Anda di halaman 1dari 174

Dokumen Skripsi Lulusan Tahun Akademik 2020/2021

Program Studi S1 PGSD


UPI Kampus Tasikmalaya
Tahun 2021

Nomor Daftar :
44/S/PGSD/13/VIII/2021 Nama Lulusan :
Akbar Maulana
NIM 1706028
Jadwal Ujian Skripsi : 12 Agustus 2021
Tanggal Yudisium : 13 Agustus 2021
Nilai Yudisium/Ujian : 4.00
IPK : 3.75
Fokus Penelitian : Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan Seni
Musik Bidang Penelitian : Seni Musik
Judul Skripsi : Persepsi Guru Sekolah Dasar terhadap Pendidikan Seni
Musik di Kota Tasikmalaya
Judul Artikel : Analisis Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan
Seni Musik melalui Pendekatan Rasch Model

Dosen Pembimbing 1 : Resa Respati, M.Pd

Dosen Pembimbing 2 : Dr. Hj. Epon Nur’aeni, M.Pd


Nomor Daftar: 44/S/PGSD/13/VIII/2021

PERSEPSI GURU SEKOLAH DASAR


TERHADAP PENDIDIKAN SENI
MUSIK DI KOTA TASIKMALAYA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana


Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Akbar Maulana
NIM 1706028

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH


DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS TASIKMLAYA
2021
PERSEPSI GURU SEKOLAH DASAR
TERHADAP PENDIDIKAN SENI
MUSIK DI KOTA TASIKMALAYA

Oleh
Akbar Maulana

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

© Akbar Maulana
Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2021

Hak Cipta dilindungi Undang-undang Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya
atau sebagian, Dean di cetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa izin penulis.
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

AKBAR MAULANA

PERSEPSI GURU SEKOLAH DASAR


TERHADAP PENDIDIKAN SENI MUSIK
DI KOTA TASIKMALAYA

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Resa Respati, M.Pd


NIP 198505022014041001

Pembimbing II

Dr. Hj. Epon Nur’aeni L., M.Pd

NIP 195710131983032001

Mengetahui,
Ketua Program Studi PGSD
UPI Kampus Tasikmalaya

Dr. Dian Indihadi, M.Pd.


NIP 196112201986021001
SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “ Persepsi Guru Sekolah
Dasar Terhadap Pendidikan Seni Musik di Kota Tasikmalaya” beserta seluruh isinya
merupakan karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan
dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat
keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila
dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari
pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Tasikmalaya, Juli 2021

Yang Menyatakan,

Akbar Maulana
1706028

i
UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi
ini dengan baik. Shalawat beserta Salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Penulisan skripsi dengan judul “Persepsi Guru Sekolah Dasar
Terhadap Pendidikan Seni musik Di Kota Tasikmalaya” diajukan sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan di Universitas Pendidikan
Indonesia.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan
dan bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan
kali ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar - besarnya
kepada;
1. Bapak Prof. Dr. H. Nandang Rusmana, M.Pd. selaku direktur UPI Kampus
Tasikmalaya.
2. Bapak Dr. Heri Yusuf Muslihin, M.Pd selaku wakil direktur UPI Kampus
Tasikmalaya.
3. Bapak Dr. Dian Indihadi, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPI Kampus Daerah Tasikmalaya.
4. Bapak Resa Respati, M.Pd selaku Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dengan penuh kesabaran, dorongan, dan arahan selama penyusunan
skripsi ini.
5. Ibu Dr. Hj. Epon Nur’aeni L, M.Pd selaku Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dengan penuh kesabaran, dorongan, dan arahan selama penyusunan
skripsi ini.
6. Seluruh Bapak/Ibu dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPI
Kampus Daerah Tasikmalaya yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat
kepada penulis hingga saat ini.
7. Bapak/Ibu Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Kecamatan di Kota
Tasikmalaya yang telah memberikan pelayanan berupa informasi bidang
Keguruan.
ii
8. Bapak/ibu guru sekolah dasar di Kota Tasikmalaya yang telah mengorbankan
waktu, pikiran dan kesibukan untuk tercapainya tujuan penelitian ini.
9. Kedua orang tua, adik dan keluarga besar atas dukungan serta DOA yang selalu di
munajatkan untuk penulis.
10. Para pengurus DKM At-Tarbiyah yang telah menjadi motivator bagi penulis
selama penulisan tugas akhir ini.
11. Heni Surya Kurniasih dan keluarga besarnya yang selalu membantu, dan
memberikan dukungan besar hingga penulis termotivasi untuk menyelesaikan
skripsi ini dengan baik.
12. Tigin Sulaeman selaku sahabat yang selau membantu dan mendokan dari tempat
yang jauh.
13. Risman Fauzi, Dede Romi Saeful Rohmat, Fauzi Gusman dan sahabat
seperjuangan lainnya dalam satu angkatan PGSD 2017.
14. Teman-teman kelas B PGSD dan angkatan 2017 yang telah menjadi teman belajar
yang selalu memberikan dukungan penuh kepada penulis.
15. Teman-teman organisasi Teacher Music Community (TMC), Belajar Al-Quran
Intensif (BAQI), Pramuka (RACANA), Lingkar Bidikmisi (LBM), Tutorial PAI,
SPAI, DPU dan Asisten Lab Musik UPI Kampus Tasikmalaya yang telah berbagi
pengalaman sehingga memberi kelancaran dalam proses penulisan skripsi ini.
16. Teman-teman KKN dan PPL yang telah memberika motivasi dalam penulisan
skripsi ini.
17. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan, yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan kepada semua yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, karena tanpa bantuan berbagai pihak skripsi
ini tidak akan berjalan dengan lancar. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
skripsi ini masih banyak kekurangan, namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat khususnya bagi peneliti dan pembaca pada umumnya.

iii
Tasikmalaya, 29 Juli 2021

Penulis,

iv
PERSEPSI GURU SEKOLAH DASAR
TERHADAP PENDIDIKAN SENI
MUSIK DI KOTA TASIKMALAYA

ABSTRAK
Penelitian ini berlatar belakang pelaksanaan kegiatan pendidikan seni musik di sekolah dasar
yang masih kurang terlaksana dengan baik, sebagaimana asumsi yang di temukan yakni
pendidikan seni musik sering menjadi pembelajaran minoritas, pendidikan seni musik
menjadi pembelajaran yang monoton, serta pendidikan seni musik akan terlaksana jika ada
alat musik. Hal tersebut tentu berlainan dengan konsep pendidikan seni musik yang memiliki
tujuan bagi peserta didik supaya berkembang secara kreatif dan apreasiatif. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui tingkat persepsi guru sekolah dasar terhadap pendidikan seni
musik. Kegiatan penelitian ini dilakukan dengan mengikuti tahapan metodologi penelitian
survei, sehingga proses pegumpulan data dilakukan mengunakan instrument berupa angket.
Subjek dalam penelitian ini adalah guru-guru sekolah dasar dalam lingkup Kota
Tasikmalaya, Jawa Barat. Data angket yang diperoleh dianalis menggunakan SPSS IBM.16.
Data hasil pengolahan kemudian di interpretasi berdasarkan tujuan dari peneliti. Sehingga di
ketahui tingkat persepsi guru sekolah dasar terhadap pendidikan seni musik. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan,tingkat persepsi guru sekolah dasar terhadap pendidikan seni
musik dapat dilihat berdasarkan hasil rumusan masalah secara khusus sebagai berikut:
persepsi guru sekolah dasar terhadap hakikat pendidikan seni musik termasuk kategori
Sangat baik (56%), persepsi guru sekolah dasar terhadap manfaat pendidikan seni musik
termasuk kategori Sangat baik (74%) dan persepsi guru sekolah dasar terhadap pembelajaran
dalam pendidikan seni musik termasuk kategori baik (55.41%). Berdasarkan rumusan
masalah secara khusus (hakikat, manfaat, pembelajaran dalam pendidikan seni musik)
menunjukan bahwa persepsi guru sekolah dasar terhadap pendidikan seni musik dapat
dikategorikan menjadi kategori sangat baik (74%) kategori baik (26%) dan kategori cukup
baik (0.63%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar atau sebanyak
(74%) guru sekolah dasar mempersepsikan pendidikan seni musik dengan Sangat baik.

Kata Kunci : Persepsi, Pendidikan Seni Musik, Guru Sekolah Dasar

v
ELEMENTARY SCHOOL TEACHER'S PERCEPTION
OF MUSIC ART EDUCATION
IN THE CITY OF TASIKMALAYA

ABSTRACT
This research is based on the background of the implementation of music education
activities in elementary schools which are still not carried out properly, as the assumptions
found are that music art education is often a minority learning, music art education becomes
monotonous learning, and music art education will be implemented if there are tools. Music.
This is certainly different from the concept of music art education which has a goal for
students to develop creatively and appreciatively. This study aims to determine the level of
perception of elementary school teachers on music education. This research activity was
carried out by following the steps of the survey research methodology so that the data
collection process was carried out using an instrument in the form of a questionnaire. The
subjects in this study were elementary school teachers in the city of Tasikmalaya, West Java.
The questionnaire data obtained were analyzed using SPSS IBM.16. The processed data is
then interpreted based on the objectives of the researcher. So that it is known the level of
perception of elementary school teachers on music education. Based on the research
conducted, the level of perception of elementary school teachers towards music art education
can be seen based on the results of the specific problem formulation as follows: elementary
school teachers' perceptions of the nature of music art education are in a very good category
(56%), elementary school teachers' perceptions of the benefits of art education music are in
a very good category (74%) and the perception of elementary school teachers towards
learning in music education is in the poor category (55.41%). Based on the specific problem
formulation (nature, benefits, and learning in music art education) shows that the perception
of elementary school teachers towards music art education can be categorized into very
good category (74%), good category (26%) and pretty good category (0.63%)). Thus, it can
be concluded that (74%) elementary school teachers perceive music education as very good.

Keywords: Perception, Music Art Education, Elementary School Teacher

vi
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SIDANG SKRIPSI

SURAT PERNYATAAN.............................................................................................i

UCAPAN TERIMAKASIH........................................................................................ii

ABSTRAK....................................................................................................................v

ABSTRACT................................................................................................................vi

DAFTAR ISI..............................................................................................................vii

DAFTAR TABEL........................................................................................................x

DAFTAR GAMBAR................................................................................................xiv

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1

1.1 Latar Belakang Penelitian...............................................................................1


1.2 Identifikasi Masalah........................................................................................5
1.3 Rumusan Masalah...........................................................................................5
1.4 Tujuan Penelitian............................................................................................5
1.5 Manfaat Penelitian..........................................................................................6
1.5.1 Manfaat Teoritis......................................................................................6
1.5.2 Manfaat Praktis........................................................................................6
BAB II KAJIAN PUSTAKA......................................................................................7

2.1 Pendidikan Seni Musik...................................................................................7


2.2 Hakikat Pendidikan Seni Musik.....................................................................9
2.2.1 Ontologi Pendidikan Seni Musik...........................................................10
2.2.2 Epistemologi Pendidikan Seni Musik...................................................11

vii
2.2.3 Aksiologi Pendidikan Seni Musik.........................................................12
2.3 Manfaat Pendidikan Seni Musik..................................................................13
2.3.1 Aspek Pendidikan..................................................................................13
2.3.2 Aspek Psikologi.....................................................................................16
2.3.3 Aspek Sosial Budaya.............................................................................19
2.4 Pembelajaran dalam Pendidikan Seni Musik................................................20
2.5 Pengertian Persepsi.......................................................................................25
2.5.1 Terbentuknya Persepsi...........................................................................26
2.5.2 Jenis Persepsi.........................................................................................28
2.5.3 Faktor-faktor yang memperngaruhi Persepsi........................................29
2.6 Pengertian Guru............................................................................................33
2.6.1 Tugas Guru............................................................................................34
2.6.2 Peranan Guru.........................................................................................34
2.7 Pengertian Persepsi Guru..............................................................................38
2.8 Kerangka Berpikir.........................................................................................39
2.9 Anggapan Dasar............................................................................................39
BAB III METODE PENELITIAN...........................................................................41

3.1 Desain Penelitian..........................................................................................41


3.1.1 Pendekatan penelitian............................................................................41
3.1.2 Metode penelitian..................................................................................41
3.2 Partisipan, Waktu dan Tempat Penelitian.....................................................42
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian....................................................................43
3.3.1 Populasi.................................................................................................43
3.3.2 Sampel...................................................................................................43
3.4 Instrumen Penelitian.....................................................................................45
3.5 Uji Persyaratan Instrumen............................................................................49
3.1 Uji Validitas Instrumen.............................................................................49
3.2 Uji Reliabilitas..........................................................................................51
3.6 Prosedur Penelitian.......................................................................................52

viii
3.7 Pengumpulan Data........................................................................................52
3.8 Pengolahan Data...........................................................................................52
3.9 Teknik Penyajian Data.................................................................................55
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................56

4.1 Temuan Hasil Penelitian...............................................................................56


4.1.1 Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan Seni Musik..........56
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian........................................................................83
4.2.1 Persepsi Guru Terhadap Hakikat Pendidikan Seni Musik....................84
4.2.2 Persepsi Guru Terhadap Manfaat Pendidikan Seni Musik....................85
4.2.3 Persepsi Guru Terhadap Komponen Pembelajaran Pendidikan Musik.86
4.2.4 Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan seni musik...........87
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI................................89

5.1. Simpulan.......................................................................................................89
5.2. Implikasi.......................................................................................................90
5.3. Rekomendasi.................................................................................................90
REFERENSI..............................................................................................................92

DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................96

RIWAYAT HIDUP.................................................................................................153

ix
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3. 1 Daftar Kecamatan di Kota Tasikmalaya.....................................................43


Tabel 3. 2 Data Penyebaran Sampel Penelitian..........................................................44
Tabel 3. 2 (Lanjutan) Data Penyebaran Sampel Penelitian.........................................45
Tabel 3. 3 Kisi-kisi instrumen Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan
Seni Musik di Kota Tasikmalaya..............................................................45
Tabel 3. 4 Kesimpulan Hasil Uji Validitas Instrumen SPSS......................................50
Tabel 3. 4 (lanjutan) Kesimpulan Hasil Uji Validitas Instrumen SPSS......................51
Tabel 3. 5 Hasil Uji Reliabilitas SPSS Statistics 16.0................................................51
Tabel 3. 6 Kriteria Penyekoran Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan
Seni Musik di Kota Tasikmalaya..............................................................53
Tabel 3. 7 Pedoman Pengkategorian..........................................................................54

Tabel 4. 1 Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan


Seni Musik Berdasarkan Indikator (Tujuan Pendidikan Seni Musik)
Dalam Aspek Hakikat Pendidikan Seni Musik dalam Pertanyaan 1.........57
Tabel 4. 2 Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan
Seni Musik Berdasarkan Indikator (Pengalaman Musik) Dalam Aspek
Hakikat Pendidikan Seni Musik dalam Pertanyaan 2................................58
Tabel 4. 3 Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan
Seni Musik Berdasarkan Indikator (Kegunaan/Nilai) Dalam Aspek
Hakikat Pendidikan Seni Musik dalam Pertanyaan 3................................58
Tabel 4. 4 Distribusi Frekuensi Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Hakikat
Pendidikan Seni Musik..............................................................................59
Tabel 4. 5 Kategori Persentase Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap hakikat
pendidikan Seni Musik..............................................................................60

x
Tabel 4. 6 Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan
Seni Musik Berdasarkan Indikator (Tumbuh Kembang) Dalam Aspek
Manfaat Pendidikan Seni Musik dalam Pernyataan 4...............................61
Tabel 4. 7 Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan
Seni Musik Berdasarkan Indikator (Tumbuh Kembang) Dalam Aspek
Manfaat Pendidikan Seni Musik dalam Pernyataan 5...............................62
Tabel 4. 8 Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan
Seni Musik Berdasarkan Indikator (Tumbuh Kembang) Dalam Aspek
Manfaat Pendidikan Seni Musik dalam Pernyataan 6...............................62
Tabel 4. 9 Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan
Seni Musik Berdasarkan Indikator (Tumbuh Kembang) Dalam Aspek
Manfaat Pendidikan Seni Musik dalam Pernyataan 7...............................63
Tabel 4. 10 Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan
Seni Musik Berdasarkan Indikator (Psikologi) Dalam Aspek Manfaat
Pendidikan Seni Musik dalam Pernyataan 8.............................................64
Tabel 4. 11 Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan
Seni Musik Berdasarkan Indikator (Psikologi) Dalam Aspek Manfaat
Pendidikan Seni Musik dalam Pernyataan 9.............................................64
Tabel 4. 12 Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan
Seni Musik Berdasarkan Indikator (Psikologi) Dalam Aspek Manfaat
Pendidikan Seni Musik dalam Pernyataan 10...........................................65
Tabel 4. 13 Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan
Seni Musik Berdasarkan Indikator (Psikologi) Da lam Aspek Manfaat
Pendidikan Seni Musik dalam Pernyataan 11...........................................65
Tabel 4. 14 Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan
Seni Musik Berdasarkan Indikator (Psikologi) Dalam Aspek Manfaat
Pendidikan Seni Musik dalam Pernyataan 12...........................................66
Tabel 4. 15 Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan
Seni Musik Berdasarkan Indikator (Psikologi) Da lam Aspek Manfaat
Pendidikan Seni Musik dalam Pernyataan 13...........................................67

xi
Tabel 4. 16 Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan
Seni Musik Berdasarkan Indikator (Psikologi) Da lam Aspek Manfaat
Pendidikan Seni Musik dalam Pernyataan 14..........................................67
Tabel 4. 17 Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan
Seni Musik Berdasarkan Indikator (Sosial Budaya) Dalam Aspek
Manfaat Pendidikan Seni Musik dalam Pernyataan 15...........................68
Tabel 4. 18 Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan
Seni Musik Berdasarkan Indikator (Sosial Budaya) Da lam Aspek
Manfaat Pendidikan Seni Musik dalam Pernyataan 16...........................68
Tabel 4. 19 Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan
Seni Musik Berdasarkan Indikator (Sosial Budaya) Da lam Aspek
Manfaat Pendidikan Seni Musik dalam Pernyataan 17...........................69
Tabel 4. 20 Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan
Seni Musik Berdasarkan Indikator (Sosial Budaya) Da lam Aspek
Manfaat Pendidikan Seni Musik dalam Pernyataan 18...........................70
Tabel 4. 21 Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan
Seni Musik Berdasarkan Indikator (Sosial Budaya) Da lam Aspek
Manfaat Pendidikan Seni Musik dalam Pernyataan 19...........................70
Tabel 4. 22 Distribusi Frekuensi Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Manfaat
Pendidikan Seni Musik............................................................................71
Tabel 4. 23 Kategori Persentase Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap manfaat
pendidikan Seni Musik.............................................................................72
Tabel 4. 24 Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan
Seni Musik Berdasarkan Indikator (Guru) Dalam Aspek komponen
pembelajaran Pendidikan Seni Musik dalam Pernyataan 20...................73
Tabel 4. 25 Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan
Seni Musik Berdasarkan Indikator (Siswa) Dalam Aspek komponen
pembelajaran Seni Musik dalam Pernyataan 21......................................74

xii
Tabel 4. 26 Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan
Seni Musik Berdasarkan Indikator (Tujuan Pembelajaran) Dalam Aspek
komponen pembelajaran Pendidikan Seni Musik dalam Pernyataan 22.
75
Tabel 4. 27 Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan
Seni Musik Berdasarkan Indikator (Metode Pembelajaran) Dalam Aspek
komponen pembelajaran Pendidikan Seni Musik dalam Pernyataan 23.
75
Tabel 4. 28 Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan
Seni Musik Berdasarkan Indikator (Materi Pembelajaran) Dalam Aspek
komponen pembelajaran Pendidikan Seni Musik dalam Pernyataan 24.
76
Tabel 4. 29 Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan
Seni Musik Berdasarkan Indikator (Materi Pembelajaran) Dalam Aspek
komponen pembelajaran Pendidikan Seni Musik dalam Pernyataan 25.
77
Tabel 4. 30 Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan
Seni Musik Berdasarkan Indikator (Materi Pembelajaran) Dalam Aspek
komponen pembelajaran Pendidikan Seni Musik....................................77
Tabel 4. 31 Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan
Seni Musik Berdasarkan Indikator (Memiliki alat Pembelajaran) Dalam
Aspek komponen pembelajaran Pendidikan Seni Musik.........................78
Tabel 4. 32 Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan
Seni Musik Berdasarkan Indikator (Memiliki evaluasi Pembelajaran)
Dalam Aspek komponen pembelajaran Pendidikan Seni Musik.............78
Tabel 4. 33 Distribusi Frekuensi Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap komponen
pembelajaran Pendidikan Seni Musik......................................................79
Tabel 4. 34 Kategori Persentase Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap komponen
Pembelajaran pendidikan Seni Musik......................................................80
Tabel 4. 35 Distribusi Frekuensi Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan
Seni Musik...............................................................................................81
xiii
Tabel 4. 26 Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan
Tabel 4. 36 Kategori Persentase Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap pendidikan
Seni Musik..............................................................................................82

xiv
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3. 1 Prosedur Penelitian Survei Kuantitatif...................................................42

