DRAFT Implementasi Bimbingan Konseling Dalam K
DRAFT Implementasi Bimbingan Konseling Dalam K
DAFTAR ISI.......................................................................................................................I
KATA PENGANTAR........................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar BelakangMasalah.........................................................................................1
B. RumusanMasalah...................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................2
D. Manfaat.................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................3
a) Tujuan Umum.................................................................................................9
b) Tujuan Khusus................................................................................................9
A. Kesimpulan..........................................................................................................13
B. Saran....................................................................................................................14
DAFTAR REFERENSI....................................................................................................15
I
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, atas rahmad dan karunia-
Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul Implementasi BK
dalam Kurikulum 2013.
Tim Penulis
II
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar BelakangMasalah
Hal yang utama yang di angkat pada makalah ini adalah tantang Implementasi
BK dalam Kurikulum 2013. Dalam dunia pendidikan, pelayanan bimbingan dan
konseling secara terus menerus menjadi bagian terintegrasi dari program
pendidikan dan implementasi kurikulum satuan pendidikan, sejak Kurikulum
1975, Kurikulum 1984, Kurikulum 1994, Kurikulum 2006 sampai dengan
Kurikulum 2013 yang diberlakukan sejak tahun 2013. Mengiringi implementasi
masing-masing kurikulum tersebut disusun panduan untuk mengarahkan
pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling sesuai dengan isi dan konstruksi
kurikulum yang dimaksud. Di samping itu, telah diterbitkan dan diberlakukan
arahan dan aturan legal berskala nasional yang secara langsung terimplikasikan
terhadap pelaksanaan dan pengembangan pelayanan bimbingan dan konseling
sebagai suatu profesi.
B. RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan:
1. Bagaimana implementasi Bimbingan Konseling pada kurikulum 2013?
2. Bagaimana implementasi Bimbingan Konseling pada KTSP?
3. Bagaimana pelaksanaan pelayanan peminatas pada satuan pendidikan?
4. Bagaimana tujuan kurikulum 2013?
1
5. Bagaimana ruang lingkup kurikulum 2013?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisannya yaitu:
1. Mengetahui implementasi Bimbingan Konseling pada kurikulum 2013
2. Mengetahui implementasi Bimbingan Konseling pada KTSP
3. Mengetahui pelaksanaan pelayanan peminatas pada satuan pendidikan
4. Mengetahui tujuan kurikulum 2013
5. Mengetahui ruang lingkup kurikulum 2013
D. Manfaat
Manfaat penulisan bagi penulis dalam teori ini untuk menambah
pengetahuan, dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan manfaat penulisan bagi pembaca, dapat memberikan pengetahuan
tentang implementasi, pelaksanaan dan tujuan kurikulum 2013 tersebut. Bagi
penulis selanjutnya, bisa menjadi acuan pembelajaran untuk membuat
makalah selanjutnya.
2
BAB II PEMBAHASAN
3
karir selanjutnya, melainkan harus diikuti dengan layanan pembelajaran yang
mendidik, aksesibilitas perkembangan yang luas dan terdiferensiasi, dan
penyiapan lingkungan perkembangan/belajar yang mendukung. Dalam konteks ini
bimbingan dan konseling berperan dan berfungsi, secara kolaboratif, dalam hal-
hal berikut:
Untuk mewujudkan arahan Pasal 1 (1), 1 (2), Pasal 3, dan Pasal 4 (3) Undang-
undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional secara utuh,
kaidah-kaidah implementasi Kurikulum 2013 sebagaimana dijelaskan harus
bermuara pada perwujudan suasana dan proses pembelajaran mendidik yang
memfasilitasi perkembangan potensi peserta didik. Suasana belajar dan proses
pembelajaran dimaksud pada hakikatnya adalah proses mengadvokasi dan
memfasilitasi perkembangan peserta didik yang dalam implementasinya
memerlukan penerapan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling. Bimbingan dan
konseling harus meresap ke dalam kurikulum dan pembelajaran untuk
mengembangkan lingkungan belajar yang mendukung perkembangan potensi
peserta didik. Untuk mewujudkan lingkungan belajar dimaksud, guru hendaknya:
(1) memahami kesiapan belajar peserta didik dan penerapan prinsip bimbingan
dan konseling dalam pembelajaran, (2) melakukan asesmen potensi peserta didik,
(3) melakukan diagnostik kesulitan perkembangan dan belajar peserta didik, (4)
mendorong terjadinya internalisasi nilai sebagai proses individuasi peserta didik.
Perwujudan keempat prinsip yang disebutkan dapat dikembangkan melalui
kolaborasi pembelajaran dengan bimbingan dan konseling.
4
perlu dilaksanakan dalam bentuk: (1) memahami potensi dan pengembangan
kesiapan belajar peserta didik, (2) merancang ragam program pembelajaran dan
melayani kekhususan kebutuhan peserta didik, serta (3) membimbing
perkembangan pribadi, sosial, belajar dan karir.
5
Menyimak uraian di atas maka keberadaan Bimbingan dan Konseling di
setiap satuan pendidikan merupakan bagian integral dalam suatu sistem
pendidikan. Jika guru mata pelajaran memberikan materi pelajaran pada peserta
didik, maka konselor sekolah menggarap pengembangan diri peserta didik.
Pengembangan diri ini sangat mempengaruhi terhadap perkembangan peserta
didik. Bimbingan dan Konseling di sekolah memiliki kedudukan dan peran yang
sangat penting bahkan perlu, sebab dengan layanan BK di sekolah yang mengacu
pada pengembangan diri, peserta didik akan dapat berkembang secara optimal
dalam melaksanakan tugas perkembangannya. Melihat kedudukan dan perannya
layanan BK di sekolah, maka layanan BK memiliki fungsi a). pemahaman b).
pencegahan c).pengentasan d). pemeliharaan dan pengembangan dan e). fungsi
advokasi. Jika saja semua fungsi layanan BK di sekolah dapat berjalan dengan
baik dan ditangani secara profesional, maka perkembangan dan pertumbuhan
peserta didik akan lebih mampu kembang dan tumbuh sesuai dengan tahapan dan
tugas-tugas perkembangannya. Agar tahap dan tugas perkembangan itu dapat
berjalan, maka salah satu prosedur atau cara dalam melaksankan BK di sekolah
adalah melalui layanan konseling. Adapun pelaksanaan layanan dapat diberikan di
dalam kelas dan juga dapat di luar kelas sebagai kegiatan ekstrakurikuler.
6
pendidikan dasar dan menengah (SD/MI, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB
dan SMK/MAK).
7
Tingkatan dan Aspek-aspek Arah Peminatan
8
a) Tujuan Umum
b) Tujuan Khusus
9
c. Di SMA/MA/SMALB siswa diarahkan untuk memahami dan
mempersiapkan diri bahwa :
10
Setelah tamat dari SMK siswa dapat bekerja di bidang
tertentu sesuai dengan bidang studi keahlian/kejuruan yang
telah dipelajarinya, atau melanjutkan pelajaran ke
perguruan tinggi dengan memasuki program studi sesuai
dengan pilihan/ pendalaman mata pelajaran sewaktu di
SMK.
11
Kejuruan
Pilihan lintas minat atau pendalaman minat
Studi lanjut.
d. Pelayanan Bimbingan dan Konseling bekerjasama dengan berbagai
komponen yang terkait baik di dalam maupun di luar satuan pendidikan
dalam rangka menunjang kesuksesan siswa untuk mengembangkan diri
dan mencapai pendidikan secara optimal.
A. Kesimpulan
12
Bimbingan dan konseling harus meresap ke dalam kurikulum dan
pembelajaran untuk mengembangkan lingkungan belajar yang mendukung
perkembangan potensi peserta didik. Untuk mewujudkan lingkungan belajar
dimaksud, guru hendaknya: (1) memahami kesiapan belajar peserta didik dan
penerapan prinsip bimbingan dan konseling dalam pembelajaran, (2) melakukan
asesmen potensi peserta didik, (3) melakukan diagnostik kesulitan perkembangan
dan belajar peserta didik, (4) mendorong terjadinya internalisasi nilai sebagai
proses individuasi peserta didik.
Peminatan berasal dari kata minat yang berarti kecenderungan atau keinginan
yang cukup kuat berkembang pada diri individu yang terarah dan terfokus pada
terwujudkannya suatu kondisi dengan mempertimbangkan kemampuan dasar,
bakat, minat dan kecenderungan pribadi individu. Dalam dunia pendidikan,
peminatan individu atau peserta didik pertama-tama terarah dan terfokus pada
peminatan studi dan karir atau pekerjaan. Pelayanan arah peminatan studi peserta
didik merupakan upaya untuk membantu peserta didik dalam memilih dan
menjalani program atau kegiatan studi dan mencapai hasil sesuai dengan
kecenderungan hati atau keinginan yang cukup atau bahkan sangat kuat terkait
dengan program pendidikan/pembelajaran yang diikuti pada satuan pendidikan
dasar dan menengah (SD/MI, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB dan
SMK/MAK).
13
dan pendalaman mata pelajaran yang diikuti pada satuan pendidikan yang sedang
ditempuh, arah pilihan karir dan/atau pilihan studi lanjutan sampai ke perguruan
tinggi.
DAFTAR REFERENSI
14
Panduan Khusus Bimbingan dan Konseling Pelayanan Arah Peminata Peserta
Didik. 2013. ABKIN.
15
A. Jawablah pertanyaan berikut dengan meberikan tanda ( X ) pada lembar
jawaban sesuai jawaban yang benar.
1. Salah satu arah peminatan di kurikulum 2013 adalah arah peminatan kedua
yang meliputi SMP/MTs/SMPLB/ SMPLB , pada tingkat ini arah peminatan
Akademik diarahkan pada :
a. Meminati Ekstrakulikuler
a. Jalur.
b. Keterkaitan.
16
c. Langkah.
d. Perbedaan.
a. Berkeluarga.
c. Bekerja atau kuliah sesuai dengan pilihan mapel dan lintas mapel/ kejuruan di
SLTA
a. Arisan.
17
1. Sebutkan dan jelaskan peran dan fungsi BK dalam kurikulum 2013 !
18