(Karya Haryanto)
BOOK REPORT
Disusun oleh:
Ernawati 1810631110143
2020
BAB 1
BAB 2
LANDASAN FILOSOFIS TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Istilah ontologi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata, yaitu on
atau ontos yang berarti "yang berada", dan logi yang berarti ilmu pengetahuan atau
ajaran. Karena itu, ontologi adalah ilmu pengetahuan atau ajaran tentang keberadaan.
Sebagai esensi filsafat ontologi selalu mempersoalkan hakikat keberadaan segala
sesuatu yang ada menurut tata hubungan sistematis berdasarkan hukum sebab akibat
titik yaitu ada manusia ada alam dan ada causa prima dalam suatu hubungan
menyeluruh teratur dan tertib dalam keharmonisan. Jadi dari aspek ontologi, segala
sesuatu yang ada ini berada dalam tantangan hubungan estetis yang diliputi dengan
warna nilai keindahan.
Pendidikan ditinjau dari sisi ontologi berarti persoalan tentang hakikat
keberadaan pendidikan titik fakta menunjukkan bahwa pendidikan selalu berada
dalam hubungan dengan eksistensi kehidupan manusia titik sedangkan kehidupan
manusia ditentukan asal mula dan tujuannya. Oleh sebab itu cuma dapat dipahami
bahwa ontologi pendidikan berarti pendidikan dalam hubungannya dengan asal mula
eksistensi dan tujuan kehidupan manusia. Tanpa manusia pendidikan tak pernah ada.
Ontologi teknologi pendidikan adalah sesuatu yang sangat penting agar kita
bisa memahami Apa hakikat teknologi pendidikan itu dan mengapa teknologi
pendidikan itu digunakan dan dimanfaatkan dalam dunia pendidikan titik dengan
mengetahui makna teknologi pendidikan, makna ontologi dalam teknologi pendidikan
itu sendiri merupakan analisis tentang objek materi dari ilmu pengetahuan yang
membahas tentang teknologi pendidikan titik isinya adalah tentang hal-hal yang
bersifat empiris serta mempelajari mengenai apa yang ingin diketahui manusia dan
objek yang telah diteliti ilmu. Dasar ontologi teknologi pendidikan adalah objek
materi teknologi pendidikan yang mengatur seluruh kegiatan pendidikan. Jadi
hubungan ontologi dengan teknologi kependidikan menempati posisi landasan yang
ter dasar dari pondasi ilmu di mana disanalah terletak undang-undang dasarnya dunia
ilmu pengetahuan.
BAB 3
DEFINISI TEKNOLOGI PENDIDIKAN SEBAGAI BIDANG GARAPAN
Definisi yang di lontar kan oleh Barbara.B Seels dan Rita C. Richey pada
1994 dengan memahami teknologi pendidikan sebagai sebuah teori dan paraktik
dalam desain pengembangan, pemanfaatan,pengelolaan serta evaluasi proses dan
sumber untuk belajar .
A. Kawasan Desain
Proses untuk menentukan kondisi belajar. Tujuan desain sendiri adalah untuk
menciptakan strategi dan produk pada tingkatan makro, seperti program dan
kurikulum dan pada tingkatan mikro seperti pelajaran dan modul. Definisi ini sesuai
dengan definisi desain sekarang yang mengacu pada penentuan spesifikasi. Berbeda
dengan pemahaman sebelumnya, definisi ini lebih menekankan pada kondisi belajar.
Bukannya pada komponen-komponen dalam suatu sistem pembelajaran. Jadi,
ruanglingkup desain pembelajaran ini diperluas dari sumber belajar atau komponen
individual sistem ke pertimbangan maupun lingkungan yang sistematik.
B. Kawasan Pengembangan
C. Kawasan pemanfaatan
Ada tiga teori yang sangat penting untuk dikemukakan dalam kaitannya
dengan pemanfaatan teknologi pendidikan. Ketiga teori tersebut adalah teori
behaviorisme, kognitivisme, dan konstruktivisme.
A. Behaviorisme
B. Kognitivisme
C. Konstruktivisme
BAB 6
TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBETUKAN KARAKTER BANGSA
BAB 7
TEKNOLOGI PENDIDIKAN DALAM KELAS
Kelas sendiri merupakan sebuah tempat atau ruangan yang dijadikan sebagai
sarana melakukan proses belajar mengajar dalam sebuah institusi pendidikan baik itu
formal maupun nonformal. Agar ruang kelas bisa kondusif terhadap proses belajar
mengajar tersebut tentu saja teknologi pendidikan bisa diterapkan di dalam kelas.
tujuannya adalah bagaimana membentuk ruang kelas bisa nyaman, enam, efektif dan
efisien serta kondusif dijadikan sebagai ruang belajar bagi anak didik yang belajar di
dalamnya karena itu melakukan desain ruang kelas merupakan salah satu tindakan
yang tepat sebagai bagian dari penerapan teknologi di dalam kelas.
Mendesain tata letak meja dan kursi Ini adalah sebuah teknik yang sederhana
dan penting, tapi sering dilupakan oleh pola pengajaran konvensional. Pola
konvensional selalu monoton dan dari waktu ke waktu tata letak meja dan kursinya
selalu seperti itu. Dalam pengaturan meja dan kursi siswa ini hal yang patut
diperhatikan adalah sebagai berikut titik pertama aksesibilitas yaitu bagaimana siswa
dengan mudah menjangkau alat atau sumber belajar yang tersedia. Kedua, mobilitas,
dimana siswa dan guru mudah bergerak dari satu bagian ke bagian lain di dalam
kelas. Ketiga, Interaksi yang akan memudahkan terjadinya interaksi antara guru dan
siswa maupun antar siswa. Ke 4, variasi kerja siswa, yang memungkinkan siswa
bekerja sama secara perorangan berpasangan atau berkelompok.
1. Formasi Kelas Bentuk Huruf U
2. Formasi Meja Pertemuan
3. Formasi Meja Konferensi
4. Formasi Auditorium
5. Formasi Chevron
6. Formasi Tradisional (Konvensional)
7. Formasi Pengelompokkan Terpisah
8. Formasi Tempat Kerja
9. Formasi Kelompok untuk Kelompok
10. Formasi Lingkaran
B. Alat Bantu dan Kelengkapan dalam Kelas
Alat bantu dan kelengkapan di kelas di sini adalah beragam hal yang mampu
membantu dan memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi siswa dan guru dalam
proses belajar mengajar. Alat bantu dan kelengkapan kelas ini bisa berbentuk media
grafis media proyeksi diam, media audio, media gambar hidup atau film media
televisi televisi dan multimedia.
Selain berbagai media dan alat bantu pembelajaran yang bisa mendukung
pembelajaran dalam kelas, hal-hal yang lain yang bisa mempengaruhi pembelajaran
anak didik di dalam kelas adalah berusaha menampilkan ruang kelas dengan tampilan
yang menarik dan menyenangkan titik karena itu aspek pewarnaan ruang kelas dan
berbagai perabot dan sarana dalam kelas akan sangat mempengaruhi proses belajar
siswa. Menurut psikolog menggunakan warna untuk memperkuat pembelajaran siswa
merupakan sebuah hal penting mengingat otak berpikir dalam warna.
BAB 8
Antara masyarakat dan pendiidkan ada interaksi simbiotik dan integral yang
dilakukan agar bisa meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga akan
ammpu mengembangkan dan membangun masyarakat itu sendiri. Hal ini bisa
berjalan karena ada sebuah sistem di antaranya adalah adanya komite sekolah dan
dewan sekolah yang menjebatani adanya interaksi antara masyarakat dan sekolah.
Inilah salah satu bentuk implementasi teknologi pendidikan yang diterapkan dalam
kaitan antara sekolah dan masyarakat.
Di sisi lain, dalam masyarakat yang terlepas dari institusi sekolah, teknologi
pendidikan pun bisa diimplementasikan, karena pada dasarnya pendidikan itu sedniri
adalah universal yang berlaku di mana saja dan kapan saja. Dalam masyarakat,
aplikasi teknologi pendidikan bisa beragam bentuk dan mampu memberikan
kemudahan dan kenyamanan bagi masyarakat. Hal ini disebabkan karena pendidikan
dalam masyarakat ini diberikan secara informal yang tentu berorientasikan
masyarakat. Yang tujuannya adalah melakukan pengembangan masyarakat sehingga
akan mampu meningkatkan kesejahteraan dan keberadaban masyarakat itu sendiri.
Aplikasi teknologi pendidikan dalam masyarakat bsa berbentuk apa yang telah
dinyatakan dalam pilar-pilar pendidikan yang dikeluarkan UNESCO. Empat pilar
tersebut adalah learning to know, learning to do, learning to live together, dan
learning to be. Dengan empat pilar tersebut, teknologi pendidikan dalam masyarakat
bisa diimplementasikan dengan lebih terukur.
BAB 9
Selain itu, sebagai sebuah kajian ilmu pengetahuan teknologi pendidikan tentu
harus bisa diteliti objek formalnya. karena jika tidak demikian sebagai kajian ilmu
pengetahuan teknologi pengetahuan tentu tidak memenuhi kriteria sebagai sebuah
ilmu pengetahuan yang bisa diverifikasi kebenarannya. karena semua penelitian itu
pada hakikatnya nya adalah sebuah usaha untuk mengungkap kebenaran dalam suatu
objek pengetahuan.
Pada dasarnya esensi pokok dari sebuah penelitian adalah berusaha untuk
memuaskan rasa dahaga keingintahuan manusia terhadap suatu objek ilmu
pengetahuan. dengan demikian kelahiran sebuah ilmu pengetahuan akan selalu
diawali oleh rasa keingintahuan manusia akan segala sesuatu. dalam pemahaman
lainnya selain rasa ingin tahu ilmu pengetahuan juga berkembang disebabkan karena
adanya motivasi akan kegunaan praktek ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui
perenungan dan penyelidikan.
KOMENTAR
BAB I
Pemahaman tentang teknologi pendidikan dan perannya dalam meningkatkan
kualitas pendidikan tertuang dalam bab 1 ini. Dalam bab ini memaparkan materi
dengan sangat teratur, sehingga memudahkan pembaca dalam memahami materi yang
disampaikan. Materi pada bab ini menggunakan banyak refrensi buku dan pendapat
ahli, sehingga memperluas wawasan pembaca. Terdapat beberapa kesalahan kata
dalam bab ini, sehingga terkadang menyulitkan pembaca untuk memahami kata
tersebut.
BAB 2
BAB 3
BAB 4
BAB 5
BAB 6
BAB 7
BAB 8
BAB 9