Anda di halaman 1dari 1

LO 2 Diagnosis sesui kasus pada skenario

Pada gigi 46, diagnosis kasus yang tepat adalah Pulpitis Irreversible. Pada saat
dilakukan pemeriksaan Intra oral ditemukan bahwa tes vitalitas (+), tes perkusi (+),
tes tekanan (-). Pulpitis Irreversible adalah kondisi peradangan pada pulpa, secara
umum Pulpitis irreversible dibagi menjadi Pulpitis Irreversible asymptomatic dan
Pulpitis Irreversible Symptomatic. Namun, yang terjadi pada kasus gigi 46 adalah
Pulpitis Asymptomatic, karena adanya gejala nyeri saat diberikan stimulus. Rasa nyeri
pada penderita pulpitis irreversibel biasanya akibat perubahan suhu terutama suhu
dingin. Dapat pula terjadi nyeri akibat bahan makan terutama manis dan asam. Rasa
nyeri yang dirasakan akan terjadi secara spontan, kemudian berlanjut beberapa menit
hingga beberapa jam, dan terus akan berlanjut meskipun penyebab nyeri telah
dihilangkan. Rasa nyeri yang dirasakan pasien yaitu nyeri yang tajam, menusuk,
terlokalisir, menyebar dan umumnya berat. Rasa nyeri terjadi intermitten tergantung
derajat keterlibatan pulpa. Pasien akan mengalami nyeri di gigi sebelahnya, di pelipis,
sinus jika yang terkena bagian posterior RA, di telinga jika yang terkena bagian
posterior RB. Rasa nyeri akan sering terjadi pada saat malam hari. Untuk melihat
apakah ada keterlibatan jaringan periodontal lain bisa dilakukan foto radiografi
(Grossman, 2014)

Pada gigi 75, diagnosisnya adalah abses periapikal. Pada pemeriksaan klinis
Intra oral terdapat fistula pada bagian bukal gigi. Abses periapikal adalah kumpulan pus
yang terletak pada kantung dalam jaringan yang disebabkan karena suatu infeksi oleh bakteri,
parasit, atau benda asing lain. Abses merupakan reaksi pertahanan tubuh yang bertujuan
untuk mencegah agen-agen infeksi menyebar ke bagian tubuh lainnya. Abses periapikal
umumnya berasal dari nekrosis jaringan pulpa. Sedangkan fistula sendiri adalah suatu saluran
abnormal diantara dua organ atau antara satu organ dengan permukaan luar sebagai drainase
karena abses di periapikal akan mencari jalan keluar menuju ke permukaan gingiva sehingga
membentuk sebuah saluran. Fistula biasanya mencegah eksaserbasi atau pembengkakan
dengan mengadakan drainase lesi periradikuler yang terus menerus. Dapat dilakukan
pengambilan foto radiografi pada gigi yang terdapat fistula untuk mengetahui asal fistula
darimana.(Rakhma&Untara, 2011)

Daftar pustaka

Grossman, Louis I. 2014. Grossman’s Endodontic Practice 13th Edition. India: Wolters
Kluwer Health

Rakhma, T & Untara, R. 2011. Perawatan Saluran Akar Satu Kunjungan Pada Gigi Molar
Pertama Kanan Mandibula Nekrosis Pulpa dengan Abses Periapikal dan Fistula. FKG
Universitas Gadjah Mada; Majalah Kedokteran Gigi Vol 18(1): 117-121

Anda mungkin juga menyukai