PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Adapun sifat fisika yang dimaksud ialah: (1) tidak larut dalam air,
tetapi larut dalam satu atau lebih dari satu pelarut organic misalnya eter,
asseton, kloroform, benzena, yang juga disebut “pelarut lemak”; (2) ada
hubungan dengan asam-asam lemak atau esternya; (3) mempunyai
kemungkinan digunakan oleh makhluk hidup. Kesepakatan ini telah
disetujui oleh Kongres Internasional Kimia Murni dan Terapan
(International Congress of Pure and Applied Chemistry). Jadi berdasarkan
pada sifat fisika tadi, lipid dapat diperoleh dari hewan atau tumbuhan
dengan cara ekstraksi menggunakan alcohol panas, eter atau pelarut lemak
yang lain. Macam senyawa-senyawa serta kuintitasnya yang diperoleh
melalui ekstraksi itu sangat tergantung pada bahan alam sumber lipid yang
digunakan. Jaringan bawah kulit di sekitar perut, jaringan lemak sekitar
ginjal mengandung banyak lipid terutama lemak kira-kira sebesar 90%,
dalam jarinagn otak atau dalm telur terdapat lipid kira-kira sebesar 7,5%
sampai 30%.
2. Rumusan Masalah
Bagaimana proses metabolisme lipid dalam tubuh?
3. Tujuan
Mengetahui proses metabolisme lipid dalam tubuh.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi lipid
Pada tahap awal reaksi terjadi pelepasan hirogen dari asam lemak tidak
jenuh secara homolitik sehinggan terbentuk radikal alkil yang terjadi karena
adanya inisiator (panas, oksigen aktif, logam atau cahaya). Pada keadaan normal
radikal alkil cepat bereaksi dengan oksigen membentuk radikal peroksi dimana
radikal peroksi ini bereaksi lebih lanjut dengan asam lemak tiak jenuh membentuk
hidroproksida dengan radikal alkil, kemuian radikal alkil yang terbentuk ini
bereaksi dengan oksigen. Dengan demikian reaksi otoksidasi adalah reaksi
berantai radikal bebas.
ISI
1. METABOLISME LEMAK
Lipid yang kita peroleh sebagai sumber energi utamanya adalah dari lipid
netral, yaitu trigliserid (ester antara gliserol dengan 3 asam lemak). Secara
ringkas, hasil dari pencernaan lipid adalah asam lemak dan gliserol, selain itu ada
juga yang masih berupa monogliserid. Karena larut dalam air, gliserol masuk
sirkulasi portal (vena porta) menuju hati. Asam-asam lemak rantai pendek juga
dapat melalui jalur ini.
Struktur miselus. Bagian polar berada di sisi luar, sedangkan bagian non
polar berada di sisi dalam
Sebagian besar asam lemak dan monogliserida karena tidak larut dalam air,
maka diangkut oleh miselus (dalam bentuk besar disebut emulsi) dan dilepaskan
ke dalam sel epitel usus (enterosit). Di dalam sel ini asam lemak dan
monogliserida segera dibentuk menjadi trigliserida (lipid) dan berkumpul
berbentuk gelembung yang disebut kilomikron. Selanjutnya kilomikron
ditransportasikan melalui pembuluh limfe dan bermuara pada vena kava, sehingga
bersatu dengan sirkulasi darah. Kilomikron ini kemudian ditransportasikan
menuju hati dan jaringan adiposa.
Struktur kilomikron. Perhatikan fungsi kilomikron sebagai pengangkut
trigliserida
Secara ringkas, hasil akhir dari pemecahan lipid dari makanan adalah asam
lemak dan gliserol. Jika sumber energi dari karbohidrat telah mencukupi, maka
asam lemak mengalami esterifikasi yaitu membentuk ester dengan gliserol
menjadi trigliserida sebagai cadangan energi jangka panjang. Jika sewaktu-waktu
tak tersedia sumber energi dari karbohidrat barulah asam lemak dioksidasi, baik
asam lemak dari diet maupun jika harus memecah cadangan trigliserida jaringan.
Proses pemecahan trigliserida ini dinamakan lipolisis.
Beberapa lipid non gliserida disintesis dari asetil KoA. Asetil KoA
mengalami kolesterogenesis menjadi kolesterol. Selanjutnya kolesterol mengalami
steroidogenesis membentuk steroid. Asetil KoA sebagai hasil oksidasi asam
lemak juga berpotensi menghasilkan badan-badan keton (aseto asetat, hidroksi
butirat dan aseton). Proses ini dinamakan ketogenesis. Badan-badan keton dapat
menyebabkan gangguan keseimbangan asam-basa yang dinamakan asidosis
metabolik. Keadaan ini dapat menyebabkan kematian.
