Anda di halaman 1dari 9

Nama : Elisabet Siregar

NIM : 023001801106

Tugas Latihan 14

A. SOAL PENGETAHUAN (KNOWLEDGE)


1. Jelaskan pengertian organisasi jasa! Jelaskan perbedaannya dengan perusahaan dagang dan
manufaktur dari segi siklus bisnisnya!
Jawab : Organisasi Jasa adalah pengendalian manajemen dalam industry jasa agak berbeda
dengan pengendalian manajemen dalam perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur.
Perusahaan jasa tidak dapat melakukan apa yang dilakukan oleh perusahaan manufaktur,
sehingga perusahaan jasa harus mencoba untuk meminimalkan kapasitasnya yang tidak terpakai.
Lebih lanjut lagi, biaya dan banyak organisasi jasa pada dasarnya bersifat tetap dalam jangka
pendek. Dalam jangka pendek, sebuah hotel tidak dapat mengurangi biayabiayanya secara
substansial dengan menutup beberapa kamarnya. Kantor akuntan, kantor pengacara, dan
organisasi profesional lainnya enggan untuk memberhentikan karyawan profesionalnya ketika
volume penjualan rendah karena dampak moral dan biaya untuk merekrut dan melatih kembali
karyawan baru.
2. Organisasi jasa tidak memiliki stock jasa (persediaan jasa) apabila ada jasa yang tidak laku
dijual, sementara pada perusahaan dagang dan manufaktur apabila terdapat barang yang belum
laku dijual akan menjadi persediaan. Apakah hal ini akan mempengaruhi kinerja keuangan
perusahaan jasa apabilla ada jasa yang tidak laku dijual pada periode tertentu? Jelaskan dengan
memberikan ilustrasi sederhana!
Jawab. Apabila pada Organisasi Jasa tidak memiliki ( Persediaan Jasa ) yang tidak laku dijual
kita dapat melakukan proses penjualan dan produksi jasa berlangsung ketika ada kesepakatan
antara perusahaan dan konsumen. Oleh karena itu, dari sudut pandang akuntansi hanya ada dua
transaksi utama pada perusahaan jasa, yaitu transaksi administratif dan penjualan jasa.

Adapun tahapan dalam siklus akuntansi perusahaan jasa adalah sebagai berikut:
a. Pencatatan, terdiri atas penjurnalan dan pemindahbukuan (posting).
b. Pengikhtisaran (ringkasan),  tahap ini dilakukan setelah tahap pencatatan selesai
dilakukan. Pada tahap ini dibuat ringkasan dari pengaruh seluruh transaksi keuangan
yang terjadi selama periode yang bersangkutan. Ringkasan tersebut terlihat dalam saldo
akhir dari setiap akun buku besar. Selanjutnya, saldo setiap akun tersebut dicatat dalam
dokumen tersendiri yang disebut neraca saldo (trial balance). Kegiatan akuntansi yang
dilakukan pada tahap pengikhtisaran meliputi penyusunan neraca saldo, pembuatan jurnal
penyesuaian, penyusunan kertas kerja (neraca lajur), pembuatan jurnal penutup, neraca
saldo setelah penutupan,
c. Pembuatan Laporan Keuangan, yang meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan modal, dan laporan arus kas.
Kemudian muncul kasus yang terkadang membuat orang bingung, misalnya, bagaimana dengan
perusahaan jasa perawatan wajah atau salon yang juga menjual produk-produk kecantikan? Itu
mudah saja, Anda tinggal memasukkan apa yang menjadi bagian dari perusahaan dagang ke
perusahaan jasa tersebut. Menggabungkan biaya yang timbul dan melakukan perhitungan harga
pokok penjualan. Dan untuk hasil dari jasa perawatan wajah tentunya harus memiliki pos
terpisah sehingga dalam bisnis tersebut ada 2 penghasilan yaitu hasil penjualan barang dan
pendapatan jasa perawatan.

3. Jelaskan ciri-ciri organisasi profesi! Bagaimanakah penerapan Sistem Pengendalian


Manajemen pada organisasi profesi? Jelaskan!
Jawab.
Karakteristik/ciri-ciri khusus:
1. Tujuan

Perusahaan profesional mempunyai relative sedikit asset yang dapat dilihat, asset
utamnya adalah kemampuan professional stafnya, dimana nilai ini tidak tampak dalam
laporan keuangan. Tujuan keuangan utamanya adalah menyediakan kompensasi yang
sepadan pada para profesionalnya. Pada banyak organisasi, Tujuan yang hendak dicapai
biasanya berkaitan dengan ukuran organisasi. Kecenderungan alamiah yang terjadi adalah
ukuran sukses suatu organisasi biasanya juga dilihat dari besar kecilnya organisasi.
Tujuan ini menunjukkan skala ekonomi dalam penggunaan berbagai usaha dari staf
kantor pusat organisasi dan unit-unit pertanggunjawaban agar tidak kalah dalam
persaingan.
2. Profesional

Organisasi professional lebih banyak mengandalkan tenaga kerja, dan tenaga kerja dalam
hal ini merupakan bentuk khusus. Professional biasanya cenderung tidak membebani
keputusannya dari sudut pengaruh keuangannya, mereka ingin mengerjakan sebaik
mungkin dengan mengabaikan biayanya. Karena profesional merupakan sumber daya
terpenting dalam suatu perusahaan.
3. Ukuran Output

Output dari suatu organisasi profesional tidak bisa diukur dengan ukuran fisik, seperti
unit, ton dan lain-lain. Output dalam hal ini adalah efektivitas kerja. Pendapatan yang
diperoleh biasanya merupakan ukuran output pada sejumlah organisasi profesi, namun
ukuran seperti ini lebih berhubungan pada jumlah jasa yang dilakukan, tidak berkaitan
dengan mutu, walau kualitas yang jelek dalam jangka panjang akan mengurangi
pendapatan. Pekerjaan yang dilakukan oleh banyak profesionaltidak repetitive atau
berulang-ulang. Ukuran Kecil
Dengan beberapa pengecualian, seperti kantor lembaga hokum, akuntan, organisasi
professional biasanya relative kecil dan berlokasi pada satu tempat saja. Manajer puncak
pada organisasi seperti ini bisa mengawasi dan memotivasi pegawainya secara langsung
dan pendekatan pribadi saja. Sehingga, kebutuhan untuk sistem pengendalian manajemen
tidaklah merupakan hal yang mendesak.
4. Pemasaran

Pada perusahaan manufaktur, pemilihannya jelas antara kegiatan produksi dan


pemasaran. Pada organisasi profesi pemilihan tersebut tidak ada. Pemasaran pada
dasarnya merupakan kegiatan inti pada semua organisasi.
Sistem Pengendalian Manajemen:
a) Penentuan Harga

Harga jual dari pekerjaan yang dilakukan pada organisasi profesi biasabya ditetapkan
secara tradisional. Tarif biasanya didasrkan pada jam kerja untuk kompensasi dengan
tingkat profesionalnya, ditambah biaya overhead dan laba. Biasanya juga dibebankan
biaya tetapnya.
b) Pusat laba dan harga transfer

Organisasi nirlaba biasanya menggunakan pusat laba. Unit pendukung, seperti


pemeliharaan,proses informasi,transformasi, telekomunikasi, percetakan dan sejumlah
material dan jasa, membebankan uang yang dikonsumsinya pada jasa yang diberikannya.
c) Perencanaan strategi dan pengangaran

Pada umumnya, sistem perencanaan strategi dibuat tidak sebaik pada perusahaan
manufaktur. Pada organisasi profesi, asset utamanya adalah orang, dan walaupun terjadi
fluktuasi jangka pendek pegawainya, perubahan ukuran dan kompensasiuntuk stafnya
lebih mudah dibuat dan direvisi dimana perlu.
d) Pengawasan operasi

Perhatian yang besar hendaknya diberikan pada penjadwalan waktu dan professional
tersebut. The billed time ratio adalah rasio jumlah jam yang dipakai terhadap total jam
kerja yang tersedia dari professional tersebut, diawasi dengan cermat. Ketidakmampuan
untuk menciptakan standar kerja dan ukuran prestasinya, akan membawa dampak
terhadap perencanaan dan pengendalian tugas sehari-hari.
e) Ukuran prestasi dan penghagaan

Kinerja professional cukup mudah dinilai. Namun ada juga kinerja professional yang
cukup sulit dunilai. Untuk beberapa kondisi, ukuran prestasi biasanya tersedia
4. Jelaskan ciri-ciri organisasi Kesehatan! Bagaimanakah penerapan Sistem Pengendalian
Manajemen pada organisasi kesehatan? Jelaskan!
Jawab.
Ciri-ciri Organisai Kesehatan:
a. Kesulitan dalam masalah sosial

Masyarakat sering dihadapkan dengan pelayanan rumah sakit yang tidak bagus, tingginya
tarif rumah sakit, tingginya obat dan masalah-masalah lainnya. Dilain sisi jumlah orang
sakit terus bertambah karena kemajuan pengobatan memperpanjang harapan hidup
manusia, yang pada gilirannya membutuhkan perawatan. Pihak yang menyediakan
layanan kesehatan sebenarnya sadar akan masalah ini, namun diperlukan mekanisme
tertentu yang tidak saling merugikan antara penyedia dan pemakai perawatan kesehatan.
b. Perubahan penyedia jasa perawatan kesehatan

Dengan meningkatnya biaya perawatan kesehatan, perubahan signifikan terjadi dalam hal
pelayanan perawatan, yang dulunya dilakukan oleh beberapa penyedia perawatan
kesehatan. Banyak jasa yang sebelumnya dilakukan oleh rumah sakit,sekarang cukup
dilakukan oleh klinik tertentu saja.
c. Profesional

Pengaruh pengendalian manajemen pada professional ini sama dengan yang terjadi pada
organisasi profesional lainnya. Loyalitas mereka biasanya lebih mengarah pada profesi,
tidak pada organisasi.manajer bagian pada dasarnya merupakan seorang professional
yang melakukan fungsi manajemennya hanya pada paruh waktu.
d. Pentingnya pengendalian mutu

Industri kesehatan banyak berkaitan dengan kehidupan manusia, sehingga kualitas jasa
yang diberikan harus benar-benar diperhatikan. Pada periode tertentu diperlukan
pengkajian ulang tentang prosedur operasi atau pembedahan, pengkajian ulang terhadap
dokter pribadi.

5. Jelaskan ciri-ciri organisasi jasa keuangan seperti Bank! Bagaimanakah penerapan Sistem
Pengendalian Manajemen pada organisasi jasa perbankan? Jelaskan!
Jawab :
Pengendalian Manajemen Pada Perusahaan Jasa Keuangan
Perusahaan Jasa Keuangan Secara Umum
• Karakteristik Umum:
1. Aset Moneter
Kebanyakan asset perusahaan jasa keuangan adalah moneter. Nilai asset moneter saat ini lebih
mudah diukur dari pada aset fisik lainnya, seperti gedung dan peralatan serta hak patent dan
aktiva tak berwujud lainnya. Mata uang merupakan contoh ekstrem komoditi fungible. Setiap
saat pada suatu waktu rupiah yang dimiliki oleh seluruh perusahaan mempunyai nilai yang sama
dengan nilai nominalnya atau daya belinya. Daya beli rupiah berubah menurut waktu, tetapi pada
masa depan, semua rupiah mempunyai nilai yang seimbang. Hal ini berarti rupiah yang dipunyai
setiap orang mempunyai kualitas yang sama pada saat diberikan. Aset keuangan juga bisa
ditransfer dari satu pemilik ke pemilik lain dengan cepat dan mudah.
2. Jangka Waktu Untuk Transaksi
Kesuksesan atau kegagalan pengeluaran obligasi, pinjaman hipotik pada seseorang atau
kebijakan asuransi jiwa mungkin tidak diketahui selama 30 tahun atau lebih. Selama periode ini,
ketepatan dari pinjaman ataupun kebijakannya mungkin berubah, daya beli uang tersebut tentu
saja berubah. Ini berarti kinerja akhir meliputi otorisasi dan penyusutan pinjaman, atau penjualan
dan penetuan harga kebijakan asuransi, tidak bisa diukur pada saat keputusan awal dibuat. Hal
ini berarti pengawasan membutuhkan suatu alat yang mensurvei keabsahan secara berkala
transaksi selama periode tertentu, termasuk pemeriksaa berkala semua pinjaman yang beredar.
3. Risiko dan penghargaan
Banyak perusahaan jasa keuangan dalam bisnis menerima risiko dalam bentuk penghargaan,
kebanyakan keputusan usaha melibatkan keseimbangan risiko dan penghargaan. Makin besar
risiko, makin besar penghargaan yang diterima. Pada perusahaan jasa keuangan, keseimbangan
ini nampak jelas pada investasi usaha, seperti melibatkan pembelian mesin atau pengenalan
produk baru. Tarif bunga atas pinjaman dan premi pada polis asuransi didasari asumsi risiko
yang akan terjadi.
4. Regulasi
Perusahaan jasa keuangan diatur secara ketat. Bank dan pedagang sekuritas diatur oleh undang-
undang dan peraturan lainnya. Walaupun regulasi ini diperlukan, beberapa aturan ini melarang
praktik usaha tertentu dan aturan akuntansi khusus lainnya berbeda dari akuntansi yang berlaku
umum (GAAP). Untuk keputusan tertentu, pengaruh baik akuntansi GAAP maupun akuntansi
pada regulasi tersebut harus dipertimbangkan.
Bank Komersial dan Lembaga pembiayaan
• Karakteristik Umum :
1. Modal Yang Diatur
Kemampuan suatu bank untuk meminjamkan atau menginvestasikan uang diatur oleh pemerintah
dimana modal setidaknya harus seimbang dengan persentase tertentu dari asetnya
2. Produk Baru
Hingga saat ini kegiatan bank komersial umumnya berkaitan dengan kegiatan menyimpan dan
meminjamkan uang, dengan jumlah pendapatan yang relative kecil dihasilkan dari fee yang
dibebankan untuk mengelola dana trust dan pengamanan asset konsumen. Bank melengkapi
beberapa jasa untuk nasabahnya tanpa beban atau dengan beban tidak langsung yang dihasilkan
dari perolehan perusahaan dalam menjaga keseimbangan minimum tertentu.
3. Risiko
Bank dihadapkan dengan 3 bentuk risiko:
1. Risiko kredit, yakni risiko dimana suatu pinjaman tidak bisa kembali.
2. Risiko tingkat bunga, yakni selisijh antara bunga yang dibayarkan pada deposito dan tarif yang
diperoleh atas pinjaman dan investasi, akan berubah dengan cara yang tak tampak.
3. Risiko transaksi, yakni risiko kesalahan dalam proses transaksi.
4. Otomasi
Di semua bank fungsi penabungan dan penarikan biasanya otomatis.untuk jumlah transaksi yang
besar dilakukan melalui Automatic Teller Machine (ATM). Banyak keputusan peminjaman juga
terotomatisasi. Bahkan fungsi-funsi seperti ini terotomatisasi diman para ahli percaya bahwa
dalam waktu dekat hanya fungsi karyawan pada kantor cabang yang masih melayani kepuasan
pelanggan.
• Implikasi Pengendalian Manajemen
Jika cabang-cabang diperlakukan sebagai pusat laba masalah-masalah berikut perlu
diperhatikan :
1. Hubungan tarif dan jangka waktu deposito terhadap tarif dan jangka waktu pinjaman
2. Volume deposit
3. Kerugian pinjaman
4. Biaya
5. Pendapatan bersama
6. Harga transfer
6. Jelaskan ciri-ciri organisasi nirlaba! Bagaimanakah penerapan Sistem Pengendalian
Manajemen pada organisasi nirlaba seperti perguruan tinggi, panti asuhan? Jelaskan!
Jawab.
Organisasi Non Profit/Nirlaba memiliki ciri-ciri:
 Sumber daya utamanya berasal dari penyumbang yang tidak mengharapkan laba atau
keuntungan yang sebanding dengan sumber daya yang mereka dikorbankan.
 Organisasi tersebut mampu menghasilkan barang dan jasa tanpa bertujuan untuk
menuntut laba atau keuntungan. Jika entitas menghasilkan laba maka nominalnya tidak
akan pernah dibagikan kepada penyumbang atau pemilik entitas.
 Di organisasi ini tidak ada kepemilikan yang jelas seperti organisasi lain. Artinya dalam
organisasi non profit ini tidak dapat dijual, dialihkan atau dikembalikan sumbangannya.
Pada dasarnya organisasi ini tidak mencerminkan adanya proporsi pembagian laba atau
keuntungan pada saat likuidasi atau pembubaran organisasi. Organisasi ini akan
dikembangkan kembali saat pembubaran instansi
Sistem Pengendalian Manajemen
1. Penentuan harga pokok
Kebanyakan organisasi nirlaba tidak memperhatikan dengan serius tentang kebijakan
harga. Harga atas jasa biasanya ditetapkan dengan system biaya penuh (full cost system).
Prinsip ini diterapkan pada jasa-jasa yang berkaitan dengan tujuan organisasi. Pada
umunya pengendalian manajeman ditetapkan apabila harganya telah ditetapkan terlebih
dahulu sebelum ditetapkannya kinerja atas jasa yang diberikan.
2. Penyusunan anggaran dan perencanaan strategi
Pada organisasi nirlaba yang harus memutuskan alokasi sumber daya yang terbatas secara
bijaksana, perencanaan strategi lebih penting dan lebih banyak memakan waktu dari pada
jenis usahanya itu sendiri. Alat pengendalian manajemen yang paling penting dalam
organisasi seperti ini adalah berkaitan dengan aktivitas keuangan organisasi yakni
anggaran (baik itu pendapatan maupun pengeluaran.)
3. Operasi dan evaluasi
Pada kebanyakan organisasi nirlaba, tidak ada cara untuk mengetahui biaya operasional
yang optimum. Banyak organisasi mengalami kesulitan untuk memperoleh dana terutama
dari sumber pemerintah. Hal ini membawa konsekuensi makin diperlukannya
pengendalian manajemen.
7. Apakah organisasi nirlaba diperbolehkan untuk memperoleh SURPLUS ( Laba pada
perusahaan komersial)? Jelaskan jawaban saudara!
Jawab : Organisasi nirlaba atau organisasi non profit adalah suatu organisasi yang bersasaran
pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal di dalam menarik perhatian publik untuk suatu
tujuan yang tidak komersial, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba
(moneter). Organisasi nirlaba meliputi gereja, sekolah negeri, derma publik, rumah
sakit dan klinik publik, organisasi politis, bantuan masyarakat dalam hal perundang-undangan,
organisasi jasa sukarelawan, serikat buruh, asosiasi profesional, institut riset, museum, dan
beberapa para petugas pemerintah.
Banyak hal yang membedakan antara organisasi nirlaba dengan organisasi lainnya (laba). Dalam
hal kepemilikan, tidak jelas siapa sesungguhnya ’pemilik’ organisasi nirlaba, apakah anggota,
klien, atau donatur. Pada organisasi laba, pemilik jelas memperoleh untung dari hasil usaha
organisasinya. Dalam hal donatur, organisasi nirlaba membutuhkannya sebagai sumber
pendanaan. Berbeda dengan organisasi laba yang telah memiliki sumber pendanaan yang jelas,
yakni dari keuntungan usahanya. Dalam hal penyebaran tanggung jawab, pada organisasi laba
telah jelas siapa yang menjadi Dewan Komisaris, yang kemudian memilih seorang Direktur
Pelaksana. Sedangkan pada organisasi nirlaba, hal ini tidak mudah dilakukan. Anggota Dewan
Komisaris bukanlah ’pemilik’ organisasi.

C. SOAL ETIKA AKUNTAN (CODE OF CONDUCT)


Tuan Happy (TH) adalah Akuntan perusahaan bank di Jakarta dan Tuan Sad (TS) adalah akuntan
di perusahaan jasa Pelatihan Keuangan dan keduanya pada waktu kuliah adalah teman satu kelas
yang menjadi teman akrab seperti saudara sendiri. Dalam kegiatan bisnis pelatihannya Tuan Sad
sering meminta bantuan data yang ada di bank dimana Tuan Happy bekerja dan Tuan Happy
dengan rasa berat hati memberikan data kepada temannya tsb Tuan Sad. Atas dasar tersebut
Tuan Sad membuat proposal pelatihan dengan mendasarkan problem yang dihadapi perusahaan
dimana datanya diperoleh dari temannya, Tuan Happy. Hampir setiap proposal yang diajukan
dapat diterima oleh Direktur SDM perusahaan bank tsb.
Pertanyaan: Data gambaran data seperti di atas, apakah kedua Akuntan tersebutt dapat dikatakan
melanggar kode dan etika profesi seorang Akuntan Manajemen? Jelaskan jawaban saudara!
Jawab. Menurut saya, pihak Tuan Happy tidak seharusnya melakukan pemberian data kepada
orang lain sehingga melanggar Kode Etik atas Kerahasiaan/ Privasi perusahaan. Seharusnya
kepada Tuan Happy dapat menghargai atas nilai dan kepemilikan informasi perusahaan yang
didapatkan dari perusahaan tempat ia bekerja sehingga tidak membuka informasi tersebut tanpa
kewenangan yang jelas kecuali terdapat kewajiban hukum atau profesional yang mengharuskan
untuk melakukannya. Hal ini masih banyak pelanggaran Kode Etik yang dilakukan masing-
masing perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai