Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

BIMBINGAN BAGI MURID BERKELAINAN


Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan Dan
Konseling
Dosen Pengampu:

Disusun oleh :
Nurul Aeni ID - C1886206007
Lizza Zalfa A
Ai Nurhayati

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
202
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dengan berkat, rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini yang membahas
tentang “Bimbingan Bagi Murid Berkelainan”

Sholawat serta salam semoga senantiasa dihaturkan kepada junjungan kita


Nabi Besar Muhammad SAW, para sahabat dan para pengikutnya sampai di
harikiamat.

Tentunya dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh


karena itu sangat diharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun. Semoga dengan adanya kritik dan saran tersebut dapat bermanfaat
dan menjadi pedoman bagi penulis dalam penyusunan makalah ini pada
khususnya dan para pembaca pada umumnya, segala kelebihan hanya milik Allah
dan segala kekurangan milik hambanya.

TASIKMALAYA, 12 Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………..

DAFTAR ISI ……………………………………………..

BAB I PENDAHLUAN

A. Latar belakang …………………………………………….


B. Rumusan Masalah …………………………………………….
C. Tujuan Penulisan …………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Murid Berkelainan ……………………………………


B. Hak Dan Kebutuhan Murid Berkelainan ……………………………
C. Jenis-jenis Murid Berkelainan ……………………………………
D. Karakteristik Setiap Jenis Murid Berkelainan ……………….…….
E. Faktor-faktor Penyebab Murid Berkelainan ….…………….…….
F. Alternatif Bantuan serta Bimbingan Khusus yang di Berikan Bagi
Murid Berkelainan ……………………………………………

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ……………………………………………..
B. Saran ……………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Berdasarkan peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 72
Tahun 1991 tanggal 31 Desenber 1991 tentang pendidikan luar biasa ,
sebagaiaman tercantum dalam UUSPN NO .2 tahun 1989 pasal 8 ayat (1)
dan (2) menyatakan bahwa : Warga Negara yang memiliki kelainan fisik
atau mental berhak memperoleh pendidikan luar biasa Warga Negara yang
memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa berhak memperoleh
perhatian khusus Merujuk kepada pengertian di atas maka dapat dijelaskan
bahwa yang dimaksud siswa berkelainan ,yaitu anak yang mengalami
penyimpangan dari anak rata – rata atau anak normal , baik dari segi fisik ,
kecerdasan , indera, komunikasi, perilaku, atau gabungan dari hal – hal
tersebuk sehingga ia membutuhkan program dan layanan pendidikan
secara khusus guna mengembangkan potensi secara optimal. Tujuan
layanan secara khusus melaluio pendidikan luar biasa ini : membantu
siswa yang meyandang kelainan fisik dan mental agar mampu
mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai pribadi
maupun anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbale balik
dengan lingkungan social, budaya, dan alam sekitar serta dapat
mengembangkan kemampuan dalam dunia kerja atau mengikuti
pendidikan lanjutan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kebutuhan dan jenis-jenis anak berkelainan?
2. Factor apakah yang menyebabkan siswa berkelainan?
3. Bagaimanakah teknik bimbingan bagi anak berkelainan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui kebutuhan dan jenis-jenis anak berkelainan.
2. Untuk mempelajari faktor-faktor penyebab siswa berkelainan.
3. Untuk mengetahui teknik bimbingan bagi anak berkelainan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Murid Berkelainan


Berdasarkan kepada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No
72 tahun 1991 tanggal 31 Desember 1991 tentang Pendidikan Luar Biasa
sebagaimana tercantum dalam UUSPM No 2 tahun 1989 Pasal 8 ayat 1
dan 2. Diperoleh ketetapan dalam peraturan tersebut dikemukakan bahwa
yang dimaksud dengan pendidikan luar biasa adalah pendidikan yang
khusus diselenggarakan bagi peserta didik yang memiliki kelainan fisik
dan atau mental.
Sedangkan murid yang berkelainan adalah anak yang mengalami
penyimpangan dari arah rata-rata atau normal baik dalam segi fisik,
kecerdasan, indera, komunikasi, perilaku, atau gabungan hal-hal itu.
Sehingga ia membutuhkan program dan layanan pendidikan secara khusus
guna mengembangkan potensi secara optimal.
Layanan secara khusus ini bertujuan membantu murid yang
menyandang kelainan fisik atau mental agar mampu mengembangkan
sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai pribadi maupun anggota
masyarakat dalam mengadakan hubungan timbale balik dengan
lingkungan social, budaya, dan alam sekitar serta dapat mengembangkan
kemampuan dalam dunia kerja atau mengikuti pendidikan lanjutan.
B. Hak dan Kebutuhan Murid Berkelainan
1. Hak Murid Berkelainan
Sebagai warga Negara, para penyandang kelainan mempunyai hak
yang sama dengan warga Negara yang lainnya. sesuai dengan Pasal 31
UUD 1945 yang menyebutkan bahwa semua warga Negara berhak
mendapat pendidikan. Dalam Undang-undang murod berkelainan
memiliki hak yaitu:
a. Berhak mendapatkan pemeliharaan.
b. Berhak mendapatkan pendidikan.
c. Berhak mendapatkan jaminan kerja.
d. Berhak berpendapat.
e. Berhak bersuara, dan sebagainya.
2. Kebutuhan Murid Berkelainan
Pada dasarnya kebutuhan murid berkelainan adalah sama dengan
kebutuhan anak normal, hanya saja ia mempunyai kebutuhan khusus
disebabkan kelainannya. Kebutuhan yang dimaksud adalah:
a. Kebutuhan sosial. Mereka memerlukan kontak dan kerjasama
dengan oranglain.
b. Kebutuhan pendidikan. Mereka harus dibantu supaya tidak
disisihkan dari petencanaan dan langkah-langkah pendidikan.
c. Kebutuhan disiplin. Mereka perlu mengenal disiplin.
d. Kebutuhan akan gambaran diri. Agar mereka dapat mengambil
langkah yang tepat sesuai dengan kenyataan dirinya.
e. Kepercayaan diri. Sangat perlu bagi murid berkelainan, karena
orang yang tidak percaya pada dirinya sendiri akan selalu diliputi
keraguan-keraguan dan rasa menderita.
f. Kebebasan berkembang. Mereka harus merasa bahwa mereka
berhak berkembang sesuai dengan keadaannya masing-masing.
C. Jenis-jenis Murid Berkelainan
Berdasarkan UUSPN, (1994, 2006) tentang jenis-jenis kelainan
peserta didik dikemukakan sebagai berikut :
1. Kelainan Fisik, meliputi :
a. Tuna Netra
Pengertian Tuna netra tidak saja mereka yang buta, tetapi
mencakup juga mereka yang mampu melihat tetapi terbatas sekali
dan kurang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan hidup sehari-
hari, terutama dalam belajar.
b. Tuna Rungu
Tuna rungu dapat diartikan sebagai suatu keadaan
kehilangan pendengaran yang mengakibatkan seseorang tidak
dapat menangkap berbagai rangsangan, terutama melalui indera
pendengarannya.
c. Tuna Daksa
Tuna daksa berarti suatu keadaan rusak atau terganggu
sebagai akibat gangguan bentuk atau hambatan pada tulang, otot,
atau sendi dalam fungsinya yang normal. Kondisi ini dapat
disebabkan oleh penyakit atau kecelakaan atau dapat juga
disebabkan oleh pembawaan sejak lahir (White House Confrence,
1931 dalam T.S Somantri, 1996).
2. Kelainan Mental, meliputi :
a. Tuna Grahita
Tuna grahita adalah istilah yang digunakan untuk
menyebutkan anak yang mempunyai kemampuan intelektual
dibawah rata-rata. Dalam kepustakaan bahasa asing digunakan
istilah mental retardation, mentally retarded, mental deficiency,
mental defective, dan lain-lain. Anak tuna grahita atau dikenal juga
anak terbelakang mental karena keterbatasan kecerdasannya sukar
untuk mengikuti program pendidikan disekolah biasa secara
klasikal. Oleh karena itu anak terbelakang mental membutuhkan
layanan pendidikan secara khusus, yakni disesuaikan dengan
kemampuan anak itu.
3. Kelainan Perilaku, meliputi :
a. Tuna Laras
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1977, 13)
mengemukakan pengertian anak tuna laras yaitu anak yang
berumur 6 sampai 17 tahun dengan karakteristik bahwa anak
tersebut mengalami gangguan/hambatan emosi dan berkelainan
tingkah laku sehingga kurang dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Melihat pernyataan diatas maka jelaslah bahwa anak tuna
laras adalah anak yang mengalami hambatan emosi dan tingkah
laku sehingga kurang dapat atau mengalami kesulitan dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara baik dan akan
mengganggu situasi belajarnya. Termasuk juga dalam kelompok
ini anak-anak penderita autustik, yaitu anak-anak yang
menunjukkan perilaku menyimpang yang membahayakan baik
bagi dirinya sendiri maupun oranglain.
4. Kelainan peserta didik dapat juga terwujud sebagai kelainan ganda.
D. Karakteristik Setiap Jenis Murid Berkelainan
1. Tuna Netra
Anak-anak dengan gangguan penglihatan dapat diketahui dalam
kondisi berikut :
a. Ketajaman penglihatannya kurang dari ketajaman yang dimiliki
orang awas.
b. Terjadi kekeruhan pada lensa mata atau terdapat cairan tertentu.
c. Posisi mata sulit dikendalikan oleh syaraf otak.
d. Terjadinya kerusakan susunan syaraf otak yang berhubungan
dengan penglihatan.
2. Tuna Rungu
Untuk kepentingan pendidikan ketunarunguan dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Tingkat I : Kehilangan kemampuan mendengar antara 35
sampai 54 dB, penderita hanya memerlukan latihan berbicara
dan bantuan mendengar secara khusus.
b. Tingkat II : Kehilangan kemampuan mendengar antara 55
sampai 69 dB, penderitanya kadang-kadang memerlukan
penempatan sekolah secara khusus dalam kebiasaan sehari-hari,
memerlukan latihan berbicara, dan bantuan latihan berbahasa
secara khusus.
c. Tingkat III : Kehilangan kemampuan mendengar antara 70
sampai 89 dB.
d. Tingkat IV : Kehilangan kemampuan mendengar dari 90 dB
keatas.
Anak yang kehilangan kemampuan mendengar dari tingkay
III sampai IV pada hakekatnya memerlukan pelayanan
pendidikan khusus.
3. Tuna Daksa
Tuna Daksa dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Kesadaran yang dibawa sejak lahir atau kesusahan yang
merupakan keturunan. Meliputi;
1) Kaki seperti tongkat
2) Tangan seperti tongkat.
3) Jari yang lebih dari 5 pada masing-masing tangan atau
kaki.
4) Kerdil/pendek sekali.
5) Kepala kecil tidak normal.
6) Kepala besar karena berisi cairan.
b. Kerusakan pada waktu kelahiran, yang meliouti:
1) Kerusakan pada syaraf lengan akibat tekanan atau
tariakan waktu kelahiran.
2) Tulang rapuh dan mudah patah.
c. Infeksi, meliputi:
1) Taerkolonis Tulang (menyerang sendi paha sehingga
menjadi kaku).
2) Osteomyelitis (radang didalam dan disekeliling sum-
sum tulang karena bakteri).
3) Poliomyelitis (inveksi virus yang mungkin
menyebabkan kelumpuhan).
d. Kondisi traumatik atau kesusahan traumatic, akibat amputasi
dan atau akibat kecelakaan akibat luka bakar.
e. Tumor, oxostoris (lemah tulang)
4. Tuna Grahita
Beberapa karakteristik umum anak tuna grahita yang dapat
dipelajari, sebagai berikut :
a. Keterbatasan intelegensi.
b. Keterbatasan Sosial. Dengan ciri-ciri:
1) Cenderung berteman dengan anak yang lebih muda
usianya.
2) Ketergantungan terhadap orangtua sangat besar.
3) Tidak mampu memikul tanggung jawab.
c. Keterbatasan fungsi-fungsi mental, seperti:
1) Kurang mampu untuk mempertimbangkan sesuatu.
2) Kurang mampu membedakan yang baik dengan yang
buruk. Dan yang benar dengan yang salah.
3) Tidak membayangkan terlebih dahulu konsekuensi dari
suatu perbuatan.
Klasifikasi anak Tuna Grahita dapat dikelompokkan, meliputi :
a. Tuna grahita ringan.
b. Tuna grahita sedang.
c. Tuna grahita kuat.
5. Tuna Laras
Secara garis besar anak tuna laras dapat diklasifikasikan sebagai
anak yang mengalami kesukaran dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungan sosial dan yang mengalami gangguan emosi. Setiap jenis
anak tersebut dapat dibagi lagi sesuai dengan berat dan ringannya
kelainan yang dialaminya.
E. Faktor-faktor Penyebab Murid Berkelainan
Secara umum penyebab kelainan dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yakni:
1. Sebelum dilahirkan :
a. Gangguan Genetika
Gangguan genetika ada dua jenis yaitu penyimpangan yang
terjadi pada gen dan penyimpangan yang terjadi pada kromosom.
Penyimpangan gen terjadi bila kode-kode genetika yang harus
disampaikan oleh gen mengalami kesalahan. Penyimpangan
kromosom ditandai oleh adanya ketidaknormalam kromosom.
Setiap individu yang normal memiliki 46 kromosom atau 23
pasangan kromosom data setiap sel. Dengan adanya gangguan
kromosom ini maka ada individu yang memiliki 47 kromosom.
Bentuk lain keabnormalan kromosom yaitu translokasi
kromosom. Pada kasus ini individu tetap memiliki 46 kromosom
(23 pasang) tetapi salah satu kromosom dari pasangan tertentu
patah dan menempel pada pasangannya.
b. Infeksi Ibu Hamil
Yang dapat menimbulkan kelainan infeksi ini yaitu infeksi
oleh TORCHES dan yang paling sering adalah infeksi oleh virus
rubella. Tembuni yang salah satu fungsinya adalah melindungi
janin terhadap infeksi tidak mempunyai perlindungan terhadap
infeksi virus yang satu ini, akibatnya ibu hamil yang terinfeksi
virus ini maka bayi yang dikandungnya akan menjadi cacat jantung
bawaan.
c. Usia Ibu Hamil
Usia ibu hamil diatas 35 tahun mempunyai resiko tinggi
terhadap kecacatan ini.
d. Keracunan Saat Hamil
Keracunan pada saat bayi dalam kandungan, biasanya
keracunan karena obat-obatan yang diminum ketika ibu hamil pada
tiga bulan pertama.

e. Pengguguran Kandungan
Kegagalan pengguguran kandungan dapat menyebabkan
gangguan pada janin tergantung bagian organ mana yang
terganggu.
f. Bayi Lahir Premature
Bayi premature sangat rentan terhadap penyakit infeksi
sehingga kondisi bayi yang terkena infeksi akan mudah menjadi
Sepsis (racun masuk ke berbagai bagian tubuh melalui darah).
2. Saat Dilahirkan
a. Proses kelahiran yang lama
Pada kasus ini kepala bayi terjepit dijalan lahir sehingga
pembuluh darah dikepala tidak cukup mendapat oksigen. Apabila
keadaan berlangsung lama akan menyebabkan kerusakan sel-sel
syaraf otak.
b. Kelahiran dengan alat
Kasus kelahiran dengan mempergunakan alat, mempunyai
resiko yang tidak kecil terhadap bayi karena pada saat kepala bayi
diangkat dengan tang (forcep) banyak kesalahan yang dilakukan
(seharusnya bagian rahang ditarik tetapi hal ini tidak mudah
sehingga yang tertarik pada umumnya bagian kepala).
c. Kehamilan lama
Kehamilan lebih dari 40 minggu dapat mengakibatkan
kelainan pada bayi karena sejak usia ini fungsi tembuni mulai
berkurang.
3. Setelah Melahirkan
a. Penyakit infeksi
Pada kasus ini biasanya anak terinfeksi oleh kuman, baik
bakteri atau virus. Biasanya bakteri atau virus masuk kedalam
tubuh karena tubuh tidak cukup mampu mempertahankan
serangan infeksi.
b. Kekurangan zat makanan tertentu
Dalam pola makanan sehari-hari dapat menyebabkan
kelainan apabila hal tersebut berlangsung cukup lama.
c. Kecelakaan
Kecelakaan yang menimpa kepala tidak dapat dianggap
ringan karena memiliki resiko yang sangat besar.
d. Keracunan
Bayi dan anak-anak yang masih muda kalau sering
menghirup udara yang telah tercemar oleh logam dapat
menyebabkan kecacatan.
F. Alternatif Bantuan serta Bimbingan Khusus yang di Berikan Bagi
Murid Berkelainan
Secara khusus layanan bimbingan bagi anak berkelainan bertujuan
untuk :
1. Memahami dirinya dengan baik yaitu mengenal segala kelebihan dan
kelemahan yang dimiliki berkenaan dengan bakat, minat, sikap,
perasaan dan kemampuannya.
2. Memahami lingkungan dengan baik. Meliputi lingkungan pendidikan
disekolah dan lingkungan sosial di masyarakat.
3. Membuat pilihan dan keputusan yang didasarkan kepada pemahaman
yang mendalam tentang diri sendiri dan lingkungannya.
4. Mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-
hari, baik disekolah maupun di luar sekolah.

Berkenaan dengan bimbingan terhadap murid-murid berkelainan, pada


uraian berikut akan dibahas alternatif bantuan sesuai dengan jenis-jenis
kelainan tersebut :

a. Tuna Netra
Alternatif bantuan yang diberikan terutama pada saat memasuki
lingkungan baru seorang anak tuna netra harus diberikan bantuan
tentang proses komunikasi verbal, mengembangkan semangat, dan
konsep diri yang positif (rasa percaya diri dan mau menerima
ketunanetraannya) serta mengenal gambaran lingkungan sekitarnya
dengan sejelas-jelasnya.
b. Tuna Rungu
Tujuan utama bimbingan terhadap anak tunarungu adalah untuk
mengembangkan potensi sesuai dengan kemampuan yang dimilikiny.
Usaha ini berkaitan erat dengan pengembangan kemampuan fisik,
psikologi, kestabilan emosi, serta kemampuan pribadi.
Jenis-jenis bimbingan yang diberikan kepada anak tunarungu
adalah sebagai berikut:
1) Bimbingan komunikasi, bertujuan membantu anak dalam
memperlancar komunikasi.
2) Bimbingan pribadi, bertujuan agar anak dapat mengenal
dirinya, menyadari kemampuan dan kekurangannya,
memiliki sikap positif terhadap keadaan dirinya, serta
memiliki kestabilan emosi.
3) Bimbingan sosial, bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan anak agar dapat bergaul dengan orang lain
secara positif.
c. Tuna Daksa
Alternatif bantuan yang dapat diberikan kepada anak tunadaksa
diantaranya :
1) Mengembangkan diri sendiri.
2) Menghargai anak dengan cara menerima apa adanya
sehingga anak merasa bahwa dirinya adalah sebagai sorang
pribadi yang berharga.
3) Dukungan keluarga dan masyarakat terhadap anak tuna
daksa memiliki pengaruh yang besar terhadap
perkembangan kepribadiannya.
d. TunaGrahita
Pemberian bantuan kepada anak tunagrahita, lebih difokuskan
kepada pihak orang tuanya. Kepada mereka diberikan bimbingan
tentang :
1) Upaya menghilangkan perasaan kecewa karena memiliki
anak yang cacat.
2) Mengembangkan sikap respect terhadap anak.
3) Mengembangkan kemandirian anak dengan cara tidak
memberikan perlakuan yang belebihan.

Sedangkan pemberian kepada anak secara langsung yaitu sebagai


berikut :

1) Mengatasi kesulitan dalam mengurus dirinya sendiri.


2) Mengatasi kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
3) Menggunakan kemampuannya untuk mendapatkan
ketrampilan, dan kesanggupan kala secara optimal.
e. Tuna Laras
Upaya pemberian bantuan yang diberikan kepada mereka,
diantaranya :
1) Memperhatikan kebutuhan anak.
2) Membimbing kedisiplinan.
3) Memberikan kesibukan sebagai pemanfaatan waktu luang.
4) Membantu pengembangan konsep diri yang positif.
5) Membantu anak dalam mengembangkan kesadaran untuk
mentaati ajaran agama secara intensif.
6) Menghindarkan mereka dari ketergantungan dan penguatan
ketakberdayaan.
7) Merujuk anak kepihak yang lebih berwenang (seperti
psikologi).
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Pada dasarnya kebutuhan siswa berkelainan adalah sama dengan
kebutuhan anak normal ,hanya saja ia mempunyai kebutuhan khusus yang
disebabkan oleh kelainannya.
Secara umum penyebab kelainan dapat dibagi atas tiga kelompok yaitu:
gangguan genetika, infeksi ibu hamil, dan usia ibu hamil.
Mengingat jenis dan karakteristik siswa berkelainan sangat bervariasi ,
begitu pula factor –faktor penyebabnya cenderung berbeda maka dalam
alternative bantuan serta teknik – teknik yang digunakan dalam layanan
bimbingan pun cenderung berbeda.
Adapun layanan bagi anak berkelainan bertujuan untuk memahami dirinya
dengan baik, memahami lingkungan dengan baik, membuat pilihan dan
keputusan, dan mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari.
B. Saran
Berdasarkan uraian materi diatas maka diharapkan melalui makalah ini
pendidik mampu mengetahui cara-cara pembelajaran yang tepat pada
pemberian bimbingan bagi anak yang berkelainan. Sehingga tidak ada lagi
pendidik yang men-asosialisasikan peserta didik yang berkelainan atau
yang berkebutuhan khusus.

Anda mungkin juga menyukai