Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

FARINGITIS

KELAS III C NERS

KELOMPOK I:

ALFRYANA TOWESU (2017 01 054)


DEVI FANESA PAKAYA (2018 01 099)

NUR FADILLAH M. DIRAN (2018 01 121)

RAHMA (2018 01 126)

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIDYA NUSANTARA PALU
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Kami panjatkan atas
terselesaikannya Laporan Pendahuluan ini dengan judul “Faringitis” sebagai hasil
penugasan mata kuliah “KMB III” oleh dosen kepada Kami.
Dengan terselesaikannya laporan ini kami berharap semoga laporan ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.
Laporan ini tidaklah luput dari kekurangan, oleh karena itu kami memohon
maaf atas segala kekurangan tersebut dan kami harapkan saran dan kritik untuk
perbaikan laporan ini.
Demikian dari kami, atas perhatian kritik dan saran kami ucapkan terima
kasih.

Palu, 9 November 2020

Kelompok I

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................1
C. Tujuan................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Teori Faringitis.....................................................................3
B. Konsep Asuhan Keperawatan Faringitis............................................7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................16
B. Saran..................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Faringitis kadang juga disebut sebagai radang tenggorok. Faringitis-Viral
(Faringitis karena Virus) adalah peradangan pharynx (bagian tenggorokan
antara amandel dan pangkal tenggorokan) yang disebabkan oleh virus. Selain
virus, bakteri juga dapat menyebabkan perdadangan. Namun yang paling
umum penyebab peradangan adalah virus. Ketika di tenggorokan tidak
ditemukan bakteri penyebab gejala, kemungkinan besar faringitis disebabkan
virus. Peradangan ini mengkibatkan sakit tenggorokan. Faringitis dapat terjadi
sebagai bagian dari infeksi virus yang juga melibatkan sistem organ lain,
seperti paru-paru atau usus.
Faringitis terjadi pada semua umur dan tidak dipengaruhi jenis kelamin,
tetapi frekuensi yang paling tinggi terjadi pada anak-anak. Faringitis akut
jarang ditemukan pada usia di bawah 1 tahun. Insidensinya meningkat dan
mencapai puncaknya pada usia 4-7 tahun, tetapi tetap berlanjut sepanjang
akhir masa anak-anak dan kehidupan dewasa. Kematian yang diakibatkan
faringitis jarang terjadi, tetapi dapat terjadi sebagai hasil dari komplikasi
penyakit ini.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep teori faringitis?
2. Bagaimana asuhan keperawatan faringitis?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Diharapkan dengan adanya makalah ini bisa menambah pengetahuan
kita terhadap faringitis ini khususnya bagi kita yang terjun langsung
sebagai tenaga kesehatan sehingga menjadi bidan profesional pun bisa kita
capai dengan bertambahnya lagi pengetahuan tentang faringitis ini.

1
2. Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa mampu :

a. Melakukan pengkajian data


b. Mengidentifikasi masalah dan diagnose
c. Melakukan antisipasi masalah potensial
d. Mengidentifikasi kebutuhan segera
e. Merumuskan suatu tindakan secara komprehensif
f. Melakukan intervensi sesuai rencana
g. Mengevaluasi pelaksanaan asuhan kebidanan dan mendokumentasikan
setiap tahap asuhan kebidanan yang diberikan demi kesinambungan
pelayanan dalam bentuk laporan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Medik
1. Definisi
Faringitis adalah suatu peradangan pada tenggorokan (faring).
Faringitis (dalam bahasa Latin; pharyngitis), adalah suatu penyakit
peradangan yang menyerang tenggorok atau faring. Kadang juga disebut
sebagai radang tenggorokan.
Radang tenggorokan berarti dinding tenggorokan menebal atau
bengkak, berwarna lebih merah, ada bintik-bintik putih dan terasa sakit
bila menelan makanan.

