Anda di halaman 1dari 25

Tugas Pribadi

Rabu/ 17 Maret 2021

MAKALAH
PENGEMBANGAN ASSESMENT PEMBELAJARAN FISIKA
“Teknik Penilaian”

OLEH :

Silvia Agustin
20175015/ 2020

DOSEN PEMBIMBING :
Prof. Dr. Festiyed, M. S
Dr. Fatni Mufit, S.Pd, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat,
hidayah dan inayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Teknik Penilaian”. Shalawat beriring salam penulis sampaikan kepada nabi
Muhammad SAW karena dengan kerasulan beliaulah kita telah dibawa dari alam
yang penuh dengan kejahilan menuju alam yang penuh dengan keimanan seperti
yang kita rasakan sekarang ini.
Dalam penyelesaian makalah ini penulis banyak menemui kendala.
Namun berkat bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu khususnya dosen pembimbing mata kuliah Pengembangan
Evaluasi dan Proses Pembelajaran Fisika, Ibu Prof. Dr. Festiyed, M.S dan Ibu Dr.
Fatni Mufit S.Pd, M.Si.
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat
kami harapkan untuk kesempurnaan makalah ini pada masa yang akan datang.

Padang, Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................... 2
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ........................................................................ 2
D. Manfaat Penulisan ...................................................................... 2
E. Landasan Agama ........................................................................ 2
F. Landasan Yuridis ........................................................................ 5
BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 6
A. Teknik Penilaian ......................................................................... 6
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................... 16
A. Matriks Teknik Penilaian ........................................................ .16
BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 20
A. Kesimpulan .............................................................................. 20
B. Saran ......................................................................................... 20
C. Pertanyaan-Pertanyaan ............................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 22

ii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum, proses pembelajaran, dan penilaian merupakan komponen
penting dalam program pembelajaran disamping komponen-komponen yang lain.
Komponen tersebut saling terkait antara satu dengan yang lain. Kurikulum berisi
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang menjadi landasan program
pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan upaya untuk mencapai
Kompetensi Dasar yang dirumuskan dalam kurikulum. Sementara itu, kegiatan
penilaian dilakukan untuk mengukur dan menilai tingkat pencapaian Kompetensi
Dasar. Penilaian juga digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan
dalam proses pembelajaran, sehingga dapat dijadikan dasar untuk pengambilan
keputusan, dan perbaikan proses pembelajaran yang telah dilakukan. Oleh sebab
itu kurikulum yang baik dan proses pembelajaran yang benar perlu di dukung oleh
sistem penilaian yang baik, terencana dan berkesinambungan.
Penilaian pembelajaran merupakan satu tahap penting dalam proses
pembelajaran yang dilakukan di semua jenjang pendidikan. Proses ini juga
merupakn langkah strategis dalam upaya meningkatkan kualitas output
pebelajaran yang lebih terukur dan kompetitif.Banyak alat yang dapat digunakan
dalam kegiatan evaluasi. Salah satunya adalah tes. Istilah tes tidak hanya populer
di lingkungan persekolahan tetapi juga di luar sekolah bahkan di masyarakat
umum. Kita mungkin sering mendengar istilah tes kesehatan, tes olah raga, tes
makanan, tes kendaraan, dan lain-lain. Di sekolah juga sering kita dengar istilah
pretes, postes, tes formatif, tes sumatif, dan sebagainya. Dalam kegiatan
pembelajaran, tes banyak digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik
dalam bidang kognitif, seperti pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesis, dan evaluasi. Penggunaan tes dalam dunia pendidikan sudah dikenal
sejak dahulu kala, sejak orang mengenal pendidikan itu sendiri. Artinya, tes
mempunyai makna tersendiri dalam pendidikan dan pembelajaran.
2

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka didapatkan rumusan masalah apa
saja teknik penilaian?

C. Tujuan penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka didapatkan tujuan penulisan
Mengemukakan teknik-teknik penilaian?
D. Manfaat penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini sebagai berikut.
1. Bagi penulis, dapat dijadikan pengalaman dan bekal ilmu pengetahuan dan
memenuhi persyaratan mengikuti mata kuliah Pengembangan Asesmen
Pembelajaran Fisika.
2. Bagi pembaca untuk menambah wawasan mengenai teknik penilaian.

