Askeb Dan BBL
Askeb Dan BBL
Nim : 154011429
TUGAS ASKEB PERSALINAN & BBL
terlentang (supine)
Posisi ini juga menyebabkan waktu persalinan menjadi lebih lama, besar kemungkinan
terjadinya laserasi perineum dan dapat mengakibatkan kerusakan pada syaraf kaki dan
punggung.
Dan juga menyebabkan beberapa hal seperti :
· Dapat menyebabkan hipotensi karena bobot uterus dan isinya menekan aorta, vena cava
inferior serta pembuluh-pembuluh darah lain sehingga menyebabkan suplai darah ke janin
menjadi berkurang, dimana akhirnya ibu dapat pingsan dan bayi mengalami fetal distress
ataupun anoksia janin.
· Ibu mengalami gangguan untuk bernafas.
· Buang air kecil terganggu.
· Mobilisasi ibu kurang bebas.
· Ibu kurang semangat.
· Resiko laserasi jalan lahir bertambah.
· Dapat mengakibatkan kerusakan pada syaraf kaki dan punggung.
· Rasa nyeri yang bertambah.
5. Posisi merangkak
posisi meneran merangkak
Posisi ini akan meningkatkan oksigenisasi bagi bayi dan bisa mengurangi rasa sakit punggung
bagi ibu. Posisi merangkak sangat cocok untuk persalinan dengan rasa sakit punggung,
mempermudah janin dalam melakukan rotasi serta peregangan pada perineum berkurang.
Posisi merangkak juga dapat membantu penurunan kepala janin lebih dalam ke panggul
CARA MENERAN
Beberapa cara meneran menurut berbagai sumber yang dapat dilakukan yaitu :
1. Menurut Manuaba (2001), cara meneran yaitu :
a. Anjurkan ibu untuk meneran sesuai dengan dorongan alamiahnya selama kontraksi.
b. Jangan anjurkan untuk menahan nafas pada saat meneran.
c. Anjurkan ibu untuk berhenti meneran dan beristirahat diantara kontraksi.
d. Jika ibu berbaring miring atau setengah duduk, ibu mungkin merasa lebih mudah untuk
meneran jika ia menarik lutut kearah dada dan menempelkan dagu ke dada.
e. Anjurkan ibu untuk tidak mengangkat bokong saat meneran.
f. Jangan melakukan dorongan pada fundus untuk membantu kelahiran bayi.
2. Menurut JNPK-KR (2007), dorongan pada fundus meningkatkan resiko distosia bahu dan
rupture uteri. Cegah setiap anggota keluarga yang mencoba melakukan dorongan pada
fundus. Untuk mengkoordinasikan semua kekuatan menjadi optimal saat his dan mengejan
dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut
1) Parturien diminta untuk merangkul kedua pahanya, sehingga dapat menambah pembukaan
pintu bawah panggul.
2) Badan ibu dilengkungkan sampai dagu menempel di dada, sehingga arah kekuatan menuju
jalan lahir.
3) His dan mengejan dilakukan bersamaan sehingga kekuatannya optimal.
4) Saat mengejan ditarik sedalam mungkin dan dipertahankan denagn demikian diafragma
abdominal membantu dorongan kearah jalan lahir.
5) Bila lelah dan his masih berlangsung, nafas dapat dikeluarkan dan selanjutnya ditarik
kembali utnuk dipergunakan mengejan.
Menurut Sarwono (2002), juga ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat mengejan,
yaitu :
1) Mengejan hanya diperbolehkan sewaktu ada his dan pembukaan lengkap.
2) Pasien tidur terlentang, kedua kaki difleksikan, kedua tangan memegang kaki atau tepi
tempat tidur sebelah atas, bila kondisi janin kurang baik, pasien mengejan dalam posisi
miring.
3) Pada permulaan his, pasien disuruh menarik nafas dalam, tutup mulut, mengejan sekuat-
kuatnya dan selama mungkin, bila his masih kuat menarik nafas pengejanan dapat diulang
kembali. Bila his tidak ada, pasien istirahat, menunggu datangnya his berikutnya.
Apabila sutura sagitalis berada di tengah-tengah jalan lahir, tepat diantara symphysis dan
promontorium, maka dikatakan kepala dalam keadaan synclitismus.Jika sutura sagitalis agak
ke depan mendekati symphysis atau agak ke belakang mendekati promontorium, maka
dikatakan asynclitismus.
2. FleksiKepala janin fleksi dagu menempel ke toraks posisi kepala berubah dari diameter
oksipito-frontalis (puncak kepala) menjadi diameter suboksipito-bregmatikus (belakang
kepala).Keuntungan dari bertambah fleksi ialah bahwa ukuran kepala yang lebih kecil akan
bisa melewati jalan lahir.
4. Ekstensi
Putaran paksi dalam mutlak perlu untuk kelahiran kepala karena putaran paksi dalam
merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir dan
selalu disertai turunnya kepala.4. EkstensiSetelah putaran paksi dalam selesai dan kepala
sampai di dasar panggul (vulva), terjadilah ekstensi. Lahir berturut-turut : oksiput, bregma,
dahi, hidung, mulut, dagu.
5. Putaran Paksi Luar Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali ke arah
punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi
dalam. Gerakan inilah yang disebut putaran paksi luar.
6. Ekspulsi Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah simfisis dan menjadi
hypomochilion untuk melahirkan bahu belakang, kemudian bahu depan menyusul dan
seluruh badan anak akan lahir setelah bahu lahir: (toraks,abdomen) dan lengan, pinggul depan
dan belakang, tungkai dan kaki.
1. Mood swing
Tidak diketahui dengan jelas mengapa suasana hati tersebut naik turun. Sejumlah perubahan
yang terjadi pada tubuh, semua terkait dengan emosinya. Dan salah satu alasan utama,
mungkin karena membanjirnya hormon.
Pada akhir kehamilan, mungkin takut kesakitan selama persalinan atau khawatir ada sesuatu
yang salah selama persalinan.
3. Depresi
Depresi adalah gangguan paling umum yang berhubungan dengan kehamilan. Gejalanya
seperti adanya perubahan jam tidur, nafsu makan berkurang, panik, hingga obsesif-kompulsif.
4. Panik
Gangguan panik selama kehamilan terjadi bervariasi dan tidak jelas. Selain itu, sekelompok
wanita mungkin mengalami gangguan panik saat pertama kali hamil.
7. Psikosis
terjadinya halusinasi, paranoid, delusi, sulit konsentrasi, hingga mengalami kesulitan tidur.