DUSUSUN OLEH :
REGULER 1, TINGKAT 2
KASUS
Ny. A berusia 51 th mempunyai seorang anak berusia 20 th yang telah didiagnosa oleh rumah
sakit bahwa anaknya dinyatakan positif HIV yang didapatkan nya dari pemakaian gunting kuku
teman nya yang tidak mau jujur bahwa dia sudah terkena HIV sejak lama.
Sejak kejadian tersebut ny. A terlihat sering berbicara sendiri, gelisah, dan selalu mengatakan
“seandainya anak saya tidak bergaul dan berteman dengan teman nya yang sudah terkena HIV
pasti dia tidak akan terkena penyakit HIV itu juga. Ny. A juga terlihat sering berandai andai atau
tawar menawar tentang penyakit yang diderita anaknya tersebut. Selain itu ny. A juga tidak mau
berinteraksi dengan orang lain dan merasa sangat takut dikucilkan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berduka disfungsional
TUJUAN
Setelah dilakukan komunikasi pada keluarga diharapkan keluarga bisa menerima kenyataan dan
bisa berhubungan baik lagi kepada pasien yang terkena penyakit HIV.
RENCANA TINDAKAN
Rencana tindakan yang akan saya lakukan adalah memberinya saran, dengan cara
- Memilih jalan fikiran negative (tidak menerima kenyataan, tidak mau
berinteraksi dengan orang lain, dan merasa takut dikucilkan)
- Memilih jalan positif ( bisa menerima kenyataan, mau berinteraksi dengan orang lain lagi dan
tidak lagi merasa dikucilkan).
STRATEGI PELAKSANAAN
(KOMUNIKASI)
TAHAP ORIENTASI
Perawat : Assamualaikum, selamat pagi ibu, saya syari, ibu bisa memanggil saya
perawat syari.
Perawat :baik la bu deva, saya perawat yang bertugas pada pagi ini ya bu,
bagaimana keaadan ibu sekarang bu
Perawat : baik ibu kalau seperti itu berbincang bincang disini sebentar tentang
keadaan ibu ya, kira kira membutuhkan waktu sekitar 20 menit , apakah ibu siap
TAHAP KERJA
Perawat : baiklah ibu bisa jelaskan kepada saya bagaimana perasaan ibu saat ini?
Keluarga Pasien : Saya sangat sulit menerima kenyataan ini sus, seandainya saja anak saya
tidak berteman dengan teman nya itu dan seandainya saya lebih memperhatikan pergaulan anak
saya pasti anak saya tidak akan didiagnosa memiliki penyakit HIV sus
Perawat : Saya mengerti ibu sangat sulit menerima kenyataan ini, tapi kondisi anak
ibu yang sebenarnya memang sudah didiagnosa penyakit HIV bu, ibu harus iklas dan sabar
menerima kenyataan ini bu karena semua ini pasti ada hikmah nya bu
Keluarga Pasien : Tapi bagaimana sus saya sungguh masih belum bisa menerima keadaan
anak saya tersebut dan saya takut nanti orang sekitar saya tahu bahwa anak saya memiliki
penyakit hiv sus, saya tidak mau kejadian itu terjadi sus
Perawat : saya mengerti bu, tapi bagaimana pun juga ini sudah terjadi bu jadi mau
tidak mau ibu harus menerima kenyataan. Ibu harus yakin bahwa walaupun anak ibu sudah
terkena HIV, Allah akan tetap menemani ibu. Ibu dan anak ibu harus kuat dan sabar dalam
menjalaninya. Harus tetap semangat dalam menjalani ibadah.
Keluarga Pasien : tapi saya sungguh cemas bagaimana dengan keadaan saya dan anak saya
nanti tentang penyakit yg diderita nya ini, apakah anak saya akan bisa hidup seperti orang lain
lagi sus, apakah kami akan bisa bersama sama dengan orang lain lagi sus
Perawat : ibu tidak perlu khawatir bu penyakit ini bukan akhir dari segalanya ibu,
penyakit ini bisa dikontrol dengan rutin meminum obat setiap hari nya bu, dan ibu serta anak ibu
juga masih bisa berkumpul bersama sama teman teman nya bu, karena penyakit ini tidak menular
melalui udara dan sentuahan , melainkan penyakit ini bisa tertular Karena suatu cairan, darah,
dan pemakaian jarum suntik bersama bu
Perawat : baik bu memang rasa cemas yang ibu alami masih wajar terjadi bu,
baikbu disini saya akan mengajarkan ibu teknik nafas dalam untuk membantu ibu mengurangi
sedikit rasa cemas yang ibu rasakan ya bu agar merasa sedikit lebih tenang
Perawat : sekarang ibu lakukan teknik relaksasi yang saya lakukan ya bu. Coba
sekarang tarik nafas yang dalam, tahan sebentar, kemudian hembuskan secara perlahan.
Perawat : ya bagus sekali bu seperti itu, jadi setiap ibu merasa cemas ibu bisa
melakukan teknik tersebut ya bu
Keluarga pasien : kalau menurut saya sus, saya akan memilih pilihan kedua saya akan
belajar menerima kenyataan bahwa anak saya telah posistif hiv dan saya akan selalu mendukung
nya untuk melakukan pengobatan nya sus dan saya akan selalu menemani nya sus dalam keadaan
yang seperti ini sus
TAHAP TERMINASI
Perawat : kalau begitu, coba ibu jelaskan lagi, hal hal yang ibu dapatkan dari
sharing kita hari ini bu dan coba ulangi teknik relaksasi tadi bu
Keluarga pasien : jadi saya harus bisa menerima kenyataan bahwa anak saya benar
menderita penyakit hiv, dan saya harus mendukung nya dalam menjalani pengobatan nya agar
dia lebih semangat lagi dan tidak putus asa sus ( ibu melakukan teknik nafas dalam)
Perawat : ya bagus sekali ibu, dan ibu bisa melakukan teknik relaksasi itu setiap
ibu merasa cemas ya bu, dan saya permisi dulu ya bu, assalamualaikum