Anda di halaman 1dari 23

1.

ANATOMI FISIOLOGI GINJAL

1. Pengertian Ginjal

Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip kacang. Sebagai
bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama urea) dari darah dan
membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin.

2. Letak Ginjal

Manusia memiliki sepasang ginjal


yang terletak di belakang perut atau
abdomen. Ginjal ini terletak di kanan
dan kiri tulang belakang, di bawah
hati dan limpa. Di bagian atas
(superior) ginjal terdapat kelenjar
adrenal (juga disebut kelenjar
suprarenal).
3. Ukuran Ginjal

 Berat ginjal + 150 gr (125 –


170 gr pada Laki laki, dan
115 – 155 gr pada
perempuan)
 Panjang 5 – 7,5 cm
 Tebal 2,5 – 3 cm.

Ginjal bersifat retroperitoneal, yang berarti terletak di belakang peritoneum yang melapisi
rongga abdomen. Kedua ginjal terletak di sekitar vertebra T12 hingga L3. Ginjal kanan
biasanya terletak sedikit di bawah ginjal kiri untuk memberi tempat untuk hati.

Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh iga ke sebelas dan duabelas. Kedua ginjal
dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal) yang membantu
meredam goncangan.

4. Fungsi Ginjal
 Pengaturan komposisi ion darah
Ginjal membantu mengatur kadar beberapa ion dalam darah, yang terpenting ion
natrium (Na), ion kalium (K), ion kalsium (Ca2),ion klorida (Cl), dan ion fosfat
(HPO42).
 Pengaturan pH darah
Ginjal mengeluarkan variabel jumlah ion hidrogen (H) ke dalam urin dan konversi ion
bikarbonat (HCO3), yang merupakan penyangga penting dari H di dalam darah. Kedua
aktivitas ini membantu mengatur pH darah.
 Pengaturan volume darah. Ginjal mengatur darah volume dengan menyimpan atau
menghilangkan air dalam urin. Sebuah peningkatan volume darah meningkatkan
tekanan darah; penurunan dalam volume darah menurunkan tekanan darah.
 Pengaturan tekanan darah. Ginjal juga membantu mengatur tekanan darah dengan
mengeluarkan enzim renin, yang mengaktifkan jalur renin-angiotensin-aldosteron,
Peningkatan renin menyebabkan peningkatan tekanan darah.
 Pemeliharaan osmolaritas darah. Dengan mengatur secara terpisah kehilangan air
dan kehilangan zat terlarut dalam urin, ginjal mempertahankan osmolaritas darah yang
relatif konstan mendekati 300 miliosmol per liter (mOsm / liter).
 Produksi hormon. Ginjal menghasilkan dua hormon. Kalsitriol, bentuk aktif vitamin
D, membantu mengatur kalsium homeostasis, dan eritropoietin menstimulasi produksi
sel darah merah.
 Pengaturan kadar glukosa darah. Seperti hati, ginjal dapat menggunakan asam
amino glutamin dalam glukoneogenesis, sintesis molekul glukosa baru.
 Ekskresi limbah dan zat asing. Dengan membentuk urin, ginjal membantu
mengeluarkan limbah zat yang tidak ada fungsi yang berguna dalam tubuh

5. Pembagian Ginjal

Secara umum, ginjal terbagi atas dua


bagian, yaitu:
1. Bagian dalam (internal) medulla
2. Bagian luar (eksternal) korteks

Bila sebuah ginjal kita iris memanjang, maka


Akan tampak bahwa ginjal terdiri dari 4 bagian,
yaitu:

Kulit Ginjal (Korteks)


Korteks ginjal adalah bagian ginjal paling luar. Tepi luar korteks ginjal dikelilingi oleh
kapsul ginjal dan jaringan lemak, untuk melindungi bagian dalam ginjal. Pada kulit
ginjal terdapat bagian yang bertugas melaksanakan penyaringan darah yang disebut
nefron.Pada tempat penyaringan darah ini banyak mengandung kapiler – kapiler darah
yang tersusun bergumpal – gumpal disebut glomerulus.
Sumsum Ginjal (Medulla)

Sumsum ginjal terdiri beberapa badan berbentuk kerucut yang disebut piramid renal. Pada
bagian ini berkumpul ribuan pembuluh halus yang merupakan lanjutan dari simpai bownman.
Di dalam pembuluh halus ini terangkut urine yang merupakan hasil penyaringan darah dalam
badan malphigi, setelah mengalami berbagai proses.

