H041171319
Flagellata (dalam bahasa latin diambil dari kata “flagellI” yang berarti cambuk atau Mastigophora
(dari bahasa Yunani, “mastig” yang berarti cambuk, dan “phora” yang berarti gerakan), dalam taksonomi
kuno flagellata merupakan salah satu kelas dalam filum protozoa atau protista yang mirip hewan, namun
dalam taksonomi modern menjadi superkelas yang dibagi menjadi dua kelas, yaitu fitoflagelata dan
zooflagelata. Flagellata (Mastigophora) merupakan zooplankton yang termasuk dalam filum protozoa yang
bergerak menggunakan bulu cambuk (flagel). Istilah flagellata dalam bahasa latin berasal dari kata flagel
yaitu cambuk. Sedangkan Matigophora dalam bahasa Yunani terdiri dari kata mastig yang berarti cambuk,
dan phoros yang berarti gerakan.
Beberapa organel flagelata menyerupai struktur amuba, namun dengan tambahan struktur lain yang
unik. Flagelata memiliki 1 inti atau lebih dari 1 inti dan alat pergerakan (alat neuromotor) yang terdiri dari
kinetoplas dan flagel. Kinetoplas terdiri dari blefaroplas, kadang-kadang ada benda parabasal. Aksonema
merupakan bagian flagel yang terdapat di dalam badan parasit. Kadang-kadang ada struktur yang nampak
sebagai satu garis mulai dari anterior sampai ke posterior yang disebut aksostil. Di samping badan parasit
terdapat membran bergelombang dan kosta yang merupakan dasarnya. Beberapa spesies flagelata
mempunyai sitostoma.
Berdasarkan struktur morfologinya flagellata dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu
fitoflagellata dan zooflagellata. Fitoflagellata merupakan kelompok flagellata yang memiliki ciri seperti
tumbuhan, sedangkan zooflagellata merupakan kelompok flagellata yang memiliki ciri seperti hewan.
Khusus yang akan dibahas pada makalah ini adalah mengenai fitoflagellata. Fitoflagelata adalah flagellata
yang mirip dengan tumbuhan karena memiliki plastida, sehingga dapat melakukan fotosintesis. Berdasarkan
ciri-ciri morfologinya, Fitoflagellata diklasifikasikan menjadi 8 ordo, yaitu: Kriptomonadida, Euglenoida,
Dinoflagellata, Krisomonadida, Prymnesiida, Volvocida, Prasinomonadida, dan Silicoflagellida.
Gambar : Fitoflagellata
1. Ordo Chrysomonadale
Karakteristik Umum
Ciri-ciri umum :
1. Selnya mempunyai klorofil dan karotin.
2. Berflagel dua yang heterokon dengan rambut-rambut mengkilap.
3. Memiliki dua sista dalam plasma yang berkersik dan terdiri atas dua bagian yang tidak sama besar.
4. Yang besar berbentuk mangkok dan yang kecil seperti tutupnya.
5. Hasil asilmilasi sel berupa minyak lemak dan leukosin.
Klasifikasi
1. Syncrypta, sel-selnya merupakan koloni yang berbentuk peluru.
2. Dinobryon, hidup di dalam air tawar, sel-selnya dikelilingi oleh benda berbentuk seperti piala yang
terdiri atas selulosa.
3. Coccolithinae, hidup di dalam air laut dan mempunyai selaput dari kapur. Contohnya, Calyptrosphera
insignis.
4. Silicoflagellata, hidup di dalam air laut dan dinding selnya berkersik. Contohnya : Distephanus
speculum.
Siklus Hidup
Siklus hidup dan reproduksi pada Chrysomonadales yaitu dilakukan dengan dua cara antara lain
secara aseksual (Vegetatif) dan seksual (Generatif). Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembentukan
zoospora multinukleat berukuran besar yang mempunyai banyak flagella. Zoospora dianggap sebagai
struktur menjemuk yang terdiri dari kumpulan zoospora kecil yang berflagella dua yang masing-masing
tidak memisahkan diri. Setelah zoospora ini dilepaskan, kemudian bergerak dengan flagellanya ke tempat
baru setelah menetap, flagella dilepaskan dan berkecamba membentuk vaucheria baru. Selain pembentukan
zoospora, ada juga spesies chrysphyta yang reproduksi aseksualnya dengan cara membelah diri seperti pada
ochromonas (Haelewaters, D, dkk., 2019).
Adapun reproduksi secara seksual (Generatif) yaitu reproduksi ini dengan cara oogami dengan
membentuk oogomia (pembentukan gamet betina) dan anteridia (pembentukan gamet jantan) pada filament
yang sama. Sel telur yang dihasilkan yaitu berukuran besar dengan satu inti yan mengandung klorofil.
Sperma yang dihasilkan anteridia mempunyai flagella yang kecil. Setelah terjadi pembuahan akan
terbentukan zigot dan setelah itu dilepaskan dari induknya, zigot setiap tumbuh membentuk fillamen baru
(Haelewaters, D, dkk., 2019).
Pada siklus hidupnya, yaitu fotoautotrof dan memiliki satu atau dua kloroplas. Sejumlah ganggang
emas bersifat mixotrophic. Ada dapat menggunakan karbon organik dalam bentuk terlarut dan karbon
anorganik melalui fotosintesis. Sebagai contoh, spesies Ochromonasgranularis dapat hidup sepenuhnya
tanpa cahaya dalam larutan sukrosa (Kasrina, dkk., 2012).
Ada juga spesies yang hidup secara fagotropis. Mereka aktif menyerap karbon dan zat organik
lainnya dalam bentuk partikel yang lebih besar hingga bakteri hidup kecil dengan bantuan pseudopoda dan
juga dapat dilakukan tanpa fotosintesis. Spesies lain sepenuhnya heterotrofik dan tidak memiliki kloroplas,
sehingga fotosintesis tidak mungkin (Kasrina, dkk., 2012).
Produk cadangan khas alga keemasan adalah chrysolaminarin, glukan 1,3-terkait (polisakarida).
Tetesan lemak yang disimpan dalam vakuola sering berfungsi sebagai zat cadangan. Alga keemasan
terjadi terutama di air tawar (terutama di air dingin dan ringan), lebih jarang di air payau atau garam. Di
lautan, mereka cenderung memainkan peran penting sebagai produsen utama nanoplankton. Juga dalam
kompetisi makanan di danau, ganggang emas phagotrophic sangat penting karena mereka dapat
menggunakan bakteri sebagai sumber makanan (Kasrina, dkk., 2012).
Habitat
Habitat pada Chrysomonadales yaitu biasanya hidup pada sebagian besarnya hidup di air tawar, diatas
permukaan tanah yang lembab. Meskipun beberapa jenis ada yang hidup diair laut. Alga kelompok ini
mempunyai makanan yang disimpan sebagai laminaria, yaitu suatu polisakarida sebagai simpan makanan
pada aalga ini. Adapun juga beberapa yang hidup didarat sering ditemui sebagai selaput seperti beludru
ditepi kolam, di tepi perairan atau ditanah yang lembab serta merupakan komponen penting dalam
pembentukan minyak bumi (Liona, L, dkk., 2020).
Meskipun sejumlah organisme ditemukan di perairan laut, sebagian besar juga menempati
lingkungan air tawar. Organisme sangat penting bagi ekosistem daerah air tawar karena mereka bertindak
sebagai sumber makanan utama bagi zooplankton melimpah yang menghuni badan-badan air. Zooplankton
tersebut kemudian dikonsumsi oleh organisme yang lebih besar sebagai linkungan penting dalam rantai
makanan ekosistem (Liona, L, dkk., 2020).
Peranan
Sel-selnya mempunyai klorofil dan karotin, flagella 2, heterokon, yang panjang dengan rambut-rambut
yang mengkilap. Padanya sering ditemukan dua sista dalam plasma yang berkersik dan terdiri atas dua
bagian yang tidak sama besar. Yang besar berbentuk mangkuk, yang kecil seperti tutupnya. Hasil asimilasi
dan zat makanan cadangan berupa minyak lemak dan leukosin. Bebrapa marga antaranya ialah:
- Syncrypta, sel-selnya merupakan koloni yang berbentuk peluru.
- Dinobryon, hidup dalam air tawar, sel-selnya dikelilingi oleh benda berbentuk piala dan terdiri atas
selulosa.
Dari yang hidup dalam air laut, diantaranya :
- Coccolithinae, mempunyai selaput dari kapur.
- Silicoflagellata, yang dinding selnya berkresik.
Gambar : G. Sphaerophorum
Dalam pembiakan secara seksual sering juga terjadi hal-hal yang menyimpang dari yang telah
diuraikan di atas, misalnya dengan dari 4 dibentuknya buluh kopulasi, untuk jalannya gamet. Ada juga yang
inti hasil pembelahan reduksi itu yang 3 mengalami degenerasi, sehingga induk sel hanya mengeluarkan 1
gamet, dan dari dua sel induk hanya terjadi 1 zigot saja. Ada yang mengadakan autogami (kedua gamet
dalam satu sel induk mengadakan perkawinan sendiri). Ada lagi yang membentuk auksospora tanpa
perkawinan lebih dulu.Untuk menentukan hubungan kekerabatannya, adanya tingkat yang mempunyai bulu-
bulu cambuk sangat penting, karena ini dapat ditarik kesimpulan, bahwa Flagellata terutama Chrysomona-
dales adalah nenek moyangnya Diatomeae. Diatomeae fosil ditemukan di dalam lapisan-lapisan tanah dari
zaman Kapur, zaman Tersier dan terutama dari zaman Diluvium. Tanah dengan sisa-sisa Diatomeae disebut
terra silicea atau kiezel-guhr (tanah kersik), yang antara lain dipergunakan untuk pembuatan dinamit, dan
saringan air yang bebas kuman.
Habitatnya Biasanya hidup di air tawar, di oligotrophic, perairan dan rawa. Menurut (De, dkk., 2019)
Salah satu spesies dari bangsa pennales yaitu Navicula lanceolata dan Synedra sp.
Aspek Ekologis Diatomeae
Habitat
Habitatnya terdapat di perairan air tawar dan air laut, maupun di tanah-tanah yang lembab. Jumlah
diatom sangat banyak, diperkirakan mencapai 16.000 jenis. Karena jumlahnya yang banyak, diatom
fitoplankton menjadi komponen produsen penting di perairan laut. Diatom ada yang hidup sendiri dan ada
yang berkoloni membentuk filamen. Sebagian hidup bebas di permukaan air, beberapa jenis yang lain hidup
menempel pada substrat (Purnomo, A, A, dkk., 2015).
Persebaran
Pola persebarannya tersebar di air tawar dan air asin. Kebanyakan spesies berenang-renang bebas,
tetapi beberapa menempel pada tumbuhan atau benda-benda lain. Dinding sel terdiri dari dua lapisan, atau
katup, yang saling menutupi. Bentuk umum sel itu persegi panjang sampai bulat tetapi banyak variasinya.
Dinding sel terdiri dari lapisan pektin dibagian dalam dan lapisan silika (SiO2) di bagian luar. Silika adalah
mineral yang paling banyak tersebar di muka bumi dan merupakan bagian pokok kaca. Apabila pektin dan
kandungan organik sel itu hancur, maka tersisalah cangkang silika yang tembus cahaya (Saribu, M, H, D,
dkk., 2017).
Peranan bagi Lingkungan dan Manusia
Peranan bagi lingkungan dan manusia pada Pinnales yaitu, sebagai produsen primer dalam siklus
karbon di rantai makanan eustaria, serta sebagai sumber makanan yang penting bagi hewan-hewan surface
dwellers (merayap di permukaan) dan deposit fider, juga berperan penting dalam stabilisasi sediment
(Suwartimah, K, dkk., 2011).
Aspek Fisiologi (Cara memperoleh nutrisi)
Aspek fisiologi pada Pennales yaitu, memperoleh nutrisi dengan cara menyerap nutrien terlarut
langsung melalui membran sel dan juga menelan materi organik atau biasa juga partikel makanan dengan
membentuk vasikel intrasitoplasma yaitu yang biasa disebut dengan vakuola makanan. Zat makanannya juga
biasanya disimpan dalam bentuk minyak, dan benda ini acap kali dapat terlihat dalam sel seperti tetesan
bulat yang besar (Saribu, M, H, D, dkk., 2017).
DAFTAR PUSTAKA
Asem, M. D., Salam, N., Zheng, W., Liao, L. H., Zhang, X. T., Han, M. X., ... & Li, W. J., (2020).
Vitreimonas flagellata gen. nov., sp. nov., a novel member of the family Hyphomonadaceae
isolated from an activated sludge sample. International journal of systematic and evolutionary
microbiology, 70(4), 2632-2639.
Bendre, A.M., dan Kumar, Ashok. A Text Book of Practical Botany-1. New Delhi: Rakesh Kumar Rastogi.
Campbell, A.S., and Moore, R.C., ed., 1954, Treatise on invertebrate paleon-tology, Part D, Protista,
Volume 3. New York: Geological Society ofAmerica, and Lawrence, University of Kansas Press
Gul, S., & Nawaz, M. F. (2014). The dinoflagellate genera Protoperidinium and Podolampas from
Pakistan’s shelf and deep sea vicinity (North Arabian Sea). Turkish Journal of Fisheries and
Aquatic Sciences, 14(1), 91-100.
Tjitrosoepomo, G.. 1989. Taksonomi Tumbuhan: Schyzophyta, Thallophyta, Bryophyta, Pterydophyta.
Jogjakarta: Gadjah Mada University Press.
Yusanti1 I.A.,Widayatsi T., dan Ramadhan, 2018, Keanekaragaman Zooplankton Di Rawa Banjiran Desa
Sedang Kecamatan Suak Tapeh Kabupaten Banyuasin, Jurnal Biota, 4( 1):7-11