Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

ANATOMI FISIOLOGI KESEHATAN LINGKUNGAN

Disusun oleh:

Lina Shabrina (P21335120021)

Ainundita Paramananda (P21335119005)

Isyfalana Noor Islam (P21335120019)

1 D-IV

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta II

Jakarta, Februari 2021


KATA PENGANTAR
 

          Puji syukur kami panjatkan untuk Allah SWT sehingga membuat makalah tentang

“Menjelaskan Anotomi dan Fisiologi Sistem Rangka” ini dapat diselesaikan dengan tepat pada

saat diterima. Selain itu kami ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata

kuliah ”ANATOMI FISIOLOGI” atas bimbingan dan motivasinya.

          Penulis menyadari akan kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Karena itu kami

sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan

makalah ini.

Jakarta, 20 Februari 2021

Penulis
Contents
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB 1.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan..............................................................................................................2
BAB II.................................................................................................................................3
PEMBAHASAN....................................................................................................................3
2.1. Landasan Hukum Pencemaran Tanah..............................................................................3
2.2. Pengendalian Pencemaran Tanah....................................................................................3
2.3. Fungsi Tanah Terhadap Bahan Pencemaran.....................................................................5
2.4. Pencemaran Tanah Oleh Sampah....................................................................................7
2.5. Pengendalian Pencemaran Tanah oleh Sampah...............................................................9
2.6. Analisis Komposisi Sampah..............................................................................................9
BAB III..............................................................................................................................14
PENUTUP.........................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Tulang-tulang pada manusia membentuk rangka yang berfungsi untuk memberikan


bentuk tubuh, melindungi alat tubuh yang vital, menahan dan menegakkan tubuh, tempat
pelekatan otot, tempat menyimpan zat kapur, dan tempat pembentukan darah. Kelainan dan
gangguan pada tulang dapat menggangu proses gerakan yang normal. Kelaianan dan
gangguan ini dapat terjadi karena kekurangan vitamin D, penyakit (arthiritis), kecelakaan,
atau karena kebiasaan yang salah dalam waktu yang lama.

Osteoblas membentuk osteosit (sel-sel tulang). Setiap satuan sel-sel tulang akan
melingkari pembuluh darah dan serabut saraf membentuk sistem haveres. Matriks akan
mengeluarkan kapur dan fosfor yang menyebabkan tulang menjadi keras. Proses pengerasan
tulang disebut penulangan atau Osifikasi.

Sistem rangka adalah sistem yang memiliki fungsi untuk menyimpan bahan mineral,
tempat pembentukan sel darah, tempat melekatnya otot rangka, melindungi tubuh yang lunak
dan menunjang tubuh. Terdiri dari tengkorak, tulang rusuk, tulang belakang, rangka
penopang tulang bahu, rangka penopang tulang pinggul, tulang angota badan atas dan bawah.
Organ adalah kumpulan dari beberapa jaringan untuk melakukan fungsi tertentu di dalam
tubuh sedangkan sistem tubuh adalah gabungan dari organ-organ tubuh yang menjalankan
fungsi tertentu Secara garis besar, rangka(skeleton) manusia dibagi menjadi dua, yaitu rangka
aksial dan rangka apendikuler.
1.2 Tujuan

1. Menjelaskan Organisasi dan fungsi sitem rangka

2. Menjelaskan klasifikasi tulang menurut bentuknya

3. Menjelaskan anatomi rangka aksial dan apendikular

4. Menjelaskan klasifikasi dan pergerakan pada persendian synovial

5. Menjelaskan Gangguan pada tulang dan persendian beserta pencegahanya secara


dini
BAB II ISI

2.1 Organisasi sistem rangka

Skelet atau rangka adalah rangkaian tulang yang mendukung dan melindungi
beberapa organ unak, terutama dalam tengkorak dan panggul. Kerangka juga berfungsi
sebgai alat ungkit pada gerakan dan menyediakan permukaan untuk kaitan otot-otot kerang.

Rangka manusia dewasa tersusun dari tulang-tulang (sekitar 206 tulang ) yang
membentuk suatu kerangka tubuh yang kokoh.walaupun rangka terutama tersusun dari
tulang, rangka di sebagian tempat di lengkapi dengan kartilago. Rangka kemudian di
golongkan menjadi rangka aksial (tulang tengkorak, tulang belakang, tulang dada, tulang
rusuk), rangka apendikular (gelang bahu, tulang anggota gerak atas, gelang panggul, tulang
anggota gerak bawah) dan persendian antara tulang.

6. Kerangka Sumbu (aksial) terdiri dari kepala dan badan, termasuk tulang-tulang berikut:

7. Tengkorak

8. Tulang Belakang

9. Tulang dada dan iga-iga

10. Tulang hyoid

11. Kerangka apendikuler terdiri atas anggota gerak dan gelag panggul

12. Anggota gerak atas

13. Anggota gerak bawah

Serta tambahan ada lagi tiga tulang kecil dalam rongga telinga tengah.

14. Fungsi kerangka tubuh manusia


Selain sebagai penunjang tubuh manusia untuk berdiri tegak, rangka memiliki
beberapa peran penting lainnya, yakni:

15. Memberi bentuk pada tubuh;

16. Tempat perlekatan daging (otot) dan jaringan;

17. Tempat penyimpanan mineral (terutama fosfor dan kalsium) dan energi;

18. Tempat pembentukan sel darah merah (eritrosit) , sel darah putih (leukosit), dan
keping darah (trombosit);

19. Sebagai alat gerak pasif. Artinya rangkaian tulang ini tidak bergerak, melainkan
gerakan dapat terjadi jika adanya kontraksi atau relaksasi dari otot yang melekat
pada tulang;

20. Melindungi organ-organ vital tubuh, seperti:

21. Jantung, paru-paru dilindungi oleh tulang rusuk (costae) dan tulang dada
(sternum)

22. Otak dilindungi oleh tulang kepala (cranium)

1. Klasifikasi Tulang

Sistem rangka terdiri dari rangkaian tulaang. Tulang sendiri dapat diklasifikasikan
sesuai dengan bentuk dan formasinya. Diantaranya yakni:

23. Tulang Pipa (Tulang Panjang)

Disebut tulang pipa karena tulang jenis tersebut berbentuk seperti pipa dengan
kedua ujungnya yang bulat, tulang pipa terdiri atas bagian batang dan dua bagian ujung.
Ujung tulangnya yang berbentuk bulat dan tersusun atas tulang rawan disebut epifise.