2. Klasifikasi
Secara umum faringitis dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
a. Faringitis Akut
Faringitis virus atau bakterialis akut adalah penyakit yang sangat
penting. Beberapa usaha dilakukan pada klasifikasi peradangan akut
yang mengenai dinding faring. Yang paling logis untuk
mengelompokkan sejumlah infeksi-infeksi ini dibawah judul yang
relatif sederhana “Faringitis Akut”. Disini termasuk faringitis akut
yang terjadi pada pilek biasa sebagai akibat penyakit infeksi akut
seperti eksantema atau influenza dan dari berbagai penyebab yang
tidak biasa seperti manifestasi herpesdan sariawan.
b. Faringitis Kronis
1) Faringitis Kronis Hiperflasi
Pada faringitis kronis hiperflasi terjadi perubahan mukosa
dinding posterior. Tampak mukosa menebal serta hipertofi kelenjar
limfe di bawahnya dan di belakang arkus faring posterior (lateral
band). Dengan demikian tampak mukosa dinding posterior tidak
rata yang disebut granuler.

3
2) Faringitis Kronis Atrofi (Faringitis sika)
Faring kronis atrofi sering timbul bersama dengan rinitis
atrofi.Pada rinitis atrofi udara pernapasan tidak diatur suhu serta
kelembapannya sehingga menimbulkan rangsangan serta infeksi
faring.

3) Faringitis Spesifik
Faringitis Luetika
a) Stadium Primer. Kelainan pada stadium ini terdapat pada
lidah, palatum mole, tonsil, dan dinding faring
posterior.Kelainan ini berbentuk bercak keputihan di tempat
tersebut.
b) Stadium Sekunder. Stadium ini jarang ditemukan.Pada
stadium ini terdapat pada dinding faring yang menjalar ke arah
laring.
c) Stadium Tersier. Pada stadium ini terdapat guma.Tonsil dan
pallatum merupakan tempat predileksi untuk tumbuhnya
guma.Jarang ditemukan guma di dinding faring posterior.

Faringitis Tuberkulosa
Kuman tahan asam dapat menyerang mukosa palatum mole,
tonsil, palatum durum, dasar lidah dan epiglotis. Biasanya infeksi
di daerah faring merupakan proses sekunder dari tuberkulosis
paru, kecuali bila terjadi infeksi kuman tahan asam jenis bovinum,
dapat timbul tuberkulosis faring primer.

3. Gejala
a. Demam
b. Pembesaran kelenjar getah bening di leher
c. Peningkatan jumlah sel darah putih.
d. Rasa pedih atau gatal dan kering.
e. Batuk dan bersin.

4
f. Suara serak atau parau.
g. Hidung meler dan adanya cairan di belakang hidung.

4. Etiologi
Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri. Kebanyakan
disebabkan oleh virus, termasuk virus penyebab common cold, flu,
adenovirus, mononukleosis atau HIV. Bakteri yang menyebabkan
faringitis adalah streptokokus grup A, korinebakterium,
arkanobakterium, Neisseria gonorrhoeae atau Chlamydia pneumoniae.
Virus, 80 % sakit tenggorokan disebabkan oleh virus, dapat
menyebabkan demam .Virus coxsackie (hand, foot, and mouth
disease).
Alergi dapat menyebabkan iritasi tenggorokan ringan yang bersifat
kronis (menetap).Bakteri streptokokus, dipastikan dengan Kultur
tenggorok. Tes ini umumnya dilakukan di laboratorium menggunakan
hasil usap tenggorok pasien. Dapat ditemukan gejala klasik dari kuman
streptokokus seperti nyeri hebat saat menelan, terlihat bintik-bintik
putih, muntah – muntah, bernanah pada kelenjar amandelnya, disertai
pembesaran kelenjar amandel.

