ABSTRAK
Penyelundupan narkoba melalui jalur laut masih dominan saat ini. UNODC mengungkapkan 80%
peredaran narkoba dilakukan melalui jalur laut. Transaksi narkotika di tengah laut merupakan
transaksi yang sangat aman, hal ini disebabkan sangat lemahnya pengawasan di tengah laut oleh
petugas. Bakamla terbentuk atas amanat dari Pasal 59 Ayat 3 UndangUndang Nomor 32 Tahun 2014
Tentang Kelautan. Bakamla sudah menerapkan sistem peringatan dini (Early Warning System)
dalam menyelenggarakan keamanan dan keselamatan di wilayah perairan Indonesia dan wilayah
yurisdiksi Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan untuk menganalisis mekanisme dan efektifitas early
warning sistem dalam pencegahan penyelundupan narkoba melalui jalur laut. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan menggunakan teknik pengumpulan data
wawancara. Penelitian menunjukkan bahwa Rangkaian Early Warning System menghasilkan data-
data deteksi dan identifikasi kapal yang dapat diolah untuk menjadi informasi anomali kapalkapal.
Pelaksanaan sistem peringatan dini Bakamla dalam upaya pencegahan penyelundupan narkoba
melalui jalur laut belum efektif. Sulitnya keterbukaan informasi antar instansi dan lemahnya
sinergitas dalam pertukaran informasi menjadi penghalang besar dalam mengefisienkan sistem
peringatan dini tersebut. Oleh karena itu disarankan untuk Meningkatkan kemampuan Sistem
Peringatan Dini Bakamla dengan mengintegrasikan Puskodal atau Pusdal instansi terkait, serta
melengkapi dengan peralatan pemantauan yang di integrasikan Early Warning System..
Kata Kunci: Efektifitas, Early Warning System, Bakamla, Pencegahan, Penyelundupan Narkoba
Drug smuggling by sea is still dominant today. UNODC said that 80% of drug trafficking is carried out
by sea. Narcotics transactions at sea are very safe transactions, this is due to the very weak supervision
at sea by officers. Bakamla was formed under the mandate of Article 59 Paragraph 3 of Law Number
32 Year 2014 concerning Marine Affairs. Bakamla has implemented an Early Warning System in carrying
out security and safety in Indonesian territorial waters and Indonesian jurisdiction. The purpose of this
study was to analyze the mechanism and effectiveness of the early warning system in preventing drug
smuggling by sea. The research method used is descriptive qualitative using interview data collection
techniques. The results showed that the Early Warning System series produced ship detection and
identification data which could be processed to become vessel anomaly information. The
implementation of the Bakamla early warning system in an effort to prevent drug smuggling by sea
has not been effective. Difficulty in information disclosure between agencies and weak synergy in the
exchange of information are major obstacles to the efficiency of the early warning system. Therefore,
it is suggested to increase the capability of the Bakamla Early Warning System by integrating the
Puskodal or Pusdal of related agencies, as well as completing the monitoring equipment that is
integrated with the Early Warning System..
Laut Bakamla RI, Direktur Narkotika lewat laut, Badan Narkotika Nasional
kerjasama antar berbagai pihak untuk bagian pun yang memiliki peran lebih
memadukan gagasan, sumber daya dan besar dari pada bagian lainnya. Namun
pihak yang berorientasi pada proses dari terhadap tujuan seluruhnya. Instrumen-
hasil bersama dan tujuan bersama yang instrumen yang ada dalam sinergitas
maka harus menciptakan komunikasi dan antar stakeholdes yang ada sebagai
lembaga yang berdasarkan Undang-
masing Puskodal (Pusat Komando dan pihak lain, dengan alasan keamanan,
Pengendalian) belum terintegrasi. sehingga juga mengesankan adanya
Seharusnya data dari tiap-tiap stakeholder egosektoral yang masih kental,
dapat melengkapi. Peralatan system pertukaran informasi yang terjadi hanya
pengawasan dari masing-masing stakeholder karena hubungan personal yang baik
masih terbatas dan belum terintegrasi. Disisi antarpimpinan.
lain, kondisi peralatan yang tidak bekerja
Selain masalah egosektoral, adanya
dengan maksimal mengakibatkan belum
perbedaan sistem yang dipakai oleh
optimalnya dukungan data dan informasi
instansi kemaritiman dengan masing-
bagi perlaksanaan tugas operasional
masing sistem menggunakan platform
Tindakan hukum di laut.
yang berbeda juga menjadi kendala
Kondisi ini juga disebabkan masih
tersendiri, dimana hal ini terjadi karena
adanya egosectoral dari masing-masing
sistem informasi tiap instansi
stakeholder yang menyebabkan data dan
dikembangkan secara terpisahpisah
informasi yang diperolah dari peralatan
sehingga menghasilkan sistem yang
system pengawasan hanya digunakan
heterogen dalam hal system operasi,
oleh Kementerian/Lembaga tersebut.
database server, format dan struktur
Ketidak tebukaan data dan infomasi
database, bahasa pemrograman, dan