METODE HASIL
Tabel 1
Karakteristik Responden berdasarkan Umur, Pendidikan, Pengetahuan Gizi, dan Pekerjaan terhadap Obesitas
Obesitas Normal Total
Karakteristik n % n % n %
Umur (tahun)
40–44 14 24,56 5 8,77 19 33,33
45–49 11 19,30 2 3,51 13 22,81
50–54 10 17,54 3 5,26 13 22,81
55–59 8 14,04 4 7,02 12 21,05
Pendidikan
SMK 29 50,88 10 17,54 39 68,42
Diploma 5 8,77 2 3,51 7 12,28
Sarjana 9 15,79 2 3,51 11 19,30
Pengetahuan (%)
Kurang (< 56) 9 15,79 1 1,75 10 17,54
Cukup (56–75) 31 54,39 11 19,30 42 73,68
Baik (76-100) 3 5,26 2 3,51 5 8,78
Total 43 75,44 14 24,56 57 100,00
Tabel 2
Gambaran Aktivitas Fisik dan Asupan Energi, Protein, Lemak dan Karbohidrat Responden
Obesitas Normal Total
Karakteristik
n % n % n %
Aktivitas Fisik (Mmet/hari)
Ringan (< 600) 24 42,11 8 14,04 32 56,14
Sedang (> 600) 19 33,33 6 10,53 25 43,86
Asupan Energi (%)
Kurang (< 80) 22 38,60 4 7,02 26 45,61
Baik (80–110) 18 31,58 10 17,54 28 49,12
Lebih (> 110) 3 5,26 0 0,00 3 5,27
Asupan Protein (%)
Kurang (< 80) 10 17,54 5 8,77 15 26,32
Baik (80–110) 28 49,12 7 12,28 35 61,40
Lebih (> 110) 5 8,77 2 3,51 7 12,28
Asupan Lemak (%)
Kurang (< 80) 3 5,26 2 3,51 5 8,77
Baik (80–110) 2 3,51 1 1,75 3 5,26
Lebih (> 110) 38 66,67 11 19,30 49 85,97
Asupan Karbohidrat (%)
Kurang (< 80) 35 61,40 11 19,30 46 80,70
Baik (80–110) 8 14,04 3 5,26 11 19,30
Total 43 75,44 14 24,56 57 100,00
Responden yang mempunyai aktivitas sedang kategori kurang, baik, dan lebih baik memiliki
cenderung tidak mengalami obesitas yang nilai probabilitas energi sebesar = 0,71 (p > 0,05)
ditunjukkan dengan nilai probabilitas sebesar 0,03 dengan rerata = 1548,98 dan standar deviasi
(p < 0,05) dengan nilai rerata = 543,98 dan standar 176,19, protein = 0,70 (p > 0,05) dengan rerata =
deviasi 85,95. Hasil penelitian menunjukkan 49,33 dan standar deviasi 8,84, lemak = 0,37 (p >
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara 0,05) dengan rerata = 58, standar deviasi 16,27,
aktivitas fisik sedang dengan kejadian obesitas dan karbohidrat = 0,84 (p > 0,05) dengan rerata =
pada karyawan perempuan di Instalasi Gizi RSUD 205, standar deviasi 42,97. Data penelitian yang
Dr Soetomo Surabaya. diperoleh menunjukkan bahwa tidak terdapat
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan yang signifikan antara asupan energi,
responden yang mempunyai asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat dengan kejadian
protein, lemak, dan karbohidrat baik dalam obesitas.
13 of 17 Jminah, et al / Jurnal Berkala Epidemiologi, 6 (1) 2018, 9-17
Tabel 3
Hubungan Pengetahuan Gizi, Aktivitas Fisik, dan Asupan Gizi dengan Status Gizi
Variabel n Mean St. Deviasi T p-value
Pengetahuan Gizi 57 6,70 1,01 -2,27 0,03
Aktivitas Fisik 57 543,98 85,95 -2,19 0,03
Asupan Energi 57 1548,16 176,19 0,37 0,71
Asupan Protein 57 49,33 8,84 0,39 0,70
Asupan Lemak 57 58,00 16,27 0,90 0,37
Asupan Karbohidrat 57 205,00 42,97 -0,20 0,84
berkaitan dengan kejadian obesitas dimana homogenitas konsumsi zat juga dapat berpengaruh
dengan bertambahnya usia maka metabolisme kepada hasil penelitian (Widiantini & Tafal, 2014).
dalam tubuh akan mengalami penurunan berupa
menurunnya fungsi otot dan meningkatnya kadar Hubungan Asupan Protein dengan Kejadian
lemak dalam tubuh (Novitasary, Mayulu, & Obesitas
Kawengian, 2013). Asupan protein tidak menunjukkan hubungan
Aktivitas fisik dalam kategori rendah yang signifikan terhadap kejadian obesitas.
merupakan faktor risiko terjadinya obesitas lebih Peningkatan status obesitas saja bukan disebabkan
besar dibandingkan dengan orang yang aktif karena asupan protein dengan kategori lebih saja
berolahraga secara teratur. Seseorang yang kurang tetapi asupan protein dengan kategori baik bisa
melakukan aktivitas fisik menyebabkan tubuh menyebabkan terjadinya obesitas. Hasil penelitian
kurang menggunakan energi yang tersimpan dalam ini sejalan dengan penelitian Firdawanti (2016)
tubuh (WHO, 2014). Pencegahan kenaikan berat dan Widantini & Tafal (2014), bahwa tidak ada
badan dan program penurunan berat badan hubungan antara asupan protein dengan kejadian
merupakan salah satu cara untuk mengatasi dan obesitas pada orang dewasa di Desa Kepuh Harjo
menanggulangi obesitas dengan meningkatkan Yogyakarta.
aktivitas fisik (Zhang, Brackbill, Yang, & Centola,
2015). Hubungan Asupan Lemak dengan Kejadian
Aktivitas fisik berperan dalam Obesitas
menyeimbangkan zat gizi yang keluar dari dan Asupan lemak tidak menunjukkan hubungan
masuk kedalam tubuh dan pembakaran kalori yang signifikan terhadap kejadian obesitas, namun
terutama saat berolahraga. Semakin sering berisiko menyebabkan obesitas apabila tidak
olahraga maka semakin banyak pula kalori yang diimbangi dengan aktivitas fisik yang besar karena
hilang. Kalori secara tidak langsung juga lemak merupakan penyumbang energi lebih besar
berpengaruh terhadap metabolisme basal (Agustin, daripada karbohidrat sehingga lemak merupakan
Fayasari, & Dewi, 2018). Aktivitas fisik yang cadangan energi tubuh yang besar. Responden
memiliki hubungan signifikan dengan obesitas dalam penelitian ini merupakan karyawan yang
adalah gerakan tubuh oleh otot rangka yang setiap harinya melakukan aktivitas fisik selama
menghasilkan energi (Widiantini & Tafal, 2014). bekerja sehingga dapat berpengaruh pada
penggunaan cadangan energi. Penelitian serupa
Hubungan Asupan Energi dengan Kejadian juga dilakukan oleh Firdawanti (2016) yang
Obesitas menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara
Asupan energi tidak menunjukkan hubungan asupan lemak dengan kejadian obesitas pada orang
yang signifikan terhadap kejadian obesitas. dewasa di Desa Kepuh Harjo Yogyakarta.
Peningkatan status obesitas bukan disebabkan
karena asupan energi dengan kategori lebih saja, Hubungan Asupan Karbohidrat dengan
tetapi asupan energi dengan kategori kurang bisa Kejadian Obesitas
menyebabkan terjadinya obesitas. Asupan makan Asupan karbohidrat tidak menunjukkan
kategori kurang dapat mengakibatkan risiko lebih hubungan yang signifikan terhadap kejadian
besar terjadi peningkatan status obesitas karena obesitas. Penyebab terjadinya obesitas bukan
sebenarnya responden sudah paham akan karena asupan karbohidrat dengan kategori lebih
keberadaan asupan energi berlebih bisa saja tetapi asupan karbohidrat dengan kategori
menyebabkan peningkatan status obesitas tetapi kurang juga bisa menyebabkan terjadinya obesitas.
ada faktor lain seperti asupan lemak meningkat Responden yang tidak melaporkan secara
terutama dari lauk hewani dan dikonsumsi pada keseluruhan tentang asupan karbohidrat bisa
malam hari. Hasil penelitian ini sejalan dengan mengakibatkan penelitian yang dilakukan menjadi
penelitian oleh Firdawanti (2016), menunjukkan tidak berhubungan (Widiantini & Tafal, 2014).
bahwa tidak terdapat hubungan antara asupan Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
energi dengan obesitas pada orang dewasa di Desa Firdawanti (2016), menunjukkan bahwa tidak ada
Kepuh Harjo Yogyakarta. hubungan antara asupan karbohidrat dengan
Penelitian yang dilakukan pada PNS kejadian obesitas pada orang dewasa di Desa
Kementerian Kesehatan menunjukkan hasil bahwa Kepuh Harjo Yogyakarta. Karbohidrat merupakan
tidak terdapat hubungan antara konsumsi energi salah satu zat mikronutrien untuk pembentukan
dan obesitas. Kecenderungan responden energi. Karbohidrat diberikan rendah sebesar 55-
melaporkan lebih sedikit asupan makanan 65% dari kebutuhan energi total dalam jangka
dianggap menjadi salah satu faktor, selain itu
16 of 17 Jaminah, et al / Jurnal Berkala Epidemiologi, 6 (1) 2018, 9-17