Sedangkan pada jenis ini bagian tengah tulang pipa yang berbentuk silindris dan
berongga disebut diafise. Di antara epifise dan diafise terdapat bagian yang disebut
metafise. Metafise tersusun atas tulang rawan.Bagian metafise ini terdapat cakra epifise,
yang memiliki kemampuan memanjang.
Di dalam rongga tulang pipa, terdapat bagian yang disebut sumsum tulang.
Sumsum tulang tersusun dari pembuluh darah dan pembuluh saraf. Tulang pipa memiliki
dua sumsum tulang yakni sumsum tulang merah dan kuning. Tempat sel-sel darah
dibentuk berada di dalam sumsum tulang merah.

Adapun tempat pembentukan sel-sel lemak terdapat pada sumsum tulang kuning.
Saat kita masih bayi, hampir seluruh tulang mengan dung sumsum merah. Namun, saat
mulai tumbuh, beberapa di antaranya berubah menjadi sumsum tulang kuning.

Selain sumsum, pada tulang pipa juga terdapat bagian lainnya, misalnya bagian
luar yang keras disebut cangkang. Kemudian tulang pipa juga memiliki lapisan periostum
yang menyelimuti seluruh tulang. Bagian tubuh yang memiliki tulang pipa meliputi
tulang paha, tulang hasta, tulang lengan atas, tulang pengumpil, tulang betis, dan tulang
kering. Tulang pipa bekerja sebagai alat ungkit tubuh dan memungkinkannya bergerak.

24. Tulang Pendek

Tulang jenis pendek memiliki bentuk mirip kubus, pendek tak beraturan, atau
bulat. Tulan-tulang ini sebagian besar terbuat dari jaringan tulang jarang karena memiliki
sifat yang ringan dan kuat. Tulang tulang ini diselubungi oleh jaringan padat tipis.

Adanya tulang ini dimungkinkan goncangan yang keras dapat diredam dan
gerakan tulang yang bebas dapat dilakukan.Sebagai contoh, tulang telapak kaki dan
telapak tangan.

25. Jenis & Macam Tulang Pipih

Tulang pipih bentuk gepeng dan berupa lempenganlempengan lebar. Tulang


pipih ini tersusun atas dua lapisan tulang kompak yaitu lamina eksterna dan interna ossis
karnii. Di antara dua lapisan ini terdapat lapisan spongiosa yang dinamakan diploe.
Tulang ini dijumpai di tempat yang memerlukan erindungan, seperti pada tulang
tengkorak, tulang inominata, tulang panggul atau koksa, iga-iga, scapula(belikat) karena
peran tulang pipih itu sendiri adalah adalah melindungi struktur tubuh yang berada di
bawahnya.
26. Tulang Tak Beraturan

Dari namanya saja kita tentu tahu, bila tulang ini memiliki bentuk tidak beraturan.
Tulang ini adalah jenis tulang yang tidak dapat di kategorikan ke dalam jenis-jenis yang
sudah disebutkan sebelumnya. Contohnya dapat kita temukan pada tulang wajah dan ruas
tulang belakang.

Anatomi Rangka Aksial

Rangka aksial adalah sistem rangka yang disusun oleh tulang tulang aksial, yaitu
tulang yang menyusun sumbu utama tubuh manusia. Secara garis besar, rangka aksial
terdiri dari tulang tengkorak, tulang hioid, tulang belakang, tulang dada, dan tulang rusuk

1. Tulang Rangka kepala (tengkorak)

Tengkorang adalah tulang kerangka kepala yang disusun menjadi dua bagian,
yakni kranium (ada kalanya disebut kalvaria) yang terdiri dari delapan tulang dan
kerangka wajah yang terdiri dari 14 tulang.

1. Kranium

Kranium adalah rongga berbentuk kotak dan berfungsi melindungi otak. Atapnya
berbentuk kubah dan disebut kalvaria atau tutup tengkorak dan lantainya disebut
basis tengkorak.
Tulang frontal

2. Tulang Frontal

Tulang frontal adalah tulang pipih besar yang membentuk dahi dan
sebagian besar atap orbita. Terdapat tonjolan besar (tuberositas frontal)
satu pada masing-masing sisi garis tengah bervariasi ukurannya pada
setiap individu dan bersama-sama membentuk dahi. Tulang frontal
memiliki dua rongga tidak teratur yang disebut sinus frontal yang terletak
di atas orbita masing-masing sisi dan sinus ini bermuara ke dalam rongga
nasal. Sinus tersebut berisi udara dan di lapisi membran mukosa yang
kontinu dengan membran mukosa yang di lapisi traktus respiratorius.
Sinus-sinus ini memperkuat resonansi suara dan juga berfungsi
meringankan tengkorak, tetapi membran mukosa sinus dapat mengalami
infeksi, suatu kondisi yang di sebut sinusitis.

3. Tulang Parietal

Membentuk sisi dan atap kranium. Berartikulasi dengan tulang


frontal, tulang oksipital, dan antar tulang tersebut untuk membentuk sutura
atau sendi kranium. Pada permukaan dalamnya terdapat alur-alur kecil,
tempat lewat pembuluh darah yang menyuplai otak dan dapat pula di
temukan cekungan lipatan atau konvolusi pada permukaan otak. Saat bayi
lahir, terdapat celah membranosa pada tengkorak pada sudut pertemuan
tulang parietal, yang disebut fontamel(ubun-ubun).
4. Tulang oksipital

Membentuk bagian belakang tengkorak. Mempunyai penonjolan


yang besar (protuberansia oksipital eksternal) yang merupakan tempat
perlekatan otot. Dibawah tonjolan ini terdapatb lubang oval besar
(foramen magnum) yang merupakan tempat pertemuan rongga kranial
dengan kanal vertebra.

5. Tulang temporal

Masing-masing memiliki 4 bagian, yakni:

1. Bagian skuamosa Membentuk bagian arterior dan superior tulang temporal dan berbentuk
tipis dan datar. Terdapat sebuah prosesus melengkung (zygoma atau prosesus
zygomatikus yang menonjol ke depan dari bagian inferior.

2. Bagian petromastoid Membentuk bagian prosterior tulang dan bisa di bagi menjadi 2
bagian :

3. Bagian mastoid : tonjolan kerucut (prosesus mastoideus dan mengandung sel-sel


udara.Bagian petrosa : antara tulang oksipital dan sfenoid dan mengandung struktur
pembentuk telinga dalam.

4. Bagian timpani Berbentuk piring melengkung, terletak di bawah bagian skuamosa dan di
depan prosesus mastoideus. Mencakup meatus auditorius eksterna.

6. Prosesus stiloideus Menonjol ke bawah dan ke depan dari bawah tulang temporal.

7. Tulang ethmoid

sangat ringan dan bentuknya tidak teratur. Mengandung 3 bagian :

8. Lempeng kribriformis : horizontal kecil yang di tembus oleh beberapa lubang halus
(foramina)untuk tempat lewat nervus olfaktorius yang menghantar sensasi penciuman.
9. Lempeng perpendikular : menjulur ke bawah dari lempeng kribriformisdan membentuk
bagian atas septum nasalis, yang membagi rongga hidung menjadi dua bagian.

10. Dua labirin : masing-masing terdiri dari sejumlah sel udara ethmoid berdinding tipis yang
berhubungan dengan rongga nasal, sehingga bisa mengalami infeksi. Dua lempeng tulang
yang tipis (konka nasalis superior dan medial) menonjol kedalam rongga nasal dari
labirin spongiosa.

11. Tulang sfenoid

Terletak di basis tengkorak, di depan tulang-tulang temporal. Bentuknya


mirip kelelawar dengan sayap terkembang. Badan tulang ini terdiri dari
dua sinus udara besar yang berhubungan dengan rongga hidung dan suatu
cekungan dalam (fossa hipofisis) yang mengandung kelenjar hipofisis.
Sayap besar dan kecil di tembus oleh banyak lubang, sehingga dapat di
lewati saraf dan pembuluh darah.

12. Konka nasalis inferior

merupakan lempeng tulang melengkung yang terletak pada dinding rongga


hidung, di bawah konka nasalis superior dan medial tulang ethmoid.

13. Tulang lakrimal

merupakan tulang kranial yang paling kecil dan paling rapuh. Tulang ini
membentuk sebagian orbita. Setiap tulang memiliki alur yang berisi
kantong dan duktus lakrimalis untuk mengalirkan cairan cairan lakrimalis
(air mata) kedalam rongga hidung. Cairan lakrimalis membasuh
permukaan mata secara konstan.

14. Tulang nasal

merupakan tulang segi empat kecil yang bersama-sama membentuk


batang hidung.

15. Vomer
adalah tulang pipih yang membentuk bagian bawah septum nasalis.

2. Tulang wajah

Tulang wajah disusun oleh beberapa tulang, yaitu

1. Dua buah tulang rahang atas (maxilla)

1. Dua buah tulang rahang bawah (mandibula)

2. Dua buah tulang pipih (zigomatikum)

3. Dua buah tulang langit langit (pallatum)

4. Dua buah tulang hidung (os nasale)

5. Dua buah tulang air mata (os lacrimale)


3. Tulang Hioid

Hioid adalah tulang yang terdapat di antara laring dan mandibula. Tulang ini
berbentuk seperti huruf U. Hioid berfungsi sebagai tempat melekatnya beberapa otot
mulut dan lidah. Tulang hioid disebut juga tulang lidah (hyodium)

4. Tulang belakang (Kolumna Vertebralis)

Rangkaian tulang belakang atau Kolumna Vertebralis adalah struktur lentur


sejumlah tulang yang disebut vertebrata atau ruas tulang belakang. Diantara dua ruas
tulang pada bagian belakang terdapat bantalan tulang rawan. Panjang rangkaian tulang
belakang pada orang dewasa mencapai 57-67 sentimeter. Seluruhnya terdapat 33 ruas
tulang, 24 buah diantaranya adalah tulang-tulang terpisah dan 9 ruas sisanya bergabung
membentuk 2 tulang.

Rangkaian tulang belakang secara umum berfungsi untuk menyokong atau


menyanggah berat tubuh sehingga memungkinkan manusia untuk melakukan berbagai
gerakan dalam berbagai posisi seperti berdiri, duduk, berbaring, berjalan, berlari, dan
sebagainya. Rangkaian tulang belakang sendri terdiri dari:

1. Tujuh ruas tulang leher (vertebrae cervicales).

Merupakan ruas tulang yang paling kecil kecuali ruas pertama dan kedua yang
berbentuk istimewa. Ruas tulang leher mempnyai cirri khas bdannya kecil dan
persegi panjang, lebih panjang dari samping ke samping daripada depan
kebelakang, lenkungannya besar, taju duri diujungnya memecah dua.

1. Dua belas ruas tulang punggung (vertebrae dorsales atau torakalis)

Ruas tulang punggung lebih besar dari cervicales, di sebelah bawah menjadi lebih
besar, cirinya yakni badannya berbentuk lebar lonjong atau bentuk jantung.
Lekukan kecil disetiap sisi untuk menyambung iga; lengkungannya agak
kecilprosesus spinosus panjang dan mengarah ke bawah.

1. Lima ruas tulang pinggang 7(vertebrae limabtes/ lumbalis)

Adalah ruas yang terbesar. Badannya sangat besar di bandingkan dengan


vertebrata yang lainnya dan berbentuk seperti ginjal. Prosesus spinusnya lebar dan
berbentuk seperti kapak kecil. Ruas kelima membentuk sendi dengan sacrum pada
sendi lumbo-sakra.

1. Tujuh Lima ruas tulang kelangkang (os sacrum7)


Berbentuk segitiga dan terletak pada bagian bawah columna veterdralis,terjepit di
antara kedua tulang inominata (atau tulang koksa) dan membentuk bagian
belakang rongga panggul.

1. Empat ruas tulang ekor (Kolumna vertebralis)

Jika dilihat dari samping kolumna veterbralis memperlihatkan empat kurva atau
lingkungan antero posterior ; lengkungan vertical pada daerah leher melengkung
kedepan, daerah torakal melengkung ke depan, daerah torakal melengkung ke
belakang, daerah lumbal melengkung ke depan dan daerah pelvis melengkung ke
belakang.

5. Tulang rusuk

Tulang rusuk terdiri dari beberapa tulang, yaitu:

1. Tiga pasang tulang rusuk palsu (costa spuria)

2. Dua pasang tulang rusuk melayang (costa fluctuantes)

3. Tujuh pasang tulang rusuk sejati (costa vera)

6. Tulang dada

Rangka dada atau toraks tersusun atas tulang dan tulang rawan. Toraks berupa
sebuah rongga berbentuk kerucut, di bagian bawah lebih lebar daripada di atas dan di
belakang lebih panjang daripada didepan. Tulang dada dan tulang rusuk bekerja sama
membentuk suatu perisai yang berfungsi melindungi organ organ dalam yang vital seperti
jantung dan paru paru. Tulang rusuk berhubungan dengan tulang belakang sedangkan
tulang dada berhubungan dengan tulang rusuk.

Tulang dada terdiri dari tiga tulang penyusun, yaitu:

1. Tulang hulu (manubrium sterni)

2. Tulang badan (corpus sterni)

3. Tulang bahu pedang (proccesus xyphoides)


Anatomi Rangka Apendikular

Rangka apendikular adalah sistem rangka yang tersusun oleh tulang tulang
apendikular, yaitu tulang yang menyusun organ gerak. Secara garis besar, rangka apendikular
terdiri dari tulang panggul, bahu, tulang anggota gerak atas, dan tulang anggota gerak
bawah.

1. Tulang bahu

Tulang bahu disusun oleh dua buah jenis tulang, yaitu:

2. Dua buah tulang belikat (scapula)

Tulang belikat membentuk bagian belakang gelang bahu dan terletak di sebelah belakang
toraks yang lebih dekat ke permukaan dari pada iga. Bentuknya segitiga pipih dan
memerlihatkan dua permukaan, tiga sudut dan tiga sisi.

3. Dua buah tulang selangka (clavicula)

Klavikula adalah tulang melengkung yang embentuk bagian anterior gelang bahu. Ujung
medial disebut ekstremitas sterna dan mebuat sendi dengan sternum. Ujung lateral disebut
disebut ektremitas akromial, yang bersendi pada prosesus akromiun scapula.

4. Tulang panggul

Tulang panggul tersusun sari tiga bagian utama, yaitu:

Dua buah tulang usus (os ileum)

Dua buah tulang duduk (os ichium)

Dua buah tulang kemaluan (os pubis)

5. Tulang anggota gerak atas

Tulang anggota gerak atas disusun oleh beberapa tulang,yaitu:

6. Dua buah tulang lengan atas (humerus)


Humerus atau tulang lengan atas adalah tulang terpanjang anggota atas, memperlihatkan sebuah
batang dan dua ujung.

Sepertiga atas ujung humerus terdiri atas : Sebuah kepala, yang membuat sendi dengan
rongga glenoid scapula dan merupakan bagian bangunan sendi bahu.

Batang humerus sebelah atas bundar, tetapi semakin kebawah menjadi lebih pipih.

Ujung bawah humerus lebar dan agak pipih. Pada bagian paling bawah terdapat permukaan
sendi yang dibentuk bersama tulang lengan bawah.

7. Dua buah tulang (hasta ulna)

Sebuah tulang pipa yang mempunyai sebuah batang dan dua ujung. Tulang hasta itu
terletak disebelah media lengan bawah dan lebih panjang dari pada radius atau tulang pegumpil

Ujung atas ulna: Kuat dan tebal, dan masuk dalam formasi sendi siku.

Batang Ulna: makin mendekati ujung bawah makin mengecil, member kaitan pada otot yang
mengendalikan gerakan pergelangan tangan dan jari \ujung bawah ulna dibanding ujung atasnya.

8. Dua buah tulang pengumpil (radius)

Radius adalah tulang disisi lateral lengan bawah, merupakan tulang pipa dengan sebuah
batang dan dua ujung lebih pendek daripada ulna

Ujung atas radius kecil memperlihatkan kepala berbentuk kancing yang memiliki permukaan
dangkal bersendi dengan kapitulum humerus.

Batang radius agak berbentuk segiempat dan masuk dalam formasi dua buah sendi.

Ujung bawah agak berbentuk segiempat dan masuk dalam formasi dua buah sendi.

9. Enam belas buah 2 x 8 tulang pergelangan tangan is (carpal)

Tulang tangan disusun dalam beberapa kelompok yaitu


10. Karpus

Terdiri atas delapan tulang tersusun dalam dua baris, empat tulang
dalam setiap baris. Baris atas tersusun dari luar ke dalam adalah
navikular (skafoid), lunatum (semilunar), trikuetrum, dan pisimorfis.

11. Metakarpus

Terdapat lima tulang metakarpal. Setiap tulang mempunyai batang dan


dua ujung.

12. Falang

Atau disebut tulang panjang, mempunyai dua batang dan dua ujung.
Batangnya mengecil diarah ujung distal. Terdapat 14 falang, 3 pada
setiap jari dan 2 pada ibu jari.

4. Tulang anggota gerak bawah

Anggota gerak bawah terdiri dari beberapa tulang, yaitu:

Dua buah tulang paha (femur)

Adalah tulan terpanjang dari tubuh. Tulan itu bersendi dengan


asetabulum dalam formasi persendian panggul dan dari sini menjulur
medial ke lutu dan mebuat sendi dengan tibia. Tulang ini berupa tulang
pipa.

Dua buah tulang tempurung lutut (patela)

Adalah tulang baji atau tulang sesamoid yang berkembang di dalam


tendon otot kuadrisep ekstensor. Letaknya di depan sendi lutut, tetapi
tidak ikut serta di dalamnya.

Dua buah tulang kering (tibia)


Merupakan kerangka utama tungkai bawah dan terletak medial dari
fibula atau tulang betis; tibia adalah tulang pipa dengan sebuah batang
dan dua ujung.

Dua buah tulang betis (fibula)

Adalah tulang sebelah lateral tungkai bawah. Tulang itu adalah tulang
pipa dengan sebuah batang dan dua ujung.

Empat belas buah 2 x 7 tulang pergelangan kaki (tarsal)

Tulang-tulang ini adalah tulang pendek, terbuat dari jaringan tulang


berbentuk jala dengan pembungkus jaringan kompak. Tulang ini
mendukung berat badan saat tubuh saat sedang berdiri.

Sepuluh buah 2 x 5 tulang telapak kaki (metatarsal)

Terdiri dari tulang pipa dengan sebuah batang dan dua ujung. Ujung
proksimal atau ujung tarsal bersendi dengan tulang tarsal. Ujung distal
atau falangeal bersendi dengan tulang tarsal. Ujung distal atau falangeal
bersendi dengan basis falang proksimal.

28 buah 2 x 14 tulang jari jari kaki (phalanges)

2.3 Klasifikasi struktural dan fungsional persendian

Sendi adalah istilah yang digunakan untuk menunjuk pertemuan antara dua atau beberapa
tulang kerangka. Sendi bertanggung jawab untuk gerakan (misalnya, gerakan anggota badan) dan
stabilitas (misalnya, stabilitas ditemukan dalam tulang tengkorak).

Ada dua cara untuk mengklasifikasikan sendi: berdasarkan struktur atau atas dasar fungsi
mereka. Klasifikasi struktural membagi sendi menjadi fibrosa, tulang rawan, dan sendi sinovial
tergantung pada bahan penyusunan sendi dan ada atau tidak adanya rongga pada sendi.
Klasifikasi fungsional membagi sendi menjadi tiga kategori: Sinartrosis, ampiatrosis, dan
diartrosis.
1. Sendi berdasarkan struktur:

1. Sendi fibrosa

Tulang-tulang sendi fibrosa digabungkan oleh jaringan ikat fibrosa. Tidak ada rongga,
atau ruang yang hadir antara tulang, sehingga sebagian besar sendi fibrosa tidak bergerak
sama sekali. Ada tiga jenis sendi fibrosa yaitu: sutura, Syndesmosis, dan gomphosis.
Sutura hanya ditemukan pada tengkorak dan memiliki serat pendek dari jaringan ikat
yang memegang tulang tengkorak erat di tempat.

2. Sendi Syndesmosis

Adalah sendi dimana tulang dihubungkan oleh sebuah pita dari jaringan ikat,
memungkinkan untuk lebih banyak gerakan daripada di sutura. Contoh Syndesmosis
adalah sendi tibia dan fibula pada pergelangan kaki. Jumlah gerakan dalam jenis sendi
ditentukan oleh panjang serat jaringan ikat. Gomphosis terjadi di antara gigi dan soket
mereka; istilah ini mengacu pada cara gigi dimasukkan ke dalam soket seperti pasak. Gigi
terhubung ke soket oleh jaringan ikat yang disebut ligamentum periodontal.

3. Sendi kartilaginosa

Sendi Kartilaginosa adalah mereka di mana tulang dihubungkan oleh tulang rawan. Ada
dua jenis sendi kartilaginosa : synchondrosis dan simfisis. Dalam sendi synchondrosis,
tulang bergabung dengan tulang rawan hialin. Synchondrosis ditemukan pada lempeng
epifisis tumbuh tulang pada anak-anak.

Dalam simfisis, tulang rawan hialin meliputi ujung tulang, tetapi hubungan antara tulang
terjadi melalui fibrokartilago. Simfisis ditemukan pada sendi antara tulang dan antara
tulang kemaluan. Amphiarthrosis memungkinkan gerakan hanya sedikit; Oleh karena itu,
kedua jenis sendi tulang rawan adalah amphiarthrosis.

4. Sendi sinovial

Sendi sinovial adalah satu-satunya sendi yang memiliki ruang antara tulang
perbatasan. Ruang ini, disebut sebagai rongga sinovial (atau bersama), diisi dengan cairan
sinovial. Cairan sinovial melumasi sendi, mengurangi gesekan antara tulang dan
memungkinkan untuk gerakan yang lebih besar. Ujung-ujung tulang ditutupi dengan
kartilago artikular, tulang rawan hialin. Seluruh sendi dikelilingi oleh kapsul artikular
terdiri dari jaringan ikat. Hal ini memungkinkan pergerakan sendi serta resistensi
terhadap dislokasi. Kapsul artikular juga dapat memiliki ligamen yang memegang tulang
bersama-sama. Sendi sinovial mampu gerakan terbesar dari tiga jenis sendi struktural;
Namun, sendi lebih mobile adalah sendi lemah. Lutut, siku, dan bahu adalah contoh sendi
sinovial. Karena mereka memungkinkan gerakan bebas, sendi sinovial diklasifikasikan
sebagai diartrosis.

Sendi berdasarkan fungsional :

1. Sendi mati (sinartrosis), yaitu persendian yang tidak dapat digerakkan karena terbentuk
dari hubungan antartulang yang erat. Contoh: Persendian pada tulang tengkorak dan
gelang panggul.

2. Sendi kaku (amfiartrosis), yaitu persendian yang memungkinkan terjadinya sedikit


gerakan. Contoh: Persendian pada tulang pergelangan tangan dan kaki, persendian antara
tulang rusuk dan tulang dada.

1. Sendi gerak (diartrosis), yaitu persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan yang
lebih bebas. Pada kedua ujung tulang yang saling berhubungan terbentuk rongga sendi
yang berisi minyak sendi (cairan sinovial). Minyak sendi dihasilkan oleh membran
sinovial yang melapisi persendian.

Sendi berdasarkan arah geraknya :

1. Sendi peluru, yaitu persendian yang memungkinkan gerakan ke segala arah.

Contoh: Persendian antara tulang paha dengan tulang gelang panggul.

2. Sendi engsel, yaitu persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan satu arah.

Contoh: Persendian pada siku.

3. Sendi putar, yaitu persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan memutar.

4. Sendi geser, yaitu persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan bergeser.


Contoh: Persendian pada tulang-tulang pergelangan tangan dan pada ruas-ruas tulang
belakang.

1. Sendi pelana, yaitu persendian yang memungkinkan terjadinya gerak dua arah atau
gerakan seperti orang naik kuda.

Contoh: Persendian antara tulang ibu jari dan tulang telapak tangan.

2. Klasifikasi dan pergerakan pada persendian synovial

Tubuh memiliki berbagai macam sendi baik yang dapat digerakkan maupun yang tidak. Sendi
diartrosis merupakan satu-satunya sendi yang dapat digerakkan secara leluasa. Dengan sendi
inilah tubuh dapat melakukan berbagai macam gerak. Sendi diartrosis pada umumnya memiliki
rongga, sehingga sering pula disebut sendi synovial.

Sendi synovial memiliki beberapa bagian penyusun sehingga memungkinkan adanya pergerakan.
Bagian-bagian tersebut yaitu:

1. Kapsul sendi (joint capsule) adalah jaringan fibrosa yang membungkus sendi sehingga
membentuk kapsul.
2. Membran synovial merupakan lapisan kapsul sendi yang mengeluarkan cairan synovial.
3. Tulang rawan hialin (hyaline cartilage) berfungsi sebagai penutup ujung tulang sendi.
4. Cairan synovial berfungsi sebagai pengisi kapsul sendi dan memelihara serta melumasi
tulang rawan pada sendi.
5. Ligamen merupakan jaringan ikat fibrosa berwarna putih yang bergabung dengan tulang
untuk menjaga kestabilan sendi.
6. Bursa merupakan bagian sendi yang membentuk kantung berisi cairan antara tendon dan
tulang untuk mengurangi gesekan.
7. Articular Disc yang berfungsi sebagai peredam kontraksi.
8. Bantalan lemak (pads of fat) berfungsi sebagai buffer untuk melindungi tulang dari
pengikisan.

 
Sendi synovial tidak hanya menggambarkan satu sendi saja melainkan memiliki berbagai macam
jenis. Sendi ini memiliki beberapa bentuk dengan fungsi yang berbeda. Berikut adalah jenis-jenis
sendi synovial.

1. Sendi gliding: sendi ini sering disebut juga sendi pelana. Sendi ini memiliki permukaan
yang datar dan kecil. Sendi ini bekerja dengan cara bergeser antar tulangnya. Sendi ini
terdapat pada pergelangan tangan dan ankle.
2. Sendi hinge: sendi ini berbentuk seperti kepala martil yang bertemu dengan tulang
lainnya dan hanya dapat bergerak secara fleksi dan ekstensi. Contohnya siku, lutut,
pergelangan kaki, serta jari tangan dan kaki.
3. Sendi pivot: Merupakan sendi yang memungkinkan Anda melakukan gerakan disatu
sumbu / poros (berotasi). Contohnya menengok ke kiri dan ke kanan atau ketika
melakukan pronate dan supinate pada lengan. Bagian tubuh yang memiliki sendi pivot
yaitu proksimal radioulnar (antara tulang lengan) dan sendi atlantoaxial (antara tulang
leher pertama dan kedua).
4. Sendi saddle: Merupakan sendi yang dapat bergerak didua sumbu sehingga dapat
bergerak bebas. Sendi ini juga disebut sendi sellar. Permukaan sendi menyerupai
sepasang saddle yang terbalik (90°) atau berlawanan arah satu sama lainnya. Sendi ini
memungkinkan Anda melakukan gerakan fleksi dan ekstensi, abduksi, adduksi, dan
circumduksi. Sendi saddle dapat ditemukan pada carpometacarpal pertama di pangkal ibu
jari.
5. Sendi ellipsoid: Merupakan sendi yang dapat bergerak didua sumbu (biaksial). Sendi ini
sering pula disebut sebagai sendi condyloid. Permukaan sendi ini berbentuk elips /
menyerupai telur. Sendi ini memungkinkan Anda melakukan gerakan fleksi dan ekstensi,
abduksi, adduksi, dan circumduksi, serta kombinasi dari gerakan-gerakan ini. Sendi
ellipsoidal dapat ditemui pada radiocarpal (pergelangan tangan), metacarpophalangeal
(jari-jari, metatarsophalangeal / jari kaki) dan occipitoatlantal (kepala dan leher).
6. Sendi Ball-and-socket: Merupakan sendi yang dapat bergerak paling leluasa yaitu
diketiga sumbu dibandingkan sendi sinovial lainnya. Sendi Ball-and-socket
memungkinkan Anda melakukan gerak fleksi dan ekstensi, abduksi, adduksi, dan rotasi
internal dan eksternal. Sendi ini dapat ditemukan pada  glenohumeral (bahu dan pinggul).

2.5 Gangguan pada tulang dan persendian beserta pencegahanya secara dini

1. Macam-macam Gangguan Pada Tulang

Tulang pada manusia sering mengalami gangguan baik gangguan tulang sejak
lahir, karena makanan yang kita konsumsi, posisi tubuh yang salah, terkena penyakit,
kecelakaann, dan lainnya. Dibawah ini adalah macam-macam kelainan, gangguan tulang
atau penyakit pada tulang yang akan dibahas secara jelas.

2. Gangguan Tulang karena Kebiasaan Posisi Tubuh Yang Salah

Kebiasaan yang tidak baik akan memengaruhi pertumbuhan tubuh. Sikap tubuh
yang salah ketika duduk, berdiri, tidur, atau ketika membawa beban yang terlalu berat
dapat menyebabkan gangguan pada tulang belakang/punggung sebagai berikut.

Skoliosis

Skoliosis,yaitu kondisi di mana tulang belakang bagian punggung


membengkok ke kiri atau ke kanan. Penyebabnya adalah posisi duduk
yang salah. Skoliosis juga dapat terjadi jika seseorang sering membebani
salah satu sisi tulang belakang dan kebiasaan ini dilakukan selama
bertahun-tahun.

Lordosis

Lordosis,yaitu kondisi di mana tulang belakang bagian punggung


membengkok ke belakang. Hal itu dapat terjadi, jika kita sering duduk di kursi
dengan meja yang terlalu tinggi.
Kifosis

Kifosis merupakan kondisi yang berkebalikan dengan lordosis. Kifosis,


yaitu tulang belakang bagian dorsal perut membengkok ke depan. Hal itu dapat
terjadi karena kebiasaan menulis yang terlalu membungkuk.

3. Gangguan Tulang Karena Penyakit

a.  Polio

Penderita polio akan mengalami kelumpuhan sehingga lama kelamaan tulangnya akan
mengecil. Penyakit polio dapat dicegah dengan vaksin polio. Pemberian vaksin biasanya
dilakukan melalui mulut pada saat anak berusia di bawah lima tahun.

b. Layuh Semu

Layuh semu terjadi akibat terinfeksi penyakit sifilis pada anak semasa dalam kandungan
akibat tertular oleh ibu yang mengidap penyakit sifilis, akibat tulang tulang anggora
gerak pada bayi atau anak menjadi layuh atau tidak bertenaga.

c. Rakhitis

Rakitis merupakan suatu penyakit yang mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan


tulang. Penyakit ini timbul karena penderita kekurangan vitamin D dan sinar matahari
pagi. Orang yang menderita penyakit rakhitis memiliki tulang yang lemah dan biasanya
berbentuk X atau O karena tidak dapat menahan berat tubuh.

d. Kaku Sendi

Kaku sendi merupakan cacat pada persendian dimana sendi tidak dapat digerakkan.
Penyakit ini disebabkan karena persendian terinfeksi penyakit sifilis atau gonorhoe
sehingga minyak sendi menjadi kering dan tidak dapat digerakkan, misalnya pada lutut
yang tidak dapat dibengkokkan. Kaku sendi biasanya ini terjadi pada orang dewasa.

e. Kanker Tulang
Virus juga dapat merusakkan pertumbuhan sel sel tulang yang tidak terkendali, sehingga
di beberapa tempat pada tulang dapat tumbuh benjolan benjolan yang dapat berpindah
pindah dan timbul rasa sakit. Penyakit ini dapat menyebabkan kematian.

f. TBC Tulang

TBC tulang adalah penyakit pada tulang akibat infeksi oleh Tuberculosis yang sehingga
membuat tulang menjadi rusak.

g.  Osteoporosis

Osteoporosis atau tulang keropos merupakan penyakit yang menyebabkan tulang mudah
retak atau patah. Penyakit ini biasanya menyerang orang lanjut usia, terutama
perempuan. Penyebab osteoporosis adalah tubuh kekurangan zat kapur (kalsium).

h.  Rikets

Rikets merupakan kelainan tulang pada anak yang disebabkan defisiensi vitamin D.
Tulang ini biasanya lunak dan jika berjalan maka tulang akan melengkung.

i. Osteomalasia

Osteomalasia adalah kelainan tulang kerena defisiensi vitamin D pada orang dewasa.
Tulang yang kekurangan fosfor dan kalsium sehingga menjadi lunak. Osteomalasia
kebanyakan diderita oleh wanita yang kurang makan padi-padian, susu, jarang terkena
sinar matahari, dan sering melahirkan.

j. Steoporosis atau osteopenia

Kelainan tulang yang kebanyakan diderita oleh orang tengah baya atau tua yang sudah
menopause. Kelainan ini berupa menurunnya kerja sel osteoblas sebagai akibat
penurunan produksi hormon estrogen. Tulang akhirnya menjadi rapuh dan mudah patah.
Penyakit ini dapat diatasi dengan banyak minum susu yang mengandung kalsium.
k. Artritis

Artritis merupakan gangguan tulang yang berupa peradangan pada sendi yang
disebabkan keseleo, infeksi, dan luka sendi.

l. Mikrosefalus

Mikrosefalus merupakan kelainan akibat pertumbuhan tulang-tulang tengkorak yang


terhambat karena kekurangan zat kapur saat pembentukan tulang tengkorak pada waktu
bayi, sehingga ukuran kepala kecil (ukurannya tidak proporsional). Akibat lebih lanjut
biasanya berpengaruh pada perkembangan mental.

4. Gangguan Atau Kelainan Tulang Oleh Faktor Keturunan

Suatu sifat keturunan pada orang tua yang bersifat menurun akan diwariskan kepada
keturunannya, sifat itu disebut gen. Misalnya, kelainan bentuk tulang punggung yang dialami
orang tua yang disebabkan oleh gen, maka akan diwariskan kepada keturunannya.

5. Gangguan Atau Kelainan Tulang Yang Disebabkan Oleh Makanan

Pertumbuhan tulang tulang sangat tergantung dari makanan yang kita makan setiap
hari. Makanan yang kita makan harus mengandung zat zat yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan tulang. Misalnya, mengandung zat kapur, fosfor, dan vitamin D.

6. Gangguan Atau Kelainan Tulang Karena Kecelakaan

Fraktura, jika terjadi patah tulang karena kecelakaan.

Fisura, jika tulang mengalami retak.

Urai Sendi, jika terjadi pergeseram sendi karena selaput sendi sobek.

Kalus, jika tulang yang patah akibat kecelakaan, kemudian timbul gelembung pada
bagian sambungan tulang, tempat sambungan tulang yang menggelembung setelah
sembuh.

Patah tulang tertutup, jika tulang yang patah tidak sampai merobek kulit.
 Patah tulang terbuka, jika tulang yang patah merobek kulit dan tulang mencuat ke luar.

Macam-macam Kelainan dan Gangguan pada Persendian

Gangguan persendian ada beberapa macam, yaitu dislokasi, terkilir, ankilosis, dan
artritis.

1) Dislokasi

Dislokasiterjadi apabila sendi bergeser dari kedudukan semula karena ligamentum


(jaringan penggantung) sobek atau tertarik.

2) Terkilir

Terkilir disebabkan oleh gerakan yang tiba-tiba atau tidak biasa dilakukan sehingga
ligamentum menjadi tertarik, tetapi sendi tidak mengalami pergeseran posisi. Terkilir
menyebabkan rasa sakit yang cukup hebat dan mengalami pembengkakan.

3) Ankilosis

Ankilosisadalah suatu keadaan persendian yang tidak dapat digerakkan karena seolah-
olah kedua tulang itu menyatu.

4) Artritis

Artritis adalah peradangan yang terjadi pada sendi disertai dengan rasa sakit dan
kadang-kadang posisi tulang mengalami perubahan.

Pencegahan

1. Konsumsi Makanan Tinggi Kalsium

Kalsium dibutuhkan untuk memperkuat tulang, sehingga mineral ini sangat dibutuhkan untuk
pencegahan osteoporosis.

Pada orang dewasa berusia lebih dari 18 tahun, disarankan untuk mengonsumsi 1000 miligram
kalsium per hari. Sedangkan pada wanita berusia di atas 50 tahun dan lansia berusia 70 tahun
lebih, konsumsi kalsium yang dianjurkan adalah sebanyak 1200 miligram kalsium per hari.

2. Tingkatkan Konsumsi Kalsium dan Protein


Tulang terdiri dari protein, kalsium dan mineral-mineral lain yang saling terkait. Ini berarti
bahwa memenuhi asupan protein dan kalsium setiap hari dapat menjadi cara untuk mencegah
tulang keropos.

Protein bisa ditemukan pada daging tanpa lemak, telur, susu dan produk olahannya. Sedangkan
kalium dapat ditemukan pada buah dan sayur, seperti pisang, kentang, tomat, kismis, labu,
kacang dan bayam.

3. Berjemur Sinar Matahari

Vitamin D bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan kalsium pada tulang, meningkatkan


pertumbuhan sel tulang dan mengurangi peradangan. Untuk mendapatkan vitamin ini, Anda
perlu berjemur di matahari pagi selama 15-20 menit.

4. Melakukan Aktivitas Fisik secara Rutin

olahraga yang mengacu pada kekuatan otot dapat menjaga kekuatan tulang.

5. Hindari Rokok dan Alkohol

konsumsi alkohol yang berlebih juga dapat berdampak buruk bagi kesehatan tulang Anda. Ini
karena alkohol dapat menurunkan kemampuan tubuh untuk menyimpan kalsium.

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

kesimpulannya setiap tulang yang ada pada tubuh manusia memiliki peran dan fungsi masing-
masing, setiap satunya berhubungan satu sama lain. Mulai dari sebagai rangka pembentuk
tubuh, sebagai pelindung organ lunak, sampai sebagai alat gerak aktif. Ada berbagai macam
gangguan pada tulang, gangguan tersebut bisa disebabkan oleh kelainan tulang sejak lahir,
karena makanan yang kita konsumsi, posisi tubuh yang salah, terkena penyakit, kecelakaann, dan
lainnya. Cara mencegah penyakit pada tulang adalah konsumsi tinggi kalsium, protein, berjemur
dibawah sinar matahari, olahraga, hindari rokok dan alkohol.
Daftar Pustaka

Pearce, Evelyn C. Anatomi dan Fisiologis Untuk Para Medis, Cetakan kedua puluh Sembilan. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama, 2006.

Watson, Roger. 2002. Anatomi dan fisiologi untuk perawat, Alih bahasa, Sitti Syabariah. ; editor Bahasa

Indonesia, Komalasari. Jakarta :

https://images.google.com

http://www.biomagz.com/2016/05/macam-macam-sendi-menurut-sifat-gerak.html

https://www.google.com/amp/s/m.klikdokter.com/amp/3626805/tips-pola-hidup-sehat-untuk-

pencegahan-osteoporosis

Anda mungkin juga menyukai