5. Patofisiologi

VIRUS
FARINGITIS Inflamasi

Demam Nyeri Edema mukosa Mukosa kemerahan


Batuk

Penguapan Kesulitan menelan Sputum

Pembersihan jalan nafas


tidak efektif
5
Resti defisit volume cairan Gangguan nutrisi

Droplet Resti penularan

Kurangnya pengetahuan

6. Penatalaksanaan
a. Antibiotik golongan penicilin atau sulfanomida
Faringitis streptokokus paling baik diobati peroral dengan penisilin
(125-250 mg penisilin V tiga kali sehari selama 10 hari) Bila alergi
penisilin dapat diberikan eritromisin (125 mg/6 jam untuk usia 0-2
tahun dan 250 mg/6 jam untuk usia 2-8 tahun) atau klindamisin.
b. Tirah Baring
c. Pemberian cairan yang adekuat
d. Diet ringan
e. Obat kumur hangat.
Berkumur dengan 3 gelas air hangat. Gelas pertama berupa air
hangat sehingga penderita dapat menahan cairan dngan rasa enak.
Gelas kedua dan ketiga dapae diberikan air yang lebihhangat.Anjurkan
setiap 2 jam. Obatnya yaitu: Cairan saline isotonik (½  sendok teh
garam dalam 8 oncesair hangat). Bubuk sodium perbonat (1 sendok teh
bubuk dalam 8 ounces air hangat). Hal ini terutama berguna pada
infeksi vincent atau penyakit mulut. (1 ounce = 28 g)
f. Pendidikan Kesehatan.
Instruksikan pasien menghindari kontak dengan orang lain sampai
demam hilang. Hindari penggunaan alkohol, asap rokok, tembakau dan
polutan lain. Anjurkan pasien banyak minum. Berkumur dengan
larutan normal salin dan pelega tenggorokan bila perlu.

7. Pemeriksaan Penunjang

6
a. Pada pemeriksaan dengan mempergunakan spatel lidah, tampak tonsil
membengkak, hiperemis, terdapat detritus, berupa bercak (folikel,
lakuna, bahkan membran). Kelenjar submandibula membengkak dan
nyeri tekan, terutama pada anak.
b. Pemeriksaan Biopsi. Contoh jaringan untuk pemeriksaan dapat
diperoleh dari saluran pernapasan (sekitar faring) dengan
menggunakan teknik endoskopi. Jaringan tersebut akan diperiksa
dengan mikroskop untuk mengetahui adanya peradangan akibat bakteri
atau virus.
c. Pemeriksaan Sputum. Pemeriksaan sputum makroskopik, mikroskopik
atau bakteriologik penting dalam diagnosis etiologi penyakit.Warna
bau dan adanya darah merupakan petunjuk yang berharga.
d. Pemeriksaan Laboratorium
1) Sel darah putih (SDP), Peningkatan komponen sel darah putih
dapat menunjukkan adanya infeksi atau inflamasi.
2) Analisa Gas Darah, Untuk menilai fungsi pernapasan secara
adekuat, perlu juga mempelajari hal-hal diluar paru seperti
distribusi gas yang diangkut oleh sistem sirkulasi.

B. Konsep Asuhan Keperawatan.


1. Pengkajian
a. Data Dasar
1) Identitas Pasien (nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan,
agama, suku bangsa, pendidikan, bahasa yang digunakan,
pekerjaan, alamat, diagnosa medis, sumber biaya, dan sumber
informasi).
2) Identitas Penanggung ((nama, jenis kelamin, umur, status
perkawinan, agama, suku bangsa, pendidikan, bahasa yang
digunakan, pekerjaan, alamat, dan hubungan dengan pasien)

b. Riwayat Keperawatan, meliputi :


1) Riwayat Kesehatan Sekarang

7
Mengkaji data subjektif yaitu data yang didapatkan dari klien,
meliputi:
- Alasan masuk rumah sakit : Pasien mengatakan terasa nyeri di
leher dan mengatakan sakit saat menelan.
- Keluhan utama: Pasien mengatakan nyeri dan merasa tidak
nyaman pada daerah leher, Pasien mengatakan mual dan
muntah. Pasien mengatakan sakit saat menelan
Kronologis keluhan: Pasien mengeluh nyeri di leher

2) Riwayat Kesehatan Masa Lalu


Mengkaji apakah sebelumnya pasien pernah mengalami sakit
yang sama atau yang berhubungan dengan penyakit yang saat ini
diderita. Misalnya, sebelumnya pasien mengatakan pernah
mengalami infeksi pada saluran tenggorokan dan pernah menjalani
perawatan di RS

3) Riwayat Kesehatan Keluarga


Mengkaji apakah dalam keluarga pasien ada/tidak yang
mengalami penyakit yang sama.

4) Riwayat Psikososial dan Spiritual


Mengkaji orang terdekat dengan pasien, interaksi dalam
keluarga, dampak penyakit pasien terhadap keluarga, masalah yang
mempengaruhi pasien, mekanisme koping terhadap stres, persepsi
pasien terhadap penyakitnya, tugas perkembangan menurut usia
saat ini, dan sistem nilai kepercayaan.