Gambar 4. 1 Kategori Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Hakikat Pendidikan


Seni Musik..............................................................................................61
Gambar 4. 2 Kategori Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Manfaat Pendidikan
Seni Musik Di Kota Tasikmalaya...........................................................73
Gambar 4. 3 Kategori Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Komponen
Pembelajaran dalam Pendidikan Seni Musik.........................................81
Gambar 4. 4 Kategori Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan Seni
Musik Di Kota Tasikmalaya...................................................................83

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 SK Pengangkatan Dosen Pembimbing SKRIPSI....................................96

Lampiran 2 Pemberitahuan Penelitian Kesatuan Bangsa dan Politik.........................99


Lampiran 3 Ijin Penelitian Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya.............................100
Lampiran 4 Validasi Instrumen Penelitian oleh dosen ahli pendidikan seni musik 101
Lampiran 5 Validasi Instrumen Penelitian oleh dosen ahli bahasa Indonesia.........107
Lampiran 6 Angket Penelitian..................................................................................111
Lampiran 7 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas.......................................................117
Lampiran 8 Data Hasil Penelitian Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan
Seni Musik Di Kota Tasikmalaya.........................................................120
Lampiran 9 Penyajian Data Hasil Penelitian Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap
Pendidikan Seni Musik.........................................................................137
Lampiran 10 Penyajian Data Hasil Penelitian Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap
Pendidikan Seni Musik dalam Aspek Hakikat.....................................137
Lampiran 11 Penyajian Data Hasil Penelitian Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap
Pendidikan Seni Musik dalam aspek manfaat......................................142
Lampiran 12 Penyajian Data Hasil Penelitian Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap
Pendidikan Seni Musik dalam Aspek Pembelajaran dalam pendidikan
seni musik.............................................................................................147
Lampiran 13 Dokumentasi distribusi angket............................................................151

xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana yang mana dilakukan oleh orang
dewasa kepada orang yang belum dewasa guna mengembangkan potensi diri serta
kematangan dalam berpikir dan bersikap. Hal tersebut tentu sejalan dengan tujuan
pendidikan nasional yang dimuat dalam sebuah Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional) bahwa
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Agar tujuan pendidikan dapat dicapai secara optimal pemerintah membuat alat
khusus yang sengaja di susun secara terancana yang disebut kurikulum.
Kurikulum menjadi sebuah alat dalam mencapai tujuan pendidikan
sebagaimana pendapat Setijowati (dalam Firdani, 2017. hlm 7) yang menyatakan
bahwa “kurikulum adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan”. Dalam Undang-
Undang Republik Indonesia tahun 2003 Bab I pasal 1, disebutkan “Kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu”. Kurikulum pada pendidikan di Indonesia saat
ini menerapkan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 diharapkan mampu menjawab
tantangan globalisasi dan menjadi salahsatu faktor dalam peningkatan kompetensi
siswa, sejalan dengan (Permendikbud Nomor 67 Tahun 2013 BAB 1 Point B Tentang
Karakteristik Kurikulum 2013, n.d.). Kurikulum 2013 memuat mata pelajaran yang di
klasifikasikan menjadi mata pelajaran kelompok A, B dan C dimana pelajaran Seni
Budaya dan Prakarya termasuk kedalam mata pelajaran kelompok B yang kontennya
dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi dengan konten lokal yang dikembangkan
oleh pemerintah daerah.

1
2

Salahsatu muatan yang tertuang daripada mata pelajaran Seni Budaya dan
Prakarya adalah Pendidikan Seni Musik. Pendidikan seni musik sebagaimana yang di
kemukakan Ki Hajar Dewantara dalam (Sinaga, 2009; Utomo, 2013) bahwa “musik
merupakan salah satu faktor penentu dalam membentuk kepribadian anak”. Dari
pengertian tersebut dapat di pahami bahwa pendidikan seni musik merupakan elemen
yang esensial dalam pembentukan watak setiap individu. Pendidikan Seni musik
diberikan di sekolah karena keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap
kebutuhan perkembangan siswa, yang terletak pada pemberian pengalaman estetik
dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi melalui berbagai
pendekatan seperti “Belajar dengan seni”, “Belajar melalui seni” dan “Belajar tentang
seni.” (Murtiningsih & Wiryawan, 2007). Tujuan dari pendidikan seni musik di
sekolah dasar yaitu untuk mengembangkan potensi, pengetahuan, kemampuan dan
kreativitasnya dalam bidang seni musik. Hal tersebut tentu sejalan dengan pendapat
(Irawana & Desyandri, 2019. hlm 22) yang mengemukakan bahwa “ Musik adalah
bagian integral dari kehidupan, oleh karena itu, musik harus menjadi bagian integral
dari pengalaman sekolah”. Sehingga dapat di pahami bahwa pendidikan seni musik
lebih menekankan pada pemberian pengalaman seni musik, yang nantinya akan
melahirkan kemampuan untuk memanfaatkan seni musik pada kehidupan sehari hari.
Aktivitas pembelajaran dalam Pendidikan seni musik tidak akan optimal dilaksanakan
jika tanpa adanya bimbingan dari seorang guru.
Guru dipandang sebagai seorang yang mampu untuk membimbing dan
mengarahkan untuk menuju arah yang lebih baik sebagaimana yang di kemukakan
Sadullah, (2017) yang bahwa “Guru adalah seorang pendidik yang bertugas untuk
membimbing anak untuk menuju kearah kedewasaan”. Hal tersebut tentu sejalan
dengan yang ada di dalam (Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru
Dan Dosen, n.d.) BAB I Pasal 1 yang mengemukakan ”Guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”. Dalam Pendidikan
seni musik guru menjadi sorotan terpenting karena dalam pelaksanaannya guru
3

menjadi salah satu komponen utama dari 7 komponen pembelajaran (Pane, 2017).
Dalam pendidikan seni musik, khususnya di sekolah dasar guru tidak dituntut harus
mahir memainkan seluruh alat musik secara profesional layaknya seorang pekerja
seni atau ilmu seni murni ataupun harus menjadi seorang pakar seni baru bisa
membelajarkan seni musik, dan tidak harus menjadi vokalis terkenal dalam
menyanyikan lagu-lagu yang sulit, akan tetapi guru lebih diutamakan berperan
sebagai seorang akademisi yang akan memberikan pengalaman musik sesuai dengan
kehidupan anak dalam keseharian mereka, yang dalam hal ini musik dijadikan
sebagai media umum guna memberikan pengalaman siswa dalam musik (Yuni,
2017).
Namun pada kenyataannya pendidikan seni musik yang terlaksana di dalam
pembelajaran berbeda dengan konsep pendidikan seni musik yang di kemukakan
sebelumnya, sebagaimana penelitian Kukuh Prabawa dkk, (2021) yang menemukan
bahwa proses atau cara penyampaian pendidikan seni musik masih dilakukan secara
setengah-setengah yang berarti berbagai kemampuan peserta didik seperti
berekspresi, berapresiasi, berkresi, harmoni, estetika serta pembelajarannya belum
memperhatikan karakteristik serta tingkat perkembangan individual peserta didik
atau dapat di pahami secara sederhananya pendidikan seni musik yang diterapkan
masih hanya terpaku dalam ruang pengajaran pengetahuan dan hiburan saja, belum
sampai pada titik merangsang siswa agar terpicu akan kreativitas dalam
mengeksplorasi dirinya sehingga terbentuk karakternya melalui pendidikan seni
musik. Kondisi pembelajaran demikian belum bisa katakan maksimal, karena belum
terpenuhinya hakikat pendidikan yang sesungguhnya karena mengabaikan tujuan
dari pendidikan seni musik yang mengharuskan siswa mencapai nilai maksimal dari
potensinya. Nilai maksimal tersebut tidak terlepas dari dimensi pengetahuan
(kognitif), dimensi sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor) (Maunah, 2009;
Rofiah, 2016). Sementara itu penelitian yang dilakukan oleh Julia, (2017) yang
bertempatkan di kabupaten Sumedang, Jawa Barat mengemukakan fakta di lapangan
bahwa hanya sedikit guru yang memiliki kompetensi dalam musik, mereka yang
sedikitnya menguasai unsur- unsur dasar musik adalah yang memiliki aktivitas
musikal seperti bisa bernyanyi atau memainkan alat-alat musik dimana kemampuan
tersebut juga bukan hasil dari belajar
4

di lembaga formal, akan tetapi mereka secara kebetulan terlahir dari keluarga
seniman, atau sebelum terjun menjadi seorang guru mereka pernah terjun dari dunia
seni atau pemain seni tradisi serta belajar secara otodidak dari teman pergaulannya.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di beberapa sekolah di
kota Tasikmalaya mengenai pendidikan seni musik, terdapat beberapa permasalahan
terjadi yang diantaranya : 1) pendidikan seni khususnya seni musik selalu menjadi
mata pelajaran yang minoritas ; 2) Guru hanya melaksanakan pembelajaran dengan
cara bernyanyi tanpa adanya variasi pembelajaran; 3) guru berpandangan bahwa
pendidikan seni musik hanya dapat berjalan optimal jika ada fasilitas yang
menunjang dalam pendidikan seni musik.
Dari permasalahan yang telah di paparkan di atas maka perlu di ketahui
bagaimana persepsi guru terhadap pendidikan seni musik, karena jika guru salah
dalam mempersepsikan tentang bagaimana pendidikan seni musik di sekolah dasar
maka akan berdampak terhadap bagaimana cara guru dalam mempraktikan
pembelajaran dalam pendidikan seni musik. Sebagaimana pandangan bahwa persepsi
dapat mempengaruhi cara atau perilaku seorang individu (Walgito, 2010).
Pengungkapan persepsi guru dapat dilakukan dengan sebuah penelitian yang fokus
untuk mendeskripsikan suatu pendapat atau persepsi seorang guru. Sebagaimana
menurut asrori (dalam Fahmi, 2020. hlm 5) yang mengemukakan “persepsi adalah
proses individu dalam menginterpretasikan, mengorganisasikan dan memberi makna
terhadap stimulus yang berasal dari lingkungan dimana individu tersebut berada, yang
berasal dari proses belajar dan pengalaman”. Hal tersebut sejalan dengan Desirato
(dalam Fahmi, 2020. hlm 7) bahwa “persepsi adalah pengalaman tentang objek,
peristiwa, atau hubungan- hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi
dan menafsirkan pesan”. Sehingga dari beberapa pembahasan diatas dapat dipahami
bahwa suatu perilaku dapat di awali dengan sebuah persepsi.
Harapan dengan diadakannya penelitian yang berfokus pada persepsi dengan
subjek guru sekolah dasar dapat memberikan gambaran deskriptif tentang sejauh
mana persepsi guru sekolah dasar terhadap pendidikan seni musik di Kota
Tasikmalaya. Lebih dari itu hasil dari penelitian dapat di manfaatkan oleh
berbagai pihak untuk
5

mengevaluasi atau melakukan sebuah pengembangan yang lebih substantif mengarah


pada peningkatan kompetensi guru di Kota Tasikmalaya.
Berdasarkan kajian diatas, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian
mengenai ‘Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan Seni Musik di Kota
Tasikmalaya” sebagai bahan penulisan skripsi.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, masalah yang dapat
diidentifikasi yaitu:
1) Pendidikan seni musik menjadi mata pelajaran minoritas.
2) Pembelajaran dalam pendidikan seni musik monoton.
3) Adanya pandangan bahwa pendidikan seni musik akan terlaksana ketika tersedia
alat musik
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan analisis masalah yang telah dipaparkan di atas,
maka secara umum rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana Persepsi
Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan Seni Musik di Kota Tasikmalaya?”
Adapun secara khusus, rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1) Bagaimana persepsi guru sekolah dasar terhadap hakikat Pendidikan Seni Musik
di Kota Tasikmalaya?
2) Bagaimana persepsi guru sekolah dasar terhadap manfaat Pendidikan Seni Musik
di Kota Tasikmalaya?
3) Bagaimana persepsi guru sekolah dasar terhadap komponen pembelajaran
Pendidikan Seni Musik di Kota Tasikmalaya?
1.4 Tujuan Penelitian
Secara umum, tujuan dari penelitian ini adalah “untuk mengungkap tentang
Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan Seni Musik di Kota Tasikmalaya.”
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
1) Mendeskripsikan persepsi guru sekolah dasar terhadap hakikat pendidikan Seni
Musik di Kota Tasikmalaya.
2) Mendeskripsikan persepsi guru sekolah dasar terhadap manfaat pendidikan seni
musik di Kota Tasikmalaya.
6

3) Mendeskripsikan persepsi guru sekolah dasar terhadap komponen pembelajaran


pendidikan seni musik di Kota Tasikmalaya.
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yang akan diperoleh,
yaitu sebagai berikut:
1.5.1 Manfaat Teoritis
Hasil Deskripsi yang dihasilkan dapat memberikan sumbangan atau kontribusi
dalam pengembangan ilmu pendidikan atau sebagai bahan rujukan bagi penelitian
lain terutama dalam proses pendidikan seni musik di Sekolah Dasar.
1.5.2 Manfaat Praktis
1) Dapat dijadikan sumber rujukan bagi lembaga pendidikan lingkup PGSD,
tentang bagaimana menanamkan pemahaman pendidikan seni musik di Sekolah
Dasar.
2) Dapat dijadikan sumber informasi bagi masyarkat dalam hal ini orangtua anak
untuk dijadikan sebagai pengetahuan tentang dunia musik di sekolah dasar
3) Dapat dijadikan referensi bagi peneliti mengenai Persepsi Guru Sekolah Dasar
Terhadap Pendidikan Seni Musik di Kota Tasikmalaya
4) Dapat dimanfaatkan oleh pemangku kebijakan untuk di jadikan sebagai referensi
mengenai kebijakan yang akan di terapkan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pendidikan Seni
Musik
Pendidikan dipandang sebagai hal penting dalam kehidupan setiap manusia
untuk menapaki jejak kehidupan. Manusia dikatakan sempurna dan akan
mendapatakan kehidupan yang lebih baik jika sudah mendapat atau berada dalam
ranah pendidikan. Menurut Maunah, (2009. hlm 32) “ Pendidikan dimaknai sebagai
kumpulan pengalaman belajar yang dialami sepanjang hidup dan segala tempat”.
Selain itu Menurut Kihajar Dewantara (dalam Affandi, 2011, hlm.43) menyebutkan
bahwa “Pendidikan sebagai usaha sadar untuk mengembangkan potensi siswa secara
maksimal, Pendidikan dapat dilaksanakan dimanapun, kapanpun, dan dengan
siapapun”. Menurut John Dewey (dalam Wasitohadi, 2014. hlm 35) mengungkapkan
bahwa pendidikan merupakan hal yang lumrah, dalam teori pendidikan bahwa
pembentukan watak (karakter) merupakan tujuan utama pengajaran dan pendidikan
budi pekerti di sekolah. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat diasumsikan
bahwa pendidikan diapandang sebagai sebuah usaha sadar dalam bentuk proses
belajar guna membentuk karakter, menambah pengetahuan, melatih keterampilan
dengan proses panjang serta dilandasi proses yang benar guna mencapai tujuan
kebahagiaan dimasa mendatang. Pendidikan di Indonesia terbagi menjadi beberapa
tahap (pendidikan anak usia dini, pendidikan sekolah dasar, pendidikan sekolah
menengah pertama, pendidikan sekolah menengah atas dan Pendidikan perguruan
tinggi). Pendidikan yang paling lama terdapat pada jenjang Sekolah Dasar yaitu
selama 6 tahun.
Dalam Undang-Undang Republik Indnesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional ) pasal 3 yang menyebutkan secara umum bahwa
“Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan watak serta peradaban bangsa
menjadi bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”. Pendidikan
pada saat ini memiliki tujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha Esa, berakal mulia,
cakap, mandiri serta mampu betanggungjawab. Akan tetapi selain otak atau
pengetahuan yang

7
8

dilatih, pendidikan juga memiliki peran untuk mencapai kecerdasan, berpikir, siswa
juga diharapkan mampu mendapatkan dimensi nilai-nilai pendidikan secara utuh dari
setiap kegiatannya. Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa selain otak yang dilatih
untuk mencapai kecerdasan berpikir, siswa juga harus mendapat pendidikan yang
menyeluruh pada dimensi dasar kemanusiaan yang lainnya.
Pendidikan tidak hanya mengupayakan dalam segi pengetahuan (kognitif) saja,
akan tetapi pendidikan juga dituntun mengupayakan dalam segi sikap (afektif) serta
mengupayakan dalam keterampilan (psikomotorik). Hal tersebut menunjukan bahwa
pendidikan tidak hanya diartikan sebagai suatu proses menyampaikan pengetahuan
(transfer of knowledge), melainkan dalam suatu pendidikan harus menjadi proses
penyampaian nilai (transfer of value). Oleh karena itu ketiga dimensi nilai - nilai
pendidikan tersebut harus terus diupayakan dalam melakukan pembelajaran pada
ranah pendidikan. Menurut (Maunah, 2009. hlm 32) “Pendidikan adalah suatu proses
seseorang untuk mencapai nilai maksimal dari potensinya. Nilai maksimal tersebut
tidak terlepas dari dimensi pengetahuan (kognitif), dimensi sikap (afektif), dan
keterampilan (psikomotor)”.
Seni dipandang sebagai sebuah wujud nyata atau sebuah artefak yang
kenyataanya dapat dipandang, didengar, ataupun dapat di dengan dan dapat dilihat
dalam arti (visual, audio serta audio visual). Contoh nya seperti lukisan, suara musik
dan teater, Sumardjo (dalam Ridwan, 2016). Akan tetapi sebuah seni itu dipandang
sebagi sesuatu yang berasal dari luar benda seni itu oleh karena seni itu berupa nilai.
Dalam pendidikan di Indonesia seni marupakan salah satu mata perlajaran yang di
ajarkan, sesuai dengan Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang pendidikan
nasional Pasal 37 ayat 1 menjelaskan bahwa: “Kurikulum pendidikan dasar dan
menengah wajib memuat: a. pendidikan agama; b. pendidikan kewarganegaraan; c.
bahasa; d. matematika; e. ilmu pengetahuan alam; f. ilmu pengetahuan sosial; g. seni
dan budaya; h. pendidikan jasmani dan olah raga; i. keterampilan/kejuruan; dan j.
muatan lokal”.
Pendidikan Seni Musik merupakan salah satu mata pelajaran yang di ajarkan
sesuai dengan kurikulum yang di pakai di Indonesia. Kata seni musik berasal dari dua
9

kata yang digabungkan yaitu kata seni dan musik, Sumardjo (Ridwan, 2016). Musik
dipandang sebagai hasil olahan suara, melodi, harmoni, ritme dan vocal serta tempo
(Nurbayan dkk, 2018). Maka secara harfiahnya musik dapat dianggap sebagai hasil
cipta, rasa, dan karsa manusia yang dituangkan dalam sebuah olahan suara, melodi,
harmoni, ritme voal dan tempo. Musik dianggap sebagai cabang seni yang
didalamnya di bahas dan di tetapkan berbagai macam pola yang dapat di mengerti
dan dipahami manusia. Musik berawal dari kata muse atau dalam mitologi yunani
dianggap sebagai seorang dewa. Dewa yang dimaksud tersebut mewakili cabang seni
dan ilmu pengetahuan, Banoe (dalam Sinaga, 2009). Ditegaskan bahwa seni musik
dipandang sebagi salah satu karya seni yang berupa bunyi pada sebuah lagu atau
sebuah komposisi yang dapat di ungkapkan melalui berbagai unsur pokok musik
seperti halnya irama, nada, melodi, harmoni, struktur lagu serta ekspresi sebuah
kesatuan, (F. S. S. Sinaga, 2020).
Dengan demikian, pendidikan seni musik menjadi bagian dari mata pelajaran
Seni dan Budaya dan berdasarkan (Undang-Undang Republik Indnesia Nomor 20
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, n.d.) Pendidikan Seni Musik yang
dimaksud disini bukanlah pembelajaran seni musik yang diselenggarakan di kursus-
kursus musik, pendidikan musik di Sekolah Dasar jelas bukan mengarah pada
kemampuan professional.
2.2 Hakikat Pendidikan Seni Musik
Hakikat pendidikan seni musik dapat di kaji melalui ‘filsafat ilmu’ yang
seringkali dipahami sebagai padanan atau persamaan dari filsafat pengetahuan,
filsafat ilmu pengetahuan, filsafat ilmu hukum, filsafat ilmu politik, dan lain
sebagainya. Filsafat ilmu merupakan filsafat yang berdiri sendiri dan berbeda
samasekali dengan padanan seperti yang di jelaskan di awal. Filsafat ilmu
didefinisikan sebagai suatu kajian yang akan menjawab pertanyaan tentang hakikat
ilmu, ditinjau dari ontologi, epistemologi, dan aksiologi (Dasuki, 2019). Hal ini
dilakukan secara sistematis dan mendalam. Sehingga filsafat ilmu tidak berpanjang
lebar menjelaskan tentang sejarah dari filsafat, teori dan konsep yang ada dalam diri
filsafat, berbagai cabang filsafat, melainkan membahas substansi dari filsafat itu
sendiri. Hal ini dikarenakan inti dari
10

