Anda di halaman 1dari 52

PEMERIKSAAN

SISTEM NEUROLOGI
ANAMNESIS
1. Anamnesis ALLO/ AUTO
 Data demografi pasien: nama, jenis kelamin,
umur, tempat/ tanggal lahir, alamat, status
perkawinan, pekerjaan, suku bangsa, agama
 Keluhan utama (Chief Complaints)
 Riwayat perjalanan penyakit saat ini
ANAMNESIS
Keluhan utama : sejak kapan dimulai/waktu terjadinya keluhan,
sifat dan hebatnya keluhan, lokalisasi dan penyebaran,
hubungan dengan waktu, keluhan yang menyertai, keadaan
yang memperberat/ memperingan keluhan, pengobatan yang
telah diberikan, hasil pengobatan, perkembangan apakah
penyakit merupakan kekambuhan dari peny yang sudah sembuh
atau makin berat dari penyakit yang dulu
Pertanyaan sistematik neurologis
 Nyeri  nyeri kepala, wajah, leher,
punggung, ektremitas
 Gangguan kesadaran
 Disfungsi kognitif dan afektif  memori,
bahasa
 Gejala saraf kranial
 Gejala ekstremitas  motorik
 Gangguan sfingter
Pertanyaan sistematik neurologis
 Nyeri  nyeri kepala, wajah, leher,
punggung, ektremitas
 Gangguan kesadaran
 Disfungsi kognitif dan afektif  memori,
bahasa
 Gejala saraf kranial
 Gejala ekstremitas  motorik
 Gangguan sfingter
Pemeriksaan Umum
 Periksa untuk mengatasi 5 H : Hipoksia, Hipotensi,
Hipoglikemia, Hipertermia, Herniasi
 Tanda vital : pastikan jalan nafas terbuka
respirasi  cheyne stokes, hiperventilasi neurogen-
sentral, apnestik, pernafasan klaster, ataksik
 Kulit  syok, basah keringat pada hipoglikemia
 Kepala : hematom, raccoon eyes, rhinorrhea dan
otorrhea
Pupil
 Midriasis
 Miosis
 Stimulasi saraf simpatis  midriasis
 Stimulasi saraf parasimpatis  miosis
 Mesensefalon  pupil
KOMPONEN UTAMA
PEMERIKSAAN NEUROLOGI :
 Pemeriksaan Kesadaran
 Status mental & Fungsi kognitif
 Saraf kranialis I – XII
 Sistem motorik
 Sistem sensorik
 Sistem serebelum
 Refleks
 Additional : Vital Signs (trias klasik : hipertensi,
bradikardi, hipotermia, perhatikan respirasi)
PEMERIKSAAN KESADARAN
 Observasi kesadaran → berdasarkan respon pasien
terhadap rangsang nyeri, taktil, verbal dan visual
→ Kualitatif

1. Koma, tidak respon terhadap rangsangan


2. Sopor atau semi koma, respon terhadap rangsangan nyeri
masih ada, reflek masih ada, belum ada gerakan motorik
spontan, tidak ada respon thd rangsang verbal
3. Somnolen, letargi, obtundasi : keadaan mengantuk, dengan
rangsangan akan menimbulkan respon motorik dan verbal;
mudah dibangunkan, akan tertidur lagi bila rangsangan
dihentikan
4. Konfusi, tampak bengong, respon psikologik lambat, jawaban
pertanyaan sering kacau
5. Delirium, ketidak sdaran terdap sekitarnya disertai kacau
motorik
6. Apatis, acuh tak acuh, malas kontak dengan sekitarnya
PEMERIKSAAN KESADARAN
Kuantitatif
 Glasgow Coma Scale
Respon penderita yang dinilai respon membuka
mata, respon verbal, respon motorik
Jika aphasia, respon verbal tidak dapat dinilai, jika
lumpuh yang dinilai anggota gerak yang sehat.

Membuka mata
4 =membuka spontan
3 = membuka dengan rangsangan perintah/ verbal
2 = membuka dengan rangsangan nyeri
1 = tidak dapat membuka mata
PEMERIKSAAN KESADARAN
Respon Verbal
5= orientasi baik, tidak ada disorientasi
4 = kacau, disorientasi waktu & tempat, kata-kata baik
3 = tidak berupa kalimat dan kata-kata tidak tepat
2 = meracau, kata-kata tidak dimengerti, hanya suara mengerang
1 = tidak ada jawaban

Respon Motorik
6 = dapat melakkan gerakan sesuai perintah
5 = Dapat mengetahui arah datangnya rangsangan (lokalisasi
nyeri)
4= dapat menghindari rangsangan (reaksi menghindar)
3 = reaksi fleksi (dekortikasi) bila dirangsang nyeri
2 = reaksi ekstensi (deserebrasi) bila dirangsang nyeri
1 = tidak ada reaksi
PEMERIKSAAN NEUROLOGI
1. Tanda rangsangan meningeal
Perangsangan meningen oleh pergeseran struktur
intrakranial dan peradangan
a. Tanda kaku- kuduk (nuchal/neck rigidity)
Pasien berbaring tanpa bantal, dilakukan
anterofleksi leher.
Bila (+), adanya kekakuan dan tahanan disertai rasa
nyeri dan spasme otot, dagu tidak dapat disentuh ke
dada
Tanda Rangsangan Meningeal
b. Tanda Brudzinski I
Pasien baring terlentang, gerakan anterofleksi leher
sampai dagu menyentuh sternum akan disusul fleksi
involunter pada kedua tungkai
c. Tanda Brudzinski II tungkai kontra lateral
Pasien baring terlentang, lakukan fleksi pasif paha
pada sendi panggul, tungkai yg satu ekstensi
(+) bila terjadi fleksi involunter sendi panggul dan
lutut kontralateral (tungkai yg lain)
Lanj…
d. Tanda Kernig
Pasien berbaring terlentang, paha diangkat dan fleksi pada
sendi panggul, kemudian ekstensi tungkai bawah pada sendi
lutut sejauh mungkin tanpa rasa nyeri
(+) bila ekstensi sendi lutut tidak mencapai sudut 135 derajat
disertai nyeri

e. Tanda Laseque
Pasien baring telentang, lakukan fleksi pada sendi panggul
pada waktu tungkai dalam sikap lurus
(+) bila timbul nyeri di lekuk iskhiadikus atau tahanan pada
waktu fleksi < 70 derajat
Pemeriksaan status mental
 Penampilan dan perilaku (behavior)
Depresi, ansietas, perubahan mood
Halusinasi visual, auditorik, ilusi.gangguan
kepribadian, ekspresi wajah, penampilan
berpakaian
 Fungsi kortikal tinggi.
MMSE : orientasi, registrasi, atensi/kalkulasi,
rekal/memori, bahasa, visuospatial/konstruksi
Normal skor 30.
Saraf Kranial Nervus I

1. Nervus 1 : Olfactorius
Tes penciuman pasien dengan mata
tertutup diberikan bau yang sudah dikenal
pasien seperi teh, kopi bergantian hidung
kiri dan kanan
Normal penciuman: normosmi
Berkurang : hiposmi
Tidak dapat mencium sama
sekali : anosmi
Saraf Kranial Nervus II
2. Nervus Optikus ( N II)
 Ketajaman penglihatan
Dengan tabel Snellen, hitung jari, gerakan
tangan, rangsangan cahaya
Penglihatan dekat dengan membaca buku
 Lapangan penglihatan
Dengan alat kampimeter/ perimeter
Pasien dan pemeriksa duduk/ berdiri berhadapan
jarak 60-100 cm, pasien menutup satu mata dan
pemeriksa menutup juga satu mata yang berlawanan
dengan mata pasien ditutup, pemeriksa
menggerakkan tangan dari arah luar lapang pandang
atas, bawah,dari kedua sisi
Saraf Kranial Nervus II

 Reflek pupil dengan rangsangan cahaya


langsung ke satu mata, lihat perubahan
pupil
 Reflek ancam
Tangan pemeriksa menunjuk ke mata
pasien akan timbul kedipan dari mata yang
ditunjuk.
Saraf Kranial Nervus III, IV, VI
N. okulomotor, trochklear,
Abducens
1. Celah kelopak mata:
Ptosis : celah kelopak mata
menyempit eksoftalmus,
enoftalmus
2. Gerakan bola mata, gerakan
konjugate
3. Pupil. Normal ukuran 4-5 mm
bentuk bulat, isokor (sama kanan
kiri), posisi di tengah
Miosis < 2mm, sangat kecil pin-
point pupil,
Refleks pupil langsung/ tidak
langsung
Saraf Kranial Nervus III,
IV, VI
 Nistagmus :
1. Jenis gerakan
2. Lihat arah bidang gerakan (horizontal,
vertikal, atau rotatoar)
3. Lihat frekuensinya (cepat atau lambat)
4. Lamanya
Saraf Kranial Nervus II &
III
 Refleks akomodasi
 Pasien melihat jauh kemudian liat
tangan pemeriksa 30 cm didepan
hidung respon normal pupil akan
mengecil, kedua mata bergerak
kearah nasal
Saraf Kranial Nervus V/
Trigeminus
1. Sensorik wajah dalam 3
cabang optalmik, maksilaris,
mandibularis
2. Otot pengunyah
Otot maseter dan temporalis
Pasien diminta menutup atau
mengatupkan mulut kuat-kuat
dan dipalpasi ototnya
Otot pterigoideus: pasien
diminta membuka mulut lihat
apakah ada deviasi, gerakan
rahang ke kanan dan kiri
Saraf Kranial Nervus V/
Trigeminus
 Refleks kornea
 Sentuh kornea dengan
kapas lihat kedipan secara
reflek dan rasa nyeri yang
timbul ( NV dan N VII)
 Refleks maseter/refleks
rahang
Letakan jari telunjuk di atas
dagu pasien secara
horizontal, mulut pasien
sedikit terbuka lalu telunjuk
diketok dengan palu.
Normal timbul elevasi
rahang
Saraf Kranial Nervus VII
Fasialis
1. Serat motorik untuk otot wajah
Observasi wajah pasien waktu diam,
tertawa meringis, bersiul, menutup mata
Minta pasien mengerutkan dahi, menutup
mata kuat-kuat, menggembungkan pipi,
memperlihatkan gigi, tersenyum
Normal : simetri pada semua gerakan kanan
kiri.
2. Sensorik pengecapan
Untuk lidah 2/3 depan rasa manis, asam,
asin
Saraf Kranial Nervus VII

3. Sekresi kelenjer ludah sublingual,


submaksilar dan glandula lakrimalis

 Paresis N VII perifer : separuh muka


kurang setiap gerakan
 Paresis N VII sentral : bila otot wajah
bagian bawah terkena, otot dahi
normal
Saraf Kranial Nervus
VIII/ Vestibulo koklearis
1. Koklearis
Tes pendengaran ;
mendengarkan gesekan
tangan pemeriksa, detik arloji
Tes Rinne, Weber,
Schwabach
Dengan garpu tala 128, 256,
512
Rinne : garpu tala ditempel di
tulang mastoid, bila tidak
mendengar lagi dipindahkan
ke depan liang telinga
Saraf Kranial Nervus VIII

Weber: Garpu tala


diletakkan dipuncak
kepala atau dahi pasien
 Normal tidak ada
lateralisasi telinga kanan
kiri
 Tuli konduktif :
lateralisasi kesisi tuli
 Tuli saraf :lateralisasi ke
sisi sehat
Saraf Kranial Nervus VIII

Schwabach
Membandingkan garpu tala yang
digetarkan didepan telinga pasien
dengan telinga pemeriksa
2. Nervus vestibularis
keluhan vertigo
Pemeriksaan manuver Hallpike , tes
kalori
 Pada tuli saraf : konduksi udara dan tulang
sama2 berkurang, perbandingan hantaran
tidak berubah (tes rinne positif), tes
swabach memendek dan tes weber
lateralisasi ke arah yang sehat
 Tuli konduktif : gangguan pada konduksi
udara, konduksi tulang tidak berubah malah
dapat bertambah (tes rinne negatif), tes
swabach memanjang dan tes weber
lateralisasi ke arah yang tuli
Saraf Kranial Nervus IX
/Gloso faringeus
1. Saraf pengecapan lidah 1/3 belakang
untuk rasa pahit.
2. Pasien suruh membuka mulut , lihat
palatum dan uvula. Ucapkan aaa,
Normal dinding pharing terangkat
simetris, uvula ditengah bekerja sama
dengan N X
Saraf Kranial Nervus X /
Vagus
 Tes menelan bersama N IX
 Tes artikulasi, suara serak
 Denyut jantung pasien
 Reflek muntah (refleks faring)
Saraf Kranial Nervus XI/
Aksesorius
1. Otot
sternokleidomastoideus
Pasien diminta menoleh
ke satu sisi melawan
tangan pemeriksa
2. Otot trapezius
Pasien disuruh
mengangkat bahu
pemeriksa menahan ke
bawah.
Saraf Kranial Nervus XII/
Hipoglosus
 Untuk otot intrinsik dan
ekstrinsik lidah
 Pasien diminta untuk
menjulurkan lidah kemudian
menarik dan menjulurkan
lidah dengan cepat liat deviasi
 Lesi unilateral lidah akan
membelok kesisi lesi waktu
dijulurkan dan pada posisi
diam di dalam mulut deviasi
ke sisi sehat
 Lihat cara pasien bicara
apakah ada disartria
Pemeriksaan koordinasi

1. observasi pada saat pasien melakukan


gerakan
2. Tes hidung jari-hidung
3.Tes pronasi supinasi
Gerakan tangan yang bergantian
pronasi dan supinasi, taping dengan
jari tangan, taping jari kaki
4. Tes tumit lutut
Sikap berbaring pasien diminta
menjalankan tumit diatas lutut dan
menyusuri ke bawah atas berulang-
ulang.
Pemeriksaan koordinasi
 Tes Romberg
Pasien diminta berdiri kaki
dirapatkan liat apakah
goyang kemudian mata
tertutup liat apakah goyang
 Tes stepping (jalan ditempat)
mata tertutup, liat deviasi
atau maju kedepan
Abnormal deviasi > 30
derajat, maju 1 m
Sensibilitas
1. Sensibilitas superfisial : rasa raba, nyeri,
suhu (panas dan dingin)
2. Sensibilitas dalam : rasa sikap, getar,
nyeri dalam
3. Fungsi kortikal untuk sensibilitas :
stereognosis , pengenalan rabaan,
pengenalan 2 titik, lokalisasi stimulus
(topognosia/topestesia)
Reflek
 Reflek tendon dalam
Derajatnya :0 = absen reflek
1 = Menurun
2 = Normal
3 = Hiperreflek
4 = Hiperreflek dengan klonus
Reflek
 Persarafan segmental
1. Jaw refleks (Pons)
2. Biceps, brachioradialis ( C 5 - C 6)
3. Tricep ( C 6 - C 8)
4. Pattela refleks ( L 2, L3 & L 4)
5. Tendon Achilles refleks ( S 1-2 )
Reflek superficial
1. Refleks dinding perut superfisialis : epigastrium T 6-7,
abdomen tengah T 9-11, abdomen atas T7 & 9, abdomen
bawah T 11-L1
Abdomen digores dari arah luar menuju umbilikus ---
kontraksi dinding perut
2. Kremaster ( L 1-2)
Paha bagian dalam digores → kontraksi kremaster dan
penarikan testis ke atas
3. Refleks anus ( S2-S4, S5)
Pakai sarung tangan ujung jari dimaasukkan kedalam
cincin anus terasa kontraksi spingter ani
4. Refleks kornea
Kornea mata disentuh kapas runcing → mata
terpejam
5. Refleks Plantar ( L 5, S 1-5)
Telapak kaki dirangsang akan timbul fleksi jari kaki seperti
pemeriksaan Babinski
Reflek primitive

 Grasp di tangan dan kaki


Sentuh telapak tangan atau kaki timbul reflek
menggenggam
 Suck, snout, rooting, palmomental
Sentuh didepan mulut timbul reflek mengisap,
mencucu
Gores telapak tangan timbul reflek gerakan
wajah (palmomental)
 Glabelar
Ketok dahi dari belakang pasien timbul mata
berkedip
Reflek patologis
 Babinski
Telapak kaki digores dari tumit menyusur bagian
lateral menuju pangkal ibu jari, timbul dorso fleksi ibu
jari dan pemekaran jari-jari lainnya.
 Chaddock
Tanda babinski akan timbul dengan menggores punggung kaki
dari arah lateral ke depan
 Oppenheim
Mengurut tibia dengan ibu jari, jari telunjuk, jari tengah dari lutut
menyusur kebawah (+ = babinski)
 Gordon
Otot gastroknemius ditekan (+ sama dengan Babinski)
 Schaefer
Tanda babinski timbul dengan memijit tendon Achiles
 Hoffman –Trommer
Positif timbul gerakan mencengkram pada petikan kuku jari
telunjuk atau jari tengah

Anda mungkin juga menyukai