E. Landasan Agama
Pada hakikatnya, proses pembelajaran berlangsung seumur hidup, artinya
tidak ada batasan waktu dan umur untuk belajar. Belajar adalah proses perubahan
dari sikap, pola pikiran, dan tingkah laku manusia, dari tidak tahu menjadi tahu,
tidak kenal menjadi kenal, dan tidak bisa menjadi bisa. Belajar untuk memperoleh
ilmu adalah kewajiban umat manusia. Belajar dapat dilakukan dimana saja. Untuk
menjadi manusia yang lebih baik tentunya kita haruslah belajar setiap waktu, baik
dari pengalaman diri sendiri maupun belajar dari pengalaman orang lain.
Salah satu komponen penting dalam proses pembelajaran itu sendiri tentunya
adalah penilaian atau assesment. Setiap kegiatan dalam proses pembelajaran
tentunya akan dinilai oleh guru baik dari aspek pengetahuan, sikap, maupun
keterampilan. Setiap apa yang kita lakukan sepatutnya selalu melakukan
instropeksi diri sebagai penilaian atas diri sendiri karena Allah SWT menyuruh
kita untuk melakukan itu agar menjadi pribadi yang dekat dengan-Nya.
Sebagaimana dijelaskan dalam surat At-Taubah ayat 105.

َ ٰ ‫ست ُ َردُّونَ ِإلَ ٰى‬


‫ع ِل ِم‬ َۖ ُ‫سولُ ۥهُ َو ۡٱل ُم ۡؤ ِمن‬
َ ‫ونَ َو‬ ُ ‫ع َملَ ُك ۡم َو َر‬ ‫س َي َرى ه‬
َ ُ‫ٱَّلل‬ َ َ‫ٱع َملُواْ ف‬ ۡ ‫َوقُ ِل‬
١٠٥ َ‫ش ٰ َهدَ ِة فَيُن َِبئ ُ ُكم ِب َما ُكنت ُ ۡم ت َعۡ َملُون‬ ِ ‫ۡٱلغ َۡي‬
‫ب َوٱل ه‬
3

Artinya :
“Dan katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-
orang mu’min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan
kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu
diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”. (Q.S At-Taubah :
105).
Dari ayat diatas dijelaskan bahwa setiap apa yang kita lakukan maka akan
diminta pertanggung jawabannya oleh Allah SWT sebagai hasil penilaian dari atas
apa-apa yang telah dikerjakan selama hidup. Dari ayat ini dapat kita lihat bahwa
komponen penilaian atau assessment sangatlah penting sehingga menjadi satu
kesatuan yang tak terpisahkan dari kegiatan yang dilakukan.
Selain ayat diatas, penjelasan tentang setiap perbuatan manusia akan dinilai
dan dihisab juga dijelaskan oleh surat At-Taubah ayat 121.

‫ب لَ ُه ۡم‬ َ ‫ير ٗة َو ََل َي ۡق‬


َ ‫طعُونَ َوا ِديًا ِإ اَل ُك ِت‬ َ ‫ير ٗة َو ََل َك ِب‬ َ ‫َو ََل يُن ِفقُونَ نَفَقَ ٗة‬
َ ‫ص ِغ‬
١٢١ َ‫سنَ َما َكانُواْ يَعۡ َملُون‬ َ ‫ٱَّللُ أ َ ۡح‬
‫ِليَ ۡج ِزيَ ُه ُم ا‬
Artinya :
“Dan mereka tiada menafkahkan suatu nafkah yang kecil dan tidak (pula)
yang besar dan tidak melintasi suatu lembah, melainkan dituliskan bagi mereka
(amal saleh pula) karena Allah akan memberi balasan kepada mereka yang lebih
baik dari apa yang telah mereka kerjakan”.(Q.S At-Taubah : 121).
Ayat diatas menjelaskan jika berusaha dengan baik maka hasilnya pun akan
diperoleh yang baik, begitu sebaliknya. Artinya jika dalam proses pembelajaran
kita berusaha dengan sungguh-sungguh maka tentunya hasil yang diperoleh juga
baik. Tidak hanya ayat diatas penjelasan tentang apa yang dikerjakan akan dinilai
oleh Allah SWT juga dipaparkan oleh surat Hud ayat 123.

ۡ َ‫ض َو ِإلَ ۡي ِه ي ُۡر َج ُع ۡٱۡلَمۡ ُر ُكلُّ ۥهُ ف‬


َ ‫ٱعب ُۡدهُ َوت ََو اك ۡل‬
‫علَ ۡي ِۚ ِه‬ ِ ‫ت َو ۡٱۡل َ ۡر‬
ِ ‫س َٰ َم َٰ َو‬ ُ ‫َّلل غ َۡي‬
‫ب ٱل ا‬ ِ ‫َو ِ ا‬
١٢٣ َ‫ع اما ت َعۡ َملُون‬ َ ‫َو َما َرب َُّك بِ َٰغَ ِف ٍل‬
Artinya :
“Dan kepunyaan Allahlah apa yang ghaib di langit dan di bumi dan kepada-Nya-
lah dikembalikan urusan-urusan semuanya, maka sembahlah Dia, dan
4

bertawakkallah kepada-Nya.Dan sekali-kali Tuhanmu tidak lalai dari apa yang


kamu kerjakan”. (Q.S Hud : 123).
Ayat diatas menjelaskan bahwasanya setiap tindakan yang kita lakukan tidak
akan luput dari penilaian Allah SWT. Selain ayat diatas, surat Ghafir ayat 17 juga
menyatakan hal senada.