pembahasan yang ada tidak lain dan tidak bukan ada dalam tiga aspek pembahasan;
ontologi, epistemologi, dan aksiologi yang satu dengan lainnya saling berkaitan erat,
hingga kemudian melahirkan suatu disiplin ilmu baru (Dasuki, 2019).
2.2.1 Ontologi Pendidikan Seni Musik
Ontologi dipandang sebagai bagian dari filsafat secara umum. Menurut
Bahrum, (2013. hlm 36) “Obyek telaah ontologi adalah yang ada tidak terikat pada
satu perwujudan tertentu, ontologi membahas tentang yang ada secara universal, yaitu
berusaha mencari inti yang dimuat setiap kenyataan yang meliputi segala realitas
dalam semua bentuknya”. Ditinjau dari ontologi objek penelaah, ilmu mencakup
seluruh aspek kehidupan yang dapat diuji oleh panca indera manusia. Secara
sederhana dapat dikatakan bahwa hal-hal yang sudah berada diluar jangkauan
manusia tidak dibahas oleh ilmu karena tidak dapat dibuktikan secara metodologis
dan empiris, sedangkan ilmu itu mempunyai ciri tersendiri yakni berorientasi pada
dunia empiris. Untuk mengkaji lebih mendalam hakekat obyek empiris, maka ilmu
membuat beberapa asumsi (andaian) mengenai objek itu. Asumsi yang sudah
dianggap benar dan tidak diragukan lagi adalah asumsi yang merupakan dasar dan
titik tolak segala pandang kegiatan (Bahrum, 2013).
Pendidikan seni musik memiliki titik tolak dari berbagai asumsi yang ada
seperti yang dinyatakan oleh Ki Hajar Dewantara (Dalam B. U. & S. Sinaga, 2009)
“Musik merupakan salah satu faktor penentu dalam membentuk kepribadian anak”.
Dalam hal ini pendidikan seni di sekolah, dapat dijadikan sebagai dasar pendidikan
dalam membentuk jiwa dan kepribadian (berakhlak). Arti lainnya yaitu bahwa
kesenian merupakan elemen yang esensial dalam pembentukan watak setiap individu
dan faktor yang mendasari setiap penciptaan karya seni. Pendidikan seni musik lebih
menekankan pada pemberian pengalaman seni musik, yang nantinya akan melahirkan
kemampuan untuk memanfaatkan seni musik pada kehidupan sehari hari. Pendidikan
Seni musik diberikan di sekolah karena keunikan, kebermaknaan, dan
kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan siswa, yang terletak pada
pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan
berapresiasi melalui
11

pendekatan: “Belajar dengan seni,”, “Belajar melalui seni” dan “Belajar tentang
seni.” (Irawana & Desyandri, 2019)
Pendidikan Seni musik sebagaimana yang telah di jelaskan oleh para ahli
sejalan dengan (Undang-Undang Republik Indnesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional,) Pasal 1ayat (1) yang menegaskan bahwa
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan yang poin-poin diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.

Dari penjelasan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan seni


musik mengarah pada dalam utama terlaksananya pendidikan. Hal tersebut sejalan
dengan (Murtiningsih & Wiryawan, 2007, hlm.54) yang menyatakan bahwa “
Pendidikan musik di SD bertujuan menunjang, tercapainya tujuan pendidikan dalam
rangka pengembangan pribadi siswa”. Oleh karena itu pendidikan seni musik
dipandang sebagai subsistem dalam pendidikan nasional tidak dapat diabaikan.
2.2.2 Epistemologi Pendidikan Seni Musik
Kajian epistemologi membahas tentang bagaimana proses mendapatkan ilmu
pengetahuan, hal-hal apakah yang harus diperhatikan agar mendapatkan pengetahuan
yang benar, apa yang disebut kebenaran dan apa kriterianya (Bahrum, 2013). Objek
telaah epistemologi mempertanyakan bagaimana sesuatu itu datang, bagaimana kita
mengetahuinya, bagaimana kita membedakan dengan lainnya, jadi berkenaan dengan
situasi dan kondisi ruang serta waktu mengenai sesuatu hal. Jadi yang menjadi
landasan dalam tataran epistemologi ini adalah proses apa yang memungkinkan
mendapatkan pengetahuan logika, etika, estetika, bagaimana cara dan prosedur
memperoleh kebenaran ilmiah, kebaikan moral dan keindahan seni, apa yang disebut
dengan kebenaran ilmiah, keindahan seni dan kebaikan moral, (Bahrum, 2013).
Pendidikan Seni Musik memiliki proses dalam mendapatkan pengetahuan
keindahan dan kebaikan moral Seperti yang di paparkan oleh Yuni, (2017, hlm.22)
bahwa : “Dalam pendidikan seni musik, khususnya di sekolah dasar guru tidak
dituntut harus mahir memainkan seluruh alat musik secara profesional layaknya
seorang
12

pekerja seni atau ilmu seni murni (fine art) ataupun harus menjadi seorang pakar seni
baru bisa membelajarkan seni musik, dan tidak harus menjadi vokalis terkenal dalam
menyanyikan lagu-lagu yang sulit, akan tetapi guru lebih diutamakan berperan
sebagai seorang akademisi yang akan memberikan pengalaman musik sesuai dengan
kehidupan anak dalam keseharian mereka, yang dalam hal ini musik dijadikan
sebagai media umum guna memberikan pengalaman siswa dalam musik”.
2.2.3 Aksiologi Pendidikan Seni Musik
Aksiologi dapat diartikan sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan
dari pengetahuan yang diperoleh, (Suriasumantri, 2003). Berdasar dari arti tersebut
dapat dipahami bahwa pengetahuan yang ada memiliki sebuah kegunaan, yang berarti
suatu pengetahuan tidak hanya ada melainkan memiliki suatu pengaruh dan manfaat.
Pendidikan Seni Musik seperti halnya di bahas dalam ontology pendidikan
seni musik yakni memiliki asumsi yang mana asumsi tersebut mengarah pada
(Undang- Undang Republik Indnesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional) Pasal 1ayat (1) yang menegaskan bahwa
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan yang poin-poin diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.

Dari bahasan tersebut dapat diambil suatu makna bahwa pendidikan seni
musik diharapkan dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan Indonesia saat ini,
yang mana segala sesuatu yang di ungkapkan dalam tujuan pendidikan mengarah
pada peningkatan nilai pada dimensi pengetahuan (kognitif), dimensi sikap (afektif),
dan keterampilan (psikomotor)”. Hal tersebut sejalan dengan pendapat dari (Maunah,
2009, hlm. 32) yang menyatakan bahwa “Pendidikan adalah suatu proses seseorang
untuk mencapai nilai maksimal dari potensinya. Nilai maksimal tersebut tidak
terlepas dari dimensi pengetahuan (kognitif), dimensi sikap (afektif), dan
keterampilan (psikomotor)”.
13

2.3 Manfaat Pendidikan Seni Musik


Pendidikan dilaksanakan untuk membentuk keseimbangan jasmani dan rohani
manusia. Pendidikan seni musik hendaknya mewujudkan keseimbangan hidup
tersebut. Dengan musik, manusia akan mencapai kebermaknaan dalam pencapaian
nilai-nilai seni sebagai bagian dari peradaban dan budaya. Kita dapat merumuskan
manfaat-manfaat pendidikan seni musik bagi anak dalam tiga aspek utama, yaitu
pendidikan, psikologis, dan sosial budaya. Oleh karena itu, manfaat pendidikan seni
musik bagi anak dari aspek pendidikan itu menurut (Respati, 2015, hlm.114) adalah
sebagai berikut
Aspek Pendidikan : (1) Menguatkan aspek afektif, psikomotor, dan kognitif
dalam belajar. (2) Memberikan dasar ekspresi dan kreativitas dalam musik. (3)
Menyeimbangkan perkembangan otak kiri dan otak kanan. (4) Sebagai sarana
ekspresi, imajinasi, dan kreativitas. (5) Memperkuat suasana dan emosi rileks
dalam pembelajaran. Aspek Psikologis : (1) Menyeimbangkan perkembangan
jasmani dan rohani anak. (2) Memberikan sarana yang tepat dan positif dalam
mengungkapkan perasaan dan kondisi kejiwaan anak. (3) Sarana relaksasi dan
kontemplasi. (4) Menumbuhkan sikap kreatif, disiplin, dan menyelesaikan
masalah. (5) Menumbuhkan empati dan menghilangkan sikap egoisme dalam
diri anak. Aspek Sosial Budaya : (1) Menumbuhkan sikap menghargai, kerja
sama, dan berkomunikasi. (2) Memberikan pandangan terhadap budaya sebagai
warisan dan kekayaan bagi anak. (3) Menjadi sarana memelihara dan
mengembangkan kebudayaan, khususnya seni musik. (4) Menciptakan medan
energi yang kuat untuk berinteraksi sesuai etika dan estetika dalam pergaulan.

2.3.1 Aspek Pendidikan


1) Menguatkan aspek afektif, psikomotor, dan kognitif dalam belajar
Sebagaimana yang telah di paparkan dalam kegunaan dari Pendidikan Seni
musik oleh (Maunah, 2009, hlm.32). Maka dapat kita pahami bahwa
pendidikan Seni musik memiliki suatu manfaat dimana salahsatunya adalah
peningkatan pada dimensi sikap (afektif), keterampilan (Psikomotor), dan
pengetahuan (kognitif). Pendidikan seni musik memberikan pengalaman
kepada siswa untuk mengalami secara keseluruhan dalam pembelajaran musik.
Hal tersebut sejalan dengan pandangan bahwa musik merupakan bagian
yang penting dari pengalaman anak (Irawana & Desyandri, 2019). Dari
pengertian tersebut dapat dipahami bahwa pada dasarnya kemampuan anak
tidak hanya dapat di pandang
14

melalui satu dimensi, akan tetapi anak memiliki kemampuan dalam dimensi
lainnya seperti hanlnya anak tidak cukup belajar hanya dengan mengetahui
akan tetapi anak juga harus bisa melakukan hal yang ia ketahui tersebut bahkan
lebih jauh dari itu dan yang terpenting sebagai mana yang tertuang dalam
hakikat pendidikan seni musik atau dalam tujuan pendidikan Indonesia
bahwasanya kegiatan pendidikan khususnya pendidikan seni musik harus
sampai dapat mendidik anak sehingga memiliki sebuah karakter yang pada
umumnya baik. .
2) Memberikan dasar ekspresi dan kreativitas dalam musik
Pendidikan seni musik dengan kegiatan pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan lebih dalam pembelajaran dapat
menjadikan siswa leluasa dalam mengekspresikan dirinya melalui kreativitas
bermusik. Hal tersebut tentunya dapat menimbulkan rangsangan terhadap
siswa agar kreatifitasnya dapat tetap muncul dan berkembang, dimana hal
tersebut sejalan dengan sebuah pendapat yang menyabutkan bahwa musik
mampu merangsang proses internal, untuk memfasilitasi kreativitas, dan
mendorong refleksi pribadi (Krisdayanti, 2020).
3) Menyeimbangkan perkembangan otak kiri dan otak kanan
Pendidikan Seni Musik memiliki kemanfaatan dalam perkembangan diri siswa
khususnya dalam perkemangan otak kiri dan otak kanan, dimana hal tersebut
tentu menjadi salah satu anugrah yang dimiliki manusia. Hal tersebut tentunya
sejalan dengan suatu pendapat yang mengemukakan bahwa seni musik dapat
merangsang siswa agar mampu membentuk suatu citra (membayangkan)
(Krisdayanti, 2020). Citra yang dimaksud disana adalah sebuah kemampuan
dalam membayangkan atau mencitrakan sesuat sehingga mudah di ingat
olehnya. Penelitian yang menggunakan teknologi pencitraan otak
(MRI/Magnetic Resonance Imaging dan PET Scan/Positron Emission
Tomography) menyatakan bahwa ketika seseorang mendengarkan melodi
dengan pitch dan timbre yang bervariasi serta mempelajari musik melalui
pendengaran, otak sebelah kanan akan bekerja secara aktif. Ketika dia belajar
membaca notasi musik seperti memahami kunci, notasi dan lainnya, otak
kirinya
15

bekerja (Rachmi, 2014). artinya kedua fungsi otak akan bekerja dengan baik
dan tidak hanya mengandalkan salahsatu fungsi otask saja yang terangsang.
Selain dari bekerjanya fungsi otak kiri dan kanan secara optimal, musik juga
khususnya klasik menghasilkan gelombang Alfa yang menenangkan yang
dapat merangsang sistem limbik jaringan neuron otak, (Nugraha, 2017).
Seorang anak yang terbisa dari sejak kecil mendengarkan musik maka akan
terlihat perkembangan kecerdasannya jika di bandingan dengan anak ang
jarang mendengarkan musik. dalam hal ini penyebabnya adalah karena
rangsangan 47 ritmis dapat memberikan pengaruh pada fungsi otak, ritme
internal yang dihasilkan musik dapat membaut saraf otak bekerja, rasa nyaman
serta tenang yang di stimulasi musik dapat membuat fungsi otak bekerja
maksimal. (Sihombing, 2017)
4) Sebagai sarana ekspresi, imajinasi, dan kreativitas.
Pendidikan seni musik dilakukan dengan menjadikan musik sebagai media
utama dalam setiap pembelajarannya seperti yang di jelaskan dalam
epistemologi pendidikan seni musik oleh (Yuni, 2017). Maka peran musik
dalam merangsang kreatifitas siswa semakin jelas mudah dilaksanakan karena
kegiatan dalam bermusik tentunya akan melibatkan tahapan ekspresi dan
imajinasi, dimana siswa akan mengekspresikan apa yangakan ia luapkan
setelah ia mengimajinasikan sebuah musik yang ia citrakan sebelumnya, hal
tersebut tentu merupakan pendidikan yang memberikan kemampuan
mengekspresikan dan mengapresiasikan seni secara kreatif untuk
pengembangan kepribadian siswa dan memberikan sikap-sikap atau emosional
yang seimbang. (Irawana & Desyandri, 2019).
5) Memperkuat suasana dan emosi rileks dalam pembelajaran.
Seni menurut (Krisdayanti, 2020) adalah “Segala usaha untuk menciptakan
bentuk-bentuk menyenangkan”. Maksud dari bentuk-bentuk menyenangkan
tersebut merupakan sebuah kegiatan yang tidak hanya melibatkan hal-hal yang
sifatnya formal, akan tetapi kegiatan tersebut dapat berupa kegiatan positif
yang sifanya dapat menghibur, memberikan emosi yang menenangkan. Hal
tersebut
16

dalam pendidikan seni musik tentunya dapat dirasakan oleh siswa dalam
berbagai kegiatan pembelajaran yang tentunya melibatkan siswa secara
keseluruhan dari berbagai asfek sepersi kognitif, psikomotor, dan afektif.
Sebagaimana yang telah di jelaskan dalam pembahasan sebelumnnya oleh
(Nugraha, 2017) bahwa musik khususnya musik dapat merangsang sistem
limbik jaringan neuron otak. Hal tersebut yang kemudian dapat
memberikanpengaruh terhadap suasana dan emosi rileks dalam sebuah
pembelajaran.
2.3.2 Aspek Psikologi
1) Menyeimbangkan perkembangan jasmani dan rohani anak.
Melalui kegiatan bermain anak dapat melakukan kegiatan koordinasi otot kasar
yang tentunya berpengaruh terhadap perkembangan jasmani anak seperti
kegiatan pembelajaran seni musik yang di lakukan oleh Emile Jaques-Dalcroze
(dalam Habron, 2016. hlm 100) dimana anak di ajak untuk bergerak dan
merasakan alunan ritme musik sehingga anak melakukan kegiatan
pembelajaran menyenangkan yang mana hal tersebut dapat mempengaruhi
perkembangan rohani siswa. Kegiatan pembelajaran dalam pendidikan seni
musik dapat dilakukan dengan bermacam cara dan teknik, diaman dapat
dipergunakan dalam kegiatan ini seperti merayap, merangkak, berjalan, berlari,
meloncat, melompat, menendang, melempar, dan sebagainya (Puspitasari,
2019). Selain dari seimbangannya perkemabgnan jasmani siswa,
perkembangan rohani siswa dapat seimbang dengan kesadaran akan fitrah
kemanusiaan yang tak bisa lepas darimasalah, kesadaran akan keberadaan
kekuatan Yang Maha Sempurna, sehingga timbul kepasrahan untuk berserah
kepada-Nya. Penyerahan diri inilah yang bisa mengurangi bahkan
menghilangkan beban pikiran dan perasaan yang menekan. Rangsangan ritmis
yang dihasilkan musik mampu membuat pikiran rileks, serta menimbulkan
perasaan-perasaan positif, tenang, nyaman dan optimis bahkan bahagia.
(Sihombing, 2017)
17

2) Memberikan sarana yang tepat dan positif dalam mengungkapkan perasaan dan
kondisi kejiwaan anak.
Pendidikan Seni musik adalah suatu hasil karya yang dalam kegiatanannya
siswa dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-
unsur musik, seperti irama, melodi, harmoni bentuk dan struktur lagu, serta
ekspresi sebagai satu kesatuan. Hal tersebut sejalan dengan (Irawana &
Desyandri, 2019) yang mengungkapkan bahwa“Seni mengarah pada suatu
tujuan, yaitu mengungkapkan perasaan manusia”. Perasaan yang dimaksud
disana adalah kondisi kejiwaan anak yang mana dalam hal ini perlu di
ungkapkan yang mana pendidikan seni musik dapat menjadi sarana tersebut.
3) Sarana relaksasi dan kontemplasi
Menurut Irawana & Desyandri, (2019, hlm.54) “Seni mengarah pada suatu
tujuan, yaitu mengungkapkan perasaan manusia” pendidikan seni musik
mengarahkan siswa untuk dengan leluasa mengungkapkan perasaannya
melalui sebuah musik. Dalam hal ini ketika perasaan siswa dengan mudahnya
diluapkan maka akan timbul perasaan yang menyenangkan dimana hal tersebut
dapat menjadi sarana siswa untuk memberikan relaksasi terhadap dirinya. Seni
adalah segala usaha untuk menciptakan bentuk-bentuk menyenangkan
(Krisdayanti, 2020). Hal tersebut dapat dirasakan oleh siswa dalam berbagai
kegiatan pembelajaran seni. Dalam (Sihombing, 2017) di jelaskan bahwa
musik bisa menimbulkan reaksi psikologis yang dapat mengubah suasana hati
dan kondisi emosi, sehingga musik bermanfaat sebagai relaksasi yang dapat
menghilangkan stress, mengatasi kecemasan, memperbaiki mood dan
menumbuhkan kesadaran spiritual. Sebagai sebuah bentuk seni, musik tak
hanya menciptakan harmoni nada yang enak didengar, tetapi juga memberikan
kesan indah yang mampu menggugah dan mengantarkan manusia pada
kesadaran yang dalam dan penuh, menelusuri lorong-lorong hampa dalam
ketidakberdayaan harapan atau dalam hal ini siswa mampu melakukan
kontemplasi pada dirinya.
18

4) Menumbuhkan sikap kreatif, disiplin, dan menyelesaikan masalah


Anak sekolah dasar berada pada masa yang di sebut masa keemasan dalam
bereskpresi kreatif dimana kadar kreatifitas anak masih dangat tinggi. Dalam
hal ini kaitannya dengan seni anak dapat berolah seni secara baik dan spontan,
karena pada dasarnya daya nlar anak belum sampai membatasi keleluasaan
untuk berkarya secara murni. Ungkapan perasaan anak masih polos yang
memungkingkankan di usiannya dapat berekspresi secara wajar dan penuh
spontan sehingga dalam prosesnya anak memiliki kebermaknaan bagi
perkembangannya (Suhaya, 2016). Di masa golden age tersebut anak-anak
memiliki kecardasan kognitif yang maksimal jika pembelajaran yang
dilakukan oleh guru mengarah pada peningkatan kognitif. Dalam pembelajaran
seni musik anak-anak memiliki ketertarikan yang mana anak lebih menyukai
kegiatan bermain anak dapat berlatih menggunakan kemampuan kognitifnya
untuk memecahkan berbagai masalah (Puspitasari, 2019).
5) Menumbuhkan empati dan menghilangkan sikap egoisme dalam diri anak.
Melalui bermain anak dapat mengembangkan kemampuan sosialnya, seperti
membina hubungan dengan anak lain, bertingkah laku sesuai dengan tuntutan
masyarakat, menyesuaikan diri dengan teman sebaya, dapat memahami
tingkah laku sendiri, dan paham bahwa setiap perbuatan ada
konsekuensinya. (Puspitasari, 2019). Dalam hal ini pendidikan seni musik
sebagaimana yang di
jelaskan sebelumnya memiliki potensi yang baik dalam menghilangkan sikap
egoism dalam diri anak terlebih dalam diri anak dapat tumbuh sikap empati
karena pembelajaran dilakukan memungkinkan anak mampu mengekspresikan
dirinya melaui sebuah seni. Dalam mengekspresikan diri anak dalam sebuah
pembelajaran tentunya akan timbul juka respon apresiasi yang dilakukan anak
lainnya dimana dalam hal ini akan timbul interaks sosial yang mana dari
kegiatan tersebut akan ada sikap saling menghargai diantara anak karena pada
dasarnya yang di ekspresiakan setiap anak akan berbeda.
19

2.3.3 Aspek Sosial Budaya


1) Menumbuhkan sikap menghargai, kerja sama, dan berkomunikasi.
Menurut yang di kemukakan Irawana & Desyandri, (2019) bahwa “Seni musik
membentuk disiplin, toleransi, sosialisasi, sikap demokrasi yang meliputi
kepekaan terhadap lingkungan”. Yang mana dalam hal ini pendidikan seni
musik dapat dijadikan oleh guru sebagia suatu salaran sosialisasi yang mana di
dalamnya terdapat banyak manfaat dimana dalam pembelajran seni musik
siswa cenderung menunjukan sikap menghargai yang mana hal tersebut terjadi
karena adanya interaksi ekspresi dan apresiasi (Krisdayanti, 2020). Selain itu
juga siswa dapat bekerjasaman yang mana pendidikan seni musik bisa
dilakukan dengan melakukan kegiatan kelompok untuk memadukan apa yang
anak ekspresikan yang mana dala setiap kegiatan yang demikian anak mampu
berkomunikasi dengan baik diantara mereka.
2) Memberikan pandangan terhadap budaya sebagai warisan dan kekayaan bagi
anak serta menjadi sarana memelihara dan mengembangkan kebudayaan,
khususnya seni musik.

Mengembangkan potensi seni terutama terhadap seni musik tradisional pada


anak merupakan salah satu hal yang mampu menumbuhkan rasa cinta terhadap
tanah air sekaligus mampu memberikan stimulus dalam mengembangkan bakat
yang dimiliki anak pada aspek seni. Seni selalu memberikan warna tersendiri
dalam kehidupan dengan bermacam-macam fungsi. Suatu karya seni
mencerminkan identitas masyarakat dimana mereka tinggal, baik berupa adat
istiadat atau tata cara kehidupannya, tata masyarakat dan perubahannya
menentukan arah perkembangan kesenian (Krisdayanti, 2020). Pendidikan seni
yang dalam hal ini pendidikan seni musik bisa dilakukan dengan mengadopsi
konten yang berkaitan dengan budaya khususnya di Indonesia karena hal
tersebut merupakan bagian dari pengembangan dalam pendidikan seni musik
di sekolah dasar atau dalam sederhanyannya budaya termasuk di dalam
pengajaran tersebut (Ambarwangi, 2013).
20

3) Menciptakan medan energi yang kuat untuk berinteraksi sesuai etika dan
estetika dalam pergaulan

Interaksi dalam pembelajran tentu dilakukan dalam setiap pembelajaran. Dalam


hal ini pendidikan snei musik menjadikan kegiatan bermusik sebagai interaksi
yang dilakukan atas pengungkapan ekspresi dan apresiasi bernyanyi dan
bermain musik bersama-sama akan membuat anak-anak berinteraksi secara
wajar dan menggembirakan. Dengan demikian anak akan menciptakan aspek-
aspek penting yang berguna bagi life-skillnya Pengalaman bermusik akan
memberikan motivasi dan konteks bagi keterampilan anak-anak dalam
berinteraksi (Puspitasari, 2019). Interaksi yang di jalin dalam pembelajaran
dapat dikuatkan dengan menyesuaikan setika dan estetika didalamnya.
2.4 Pembelajaran dalam Pendidikan Seni Musik
Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses, yaitu proses mengatur,
mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar peserta didik sehingga dapat
menumbuhkan dan mendorong peserta didik melakukan proses belajar. Pembelajaran
juga dikatakan sebagai proses memberikan bimbingan atau bantuan kepada peserta
didik dalam melakukan proses belajar. Peran dari guru sebagai pembimbing bertolak
dari banyaknya peserta didik yang bermasalah. Dalam belajar tentunya banyak
perbedaan, seperti adanya peserta didik yang mampu mencerna materi pelajaran, ada
pula peserta didik yang lambah dalam mencerna materi pelajaran. Kedua perbedaan
inilah yang menyebabkan guru mampu mengatur strategi dalam pembelajaran yang
sesuai dengan keadaan setiap peserta didik. Oleh karena itu, jika hakikat belajar
adalah “perubahan”, maka hakikat pembelajaran adalah “pengaturan” (Pane &
Dasopang, 2017).
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tantang
Sistem Pendidikan Nasional, bahwa “pembelajaran adalah proses interaksi pendidik
dengan peserta didik dan sumber belajar yang berlangsung dalam suatu lingkungan
belajar”. Secara Nasional, pembelajaran dipandang sebagai suatu proses interaksi
yang melibatkan komponen-kompenen pembelajaran yang menurut (Fitrah, 2017)
yang
21

diantaranya : (1) Guru, (2) Siswa, (3) Tujuan, (4) Materi Pembelajaran, (5) Metode
Pembelajaran, (6) Alat Pembelajaran, (7) Evaluasi Pembelajaran.
1) Guru
Dalam pembelajaran guru merupakan pelaku utama yang merencanakan,
mengarahkan, dan melaksanakan kegiatan pembelajaran yang terdapat dalam
upaya memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada peserta didik di sekolah.
Seorang guru haruslah memiliki kemampuan dalam mengajar, membimbing dan
membina peserta didiknya dalam kegiatan. Dja’far Siddik (Pane & Dasopang,
2017) mengungkapkan persoalan yang sering terjadi antara guru dengan siswa
adalah konsep pendidikan yang memposisikan para guru atau pendidik yang
dikelompokkan pada proses pembelajaran yang terpusat pada guru (teacher
centered) atau terpusat pada siswa (student centered). Dalam pendidikan seni
musik guru hendaknya tidak terlalu mendominasi pebelajaran melainkan
memberikan banyak pengalaman kepada siswa (Pane & Dasopang, 2017).
2) Siswa
Siswa dapat dipahami sebgai anak didik, dimana dalam Sadullah, (2017,
hlm.135) di kemukakan bahwa “anak didik merupakan seseorang yang sedang
berkembang, memiliki potensi tertentu, dan dengan bantuan pendidikan ia
mengembangkan potensinya tersebut secara optimal”. Jadi setiap anak atau
siswa tentu memiliki sebuah potensi untuk di kembangkan yang mana dalam hal
ini guru perlu mengetahui dan mengembangkan potensi yang ada di dalam
siswa tersebut. Siswa juga dipandang sebagai salahsatu yang berpengaruh
terhadap proses pembelajaran. Hal tersebut dilihat dari banyakknya perbedaan
yang ada dalam setiap individu. Terdapat siswa yang berkemampuan tinggi,
sedang dan rendah, dalam hal ini guru menjadikan siswa sebagai subjek
pembelajaran yang mana guru memberikan bantuan kepada siswa untuk
membentuk pengalamannya (Pane & Dasopang, 2017).

3) Tujuan
Di dalam (Asrori, 2013) di kemukakan bahwa “Tujuan pembelajaran adalah
pernyataan-pernyataan tentang pengetahuan dan kemampuan yang diharapkan
22

dari peserta setelah selesai pembelajaran. Selain itu juga di jelaskan bahwa
tujuan pembelajaran adalah gambaran kemampuan mahasiswa yang
menunjukkan kinerja yang diinginkan yang sebelumnya mereka tidak mampu.
Jadi dalam hal ini tujuan pembelajaran dapat dipahami sebagai sebuah haraan
dan capaian yang akan di capai oleh siswa dari pembelajaran yang dilakukan.
Tujuan pembelajaran dipandang sebagai faktor yang sangat penting dalam
proses pembelajaran. Dengan adanya tujuan, maka guru memiliki pedoman dan
sasaraan yang akan dicapai dalam kegiatan mengajar. Apabila tujuan
pembelajaran sudah jelas dan tegas, maka langkah dan kegiatan pembelajaran
akan lebih terarah. Tujuan dalam pembelajaran yang telah dirumuskan
hendaknya disesuaikan dengan ketersediaan waktu, sarana prasarana dan
kesiapan peserta didik. Sehubungan dengan hal itu, maka seluruh kegiatan guru
dan peserta didik harus diarahkan pada tercapainya tujuan yang telah
diharapkan Pembelajaran (Pane & Dasopang, 2017).

4) Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses
belajar mengajar. Tanpa adanya materi pembelajaran proses belajar mengajar
tidak akan berjalan. Oleh karena itu, guru yang akan mengajar pasti memiliki
dan menguasai materi pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa. Materi
pelajaran merupakan satu sumber belajar bagi siswa. Materi yang disebut
sebagai sumber belajar ini adalah sesuatu yang membawa pesan untuk tujuan
pembelajaran. (Pane & Dasopang, 2017). Materi pelajaran merupakan unsur
paling pokok, mendasar, atau unsur inti yang terdapat pada proses
pembelajaran, karena bahan atau materi pelajaran nantinya yang diupayakan di
sampaikan atau di ajarkan kepada peserta didik untuk dikuasai. Suharsimi
Arikunto (dalam Pane, dan Dasopang, 2017, hlm. 340-350). sejalan dengan itu
Riyana (2011, hlm. 16) menyatakan
Materi pembelajaran sebagai isi dari kurikulum yakni berupa mata
pelajaran atau bidang studi dengan topik/sup topik dan rinciannya,
dengan isi kurikulum dapat dipilah menjadi tiga unsur utama
(pengetahuan benar dan salah berdasarkan prosedur keilmuan), (etika
pengetahuan tentang
23

baik dan buruk) berupa muatan nilai dan estetika (pengetahuan indah dan
jelek) berupa muatan nilai seni.
Materi pembelajaran harus meliputi ranah kognitif (pengetahuan), afektif (sikap
atau nilai) dan psikomotor (keterampilan) Bloom (dalam Krathwohl, 2002, hlm.
212-219). Berlandas tumpu pada bahasan di atas dapat kita pahami bahwa materi
pembelajaran dipandang sebagai substansi yang akan disampaikan dalam proses
belajar mengajar yang diwadahi dalam mata pelajaran dengan isi materi kognitif
(pengetahuan), afektif (sikap atau nilai) dan psikomotor (keterampilan). Proses
belajar mengajar tidak akan berjalan Apabila tidak ada materi pembelajaran.
Maka setiap guru harus senantiasa memahami, memiliki dan menguasai materi
pelajaran yang akan di belajarkan kepada peserta didik.
5) Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan suatu cara yang digunakan dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode sangat
diperlukan oleh guru, penggunaan metode dapat dilakukan secara bervariasi
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Penggunaan metode pembelajaran yang
bervariasi akan memberikan suasana belajar yang menarik, dan tidak
membosankan bagi peserta didik. Akan tetapi, bisa saja penggunaan metode
yang bervariasi menjadikan kegiatan belajar tidak menguntungkan jika
penggunaan metode variasinya tidak tepat. Oleh karena itulah, dalam
menggunakan metode pembelajaran dibutuhkan kompetensi guru untuk memilih
metode yang tepat (Pane & Dasopang, 2017). Menurut Djamarah (2006, hlm.
46) menyatakan metode pembelajaran adalah “suatu cara yang dipergunakan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”. Metode pembelajaran merupakan
cara yang dilakukan dalam mencapai tujuan-tujuan yang sudah ditetapkan
sebelumnya, pada proses pembelajaran, metode sangat perlu digunakan oleh
guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang akan dicapai
setelah proses pembelajaran (Pane, dan Dasopang, 2017, hlm. 340-350). Sejalan
dengan itu Afandi dkk, (2013) mengartikan metode pembelajaran sebagai “cara
atau tahapan yang digunakan dalam interaksi antara peserta didik dan pendidik
untuk mencapai
24

tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sesuai dengan materi dan mekanisme
metode pembelajaran”. Berdasarkan pengertian menurut para ahli di atas dapat
kita pahami bahwa metode pembelajaran dipandang sebagai pendekatan gerak
atau pendekatan stimulus guru dalam memimpin interaksi dengan peserta didik
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Contohnya seperti guru akan melatih
keterampilan bermain gitar peserta didik maka dia akan lebih mengutamakan
interaksi yang menghasilkan siswa mampu lebih aktif.
6) Alat Pembelajaran
Alat pembelajaran merupakan media yang berfungsi sebagai alat bantu untuk
memperlancar penyelengaraan pembelajaran aga lebih efisien dan efektif dalam
mencapai tujuan pembelajaran. Alat atau media pembelajaran dapat berupa
orang, makhluk hidup, benda-benda, dan segala sesuatu yang dapat digunakan
guru sebagai perantara untuk menyajikan bahan pelajaran (Afandi dkk, 2013).
Alat pembelajaran diasumsikan sebagai media yang berfungsi sebagai alat bantu
yang digunakan guru sebagai perantara untuk menyajikan bahan pelajaran untuk
memperlancar penyelenggaraan pembelajaran serta membantu agar lebih efisien
dan efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran (Pane, dan Dasopang, 2017,
hlm. 340-350). Menurut Pane, dan Dasopang (2017, hlm. 340-350) “Alat
pembelajaran dapat berupa orang, makhluk hidup, benda-benda, dan segala
sesuatu yang dapat digunakan guru sebagai perantara untuk menyajikan bahan
pelajaran”. Akan tetapi dalam menggunakan alat pembelajaran Pane, dan
Dasopang (2017, hlm. 340-350) menyatakan perlu mempertimbangkan beberapa
hal berikut:
a) Alat pendidikan harus cocok atau sesuai dalam mencapai tujuan
pembelajaran tertentu.
b) Pendidik memahami dengan baik peranan alat pembelajaran yang digunakan
serta dapat memanfaatkannya secara baik sesuai dengan bahan/ materi
pelajaran serta tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
c) Peserta didik dapat menerima dengan baik penggunaan alat pembelajaran
sesuai dengan kondisi dan latar belakang usianya, dan bakat-bakatnya.
25

d) Alat pembelajaran haruslah memberikan dampak atau hasil yang baik serta
tidak menimbulkan dampak negative terhadap perkembangan akhlak
agamanya, maupun terhadap perkembangan fisik dan psikologisnya.
Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa alat pembelajaran
merupakan media alat bantu berupa makhluk hidup, benda atau segala hal yang
dapat dijadikan perantara antara pendidik dan peserta didik dalam
menyampaikan materi pelajaran.
7) Evaluasi Pembelajaran
Komponen terakhir dalam sistem pembelajaran. Evaluasi bukan saja berfungsi
untuk melihat keberhasilan siswa dalam pembelajaran, akan tetapi juga berfungsi
sebagai umpan balik guru atas kinerja yang telah dilakukannya dalam proses
pembelajaran. Melalui evaluasi dapat diketahui kekurangan dalam pemanfaatan
berbagai komponen dalam pembelajaran (Pane & Dasopang, 2017). Menurut
Arifin (2012, hlm. 12) evaluasi pembelajaran adalah “suatu proses atau kegiatan
yang sistematis, berkelanjutan dan menyeluruh dalam rangka pengendalian,
penjaminan dan penetapan kualitas (nilai dan arti) pembelajaran terhadap
berbagai komponen pembelajaran, berdasarkan pertimbangan dan kriteria
tertentu, sebagai bentuk pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan
pembelajaran”. Evaluasi dapat dipahami sebagai komponen terakhir tolak ukur
pencapaian dalam sebuah pembelajaran atau proses pembelajaran, pelaksanaan
evaluasi dapat menunjukan keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran
ataupun sebagai umpan atau tolak ukur balik guru dari kinerja yang telah
dilakukannya dalam proses pembelajaran (Pane, dan Dasopang, 2017).
Berdasarkan pengertian di atas evelausi pembelajaran dapat diasumsikan sebagai
penialian dari semua komponen pembelajaran untuk mengukur capaian
pembelajaran yang telah ditentukan dengan cara sistematis dan terukur oleh guru
dan peserta didik.

2.5 Pengertian Persepsi


Persepsi diambil melalui sebuah kata dalam Bahasa Inggris dimana perception
berarti persepsi, penglihatan, tanggapan. Di dalam kamus bahasa Indonesia di
utarakan bahwa persepsi diartikan sebagai sebuah tanggapan atau sebuah
penerimaan secara
26

langsung (KBBI Daring). Dalam hal ini persepsi berpengaruh terhadap sikap dan
makna menentukan sebuah prilaku. Persepsi tidak lepas dari pengamatan para ahli
teori psikologi dan teori komunikasi. Mengelola persepsi menjadi hal yang penting
sebagai dasar membangun kepercayaan individu, publik, dan bahkan sebagai senjata
persuasif untuk mempengaruhi pemikiran individu lain. Persepsi merupakan proses
pemberian makna sejalan dengan Ansori (Dalam Fahmi, 2020, hlm.10) bahwa
“Persepsi adalah proses individu dalam menginterpretasikan, mengorganisasikan, dan
memberi makna terhadap stimulus yagn berasal dari lingkungan di mana individu
tersebut berada, yang berasal dari proses belajar dan pengalaan”. Rahmat (Dalam
Fahmi, 2020, hlm.11) mendefinisikan “persepsi sebagai pengalaman tentang objek
yang diterima atau hubungan-hubungan yang di peroleh dengan menyimpulkan
informasi dan menafsirkan pesan, kesamaan pendapat ini terlihat dari makna
penyimpulan informasi dan menafsirkan pesan yang memiliki keterkaitan dengan
proses untuk memberi arti”. sehingga dapat dipahami bahwa persepsi merupakan
sebuah proses pemaknaan atau pengambilan suatu makna terhadap suatu objek.
Berdasarkan bahasan tersebut dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa persepsi akan
mempengaruhi suatu prilaku. Persepsi dipandang sebagi tanggapan atau suatu
gambaran secara langsung yang terserap melalui panca indra. Dengan kata lain dapat
disimpulkan bahwa persepsi mempengaruhi perilaku seseorang atau perilaku
merupakan cermin persepsi yang dimilikinya. Persepsi adalah tanggapan atau
gambaran langsung dari suatu serapan seseorang dalam mengetahui beberapa hal
melalui panca indera.
2.5.1 Terbentuknya Persepsi
Persepsi dipandang sebagai suatu proses yang dilakukan melalui pengindraan.
Sedangkan pengindraan dipandang sebagai suatu proses masuknya stimulus yang
terjadi pada individu melalui alat reseptor atau alat indra dan selanjutnya stimulus
tersebut di proses dan di terima oleh otak, Stimulus diterima oleh alat indera,
kemudian melalui proses persepsi sesuatu yang diindera tersebut menjadi sesuatu
yang berarti setelah diorganisasikan dan diinterpretasikan. Sehingga dapat
dikemukakan bahwa persepsi itu merupakan proses pengorganisasian, penginter-
pretasikan terhadap
27

stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu
yang berarti, dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu, (Faudy,
2015).
Dalam pembentukan persepsi tentunya ada syarat untuk lahirnya persepsi
tersebut, syarat persepsi dipandang sebagai alat yang harus ada untuk memenuhi
adanya persepsi. Menurut Walgito (2010, hlm. 87-131) “apabila seseorang akan
melakukan persepsi, maka harus memenuhi syarat-syarat berikut; (1) adanya objek
yang apersepsi, (2) adanya indera atau reseptor, (3) perhatian dari individu”.
1) Objek yang dipersepsi
Objek yang di persepsikan dapat dipahami sebagai suatu sasaran yang nanti
akan di resepsi melalui alat indra untuk kemudian di ambil suatu makna oleh
seseorang. Obyek yang dipersepsi akan menimbulkan sebuah stimulus
terhadap alat indera atau reseptor, terjadinya suatu proses resepsi ketika
terdapat objek yang membuat tanggapan dengan alat indera, stimulus tersebut
berasal dari luar individu maupun dari dalam diri individu, kemudian
terhubung pada saraf penerima yang bekerja sebagai reseptor (Walgito, 2010).
2) Alat indera, syaraf dan susunan syaraf
Alat indra, syaraf dan sususan saraf dipandang sebagai suatu alat yang
digunakan sebagai reseptor yang mana dalam hal ini tentu dimiliki dan ada
pada diri setiap manusia. Alat indera atau reseptor dipandang sebagai alat
untuk menerima stimulus, setiap individu memliki alat indera untuk mencari
asumsi yang akan dia temukan, kemudian diteruskan dengan alat sensoris ke
pusat susunan saraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran untuk dapat
membentuk persepsi seseorang (Walgito, 2010).
3) Perhatian
Perhatian dipandang sebagai sebuah perlakukan psikologis yang ada pada diri
manusia dimana perhatian lebih menekankan pada aspek atau suatu fenomena
yang di anggap menarik sehingga perhatian seseorang dapat fokus. Dalam
proses pembentukan persepsi diperlukan adanya perhatian atau pemusatan,
konsentrasi pada satu objek, dalam pemberian perhatian alat indera akan
semakin terangsang untuk mengolah atau menyerap yang diperhatikannya, hal
28

tersebut langkah utama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan


persepsi (Walgito, 2010)
Berdasarkan syarat-syarat persepsi menurut ahli di atas dapat kita pahami
bahwa syarat membentuk persepsi pada diri seseorang harus adanya obyek yang akan
di persepsi kemudian diberkan perhatian untuk serap melalui Alat indera, syaraf dan
susunan syaraf.
2.5.2 Jenis Persepsi
Setiap orang akan berbeda dalam memberikan persepsi, tergantung bagaimana
indikator atau faktor yang mempengaruhi mereka, semakin baik indikator atau faktor
yang mempengaruhi mereka, maka persepsinya cenderung akan bisa mengarah ke
dalam persepsi baik atau persepsi jelas, begitupun apabila pengaruh dari indikator
semakin melemah atau kurang baik maka persepsinya cenderung akan mengarahkan
ke dalam persepsi yang kurang baik atau kurang jelas. Sejalan dengan itu Menurut
Walgito (dalam Pratiwi dkk., 2018) menyatakan “persepsi terbagi menjadi 2 jenis
yaitu: (1) persepsi baik (2) persepsi buruk”.
1) Persepsi baik
Persepsi baik merupakan suatu pandangan atau tanggapan yang dalam hal ini
seseorang menyetujui tentang objek yang di perhatikan. Persepi yang baik
dipandang sebagai seuatu persepsi atau pandangan yang menunjukkan
kesesuaian atau persetujuan dari individu terhadap segala bentuk kejadian,
pengetahuan dan tanggapan pada sebuah fenomena yang terjadi atau yang
dilihat oleh indranya, kemudian ada upaya dari seseorang untuk
menindaklanjutinya dengan memberikan tanggapan baik. Walgito (dalam
Pratiwi dkk ; 2018).
2) Persepsi buruk
Persepsi buruk merupakan suatu pandangan atau tanggapan yang dalam hal
ini seseorang tidak setuju tentang objek yang di perhatikan. Persepsi buruk
diasumsikan sebagai persepsi atau pandangan yang menunjukan
ketidaksesuaian serta ketidaksetujuan individu terhadap segala bentuk
kejadian atau suatu yang terjadi dan diteruskan dengan memberikan
kepastian untuk
29

menerima maupun menolak dan menentang segala hal dari usaha objek yang
dipersepsikan. Walgito (dalam Pratiwi dkk ; 2018).
Beradasarkan dari pemahaman diatas dapat kita asumsikan bahwa seseorang
atau individu akan memberikan persepsi baik atau persepsi buruk, persepsi baik
diberikan apabila kesesuaian respons dari individu terhadap segala bentuk kejadian,
pengetahuan dan tanggapan beradasarkan keadaannya, persepsi buruk diberikan
ketika ada ketidaksesuaian antara kejadian atau pengetahuan yang dia miliki dengan
objek yang apersepsi.
2.5.3 Faktor-faktor yang memperngaruhi Persepsi
Pada proses pembentukan persepsi tentunya ada faktor yang mempengaruhi
persepsi tersebut, faktor tersebut tentunya berkaitan dengan individu yang
mempersepsikan serta objek yang dipersepsikan. Sejalan dengan itu menurut Parek
(dalam Asrori, 2019, hlm. 51) pada dasarnya ‘persepsi berkaitan dengan respon
perlakuan seseorang terhadap informasi tentang suatu objek yang masuk pada dirinya
melalui proses pengamatan dengan menggunakan panca indra yang dimilikinya’.
Sebagaimana yang diterangkan Pinaryo (2016, hlm. 53) “faktor-faktor dalam
pembentukan persepsi terdapat dua bagian yaitu faktor internal dan eksternal”.
1) Faktor Internal
Faktor internal tentunya faktor yang ada dalam diri paling dekat pada
individu, karena sumbernya berfokus pada dirinya sendiri. Dalam Pinaryo
(2016, hlm. 53) menyebutkan “faktor internal terdapat pada diri individu
untuk mempengaruhi persepsi mencakup hal-hal yang ada pada dirinya
antara lain:
(a) fisiologis, (b) perhatian, (c) minat, (d) kebutuhan, (e) pengalaman dan
ingatan, (f), suasana hati”.
a) Fisiologis
Faktor internal fisiologis dalam diri seseorang berbeda-beda tergantung
pada kondisi individualnya, faktor fisiologis berupa informasi yang
didapatkan melalui alat indera, kemudian informasi tersebut akan saling
mempengaruhi serta melengkapi untuk dapat memberikan arti pada
lingkungan sekitarnya atau objek yang dipersepsi (Pinaryo, 2016).
30

Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui setiap fisiologis individu pasti


memiliki perbedaan dalam memahami objek dengan alat inderanya,
semakin baik alat indera yang seseorang gunakan maka semakin detail
persepsi yang akan diberikan, sehingga hal tersebut mengakibatkan atau
mempengaruhi hasil persepsi dari seseorang.

b) Perhatian
Perhatian dapat diasumsikan sebagai pemusatan kesadaran pada titik atau
objek tertentu dari alat indera seseorang dengan membutuhkan sejumlah
energi untuk memperhatikan atau memfokuskan pada suatu objek
(Pinaryo, 2016). Berdasarkan pendapat pinaryo tersebut dapat kita
asumsikan bahwa setiap individu pasti memliki perhatian berbeda pada
suatu objek, semakin kuat perhatian seseorang maka semakin detail
persepsi yang akan diberikan, sehingga hal tersebut bisa mempengaruhi
hasil persepsi dari seseorang.
c) Minat
Faktor internal minat menunjukan bahwa persepsi tergantung pada suatu
obyek perceptual vigilance yang digunakan untuk mempersepsi.
Perceptual vigilance adalah kecenderungan individu untuk
memperhatikan dengan fokus dari stimulus sesuai dengan minatnya
(Pinaryo, 2016) sejalan dengan itu dapat dipahami bahwa minat
merupakan kecenderungan rasa suka, keinginan atau ketertarikan lebih
pada suatu objek dengan penuh kesadaran tanpa adanya pengaruh orang
lain. Berdasarkan hal tersebut dari minat yang dimiliki seorang terhadap
suatu objek tentunya tidak sama sehingga persepsi yang diberikan akan
berbeda.
d) Kebutuhan
Kebutuhan diasumsikan sebagai perilaku terarah dari individu beradsarkan
kemauan atau keinginan yang ingin dimiliki seseorang untuk memuaskan
dirinya, dalam faktor internal kebutuhan ini dapat diketahui dari kekuatan
individu mencari objek- objek atau pesan yang dilihatnya untuk
memberikan jawaban sesuai dengan kebutuhan dirinya (Pinaryo, 2016).
Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui setiap individu pasti memiliki
31

kebutuhan yang berbeda atas dirinya, apabila objek yang persepsi sesuai
atau berhubungan dengan kebutuhan invidu sehingga hal tersebut
mengakibatkan atau mempengaruhi hasil persepsi dari seseorang.
e) Pengalaman dan Ingatan
Setiap orang memiliki pengalaman yang berbeda, pengalaman didapatkan
dari lingkungan atau kejadian yang dialami, setiap orang memiliki
kehidupan masing-masing yang menghasilkan pengalaman berbeda dari
setiap individu, faktor internal pengalaman tergantung pada ingatan
individu, semakin bagus pengalaman dan ingatan seseorang pada
kejadian- kejadian maka dapat mempengaruhi persepsi yang diberikan
(Pinaryo, 2016)
f) Suasana Hati
Setiap orang bisa berubah-ubah perasaannya, bisa senangg, bisa sedih,
bisa bahagia, bisa berduka, dalam menjalani sebuah kehidupan orang yang
berbahagia cenderung akan bertingkahlaku dan merespon keadaan sekitar
dengan baik, sedangkan orang yang sedang memiliki suasana hati sedih
atau kurang bahagia cenderung merespon keadaan sekitar kurang baik atau
peka. Dengan faktor internal suasana hati menunjukan bahwa keadaan
emosi atau perasaan dapat mempengaruhi perilaku seseorang dalam
menerima, bereaksi dan mengingat (Pinaryo, 2016).
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal dipandang sebagai faktor yang datang dari luar diri
seseorang dalam memberikan persepsi, faktor eksternal tersebut menjadi
stimulus dari luar untuk memberikan persepsi. Sejalan dengan itu Pinaryo
(2016, hlm. 53) menyatkan “faktor eksternal yang dapat mempengaruhi
persepsi adalah sebagai berikut: (a) ukuran atau penempatan objek
stimulus,
(b) warna dari objek-objek, (c) keunikan dan kekonstrasan stimulus, (d)
intensitas dan kekuatan dari stimulus, (e) gerakan atau motion”.
a) Ukuran atau penempatan objek stimulus
32

Faktor ukuran dalam penempatan dari objek atau stimulus dapat


mempengaruhi persepsi yang diberikan, karena semakin besarnya
hubungan dari suatu objek, akan memudahkan untuk dipahami, karena
individu dengan melihat bentuk ukuran suatu obyek akan mudahkan untuk
lebih memperhatikan sehingga membentuk persepsi yang lebih jelas
dengan apa yang dilihatnya (Pinaryo, 2016)
b) Warna dari objek-objek
Objek yang memiliki cahaya lebih banyak memiliki peluang untuk
menggambarkan lebih jelas dalam penyerapan oleh alat indera, sehingga
akan mudah dipahami dibandingkan dengan yang memiliki cahaya sedikit,
hal tersebut karena dapat membantu fokus dari penglihatan dari individu
yang melihatnya (Pinaryo, 2016).
c) Keunikan dan kekontrasan stimulus
Faktor eksternal dari keunikan dan kekontrasan stimulus akan
mempengaruhi persepsi karena keunikan dapat menjadi penarik perhatian
untuk bisa dipahami atau diketahui dengan baik serta kekontrasan dapat
mengarahkan dalam kejelasan untuk memberikan respon atau kejelasan
dibandingkan objek lainnya (Pinaryo, 2016).
d) Intensitas dan kekuatan dari stimulus
Stimulus dari luar mampu memberikan makna lebih apabila lebih sering
diperhatikan atau lebih sering berinteraksi dengan objek tersebut, sehingga
objek lebih kuat, kekuatan dari stimulus tersebut merupakan daya dari
suatu objek untuk mempengaruhi persepsi. (Pinaryo, 2016).

e) Gerakan atau motion


Faktor eksternal dari gerakan atau motion menjelaskan bahwa setiap
individu lebih tertarik dan memberikan perhatian terhadap benda yang
gerak, karena akan memberikan kefokusan untuk terus dipahami sehingga
akan banyak memberikan perhatian terhadap objek memberi gerakan
dibandingkan objek yang diam (Pinaryo, 2016).
33

Berdasarkan faktor-faktor menurut para ahli, dapat kita asumsikan bahwa


dalam proses pemerolehan persepsi tidak terlepas dari pengaruh internal serta faktor
eksternal yang di proses melalui susunan syaraf untuk dialakukan penerimaan yang
melahirkan sebuah evaluasi atau perhatian dalam bentuk tanggapan. Faktor internal
merupakan pemberian persepsi yang keterkaitan dengan diri individunya sendiri
misalnya; perbedaan pengalaman, motivasi, latar belakang pendidikan, kepribadian
dan kebutuhan. Faktor eksternal merupakan faktor yang berkaitan dengan intensitas
dan ukuran gerakan, rangsang, pengulangan, dan sesuatu hal yang baru dari individu
yang akan memberikan persepsi.
2.6 Pengertian Guru
Pengertian guru secara sederhana dapat dipandang sebagai seseorang yang
memberikan sesuatu ilmu pengetahun terhadap anak yang mana semua tidak harus
selalu terikat pada suatu ikatan khusus, yang berarti siapapun bisa menjadi sekolang
guru. Masyarakat memandang guru sebagai orang yang mampu melaksanakan
pendidikan pada tempat tertentu dan tidak selalu harus di lembaga pendidikan secara
formal yang mana dalam hal ini guru tida hanya terikat pada suatu lembaga yang
formal akan tetapi guru juga adalah seseorang yang dimanapun dan kapanpun dapat
siap untuk menjalankan tugasnya sebagai guru untuk kecerdasan masyarakat.
(Djamarah, 2005).
Guru memiliki sebuah tanggung jawab berat karena telah diberikan sebuah
kepercayaan oleh masyarakat. Dimana guru memiliki tanggungan tugas yang berat.
Namun dari tanggungan tugas yang berta itu ada yang lebih berat dari itu, yakni
tanggung jawab, sebab tanggung jawab guru nyatanya tidak selalu harus ada di
sekolah secara formal, tetapi juga diluar sekolah. Sehingga guru tida hanya memiliki
beban mengajarkan siswa secara klasikal atau berkelompok melainkan guru juga haru
dapat memberikan pembinaan secara individu (Djamarah, 2005). Berdasarkan
bahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa guru dipandang sebagai seseorang yang
berwenang dan bertanggung jawab dalam membimbing dan membinan anak didik
secara individual maupum klasikal (kelompok).
Dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah guru yang dimaksud adalah
seseorang yang di beri tugas untuk membimbing dan mengarahkan siswa untuk
34

mencapai suatu tujuan dimana hal tersebut berbeda dengan pengertian guru dalam
masyarakat nya menyatakan guru tidak harus terikat oleh suatu lembaga. Hal tersebut
sejalan dengan (Heriyansyah, 2018, hlm.33) yang menyatakan bahwa “Guru
merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan suatu keahlian khusus,
pekerjaannya tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang tanpa memiliki keahlian
sebagai guru”.
2.6.1 Tugas Guru
Guru adalah figur seorang pemimpin, dimana guru dituntut untuk memberikan
suatu teladan kepada muridnya, karena tentu murid akn menjadi suatu objek atau
subjek dalam sebuah pembelajaran yang berinteraksi antara guru dengan murid.
Tugas guru sebagai suatu profesi menuntut kepada guru untuk menembangkan
profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mendidik,
mengajar, dan emlatih anak didik adalah tugas guru sebagai suatu profesi. Tugas guru
sebagai pendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup kepada
anak didik. Tugas guru sebagi pengajar berarti mengembangkan keterampilan dan
menerapkannya dalam kehidupan demi masa depan anak didik, (Djamarah, 2005).
2.6.2 Peranan Guru
Peranan guru sebagai pendidik atau siapapun yang melibatkan dirinya menjadi
seorang guru, maka diperlukan sebuah peranan yang di uraikan menurut (Djamarah,
2005) sebagai berikut : (1) korektor, (2) Inspirator, (3) informator, (4) organisator, (5)
motivator, (6) inisiator, (7) fasilitator, (8) pembimbing, (9) demonstrator, (10)
pengelola kelas (11) mediator, (12) supervisor, (13) evaluator”.
1) Korektor/yang mengkoreksi.
Korektor dapat diartikan sebagai orang yang memberikan koreksi untuk
menjadikan objek yang dikoreksi dapat pada kondisi yang baik, dalam hal ini
guru harus memberikan koreksi untuk kemajuan atau perkembangan lebih baik
dari apa yang dia koreksi. Peran guru sebagai korektor, guru mampu
membedakan antara nilai yang baik dan nilai yang buruk, kedua tersebut
dipahami berdasarkan lingkungan masyarakat dan kedua nilai tersebut
mungkin sudah ada pada diri peserta didik atau mungkin pula telah
mempengaruhinya sebelum peserta didik masuk sekolah (Djamarah, 2005).
35

2) Inspirator/yang menginspirasi.
Inspirator dipandang sebagai sebagai seorang sosok yang mampu memberikan
inspirasi atau pandangan baik atas dirinya dari orang lain yang mampu menarik
perhatian agar siapa saja yang menjadikannya sebagai inspirator dapat
menginspirasi demi kemajuannya dalam bebagai hal apapun itu. Peran guru
sebagai inspirator, guru harus dapat memberikan petunjuk dan dukungan yang
baik untuk kemajuan pembelajaran peserta didik. Peserta didik memiliki
permasalahan dalam pembelajaran oleh karena itu guru harus dapat
memberikan petunjuk dan dukungan bagaimana cara belajar yang baik
(Djamarah, 2005).
3) Informator.
Informator dapat dipandang sebagai seseorang yang senantiasa memberikan
informasi, yang mana informasi tersebut dapat digunakan atau di maksani
sebagai sebuah pengetahuan. Setiap orang tentunya harus dapat menjadi
informator atau menjadi pemberi informasi, peran guru dalam menjadi
informator tentunya guru harus senantiasa memberikan informasi untuk terus
menunjang pengetahuan maupun pengalaman dari peserta didik. Peran guru
sebagai informator, guru dituntut untuk senantiasa memberikan informasi
apapun yang dapat menambah pengetahuan, guru dapat memberikan serta
mengemabangkan pengetahuan dan teknologi di luar mata pelajaran
dimanapaun di luar kelas atau luar pelajaran khusus (Djamarah, 2005).
4) Organisator.
Dalam proses sebuah pembelajaran tentunya sebuah keharusan diadakannya
sebuah pengaturan atau cara sistematis yang mana dalam hal ini
pengorganisasian yang baik sangat dapat bermanfaat bagi apapun itu yang di
laksanakan. Dalam hal ini, guru harus bisa berperan mengelola kegiatan
akademik maupun non akademik, memngatur untuk dapat melaksanakan
pembelajaran atau memberikan gambaran pola kehidupan sehari-hari yang baik
kepada peserta didik, menyusun tata tertib, menyusun kalender akademik, serta
kegiatan lainnya (Djamarah, 2005)
5) Motivator.
36

Motivator dapat dipandang sebagai orang yang mampu memberikan dorongan


atau suatu motivasi untuk orang lain guna kebermanfaatan diri seseorang, yang
mana motivator dapat menjadi aspek yang penting untuk di perhatikan,
engingat setiap orang pasti selalu memiliki kondisi psikologi yang berbeda-
beda. Peran guru sebagai motivator, guru hendaknya dapat mendorong peserta
didik untuk bersemangat dan aktif belajar. Dalam upaya memberikan motivasi,
guru dapat mencari tahu motif-motif yang melatarbelakangi peserta didik
semangat belajar, malas belajar, susah belajar, maupun menurun prestasinya
(Djamarah, 2005).
6) Inisiator.
Inisiator dapat dipandang sebagai seseoang yang mampu menginisi dimana
seseorang menyadari bahwa perlu adanya suatu sikap atau hal baru sebagai
kebaharuan yang hendak dilakukan untuk memberikan perbaikan atau
perubahan lebih baik lagi. Peran guru sebagai inisiator, guru harus mampu
menjadi pembawa perubahan atau menciptakan ide-ide kemajuan dalam
pendidikan dan pengajaran meski tidak ada tuntutan untuk senantiasa dituntut
berubah (Djamarah, 2005).
7) Fasilitator.
Fasilitator dapat di pandang sebagai seseorang yang mampu untuk
memfasilitasi dalam hal apa pun itu, yang mana seseorang dapat menjadi
pemberi fasilitas yang dibutuhkan pada suatu kondisi tertentu. Peran guru
sebagai fasilitator, guru mampu membuat fasilitas untuk kemudahan kegiatan
belajar peserta didik, seperti menghadirkan lingkungan belajar yang
menyenangkan, meja dan kursi yang rapi dan lain-lain untuk menghindari rasa
malas dan tidak semangat belajar bagi peserta didik (Djamarah, 2005).

8) Pembimbing.
Pembimbing dapat dipandang sebagai orang yang senantiasa mengarahkan,
membimbing, mengintruksikan untuk dapat lebih baik lagi, yang mana
pembimbing dalam hal ini dapat dipahami sebagai suatu teladan atau juga
dapat dipahami sebagai seorang pemimpin yang dapat mengarahkan pada
kondisi
37

yang baik. Guru harus mampu menjadi pembimbing, karena kehadiran guru di
sekolah harus mampu membimbing peserta didik menjadi lebih baik lagi dari
berbagai aspek (Djamarah, 2005)
9) Demonstrator.
Demonstrator dapat dipahami juga sebagai seseorang yang mampu
memberikan contoh atau suatu gambaran tentang suatu hal, yang mana dalam
hal ini demonstrator harus memperagakan apa yang nanti akan di persepsikan
atau di pahami oleh orang lain. Peran guru sebagai demonstrator, guru harus
mampu berusaha membantu peserta didik untuk memahami bahan pelajaran
yang sukar untuk dipahami, yaitu dengan cara memperagakan apa yang
diajarkan secara jelas (Djamarah, 2005). Peran guru sebagai demonstrator
senantiasa menghadirkan dukungan secara langsung dengan
mendemontrasikan apa yang akan peserta didik pelajari.
10) Pengelola kelas.
Pengelola kelas dapat di pahai sebagai seseorang yang mampu mengelola dan
mengkondisikan suatu keadaan agar tercipta suatu kondisi yang kondusif dan
berjalan lancer. Dalam kelas tentunya hanya terdapat guru dan peserta didik,
pengelola kelas dipandang sebagai orang yang mampu mengatur atau
merencanakan apa yang ada di dalam kelas untuk dijadikan fasilitas belajar
serta mampu mengahadirkan suasana pembelajaran yang baik. Peran guru
sebagai pengelola kelas, guru harus mampu mengelola kelas dengan baik,
karena kelas tempat belajar peserta didik dan guru dalam rangka melakukan
proses pembelajaran (Djamarah, 2005).
11) Mediator.
Mediator dapat di pahami sebagai seseorang yang mampu masuk dalam suatu
permasalahan yang mana kehadiran mediator akan menjadi seseorang yang
mampu mampu menenangkan atau menengahi sebuah permasalahan, termasuk
masalah pembelajaran. peran guru sebagai mediator, guru mampu memahami
media pendidikan dalam berbagai bentuk dan jenisnya untuk kelancaran proses
pembelajaran agar mudah dipahami peserta didik (Djamarah, 2005).
38

12) Supervisor.
Suvervisor dipandang sebagai seseorang yang mampu mengembangkan suatu
program, organisasi atau sebuah kelompok tertentu yang mana kehadiran
suvervisor dapat menjadikan kelompok dapat berkembang dan menuju pada
arah lebih maju. Guru tidak hanya dituntut untuk menyiapkan, membimbing,
atau melaksanakan pembelajaran, akan tetapi guru juga harus berperan sebagai
supervisor, dengan cara guru harus mampu membantu, memperbaiki, dan
menilai secara kritis dalam proses pembelajaran. (Djamarah, 2005).
13) Evaluator.
Evaluator dapat dipahami sebagai seseorang yang mampu meberikan suatu
penilaian atau suatu evaluasi yang mana dalam hal ini selain dari menilai
evaluator pun dapat memberikan masukan tertentu untuk pengembangan atau
peningkatan ke arah yang lebih baik. Pada hal ini guru harus mampu menjadi
evaluator yang baik dan jujur, untuk memberikan penilaian pada aspek
ekstrinsik dan instrinsik (Djamarah, 2005, hlm. 37).

Berdasarkan peran guru yang di sampaikan Djamarah, (2005) diatas, dapat di


pahami bahwa guru memiliki banyak peran dalam proses pembelajaran,
terlaksananya dengan baik peran guru dapat mengantarkan ke dalam proses
pembelajaran yang mampu mencapai tujuan pembelajaran, akan tetapi apabila guru
dalam pemeblajaran kurang berperan maka tujuan pembelajaran akan sulit tercapai.

2.7 Pengertian Persepsi Guru


Pengertian persepsi guru adalah cara pandang sekelompok manusia yang hidup
bersama dalam suatu lingkungan tertentu berdasarkan pada pengetahuan, penglihatan
dan pengamatan sehingga guru satu dengan yang lain menghasilkan pendapat yang
berbeda walaupun obyeknya sama. Dalam penelitian ini peneliti bermaksud menggali
persepsi guru sekolah dasar terhadap pendidikan seni musik, sehingga peneliti
mengarahkan alur pesepsi masyarakat dari mulai:
1) Hakikat Pendidikan Seni Musik. Peneliti melihat sejauh mana guru mengetahui
Hakikat Pendidikan Seni Musik melalui persepsinya.
39

2) Manfaat Pendidikan Seni Musik. Peneliti melihat sejauhmana guru mengetahui


manfaat Pendidikan Seni Musik melalui persepsinya, sehingga guru menilai
mengenai keberadaan Pendidikan Seni Musik sebagai mata pelajaran yang
memiliki dampak baik.
3) Pembelajaran dalam Pendidikan Seni Musik. Peneliti melihat sejauh mana guru
mempersepsikan Pembelajaran dalam Pendidikan Seni Musik didik melalui
persepsinya, sehingga guru menilai tentang pelaksanaan pendidikan seni musik
yang baik sagat penting terhadap peserta didik.
2.8 Kerangka Berpikir
Dalam kegiatan pembelajaran, Pendidikan Seni Musik di sekolah dasar
memiliki peran yang sangat penting. Pelaksanaan Pendidikan Seni Musik di sekolah
dasar yang sesuai pada hakikatnya akan memberikan siswa stimulus terhadap siswa
agar potensi musikal yang ada didalam dirinya dapat berkembang. Hal ini sejalan
dengan teori Howard Gardner (dalam Rofiah, 2016) bahwa setiap individu memiliki 8
potensi kecerdasan yang biasa di sebut kecerdsan majemuk yang salahsatunya adalah
kecerdasan musikal.
Kenyataan dilapangan saat ini, pelaksanaan pendidikan seni musik tidak
berjalan secara optimal bahkan kadang tidak telaksana, hal tersebut sesuai
berdasarkan kajian literatur yang menyebutkan bahwa kemampuan guru sekolah
dasar dalam musik tidak di miliki melalui pendidikan secara formal, melainkan hasil
dari pengaruh lingkungan, keturunan serta pembelajaran secara otodidak, selain itu
peneliti juga melakukan kegiatan studi pendahuluan pada beberapa sekolah di Kota
Tasikmalaya dimana terdapat guru yang tidak melaksanakan kegiatan pendidikan seni
musik. Hal ini tentu menjadi fenomena yang peneliti anggap dalam kategori tidak
wajar, sehingga mendorong peneliti untuk melihat Persepsi Guru Sekolah Dasar
Terhadap Pendidikan Seni Musik di Kota Tasikmalaya.
2.9 Anggapan Dasar
Dalam penelitian ini peneliti merasa perlu untuk mengutarakan sebuah asumsi
yang kuat perihal kedudukan permasalahan penelitian. Anggapan Dasar dipandang
sebagai sebuah titik tolak pemikiran dimana kebenarannya diterima oleh peneliti,
40

Winarno Surakhmad (Dalam Arikunto, 2013) Anggapan dasar haruslah berdasar


terhadap kebenaran dimana peneliti dapat meyakini kebenaran tersebut. Sejalan
dengan itu (Arikunto, 2013, hlm.63) menyebutkan bahwa anggapan dasar dipandang
sebagai sesuatu yang diyakinai kebenarannya oleh peneliti dimana akan berfungsi
menjadi hal- hal yang dijadikan sebagai tempai berpijak bagi peneliti dalam
melaksanakan sebuah penelitian. Adapun anggapan dasar dalam penelitian ini adalah:
1) Persepsi guru terhadap pendidikan seni musik dipandang penting dalam lingkup
pendidikan sekolah dasar
2) Pendidikan seni musik di sekolah dasar jarang dilaksanakan
3) Guru dipandang memiliki peran penting dalam pendidikan seni musik di sekolah
dasar.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
3.1.1 Pendekatan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan persepsi guru sekolah dasar
terhadap pendidikan seni musik di-kota Tasikmalaya. Dalam hal ini pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Tujuan dari pendekatan kuantitatif guna
mendapatkan jawaban berupa data berdasarkan format angka. Sejalan dengan Burns
dan Bush (Dalam Mangkunegara, 2011) di jelaskan bahwa penelitian kuantitatif
dipandang sebagai penelitian yang membutuhkan penggunaan struktur pertanyaan
dimana pilihan jawaban tersebut di sediakan dan membutuhnya responden yang
banyak. Format dalam penelitian ini adalah berupa angket.
3.1.2 Metode penelitian
Menurut Sugiyono, (2016 hlm.2) di jelaskan bahwa metode penelitian
dipandang sebagai sebuah cara dan lagkah-langkah dalam penelitian. Cara ilmiah
diartikan sebagai kegiatan penelitian yang berdasar pada sebuah ciri keilmuan, seperti
halnya rasional, empiris, dan sistematis. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
metode survei, dimana Wimmer-Dominicik (Dalam Morissan, 2018, hlm.166)
mengemukakan bahwa penelitian survey dapat dibagi menjadi dua kategori yakni
survei deskriptif (deskriptif survey) dan survei analisis ( analytical survey). Dari
penjelasan mengenai kategori di atas, maka penelitian ini menggunakan metode
survei deskriptif, yang sejalan dengan Morissan, (2018, hlm 166) dimana dijelaskan
bahwa metode survei desktriptif memiliki upaya untuk menjelakan atau mencatat
kondisi maupun sebuah sikap guna menjalankan apa yang telah terjadi pada saat ini.
Sehingga peneliti dapat menjelaskan atau mencatat kondisi persepsi guru sekolah
dasar terhadap pendidikan seni musik di Kota Tasikmalaya untuk di ketahui tingkat
persepsi guru sekolah dasar terhadap pendidikan seni musik yang kemudian di
kategorikan dalam persepsi baik atau tidak baik. Berikut di tampilkan prosedur
penelitian survei kuantitatif melalui gambar 3.1

41
42

Gambar 3. 1 Prosedur Penelitian Survei Kuantitatif

3.2 Partisipan, Waktu dan Tempat Penelitian


1) Partisipan Penelitian
Partisipan merupakan subjek yang terlibat dalam penelitian. Penelitian ini
melibatkan partisipan yaitu:
a) Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Kota Tasikmalaya
Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Kota Tasikmalaya
membantu dalam perizinan dan pendistribusian angket online untuk di isi
oleh para Sekolah Dasar
b) Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Kecamatan di Kota
Tasikmalaya
Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Kecamatan membantu
dalam penginstruksian serta penyampaian angket online kepada guru
Sekolah Dasar.
c) Guru Kelas Sekolah Dasar
Guru Kelas Sekolah Dasar menjadi partisipan dalam pengambilan data
atau sebagai sumber data.
2) Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu 6 bulan, yakni Februari 2021
sampai Juli 2021.
3) Tempat Penelitian
43

Secara umum penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar yang berada pada
wilayah Kota Tasikmalaya, tepatnya di 10 kecamatan yang terdiri dari:
Tabel 3. 1
Daftar Kecamatan di Kota Tasikmalaya

No Nama Kecamatan
1 Kecamatan Bungursari
2 Kecamatan Cibereum
3 Kecamatan Cihideung
4 Kecamatan Cipedes
5 Kecamatan Indihiang
6 Kecamatan Kawalu
7 Kecamatan Mangkubumi
8 Kecamatan Purbaratu
9 Kecamatan Tamansari
10 Kecamatan Tawang

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian


3.3.1 Populasi
Populasi merupakan kumpulan subjek, variabel, konsep atau fenomena.
Populasi dipandang sebagai suatu objek atau sebuah subjek yang di dalamnya
memenusi syarat yang berkaitan dengan malasah penelitian. Sejalan dengan ini
Sudaryono, (2018, hlm. 166) menegaskan bahwa populasi dianggap sebuah wilayah
yang generalisasi terdiri dari sebuah objek ataupun sebuah subjek. Penelitian ini
menggunakan populasi seluruh Guru sekolah dasar yang memiliki keterkaitan dengan
pendidikan seni musik dalam lingkup Kota Tasikmalaya yang dalam hal ini adalah
guru kelas dimana muatan pendidikan seni musik terdapat dalam mata pelajaran
SBDP dari jenjang kelas 1 sampai dengan kelas 6.
3.3.2 Sampel
Sampel merupakan suatu bagian dari populasi yang mencakup sejumlah
anggota yang dipilih dari populasi (Sudaryono, 2018, hlm. 167). Dalam pelaksanaan
penelitian ini peneliti menggunakan teknik simple random sampling yang merupakan
teknik sampling probability. Menurut Sudaryono, (2018, hlm, 169) dikatakan simple
(sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak
tanpa memerhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
44

Dalam penentuan jumlah ukuran sampel, peneliti mendasarkan metode Slovin


sebagai alat ukur untuk menghitung ukuran sampel karena dalam penelitian ini
jumlah populasi yang diketahui lebih dari 100 responden. Jumlah guru sekolah dasar
di Kota Tasikmalaya sebanyak 24 orang maka penulis menggunakan rumus Slovin
agar penelitian dapat lebih mudah. Untuk lebih jelas penentuan sampel menurt rumus
Slovin dapat di pahami sebagai berikut:
Rumus:

Keterangan:
n : Ukuran Sampel
N : Ukuran Populasi
e : Batas Kesalahan Toleransi ( Margin Error)

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dengan menggunakan rumus Slovin, ukuran


sampel minimal dapat dihitung sebagai berikut :

𝟑𝟎𝟎𝟎
𝒏 (𝟑𝟎𝟎𝟎)(𝟎. 𝟎𝟖)𝟐 + = 𝟏𝟒𝟗
𝟏

Jumlah sekolah dasar yang berada di Wilayah Kota Tasikmalaya sebanyak 285
lembaga yang ditempatkan di 10 kecamatan yang berbeda. Berikut merupakan
sebaran data sampel yang digunakan dalam penelitian.
Tabel 3. 2
Data Penyebaran Sampel Penelitian

No Nama Kecamatan Total Responden


1 Sekolah Dasar di Kecamatan Bungursari 15

2 Sekolah Dasar di Kecamatan Cibereum 16


3 Sekolah Dasar di Kecamatan Cihideung 12
4 Sekolah Dasar di Kecamatan Cipedes 10
5 Sekolah Dasar di Kecamatan Indihiang 16
45

Tabel 3. 3 (Lanjutan)
Data Penyebaran Sampel Penelitian

6 Sekolah Dasar di Kecamatan Kawalu 22


7 Sekolah Dasar di Kecamatan Mangkubumi 11
8 Sekolah Dasar di Kecamatan Purbaratu 13
9 Sekolah Dasar di Kecamatan Tamansari 20
10 Sekolah Dasar di Kecamatan Tawang 22
Total Jumlah Responden 157

3.4 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian menurut Suharsimi (Dalam Sugiyono, 2016, hlm.206)
adalah instrumen pengumpul data atau alat bantu yang dipilih dan dugunakan oleh
peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis
dan dipermudah olehnya.. Dalam penelitian ini menggunakan instrumen penelitian
berupa angket.
Tabel 3. 4
Kisi-kisi instrumen Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan Seni Musik di
Kota Tasikmalaya

Variabel Aspek Indikator Sub Indikator Nomor Item


Pendidikan Hakikat Tujuan Ketercapaian 1
Seni Pendidikan Pendidikan tujuan pendidikan
Musik Seni Musik Pengalaman Sistem 2
Musikal pencapaian
pendidikan
melalui
pengalaman
musikal
Kegunaan/Nilai Memiliki 3
kegunaan/nilai
dalam pendidikan
46

Tabel 3.3 (Lanjutan)


Kisi-kisi instrumen Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan Seni Musik di
Kota Tasikmalaya

Manfaat Tumbuh Memberikan dasar 4


Pendidikan kembang ekspresi dan 5
Seni Musik kreativitas dalam
musik.
Menyeimbangkan 6
perkembangan
otak kiri dan otak
kanan.
Memperkuat 7
suasana dan emosi
rileks dalam
pembelajaran.
Psikologi Menyeimbangkan 8
perkembangan
jasmani
Memberikan sarana 9
yang tepat dan
positif dalam
mengungkapkan
perasaan dan
kondisi kejiwaan
anak.
Sarana relaksasi dan 10
kontemplasi.
Menumbuhkan 11
sikap disiplin, dan
menyelesaikan
masalah.
47

Tabel 3.3 (Lanjutan)


Kisi-kisi instrumen Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan Seni Musik di
Kota Tasikmalaya

12
Menumbuhkan 13
empati dan 14
menghilangkan
sikap egoisme
dalam diri anak.
Sosial Budaya Menumbuhkan 15
sikap 16
menghargai, kerja 17
sama, dan
berkomunikasi.
Memberikan 18
pandangan
terhadap budaya
sebagai warisan
dan kekayaan
bagi anak.

Menciptakan 19
medan energi
yang kuat untuk
berinteraksi
sesuai etika dan
estetika dalam
pergaulan.
48

Tabel 3.3 (Lanjutan)


Kisi-kisi instrumen Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan Seni Musik di
Kota Tasikmalaya

Komponen Guru Sebagai 20


Pembelajaran Fasilitator dalam
Pendidikan pembelajaran
Seni Musik Siswa Menjadi subjek 21
dalam
pembelajaran
Tujuan Sasaran 22
Pembelajaran keberhasilan
pembelajaran
Metode Keberagaman 23
Pembelajaran Metode
pembelajaran
musik
Materi Penguasaan 24
Pembelajaran materi Elemen
Musik
Penguasaan 25
materi Pola Irama
dan bentuk Pola
irama dalam lagu
Penguasaan 26
materi Tanda
Tempo, Tangga
Nada serta
Interval Nada
49

Tabel 3.3 (Lanjutan)


Kisi-kisi instrumen Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan Seni Musik di
Kota Tasikmalaya

Memiliki alat Ketersediaan 27


Pembelajaran media
pembelajaran
Memiliki Evaluasi 28
evaluasi menyentuh ranah
Pembelajaran kognitif,
psikomotor dan
afektif.

3.5 Uji Persyaratan Instrumen


3.1 Uji Validitas Instrumen
Dalam Sugiyono, (2016, hlm.121) jika instrument dinyatakan valid maka
seuatu alat ukur yang digunakan untuk mendapat data dinyatakan valid. Dalam hal ini
valid berarti instrument atau alat ukur tersebut berguna untuk mengukur. Dalam
penelitian ini peneliti melalui 2 tahap uji validitas, yakni : (1) Pengujian kisi-kisi
instrumen dan angket oleh dosen ahli, (2) Uji validitas dengan menggunakan program
aplikasi SPSS Statistics yakni dengan mengujicobakan instrumen kepada responden
yang memiliki kriteria hampir sama dengan sampel penelitian untuk kemudian di olah
menggunakan IBM SPSS untuk mengukur tingkat keabsahan instrument.
Pengambilna keputusan tersebut dinyatakan jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih besar dari 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka
item valid, Jika
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih besar dari 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka item tidak valid.
1) Pengujian kisi-kisi instrumen dan angket oleh dosen ahli.
Uji Validitas kepada dosen ahli dilakukan untuk memeriksa kesesuaian subtansi
isi kisi-kisi instrument serta memeriksa kesesuaian Bahasa dan instrument
penelitian agar mudah dipahami oleh responden.
2) Uji validitas dengan menggunakan program aplikasi SPSS Statistics
50

Dalam penelitian ini peneliti melakukan uji validitas terhadap 32 responden.


Pengambilna keputusan tersebut dinyatakan jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih besar dari 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
maka item valid, Jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih besar dari 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka item tidak valid.
Angket uji coba instrumen penelitian ini terdiri dari 28 butir pernyataan. Setelah
diujicobakan pada 32 responden, didapatkan hasil bahwa 28 butir pernyataan
dinyatakan valid. Hasil uji validitas instrumen penelitian dirangkum dalam tabel
berikut ini:

Tabel 3. 5
Kesimpulan Hasil Uji Validitas Instrumen SPSS

No r table r hitung Keterangan


1 0.339 0.491 Valid
2 0.339 0.705 Valid
3 0.339 0.579 Valid
4 0.339 0.642 Valid
5 0.339 0.624 Valid
6 0.339 0.717 Valid
7 0.339 0.472 Valid
8 0.339 0.512 Valid
9 0.339 0.733 Valid
10 0.339 0.804 Valid
11 0.339 0.494 Valid
12 0.339 0.429 Valid
13 0.339 0.513 Valid
14 0.339 0.616 Valid
15 0.339 0.808 Valid
16 0.339 0.721 Valid
17 0.339 0.638 Valid
18 0.339 0.436 Valid
19 0.339 0.670 Valid
51

Tabel 3. 6 (lanjutan)
Kesimpulan Hasil Uji Validitas Instrumen SPSS

20 0.339 0.421 Valid


21 0.339 0.575 Valid
22 0.339 0.372 Valid
23 0.339 0.750 Valid
24 0.339 0.571 Valid
25 0.339 0.460 Valid
26 0.339 0.497 Valid
27 0.339 0.534 Valid
28 0.339 0.570 Valid

3.2 Uji Reliabilitas


Dalam penelitian, alat ukur yang dinyatakan reliabel belum tentu itu valid.
Alat ukur yang reliabel adalah alat ukur yang digunakan tidak hanya satu kali namun
alat ukur tersebut sama menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2016, hlm.121). Uji
reliabilitas dianggap sebagai sebuah indeks yang dpat memberikan gambaran tentang
sejauh mana sebuah alat ukur dapat di percaya. Reliabilitas alat ukur diperlukan untuk
mendapatkan data yang sesuai dengan sebuah tujuan pengukuran. Dalam penelitian
ini peneliti menggunakan IBM SPSS Statistics 16.0 for Windows dan rumus
Cronbach’s Alpha. Pengambilan keputusan dalam Uji reliabilitas dalam penelitian in
dinyatakan sebagai berikut: Jika sebuah nilai cronbach’a alpha lebih bersar dari 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
maka kuisioner dinyatakan reliable, Jika nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
maka kuisioner dinyatakan tidak reliabel. Hasil uji reliabilitas tersebut dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 3. 7
Hasil Uji Reliabilitas SPSS Statistics 16.0
52

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa angket yang digunakan dalam penelitian ini
reliabel karena nilai cronbach’a alpha lebih besar dari 0.339 yaitu 0,922
3.6 Prosedur Penelitian
Prosedur dalam penelitian deskriptif secara umum tidak jauh berbeda dengan
prosedur penelitian lainnya. Adapun prosedur penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Studi Pendahuluan
2) Identifikasi dan Menentukan rumusan masalah
3) Kajian Teori
4) Menyusun rancangan penelitian
5) Merumuskan dan mengembangkan instrument penelitian
6) Uji validitas instrument kepada dosen ahli
7) Uji validitas dan reliabilitas instrument
8) Menentukan populasi dan sampel
9) Mengumpulkan data
10) Menganalisis data
11) Menyusun laporan
3.7 Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Membagikan instrumen berupa link Google form angket kepada responden
yang menjadi sampel penelitian.
2) Memberikan informasi berkaitan dengan kepentingan penelitian dan
memberikan petunjuk pengisian angket.
3) Mengumpulkan lembar jawaban dan melakukan cek ulang untuk memeriksa
kelengkapan identitas dan jawaban pada setiap lembar jawaban.
3.8 Pengolahan Data
Data yang telah terkumpul kemudian diolah dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1) Verifikasi Data
53

Data yang sudah terkumpul kemudian diversifikasi dengan meninjau data yang
memadai untuk diolah dengan cara memeriksa kembali data jawaban yang
sudah diberikan responden
2) Penyekoran
Pada tahap penskoran, data yang telah diverifikasi akan diberikan skor sesuai
dengan jawaban yang dipilih responden, dengan kriteria penskoran
berdasarkan penskoran pada skala likert menurut (Morissan, 2018, hlm. 88).
Penyekoran tersebut tergambar sebagai berikut:
Tabel 3. 8
Kriteria Penyekoran Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan Seni
Musik di Kota Tasikmalaya

Kriteria Penyekoran

Item No. Sangat


Sangat Tidak
Setuju Netral tidak
setuju Setuju
setuju
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,
15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 5 4 3 2 1
23, 24, 25, 26, 27, 28

3) Penyajian Data
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap penyajian data ini adalah
penyiapan data, yaitu data mengenai Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap
Pendidikan Seni Musik di Kota Tasikmalaya yang selanjutnya di proses
dengan menggunakan bantuan IBM SPSS Statistic 22. Menurut Sugiyono,
(2017, hlm. 36-39) langkah-langkah yang dilakukan dalam membuat
distribusi frekuensi adalah sebagai berikut:
a) Menyusun tabel distribusi jawaban dengan tahapan berikut :
b) Mengurutkan data dari terkecil sampai terbesar
c) Menentukan rentang (r) dari data terbesar ke data yang terkecil
d) Menentukan banyak kelas Interval (K)
Jumlah kelas (K) = 1 + 3,3 log n
e) Menentukan panjang kelas interval (P)
54

rentang ®
Panjang kelas interval (P) =
Jumlah Kelas (K)

f) Menentukan persentase dengan menggunakan rumus sebagai berikut;


Persentase (P) = frekuensi(f) : jumlah seluruh responden (n) x 100
(bilangan tetap)
g) Menentukan kategori jawaban
Dalam persepsi guru sekolah dasar terhadap pendidikan seni musik
beserta aspeknya dideskripsikan menggunakan analisis deskriptif dari
hasil perhitungan nilai rata-rata hipotetik dan standar deviasi hipotetik
menurut Azwar, 2021 dalam (Ansyah, Safitri, dan Zwagery, 2019) dengan
rumus :
Xmin = Jumlah butir soal x nilai minimal skala

Xmax = Jumlah butir soal x nilai maksimal skala

M hipotetik = ½ (Xmax+Xmin)

SD hipotetik = 1/6 (Xmax-Xmin)

Kemudian dikelompokan menjadi 5 kategori menurut Azwar (2004)


dalam (Hasmawati, Haling, F., & Yusri, 2012) yaitu sebagai berikut :

Tabel 3. 9
Pedoman Pengkategorian

Interval F Persentase
Sangat Tinggi X > M +1,5SDi
Tinggi M + 0,5SDi < X ≤ M +1,5 SDi
Sedang M - 0,5 SDi < X ≤ M + 0,5 SDi
Rendah M -1,5 SDi < X ≤ M - 0,5 SDi
Sangat Rendah X ≤ M – 1,5 SDi
Setelah diketahui syarat setiap kategori kemudian dicari frekuensi dengan
bantuan hasil analisis data statistic frekuensi SPSS 16. Untuk perentase di
tentukan dengan rumus:

% = n/N x 100
55

Dimana n=jumlah skor jawaban responden, N=jumlah seluruh skor ideal,


%=tingkat keberhasilan yang dicapai. Setiap indicator variable juga
dirincikan menggunakan analisis frekuensi dan persentase.

h) Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan berdasarkan pada pemahaman data yang telah
disajikan berupa pernyataan singkat dan mudah dipahami dengan mengacu
pada permasalahan yang diteliti.
3.9 Teknik Penyajian Data
Data yang sudah diolah kemudian disajikan dalam bentuk deskriptif
berlandaskan dengan data yang dihasilkan dari penelitian untuk menarik kesimpulan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Temuan Hasil Penelitian
Penelitian “Persepsi Guru Sekolah Dasr Terhadap Pendidikan Seni Musik di
Kota Tasikmalaya” berlangsung pada tanggal 1 Juni s/d 30 Juni 2021. Penelitian yang
dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei deskriptif
dimana alat penelitian yang digunakan berupa angket./kuisioner. Populasi dalam
penelitian ini merupakan Guru kelas Sekolah Dasar di kota Tasikmalaya. Dengan
segala keterbatasan peneliti maka peneliti mengambil sampel dari populasi yang ada,
yaitu dengan menggunakan simpel random sampling atau sampel yang memberikan
kesempatan kepada seluruh populasi untuk dijadikan sampel.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian dari jawaban responden terhadap angket
yang dibuat peneliti berdasarkan rumusan masalah secara umum yaitu mencari
persepsi guru sekolah dasar terhadap pendidikan seni musik di kota Tasikmalaya.
Adapaun rumusan masalah secara khusus yaitu persepsi guru sekolah dasar terhadap
hakikat pendidikan seni musik di kota Tasikmalaya, persepsi guru sekolah dasar
terhadap manfaat pendidikan seni musik di kota Tasikmalaya, persepsi guru sekolah
dasar terhadap pembelajaran dalam pendidikan seni musik di kota Tasikmalaya.
Adapun angket yang dirancang terdapat 28 butir item, dimana setiap item memiliki
sasaran ranah tertentu. Dalam penelitian peneliti menentukan lima alternatif skala
jawaban yakni (SS = Sangat Setuju, S = Setuju, N = Netral, TS = Tidak Setuju, STS
= Sangat Tidak Setuju). Selanjutnya dalam setiap item akan di berikan pilihan
jawaban dengan tanda centang pada setiap item.
Berikut distribusi jawaban untuk setiap responden berdasarkan hasil
pengolahan statistic deskriptif dengan menggunakan program aplikasi SPSS IBM
SPSS 16.
4.1.1 Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan Seni Musik
Interpretasi mengenai persepsi guru sekolah dasar terhadap pendidikan seni
musik terdapat di dalam tiga aspek yang terdiri dari aspek hakikat pendidikan seni
musik dengan menurunkan beberapa indikator yang diantaranya tujuan pendidikan,
pengalaman musikal, kegunaan atau nilai. Aspek manfaat pendidikan seni musik
yang
56
57

mana menurunkan beberapa indikator diantaranya tumbuh kembang, psikologi, sosial


budaya. Adapun aspek selanjutnya yakni aspek pembelajaran dalam pendidikan seni
musik terdiri dari beberapa indikator yang diantaranya guru, siswa, tujuan
pembelajaran, metode pembelajaran, materi pembelajaran, memiliki alat
pembelajaran, memiliki evaluasi pembelajaran. Indikator yang di turunkan peneliti
dari aspek tersebar dalam 28 penyataan yang terdapat pada item, 1, 2, 3 (Hakikat
Pendidikan Seni Musik), item 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19
(Manfaat Pendidikan Seni
Musik), item 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28 (Pembelajaran Dalam Pendidikan Seni
Musik).
4.1.1.1 Frekuensi Jawaban Responden Dalam Aspek Hakikat Pendidikan Seni
Musik
Berikut akan di paparkan frekuensi jawaban responden berdasarkan aspek
hakikat pendidikan seni musik yang mana dalam aspek tersebut di jelaskan
berdasarkan indikator Tujuan Pendidikan, Pengalaman Musik serta Kegunaan/Nilai.
Berikut di jelaskan frekuensi jawaban responden melalui tabel berikut :
Tabel 4. 1
Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan Seni Musik
Berdasarkan Indikator (Tujuan Pendidikan Seni Musik) Dalam Aspek Hakikat
Pendidikan Seni Musik dalam Pertanyaan 1
Skor Frekuensi Persentase Interpretasi
Penelitian
5 61 38.9% Sangat Setuju
4 90 57.3% Setuju
3 6 3.8% Netral
2 0 0% Tidak Setuju
1 0 0% Sangat Tidak
Setuju
Jumlah 157 100%

Tabel 4.1 menunjukan bahwa persepsi guru pada indikator tujuan Pendidikan Seni
Musik dengan aspek Hakikat Pendidikan Seni Musik memberikan pandangan sebagai
berikut: responden yang menjawab sangat setuju ada 61 orang (38.9%), responden
yang menjawab setuju ada 90 orang (57.3%), responden yang menjawab netral ada 6
orang (3.8%), responden yang menjawab tidak setuju ada 0 orang (0%) dan
responden
58

yang menjawab sangat tidak setuju ada 0 orang (0%). Dengan demikian dapat
diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab setuju yaitu 90 orang (57.3%)
dari 157 responden.
Tabel 4. 2
Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan Seni Musik
Berdasarkan Indikator (Pengalaman Musik) Dalam Aspek Hakikat Pendidikan
Seni Musik dalam Pertanyaan 2
Skor Frekuensi Persentase Interpretasi
Penelitian
5 64 40.8% Sangat Setuju
4 84 53.5% Setuju
3 7 4.5% Netral
2 2 1.3% Tidak Setuju
1 - - Sangat Tidak
Setuju
Jumlah 157 100%

Tabel 4.2 menunjukan bahwa persepsi guru pada indikator pengalaman musik dengan
aspek Hakikat Pendidikan Seni Musik memberikan pandangan sebagai berikut:
responden yang menjawab sangat setuju ada 64 orang (40.8%), responden yang
menjawab setuju ada 84 orang (53.5%), responden yang menjawab netral ada 7 orang
(4.5%), responden yang menjawab tidak setuju ada 2 orang (1.3%) dan responden
yang menjawab sangat tidak setuju ada 0 orang (0%). Dengan demikian dapat
diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab setuju yaitu 84 orang (53.5%)
dari 157 responden.
Tabel 4. 3
Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan Seni Musik
Berdasarkan Indikator (Kegunaan/Nilai) Dalam Aspek Hakikat Pendidikan Seni
Musik dalam Pertanyaan 3
Skor Frekuensi Persentase Interpretasi
Penelitian
5 69 43.9% Sangat Setuju
4 82 52.2% Setuju
3 5 3.2% Netral
2 1 6% Tidak Setuju
1 - - Sangat Tidak
Setuju
Jumlah 157 100%
59

Tabel 4.3 menunjukan bahwa persepsi guru pada indikator Kegunaan/Nilai dengan
aspek Hakikat Pendidikan Seni Musik memberikan pandangan sebagai berikut:
responden yang menjawab sangat setuju ada 69 orang (43.9%), responden yang
menjawab setuju ada 82 orang (52.2%), responden yang menjawab netral ada 5 orang
(3.2%), responden yang menjawab tidak setuju ada 1 orang (6%) dan responden yang
menjawab sangat tidak setuju ada 0 orang (0%). Dengan demikian dapat diketahui
bahwa sebagian besar responden menjawab setuju yaitu 82 orang (52.2%) dari 157
responden.

Tabel 4. 4
Distribusi Frekuensi Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Hakikat Pendidikan Seni
Musik

No Kelas Interval Frekuensi Persentase Kumulatif


Persentase
1 1-2 - - -
2 3-4 - - -
3 5-6 - - -
4 7-8 - - -
5 9-10 4 2.5% 2.5%
6 11-12 65 41.5% 44%
7 13-14 45 29% 73%
8 15-16 43 27% 100%
Jumlah 157 100%

Tabel 4.4 menunjukan bahwa distribusi frekuensi jawaban responden mengenai


persepsi guru sekolah dasar terhadap hakikat pendidikan seni musik terdapat 8 kelas
interval dengan panjang 2 kelas disetiap intervalnya. Data diatas menunjukan bahwa
responden menjawab pernyataan yang berkaitan dengan persepsi guru sekolah dasar
terhadap hakikat pendidikan seni musik yang mana berada pada pernyataan kelas
tertinggi yaitu 16 dari jumlah jawaban masing-masing responden, sedangkan
pernyataan terendah yaitu 9, tabel 4.4 menunjukan 4 orang (2,5%) responden
menjawab semua pernyataan dalam kelas interval 9-10, 65 orang (41,5%) responden
dalam kelas interval 11-12, 45 orang (29%) responden berada dalam kelas interval
13-
60

14. Dengan demikian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab
dalam kisaran kelas interval 11-12 dengan jumlah responden 65 orang (41.5%).
Setelah mengetahui hasil distribusi frekuenssi jawaban responden, kemudian
persentase jawaban responden di bagi kedalam 5 kategori yang terdiri dari persepsi
guru sekolah dasar dalam kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik dan
tidak baik sebagaimana yang akan di paparkan dalam table berikut.
Tabel 4. 5
Kategori Persentase Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap hakikat pendidikan Seni
Musik

Skor Frekuensi Persentase Interpretasi


Penilaian
X > 12 88 56% Sangat Baik
10 < X ≤ 12 65 41.4% Baik
8 < X ≤10 4 2.54% Cukup Baik
6<X≤8 - - Kurang Baik
X≤3 - - Tidak Baik
Jumlah 157 100%

Tabel 4.34 menunjukan bahwa persepsi guru sekolah dasar terhadap pendidikan seni
musik di kota Tasikmalaya dengan aspek hakikat pendidikan seni musik dengan
populasi penelitian guru kelas di sekolah dasar yang ada di kota Tasikmalaya dapat
dikategorikan sebagai berikut; kategori sangat baik terdapat 88 orang (56%), kategori
baik sebanyak 65 orang (41.4%), kategori cukup baik sebanyak 4 orang (2.54%),
kategori kurang baik sebanyak 0 orang (0%) dan kategori tidak baik sebanyak 0 orang
(0%). Dengan demikian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berada
dalam kategori Baik, yaitu 88 orang (56%) dari 157 responden.

Kategori persepsi guru sekolah dasar terhadap hakikat pendidikan seni musik dapat
dilihat melalui diagram di dalam gambar 4.1 berikut :
61

KATEGORI PERSEPSI
Sangat BaikBaikCukup BaikKurang BaikTidak Baik

3%

41% 56%

Gambar 4. 1
Kategori Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Hakikat Pendidikan Seni Musik

4.1.1.2 Frekuensi Jawaban Responden dalam Aspek Manfaat Pendidikan Seni


Musik
Berikut akan di paparkan frekuensi jawaban responden berdasarkan aspek
manfaat pendidikan seni musik yang mana dalam aspek tersebut di jelaskan
berdasarkan indikator Tumbuh kembang, Psikologi dan Sosial Budaya. Persepsi guru
sekolah dasar yang berkaitan dengan aspek manfaat pendidikan seni musik tunjukan
pada tabel berikut.
Tabel 4. 6
Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan Seni Musik
Berdasarkan Indikator (Tumbuh Kembang) Dalam Aspek Manfaat Pendidikan
Seni Musik dalam Pernyataan 4

Skor Frekuensi Persentase Interpretasi


Penelitian
5 75 47.8% Sangat Setuju
4 74 47.1% Setuju
3 7 4.5% Netral
2 1 0.6% Tidak Setuju
1 0 0% Sangat Tidak
Setuju
Jumlah 157 100%

Tabel 4.6 menunjukan bahwa persepsi guru pada indikator tumbuh kembang dengan
aspek Manfaat Pendidikan Seni Musik memberikan pandangan sebagai berikut:
responden yang menjawab sangat setuju ada 75 orang (47.8%), responden yang
menjawab setuju ada 74 orang (47.1%), responden yang menjawab netral ada 7 orang
(4.5%), responden yang menjawab tidak setuju ada 1 orang (0.6%) dan responden
yang
62

menjawab sangat tidak setuju ada 0 orang (0%). Dengan demikian dapat diketahui
bahwa sebagian besar responden menjawab Sangat setuju yaitu 75 orang (47.8%) dari
157 responden.
Tabel 4. 7
Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan Seni Musik
Berdasarkan Indikator (Tumbuh Kembang) Dalam Aspek Manfaat Pendidikan
Seni Musik dalam Pernyataan 5
Skor Frekuensi Persentase Interpretasi
Penelitian
5 91 58% Sangat Setuju
4 63 40% Setuju
3 2 1.3% Netral
2 1 0.6% Tidak Setuju
1 0 0% Sangat Tidak
Setuju
Jumlah 157 100%

Tabel 4.7 menunjukan bahwa persepsi guru pada indikator tumbuh kembang dengan
aspek Manfaat Pendidikan Seni Musik memberikan pandangan sebagai berikut:
responden yang menjawab sangat setuju ada 91 orang (58%), responden yang
menjawab setuju ada 40 orang (40%), responden yang menjawab netral ada 2 orang
(1.3%), responden yang menjawab tidak setuju ada 1 orang (0.6%) dan responden
yang menjawab sangat tidak setuju ada 0 orang (0%). Dengan demikian dapat
diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab Sangat setuju yaitu 91 orang
(58%) dari 157 responden.
Tabel 4. 8
Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan Seni Musik
Berdasarkan Indikator (Tumbuh Kembang) Dalam Aspek Manfaat Pendidikan
Seni Musik dalam Pernyataan 6
Skor Frekuensi Persentase Interpretasi
Penelitian
5 54 34.4% Sangat Setuju
4 89 56.7% Setuju
3 14 8.9% Netral
2 0 0% Tidak Setuju
1 0 0% Sangat Tidak
Setuju
Jumlah 157 100%
63

Tabel 4.8 menunjukan bahwa persepsi guru pada indikator tumbuh kembang dengan
aspek manfaat Pendidikan Seni Musik memberikan pandangan sebagai berikut:
responden yang menjawab sangat setuju ada 54 orang (34.4%), responden yang
menjawab setuju ada 89 orang (56.7%), responden yang menjawab netral ada 14
orang (8.9%), responden yang menjawab tidak setuju ada 0 orang (0%) dan
responden yang menjawab sangat tidak setuju ada 0 orang (0%). Dengan demikian
dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab setuju yaitu 89 orang
(56.7%) dari 157 responden.

Tabel 4. 9
Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan Seni Musik
Berdasarkan Indikator (Tumbuh Kembang) Dalam Aspek Manfaat Pendidikan
Seni Musik dalam Pernyataan 7

Skor Frekuensi Persentase Interpretasi


Penelitian
5 64 40.8% Sangat Setuju
4 78 49.7% Setuju
3 13 8.3% Netral
2 2 1.3% Tidak Setuju
1 0 0% Sangat Tidak
Setuju
Jumlah 157 100%

Tabel 4.9 menunjukan bahwa persepsi guru pada indikator tumbuh kembang dengan
aspek manfaat Pendidikan Seni Musik memberikan pandangan sebagai berikut:
responden yang menjawab sangat setuju ada 64 orang (40.8%), responden yang
menjawab setuju ada 78 orang (49.7%), responden yang menjawab netral ada 13
orang (8.3%), responden yang menjawab tidak setuju ada 0 orang (0%) dan
responden yang menjawab sangat tidak setuju ada 2 orang (1.3%). Dengan demikian
dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab setuju yaitu 78 orang
(49%) dari 157 responden.
64

Tabel 4. 10
Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan Seni Musik
Berdasarkan Indikator (Psikologi) Dalam Aspek Manfaat Pendidikan Seni Musik
dalam Pernyataan 8

Skor Frekuensi Persentase Interpretasi


Penelitian
5 56 35.7% Sangat Setuju
4 91 58% Setuju
3 9 5.7% Netral
2 1 0.6% Tidak Setuju
1 0 0% Sangat Tidak
Setuju
Jumlah 157 100%

Tabel 4.10 menunjukan bahwa persepsi guru pada indikator psikologi dengan aspek
manfaat Pendidikan Seni Musik memberikan pandangan sebagai berikut: responden
yang menjawab sangat setuju ada 56 orang (35.7%), responden yang menjawab
setuju ada 91 orang (58%), responden yang menjawab netral ada 9 orang (5.7%),
responden yang menjawab tidak setuju ada 1 orang (0.6%) dan responden yang
menjawab sangat tidak setuju ada 0 orang (0%) . Dengan demikian dapat diketahui
bahwa sebagian besar responden menjawab setuju yaitu 91 orang (58%) dari 157
responden.