Diet Trigliserida
Asam lemak
Steroidogenesis
Gliserol
Lipid Lipogenesis Oksidasi beta
Kolesterogenesis
Karbohidrat Kolesterol
Protein
Asetil-KoA + ATP
Aseto asetat
Ketogenesis
Siklus asam sitrat
ATP H2O
CO2
a. β oksidasi
Hidrolisis lemak menghasilkan asam lemak dan gliserol. Asam
lemak akan mengalami beta-oksidasi menjadi asetil Co-
A. Selanjutnya, asetil Co-A akan memasuki daur atau siklus Krebs.
Sementara itu, gliserol akan diubah menjadi
senyawa fosfogliseraldehid (G3P) agar dapat memasuki reaksi
glikolisis. Dibandingkan dengan karbohidrat dan protein, lemak
lebih banyak menghasilkan energi ketika dioksidasi. Suatu
contoh: satu molekul asam lemak dengan atom 6C (asam
heksanoat) yang dioksidasi secara sempurna dapat menghasilkan 44
ATP. Sementara itu, glukosa yang juga mempunyai 6 atom C
hanya menghasilkan 36 ATP. Mengapa demikian? Asam lemak akan
memasuki siklus Krebs setelah diubah menjadi asetil Co-A melalui
reaksi beta-oksidasi. Asam lemak dengan jumlah atom C = 2n, akan
menghasilkan sejumlah n asetil Co-A. Dengan demikian, asam
heksanoat (6C) menghasilkan 3 molekul asetil Co-A. Mula-mula,
asam heksanoat yang telah teraktivasi (memerlukan 2 ATP) menjadi
asil Co-A akan memasuki mitokondria. Asil Co-A dalam
mitokondria mengalami beta-oksidasi. Pada reaksi ini asil Co-A yang
berasal dari asam heksanoat (C = 6) mengalami dua kali siklus
dan menghasilkan 3 asetil Co-A (C = 2). Siklus pertama
menghasilkan 1 molekul asetil Co-A, 1 FADH, 1 NADH, dan butiril
Co-A (4 atom C). Pada siklus 2 butiril Co-A dioksidasi menjadi 2
molekul asetil Co-A dengan menghasilkan 1 FADH2 dan 1 NADH
Adapun jumlah ATP yang dihasilkan pada beta-oksidasi dapat
dihitung sebagai berikut.
c. Dehidrogenasi
Reaksi :
4. Faktor-faktor oksidasi:
a. DARI DALAM
1) Sifat asam lemak, tipe asam lemak, derajat ketidakjenuhan
asam lemak dan proporsi fosfolipida pada ikan.
2) Penyebaran lemak pada tubuh ikan.
3) Keberadaan senyawa kimia ttt dalam tubuh ikan yang
bersifat aktivator atau inhibitor dan senyawa tsb berkontak
dengan asam lemak
b. DARI LUAR
Dikatalis oleh :
1) Cahaya
2) Kenaikan suhu
3) Adanya oksigen
4) Kelembaban
5) Logam Fe, Cu, Mn
2. SIKLUS KREBS
Proses perubahan asetil ko-A → H + CO2
Proses ini terjadi didalam mitokondria
Pengambilan asetil co-A di sitoplasma dilakukan oleh: oxalo asetat →
proses pengambilan ini terus berlangsung sampai asetil co-A di
sitoplasma habis
Oksaloasetat berasal dari asam piruvat
Jika asupan nutrisi kekurangan KH → kurang as. Piruvat → kurang
oxaloasetat
3. FOSFORILASI OKSIDATIF
PENUTUP
1. Kesimpulan
A) Metabolisme asam lemak ada 3 fase:
1. β oksidasi
Aktivasi asam lemak
Transport ke dalam mitokondria
Oksidasi menjadi asetil ko-A (β oksidasi)
Terdiri dari 4 proses utama:
1. Dehidrogenasi
2. Hidratasi
3. Dehidrogenasi
4. Thiolisis
2. Siklus Krebs
3. Fosforilasi Oksidatif
B) Perolehan ATP pada oksidasi asam lemak
Reaksi :
http://signaterdadie.wordpress.com/2010/07/20/lemak-lipid-dan-metabolismenya/.
(Diakses pada 26 November 2015, pukul 20.40 WIB)
http://www.slideshare.net/lishyasweet/presentation1-22789484.
http://fungsiumum.blogspot.com/2013/06/mamfaat-oksidasi-lipid.html.