PENDAHULUAN + Review
- Reseptor adalah protein, protein tersusun atas asam amino. Asam amino terdiri dari gugus karboksilat
ex amina. Amina terdiri dari gugus-gugus rantai c dsb. (campuran struktur protein atau jenis asam anino)
Reseptor : binding site (sisi tempat ligan masuk), didalam binding site terdapat bindig group yaitu gugus
yang ada didalam bidnig site yg bisa berinteraksi dengan ligan.
- Interaksiada dua
o Inter molekul
o Antarmolekoul : interaksi obat dan reseptor. Missal interaksi hidrogen.
Misalnya: jadi membuat senyawa baru dengan memperpanjang rantai h nya/ c nya untuk
memepersempit jarak.
Interaksi hidrofobik : semua gugus yang bereaksi gugus c nya atau gugus nonpolar, dan bisa berinteraksi
saat jaraknya dekat.
Interaksi vanderwalls : tidak ada muatan, namun jaraknya berdekatan sehingga berinteraksi dan juga
gugusnya bukan gugus hidrofobik
Semakin banyak jumlah ikatan, interaksi/ikatannya semakin kuat, semakin besar afinitas senyawa obat
dengan reseptor semakin tinggi e
HUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIFITAS DENGAN FARMAKOKINETIKA
2. Fase Faramakokinetika : apa yang dilakukan tubuh thd obat. Fase ADME
3. Fase Farmakodinamik : apa yang dilakukan obat thd tubuh -> memastikan obat berinteraksi
dengan reseptor.
- Kandidat obat memperhatikan : Interaksi obat dg reseptor – dilihat aspek farmakokinetik (ADME)
Sebab : Obat yg berinteraksi dg reseptor, belum tentu baik dalam proses ADME
Pengemabangan obat ada 2 : pengembangan kimia medisinal dan pengembangan bentuk sediaan.
ABSORPSI OBAT
- Absorpsi Obat : Rute yang dilalui obat mencapai aliran darah. Penting untuk obat-obat oral, harus stabil
dalam lambung dan stabil dalam proses metabolisme thd enzim2 dalam tubuh.
- Rancangan Obat Oral: Kepolaran baik = larut dalam GI dan darah, Lipofil = menembus membrane sel
Kecuali : ada obat yang sangat polar dengan syarat ukuran molekul kecil -> masuk ke protein
pembawa -> masuk ke dalam darah (mekanisme Pinositosis)
Pinositosis :
“LIPINSKI’S RULE OF FIVE”
- Rule of Five : Aturan praktis untuk memprediksi kandidat obat karena interaksinya baik dg reseptor
dengan memeperhatikan sifat fisika dan kimianya. Rule ini menjadi parameter dalam pengembangan
sediaan obat oral (dapat memprediksikan)
- Isi, sebagian besar obat harus :
1. Donor H tidak > 5
2. Akseptor H tidak > 10
Donor H dan Akseptor H mempengaruhi ikatan dg Reseptor -> meningktakan aktivitas
farmakologis. Jika jumlahnya berlebih -> H bersipat polar -> sangat polar -> sulit diabsorpsi
3. Berat Molekuk tidak > 500
Semakin besar BM -> sulit menembus membrane. Ideal : 100-500
4. Log P tidak > 5
Semakin besar log P -> semakin lipofilik -> absorpsi bagus, kelarutan rendah
Donor H : bermuatan (-), memberikan e
Akseptor H : bermuatan (+), menarik e
Contoh obat : tiostrepton, paromomicin, eritromicin
DISTRIBUSI OBAT
- Distrubusi obat dalam darah sangat cepat, namun dapat terhalang protein plasma.
- Obat ketika diabsorpsi bertemu albumin / protein plasma, obat menjadi tidak aktif. Obat dg keadaan
bebas bisa berinteraksi dg reseptor. Jadi ikatan obat dengan protein plasma hrs dihindari.
- Obat hancur -> menembus membrane sel diusus/ lambung -> masuk ke dalam darah -> berikatan
dengan protein plasma atau bebas -> obat bebas masuk ke dalam sel, bertemu target/reseptornya.
- Rancangan obat : tidak boleh 100% terikat protein plasma / terikat seluruhnya.. Ex. 95% terikat, 5%
bebas = bisa digunakan.
- Obat masuk ke SSP melewati sawar otak. Obat polar tidak dapat melewati sawar otak kecuali dibawa
protein plasma melalui pinositosis. Contoh : insulin, analgetik opiat
METABOLISME OBAT
- Rancangan Obat : Dapat dimetabolisme tubuh, hasil metabolisme (metabolit) tdk aktif, tdk toksik
(bioinfaktivasi dan detoksifikasi), dan lebih polar.
- Tujuan Metabolisme :
a. M F 1 : Fungsionalisasi gugus / gugus fungsi berubah pd obat sehingga terbentuk metabolit yang
lebih polar dari senyawa induknya. Produknya menjadi substrat untuk M F 2
Metabolisme Fase 1
1. OKSIDASI : sebagain besar senyawa termasuk makanan memgalami metabolisme melalui oksidasi
- Proses oksidasi dibantu enzim (dikatalis), ada 3 jenis b/d enzim yg mengkatalisnya :
- Sitokrom P450 : protein pemindah electron, mengandung gugus haem sbg gugus prostetik.
Bertanggung jawab besar pd metabolisme oksidatif sejumlah obat dan senyawa aktif dalam tubuh /
xenobiotic.
- Sitokrom P450 : saat tereduksi dan terpapar CO2, menghasilka senyawa yg memperlihatkan pita pada
l lambda 450 nm
- Mekanisme : enz cyp450 memindahkan atom O molecular ke molekul obat. (Drug H -> Drug OH)
- Gugus yang mengalami okisidasi : alkil, keton, etena (karbon jenuh), heteroatom dan inti karbon tidak
jenuh
Ex : Alkil -> alkohol -> aldehid -> asam karboksilat (lebih polar)
Polar : terjadi perbedaan momen dipol. Semakin besar perbedaanya, semakin polar. Momen dipol
dipengaruhi oleh electron bebas.
FYI : kodein dalam dosis yg tepat sbg obat batuk, dalam dosis berlebih akan teroksidasi menjadi morfin
(lebih polar) yg efeknya berpengaruh pada kesadaran.
- Bertanggung jawab pada oksidasi gugus : nukleofilik (N), sulfur, fosfor, bukan pada atom C
- Contoh :
Metabolisme Fase 2
- Senyawa hasil MF1 belum bisa dikeluarkan tubuh. Ada kemungkinan : senyawa lebih aktif (first pass
effect, prodrug), inaktif, atau menjadi toksik
- Senyawa yang mengalami MF2 adalah metabolit hasil MF1 atau senyawa aslinya, seperti parasetamol
jika tidak teroksidasi di MF1 akan di metabolisme di MF2.
- MF2 : Reaksi konjugasi senyawa induk/senyawa asal, atau senyawa hasil metabolit MF 1 dengan
senyawa endogen tubuh (polar) spt :glukoronat, sulfat, asam amino, glutation, metil, asetil dan air,
menjadi lebih polar dan tidak toksik
- FYI : Boleh tidak mengonsumsi suplemen setiap hari? Tidak, sebab tubuh mempunyai kemampuan
metabolisme tertentu.
EKSRESI OBAT
- Rute : keringat, udara (bernafas), ASI, empedu, ginjal (paling banyak)
-