Organized by ET-Asia
AGENDA
“ ”
- Pasal 1313 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Pertanyaan?
• Apakah ada kontrak yang tidak mengikat?
• Apakah kontrak sepihak itu perjanjian?
• Apakah Akta Pengakuan Hutang adalah sebuah
perjanjian?
Dasar-dasar 1. Adanya kesepakatan;
Hukum 2. Adanya kecakapan para pihak untuk membuat
Kontrak perjanjian;
3. Adanya objek tertentu;
Syarat Sahnya
Perjanjian 4. Adanya kausa hukum yang halal.
• Unsur pertama dan kedua yakni sepakat dan cakap merupakan unsur
subjektif di dalam perjanjian, dengan akibat hukum berupa “dapat
dibatalkan”
• Unsur ketiga dan keempat yakni kausa yang halal dan objek tertentu
merupakan unsur objektif di dalam perjanjian, dengan akibat hukum
berupa “batal demi hukum”
Apa perbedaan akibat hukum dari “dapat dibatalkan” dan “batal demi hukum”?
Dasar-dasar Maksudnya sepakat adalah, tidak adanya:
Hukum a. Paksaan (dwang)
Kontrak b. Penipuan (bedrog)
c. Kesilapan (dwaling)
Syarat sahnya
perjanjian Kasus
A bersengketa dengan B atas kepemilikan saham di sebuah perusahaan.
Di dalam proses sengketa tersebut, B menemukan fakta bahwa A
pernah melakukan pemalsuan dokumen yang sebetulnya tidak
✓ Sepakat berhubungan langsung dengan objek yang sedang dipersengketakan.
Atas temuan hal tersebut, B melaporkan A ke Kepolisian, dan atas diri A
dilakukan penahanan. Dalam keadaan ditahan, A setuju untuk damai
dengan B, asalkan laporannya dicabut. A dan B bersepakat, saham
diserahkan ke B, laporan dicabut, A keluar dari tahanan.
Pertanyaan?
• Apakah perjanjian perdamaian antara A dan B
memenuhi unsur sepakat?
• Apakah pengalihan saham dari A ke B dapat dibatalkan?
Yang dikategorikan orang yang tidak cakap adalah
(1330):
Dasar-dasar a. Orang-orang yang belum dewasa
Hukum b. Mereka yang berada dibawah pengampuan
Kontrak c. Wanita yang bersuami. Ketentuan ini dihapus dengan
berlakunya Undang-Undang No.1 tahun 1974 tentang
Syarat sahnya perkawinan. Karena pasal 31 Undang-Undang ini menentukan
bahwa hak dan kedudukan suami istri adalah seimbang dan
perjanjian
masing-masing berhak untuk melakukan perbuatan hukum.
(1320)
Kasus
✓ Adanya Tuan A adalah direktur di PT X, diangkat berdasarkan RUPS PT X tahun
Kecakapan para 2012, dan A diangkat untuk periode selama 5 tahun. Pada tahun 2019,
Tuan A sebagai direktur PT X tanda tangan perjanjian kredit dengan
pihak untuk
Bank Y.
membuat
perjanjian
Pertanyaan:
• Apakah tuan A berhak mewakili PT X?
• Apakah perjanjian kreditnya sah dan mengikat para
pihak?
“
Dasar-dasar 3. Adanya objek tertentu
”
Hukum
Kontrak “Hanya barang-barang yang dapat diperdagangkan
saja dapat menjadi pokok suatu perjanjian”
“
Syarat sahnya
✓ Pasal 1332 KUH Perdata
”
perjanjian
(1320)
“Suatu perjanjian harus mempunyai sebagai pokok
suatu barang yang paling sedikit ditentukan
jenisnya” Pasal 1333 KUH Perdata
Pertanyaan: Pertanyaan:
1. Kalau tidak ada waiver atas hak 1. Apakah bisa skema seperti di atas?
istimewa penjamin di dalam
perjanjian jaminan, berapa harus 2. Apakah waiver bisa dimasukan ke dalam
dibayar penjamin? perjanjian jaminan kebendaan?
2. Kalau ada waiver atas hak 3. Kalau ada tidak ada waiver atas hak
istimewa penjamin, berapa harus istimewa penjamin, berapa harus dibayar
dibayar penjamin? penjamin?
“Qui tacet consentire videtur”
Adalah sebuah frasa latin untuk
“Diam berarti menyetujui”
Dasar-dasar atau dikenal dengan
Hukum “Silent Agreement”
Kontrak yang dalam bahasa Indonesia nya adalah
Persetujuan Diam-diam
✓ Prinsip
Persetujuan
Kasus
PT X menandatangani perjanjian pembelian bahan bakar
Diam-diam dengan PT Y sebuah perusahaan perminyakan terkemuka
sejak Januari 2017 hingga sekarang. PT Y menyediakan
bahan bakar secara triwulanan kepada PT X yang didahului
dengan penerbitan purchase order 1 (satu) bulan sebelum
waktu pengiriman. Untuk 2 (dua) pembelian terakhir, PT X
tidak memberikan purchase order. Meski begitu, PT X tetap
menerima bahan bakar yang dikirim dan membayar
pembelian terakhir itu. Namun, untuk pengiriman bahan
bakar yang ketiga, PT X menolak bahan bakar dengan
alasan tidak ada purchase order.
1. Apakah prinsip persetujuan diam-diam berlaku di
dalam kasus ini untuk PT Y?
PERJANJIAN
YANG DIATUR
BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG
Peraturan Terdapat perjanjian yang ketentuan-ketentuan bakunya
Perundang- ditentukan oleh undang-undang:
Undangan • PKWT • Gadai
Kontrak dengan • Fidusia • APU
✓ ketentuan- Jenis perjanjian Akibat syarat tidak dipenuhi
ketentuan PKWT PKWTT
khusus Fidusia Tidak enforceable
APU Perjanjian utang piutang biasa
Peraturan Pasal 31 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009
Perundang-
Undangan 1) Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam nota
kesepahaman atau perjanjian yang melibatkan
Kewajiban
✓ Penggunaan
lembaga negara, instansi pemerintah Republik
Indonesia, lembaga swasta Indonesia atau
Bahasa perseorangan warga negara Indonesia
Indonesia
2) Nota kesepahaman atau perjanjian sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) yang melibatkan pihak
asing ditulis juga dalam bahasa nasional pihak
asing tersebut dan/atau bahasa Inggris
Pasal 26 Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2019
Dalam hal perjanjian yang dibuat telah menyalahi ketentuan di dalam UU 24/2009
dan PP 63/2019 maka upaya apa yang dapat ditempuh?
Peraturan 1. Setiap pembayaran yang dilakukan dalam
Perundang- wilayah NKRI harus menggunakan Rupiah
Undangan kecuali apabila ditentukan lain.
Penggunaan dan 2. Ketika menggunakan mata uang asing
✓ Penentuan Mata perancang kontrak harus selalu mengatur
Uang di dalam ketentuan tentang kurs.
Perjanjian Studi Kasus
Anda diminta mewakili pengelola kawasan industri untuk mempersiapkan
perjanjian sewa lahan antara penyewa dan pemilik kawasan industri.
Pengembangan kawasan industri mendapatkan pembiayaan dari bank
luar negeri, berikut juga pengembangan atas beberapa fasilitas (eg.
power plant, water treatment etc) menggunakan vendor dari luar negeri
dan berbayar dalam mata uang USD. Mempertimbangkan hal-hal
tersebut, penyewa dan pengelola kawasan industri sepakat untuk
menggunakan acuan USD dalam perjanjian sewanya dan melakukan
pembayaran atas supply listrik dengan menggunakan USD
Solusi?
THE DIFFERENCE
ON HOW
BUSINESSMAN AND
LAWYER THINK IN
DOING BUSINESS?
Business Person Lawyer
vs Lawyer ✓ Mengurai dan berhitung risiko sedetail
mungkin
✓ Keputusan relatif lambat
Business Person ✓ Orientasi – what if goes wrong
✓ Pengambil risiko ✓ Berpikir akan memberikan dan
✓ Keputusan cepat mendapatkan yang ditulis dalam
kontrak
✓ Orientasi pendapatan vs
biaya
✓ Berpikir akan memberikan
dan mendapatkan yang
disepakati
Business Person Lawyer
vs Lawyer “Kamu akan memberikan jeruk itu kepada
saya pada tanggal 2 Januari 2019 atau 30
hari setelah janji kamu untuk memberikan
jeruk itu dibuat, mana yang lebih dahulu.
Business Person Dengan memberikan jeruk itu, kamu juga
memberikan hak kepada saya atas kulit
jeruk, biji jeruk dan bungkus jeruk, dan
setelah kamu berikan saya jeruk itu, saya
“Kamu akan berikan jeruk itu berhak untuk memakan atau mengolah
kepada saya” jeruk itu sesuai dengan selera saya,
termasuk namun tidak terbatas pada
langsung memakan, membuat jadi jus
atau cara-cara lain sesuai dengan selera
saya. Kamu menjamin bahwa jeruk itu
benar-benar milik kamu, yang kamu dapat
dengan cara membeli dari toko jeruk yang
telah mempunyai izin penjualan jeruk dari
instansi berwenang.”
TAHAP-TAHAP
PENYUSUNAN KONTRAK
HINGGA BERLAKUNYA
PERJANJIAN
Cara Menyusun
Perjanjian
Draft pertama
Boiler plate Review atas draft Negosiasi dengan
diserahkan kepada
provisions pertama counter part
counterpart
Yang Umum ▪ Tidak memberi jangka waktu yang cukup dalam pilihan hukum, forum,
penyelesaian sengketa, kompensasi dan pembatasan tanggung jawab
Terjadi dalam ▪ Mengandalkan fitur Ms. Word Track Changes
Perancangan ▪ Kurang waktu untuk melakukan review
Kontrak ▪ Asumsikan bahwa konsultan eksternal memberikan pekerjaan yang
sempurna
▪ Tidak memiliki format standar
▪ Lupa versi dokumen yang dikirim dan kepada siapa
▪ Berapa jumlah pasti yang dibayarkan? Kapan? Bagaimana? Ketentuan
non-pembayaran?
▪ Keterlambatan, apa konsekuensinya?
▪ Tidak mengerti apa yang sedang dibuat [??]
▪ Tidak menginvestigasi dan memiliki pengetahuan yang
memadai tentang mitra bisnis
Kesalahan- ▪ Menyetujui kontrak tanpa advice dari legal counsel
kesalahan ▪ Tidak mendefinisikan istilah-istilah tertentu dalam perjanjian
Yang Umum ▪ Membuat terminologi yang ambigu
Terjadi dalam ▪ Tidak menyertakan pilihan ketentuan hukum