Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH MATA KULIAH KESEHATAN REPRODUKSI

RESUME KESEHATAN REPRODUKSI YANG ADA DITEMPAT KERJA

OLEH :

RATNASARI SYAHRIR, A.Md.Keb


NIM. 201302041

PROGRAM STUDI DIV BIDAN PENDIDIK


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
MAKASSAR
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................3
A. Latar Belakang.................................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................4
C. Tujuan Masalah...............................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................5
KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI.....................................................................................5
A. Pengertian Kesehatan Reproduksi...................................................................................................5
B. Tujuan Kesehatan Reproduksi.........................................................................................................5
C. Sasaran Kesehatan Reproduksi........................................................................................................6
D. Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja..........................................................................................6
E. Kebijakan dan Solusi Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja.......................................................7
BAB III PENUTUP....................................................................................................................................8
A. Kesimpulan......................................................................................................................................8
B. Saran................................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan social


secara lengkap dan bukan hanya adanya penyakit atau kelemahan, dalam segala hal yang
berhubungan dengan system reproduksi dan fungsi-fungsi serta prosesnya.  Sedangkan
kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi yang sehat yang menyangkut system,
fungsi, dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Kaum remaja Indonesia saat ini
mengalami lingkungan sosial yang sangat berbeda daripada orangtuanya. Dewasa ini,
kaum remaja lebih bebas mengekspresikan dirinya, dan telah mengembangkan
kebudayaan dan bahasa khusus antara grupnya. Sikap-sikap kaum remaja atas seksualitas
dan soal seks ternyata lebih liberal daripada orangtuanya, dengan jauh lebih banyak
kesempatan mengembangkan hubungan lawan jenis, berpacaran, sampai melakukan
hubungan seks.
Menurut PKBI, akibat derasnya informasi yang diterima remaja dari berbagai
media massa, memperbesar kemungkinan remaja melakukan praktek seksual yang tak
sehat, perilaku seks pra-nikah, dengan satu atau berganti pasangan. Saat ini, kekurangan
informasi yang benar tentang masalah seks akan memperkuatkan kemungkinan remaja
percaya salah paham yang diambil dari media massa dan teman sebaya. Akibatnya, kaum
remaja masuk ke kaum beresiko melakukan perilaku berbahaya untuk kesehatannya.
Secara garis besar dapat dikelompokkan empat golongan faktor yang dapat berdampak
buruk bagi kesehatan reproduksi yaitu :
1. Faktor sosial-ekonomi dan demografi (terutama kemiskinan, tingkat pendidikan yang
rendah, dan ketidaktahuan tentang perkembangan seksual dan proses reproduksi,
serta lokasi tempat tinggal yang terpencil).
2. Faktor budaya dan lingkungan (misalnya, praktek tradisional yang berdampak buruk
pada kesehatan reproduksi, kepercayaan banyak anak banyak rejeki, informasi
tentang fungsi reproduksi yang membingungkan anak dan remaja karena saling
berlawanan satu dengan yang lain, dsb).
3. Faktor psikologis (dampak pada keretakan orang tua pada remaja, depresi karena
ketidakseimbangan hormonal, rasa tidak berharga wanita pada pria yang membeli
kebebasannya secara materi, dsb).
4. Faktor biologis (cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi pasca penyakit
menular seksual, dsb).

Perubahan fisik yang pesat dan perubahan endokrin/hormonal yang sangat


dramatik merupakan pemicu masalah kesehatan remaja serius karena timbuhnya
dorongan motivasi seksual yang menjadikan remaja rawan terhadap penyakit dan
masalah kesehatan reproduksi, kehamilan remaja dengan segala konsekuensinya yaitu:
hubungan seks pranikah, aborsi, PMS & RIV-AIDS serta narkotika.  Permasalahan
remaja seringkali berakar dari kurangnya informasi dan pemahaman serta kesadaran
untuk mencapai sehat secara reproduksi. Di sisi lain, remaja sendiri mengalami
perubahan fisik yang cepat.  Akses untuk mendapatkan informasi bagi remaja banyak
yang tertutup. Dengan memperluas akses informasi tentang kesehatan reproduksi remaja
yang benar dan jujur bagi remaja akan membuat remaja makin sadar terhadap tanggung
jawab perilaku reproduksinya. Dengan makin banyaknya persoalan kesehatan reproduksi
remaja, maka pemberian informasi, layanan dan pendidikan kesehatan reproduksi remaja
menjadi sangat penting. Melihat kondisi seperti diatas penulis ingin meneliti tentang apa
saja masalah  kesehatan reproduksi remaja dan bagaimana solusi dalam mengatasinya.

B. Rumusan Masalah

1. Untuk menjelaskan pengertian dari kesehatan reproduksi


2. Untuk menjelaskan tujuan dari kesehatan reproduksi
3. Untuk menjelaskan siapa saja yang menjadi sasaran dalam kesehatan reproduksi
4. Untuk menjelaskan masalah kesehatan reproduksi yang ada diwilayah puskesmas
5. Untuk menjelaskan solusi masalah kesehatan reproduksi bagi remaja secara
promotif dan perventif

C. Tujuan Masalah

a. Untuk mengetahui pengertian dari kesehatan reproduksi


b. Untuk mengetahui tujuan dari kesehatan reproduksi
c. Untuk mengetahui siapa saja yang menjadi sasaran dalam kesehatan reproduksi
d. Untuk membahas masalah kesehatan reproduksi yang ada diwilayah puskesmas
e. Untuk mengetahui solusi masalah kesehatan reproduksi bagi remaja secara
promotif dan perventif

BAB II
PEMBAHASAN
KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI

A. Pengertian Kesehatan Reproduksi

Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik,mental,dan sosial


secara utuh tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam suatu yang
berkaitan dengan system reproduksi, fungsi dan prosesnya (WHO).
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sempurna fisik, mental dan kesejahteraan
social dan tidak semata-mata ketiadaan penyakit atau kelemahan, dalam segala hal yang
berkaitan dengan system reproduksi dan fungsi serta proses (ICPD, 1994).
Kesehatan Reproduksi adalah suatu keadaan sehat mental, fisik dan kesejahteraan
sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta
proses reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan serta
dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan spiritual dan
material yang layak, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, spiritual yang memiliki
hubungan yang serasi,selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan antara keluarga
dengan masyarakat dan lingkungan (BKKBN,1996).

B. Tujuan Kesehatan Reproduksi

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2014 Kesehatan Reproduksi yang


menjamin setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan reproduksi yang
bermutu, aman dan dapat dipertanggung jawabkan, dimana peraturan ini juga menjamin
kesehatan perempuan dalam usia reproduksi sehingga mampu melahirkan generasi yang
sehat, berkualitas yang nantinya berdampak pada penurunan Angka Kematian Ibu.
Didalam memberikan pelayanan Kesehatan Reproduksi ada dua tujuan yang akan
dicapai, yaitu tujuan utama dan tujuan khusus.
1. Tujuan Utama
Memberikan pelayanan kesehatan reproduksi yang komprehensif kepada perempuan
termasuk kehidupan seksual dan hak-hak reproduksi perempuan sehingga dapat
meningkatkan kemandirian perempuan dalam mengatur fungsi dan proses
reproduksinya yang pada akhirnya dapat membawa pada peningkatan kualitas
kehidupannya.
2. Tujuan khusus
a. Meningkatnya kemandirian wanita dalam memutuskan peran dan fungsi
reproduksinya.
b. Meningkatnya hak dan tanggung jawab sosial wanita dalam menentukan kapan
hamil, jumlah dan jarak kehamilan.
c. Meningkatnya peran dan tanggung jawab sosial pria terhadap akibat dari perilaku
seksual dan fertilitasnya kepada kesehatan dan kesejahteraan pasangan dan anak-
anaknya.

C. Sasaran Kesehatan Reproduksi

Terdapat dua sasaran Kesehatan Reproduksi yang akan dijangkau dalam memberikan
pelayanan, yaitu sasaran utama dan sasaran antara.
a. Sasaran utama
Laki-laki dan perempuan usia subur, remaja putra dan putri yang belum menikah.
Kelompok resiko: pekerja seks, masyarakat yang termasuk keluarga prasejahtera.
Komponen Kesehatan Reproduksi Remaja.
1). Seksualitas.
2). Beresiko/menderita HIV/AIDS.
3). Beresiko dan pengguna NAPZA.
b. Sasaran antara
Petugas kesehatan : Dokter Ahli, Dokter Umum, Bidan, Perawat, Pemberi Layanan
Berbasis Masyarakat.
1) Kader Kesehatan, Dukun.
2) Tokoh Masyarakat.
3) Tokoh Agama.
4) LSM.

D. Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja

1. Masalah Kehamilan Remaja


Kehamilan usia dini memuat risiko yang tidak kalah berat. Pasalnya, emosional ibu
belum stabil dan ibu mudah tegang. Sementara kecacatan kelahiran bisa muncul
akibat ketegangan saat dalam kandungan, adanya rasa penolakan secara emosional
ketika si ibu mengandung bayinya.
2. Masalah Aborsi
Aborsi memiliki resiko yang tinggi terhadap kesehatan maupun keselamatan seorang
wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa jika seseorang melakukan aborsi tidak
merasakan apa-apa dan langsung boleh pulang. Ini adalah informasi yang sangat
menyesatkan bagi setiap wanita, terutama mereka yang sedang kebingungan karena
tidak menginginkan kehamilan yang sudah terjadi
3. Infeksi Menular Seksual (IMS)
Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah infeksi yang menyerang organ kelamin
seseorang dan sebagian besar ditularkan melalui hubungan seksual. Penyakit menular
seksual akan lebih berisiko bila melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti
pasangan baik melalui vagina, oral maupun anak.
4. HIV dan AIDS
HIV merupakan  singkatan dari ’human immunodeficiency virus’. HIV merupakan
retrovirus yang menjangkiti sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia (terutama CD4
positive T-sel dan macrophages– komponen-komponen utama sistem kekebalan sel),
dan menghancurkan atau mengganggu fungsinya. Infeksi virus ini mengakibatkan
terjadinya penurunan sistem kekebalan yang terus-menerus, yang akan
mengakibatkan defisiensi kekebalan tubuh.
Sistem kekebalan dianggap defisien ketika sistem tersebut tidak dapat lagi
menjalankan fungsinya memerangi infeksi dan penyakit- penyakit. Orang yang
kekebalan tubuhnya defisien (Immunodeficient) menjadi lebih rentan terhadap
berbagai ragam infeksi, yang sebagian besar jarang menjangkiti orang yang tidak
mengalami defisiensi kekebalan. Penyakit-penyakit yang berkaitan dengan defisiensi
kekebalan yang parah dikenal sebagai “infeksi oportunistik” karena infeksi-infeksi
tersebut memanfaatkan sistem kekebalan tubuh yang melemah.

E. Kebijakan dan Solusi Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja

Adapun kebijakan dan solusi tentang masalah kesehatan reproduksi remaja, baik
secara promotif maupun preventif yaitu sebagai berikut:
Secara promotif yaitu ;
1. Menciptakan kebijakan oleh pemerintah setempat yang melibatkan remaja sebagai
partisipan aktif maupun pasif. Misalnya kerja sama dengan petugas KUA tidak akan
memberikan izin menikah apabila umur < 20 th
2. Pemberian pengetahuan dasar tentang kespro kepada remaja agar mereka mempunyai
kesehatan reproduksi yang baik
3. Menggalang kerja sama dengan semua stekholder dengan pemerintah setempat, baik
dari segi orang tua dalam hal ini masyarakat, guru disekolah, kader kesehatan, tokoh-
tokoh masyarakat dan petugas kesehatan itu sendiri.
Solusi masalah secara perventif yaitu :
1. Melakukan pelayanan kesehatan reproduksi dipuskesmas bagi remaja misalnya
sebelum menikah harus catin dulu dimana pada saat catin dapat diberikan masukan
tentang kesehatan reproduksi.
2. Melakukan pemeriksaan kesehatan reproduksi terhadap remaja yang memiliki
keluhan seputaran kesehatan reproduksi misalnya keputihan atau haid tidak lancar
3. Melaksanakan penyuluhan kesehatan reproduksi baik diposyandu dengan membentuk
posyandu remaja dimana anggotanya terdiri dari anak-anak remaja, kegiatan
disekolah-sekolah misalnya dengan kegiatan penjaringan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Masalah kesehatan remaja mencakup aspek fisik biologis dan mental, sosial.
Perubahan fisik yang pesat dan perubahan endokrin/ hormonal yang sangat dramatik
merupakan pemicu masalah kesehatan. Tingkat pengetahuan remaja di Indonesia tentang
kesehatan reproduksi masih rendah, khususnya dalam hal cara-cara melindungi diri
terhadap risiko kesehatan reproduksi, seperti pencegahan KTD, IMS, dan HIV dan AIDS.
Hasil Survei Kesehatan Reproduksi Remaja (SKRRI) tahun 2002-2003 yang dilakukan
oleh BPS memperlihatkan bahwa tingkat pengetahuan dasar penduduk usia 15-24 tahun
tentang ciri-ciri pubertas sudah cukup baik, namun dalam hal pengetahuan tentang masa
subur, risiko kehamilan, dan anemia relatif masih rendah.
Permasalahan remaja seringkali berakar dari kurangnya informasi dan
pemahaman serta kesadaran untuk mencapai sehat secara reproduksi. Di sisi lain, remaja
sendiri mengalami perubahan fisik yang cepat. Harus ada keyakinan bersama bahwa
membangun generasi penerus yang berkualitas perlu dimulai sejak anak, bahkan sejak
dalam kandungan.Selain itu, kebijakan dan solusi agar masalah – masalah yang ada
terkait kesehatan reproduksi remaja juga telah dibuat dan ditawarkan. Hal ini demi
meminimalisir masalah yang ada terkait hal tersebut. Dengan kebijakan lama yang
mungkin masih gagal dan diganti kebijakan baru yang telah berpandang pada evaluasi
kebijakan sebelumnya, pastilah dalam mengatasi permasalahan kesehatan reproduksi
remaja akan lebih mudah.
Peran pemerintah, orangtua, Lembaga Sosial Masyarakat (LSM), institusi
pendidikan serta masyarakat sangat diperlukan dalam memahami, mencegah serta cara
mengatasi masalah seksualitas dan seputar kasus reproduksi remaja. Karena kompleksnya
permasalahan kesehatan reproduksi remaja itu sendiri, sangatlah urgen bagi pemerintah
untuk segera bertindak. Maka dari itu dengan solusi yang telah ditawarkan dalam
pembahasan diharapkan masalah yang terjadi akan segera dapat diatasi.

B. Saran

1. Bagi Remaja
Setiap remaja di Indonesia harus mengetahui tentang seluk beluk kesehatan
reproduksi remaja agar pemerintah juga lebih mudah dalam mengatasi permasalahan
yang ada.
2. Bagi pemerintah
Pemerintah sebagai implementor kebijakan harus segera mengevaluasi
kebijakan yang sekiranya kurang tepat dalam mengatasi permasalahan kesehatan
reproduksi remaja agar dapat segera dibuat kebijakan baru yang sesuai.
3. Bagi orang tua
Pengawasan dan didikan dari orang tua sangatlah penting dalam membentuk
kepribadian anak dalam mengenal kesehatan reproduksi terutama dalam pergaulan
sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

http://ilmu-pasti-pengungkap-kebenaran.blogspot.com/2012/07/makalah-kesehatan-reproduksi-
remaja.html   Diakses tanggal 9 Desember 2012

ttp://belajarpsikologi.com/kesehatan-reproduksi-remaja/

Definisi Dari Berbagai Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja http://www.k4health.org 


Diakses pada 9 Desember 2012

Kesehatan Reproduksi Remaja http://drhandri.wordpress.com Diakses pada 9 Desember 2012

http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=5233

Fauzi, 2008. Kesehatan Reproduksi Remaja. Diperoleh dari: http://www.kesrepro.info/?


q=remaja. Diakses pada 9 Desember 2012

Rice, F.P. 1990. Remaja. Diperoleh dari: http://rumahbelajarpsikologi.com/index2.php?


option=com_content&do_pdf=1&id=101 diakses pada 9 Desember 2012

Anda mungkin juga menyukai