Anda di halaman 1dari 21

PROJECT

MATA KULIAH

HUKUM KOMERSIAL

DOSEN PENGAMPU:

Dr. Bona Raja Purba, M.Si

DISUSUN OLEH :

Hotdin N Simanjuntak 7183540014

KELAS A – STAMBUK 2018

PRODI ILMU EKONOMI – JURUSAN EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatnya penulis bisa menyelesaikan laporan Projek Hukum Komersial

Penyusunan laporan Project ini penulis menyadari bahwa kelancaran


penulisan laporan Project adalah berkat bantuan dan motivasi dari berbagai pihak.
Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam kelancaran penulisan laporan Project ini.

Dalam penulisan laporan Project ini, penulis telah berusaha menyajikan yang
terbaik. Penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan informasi serta
bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, 09 Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 1

BAB II KAJIAN TEORI 3

BAB III METODE PENELITIAN 7

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 8

BAB V PENUTUP 10
iii
BAB I

PENDAHULUAN

Pada era globalisasi seperti sekarang ini, bisnis semakin berkembang. Kita perlu
mempelajari bisnis karena dunia bisnis sangat mempengaruhi kehidupan seseorang khususnya
para pelaku usaha. Diperlukan juga kemampuan para pelaku usaha untuk membaca pasar, yaitu
terkait pemilihan kualitas benda atau jasa yang ditawarkan dan profesionalitas dalam memuaskan
pembeli atau pelanggannya khususnya mengenai pemilihan merek dagang yang akan menjadi
simbol dari produk yang dihasilkan oleh pelaku usaha. Keberadaan Hak Kekayaan Intelektual
(selanjutnya disingkat HKI) senantiasa mengikuti dinamika perkembangan masyarakat itu
sendiri. Begitu pula halnya dengan masyarakat Indonesia yang mau tidak mau bersinggungan
dan terlibat langsung dengan masalah HKI. Permasalahan mengenai HKI akan menyentuh
berbagai aspek seperti aspek teknologi, industri, sosial, budaya, dan berbagai aspek lainnya
(Erlina, 2013).

Kemajuan dunia perdagangan, baik dalam skala nasional maupun internasional, membuat
para pelaku bisnis semakin memperhatikan objek perdagangan mereka. Apalagi di era globalisasi
ketika arus barang berputar sangat cepat dan luas. Merek menunjukkan asal dan kualitas produk
dan jasa yang diperdagangkan (Ramadhiani & Budiningsih, 2017). Merek adalah salah satu
bagian dari wujud karya intelektual memiliki peranan penting bagi kelancaran dan peningkatan
perdagangan barang atau jasa dalam kegiatan perdagangan dan investasi yang terjadi pada
perkembangan globalisasi sekarang ini. Demikian pentingnya peranan merek ini, maka
terhadapnya dilekatkan perlindungan hukum, yakni sebagai objek terhadapnya terkait hak- hak
perseorangan atau badan hukum (Sutedi, 2009).

Peran merek dalam dunia pemasaran sangat penting, karena publik sering mengkaitkan
suatu kualitas atau reputasi barang dan jasa dengan merek tertentu. Merek juga harus memiliki
daya pembeda yang cukup, artinya memiliki kekuatan untuk membedakan barang atau jasa
produk suatu perusahaan lainnya (Khoironi, 2013). Hak Merek merupakan salah satu bentuk
perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dimana hak eksklusif akan diberikan kepada
pemilik pendaftaran atas suatu merek untuk menggunakan mereknya tersebut dalam perdagangan
barang atau jasa untuk mana ia terdaftar. Jika suatu merek terdaftar untuk jenis pakaian jadi,

1
misalnya, maka hak eksklusif si pemilik merek adalah sebagai satu- satunya orang yang berhak
menggunakan merek tersebut sebagai merek pakaian jadi, tapi tidak untuk jenis barang atau jasa
yang lain (Setiadharma, 2016). Pendaftaran atas merek merupakan suatu keharusan bagi pemilik
merek, akan tetapi hak atas merek hanya akan diberikan oleh Direktorat Merek jika permintaan
pendaftaran merek oleh pemohon merek dilakukan dengan itikad baik. Unsur itikad baik dalam
suatu permintaan pendaftaran merek merupakan unsur yang penting. Jika ada sengketa, maka
para pihak akan membawa sengketa tersebut ke pengadilan atau diselesaikan melalui
penyelesaian sengketa sesuai dengan kesepakatan yang terjadi diantara mereka.
2
BAB II

KAJIAN TEORI

Pengertian

Merek adalah alat untuk membedakan barang dan/atau jasa yang diproduksi oleh suatu
perusahaan dengan barang dan/atau jasa yang diproduksi oleh perusahaan lain. Menurut
Molengraaf, merek adalah dipribadikannya sebuah barang tertentu dengan nama untuk
menunjukkan asal barang dan jaminan kualitasnya sehingga bisa dibandingkan dengan barang-
barang sejenis yang dibuat dan diperdagangkan oleh orang atau perusahaan lain.

Perusahaan yang mendaftarkan merek dagang yang dimiliki dapat terlindungi secara
hukum. Dengan begitu, tidak ada pihak lain yang dapat menggunakan nama/tanda/simbol yang
sama dengan apa yang sudah digunakan. Hal ini yang membuat merek dagang penting untuk
dimiliki. Menurut Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek, "Merek Dagang
adalah Merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa
orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan barang-barang sejenis
lainnya".

Merek dagang yang sudah didaftarkan memiliki jangka waktu yang berlaku, di Indonesia
perlindungan merek berlaku selama 10 tahun sejak tanggal pengajuan. Perlindungan merek
dagang dapat diperpanjang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

Simbol

Merek dagang dapat ditentukan dengan simbol berikut:

 ™ (huruf "TM" dalam superskrip) untuk merek dagang yang tidak terdaftar
 ℠ (huruf "SM" dalam superskrip) untuk merek jasa tak terdaftar
 ® (huruf "R" dikelilingi oleh lingkaran) untuk merek dagang terdaftar

Simbol ™ berasal dari singkatan Bahasa Inggris “trademark” dan ℠ “service mark”.

Keduanya berfungsi sebagai penunjuk bahwa sebuah istilah, slogan, logo, atau lainnya diklaim
sebagai merek dagang atau merek jasa. Namun, penggunaannya tidak menjamin bahwa pemilik

3
akan dilindungi undang-undang merek dagang. Sementara itu, ® melambangkan “registered
trademark” 'merek dagang terdaftar'. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat status kepemilikan
secara hukum atas merek dagang atau merek jasa yang telah terdaftar. Simbol ® hanya dapat
digunakan oleh pemilik merek setelah pendaftaran pada badan nasional yang relevan di
negaranya.

Jenis – Jenis Dan Macam – Macam Merek

1. Manufacturer brand atau merek perusahaan adalah merek yang dimiliki oleh suatu
perusahaan yang memproduksi produk atau jasa.

2. Private brand atau merek pribadi adalah merek yang dimiliki oleh distributor atau
pedagang dari produk atau jasa

3. Produk generik yang merupakan produk barang atau jasa yang dipasarkan tanpa
menggunakan merek atau identitas yang membedakan dengan produk lain baik dari
produsen maupun pedagang. Contoh seperti sayur-mayur,

Merek terdiri dari 3 (Tiga) macam Berdasarkan Undang-Undang No. 15Tahun 2001, yaitu :

1. Merek Dagang yakni Merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh
seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk
membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya.(Pasal 1 angka (2) Undang-Undang
Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek)

2. Merek Jasa yakni, Merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang
atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan
jasa-jasa sejenis lainnya. (Pasal 1 angka (3) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001
Tentang Merek)

3. Merek Kolektif yakni, Merek yang digunakan pada barang dan/atau jasa dengan
karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum
secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang dan/atau jasa sejenis lainnya.
(Pasal 1 angka (4) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek)

Merek Dagang yang Tidak Bisa Didaftarkan


4
1. Bertentangan dengan ideologi negara, peraturan perundang-undangan, moralitas, agama,
kesusilaan atau ketertiban umum.

2. Sama dengan, berkaitan dengan, atau hanya menyebut barang atau jasa yang dimohonkan
pendaftarannya.

3. Terdapat unsur yang dapat menyesatkan masyarakat mengenai asal, kualitas, jenis,
ukuran, macam, tujuan penggunaan barang atau jasa yang dimohonkan pendaftarannya,
atau merupakan nama varietas tanaman yang dilindungi untuk barang atau jasa yang
sejenis.

4. Terdapat keterangan yang tidak sesuai dengan kualitas atau manfaat dari barang atau jasa
yang diproduksi.

5. Tidak memiliki hal yang dapat menjadi pembeda dari barang atau jasa lainnya.

6. Merupakan nama umum atau lambang milik umum.

Fungsi Merek Dagang

1. Tanda pengenal

Suatu barang yang diproduksi umumnya memiliki nama merek tersendiri. Hal ini
cenderung dilakukan oleh orang atau perusahaan yang memproduksi barang tersebut
dengan tujuan untuk membedakan barang produksinya dari barang yang lain. Sebab
sebuah merek pada dasarnya bisa berguna untuk mengidentifikasi suatu produk barang
atau bahkan layanan jasa. Oleh karena itu nama merek pada suatu barang atau jasa
cenderung dilindungi oleh hukum.

2. Alat promosi

Suatu barang atau jasa yang hadir di tengah masyarakat dengan disertai adanya nama
merek maka akan lebih mudah dikenal oleh kalangan masyarakat. Adanya merek tentu
dapat membuat masyarakat menjadi selalu teringat dengan barang yang ingin dibeli.
Terlebih lagi bila produk tersebut sudah ada sejak lama ada di tengah masyarakat.
Dengan menyebut merek tertentu maka seseorang bisa teringat pada barang atau jasa
yang ada. Jadi keberadaan suatu merek bisa saja menjadi suatu alat promosi bagi suatu
barang atau jasa yang dikeluarkan oleh perusahaan.
5
3. Jaminan kualitas

Seringkali suatu barang atau jasa dikenal karena adanya kualitas yang baik. Jika suatu
barang memiliki ketahanan dalam jangka waktu yang lebih lama maka konsumen akan
suka dengan produk tersebut. Selain itu adanya layanan jasa yang baik dan berkualitas
serta tidak mengecewakan tentu akan banyak disuka oleh masyarakat. Tentu saja merek
dari barang atau jasa tersebut akan banyak dipilih dan digunakan oleh masyarakat karena
adanya jaminan kualitas yang baik.

4. Menunjukkan asal barang atau jasa

Merek dagang juga bisa berfungsi sebagai penunjuk asal dari barang atau jasa yang
digunakan oleh konsumen. Suatu merek bisa menandakan suatu barang atau jasa dan
membedakannya dari barang atau jasa yang lainnya. Tidak hanya itu saja tetapi nama
merek juga bisa mengidentifikasikan suatu produk sehingga masyarakat bisa tahu banyak
hal mengenai produk tersebut. Dalam hal ini termasuk pula asal produk atau asal merek.
6
BAB III

Metode Penelitian

Metode pendekatan yang digunakan dalam artikel ini adalah pendekatan yuridis normatif,
yaitu suatu pendekatan yang mengacu pada hukum dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Dalam penelitian ini digunakan spesifikasi penelitian secara deskriptif analitis.
Deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan melukiskan tentang suatu hal di daerah tertentu dan
pada saat tertentu. Penelitian ini menggunakan sumber data kepustakaan. Jenis datanya adalah
data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui bahan pustaka dengan cara mengumpulkan dari
berbagai sumber bacaan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Analisis yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif, yaitu menganalisis data yang
berupa bahan-bahan hukum dan bahan- bahan pustaka. Analisis dilakukan dengan penafsiran
terhadap data hasil penelitian. Hasil analisis disajikan secara sederhana dan sistematis.
7
BAB IV

Hasil dan Pembahasan

PT. Inter IKEA System BV Swedia Kehilangan Hak Atas Mereknya

Menurut Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek Menurut Pasal 61 ayat

(2) butir a Undang- Undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek yang telah diganti dengan
Undang-Undang No. 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis Pasal 74 ayat (1),
penghapusan pendaftaran Merek atas prakarsa Direktorat Jenderal dapat dilakukan jika merek
tidak digunakan selama 3 tahun berturut-turut dalam perdagangan barang dan/atau jasa sejak
tanggal pendaftaran atau pemakaian terakhir kecuali apabila ada alasan yang dapat diterima oleh
Direktorat Jenderal.

Berdasarkan Pasal 61 sampai dengan Pasal 63 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001


tentang Merek terdapat tiga cara penghapusan merek terdaftar, yaitu : 1. Penghapusan atas
prakarsa Direktorat Jenderal HKI; 2. Penghapusan atas permohonan pemilik merek, dan 3.
Penghapusan karena gugatan pihak ketiga dalam bentuk gugatan kepada Pengadilan.
Penghapusan pendaftaran Merek dari Daftar Umum Merek atas prakarsa Direktorat Jenderal
dapat dilakukan jika: 1. Merek tidak digunakan selama 3 (tiga) tahun berturut-turut dalam
perdagangan barang dan/atau jasa sejak tanggal pendaftaran atau pemakaian terakhir, kecuali
apabila ada alasan yang dapat diterima oleh Direktorat Jenderal; atau 2. Merek digunakan untuk
jenis barang dan/atau jasa yang tidak sesuai dengan jenis barang dan/atau jasa yang dimohonkan
pendaftaran, termasuk pemakaian merek yang tidak sesuai dengan merek yang didaftar.
Permohonan penghapusan pendaftaran merek oleh pemilik merek atau Kuasanya, baik sebagian
atau seluruh jenis barang dan/atau jasa, diajukan kepada Direktorat Jenderal.

Penghapusan pendaftaran merek dapat pula diajukan oleh pihak ketiga dalam bentuk
gugatan ke Pengadilan Niaga berdasarkan Pasal 63 Undang- Undang Nomor 15 Tahun 2001
tentang Merek dengan alasan-alasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 ayat (2) huruf a dan
huruf b. Penghapusan Pendaftaran Merek berdasarkan gugatan pihak ketiga akan dilakukan oleh
Direktorat Jenderal HKI apabila putusan pengadilan tentang hal tersebut telah diterima dan
mempunyai kekuatan hukum tetap. Apabila gugatan penghapusan pendaftaran merek diterima

8
dan telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap maka Direktorat Jenderal HKI akan
melaksanakan penghapusan merek yang bersangkutan dari Daftar Umum Merek dan
mengumumkannya dalam Berita Resmi Merek.
9
BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Merek adalah salah satu atribut yang penting dari sebuah produk, dimana merek suatu
produk dapat memberikan nilai tambah bagi produk tersebut. Merek tidak hanya sebuah nama
bagi produk, tetapi lebih dari itu merupakan identitas untuk membedakan dari produk-produk
yang dihasilkan dari perusahaan lain. Dengan identitas khusus, produk tertentu akan lebih mudah
dikenali oleh konsumen dan pada gilirannya tentu akan memudahkan pada saat pembelian ulang
produk tersebut.

Sebuah merek dagang perlu untuk dilindungi karena suatu merek sebenarnya merupakan
hasil cipta atau kreasi seseorang. Mendapatkan perlindungan dalam hal ini bisa dilakukan dengan
mendaftarkan merek dagang yang diberikan oleh seseorang atau perusahaan pada produknya.
Jika memang merek tersebut telah terdaftar maka pendaftar memiliki hak sepenuhnya untuk
menggunakan nama merek tersebut. Orang lain tidak boleh mengambil dan menggunakan merek
yang telah didaftarkan dengan seenaknya. Pencurian nama merek yang telah terdaftar bisa
menjadi suatu tindakan yang melanggar hukum.

Saran

Penulis menyarankan agar jangan lupa untuk mendaftarkan merek dagang yang telah
Anda ciptakan agar merek tersebut terlindungi oleh hukum dan menjadi hak milik Anda. Penulis
juga menyarankan apabila Anda ingin berbisnis, maka berbisnislah dengan jujur dan jangan
mencuri, meniru, atau mendompleng merek dagang orang lain karena hal tersebut merupakan
tindakan yang melanggar hukum.

10

Anda mungkin juga menyukai