Nama NIM
Puji Syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nyalah, Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, tepat pada
waktunya. Adapun tujuan penulisan Makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SD, pada semester 6 di tahun
akademik 2020/2021.
Dengan membuat tugas ini kami diharapkan untuk mampu memahami tentang
Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa Indonesia. Dalam penyelesaian makalah ini, kami
banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang
menunjang. Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari Dosen Pengampu Mata Kuliah
Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SD yang telah memberikan
pengarahan guna penyusunan makalah ini, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan
cukup baik.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang
bersifat positif, guna penyusunan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan dating.
Harapan kami, semoga makalah yang sederhana ini, dapat memberikan informasi kepada
pembaca tentang Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa Indonesia.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................X
A. Latar Belakang...........................................................................................................X
B. Rumusan Masalah......................................................................................................X
C. Tujuan
......................................................................................................................................
X-X
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................3
A. Kesimpulan ...............................................................................................................X
B. Saran ..........................................................................................................................X-
X
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................X-
X
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
B. Rumusan Masalah.
1. Apa konsep dasar pembelajaran bahasa Indonesia?
2. Bagaimana menuju Pembelajaran Bahasa Indonesia, Harmonis, Bermutu dan
Bermatabat?
3. Apa tujuan pembelajaran bahasa dan sastra?
C. Tujuan.
1. Mengetahui konsep dasar pembelajaran bahasa Indonesia.
2. Mengetahui cara menuju Pembelajaran Bahasa Indonesia, Harmonis, Bermutu
dan Bermatabat.
3. Mengetahui tujuan pembelajaran bahasa dan sastra.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Sifat Bahasa.
Chaer (2003:33-56) menjelaskan bahwa jika dibutiri, akan di dapatkan beberapa
ciri atau sifat yang hakiki dari bahasa. Sifat atau ciri itu antara lain
a. Bahasa sebagai Sistem.
Bahasa terdiri dari unsur-unsur atau komponen-komponen yang secara teratur
tersusun menurut pola tertentu, dan mem bentuk satu kesatuan. Sebagai
sebuah sistem, bahasa juga sekaligus bersifat sistematis dan sistemis. Dengan
sistematis, artinya bahasa itu tersusun menurut suatu pola, tidak tersusun
secara acak, secara sembarangan. Sedangkan sistemis artinya, bahasa itu
bukan merupakan sistem tunggal, tetapi terdiri juga dari sub-subsistem.
3. Fungsi Bahasa.
Martinet (1987:22) menerangkan bahwa fungsi utama bahasa adalah untuk
berkomunikasi. Namun perlu diingat pula bahwa bahasa mempunyai fungsi lain di
samping menjamin saling pengertian. Bahasa dapat dianggap berguna sebagai
penunjang pikiran, sehingga kita dapat mempertanyakan apakah kegiatan mental
yang kurang menggunakan bahasa patut disebut pikiran. Namun, masalah itu
harus diajukan kepada psikolog dan bukan kepada ahli linguistik. Disamping itu,
manusia sering kali meng gunakan bahasanya untuk mengungkapkan diri, artinya
untuk mengkaji apa yang dirasakannya tanpa memperhatikan sama sekali reaksi
pendengarnya yang mungkin muncul. Hal itu mungkin pula dipertegas melalui
pandangan matanya atau mata orang lain tanpa memerlukan komunikasi yang
sebenarnya. Pada akhirnya memang komunikasi artinya saling pengertian, yang
harus diingat sebagai fungsi pusat dari instrumen yang disebut bahasa itu.
Fungsi bahasa menurut Halliday (dalam Djojosuroto, 2006: 42-44), ada tujuh
macam:
1) The instrumental function (fungsi instrumental) melayani pengelolaan
lingkungan, menyebabkan peristiwa-peristiwa tertentu terjadi.
2) The regulatory function (fungsi regulasi), bertindak mengawasi serta
mengendalikan berbagai peristiwa.
3) The representational function (fungsi pemberian), penggunaan bahasa untuk
membuat pernyataan-pernyataan, menyampai kan fakta-fakta dan
pengetahuan, menjelaskan atau melapor kan, atau dengan kata lain
menggambarkan, memberikan realitas yang sebenarnya.
4) The interactional function (fungsi interaksi), bertugas untuk menjamin dan
memantapkan ketahanan dan kelangsungan komunikasi interaksional sosial.
Keberhasilan komunikasi interaksional ini menuntut pengetahuan secukupnya
mengenai logat (slang), logat khusus (jargon), lelucon, cerita rakyat, adat
istiadat, dan budaya setempat, tata karma pergaulan, dan sebagainya.
5) The personal function (fungsi personal), memberi kesempatan kepada seorang
pembicara untuk mengekspresikan perasaan, emosi pribadi, serta reaksi-
reaksinya yang mendalam.
6) The heuristic function (fungsi heuristik), melibatkan peng gunaan bahasa
untuk memperoleh ilmu pengetahuan, mem pelajari seluk-beluk lingkungan.
Fungsi heuristik seringkali dalam bentuk-bentuk pertanyaan yang menuntut
jawaban.
7) The imagination function (fungsi imajinatif), melayani pen ciptaan sistem-
sistem atau gagasan-gagasan yang bersifat imajinatif. Mengisahkan cerita-
cerita dongeng, menulis novel, membacakan lelucon.
8) Selanjutnya, Keraf (1994:3) menerangkan bahwa bila kita meninjau kembali
sejarah pertumbuhan bahasa sejak awal hingga sekarang, maka fungsi bahasa
dapat diturunkan dari dasar dan motif pertumbuhan bahasa itu sendiri.
Dasar dan motif pertumbuhan bahasa itu dalam garis besarnya dapat berupa:
1) Untuk menyatakan ekspresi diri.
2) Sebagai alat komunikasi.
3) Sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial.
4) Sebagai alat untuk mengadakan kontrol sosial.
(1) Sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri, bahasa menyatakan cara
terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam dada kita, sekurang-
kurangnya untuk memaklumkan keberadaan kita. (2) Sebagai alat
komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita,
melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama
dengan sesama warga. (3) Melalui bahasa, seorang anggota masyarakat
perlahan-lahan belajar mengenal segala adat-istiadat, tingkah laku, dan
tata krama masyarakatnya. la mencoba menyesuaikan dirinya (adaptasi)
dengan semuanya melalui bahasa. Seorang pendatang baru dalam sebuah
masyarakat pun harus melakukan hal yang sama. Untuk itu ia memerlukan
bahasa, yaitu bahasa masyarakat tersebut. (4) yang dimaksud kontrol
sosial adalah usaha untuk mem pengaruhi tingkah laku dan tindak-tanduk
orang-orang lain. Semua kegiatan sosial akan berjalan dengan baik karena
dapat disatukan dengan mempergunakan bahasa. Dalam meng adakan
kontrol sosial, bahasa itu mempunyai relasi dengan proses-proses
sosialisasi suatu masyarakat (Keraf, 1994:3-6).
4. Ragam Bahasa.
Kridalaksana (2010:3) menjelaskan bahwa ragam bahasa adalah variasi bahasa
menurut pemakaiannya. Tiap manusia menyesuaikan bahasanya menurut (1) apa
yang dibicarakan, (2) dengan siapa dan tentang apa ia berbicara, dan (3) media
yang digunakannya. Semua bahasa di dunia mempunyai dialek dan ragam bahasa,
tidak terkecuali bahasa Indonesia. Di dalam kehidupan masyarakat terdapat
bermacam-macam pemakaian bahasa. Kenyataan ini harus diakui dan disadari
karena keragaman situasi, daerah, ilmu pengetahuan, dan sarana juga ditemukan
dalam masyarakat. Pemakaian bahasa yang baik tidak hanya menggunakan bahasa
yang baku, tetapi juga yang sudah di standarkan. Ada tiga kriteria yang perlu
diperhatikan jika kita berbicara tentang ragam bahasa. Ketiga kriteria itu adalah
(1) media yang digunakan, (2) latar belakang penutur, dan (3) pokok persoalan
yang dibicarakan.
Berdasarkan media yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, ragam bahasa
dapat dibedakan atas ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis. Secara lebih
mendalam kedua ragam itu dibicarakan secara tersendiri. Dilihat dari segi
penuturnya, ragam bahasa dapat dibedakan menjadi (1) ragam daerah (dialek), (2)
ragam bahasa terpelajar, (3) ragam bahasa resmi, dan (4) ragam bahasa tak resmi.
Berdasarkan pokok persoalan yang dibicarakan, ragam bahasa dapat dibedakan
atas bidang-bidang ilmu penge tahuan dan teknologi, misalnya, ragam bahasa
ilmu, ragam bahasa hukum, ragam bahasa niaga, dan ragam bahasa sastra.
a. Ragam Daerah/Dialek.
Pada keadaannya bahasa Indonesia menumbuhkan banyak varian yaitu
varian menurut pemakai yang disebut sebagai dialek dan varian menurut
pemakaian yang disebut sebagai ragam bahasa.
Dialek dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:
1) Dialek regional, yaitu macam-macam bahasa yang digunakan di daerah
tertentu sehingga membedakan bahasa yang digunakan di suatu daerah
dengan bahasa yang digunakan di daerah yang lain meski mereka berasal
dari satu bahasa yang sama. Oleh karena itu, dikenallah bahasa Melayu
dialek Ambon, dialek Betawi, dialek Medan, dan lain-lain.
2) Dialek sosial, yaitu dialek yang digunakan oleh kelompok masyarakat
tertentu atau yang menandai tingkat masyarakat tertentu. Contohnya dialek
wanita dan dialek remaja.
3) Dialek temporal, yaitu dialek yang digunakan pada kurun waktu tertentu.
Contohnya dialek Melayu zaman Sriwijaya dan dialek Melayu zaman
Abdullah.
4) Idiolek, yaitu keseluruhan ciri bahasa seseorang. Sekalipun kita semua
berbahasa Indonesia, kita masing-masing memiliki ciri-ciri khas pribadi
dalam pelafalan, tata bahasa, atau pilihan dan kekayaan kata.
A. Kesimpulan.
Bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk berkomunikasi atau
menyampaikan sesuatu yang terlintas di dalam hati. Keraf (1994:1)
menerangkan bahwa mengingat pentingnya bahasa sebagai alat komunikasi
dan memperhatikan wujud bahasa itu sendiri, kita dapat membatasi pengertian
bahasa sebagai alat komunikasi antara masyarakat berupa simbol bunyi yang
di hasilkan oleh alat ucap manusia. Pengertian tentang bahasa di atas sejalan
dengan yang dikemukakan oleh Kridalaksana (dalam Chaer, 2007:32),
mengemukakan definisi tentang bahasa yaitu bahwa bahasa adalah sistem
lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok
sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri.
Menurut Jamaluddin, tujuan umum pembelajaran Bahasa dan
SastraIndonesia lebih bersifat filosofis, sedangkan tujuan khususnya bersifat
operasional. Ada lima tujuan umumyang telah dirumuskan dalam kurikulum
yaitu (1) siswa menghargai dan membanggakan bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional dan bahasa negara, (2) siswa memahami bahasa Indonesia
dari segi bentuk makna dan fungsi serta menggunakannya dengan tepat dan
kreatif untuk bermacam-macam tujuan, keperluan, dan keadaan, (3) siswa
memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan
kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan kematangan sosial, (4)
siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara dan menulis)
dan (5) siswa mampu menikmati dan memanfaatkannya karya sastra untuk
mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
B. Saran.
DAFTAR PUSTAKA
Gusti, Prima Yanti, dkk. 2016. Bahasa Indonesia : Konsep Dasar dan Penerapan. Jakarta :
Grasindo.