5) Data Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
Dikaji 14 kebutuhan dasar manusia menurut Virginia Handerson,
seperti :
- Bernafas

8
Dikaji apakah pasien mengalami gangguan pernafasan, sesak,
atau batuk, serta ukur respirasi rate.
- Makan
Dikaji apakah klien menghabiskan porsi makan yang telah
disediakan RS, apakah pasien mengalami mual atau muntah
ataupun kedua-duanya.
- Minum
Dikaji kebiasaan minum pasien sebelum dan saat berada di RS,
apakah ada perubahan (lebih banyak minum atau lebih sedikit
dari biasanya).
- Eliminasi
Dikaji pola buang air kecil dan buang air besar. Terutama
difokuskan tentang apakah pasien cenderung susah dalam
buang air kecil (kaji kebiasaan dan volume urine) atau
mempunyai keluhan saat BAK.
- Gerak aktivitas
Dikaji apakah pasien mengalami gangguan/keluhan dalam
melakukan aktivitasnya saat menderita suatu penyakit (dalam
hal ini adalah setelah didiagnosa mengalami Faringitis) atau
saat menjalani perawatan di RS.
- Istirahat/tidur
Dikaji apakah pasien mengalami gangguan pola tidur akibat
penyakitnya, misalnya gelisah dan tidak bisa tidur nyenyak saat
merasa nyeri di leher.
- Pengaturan suhu tubuh
Dikaji/ukur TTV pasien untuk mengetahui keadaan umum
pasien, apakah pasien mengalami demam atau tidak. Selain itu,
observasi kondisi pasien mulai dari ekspresi wajah sampai
kulit, apakah kulitnya hangat atau kemerahan, wajahnya pucat
atau tidak.
- Kebersihan diri

9
Dikaji kebersihan pasien saat dirawat di RS, bila perlu libatkan
keluarga pasien dalam melakukan perawatan diri pasien,
misalnya saat mandi dan sebagainya.
- Rasa nyaman
Dikaji kondisi pasien yang berhubungan dengan gejala-gejala
penyakitnya, misalnya pasien merasa nyeri di perut bagian
bawah (dikaji dengan PQRST : faktor penyebabnya,
kualitas/kuantitasnya, lokasi, lamanya dan skala nyeri)
- Rasa aman
Dikaji apakah pasien merasa cemas akan setiap tindakan
keperawatan yang diberikan kepadanya, dan apakah pasien
merasa lebih aman saat ditemani keluarganya selama di RS.
- Sosial dan komunikasi
Dikaji bagaimana interaksi pasien terhadap keluarga, petugas
RS dan lingkungan sekitar (termasuk terhadap pasien lainnya).
- Pengetahuan
Dikaji tingkat pengetahuan pasien tentang penyakitnya yang
diderita saat ini dan terapi yang akan diberikan untuk
kesembuhannya.
- Rekreasi
Dikaji apakah pasien memiliki hobi ataupun kegiatan lain yang
ia senangi.
- Spiritual
Dikaji bagaimana pendapat pasien tentang penyakitnya, apakah
pasien menerima penyakitnya adalah karena murni oleh
penyakit medis ataupun sebaliknya.
6) Pengkajian Fisik, meliputi :
- Keadaan Umum, yaitu dengan mengobservasi bentuk tubuh,
warna kulit, kesadaran, dan kesan umum pasien (saat pertama kali
MRS)
- Gejala Kardinal, yaitu dengan mengukur TTV (suhu, nadi,
tekanan darah, dan respirasi)

10
- Keadaan Fisik, yaitu melakukan inspeksi, palpasi, perkusi, dan
auskultasi dari kepala sampai anus, tapi lebih difokuskan pada
bagian leher
- Pemeriksaan Penunjang, yaitu dari hasil pemeriksaan
laboratorium dengan uji kultur dan uji resistensi
- Anamnesa Adanya riwayat merokok,adanya riwayat
streptokokus,dan yang penting ditanyakan apakah klien pernah
mengalami nyeri/lesi pada mulut (nyeri saat menelan)

2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi pada tenggorokan.
b. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan dengan sekret
yang kental ditandai dengan kesulitan dalam bernafas,
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kesulitan menelan
d. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak familiar dengan
sumber informasi.

11
3. Intervensi

No Diagnosa Kep Tujuan & Kriteria Hasil Tujuan Rasional

1 Nyeri 1. Setelah diberikan asuhan 1. Kaji ulang tingkat nyeri 1. Agar tepat dalam memilih
berhubungan keperawatan diharapkan 2. Ajarkan teknik relaksasi tindakan untuk mengatasi
dengan proses nyeri pasien berkurang 3. Kaji TTV nyeri
inflamasi pada Dengan kriteria hasil: 4. Kolaborasi dalam 2. Meningkatkan relaksasi
tenggorokan pemberian analgetik dan mengurangi nyeri
a. nyeri pasien berkurang
3. Untuk mengetahui
dari skala 5 menjadi
keaadaan umum pasien
3Pasien
4. Untuk mengurangi nyeri
b. tidak tampak meringis
c. TTV normal
- Nadi:60-100 x
permenit
- RR:16-20 x permenit
- TD:100-140/60-90
mmHg

12
- Suhu:36,8-37,2 C

2 Bersihan jalan 1. Pasien dapat 1. Identifikasi kualitas 1. Untuk mengetahui


napas tidak mengeluarkan sputum atau kedalaman nafas keadaan napas pasien
efektif 2. Pasien mengatakan pasien 2. Untuk mencairkan sputum
berhubungan dapat bernapas dengan 2. Anjurkan untuk agar mudah dikeluarkan
dengan lancar minum air hangat. 3. Untuk melegakan saluran
dengan sekret 3. Ajari pasien untuk pernapasan
yang kental batuk efektif 4. Untuk mengencerkan
ditandai 4. Kolaborasi untuk dahak
dengan pemberian
kesulitan ekspektoran
dalam
bernafas,

3. Ketidakseimb 1. Pasien mengatakan tidak 1. Kaji intake makanan 1. Untuk mengetahui adanya
angan nutrisi sakit dalam menelan pasien peningkatan nafsu makan

13
kurang dari makanan 2. Anjurkan pasien untuk 2. Untuk memenuhi
kebutuhan 2. Pasien makan dengan makan makanan yang kebutuhan nutrisi pasien
tubuh lahap tinggi kalori dan serat 3. Untuk mendapatkan menu
berhubungan 3. Nafsu makan pasien 3. kolaborasi dengan ahli makanan yang sesuai
dengan meningkat gizi dengan kebutuhannya
kesulitan 4. Pasien nampak lebih
menelan segar

4 Kurang 1. Pasien dapat 1. Kaji tingkat 1. Untuk mengetahui


pengetahuan menyebutkan kembali pengetahuan pasien seberapa tahu pasien akan
berhubungan apa yang dijelaskan 2.  Lakukan BHSP penyakitnya
dengan tidak perawat 3. Berikan Health 2. Agar pasien percaya
familiar 2. Pasien mengangguk dan Education terhadap perawat
dengan nampak mengerti 4. Lakukan evaluas 3. Untuk menambah
sumber 3. Pasien mengatakan pengetahuan dan
informasi. mengerti informasi tentang
penyakitnya
4. Untuk mengetahui daya

14
tangkap pasien setelah
diberikan HE

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Faringitis-Viral (Faringitis karena Virus) adalah peradangan pharynx
(bagian tenggorokan antara amandel dan pangkal tenggorokan) yang
disebabkan oleh virus.
Faringitis terjadi pada semua umur dan tidak dipengaruhi jenis kelamin,
tetapi frekuensi yang paling tinggi terjadi pada anak-anak. Radang
tenggorokan berarti dinding tenggorokan menebal atau bengkak, berwarna
lebih merah, ada bintik-bintik putih dan terasa sakit bila menelan makanan.

B. Saran
Hendaknya mampu menerapkan pengetahuan yang diterima di bangku
kuliah dengan kasus yang ditemui di lapangan sehingga dapat memberikan
asuhan yang menyeluruh pada klien

16
DAFTAR PUSTAKA

Efiaty Arsyad S,Dr,Sp.THT, 2000. Buku ajar Ilmu kesehatan Telinga, Hidung,
dan Tenggorokan, Balai Penerbit FKUI, Jakarta

Buku saku diagnosis Keperawtan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014 . NANDA


Internasional

Brunner dan Suddath, 2001. Buku Ajar keperawatan medical Bedah Edisi 8 Vol 1.
Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai