Anda di halaman 1dari 8

Nama : Indah Septiani

Nim : 154011429
TUGAS ASKEB PERSALINAN & BBL

1. Jelaskan macam-macam persalinan sesuai dengan slide PPT ke 3 dan


ke 4
Jawab : slide 3
a. Persalinan spontan : Persalinan spontan adalah proses persalinan lewat vagina
yang berlangsung tanpa menggunakan alat maupun obat tertentu, baik itu induksi,
vakum, atau metode lainnya. Jadi, persalinan ini benar-benar hanya mengandalkan
tenaga dan usaha ibu untuk mendorong keluarnya bayi.
b. Persalinan buatan : persalinan buatan apabila persalinan dibantu dengan tenaga
dari luar, misalnya ekstraksi dengan forceps, atau dilakukan operasi sectio
caesarea. Pada umumnya persalinan terjadi bila bayi sudah cukup besar untuk
hidup diluar, tetapi tidak sedemikian besarnya sehingga menimbulkan kesulitan
dalam persalinan.
c. Persalinan anjuran : Persalinan anjuran adalah persalinan yang terjadi jika
kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan
rangsangan, yaitu merangsang otot rahim berkontraksi seperti dengan
menggunakan prostaglandin, oksitosin, atau memecahkan ketuban.

2. Jelaskan tujuan, kelebihan & kekurangan dari macam-macam posisi


meneran
Jawab : KEBEBASAN MEMILIH POSISI MENERAN

Seorang bidan hendaknya membiarkan ibu bersalin dan melahirkan memilih sendiri


posisi persalinan yang diinginkannya dan bukan berdasarkan keinginan bidannya sendiri.
Dengan kebebasan untuk memutuskan posisi yang dipilihnya, ibu akan lebih merasa aman.

MANFAAT PILIHAN POSISI BERDASARKAN KEINGINAN IBU

·         Memberikan banyak manfaat


·         Sedikit rasa sait dan ketidaknyamanan
·         Kala 2 persalinan menjadi lebih pendek
·         Laserasi perineum lebih sedikit
·         Lebih membantu meneran
·         Nilai apgar lebih baik
MACAM-MACAM POSISI MENERAN

1.      Posisi terlentang (supine) 

terlentang (supine)
Posisi ini juga menyebabkan waktu persalinan menjadi lebih lama, besar  kemungkinan
terjadinya laserasi perineum dan dapat mengakibatkan kerusakan pada syaraf kaki dan
punggung.
Dan juga menyebabkan beberapa hal seperti :
·         Dapat menyebabkan hipotensi karena bobot uterus dan isinya menekan aorta, vena cava
inferior serta pembuluh-pembuluh darah lain sehingga menyebabkan suplai darah ke janin
menjadi berkurang, dimana akhirnya ibu dapat pingsan dan bayi mengalami fetal distress
ataupun anoksia janin.
·         Ibu mengalami gangguan untuk bernafas.
·         Buang air kecil terganggu.
·         Mobilisasi ibu kurang bebas.
·         Ibu kurang semangat.
·         Resiko laserasi jalan lahir bertambah.
·         Dapat mengakibatkan kerusakan pada syaraf kaki dan punggung.
·         Rasa nyeri yang bertambah.

2.      Posisi duduk/setengah duduk 

Posisi duduk/setengah duduk 


      
Posisi ini akan membantu dalam penurunan janin dengan bantuan gravitasi bumi untuk
menurunkan janin kedalam panggul dan terus turun kedasar panggul. Posisi berjongkok akan
memaksimumkan sudut dalam lengkungan Carrus, yang akan memungkinkan bahu besar
dapat turun ke rongga panggul dan tidak terhalang (macet) diatas simpisis pubis. Dalam
posisi berjongkok ataupun berdiri, seorang ibu bisa lebih mudah mengosongkan kandung
kemihnya, dimana kandung kemih yang penuh akan dapat memperlambat penurunan bagian
bawah janin
3.      Posisi jongkok/ berdiri

Posisi jongkok/ berdiri


Jongkok atau berdiri memudahkan penuran kepala janin, memperluas panggul sebesar dua
puluh delapan persen lebih besar pada pintu bawah panggul, memperkuat dorongan meneran.
Namun posisi ini beresiko terjadinya laserasi ( perlukaan jalan lahir). Dalam posisi
berjongkok ataupun berdiri, seorang ibu bisa lebih mudah mengosongkan kandung kemihnya,
dimana kandung kemih yang penuh akan dapat memperlambat penurunan bagian bawah
janin.

4.       Berbaring miring kekiri

Berbaring miring kekiri


Posisi berbaring miring kekiri dapat mengurangi penekanan pada vena cava inferior sehingga
dapat mengurangi kemungkinan terjadinya hipoksia, karena suplay oksigen tidak terganggu,
dapat member suasana rileks bagi ibu yang mengalami kecapekan dan dapat pencegahan
terjadinya laserasi/robekan jalan lahir.

5.      Posisi merangkak 
posisi meneran merangkak
     Posisi ini akan meningkatkan oksigenisasi bagi bayi dan bisa mengurangi rasa sakit punggung
bagi ibu. Posisi merangkak sangat cocok untuk persalinan dengan rasa sakit punggung,
mempermudah janin dalam melakukan rotasi serta peregangan pada perineum berkurang.
Posisi merangkak juga dapat membantu penurunan kepala janin lebih dalam ke panggul

CARA MENERAN
Beberapa cara meneran menurut berbagai sumber yang dapat dilakukan yaitu :
1.         Menurut Manuaba (2001), cara meneran yaitu :
a.       Anjurkan ibu untuk meneran sesuai dengan dorongan alamiahnya selama kontraksi.
b.      Jangan anjurkan untuk menahan nafas pada saat meneran.
c.       Anjurkan ibu untuk berhenti meneran dan beristirahat diantara kontraksi.
d.       Jika ibu berbaring miring atau setengah duduk, ibu mungkin merasa lebih mudah untuk
meneran jika ia menarik lutut kearah dada dan menempelkan dagu ke dada.
e.        Anjurkan ibu untuk tidak mengangkat bokong saat meneran.
f.       Jangan melakukan dorongan pada fundus untuk membantu kelahiran bayi.

2.      Menurut JNPK-KR (2007), dorongan pada fundus meningkatkan resiko distosia bahu dan
rupture uteri. Cegah setiap anggota keluarga yang mencoba melakukan dorongan pada
fundus. Untuk mengkoordinasikan semua kekuatan menjadi optimal saat his dan mengejan
dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut
1) Parturien diminta untuk merangkul kedua pahanya, sehingga dapat menambah pembukaan
pintu bawah panggul.
2) Badan ibu dilengkungkan sampai dagu menempel di dada, sehingga arah kekuatan menuju
jalan lahir.
3) His dan mengejan dilakukan bersamaan sehingga kekuatannya optimal.
4) Saat mengejan ditarik sedalam mungkin dan dipertahankan denagn demikian diafragma
abdominal membantu dorongan kearah jalan lahir.
5) Bila lelah dan his masih berlangsung, nafas dapat dikeluarkan dan selanjutnya ditarik
kembali utnuk dipergunakan mengejan.

3.      Menurut Sarwono (2005), ada 2 cara mengejan yaitu :


1) Wanita tersebut dalam letak berbaring merangkul kedua pahanya sampai batas siku, kepala
sedikit diangkat sehingga dagu mendekati dadanya dan dapat melihat perutnya.
2) Sikap seperti diatas, tetapi badan dalam posisi miring kekiri atau kekanan tergantung pada
letak punggung janin, hanya satu kaki dirangkul, yakni kaki yang berda diatas. Posisi yang
menggulung ini memang fisiologis. Posisi ini baik dilakukan bila putaran paksi dalam belum
sempurna.

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

Menurut Sarwono (2002), juga ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat mengejan,
yaitu :
1) Mengejan hanya diperbolehkan sewaktu ada his dan pembukaan lengkap.
2) Pasien tidur terlentang, kedua kaki difleksikan, kedua tangan memegang kaki atau tepi
tempat tidur sebelah atas, bila kondisi janin kurang baik, pasien mengejan dalam posisi
miring.
3) Pada permulaan his, pasien disuruh menarik nafas dalam, tutup mulut, mengejan sekuat-
kuatnya dan selama mungkin, bila his masih kuat menarik nafas pengejanan dapat diulang
kembali. Bila his tidak ada, pasien istirahat, menunggu datangnya his berikutnya.

3. Jelaskan dengan bahasa kalian mengenai mekanisme persalinan


Jawab : Persalinan normal adalah peristiwa lahirnya bayi cukup bulan serta plasenta
pervaginam tanpa komplikasi.Mekanisme persalinan normal adalah rentetan gerakan pasif
janin pada saat persalinan berupa penyesuaian bagian terendah (kepala) janin terhadap jalan
lahir atau panggul pada saat melewati jalan lahir.

Mekanisme Persalinan: Masuknya kepala janin ke PAP Fleksi


Putaran paksi dalam Ekstensi Putaran paksi luar Ekspulsi

1. Masuknya kepala janin ke PAP


Primigravida, masuknya kepala janin dimulai pada akhir kehamilan.Multipara, biasanya baru
terjadi pada permulaan persalinan.Masuknya kepala ke dalam Pintu Atas Panggul (PAP)
biasanya dengan sutura sagitalis melintang dan dengan fleksi yang ringan.

Apabila sutura sagitalis berada di tengah-tengah jalan lahir, tepat diantara symphysis dan
promontorium, maka dikatakan kepala dalam keadaan synclitismus.Jika sutura sagitalis agak
ke depan mendekati symphysis atau agak ke belakang mendekati promontorium, maka
dikatakan asynclitismus.

2. FleksiKepala janin fleksi dagu menempel ke toraks posisi kepala berubah dari diameter
oksipito-frontalis (puncak kepala) menjadi diameter suboksipito-bregmatikus (belakang
kepala).Keuntungan dari bertambah fleksi ialah bahwa ukuran kepala yang lebih kecil akan
bisa melewati jalan lahir.

3. Putaran Paksi Dalam

4. Ekstensi
Putaran paksi dalam mutlak perlu untuk kelahiran kepala karena putaran paksi dalam
merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir dan
selalu disertai turunnya kepala.4. EkstensiSetelah putaran paksi dalam selesai dan kepala
sampai di dasar panggul (vulva), terjadilah ekstensi. Lahir berturut-turut : oksiput, bregma,
dahi, hidung, mulut, dagu.
5. Putaran Paksi Luar Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali ke arah
punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi
dalam. Gerakan inilah yang disebut putaran paksi luar.

6. Ekspulsi Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah simfisis dan menjadi
hypomochilion untuk melahirkan bahu belakang, kemudian bahu depan menyusul dan
seluruh badan anak akan lahir setelah bahu lahir: (toraks,abdomen) dan lengan, pinggul depan
dan belakang, tungkai dan kaki.

4. Sebutkan bagian-bagian tengkorak kepala janin dan ukuran-


ukurannya
Jawab :

5. Identifikasi ibu bersalin yang mengalami gangguan psikologis, bisa


ditanyakan pada saudara/tetangga yang pernah melahirkan
Jawab : saya mengindentifikasi kakak kandung saya,   ditetapkan berdasarkan data-data yang
tekumpul dari pengkajian terhadap Ny Fitri Handayani yaitu :
G1 P0 A0,umur 25 tahun, hamil 30 minggu
Janin tunggal, hidup intra uterin
Presentasi kepala,puki (punggung kiri) mengalami gangguan psikologis yaitu :

1. Mood swing

Tidak diketahui dengan jelas mengapa suasana hati tersebut naik turun. Sejumlah perubahan
yang terjadi pada tubuh, semua terkait dengan emosinya. Dan salah satu alasan utama,
mungkin karena membanjirnya hormon.

2. Takut dan cemas

Pada akhir kehamilan, mungkin takut kesakitan selama persalinan atau khawatir ada sesuatu
yang salah selama persalinan.

Seringkali rasa takut dan cemas bisa berjalan beriringan.

3. Depresi

Depresi adalah gangguan paling umum yang berhubungan dengan kehamilan. Gejalanya
seperti adanya perubahan jam tidur, nafsu makan berkurang, panik, hingga obsesif-kompulsif.

4. Panik

Gangguan panik selama kehamilan terjadi bervariasi dan tidak jelas. Selain itu, sekelompok
wanita mungkin mengalami gangguan panik saat pertama kali hamil.

5. Obsesif dan kompulsif

Obsessive-compulsive disorder (OCD) ditandai dengan pikiran yang terjadi secara berulang


dan tidak dapat dikendalikan (obsesi). Menanggapi pemikiran ini dilaporkan bahwa wanita
memiliki tingkat risiko yang tinggi untuk mengalaminya selama kehamilan dan postpartum.

6. Gangguan selera makan

7. Psikosis

terjadinya halusinasi, paranoid, delusi, sulit konsentrasi, hingga mengalami kesulitan tidur.

Anda mungkin juga menyukai