١٧ ‫ب‬ َ ‫س ِري ُع ۡٱل ِح‬


ِ ‫سا‬ َ َ‫ٱَّلل‬ ُ ‫سبَ ِۡۚت ََل‬
‫ظ ۡل َم ۡٱليَ ۡو ِۚ َم ِإ ان ا‬ ِۢ ِ ‫ۡٱليَ ۡو َم ت ُ ۡجزَ َٰى ُك ُّل ن َۡف‬
َ ‫س ِب َما َك‬
Artinya :
“Pada hari ini, setiap jiwa diberi balasan dengan apa yang dikerjakannya. Tidak
ada yang dirugikan pada hari ini. Sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-
Nya”.
Semakin diperkuat oleh Surat Al-Infitar ayat 10.

١٠ َ‫علَ ۡي ُك ۡم لَ َٰ َح ِف ِظين‬
َ ‫َو ِإ ان‬
Artinya :
“Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi
(pekerjaanmu)”. (Q.S Al-Infitar : 10).
Dan Surat Yunus ayat 41.
‫ع َملُ ُك ۡۖۡم أَنتُم َب ِرئُٔ ونَ ِم اما أ َ ۡع َم ُل َوأَن َ۠ا‬
َ ‫ع َم ِلي َولَ ُك ۡم‬
َ ‫ُوك فَقُل ِلي‬ َ ‫َو ِإن َكذاب‬
٤١ َ‫ء ِم اما ت َعۡ َملُون‬ٞ ‫َب ِري‬
Artinya :
“Jika mereka (tetap) mendustakanmu (Muhammad), maka katakanlah: “bagiku
pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu tidak bertanggung jawab terhadap
apa yang aku kerjakan dan akupun tidak bertanggung jawab terhadap apa yang
kamu kerjakan”. (Q.S Yunus : 41)
Tiap-tiap manusia bertanggung jawab terhadap amal perbuatan atau
pilihannya. Tidak ada satu orang pun yang bertanggung jawab terhadap pekerjaan
atau pilihan orang lain. Pilihan beriman atau tidak beriman memiliki akibat yang
berbeda. Pilihan tidak beriman akan mendapat balasan yang sesuai. Begitu juga
pilihan beriman dan berpegang teguh terhadap Al-Qur’an tentu akan memperoleh
balasan yang sesuai. Tidak mungkin kebaikan akan mendapat balasan yang buruk
dari-Nya. Kebaikan akan mendapat balasan yang baik, sedangkan pilihan tidak
5

beriman dan tetap dalam kekafiran tentu akan mendapat balasan yang buruk.
Seseorang yang beriman tidak akan bertanggung jawab terhadap perbuatan orang
lain yang tidak beriman. Orang yang tidak beriman juga tidak bertanggung jawab
terhadap pilihan orang-orang yang beriman. Tiap-tiap manusia akan bertanggung
jawab terhadap perbuatannya masing-masing. Kesimpulannya adalah bahwa
setiap tindakan yang kita lakukan akan dinilai oleh Allah SWT dan dipertanggung
jawabaan dihadapan-Nya kelak.
F. Landasan Yuridis
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
pasal 57 ayat 1 menyatakan bahwa evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian
mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara
pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Pasal 57 ayat 2 menyatakan
evaluasi dilakukan terhadap peserta didik, lembaga pendidikan, dan program
pendidikan pada jalur formal dan nonformal untuk semua jenjang, satuan, dan
jenis pendidikan. Pasal 58 ayat 1 menyatakan bahwa evaluasi hasil belajar peserta
didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan
hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Pasal 58 ayat 2 menyatakan
bahwa evaluasi peserta didik, satuan pendidikan, dan program pendidikan
dilakukan oleh lembaga mandiri secara berkala, menyeluruh, transparan, dan
sistemik untuk menilai pencapaian standar nasional pendidikan.
6

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Teknik Penilaian
Berbagai macam teknik penilaian dapat dilakukan secara
komplementer (saling melengkapi) sesuai dengan kompetensi yang dinilai.
Teknik penilaian yang dimaksud antara lain melalui tes, observasi, penugasan,
inventori, jurnal, penilaian diri, dan penilaian antarteman yang sesuai dengan
karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik.

1. Teknik Penilaian Unjuk Kerja


Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk
menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Untuk menilai
kemampuan berbicara peserta didik, misalnya dilakukan pengamatan atau
observasi berbicara yang beragam. seperti: diskusi dalam kelompok kecil,
berpidato, bercerita, dan melakukan wawancara. Dengan demikian,
gambaran kemampuan peserta didik akan lebih utuh. Untuk mengamati
unjuk kerja peserta didik dapat menggunakan alat atau instrumen berikut:
1) Daftar Cek (Check-list)
Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek
(baik-tidak baik). Dengan menggunakan daftar cek, peserta didik
mendapat nilai bila kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati
oleh penilai. Jika tidak dapat diamati, peserta didik tidak memperoleh
nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan
mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati- tidak dapat diamati, baik-
tidak baik. Dengan demikian tidak terdapat Nilai tengah, namun daftar cek
Iebih praktis digunakan mengamati subjek dalam jumlah besar.
2) Skala Penilaian (Rating Scale)
Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian
memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan
kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara kontinum dimana
7

pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian terentang dari tidak
sempurna sampai sangat sempurna. Misalnya: 1 = tidak kompeten, 2 =
cukup kompeten, 3 = kompeten dan 4 =sangat kompeten. Untuk
memperkecil faktor subjektivitas, perlu dilakukan penilaian oleh lebih dari
satu orang, agar hasil penilaian lebih akurat.

2. Penilaian Sikap
a. Teknik Penilaian Sikap
Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau teknik. Teknik-
teknik tersebut antara lain: observas perilaku, pertanyaan langsung, dan laporan
pribadi. Teknik-teknik tersebut secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut.
1) Observasi perilaku
Perilaku seseorang pada umumnya menunjukkan kecenderungan seseorang
dalam sesuatu hal. Misalnya orang yang biasa minum kopi dapat dipahami
sebagai kecenderungannya yang senang kepada kopi. Oleh karena itu, guru
dapat melakukan observasi terhadap peserta didik yang dibinanya. Hasil
pengamatan dapat dijadikan sebagai umpan balik dalam pembinaan. Observasi
perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan mggunakan buku catatan khusus
tentang kejadian-kejadian berkaitan dengan peserta didik selama di sekolah.
2) Pertanyaan langsung
Kita juga dapat menanyakan secara Iangsung atau wawancara tentang sikap
seseorang berkaitan dengan sesuatu hal Misalnya. Bagaimana tanggapan
peserta didik tentang kebijakan yang baru diberlakukan di sekolah mengenai
“Peningkatan Ketertiban”. Berdasarkan jawaban dan reaksi lain yang tampil
dalam memberi jawaban dapat dipahami sikap peserta didik itu terhadap objek
sikap. Dalam penilaian sikap peserta didik di sekolah, guru juga dapat
menggunakan teknik ini dalam menilai sikap dan membina peserta didik.
3) Laporan pribadi
Melalui penggunaan teknik ini di sekolah, peserta didik diminta membuat
ulasan yang berisi pandangan atau tanggapannya tentang suatu masalah,
keadaan, atau hal yang menjadi objek sikap. Misalnya, peserta didik diminta
menulis pandangannya tentang "Kerusuhan Antaretnis" yang terjadi akhir-
8

akhir ini di Indonesia. Dari ulasan yang dibuat oleh peserta didik tersebut dapat
dibaca dan dipahami kecenderungan sikap yang dimilikinya.
Untuk menilai perubahan perilaku atau sikap peserta didik secara
keseluruhan, termasuk kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,
kewarganegaraan dan kepribadian, estetika, dan jasmani, semua catatan dapat
dirangkum dengan menggunakan Lembar Pengamatan berikut.

3. Penilaian Tertulis
a. Teknik Penilaian
Ada dun bentuk soal tes tertulis, yaitu:
1) Memilih jawaban. yang dibedakan menjadi:
a) Pilihan ganda
b) Dua pilihan (benar-salah, ya-tidak)
c) Menjodohkan
d) Sebab-akibat
2) Mensuplai jawaban, dibedakan menjadi:
a) lsian alau melengkapi
b) Jawaban singkat atau pendek
c) Uraian
Dari berbagai alat penilaian tertulis, tes memilih jawaban benar-salah, isian
singkat, menjodohkan dan sebab akibat merupakan alat yang hanya menilai
kemampuan berpikir rendah, yaitu kemampuan mengingat (pengetahuan). Tes
pilihan ganda dapat digunakan untuk menilai kemampuan berpikir tinggi
dengan cakup. materi yang luas. Peserta didik tidak mengembangkan sendiri
jawabannya, schingga cenderung hanya memilih jawaban yang benar dan jika
peserta didik tidak mengetahui jawaban yang benar, maka peserta didik akan
menerka. Hal ini menimbulkan kecendrungan peserta didik tidak belajar untuk
memahami pelajaran tetapi menghafalkan soal dan jawabannya. Selain itu tes
bentuk pilihan ganda kurang mampu memberikan infomasi yang cukup untuk
dijadikan umpan balik guna mendiagnosis kelemahan peserta didik atau
memodifikasi kegiatan pembelajaran. Karena itu kurang dianjurkan
pemakaiannya dalam penilaian kelas yang otententik dan berkesinambungan.
9

Namun tes bentuk tersebut banyak digunakan untuk penilaian keterampilan


berbahasa yang dilakukan secara formal.
Tes tertulis bentuk uraian adalah alat penilaian yang menuntut pesertadidik
untuk mengingat, memahami, dan mengorganisasikan gagasannya atau hal-hal
yang sudah dipelajari. Peserta didik mengemukakan atau mengekspresikan
gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis dengan menggunakan kata-
katanya sendiri. Alat ini dapat menilai berbagai jenis kompetensi, misalnya
mengemukakan pendapat, berpikir logis, dan menyimpulkan. Kelemahan alat
ini antara lain cakupan materi yang ditanyakan terbatas dan membutuhkan
waktu lebih banyak dalam mengoreksi jawaban.
Dalam menyusun instrumen penilaian tertulis perlu dipenimbangkan
hal-hal berikut.
1) Karakteristik mata pelajaran dan keluasan ruang lingkup materi yang akan
diuji
2) Materi, misalnya kesesuian soal dengan standar kompetensi, kompetensi
dasar dan indikator pencapaian pada kurikulum
3) Konstruksi, misalnya rumusan soal atau pertanyaan harus jelas dan tegas;
4) Bahasa, misalnya rumusan soal tidak menggunakan kata/kalimat yang
menimbulkan penafsiran ganda

4. Penilaian Proyek
a. Teknik Penilaian Proyek
Proyek adalah tugas-tugas belajar (learningtasks) yang meliputi kegiatan
perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam
waktu tertentu. Data penilaian proyek meliputi skor yang diperoleh dari tahap-
tahap: perencanaan/persiapan, pengumpulan data, pengolahan data, dan
penyajian data/laporan. Dalam menilai setiap tahap, guru dapat menggunakan
skor yang terentang dari l sampai 4. Skor 1 merupakan skor terendah dan skor 4
adalah skor tertinggi untuk setiap tahap. Jadi total skor terendah untuk
keseluruhan tahap adalah 4 dan total skor tertinggi adalah 16.
Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan,
sampai hasil akhir proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau
10

tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan disain, pengumpulan data,


analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitian
juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan Penilaian
dapatmenggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala
penilaian.

Penilaian Produk
a. Teknik Penilaian Produk
Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.
1) Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan
terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses
pengembangan (tahap: persiapan, pembuatan produk, penilaian produk).
2) Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya
dilakukan hanya pada tahap penilaian produk (appraisal).
Contoh : Tabel penilaian analitik dan penskorannya.
Tahap Deskripsi Skor

Persiapan Kemampuan merencanakan seperti: 1 – 10

- menggali dan mengembangkan


gagasan;
- mendesain produk, menentukan alat
dan bahan

Pembuatan Produk - Kemampuan menyeleksi dan 1 – 10


menggunakan bahan;
- Kemampuan menyeleksi dan
menggunakan alat;
- Kemampuan menyeleksi dan
menggunakan teknik;
Penilaian produk - Kemampuan pcserta didik membuat 1-10
produk sesuai kegunaan/fungsinya;
- Produk memenuhi kriteria keindahan
Kriteria penskoran:
- Menggunakan skala skor 0 - 10 atau l - 100; Semakin baik kemampuan
yang ditampilkan, semakin tinggi skor yang diperoleh.
11

5. Penilaian Portofolio
a. Teknik Penilaian Portofolio
Teknik penilaian portofolio di dalam kelas memerlukan langkah-langkah
sebagai berikut:
1) Jelaskan kepada peserta didik bahwa penggunaan portofolio, tidak hanya
merupakan kumpulan hasil kerja peserta didik yang digunakan oleh guru
untuk penilaian, tetapi digunakan juga oleh peserta didik sendiri. Dengan
melihat portofolionya peserta didik dapat mengetahui kemampuan,
keterampilan, dan minatnya. Proses ini tidak akan terjadi secara spontan,
tetapi membutuhkan waktu bagi peserta didik untuk belajar meyakini hasil
penilaian mereka sendiri.
2) Tentukan bersama peserta didik sampel-sampel portofolio apa saja yang akan
dibuat. Portofolio antara peserta didik yang satu dan yang lain bisa sama bisa
berbeda. Misalnya, untuk kemampuan menulis peserta didik mengumpulkan
karangan-karangannya. Sedangkan untuk kemampuan menggambar, peserta
didik mengumpulkan gambar-gambar buatannya.
3) Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap peserta didik dalam satu map
atau folder di rumah masing-masing atau loker masing-masing di sekolah.
4) Berilah tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan
peserta didik sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu.
5) Sebaiknya tentukan aspek-aspek yang akan dinilai dari sampel portofolio
beserta pembobotannya bersama para peserta didik sebelum mereka membuat
karyanya.
6) Diskusikan cara penilaian kualitas karya para peserta didik. Contoh, untuk
kemampuan menulis karangan aspek yang akan dinilai, misalnya:
penggunaan tata bahasa, pemilihan kosakata, kelengkapan gagasan, dan
sistematika penulisan. Dengan demikian, peserta didik mengetahui harapan
(standar) guru dan berusaha mencapai standar tersebut.
7) Minta peserta didik menilai karyanya secara berkesinambungan. Guru dapat
membimbing peserta didik, bagaimana cara menilai dengan memberi
keterangan tentang kelebihan dan kekurangan karya tersebut, serta bagaimana
12

cara memperbaikinya. Hal ini dapat dilakukan pada saat membahas


portofolio.
8) Setelah suatu karya dinilai dan nilainya belum memuaskan, maka
peserta didik diberi kesempatan untuk memperbaiki. Namun, antara peserta
didik dan guru perlu dibuat “kontrak” atau perjanjian mengenai jangka waktu
perbaikan, misalnya 2 minggu karya yang telah diperbaiki harus diserahkan
kepada guru. Bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio.
Jika perlu, undang orang tua peserta didik dan diberi penjelasan tentang
maksud serta tujuan portofolio, sehingga orangtua dapat membantu dan
memotivasi anaknya.
6. Penilaian Diri (Self Assessment)
a. Pengertian
Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta
untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat
pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu
didasarkan atas kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Tujuan utama dari
penilaian diri adalah untuk mendukung atau memperbaiki proses dan hasil
belajar. Meskipun demikian, hasil penilaian diri dapat digunakan guru
sebagai bahan pertimbangan untuk memberikan nilai. Peran penilaian diri
menjadi penting bersamaan dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru
kesiswa yang didasarkan pada konsep belajar mandiri (auonomous lening).
Menurut Rolheiser dan Ross (2005) evaluasi diri adalah suatu cara untuk
melihat kedalam diri sendiri. Melalui evaluasi diri peserta didik dapat melihat
kelebihan maupun kekurangannya, untuk selanjutnya kekurangan ini menjadi
tujuan perbaikan (improvement goal). Dengan demikian, peserta didik lebih
bertanggungjawab terhadap proses dan pencapaian tujuan belajarnya.
Salvia dan Ysseldike (1996) menekankan bahwa refleksi dan evaluasi diri
merupakan cara untuk menumbuhkan rasa kepemilikan (ownership), yaitu
timbul suatu pemahaman bahwa apa yang dilakukan dan dihasilkan peserta
didik tersebut memang merupakan hal yang berguna bagi diri dan
kehidupannya.
13

Rolheiser dan Ross (2005) mengajukan suatu model teoretik untuk


menunjukkan kontribusi evaluasi diri terhadap pencapaian tujuan. Model
tersebut menekankan bahwa, ketika mengevaluasi sendiri performansinya,
peserta didik terdorong untuk menetapkan tujuan yang lebih tinggi (goals).
Untuk itu, peserta didik harus melakukan usaha yang lebih keras (effort).
Kombinasi dari goals dan effort ini menentukan prestasi (achievement);
selanjutnya prestasi ini berakibat pada penilaian terhadap diri (self-judgment)
melalui kontemplasi seperti pertanyaan, ‘Apakah tujuanku telah tercapai’?
Akibatnya timbul reaksi (self-reaction) seperti ‘Apa yang aku rasakan dari
prestasi ini?’
Goals, efort, achievement, self-judgment, dan self-reaction dapat terpadu
untuk membentuk kepercayaan diri (self-confidence) yang positif. Kedua
penulis menekankan bahwa sesungguhnya, evaluasi diri adalah kombinasi
dari komponen self-judgment dan self~ reaction dalam model di atas. Model
tersebut digambarkan dalam bagan berikut.

Evaluasi diri adalah suatu unsur metakognisi yang sangat berperan dalam
proses belajar. Oleh karena itu, agar evaluasi dapat berjalan dengan efektif,
Rolheiser dan Ross menyarankan agar peserta didik dilatih untuk
melakukannya. Kedua peneliti mengajukan empat langkah dalam berlatih
melakukan evaluasi diri, yaitu: (l) libatkan semua komponen dalam
14

menentukan kriteria penilaian, (2) pastikan semua peserta didik tahu


bagaimana caranya menggunakan kriteria tersebut untuk menilai kinerjanya,
(3) berikan umpan balik pada mereka berdasarkan hasil evaluasi dirinya, dan
(4 arahkan mereka untuk mengembangkan sendiri tujuan dan rencana kerja
berikutnya.
Untuk langkah pertama, yaitu menentukan kriteria penilaian. Guru
mengajak peserta didik bersama-sama menetapkan kriteria penilaian.
Pertemuan dalam bentuk sosialisasi tujuan pembelajaran dan curah pendapat
sangat tepat dilakukan. Kriteria ini dilengkapi dengan bagaimana cara
mencapainya. Dengan kata lain, kriteria penilaian adalah produknya,
sedangkan proses mencapai kriteria tersebut dipantau dengan menggunakan
ceklis evaluasi diri. Cara mengembangkan kriteria penilaian sama dengan
mengembangkan rubrik penilaian dalam asesmen kinerja. Ceklis evaluasi diri
dikembangkan berdasarkan hakikat tujuan tersebut dan bagaimana
mencapainya.
Ada beberapa jenis penilaian diri, diantaranya:
1) Penilaian Langsung dan Spesifik, yaitu penilaian secara langsung, pada saat
atau setelah selesai melakukan tugas, untuk menilai aspek-aspek kompetensi
tertentu dari suatu mata pelajaran.
2) Penilaian Tidak Langsung dan Holistik, yaitu penilaian yang dilakukan dalam
kurun waktu yang panjang, untuk memberikan penilaian secara keseluruhan.
3) Penilaian Sosio-Aektif, yaitu penilaian terhadap unsur-unsur afektif atau
emosional. Misalnya, peserta didik dapat diminta untuk membuat tulisan
yang memuat curahan perasaannya terhadap suatu objek tenentu. Penggunaan
teknik ini dapat memberi dampak positif terhadap perkembangan kepribadian
seseorang. Keuntungan penggunaan penilaian diri di kelas antan lain:
a) Dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena mereka diberi
kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri
b) Peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika
mereka melakukan penilaian, harus melakukan introspeksi terhadap kekuatan
dan kelemahan yang dimilikinya
15

c) Dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik untuk berbuat


jujur, karena mereka dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan
penilaian.
b. Teknik Penilaian
Ada kecenderungan peserta didik akan menilai diri terlalu tinggi dan
subyektif. Karena itu, penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas
dan objektif. Untuk itu penilaian diri oleh pesertadidik di kelas perlu
dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut
1) Menjelaskan kepada peserta didik tujuan penilaian diri.
2) Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai.
3) Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.
4) Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penskoran, daftar tanda
cek, atau skala penilaian.
5) Meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri.
6) Guru mengkaji hasil penilaian, untuk mendorong peserta didik supaya
senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif.
7) Lakukan tindakan lanjutan, antara lain guru memberikan balikan tertulis, guru
dan siswa membahas bersama proses dan hasil penilaian
Perlu dicatat bahwa tidak ada satu pun alat penilaian yang dapat
mengumpulkan informasi hasil dan kemajuan belajar peserta didik secara
lengkap. Penilaian tunggal tidak cukup untuk memberikan
gambaran/informasi tentang kemampuan, keterampilan, pengetahuan dan
sikap seseorang. Lagi pula, interpretasi hasil tes tidak mutlak dan abadi
karena anak terus berkembang sesuai dengan pengalaman belajar yang
dialaminya.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Matriks Teknik Penilaian
No Penilaian Teknik Penilaian

1 Unjuk Kerja 1. Check List (Penilaian unjuk kerja dapat


dilakukan dengan menggunakan daftar cek
(baik-tidak baik)
2. Rating Scale (Skala penilaian terentang dari
tidak sempurna sampai sangat sempurna)
2 Penilaian Sikap 1. Observasi perilaku
2. Pertanyaan langsung
3. Laporan pribadi
3 Penilaian Tertulis Ada dun bentuk soal tes tertulis, yaitu:
1. Memilih jawaban. yang dibedakan menjadi:
a) Pilihan ganda : Dua pilihan (benar-salah, ya
tidak). Menjodohkan. Sebab-akibat
2. Mensuplai jawaban, dibedakan menjadi:
lsian alau melengkapi. Jawaban singkat atau
pendek. Uraian
4 Penilaian Proyek Penilaian produk biasanya menggunakan cara
holistik atau analitik.
1. Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek
produk, biasanya dilakukan terhadap semua
kriteria yang terdapat pada semua tahap
proses pengembangan (tahap: persiapan,
pembuatan produk, penilaian produk).
2. Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan
keseluruhan dari produk, biasanya
dilakukan hanya pada tahap penilaian
produk (appraisal).
5 Penilaian Portofolio 1) Jelaskan kepada peserta didik bahwa
penggunaan portofolio, tidak hanya
merupakan kumpulan hasil kerja peserta
didik yang digunakan oleh guru untuk
penilaian, tetapi digunakan juga oleh

16
peserta didik sendiri. Dengan melihat
portofolionya peserta didik dapat
mengetahui kemampuan, keterampilan,
dan minatnya. Proses ini tidak akan terjadi
secara spontan, tetapi membutuhkan
waktu bagi peserta didik untuk belajar
meyakini hasil penilaian mereka sendiri.
2) Tentukan bersama peserta didik sampel-
sampel portofolio apa saja yang akan
dibuat. Portofolio antara peserta didik yang
satu dan yang lain bisa sama bisa berbeda.
Misalnya, untuk kemampuan menulis
peserta didik mengumpulkan karangan-
karangannya. Sedangkan untuk
kemampuan menggambar, peserta didik
mengumpulkan gambar-gambar
buatannya.
3) Kumpulkan dan simpanlah karya-karya
tiap peserta didik dalam satu map atau
folder di rumah masing-masing atau loker
masing-masing di sekolah.
4) Berilah tanggal pembuatan pada setiap
bahan informasi perkembangan peserta
didik sehingga dapat terlihat perbedaan
kualitas dari waktu ke waktu.
5) Sebaiknya tentukan aspek-aspek yang akan
dinilai dari sampel portofolio beserta
pembobotannya bersama para peserta didik
sebelum mereka membuat karyanya.
6) Diskusikan cara penilaian kualitas karya
para peserta didik. Contoh, untuk
kemampuan menulis karangan aspek yang
akan dinilai, misalnya: penggunaan tata
bahasa, pemilihan kosakata, kelengkapan
gagasan, dan sistematika penulisan.
Dengan demikian, peserta didik
mengetahui harapan (standar) guru dan

17
berusaha mencapai standar tersebut.
7) Minta peserta didik menilai karyanya
secara berkesinambungan. Guru dapat
membimbing peserta didik, bagaimana
cara menilai dengan memberi keterangan
tentang kelebihan dan kekurangan karya
tersebut, serta bagaimana cara
memperbaikinya. Hal ini dapat dilakukan
pada saat membahas portofolio.
8) Setelah suatu karya dinilai dan nilainya
belum memuaskan, maka peserta didik
diberi kesempatan untuk memperbaiki.
Namun, antara peserta didik dan guru
perlu dibuat “kontrak” atau perjanjian
mengenai jangka waktu perbaikan,
misalnya 2 minggu karya yang telah
diperbaiki harus diserahkan kepada guru.
Bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk
membahas portofolio. Jika perlu, undang
orang tua peserta didik dan diberi
penjelasan tentang maksud serta tujuan
portofolio, sehingga orangtua dapat
membantu dan memotivasi anaknya.
6 Penilaian Diri 1) Menjelaskan kepada peserta didik tujuan
penilaian diri.
2) Menentukan kompetensi atau aspek
kemampuan yang akan dinilai.
3) Menentukan kriteria penilaian yang akan
digunakan.
4) Merumuskan format penilaian, dapat
berupa pedoman penskoran, daftar tanda
cek, atau skala penilaian.
5) Meminta peserta didik untuk melakukan
penilaian diri.
6) Guru mengkaji hasil penilaian, untuk
mendorong peserta didik supaya senantiasa
melakukan penilaian diri secara cermat

18
dan objektif.
7) Lakukan tindakan lanjutan, antara lain
guru memberikan balikan tertulis, guru dan
siswa membahas bersama proses dan hasil
penilaian

19
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Terdapat beberapa teknik penilaian :
1. Teknik penilaian unjuk kerja
2. Penilaian sikap
3. Penilaian tertulis
4. Penilaian proyek
5. Penilaian portofolio
6. Penilaian diri

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh, maka penulis menyarankan


bahwa hendaknya dalam memberikan penilaian sebaiknya menggunakan teknik-
teknik penilaian.

C. Lampiran Pertanyaan
1. Apa yang perlu dipertimbangkan dalam memilih teknik penilaian ?
Jawaban: Dalam memilih teknik penilaian perlu mempertimbangkan ciri
indikator, Misalnya. Jika tuntutan indikator melakukan sesuatu, maka teknik
penilaiannya adalah unjuk kerja. Jika tunturtan indikator berkaitan dengan
pemahaman konsep, maka teknik penilaiannya adalah tertulis Jika tuntutan
indikator memuat unsur penyelidikan, maka teknik penilaiannya adalah proyek.

2. Apa sifat-sifat yang harus dimiliki observasi sebagai teknik penilaian ?


Jawaban: Observasi sebagai teknik penilaian harus memiliki sifat-sifat:
(1) Harus dilakukan sesuai dengan tujuan pemelajaran yang telah irumukan
(2) Direncanakan secara sistematis
(3) Hasilnya dicatat dan diolh sesuai dengan tujuan

20
(4) Dapat diperiksa validitas, reliabilitas dan ketelitiannya.

3. Bagaimana hubungan antara teknik penilaian dengan instrumen


penilaian?
Jawaban:
Adapun hubungan antara teknik penilaian dengan instrumen penilaian adalah
sebagai berikut:

21
DAFTAR PUSTAKA

Mardapi, Dj. dan Ghofur, A, (2004). Pedoman Umum Pengembangan


Penilaian; Kurikulum Berbasis Kompetensi SMA. Jakarta: Direktorat
Pendidikan Menengah Umum.

Nana Sudjana, R. Ibrahim. 2000. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung:


Sinar Baru.

Nana Sudjana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:


Remaja Rosdakarya

Zainul, A. & Nasoetion, N. 1993. Penilaian Hasil Belajar, Depdikbud:Pusat


Antar Universitas.

22

Anda mungkin juga menyukai