Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN DENGAN


RESIKO BUNUH DIRI

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Stase Keperawatan Jiwa


Program Profesi Ners Angkatan X

Disusun oleh :

LILIS SARIPAH

KHG D20032

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN X

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN KARSA HUSADA GARUT

2020
RESIKO BUNUH DIRI

1. PENGERTIAN
Resiko bunuh diri yaitu rentan terhadap menyakiti diri sendiri dan cedera
yang mengacam jiwa (NANDA-I, 2018). Tindakan mengakhiri hidupnya
berupa isyarat, ancaman, dan percobaan bunuh diri (Stuart, Keliat, Pasaribu,
2016)
Resiko bunuh diri adalah untuk menciderai diri sendiri yang dapat
mengancam kehidupan. Bunuh diri merupakan kedaruratan psikiatri karena
merupakan perilaku untuk mengakhiri kehidupannya (Stuart, 2006) Bunuh diri
adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat
mengakhiri kehidupan.Bunuh diri merupakan keputusan terakhir dari individu
untuk memecahkan masalah yang dihadapi (Captain, 2008).Bunuh diri adalah
pikiran untuk menghilangkan nyawa sendiri (Isaacs, 2004).

B. PROSES TERJADINYA MASALAH


a. Penyebab Bunuh Diri
1. Faktor genetik dan teori biologi
Faktor genetik mempengaruhi terjadinya resiko bunuh diri
pada keturunannya. Disamping itu adanya penurunan serotonin dapat
menyebabkan depresi yang berkontribusi terjadinya resiko buuh diri.
2. Teori sosiologi
Emile Durkheim membagi bunuh diri dalam 3 kategori yaitu :
Egoistik (orang yang tidak terintegrasi pada kelompok sosial) ,
atruistik (Melakukan bunuh diri untuk kebaikan masyarakat) dan
anomik ( Bunuh diri karena kesulitan dalam berhubungan dengan
orang lain dan beradaptasi dengan stressor).
3. Teori psikologi
Sigmund Freud dan Karl Menninger meyakini bahwa bunuh
diri merupakan hasil dari marah yang diarahkan pada diri sendiri.

4. Penyebab lain :
a. Adanya harapan yang tidak dapat di capai
b. Merupakan jalan untuk mengakhiri keputusasaan dan
ketidakberdayaan
c. Cara untuk meminta bantuan
d. Sebuah tindakan untuk menyelesaikan masalah

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terjadi resiko bunuh diri ada 2


faktor, yaitu:
1. Faktor predisposisi (faktor resiko)
Menurut Stuart (2005), faktor predisposisi yang menunjang
perilaku resiko bunuh diri antara lain:
a. Diagnostik Psikiatrik
Lebih dari 90% orang dewasa yang mengakhiri hidupnya dengan
bunuh diri, mempunyai hubungan dengan penyakit jiwa.Tiga gangguan
jiwa yang dapat membuat individu beresiko untuk bunuh diri yaitu
gangguan apektif, penyalahgunaan zat, dan skizofrenia.
b. Sifat kepribadian
Tiga aspek kepribadian yang berkaitan erat dengan besarnya resiko
bunuh diri adalah rasa bermusuhan, impulsif dan depresi.
c. Lingkungan psikososial
Seseorang dengan pengalaman kehilangan, kehilangan dukungan
sosial, kejadian-kejadian negatif dalam hidup, penyakit kronis, perpisahan
atau perceraian, kehilangan yang dini dan berkurangnya dukungan sosial
merupakan faktor penting yang berhubungan dengan bunuh diri.
d. Riwayat keluarga
Riwayat keluarga yang pernah melakukan bunuh diri merupakan
faktor  resiko penting untuk prilaku destruktif.

e. Faktor biokimia

Data menunjukkan bahwa secara serotogenik, apatengik, dan


depominersik menjadi media proses yang dapat menimbulkan prilaku
destrukif diri.

2. Faktor Presipitasi

Stuart (2006) menjelaskan bahwa pencetus dapat berupa kejadian


yang memalukan, seperti masalah interpersonal, dipermalukan di depan
umum, kehilangan pekerjaan, atau ancaman pengurungan. Faktor pencetus
seseorang melakukan percobaan bunuh diri adalah:

a. Perasaan terisolasi dapat terjadi karena kehilangan hubungan


interpersonal/gagal melakukan hubungan yang berarti.
b. Kegagalan beradaptasi sehingga tidak dapat menghadapi stres.
c. Perasaan marah/bermusuhan, bunuh diri dapat merupakan hukuman
pada diri sendiri.
d. Cara untuk mengakhiri keputusan.

Pohon Masalah

Akibat Kematian Isolasi sosial HDR

Masalah Utama Resiko Bunuh Diri

Penyebab Isolasi sosial, HDR, Halusinasi, Waham, dlsb


3. MASALAH KEPERAWATAN & DATA YANG PERLU DI KAJI

Data yang perlu dikumpulkan saat pengkajian :


1. Riwayat masa lalu :
a. Riwayat percobaan bunuh diri dan mutilasi diri
b. Riwayat keluarga terhadap bunuh diri
c. Riwayat gangguan mood, penyalahgunaan NAPZA dan skizofrenia
d. Riwayat penyakit fisik yang kronik, nyeri kronik.
e. Klien yang memiliki riwayat gangguan kepribadian boderline,
paranoid, antisosial, gangguan persepsi sensori, gangguan proses pikir,
dlsb
f. Klien yang sedang mengalami kehilangan dan proses berduka.
2. Symptom yang menyertainya
a. Apakah klien mengalami :
a) Ide bunuh diri
b) Ancaman bunuh diri
c) Percobaan bunuh diri
d) Sindrom mencederai diri sendiri yang disengaja
b. Derajat yang tinggi terhadap keputusasaan, ketidakberdayaan dan
anhedonia dimana hal ini merupakan faktor krusial terkait dengan
resiko bunuh diri.
3. Bila individu menyatakan memiliki rencana bagaimana untuk membunuh
diri mereka sendiri. Perlu dilakukan penkajian lebih mendalam lagi
diantaranya :
a. Cari tahu rencana apa yang sudah di rencanakan
b. Menentukan seberapa jauh klien sudah melakukan aksinya atau
perencanaan untuk melakukan aksinya yang sesuai dengan rencananya.
c. Menentukan seberapa banyak waktu yang di pakai pasien untuk
merencanakan dan mengagas akan bunuh diri
d. Menentukan bagaiamana metoda yang mematikan itu mampu diakses
oleh klien.
e. Hal – hal yang perlu diperhatikan didalam melakukan pengkajian
tentang riwayat kesehatan mental klien yang mengalami resiko bunuh
diri :
f. Menciptakan hubungan saling percaya yang terapeutik
g. Memilih tempat yang tenang dan menjaga privasi klien
h. Mempertahankan ketenangan, suara yang tidak mengancam dan
mendorong komunikasi terbuka.
i. Menentukan keluhan utama klien dengan menggunakan kata – kata
yang dimengerti klien
j. Mendiskuiskan gangguan jiwa sebelumnya dan riwayat pengobatannya
k. Mendaptakan data tentang demografi dan social ekonomi
l. Mendiskusikan keyakinan budaya dan keagamaan
m. Peroleh riwayat penyakit fisik klien
Salah satu Instrumen yang dapat dipakai untuk mengukur bunuh diri :
SAD PERSONS
NO SAD PERSONS Keterangan
1 Sex (jenis kelamin) Laki laki lebih komit melakukan suicide 3 kali
lebih tinggi dibanding wanita, meskipun wanita
lebih sering 3 kali dibanding laki laki melakukan
percobaan bunuh diri
2 Age ( umur) Kelompok resiko tinggi : umur 19 tahun atau
lebih muda, 45 tahun atau lebih tua dan
khususnya umur 65 tahun lebih.
3 Depression 35 – 79% oran yang melakukan bunuh diri
mengalami sindrome depresi.
4 Previous attempts 65- 70% orang yang melakukan bunuh diri sudah
(Percobaan pernah melakukan percobaan sebelumnya
sebelumnya)
5 ETOH ( alkohol) 65 % orang yang suicide adalah orang
menyalahnugunakan alkohol
6 Rational thinking Orang skizofrenia dan dementia lebih sering
Loss ( Kehilangan melakukan bunuh diri disbanding general
berpikir rasional) populasi
7 Sosial support lacking Orang yang melakukan bunuh diri biasanya
( Kurang dukungan kurannya dukungan dari teman dan saudara,
social) pekerjaan yang bermakna serta dukungan
spiritual keagaamaan
8 Organized plan Adanya perencanaan yang spesifik terhadap
( perencanaan yang bunuh diri merupakan resiko tinggi
teroranisasi)
9 No spouse ( Tidak Orang duda, janda, single adalah lebih rentang
memiliki pasangan) disbanding menikah
10 Sickness Orang berpenyakit kronik dan terminal beresiko
tinggi melakukan bunuh diri.

4. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada perilaku percobaab bunuh diri:

a.     Resiko bunuh diri

b.    Harga diri rendah


c.     Kopingyangtakefektif

5. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


Tgl
No Dx Perencanaan
Dx
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

Risiko Bunuh Tujuan : Klien tidak 1. Setelah…..× interaksi klien 1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan
Diri melakukan percobaan menunjukan tanda-tanda percaya kepada prinsip komunikasi terapeutik :
bunuh diri perawat :
- Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun
a.   Ekspresi wajah bersahabat nonverbal
SP 1 : Klien dapat - Perkenalkan nama, nama panggilan dan tujuan perawat
membina hubungan b.  Menunjukan rasa senang berkenalan
saling percaya c.  Ada kontak mata - Tanyakan nama lengkap dan nama penggilan yang
disukai klien
d. Mau berjabat tangan - Buat kontrak yang jelas
- Tunjukan sikap jujur dan menepati janji setiap kali
e. mau menyebutkan nama
berinteraksi
f.Mau menjawab salam - Tunjukan sikap empati dan menerima apa adanya
- Beri perhatian kepada klien dan masalah yang dihadapi
g. Mau duduk berdampingan dengan klien
perawat - Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi  perasaan
klien
Bersedia mengungkapkan masalah yang
dihadapi

SP 2 : Klien dapat 2. Setelah…..× interaksi klien 2. Bantu klien mengungkapkan perasaan yang
mengenal  penyebab menceritakan penyebab perilaku bunuh menyebabkan klien mempunyai ide serta melakukan
resiko perilaku bunuh diri yang dilakukannya : percobaan bunuh diri :
diri
- Menceritakan penyebab klien - Motivasi klien untuk menceritakan penyebab klien
melakukan percobaan bunuh diri mempunyai ide bunuh diri
- Dengarkan tanpa menyela atau memberi penilaian
setiap ungkapan perasaan klien

SP 3 : Klien dapat 3. Setelah…..× interaksi klien 3. Bantu klien mengungkapkan tanda-tanda perilaku bunuh
mengidentifikasi menceritakan tanda-tanda saat klien diri yang dialaminya :
tanda-tanda perilaku berkeinginan untuk bunuh diri :
bunuh diri - Motivasi klien menceritakan kondisi emosionalnya
- Tanda Sosial : klien mengancam - Motivasi klien menceritakan kondisi sosialnya
akan melakukan bunuh diri dan klien
melakukan hal yang tidak biasa
dilakukan klien
- Tanda Fisik : klien mencederi diri
sendiri seperti menyayat nadi,
minum obat sampai over dosis, dlsb,
tatapan mata klien tampak
menerawang eperti memikirkan
sesuatu
-  Tanda Emosional : klien menjadi
penyendiri, pemurung, dan  pemarah

SP 4 : klien dapat 3. Setelah…..× interaksi klien 4. Diskusikan dengan klien percobaan bunuh diri yang
mengidentifikasi menjelaskan  : dilakukannya selama ini :
perilaku percobaan - Perasaan saat melakukan bunuh diri
bunuh diri yang -  Efektivitas percobaan yang - Motivasi klien menceritakan tindakan apa saja yang
pernah dilakukan dilakukan sudah pernah dilakukan untuk mengakhiri hidup
- Tindakan yang sudah pernah - Motivasi klien menceritakan perasaan setelah tindakan
dilakkan untuk mengakhiri hidup tersebut
- Diskusikan apakah dengan tindakan tersebut masalah
yang dialami klien teratasi

SP 5 : Klien dapat 5. Setelah…..× interaksi klien 5. Diskusikan dengan klien akibat negatif cara yang
mengidentifikasi menjelaskan  akibat tindakannya : dilakukan pada :
akibat tindakan yang
sudah dilakukan - Diri sendiri - Diri sendiri
untuk bunuh diri - Orang lain - Orang lain
- Lingkungan - Lingkungan

SP 6 : Klien dapat 6. Setelah…..× interaksi klien : 6. Diskusikan dengan klien :


mengidentifikasi cara
konstruktif untuk -   Menjelaskan cara yang sehat untuk - Apakah klien mau mempelajari cara baru untuk
menghilangkan menghilangkan keinginan bunuh diri menghilangkan keinginannya tanpa melakukan
keinginannya untuk tindakan destruktif terhadap dirinya
bunuh diri -  Jelaskan berbagai alternatif yang dapat dilakukan jika
keinginan bunuh diri muncul
- Jelaskan cara-cara sehat untuk menghilangkan
keinginan untuk bunuh diri : melakukan hobi klien,
berdoa, minta bantuan orang lain jika muncul
keinginan bunuh diri, dan TAK

SP 7 : Klien dapat 7. Setelah…..× interaksi klien 7.1.  Diskusikan cara yang akan dipilih dan anjurkan klien
mendemonstrsikan memperagakan cara mengontrol perilaku memilih cara yang mungkin sesuai dengan kondisi klien
cara mengontrol destruktif terhadap diri sendiri :
keinginan untuk 7.2 Bantu klien jika klien kesulitan untuk melakukan apa
bunuh diri  Fisik : Melakukan hobi klien, ikut TAK yang sudah dipilihnya

  Verbal : Mengungkapkan perasaan


yang membuatnya ingin bunuh diri pada
orang lain tanpa menyakiti diri sendiri

  Spiritual : Berdoa sesuai agama

SP 8 : Klien 8. Setelah…..× interaksi keluarga : 8.1 Diskusikan pentingnya peran serta keluarga sebagai
mendapat dukungan pendukung klien untuk mengatasi perilaku bunuh diri
keluarga untuk  Menjelaskan cara merawat klien dengan
mengontrol perilaku resiko bunuh diri 8.2 Diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien
bunuh diri mengatasi perilaku bunuh diri
Mengungkapkan rasa puas dalam
merawat klien 8.3 Jelaskan pengertian, penyebab, akibat, dan cara
merawat klien resiko bunuh diri yang dapat dilakukan
keluarga
8.4  Peragakan cara merawat klien

8.5 Beri kesempatan keluarga untuk memperagakan ulang

8.6 Beri pujian pada keluarga setelah peragaan

8.7 Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba cara yang


dilatih

SP 9 : KLien 9.1 Setelah…..× interaksi klien 9.1 Jelaskan pada klien  :
menggunakan obat menjelaskan :
sesuai program yang - Manfaat minum obat
telah ditetapkan - Manfaat minumobat -  Kerugian tidak minum obat
-  Kerugian tidak minum obat -  Nama obat
- Nama obat -  Bentuk dan warna obat
- Bentuk dan warna obat - Dosis yang diberikan
- Dosis yang diberikan - Waktu pemakaian
-   Waktu pemakaian - Cara pemakaian
- Cara pemakaian - Efek yang dirasakan

Efek yang dirasakan 9.2 Anjurkan klien :

9.2 Setelah…..× interaksi Minta dan menggunakan obat tepat waktu

klien menggunakan obat sesuai program   Lapor ke perawat/dokter jika mengalami efek yang tidak
biasa
Beri pujian   

terhadap kedisiplinan klien menggunakan obat


DAFTAR PUSTAKA

CAPTAIN, C, ( 2008). Assessing suicide risk, Nursing made incredibly easy,


Volume 6(3), May/June 2008, p 46–53. Philadelphia : Elsevier Mosby.
Stuart, GW and Laraia (2005). Principles and practice of psychiatric nursing, 8ed.
Philadelphia : Elsevier Mosby.
Kaplan and Saddock (2005). Comprehensive textbook of Psychiatry. St Louis:
Mosby.
Balitbang. 2007. Workshop Standar Proses Keperawatan Jiwa. Bogor
Balitbang. 2007. Workshop Standar Proses Keperawatan Jiwa. Bogor

Captain, C, ( 2008). Assessing suicide risk, Nursing made incredibly easy, Volume


6(3), May/June 2008, p 46–53. Philadelphia : Elsevier Mosby.

Kaplan and Saddock (2005). Comprehensive textbook of Psychiatry. St


Louis:  Mosby.

Stuart, GW and Laraia (2005). Principles and practice of psychiatric nursing, 8ed.


Philadelphia : Elsevier Mosby.

Yosep, Iyus. 2009. Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai