara lain adalah merangkum
kembali atau menyuruh siswa membuat ringkasan dan mengadakan
evaluasi tentang materi pelajaran yang baru diberikan.
Seperti halnya kegiatan membuka pelajaran, kegiatan menutup
pelajaran ini harus dilakukan guru tidak saja pada akhir jam pelajaran
tetapi juga pada akhir setiap penggal kegiatan dari inti pelajaran yang
diberikan selama jam pelajaran itu. Seperti halnya kegiatan membuka
pelajaran, kegiatan menutup pelajaran juga tidak mencakup urut-urutan
kegiatan rutin seperti memberi tugas dirumah, tetapi kegiatan yang ada
kegiatan langsung dengan penyampaian materi pelajaran.
Namun demikian, dalam pembelajaran guru sering tidak
melakukan usaha membuka dan menutup pelajaran tersebut. Setelah
melakukan tugas rutin seperti menenangkan kelas, mengisi daftar
hadir, menyuruh siswa menyiapkan alat-alat pelajaran guru langsung
saja masuk pada kegiatan inti pelajaran. Misalnya guru berkata:
“Anak-anak hari ini bu guru akan mengenalkan tentang bentuk
pangkat, akar,dan logaritma adalah ...” Setelah pelajaran usai guru
tidak melakukan usaha menutup pelajaran. Ia langsung berkata:
“Anak-anak waktunya sudah habis, pelajaran ini kita lanjutkan besok.
Selamat siang anak-anak”. Selain itu, dalam inti pelajaran yang
bermaksud mengajarkan macam-macam bangun ruang dengan sifat-
sifatnya, guru menerangkan terus sampai selesai tanpa ada usaha
merangkum ciri-ciri bangun ruang.
Prosedur mengajar demikian tidak memungkinkan mental siswa
siap untuk menerima pelajaran dan perhatian siswa belum terpusat
pada hal-hal yang akan dipelajari. Sebagai akibatnya adalah siswa akan
merasa bahwa pelajaran yang diterimanya membosankan, tidak
bermakna baginya, sukar dipahami dan mereka akan tidak berusaha
keras untuk memahaminya.
Ada berbagai alasan mengapa guru tidak melakukan kegiatan
membuka dan menutup pelajaran antara lain karena lupa, tidak ada
waktu, atau memang belum mempunyai keterampilan untuk
melaksanakannya. Karena pentingnya fungsi membuka dan menutup
pelajaran ini dalam pembelajaran, maka sangat perlu bagi setiap guru
untuk memperoleh pengalaman serta latihan yang intensif dalam
membuka dan menutup pelajaran.

B. Prinsip-Prinsip Membuka Pelajaran


1. Prinsip Bermakna
Penerapan prinsip bermakna adalah mempunyai nilai tercapainya
tujuan penggunaan keterampilan membuka pelajaran .artinya, cara
guru dalam memilih dan menerapkan komponen keterampilan
membuka pelajaran mempunyainilai yang sangat tepat bagi siswa
dalam mengondisikan kesiapan dan ketertarikan siswa untuk
mengikuti pelajaran.
Oleh karena itu, dalam memilih jenis kegiatan untuk membuka
pelajaran, perlu mempertimbangkan relevansinya dengan tujuan
membuka pelajaran tersebut. Keberhasilan kegiatan membuka
pelajaran ini, dapat ditengarai dengan adanya menskemakan satuan-
satuan bahasa yang akan dipelajari, yaitu munculnya pusat perhatian
anak, terutama mata pelajaran yang akan dipelajari. Untuk
memperoleh kebermaknaan yang dimaksud, guru dapat memilih
kegiatan ataupun keterangan yang ada kaitannya dengan materi
pelajarannya.
2. Kontinu ( Berkesinambungan )
Penggunaan keterampilan membuka pelajaran bersifat kontinu
( berkesinambungan ). Artinya, antara gagasan pembukaan dengan
pokok bahasan tidak terjadi garis pemisah. Oleh karena itu, gagasan
pembukaan dengan pokok bahasan dari segi materi harus ada
relevansinya. Disarankan bahwa gagasan pembuka harus memiliki
tingkat inklusivitas yang lebih tinggi/umum dibandingkan pokok
bahasan itu sendiri. Terutama sekali gagasan pembuka yang berbentuk
bahan pengait.
3. Fleksibel ( Penggunaan secara Luwes )
Fleksibel dalam kaitan ini berarti penggunaan yang tidak kaku,
dalam arti tidak terputus-putus atau lancar. Kelancaran ( Fluency )
dalam susunan gagasan, ide, atau cerita dapat memudahkan peserta
didik dalam mengonsepsi keutuhan konsep pembuka dan dapat pula
dengan mudah mengantisipasi pokok bahasan yang akan dipelajari.
Faktor penting yang dapat menjamin kelancaran dalam
mengungkapkan gagasan pembuka adalah penguasaan dalam
pembuka. Karena itu pengetahuan yang luas yang dimiliki oleh guru
dapat membantu penguasaan penggunaan keterampilan pembuka
pelajaran. Dalam konteks fleksibilitas membuka pelajaran ini,
membuka pelajaran tidak selalu harus dengan mengungkapkan
gagasan, namun bisa dengan bertanya, membawa benda model,
menunjuk siswa untuk menjadi model, memberikan teka-teki dan
sejenisnya yang relefan dengan pokok bahasan.
4. Antusiasme dan Kehangatan dalam Mengkomunikasikan Gagasan
Antusiasme menandai kadar motivasi yang tinggi dari guru dan
hasil ini akan berpengaruh pada motivasi yang tinggi pula pada
peserta didik. Antusiasme dan kehangatan dapat ditunjukkan misalnya
bertanya kabar peserta didik, menanyakan mengapa teman mereka
tidak bisa masuk atau bercerita sedikit yang dapat menyentuh
perasaan atau kegiatan lain yang menujukkan rasa simpati dan empati
dalam rangka menciptakan antusiasme dan kehangatan. Prinsip-
Prinsip Teknis dalam Penggunaan Keterampilan Membuka Pelajaran
adalah sebagai berikut :
a. Singkat, padat dan jelas
b. Keterampilan tidak diulang-ulang atau berbelit-belit
c. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami anak
d. Disertai contoh atau ilustrasi seperlunya
e. Mengikat perhatian anak

C. Pelaksanaan
Kegiatan membuka dan menutup pelajaran dilaksanakan pada
setiap awal dan akhir pelajaran. Artinya sebelum guru menjelaskan
sebuah materi terlebih dahulu guru harus dapat mengkondisikan
mental dan menarik perhatian siswa pada materi yang akan dipelajari.
Contohnya dengan menimbulkan motivasi dan memberi acuan  atau
struktur pelajaran dengan menunjukkan tujuan atau kopetensi
dasarsecara indikator hasil belajar, pokok persoalan yang akan dibahas,
rencana kerja dan pembagian waktu belajar kepada siswa. Demikian
pula sebelum mengakhiri pelajaran, terlebih dahulu guru harus
menutup pelajaran, misalnya dengan memberikan rangkuman atau
mengadakan evalusi.
Pelaksanaan membuka dan menutup pelajaran dilaksanakan juga
pada setiap awal dan akhir penggal kegiatan inti pelajaran. Artinya,
seorang  guru dalam mengwali dan mengakhiri satu penggal inti
pokok-pokok materi pelajaran juga harus melakukan kegiatan
membuka dan menutup pelajaran. Contohnya, membuka pelajaran
dengan mengaitkan antara inti pokok materi yang sudah dikuasai siswa
misalnya materi definisi dan kegunaan transformasi dalam kehidupan
sehari-hari  dengan inti pokok materi  yaitu pemecahan masalah dalam
bentuk soal.dan setiap inti pokok materi yang sudah dipelajari siswa
juga harus dituup dengan sebuah pemantapan atau evaluasi materi
dengan cara mengajukkan sebuah pertanyaan dan memberikan
kesimpulan materi tersebut.

D. Komponen-komponen
1. Dalam membuka pembelajaran
Komponen keterampilan membuka pelajaran meliputi dua
kategori  yaitu: kategori yang berpengaruh pada proses asimilasi dan
akomodasi ide dan kategori yang berpengaruh pada motivasi siswa
dalam belajar.
Komponen-komponen keterampilan membuka pelajaran meliputi :
a). Menarik perhatian siswa /minat siswa
Beberapa cara  yang digunakan oleh guru dalam menarik perhatian
dan minat siswa dalam mengikuti pelajaran sebagai berikut:
- Variasi gaya mengajar guru, misalnya dengan berdiri ditengah-
tengah kemudian berjalan kebelakang atau kesamping dengan
memilih kegiatan yang berbeda dari yang biasa dan intonasi
serta ekspresi dalam mengajar sangat membantu dalam
mengajar.
- Penggunaan alat bantu mengajar  seperti ilustrasi, model,
skema, surat kabar dan sebagainya.
- Variasi dalam pola interaksi misalnya guru dalam pembelajaran
berlangsung sering melakukan tanya jawab antara guru dan
siswa serta guru harus mampu mengumpan siswa agar kreatif
dalam bertanya sehingga tercipta diskusi kecil antara guru dan
siswa.

b). Menimbulkan motivasi


Beberapa cara untuk menimbulkan motivasi siswa antara lain :
- Bersemangat dan antusias artinya guru harus terlihat semangat
dalam mengajar, guru mampu mengkondisikan suatu masalah
dengan profesinya, guru harus terlihat cerah, ramah,
berwibawa serta jelas dalam mengucap intonasi kata dalam
mengajar.
- Menimbulkan rasa ingin tahu misalnya guru dalam
pembelajaran berlangsung guru sering  menceritakan peristiwa
yang aktual yang menimbulkan suatu pertanyaan atau dengan
cara menunjukkan suatu model atau gambar yang dapat
merangsang siswa untuk bertanya.
- Mengemukakan ide yang tampaknya bertentangan misalnya
guru mengajukan masalah sebagai berikut setiap mahasiswa
memiliki sebuah cita-cita tetapi mengapa mahasiswa masih
cenderung malas dalamberusaha?setiap siswa itu memiliki
suatu keinginan untuk bejara tetapi mengapa masih malas
untuk belajar? Dan mengapa kadang siswa yang belajar juga
masih belum tentu bisa dengan apa yabg dipelajari nah...
mengapa itu?
- Memperhatikan dan memanfaatkan hal-hal yang menjadi
perhatian siswa misalanya dalam memulai atau dalam pelajaan
berlangsung guru sering kali membicarakan suatu peristiwa
yang sedang hangat-hangatnya dibicarakan oleh masyarakat ,
baik itu sebuah peristtiwa atau pun mode, sehingga dalam hal
ini guru dituuntut dalam mengikuti suatu perkembangan baik
dari TV, internet, surat kabar,majalah dan sebagainya.
c). Memberi acuan atau struktur
Artinya guru dalam memulai pelajaran hendaknya mengemukakan
secara singkat kompetensi dasar, hal-hal yang diperlukan dalam
pembelajaranya dan cara-cara yang akan ditempuh dalam
pembelajaran materi.
Agar siswa memiliki suatu gambaran yang jelas mengenai apa
yang akan dipelajari. Memberikan acuan atau struktur yang dapat
dilakukan oleh guru antara lain:
- Mengemukakan kompetensi dasar, indikator belajar dan batas-
batas tugas.
- Memberi petunjuk atau saran tentang langkah-langkah
kegiatan.
- Mengajukan pertanyaan pengarahan.
d). Menunjukkan kaitan
Yaitu sebelum memulai proses belajar berlangsung guru terlebih
dahulu menjelaskan sebuah materi dan guru harus mampu
mengkaitkan suatu materi yang dipelajari dengan suatu hal yang di
pelajari dalam kehidupan sehari-hari.
Beberapa cara yang dilakukan guru dalam menunjukkan kaitan
sebagai berikut :
- Mencari batu loncatan artinya guru harus mampu membuat
siswa untuk mengkaitkan antara materi yang dipelajarinya
dengan kehidupan sehari-harinya. Contohnya guru akan
menerangkan tentang peluang dalam perhitungan maka ia
perlu memikirkan kapan dan untuk apa materi peluang
diajarkan serta kapan ilmu itu akan diterapkan oleh siswa.
- Mengusahakan kesinambungan, artinya seorang guru saat
ingin melanjutkan materi selanjutnya guru perlu mengadakan
sebuah peninjauan kembali tentang materi yang sudah di
pelajari untuk membuat kaitan antara materi yang sudah
dipelajari dengan materi yang akan dipelajari.
Contohnya mengetahui kemampuan siswa tentang
penjumlahan sebagai syarat untuk membahas perkalian.
- Membandingkan atau mempertentangkan, yang artinya guru
membandingkan atau mempertentangkan antara pengetahuan
lama dengan pengetahuan baru. Misalnya dalam pelajaran
yang lalu perhitungan peluang yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari dengan perhitungan peluang yang tidak
digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Dalam menutup pembelajaran
Menutup pelajaran, kegiatan yang dilakukan oleh guru adalah
mengakhiri pelajaran atau mengakhiri kegiatan interaksi edukatif.
Usaha menutup pelajaran dimaksudkan untuk memberi gambaran
menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari anak didik serta
mengetahui tingkat pencapaian anak didik dan tingkat keberhasilan
guru dalam proses interaksi edukasi. Usaha guru mengakhiri kegiatan
interaksi edukatif:
- Merangkum/membuat garis-garis besar  persoalan yang baru
dibahas.
- Mengkonsolidasikan perhatian anak didik pada hal-hal pokok
oleh pembelajaran yang bersangkutan.
- Mengorganisasi semua kegiatan atau pelajaran yang telah
dipelajari sehingga merupakan suatu kebutuhan yang berarti
dalam memahami materi yang baru dipelajari.
- Memberi ajakan agar materi yang baru dipelajari jangan
dilupakan serta dipelajari kembali dirumah.
Cara-cara yang digunakan oleh guru dalam menutup pelajaran antara
lain :
a). Review ( Melihat / meninjau kembali )
Guru meninjau kembali, apakah inti pelajaran yang telah
diajarkan itu telah dikuasai oleh siswa atau belum. Adapun cara
meninjau kembali adalah:
- Merangkum inti pelajaran, meninjau kembali pelajaran yang
telah diberikan dapat dilaksanakan dengan merangkum inti
pokok pelajaran. Guru dapat meminta siswa membuat
rangkuman baik secara lisan ataupun tertulis. Rangkuman ini
dapat dilakukan secara individu atau kelompok, dapat
dilakukan oleh guru, guru bersama siswa atau guru menyuruh
siswa (disempurnakan oleh guru).
- Membuat ringkasan, dengan membuat rinkasan, siswa dapat
memantapkan penguasaan inti dari pokok-pokok materi
pelajaran yang telah dipelajari. Disamping itu, dengan
ringkasan, siswa yang tidak memiliki buku sumber telah
memiliki bahan untuk dipelajari kembali. Ringkasan dapat
dibuat oleh guru, guru bersama siswa secara kelompok atau
siswa sendiri secara individual. Pokok-pokok pelajaran
sebaiknya ditulis dipapan tulis secara skematis atau dengan
kata-kata kunci supaya ada dukungan visual. Jika ternyata
rangkuman yang dibuat itu salah atau kurang lengkap, guru
dapat melengkapi atau membetulkan.
b). Mengevaluasi
Untuk mengetahui apakah siswa memperoleh wawasan yang
utuh tentang sesuatu yang sudah diajarkan, guru melakukan
penilaian/evaluasi. Bentuk-bentuk evaluasi itu adalah sebagai
berikut :
-  Mendemonstrasikan keterampilan,
- Mengaplikasikan ide baru pada situasi lain,
- Mengekspresikan pendapat siswa sendiri,
-  Soal-soal tertulis atau lisan.
Evaluasi dapat dilakukan dengan :
- Meminta anak didik mendemonstrasikan keterampilan yang
baru saja dipelajari,
- Meminta anak didik mengaplikasikan konsep atau ide yang
baru pada situasi yang berbeda,
- Meminta anak didik mengekspresikan pendapat sendiri,
- Meminta anak didik mengerjakan soal tertulis, baik objektif
maupun subjektif,
- Unsur manusiawi dalam interaksi guru-siswa adalah saling
menghargai dengan memberikan dorongan psikologis atau
social yang dapat menunjang tercapainya tujuan pengajaran. Hal
ini dapat dilakukan guru dalam setiap akhir pelajaran dengan
kata-kata pujian.
- Memberikan dorongan psikologis atau social dapat dilakukan
dengan cara, memuji hasil yang dicapai oleh peserta didik
dengan memberikan pujian maupun hadiah, mendorong untuk
lebih semangat belajar mencapai kompetensi yang lebih
tinggi dengan menunjukkan pentingnya materi yang dipelajari,
memberikan harapan-harapan positif terhadap kegiatan belajar
yang baru saja dilaksanakan, meyakinkan akan potensi dan
kemampuan peserta didik terhadap keberhasilan pencapaian
kompetensi belajar dalam menumbuhkan rasa percaya diri.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan yang telah di jelaskan diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa keterampilan membuka dan menutup pelajaran
merupakan salah satu hal yang penting bagi seorang guru dalam
melakukan proses pembelajaran. Membuka pelajaran merupakan awal
dilaksanakannya proses pembelajaran, jika hal ini dilakukan dengan
baik dan benar akan membawa dampak yang positif terhadap
keberhasilan proses kegiatan berikutnya.
Untuk mengetahui apakah proses tersebut dilakukan dengan baik
dan benar, maka ada salah satu keterampilan yang harus dilakukan
oleh guru, yaitu keterampilan menutup pelajaran. Semoga dengan kita
mampu menguasai 9 keterampilan dasar tersebut dapat menjadikan
dan memotivasi diri kita sebagai guru yang professional sehingga
mampu menghantarkan murid-murid yang diajarkan dapat menuju
pendidikan yang paripurna.

B. Saran
Sebagai seorang guru dalam melaksanakan proses pembelajaran
harus mempunyai keterampilan membuka dan menutup pembelajaran.
Oleh karena itu, sebaiknya guru harus terus berlatih agar lebih
terampil, kreatif dan mempunyai ide-ide bagaimana cara untuk
mengajarkan siswanya agar mereka tidak bosan.
DAFTAR PUSTAKA

Asril, Zainal. 2010. Micro Teaching Disertai dengan Pedoman Pengalaman


Lapangan .Jakarta : Rajawali Pers.

Abimanyu, Soli. Dkk. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jendral


Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Marno,dkk. 2008 . Strategi dan Metode Pengajaran .Malang : Arruzmedia

Suwarna. 2006. Pengajaran Mikro. Yogyakarta : Tiara Wancana

Wardani, I. G. K. Dan Jualaeha, Siti, Ngadi Marsinah . 2007. Pemantapan


Kemampuan Profesional (Panduan). Jakarta. Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai