Nama Kelompok :
SMA N 2 BANTUL
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia sebagai negara kepulauan (Archipelagic State) yang memiliki
keanekaragaman baik dilihat dari segi ras, agama, bahasa, suku bangsa dan adat
istiadat, serta kondisi faktual ini disatu sisi merupakan kekayaan bangsa Indonesia
yang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain yang tetap harus dipelihara.
Keanekaragaman tersebut juga mengandung potensi konflik yang jika tidak dikelola
dengan baik dapat mengancam keutuhan, persatuan, dan kesatuan bangsa, seperti
gerakan separatisme yang ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) akibat dari ketidakpuasan dan perbedaan kepentingan yang dapat
mengakibatkan terjadinya disintegrasi bangsa.
Saat ini, semangat Bhineka Tunggal Ika terasa luntur, banyak generasi muda
yang tidak mengenal semboyan ini, bahkan banyak kalangan melupakan kata-kata ini,
sehingga ikrar yang ditanamkan jauh sebelum Indonesia merdeka memudar, seperti
pelita kehabisan minyak. Selain karena lunturnya semangat tersebut, adanya disparitas
sosial ekonomi sebagai dampak dari pengaruh demokrasi. Akibat dari keadaan ini
dikhawatirkan akan menimbulkan fanatisme asal daerah.
Meskipun kita sudah memiliki semboyan Bhineka Tunggal Ika namun
dibeberapa daerah masih terjadi konflik antar suku atau agama. Hal tersebut dapat
terjadi karena ada sebagian masyarakat yang tidak memahami makna dan arti
perbedaan dalam persatuan. Rasa ingin menang sendiri dan terlalu menonjolkan
identitas kedirian atau kesukuan menjadi faktor kurang dihayatinya makna Bhineka
Tunggal Ika.
Untuk itu pembangunan dan pengamanan wilayah NKRI harus dilakukan
melalui pendekatan beberapa aspek demarkasi dan delimitasi garis batas negara.
Demarkasi adalah garis batas yang telah ditetapkan pada waktu diadakannya gencatan
senjata, sedangkan delimitasi adalah cara-cara penentuan batas terluar suatu wilayah
untuk tujuan tertentu. Disamping itu juga melalui pendekatan pembangunan
kesejahteraan, politik, hukum, dan keamanan. Pembangunan nasional yang
diharapkan dapat menghasilkan kemajuan diberbagai bidang kehidupan masyarakat.
Sehingga dapat dijadikan sebagai landasan yang kokoh dalam upaya mencapai
masyarakat Indonesia yang maju dan mandiri dalam suasana tentram dan sejahtera
lahir dan batin, dalam tata kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang
berlandaskan Pancasila, pada kenyataannya belum terwujud. Pancasila sebagai
ideologi negara yang lahir dari ide-ide bangsa yang mengandung nlai-nilai hakiki
semakin terkikis oleh ideologi asing. Inilah berbagai permasalahan yang kita hadapi
dan menjadi tantangan kita bersama. Menghadapi situasi dan kondisi demikian kita
harus memiliki satu visi. Baik para pemimpin pemerintah, sipil maupun militer, juga
para elite politik, tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh partai serta media masa.
B. RUMUSAN MASALAH
Apa yang dimaksud ancaman terhadap integrasi nasional?
Bagaimana ancaman di bidang IPOLEKSOSBUDHANKAM?
Bagaimana cara mengatasi ancaman dibidang IPOLEKSOSBUDHANKAM?
Bagaimana peran serta masyarakat untuk mengatasi berbagai ancaman dalam
membangun integrasi nasional?
BAB II
PEMBAHASAN
1. ANCAMAN MILITER
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, yang
dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap
bangsa.
2. Ancaman bagi integrasi nasional tersebut datang dari luar maupun dari dalam negeri Indonesia
sendiri dalam berbagai dimensi kehidupan. Ancaman tersebut biasanya berupa ancaman
militer dan non-militer.
3. Ancaman non-militer atau nirmiliter memiliki karakteristik yang berbeda dengan ancaman
militer, yaitu tidak bersifat fisik serta bentuknya tidak terlihat seperti ancaman militer, karena
ancaman ini berdimensi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, teknologi, informasi serta
keselamatan umum.
4. Terdapat juga upaya-upaya atau strategi untuk mengatasi ancaman dalam berbagai bidang
kehidupan, yang meliputi bidang ideology, ekonomi, politik, social budaya, dan pertahanan
dan keamanan.
5. Peran serta dan kesadaran masyarakat mempunyai makna bahwa individu harus mempunyai
sikap dan perilaku diri yang tumbuh dari kemauan diri yang dilandasasi keikhlasan/kerelaan
bertindak demi kebaikan bangsa dan Negara Indonesia untuk mengatasi ancaman dalam
membangun integrasi nasional.