Rongga Ginjal (Pelvis)

Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk corong lebar.
Sebelum berbatasan dengan jaringan ginjal, pelvis renalis bercabang dua atau tiga disebut
kaliks mayor, yang masing – masing bercabang membentuk beberapa kaliks minor.
Nefron

Nefron adalah unit fungsional terkecil dari ginjal yang terdiri atas tubulus kontortus
proximal, tubulus kontortus distal dan duktus koligentes. Nefron merupakan bagian terpenting
ginjal karena disinilah tempat penyaringan darah terjadi dan merupakan bagian dari sistem
ekskresi pada manusia karena mengeluarkan urin. Nefron berfungsi untuk menyaring darah dan
mengontrol komposisi darah.
6. Bagian Nefron

Kapsul Bowman adalah bagian ginjal yang berbentuk seperti


kantong / kapsul yang mengelilingi dan membungkus
glomerulus
Fungsi: Mengumpulkan cairan darah yang telah disaring
sebelumnya oleh glomerulus selanjutnya setelah dikumpulkan
akan diproses sampai menjadi urin primer yang dinamakan
dengan filtrat glomerulus.

Glomerulus merupakan gulungan atau anyaman kepiler yang


terletak di dalam kapsula Bowman. Glomerulus menerima
darah dari arteriola aferen dan meneruskan darah ke sistem
vena melalui arteriola eferen.
Fungsi utama atau paling penting glomerulus adalah sebagai
alat penyaringan/filtrasi dimana ini adalah proses pertama
darah disaring untuk menghasilkan urin.
Tubulus Proksimal Konvulta
Merupakan tubulus ginjal yang langsung
berhubungan dengan kapsula Bowman dengan
panjang 15 mm. Bentuk tubulus proksimal konvulta
berkelok-kelok menjalar dari korteks ke bagian
medula dan kembali ke korteks.

Ansa Henle/Lengkung Henle


Ansa Henle atau yang sering disebut lengkung
Henle memiliki bentuk lurus dan tebal, diteruskan
ke segmen tipis selanjutya ke segmen tebal,
panjangnya 12 mm, total panjang ansa henle 2-14
mm.

Tubulus Distal Konvulta


Merupakan bagian tubulus ginjal yang
berkelok-kelok dan jauh letaknya dari kapsula
Bowman. Tubulus ini memiliki panjang 5 mm.
Tubulus distal dari masing-masing nefron bermuara
ke duktus koligens yang panjangnya 20 mm.

Duktus Koligen MedulaBerperan dalam proses augmentasi urin sekunder

Duktus koligen bukanyang disalurkan


merupakan salurandari bagiantidak
metabolik lengkung helne.
aktif tetapi pengaturan secara
Augumentasi
halus ekskresi natrium urine terjadisendiri adalah
di sini penambahan
dengan aldosteronzat yang
yang paling berperan
tak lagiReabsorbsi
terhadap reabsorbsi natrium. dibutuhkan tubuh
aktif ke urin
kalium murnisekunder. Jugaduktus koligen
terjadi dalam
7. Peredaran Darah Ginjal
berfungsi
medula. persarafan dari sebagai tempat berlangsungnya
Ginjal mendapatkan fleksus renalis (vasomotor). Saraf ini berfungsi
Reabsorbsi Fakultatif, yakni reabsorbsi yang
untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini berjalan bersamaan
kondisional sesuai kebutuhan
dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal. Ginjal mendapat darah dari arteri
renalis. Arteri renalis mempunyai dua cabang, yaitu:
Cabang anterior bertugas
memberikan darah untuk ginjal
anterior dan ventral
Cabang posterior bertugas
memberikan darah untuk ginjal
posterior dan dorsal.
2. SISTEM URINARI

Urine : Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal
yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi.
Sistem Urinarie : Sistem organ yang berfungsi untuk menyaring dan membuang zat limbah
dengan cara menghasilkan urine.

1.Organ Sistem Urinaria

Ginjal
Ureter
FUNGSI GINJAL : Memegang peranan penting
dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun,
mempertahankan suasana keseimbangan cairan,
mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa
dari cairan tubuh, mempertimbangkan keseimbangan
garam-garam dan zat-zat cairan tubuh, mengeluarkan
sisa-sisa metabolisme hasil akhir dari ureum protein.

Merupakan saluran untuk membawa urin sesungguhnya ke


kandung kemih.
Terdiri dari 3 lapisan :
1. Fibrosa
2. Muskular
3. Mukosa
Kandung Kemih (Vesika Urinaria)

Merupakan tempat untuk menampung urin sebelum akhirnya


dikeluarkan melalui proses mikturisi. Bagian vesika urinaria terdiri dari:

• Fundus, bagian yang menghadap ke arah belakang dan bawah, bagian ini terpisah
dari rektum oleh spatium rectovesikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus deferen,
vesika seminalis dan prostat.
• Korpus, bagian antara verteks dan fundus.
Verteks

Verteks, bagian yang mancung ke arah muka


dan berhubngan dengan ligamentum vesika
umbilikalis. Dinding kandung kemih terdiri dari
lapisan sebelah luar (peritoneum), tunika
muskularis (lapisan otot), tunika submukosa,
dan lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).
Pembuluh limfe vesika urinaria mengalirkan
cairan limfe ke dalam nadi limfatik iliaka
interna dan eksterna.

Uretra

Merupakan sebuah saluran yang berjalan dari leher kandung kencing ke lubang luar,
dilapisi membran mukosa yang bersambung dengan membram yang melapisi kandung
kencing.

Uretra pada wanita Uretra pada pria

2. Sifat Air Kemih

Jumlah eksresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari masuknya (intake) cairan serta
faktor lainnya. Warna bening muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh. Warna kuning
tergantung dari kepekatan, diet obat – obatan dan sebagainya. Bau khas air kemih bila
dibiarkan terlalu lama maka akan berbau amoniak. Berat jenis 1.015 – 1.020. Reaksi asam bila
terlalu lama akan menjadi alkalis, tergantung pada diet (sayur menyebabkan reaksi alkalis dan
protein memberi reaksi asam).
3. Komposisi Air Kemih

Air kemih terdiri dari kira – kira 95 % air. Zat – zat sisa nitrogen dari hasil
metabolisme protein asam urea, amoniak dan kreatinin. Elektrolit, natrium,kalsium, NH3,
bikarbonat, fosfat dan sulfat. Pigmen (bilirubin, urobilin). Toksin dan hormon
4. Tahap Pembentukan Urin

 Darah difiltrasi → Filtrat Glomerulus (Urine


Primer)
 Reabsorbsi di Tubulus Kontortus Proksimal
→ Filtrat Tubulus (Urine Sekunder)
 Augmentasi di Tubulus Kontortus Distal→
(urin sebenarnya)

5. Mikturisi
Mikturisi ialah proses pengosongan kandung kemih setelah terisi dengan urin. Mikturisi
melibatkan 2 tahap utama, yaitu:

a. Kandung kemih terisi secara progresif hingga tegangan pada dindingnya meningkat
melampaui nilai ambang batas (Hal ini terjadi bila telah tertimbun 170-230 ml urin), keadaan
ini akan mencetuskan tahap ke 2.
b. Adanya refleks saraf (disebut refleks mikturisi) yang akan mengosongkan kandung kemih.

 Sistem saraf simpatis: impuls menghambat Vesika Urinaria dan gerak spinchter interna,
sehingga otot detrusor relax dan spinchter interna konstriksi.
 Sistem saraf parasimpatis: impuls menyebabkan otot detrusor berkontriksi, sebaliknya
spinchter relaksasi terjadi MIKTURISI.

Berikut tahapan mikturisi.


Tahap Pembuangan Urin (Mikturisi) Urin(170-230 cc) → distensi kandung kencing →
refleks kontraksi dinding kandung kencing, relaksasi sfingter internus, dan relaksasi
sfingter eksternus → pengosongan kandung kencing (miksi).
3. INTEGRASI GINJAL DAN ORGAN LAIN,

KESEIMBANGAN ELEKTROLIT TUBUH

 Pengaturan Keseimbangan Cairan Tubuh


Cairan tubuh merupakan faktor penting dalam berbagai proses fisiologis didalam tubuh.
Fungsi : Mengatur suhu tubuh, Melancarkan peredaran darah, Mengatur struktur dan
fungsi kulit, Membuang racun dan sisa makanan, Mengangkat zat seperti hormone dan enzim,
Melindungi dan melumasi sendi dan otot.
Faktor yang mempengaruhi keseimbangan elektrolit : Cuaca/Iklim, Sekresi Urin, Stress,
Diet, Kondisi Sakit.
60% Cairan tubuh terdiri dari :
Cairan intraseluler 40%
Cairan ekstraseluler 20% : cairan intraveskuler, cairan interstitial, cairan transleluler.
Penurunan volume cairan ekstrasel menyebabkan penurunan tekanan darah arteri dengan
menurunkan volume plasma.
Peningkatan volume cairan ekstrasel dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah arteri
dengan memperbanyak volume plasma.
Mekanisme ginjal dalam pengaturan volume cairan ekstrasel :
Pengeluaran air dari tubuh diatur oleh ginjal dan otak. Hipotalamus mengatur
konsentrasi garam didalam darah, dengan merangsang kelenjar pituitari mengeluarkan hormon
antidiuretika (ADH)
ADH dikelurkan bila volume darah atau tekanan darah terlalu rendah. ADH
merangsang
ginjal untuk menahan atau menyerap kembali air dan mengeluarkannya kembali kedalam
tubuh.
Bila cairan ekstrasel menjadi terlalu pekat, cairan akan ditarik dengan cara osmosis
keluar dari sel osmoreseptor, sehingga ukurannya berkurang dan menimbulkan sinyal saraf
yang tepat di dalam hipotalamus agar menghasilkan sekresi ADH tambahan
Sebaliknya, bila cairan ekstrasel menjadi terlalu encer, air bergerak dengan cara
osmosis ke arah yang berlawanan, yaitu masuk ke dalam sel, dan menurunkan sinyal untuk
sekresi ADH.
Kerja ADH ginjal yang paling penting adalah meningkatkan permeabilitas air pada
tubulus distal, tubulus koligentes, dan epitel duktus koligentes. Hal ini membantu tubuh untuk
menyimpan air dalam keadaan seperti dehidrasi.
Bila tidak ada ADH, permeabilitas tubulus distal dan duktus koligentes terhadap air
menjadi rendah, menyebabkan ginjal mengeksrkresi sejumlah besar urin yang encer.

Integrasi Ginjal

1.INTEGRASI GINJAL DENGAN JANTUNG

Ginjal bekerja membersihkan darah, mengekresikan zat-zat sisa, dan cairan berlebihan dari
dalam tubuh.
Jika seseorang menderita gagal ginjal kronis, dimana pengeluaran cairan tubuh terganggu,
maka volume urin yang keluar akan sedikit sehingga terjadi penimbunan cairan.
Hal ini akan menyebabkan terjadinya penyempitan dini pembuluh coroner, otot jantung
akan mengalami gangguan akibat jadi, gagal ginjal akan mengakibatkan terjadinya
penyakit jantung coroner lebih dini, aritmia (gangguan irama jantung), bahkan gagal
jantung.
Volume cairan tubuh yang tinggi, dan menyebabkan tekanan darah juga meningkat.

2. INTEGRASI GINJAL DENGAN TEKANAN DARAH

Hormon Aldosteron, sebagai respon terhadap kadar Kalium darah yang tinggi dan Natrium
darah yg rendah atau terhadap penurunan tekanan darah, merangsang reasorbsi ion Na+ dan
air → tekanan darah normal .
Hormon Natriuretik, antagonis dari aldosteron yg disekresikan oleh atrium jantung saat
dinding atrium teregang oleh tekanan darah yg tinggi, menurunkan reasorbsi ion Na + dan
air oleh ginjal.
Jika tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran garam dan air →
berkurangnya volume darah dan mengembalikan tekanan darah normal
Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam dan air → volume
darah bertambah dan tekanan darah kembali normal. juga bisa meningkatkan tekanan
darah dengan menghasilkan enzim yang disebut renin → hormon angiotensin → pelepasan
hormone aldosteron.
Aldosteron berperan dalam mengatur tingkat Na+ dan K+ dalam tubuh → tekanan darah
serta keseimbangan cairan dan elektrolit dapat terjaga meningkat.
3. INTEGRASI GINJAL DENGAN ORGAN HATI
Ginjal dan hati sama-sama berfungsi mengolah darah, Hati bekerja untuk merombak
darah., hasil dari perombakan darah tersebut berupa empedu yang akan disalurkan
menuju ginjal yang selanjutnya dibuang bersama urin. Ginjal bekerja untuk menyaring
darah dan membuang hasil penyaringan darah tersebut
Apabila seseorang menderita penyakit hati menahun (seperti penyakit hepatitis maupun
alkoholisme) sel-sel jaringan hati rusak dan akan digantikan dengan sel fibrosis yang
lebih kaku dibandingkan dengan sel-sel hati yang sehat.

4. INTEGRASI GINJAL DENGAN TULANG


Terganggunya fungsi ginjal mempengaruhi produksi vitamin D3. Hal ini berdampak pula
terhadap proses absorbsi kalsium dari makanan.
Pada tingkat absorbsi tidak normal, lambat laun terjadi pengkeroposan tulang.
98% kalsium tubuh disimpan di dalam tulang. Kalsium bersifat dinamis, proses
pembongkaranya terus-menerus terjadi.
Gejala yang dialami penderita ini yaitu, lemah saat berjalan, nyeri pinggang dan sering
nyeri pada sendi-sendi tulang. Seiring menurunnya kadar kalsium di tulang, penderita
mulai merasa pegal-pegal dan cepat lelah

5. INTEGRASI GINJAL DENGAN KULIT


Pada saat cuaca panas, pembuluh darah di sekitar kulit akan mengembang yang
menyebabkan pori-pori kulit ikut mengembang Menyebabkan keringat keluarmelalui pori-
pori, Dengan begitu ginjal yang tugasnya mengeluarkan urin, digantikan oleh kulit yang
mengeluarkan keringat (tentu saja komposisi keringat dan urin berbeda).
Pada saat cuaca dingin pembuluh darah akan menyusut sehingga keringat yang
seharusnya dikeluarkan oleh kulit, digantikan oleh pengeluaran urin oleh ginjal. Hal ini
menyebabkan kita selalu ingin buang air kecil pada saat cuaca dingin.
4. ANATOMI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN

Integument : Integument berasal dari bahasa yunani yaitu integumentum yang artinya
penutup dengan ketebalan 1,5 – 4,4 mm.
Fungsi Sitem Integumen
Pelindung atau proteksi terhadap mikroorganisme
Eksterosepsi atau penerimaan stimuli dari lingkungan luar
Eksreksi atau pembuangan sisa metabolisme melalui kelenjar
Thermoregulasi atau pengatur suhu panas tubuh
Homeostatis atau mengatur kadar garam dan cairan tubuh
Tempat menyimpan cadangan makanan seperti lemak dibawah kulit
Tempat sintesis vitamin D.

Anatomi Dan Fisiologi Sistem Integumen


1. Kulit merupakan organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya
dari lingkungan hidup manusia.
Fungsi kulit : Proteksi (melindungi), Absorbsi (menyerap), Regulasi
(Pengatur Panas), Ekskresi (Pengeluaran), Persepsi / Reseptor
(Peraba), Pembentukan Pigmen dan Keratinisasi.
Epidermis merupakan lapisan teratas pada kulit manusia dan memiliki tebal
yang berbeda-beda: 400-600 μm untuk kulit tebal (kulit pada telapak
tangan dan kaki) 75-150 μm untuk kulit tipis (kulit selain telapak
tangan dan kaki, memiliki rambut).
Epidermis tersusun dari 4 sel : Melanosit, sel langerhan, keratinosit,
dan sel merkel.
Lapisan pada dermis : stratum basale, stratum spinosm, stratum
granulosum, stratum lucidum dan stratum corneum.
Dermis  Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering
dianggap sebagai “True Skin” karena 95% dermis membentuk
ketebalan kulit (± 0,5-2,5 mm). Dermis atau cutan (cutaneus), yaitu
lapisan kulit di bawah epidermis. Penyusun utama dari dermis
adalah kolagen.
Lapisan pada kulit : lapisan papilari, reticular dan subkutan.
2. Rambut Pertumbuhan rambut ± 1mm tiap 3 hari.
Kehilangan rambut pada orang dewasa ± 70-100 rambut/hari.
Genetik dan Hormon mempengaruhi ketebalan rambut dan distribusi
rambut di perrmukaan tubuh.
Fungsi Rambut : Menjaga kulit kepala dari cedera, sinar matahari,
Melindungi mata dari partikel asing (alis dan bulu mata), Melindungi
dari partikel asing dan debu (rambut hidung dan telinga luar), Reseptor
sentuh : pleksus akar rambut bersama dg folikel rambut teraktivasi jika
ada sentuhan ringan.
Struktur Tiap rambut terdiri dari:
Rambut
→ tangkai/batang (hair shaft)
→ akar (hair root)
Batang dan Batang adalah bagian permukaan → sebagian besar nampak diatas
Akar Rambut
permukaan kulit.
Medula bagian dalam
Cortex tengah
kutikula
3. Kuku Anatomi kuku
Nail root (akar kuku) : bagian kuku yang terbenam dalam kulit jari.
Nail plate (badan kuku) : bagian terbuka di atas jaringan lunak kulit
pada ujung jari.
Nail grove (alur kuku) : sisi kuku yang agak mencekung.
Eponiklum : kulit tipis yang menutupi kuku pada bagian proksimal.
Hiponiklum : kulit yang ditutupi bagian kuku bebas.
Fungsi Kuku Melindungi ujung jari tangan dan jari kaki dari luka mekanik
Membuat jari memiliki kemampuan mengambil benda-benda kecil
Jari juga digunakan untuk menggaruk bagian tubuh.
5. PANCA INDERA

Indra Penglihatan (Mata)


Inra Pendengaran (Telinga)
Indra Penciuman (Hidung)
Indra Pengecap (Lidah)
Indra Peraba (Kulit)

Indra Penglihatan (Mata)

3 bagian utama mata : Otot, bola mata, dan saraf.


Secara umum mata dibagi menjadi 2 bagian :
Bagian luar : Alis mata, bulu mata, kelenjer air mata, dan kelopak mata.
Bagian dalam : Kornea, iris, pupil, retina, selera, lensa mata, saraf optic, koroid, dan
titik buta.
Mekanisme Penglihatan (Mata)
Cahaya Kornea (Cahaya difokuskan) Pupil (lebarnya ditentukan oleh iris) Lensa
(Cahaya dibiaskan) Bayangan diperkecil dan terbalik sel-sel kerucut dan sel-sel
batang Saraf optic Otak Menerjemahkan, Membalikkan bayangan seperti aslinya.

Indra Pendengaran (Telinga)


Didalam telinga ada yang namanya otokonia memonitor kepala untuk mempertahankan
keseimbangan tubuh (system vestibula).
Bagian telinga terbagi 3 yaitu :
Telinga luar : Daun telinga, saluran telinga luar, dan gendang telinga.
Telinga tengah : Tulang landasan, tulang sanggurdi, tulang martil, gendang telinga,
dan saluran eustachius.
Telinga dalam : Koklea, saluran setengah lingkaran, dan vestibule.
Mekanisme Pendengaran (Telinga)
Gel. Suara (ditangkap daun telinga) membrane thimpany bergetar tulang martil dan
sanggurdi bergetar juga jendela oval juga bergetar cairan dalam koklea juga bergetar
membrane basilaris bergetar juga rambut reseptor (organ corti) membengkok
perubahan potensial pada sel-sel reseptor potensial aksi disaraf auditoruis
perambatan Impuls korteks auditorius persepsi suara.
 Indra Penciuman (Hidung)
Hidung berfungsi sebagai indra pembau (kemoreseptor gas). Reseptor hidung
adalah saraf olfaktori yangterletak pada langit-langit rongga hidung yang peka
terhadap molekul bau (odoran).
Bagian Hidung : Membran mukosa, bulbus olfaktorius, dan korteks olfaktorius.
Mekanisme Indra Penciuman (Hidung)
Bau dibawa oleh gas rongga hidung (terdapat rambut halus dan lendir) nervus
olfaktorius lobus temporalis (system limbic reaksi-reaksi dari apa yang dicium) 
thalamus korteks persepsi sadar.

Indra Pengecap (Lidah)


Didalam lidah terdapat saliva ( air, glikoprotein, enzim, peptalin, garam, alkali, dan
lain-lain )
Lidah itu ada otot halus dan otot kasar :
Otot halus (intrinsic) : berbicara, meraba makanan licin maupun kasar.
Otot kasar (ektrinsik) : memposisikan makanan, membantu menelan makanan.
Mekanisme pengecap (Lidah)
Zat kimia reseptor (tastebuds) saraf (VII dan IX) thalamus (gustatory korteks)
persepsi.

Indra Peraba (Kulit)


Sensasi pada indra peraba (Kulit) :
Korpuskula Pacini : tekanan
Korpuskula Ruffini : panas
Korpuskula Krause : dingin
Korpuskula Meissner : sentuhan
Korpuskula ujung saraf terbuka: rasa nyeri

Mekanisme Indra Peraba (Kulit)


Sentuhan panas, dingin, tekanan, dan nyeri diterima oleh sel-sel reseptor diteruskan
ke otak melalui urat saraf oleh otak, rangsang akan diolah merasakan adanya suatu
rangsang Otak pun memerintahkan tubuh untuk menanggapi rangsang tersebut.
6. SISTEM MUSKULOSKELETAL

Sistem musculoskeletal merupakan system tubuh yag terdiri dari otot (muskulo) dan
tulangtulang yang membentuk rangka (skelet) dan sebagai penunjang bentuk tubuh serta
bertanggung jawab terhadap pergerakjan.
OTOT adalah jaringan tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah energy kimia menjadi
energy mekanik (gerak).
Rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang-tulang yang memungkinkan tubuh
mempertahankan bentuk, sikap dan posisi.
Komponen utama yaitu jaringan ikat.

Komponen utama dari system musculoskeletal adalah tulang dan jaringan ikat yang
menyusun kurang lebih 25% berat badan dan otot menyusun kurang lebih 50%.
Fungsi tulang:
Mendukung jaringan tubuh dan memberikan bentuk tubuh.
Melindungi organ tubuh (jantung, otak, paru-paru, dan jaringan lunak).
Memberikan pergerakan (otot berhubungan dengan kontraksi dan pergerakan).
Membentuk sel-sel darah merah di dalam sumsum tulang (hematopoesis).
Menyimpan garam-garam mineral (kalsium, fosfor, magnesium dan fluor).
Gabungan otot berbentuk kumparan dan terdiri dari : Fascia, ventrikel (empal), dan tendon
(urat otot).
A. Tendon

→Struktur dalam tubuh yang lentur tapi kuat yang menghubungkan otot ke tulang.

Berdasarkan cara melekatnya pada tulang, tendon dibedakan sebagai berikut:

Origo Merupakan tendon yang melekat pada


tulang yang tidak berubah kedudukannya
ketika otot berkontraksi

Inersio Merupakan tendon yang melekat pada


tulang yang bergerak ketika otot
berkontraksi

B. Bursae

Kantong kecil dari jaringan ikat diatas bagian yang


bergerak, dibatasi membran sinovial dan mengandung
cairan sinovial, yang merupakan bantalan

C. Ligamen
Ligamen Tipis

Ligamen pembungkus tulang dan kartilago.


Merupakan ligament kolateral yang ada di siku dan lutut.
Ligamen ini memungkinkan terjadinya pergerakan.

Ligamen jaringan elastik kuning.

Merupakan ligamen yang dipererat oleh jaringan


yang membungkus dan memperkuat sendi,
seperti pada tulang bahu dengan tulang lengan atas.

Fungsi Otot Sifat-sifat Otot


 Menciptakan gerakan
 Kontraksibilitas yaitu kemampuan otot
Mengatur postur tubuh
untuk memendek dan lebih pendek dari
Stabilitas sendi
ukuran semula, hal ini teriadi jika otot
Produksi panas tubuh.
sedang melakukan kegiatan.
Ektensibilitas yaitu kemampuan otot
untuk memanjang dan lebih panjang dari
ukuran semula.
Elastisitas yaitu kemampuan otot untuk
kembali pada ukuran semula.
Otot Polos
Otot polos ditemukan di dinding organ internal seperti pembuluh darah, saluran
pencernaan, kandung kemih, dan Rahim
Dikendalikan oleh alam bawah sadar otak
Sel otot polos berbentuk gelendong
Memiliki satu inti sel di tengah
Berkontraksi secara perlahan dan berirama
Dipersarafi oleh saraf otonom (involunter),
Serat otot polos (tidak berserat).
Otot Jantung
Hanya ditemukan di jantung.
Otot jantung bertanggung jawab untuk memompa darah ke seluruh tubuh.
Otot jantung juga tidak dapat dikendalikan secara sadar
Sel otot jantung memiliki garis-garis terang dan gelap. Susunan serat protein di
dalam sel menyebabkan pita terang dan gelap ini.
Sel otot jantung berbentuk silindris memanjang, dengan satu inti sel di tengah
Memiliki 1 inti yang berada di tengah, dipersarafi oleh saraf otonom (involunter).
Otot Rangka
Dikendalikan secara sadar
Fungsi otot rangka adalah berkontraksi untuk menggerakkan bagian-bagian tubuh
lebih dekat ke tulang yang melekat pada otot
Sel otot rangka memiliki lurik
Sel otot rangka berbentuk silindris bercabang
Memiliki inti sel banyak di setiap seratnya
Memiliki banyak inti
Dipersarafi oleh saraf motorik somatik (volunter).
SENDI dalah pertemuan antara dua tulang rangka. Klasifikasi sendi berdasarkan strukturnya,
yaitu :
Persendian fibrosa (sendi mati), yaitu persendian yang tidak dapat digerakkan, dimana
letak tulang-tulangnya sangat berdekatan dan hanya dipisahkan oleh selapis jaringan
ikat fibrosa. Contohnya : sutura diantara tulang-tulang tengkorak.
Persendian kartilago (sendi yang bergerak sedikit), yaitu persendian yang tidak
memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan jaringan kartilago. Pergerakan dari
sendi ini terbatas, dimana tulang-tulangnya dihubungkan oleh tulang rawan hialin,
contohnya tulang iga.
Persendian sinovial (sendi yang bergerak bebas), yaitu persendian yang memiliki
rongga sendi dan diperkokoh dengan kapsul dan ligamen artikular yang
membungkusnya. Pergerakannya bebas, contohnya sendi bahu dan panggul, siku dan
lutut, sendi pada tulang-tulang jari tangan dan kaki, pergelangan tangan dan kaki.

Ligamen : jaringan ikat yang ditemukan dikedua ujung tulang


Tendon : untuk menghubungkan tulang dan sendi
Fascia : penyambung atau lapisn luar otot
Bursae : kantong dan jaringan ikat yang letaknya antara tulang dan kulit, tulang dan
tulang, otot dan otot.

Anda mungkin juga menyukai