Anda di halaman 1dari 2

Rangkuman Perkuliahan

Ke – 8

Nama : Hasna Putri Hadianti

Nim : 18411111124

Kelas : 3B

Mata Kuliah : Manajemen Keperawatan

Dosen : Sally Yustinawati S, Ners., M.Kep

Hari/Tanggal : kamis, 11 Maret 2021

Materi : Konsep Kolaborasi

A. Pengertian Kolaborasi
Kolaborasi adalah hubungan timbal balik dimana pemberi pelayanan memegang
tanggung jawab paling besar untuk perawatan pasien dalam kerangka kerja bidang
respektif mereka. Praktik keperawatan kolaboratif menekankan tanggung jawab bersama
dalam manajemen perawatan pasien, dengan proses pembuatan keputusan bilateral
didasarkan pada masing-masing pendidikan dan kemampuan praktisi (Siegler & Whitney,
2000).

B. Tujuan kolaborasi
Tujuan kolaborasi perawat adalah untuk membahas masalah-masalah tentang klien dan
untuk meningkatkan pamahaman tentang kontrbusi setiap anggota tim serta untuk
mengidentifikasi cara-cara meningkatkan mutu asuhan klien. Agar hubungan kolaborasi
dapat optimal, semua anggota profesi harus mempunyai keinginan untuk bekerjasama.
Perawat dan tim medis lain merencanakan dan mempraktekkan sebagai kolega, bekerja
saling ketergantungan dalam batas-batas lingkup praktek dengan berbagai nilai-nilai dan
pengetahuan serta respek terhadap orang lain yang berkonstribusi terhadap perawatan
individu, keluarga dan masyarakat.

C. Komponen Utama Kolaborasi


a. Keterampilan komunikasi yang efektif
Komunikasi adalah sebagai pertukaran komplek antara pikiran, gagasan atau informasi
pada dua level verbal dan non verbal.
b. Saling menghargai dan rasa percaya
Saling menghargai terjadi saat dua orang atau lebih menunjukan merasa terhormat atau
berharga satu sama lain.
c. Memberi da menerima umpan balik
Salah satu yang dihadapi profesional adalah memberi dan menerima umpan balik pada
saat yang tepat, relevan, dan membantu untuk dan dari satu sama lain, dan klien
mereka.
d. Pengambilan keputusan
Proses pengambilan keputusan ditingkat tim mencakup pembagian tangguang jawab
untuk hasil.

D. Keuntungan kolaborasi
a. Lebih profesonal
b. Pelayanan lebih terfokus
c. Proses pengambilan kepotusan lebih bai
d. Setting tujuan lebih bermutu
e. Menunjang pengorganisasian therapeutik lebih baik

Anda mungkin juga menyukai