Tabel 4. 11
Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan Seni Musik
Berdasarkan Indikator (Psikologi) Dalam Aspek Manfaat Pendidikan Seni Musik
dalam Pernyataan 9

Skor Frekuensi Persentase Interpretasi


Penelitian
5 59 37.6% Sangat Setuju
4 87 55.4% Setuju
3 8 5.1% Netral
2 3 1.9% Tidak Setuju
1 0 0% Sangat Tidak
Setuju
Jumlah 157 100%

Tabel 4.10 menunjukan bahwa persepsi guru pada indikator psikologi dengan aspek
Manfaat Pendidikan Seni Musik memberikan pandangan sebagai berikut: responden
yang menjawab sangat setuju ada 59 orang (37.6%), responden yang menjawab
setuju
65

ada 87 orang (55.4%), responden yang menjawab netral ada 8 orang (5.1%),
responden yang menjawab tidak setuju ada 3 orang (1.9%) dan responden yang
menjawab sangat tidak setuju ada 0 orang (0%). Dengan demikian dapat diketahui
bahwa sebagian besar responden menjawab setuju yaitu 87 orang (55.4%) dari 157
responden.

Tabel 4. 12
Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan Seni Musik
Berdasarkan Indikator (Psikologi) Dalam Aspek Manfaat Pendidikan Seni Musik
dalam Pernyataan 10

Skor Frekuensi Persentase Interpretasi


Penelitian
5 39 24.8% Sangat Setuju
4 101 64.3% Setuju
3 15 9.6% Netral
2 2 1.3 % Tidak Setuju
1 0 0% Sangat Tidak
Setuju
Jumlah 157 100%

Tabel 4.12 menunjukan bahwa persepsi guru pada indikator psikologi dengan aspek
manfaat Pendidikan Seni Musik memberikan pandangan sebagai berikut: responden
yang menjawab sangat setuju ada 39 orang (24.8%), responden yang menjawab setuju
ada 101 orang (64.3%), responden yang menjawab netral ada 15 orang (9.6%),
responden yang menjawab tidak setuju ada 2 orang (1.3%) dan responden yang
menjawab sangat tidak setuju ada 0 orang (0%). Dengan demikian dapat diketahui
bahwa sebagian besar responden menjawab setuju yaitu 101 orang (64.3%) dari 157
responden.

Tabel 4. 13
Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan Seni Musik
Berdasarkan Indikator (Psikologi) Da lam Aspek Manfaat Pendidikan Seni Musik
dalam Pernyataan 11

Skor Frekuensi Persentase Interpretasi


Penelitian
5 37 23.6% Sangat Setuju
4 88 56.1% Setuju
3 30 19.1% Netral
66

2 2 1.3 % Tidak Setuju


1 0 0% Sangat Tidak
Setuju
Jumlah 157 100%

Tabel 4.13 menunjukan bahwa persepsi guru pada indikator psikologi dengan aspek
manfaat Pendidikan Seni Musik memberikan pandangan sebagai berikut: responden
yang menjawab sangat setuju ada 37 orang (23.6), responden yang menjawab setuju
ada 88 orang (56.1%), responden yang menjawab netral ada 30 orang (19.1%),
responden yang menjawab tidak setuju ada 2 orang (1.3%) dan responden yang
menjawab sangat tidak setuju ada 0 orang (0%). Dengan demikian dapat diketahui
bahwa sebagian besar responden menjawab setuju yaitu 88 orang (56.1%) dari 157
responden.

Tabel 4. 14
Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan Seni Musik
Berdasarkan Indikator (Psikologi) Dalam Aspek Manfaat Pendidikan Seni Musik
dalam Pernyataan 12

Skor Frekuensi Persentase Interpretasi


Penelitian
5 25 15.9% Sangat Setuju
4 90 57.3% Setuju
3 37 23.6% Netral
2 5 3.2% Tidak Setuju
1 0 0% Sangat Tidak
Setuju
Jumlah 157 100%

Tabel 4.14 menunjukan bahwa persepsi guru pada indikator psikologi dengan aspek
manfaat Pendidikan Seni Musik memberikan pandangan sebagai berikut: responden
yang menjawab sangat setuju ada 25 orang (15.9%), responden yang menjawab setuju
ada 90 orang (57.3%), responden yang menjawab netral ada 37 orang (23.6%),
responden yang menjawab tidak setuju ada 5 orang (3.2%) dan responden yang
menjawab sangat tidak setuju ada 0 orang (0%). Dengan demikian dapat diketahui
bahwa sebagian besar responden menjawab setuju yaitu orang (57.3%) dari 157
responden.
67

Tabel 4. 15
Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan Seni Musik
Berdasarkan Indikator (Psikologi) Da lam Aspek Manfaat Pendidikan Seni Musik
dalam Pernyataan 13

Skor Frekuensi Persentase Interpretasi


Penelitian
5 45 28.7% Sangat Setuju
4 96 61.1% Setuju
3 15 9.6% Netral
2 1 0.6% Tidak Setuju
1 0 0% Sangat Tidak
Setuju
Jumlah 157 100%

Tabel 4.15 menunjukan bahwa persepsi guru pada indikator psikologi dengan aspek
Manfaat Pendidikan Seni Musik memberikan pandangan sebagai berikut: responden
yang menjawab sangat setuju ada 45 orang (28.7%), responden yang menjawab setuju
ada 96 orang (61.1%), responden yang menjawab netral ada 15 orang (9.6%),
responden yang menjawab tidak setuju ada 1 orang (0.6%) dan responden yang
menjawab sangat tidak setuju ada 0 orang (0%). Dengan demikian dapat diketahui
bahwa sebagian besar responden menjawab setuju yaitu 96 orang (61.1%) dari 157
responden.

Tabel 4. 16
Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan Seni Musik
Berdasarkan Indikator (Psikologi) Da lam Aspek Manfaat Pendidikan Seni Musik
dalam Pernyataan 14

Skor Frekuensi Persentase Interpretasi


Penelitian
5 43 27.4% Sangat Setuju
4 88 56.1% Setuju
3 22 14% Netral
2 4 2.5% Tidak Setuju
1 0 0% Sangat Tidak
Setuju
Jumlah 157 100%

Tabel 4.16 menunjukan bahwa persepsi guru pada indikator Psikologi dengan aspek
manfaat Pendidikan Seni Musik memberikan pandangan sebagai berikut: responden
68

yang menjawab sangat setuju ada 43 orang (27.4%), responden yang menjawab
setuju ada 88 orang (56.1%), responden yang menjawab netral ada 14 orang (14%),
responden yang menjawab tidak setuju ada 25 orang (2.5%) dan responden yang
menjawab sangat tidak setuju ada 0 orang (0%). Dengan demikian dapat diketahui
bahwa sebagian besar responden menjawab setuju yaitu 88 orang (56.1%) dari 157
responden.

Tabel 4. 17
Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan Seni Musik
Berdasarkan Indikator (Sosial Budaya) Dalam Aspek Manfaat Pendidikan Seni
Musik dalam Pernyataan 15

Skor Frekuensi Persentase Interpretasi


Penelitian
5 43 27.4% Sangat Setuju
4 94 59.9% Setuju
3 19 12.1% Netral
2 1 0.6% Tidak Setuju
1 0 0% Sangat Tidak
Setuju
Jumlah 157 100%

Tabel 4.17 menunjukan bahwa persepsi guru pada indikator Sosial Budaya dengan
aspek manfaat Pendidikan Seni Musik memberikan pandangan sebagai berikut:
responden yang menjawab sangat setuju ada 43 orang (27.4%), responden yang
menjawab setuju ada 94 orang (59.9%), responden yang menjawab netral ada 19
orang (12.1%), responden yang menjawab tidak setuju ada 1 orang (0.6%) dan
responden yang menjawab sangat tidak setuju ada 0 orang (0%). Dengan demikian
dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab setuju yaitu 94 orang
(59.9%) dari 157 responden.

Tabel 4. 18
Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan Seni Musik
Berdasarkan Indikator (Sosial Budaya) Da lam Aspek Manfaat Pendidikan Seni
Musik dalam Pernyataan 16

Skor Frekuensi Persentase Interpretasi


Penelitian
5 51 32.5% Sangat Setuju
69

4 98 62.4% Setuju
3 8 5.1% Netral
2 0 0% Tidak Setuju
1 0 0% Sangat Tidak
Setuju
Jumlah 157 100%

Tabel 4.18 menunjukan bahwa persepsi guru pada indikator Sosial Budaya dengan
manfaat Hakikat Pendidikan Seni Musik memberikan pandangan sebagai berikut:
responden yang menjawab sangat setuju ada 51 orang (32.5%), responden yang
menjawab setuju ada 98 orang (62.4%), responden yang menjawab netral ada 8
orang (5.1%), responden yang menjawab tidak setuju ada 0 orang (0%) dan
responden yang menjawab sangat tidak setuju ada 0 orang (0%). Dengan demikian
dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab setuju yaitu 98 orang
(62.4%) dari 157 responden.

Tabel 4. 19
Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan Seni Musik
Berdasarkan Indikator (Sosial Budaya) Da lam Aspek Manfaat Pendidikan Seni
Musik dalam Pernyataan 17

Skor Frekuensi Persentase Interpretasi


Penelitian
5 42 26.8% Sangat Setuju
4 99 63.1% Setuju
3 15 9.6% Netral
2 1 0.6% Tidak Setuju
1 0 0% Sangat Tidak
Setuju
Jumlah 157 100%

Tabel 4.19 menunjukan bahwa persepsi guru pada indikator Sosial Budaya dengan
aspek manfaat Pendidikan Seni Musik memberikan pandangan sebagai berikut:
responden yang menjawab sangat setuju ada 42 orang (26.8%), responden yang
menjawab setuju ada 99 orang (63.1%), responden yang menjawab netral ada 15
orang (9.6%), responden yang menjawab tidak setuju ada 1 orang (0.6%) dan
responden yang menjawab sangat tidak setuju ada 0 orang (0%). Dengan demikian
dapat diketahui
70

bahwa sebagian besar responden menjawab setuju yaitu 99 orang (63.1%) dari 157
responden.

Tabel 4. 20
Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan Seni Musik
Berdasarkan Indikator (Sosial Budaya) Da lam Aspek Manfaat Pendidikan Seni
Musik dalam Pernyataan 18

Skor Frekuensi Persentase Interpretasi


Penelitian
5 71 45.2% Sangat Setuju
4 83 52.9% Setuju
3 3 1.9% Netral
2 0 0% Tidak Setuju
1 0 0% Sangat Tidak
Setuju
Jumlah 157 100%

Tabel 4.20 menunjukan bahwa persepsi guru pada indikator sosial budaya dengan
aspek manfaat Pendidikan Seni Musik memberikan pandangan sebagai berikut:
responden yang menjawab sangat setuju ada 71 orang (45.2%), responden yang
menjawab setuju ada 83 orang (52.9%), responden yang menjawab netral ada 3
orang (1.9%), responden yang menjawab tidak setuju ada 0 orang (0%) dan
responden yang menjawab sangat tidak setuju ada 0 orang (0%). Dengan demikian
dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab setuju yaitu 83 orang
(52.9%) dari 157 responden.
Tabel 4. 21
Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan Seni Musik
Berdasarkan Indikator (Sosial Budaya) Da lam Aspek Manfaat Pendidikan Seni
Musik dalam Pernyataan 19

Skor Frekuensi Persentase Interpretasi


Penelitian
5 47 29.9% Sangat Setuju
4 94 59.9% Setuju
3 15 9.6% Netral
2 1 0.6% Tidak Setuju
1 0 0% Sangat Tidak
Setuju
Jumlah 157 100%
71

Tabel 4.21 menunjukan bahwa persepsi guru pada indikator sosial budaya dengan
aspek manfaat Pendidikan Seni Musik memberikan pandangan sebagai berikut:
responden yang menjawab sangat setuju ada 47 orang (29.9%), responden yang
menjawab setuju ada 94 orang (59.9%), responden yang menjawab netral ada 15
orang (9.6%), responden yang menjawab tidak setuju ada 1 orang (0.6%) dan
responden yang menjawab sangat tidak setuju ada 0 orang (0%). Dengan demikian
dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab setuju yaitu 94 orang
(59.9%) dari 157 responden.
Tabel 4. 22
Distribusi Frekuensi Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Manfaat Pendidikan
Seni Musik
No Kelas Interval Frekuensi Persentase Kumulatif
Persentase
1 45-49 1 0.6% 0.3%
2 50-54 3 1.9% 2.2%
3 55-59 10 6.3% 8.5%
4 60-64 52 33.1% 41.6%
5 65-69 37 23.5% 65.1%
6 70-74 19 12.1% 77.2%
7 75-79 17 10.8% 88%
8 80-84 18 11.4% 100%
Jumlah 157 100%

Tabel 4.22 menunjukan bahwa distribusi frekuensi jawaban responden mengenai


persepsi guru sekolah dasar terhadap manfaat pendidikan seni musik terdapat 8 kelas
interval dengan panjang 5 kelas disetiap intervalnya. Data diatas menunjukan bahwa
responden menjawab pernyataan yang berkaitan dengan persepsi guru sekolah dasar
terhadap manfaat pendidikan seni musik yang mana berada pada pernyataan kelas
tertinggi yaitu 80 dari jumlah jawaban masing-masing responden, sedangkan
pernyataan terendah yaitu 45, tabel 4.4 menunjukan 1 orang (0.6%) responden
menjawab semua pernyataan dalam kelas interval 45-49, 3 orang (1.9%) responden
dalam kelas interval 50-54, 10 orang (6.3%) responden berada dalam kelas interval
55-
59, 52 orang (33.1%) responden berada dalam kelas interval 60-64, 37 orang (23.5%)
responden berada dalam kelas interval 65-69, 19 orang (12.1%) responden berada
72

dalam kelas interval 70-74, 17 orang (10.8%) responden berada dalam kelas interval
75-79, dan 18 orang (11.4%) responden berada dalam kelas interval 80-84. Dengan
demikian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab dalam kisaran
kelas interval 60-64 dengan jumlah responden 52 orang (33.1%).
Setelah mengetahui hasil distribusi frekuensi jawaban responden, kemudian
peresntase jawaban responden dibagi kedalam 5 kategori yang terdiri dari persepsi
guru sekolah dasar dalam kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik dan
tidak baik.

Tabel 4. 23
Kategori Persentase Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap manfaat pendidikan
Seni Musik

Skor Frekuensi Prosentase Interpretasi


Penilaian
X > 63.9 116 74% Sangat Baik
53.3 < X ≤ 63.9 38 24% Baik
42.7 < X ≤53.3 3 1.9% Cukup Baik
32.1 < X ≤ 42.7 - - Kurang Baik
X ≤ 32.1 - - Tidak Baik
Jumlah 157 100

Tabel 4.23 menunjukan bahwa persepsi guru sekolah dasar terhadap


pendidikan seni musik di kota Tasikmalaya dengan aspek manfaat pendidikan seni
musik dengan populasi penelitian guru kelas di sekolah dasar yang ada di kota
Tasikmalaya dapat dikategorikan sebagai berikut; kategori sangat baik terdapat 116
orang (56%), kategori baik sebanyak 38 orang (41.4%), kategori cukup baik sebanyak
3 orang (2.54%), kategori kurang baik sebanyak 0 orang (0%) dan kategori tidak baik
sebanyak 0 orang (0%). Dengan demikian dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden berada dalam kategori Baik, yaitu 116 orang (56%) dari 157 responden.

Kategori persepsi guru sekolah dasar terhadap hakikat pendidikan seni musik dapat
dilihat melalui diagram di dalam gambar 4.1 berikut :
73

KATEGORI PERSEPSI
Sangat BaikBaikCukup BaikKurang BaikTidak Baik

2%
24%

74%

Gambar 4. 2
Kategori Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Manfaat Pendidikan Seni Musik Di
Kota Tasikmalaya

4.1.1.3 Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Aspek Komponen


Pembelajaran Pendidikan Seni Musik
Berikut akan di paparkan frekuensi jawaban responden berdasarkan aspek
komponen pembelajaran pendidikan seni musik yang mana dalam aspek tersebut di
jelaskan berdasarkan indikator guru, siswa, tujuan pembelajaran, metode
pembelajaran, materi pembelajaran, alat pembelajaran, evaluasi pembelajaran.
Persepsi guru sekolah dasar yang berkaitan dengan aspek pembelajaran dalam
pendidikan seni musik pendidikan seni musik tunjukan pada tabel berikut.
Tabel 4. 24
Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan Seni Musik
Berdasarkan Indikator (Guru) Dalam Aspek komponen pembelajaran Pendidikan
Seni Musik dalam Pernyataan 20
Skor Frekuensi Persentase Interpretasi
Penelitian
5 51 32.5% Sangat Setuju
4 100 63.7% Setuju
3 4 2.5% Netral
2 2 1.3% Tidak Setuju
1 0 0% Sangat Tidak
Setuju
Jumlah 157 100%

Tabel 4.24 menunjukan bahwa persepsi guru pada indikator guru dengan aspek
komponen pembelajaran Pendidikan Seni Musik memberikan pandangan sebagai
74

berikut: responden yang menjawab sangat setuju ada 51 orang (32.5%), responden
yang menjawab setuju ada 100 orang (63.7%), responden yang menjawab netral ada 4
orang (2.5%), responden yang menjawab tidak setuju ada 2 orang (1.3%) dan
responden yang menjawab sangat tidak setuju ada 0 orang (0%). Dengan demikian
dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab setuju yaitu 100 orang
(63.7%) dari 157 responden.
Tabel 4. 25
Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan Seni Musik
Berdasarkan Indikator (Siswa) Dalam Aspek komponen pembelajaran Seni Musik
dalam Pernyataan 21

Skor Frekuensi Persentase Interpretasi


Penelitian
5 36 22.9% Sangat Setuju
4 109 69.4% Setuju
3 11 7.0% Netral
2 1 0.6% Tidak Setuju
1 0 0% Sangat Tidak
Setuju
Jumlah 157 100%

Tabel 4.25 menunjukan bahwa persepsi guru pada indikator siswa dengan aspek
komponen pembelajaran pendidikan seni musik memberikan pandangan sebagai
berikut: responden yang menjawab sangat setuju ada 36 orang (22.9%), responden
yang menjawab setuju ada 109 orang (69.4), responden yang menjawab netral ada 11
orang (7.0%), responden yang menjawab tidak setuju ada 1 orang (0.6%) dan
responden yang menjawab sangat tidak setuju ada 0 orang (0%). Dengan demikian
dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab setuju yaitu 109 orang
(69.4%) dari 157 responden.
75

Tabel 4. 26
Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan Seni Musik
Berdasarkan Indikator (Tujuan Pembelajaran) Dalam Aspek komponen pembelajaran
Pendidikan Seni Musik dalam Pernyataan 22

Skor Frekuensi Persentase Interpretasi


Penelitian
5 32 20.4% Sangat Setuju
4 103 65.6% Setuju
3 20 12.7% Netral
2 2 1.3% Tidak Setuju
1 0 0% Sangat Tidak
Setuju
Jumlah 157 100%

Tabel 4.26 menunjukan bahwa persepsi guru pada indikator tujuan pembelajaran
dengan aspek komponen pembelajaran Pendidikan Seni Musik memberikan
pandangan sebagai berikut: responden yang menjawab sangat setuju ada 32 orang
(20.4%), responden yang menjawab setuju ada 103 orang (65.6%), responden yang
menjawab netral ada 20 orang (12.7%), responden yang menjawab tidak setuju ada 2
orang (1.3%) dan responden yang menjawab sangat tidak setuju ada 0 orang (0%).
Dengan demikian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab setuju
yaitu 103 orang (65.6%) dari 157 responden.
Tabel 4. 27
Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan Seni Musik
Berdasarkan Indikator (Metode Pembelajaran) Dalam Aspek komponen pembelajaran
Pendidikan Seni Musik dalam Pernyataan 23

Skor Frekuensi Persentase Interpretasi


Penelitian
5 49 31.2% Sangat Setuju
4 99 63.1% Setuju
3 8 5.1% Netral
2 1 0.6% Tidak Setuju
1 0 0% Sangat Tidak
Setuju
Jumlah 157 100%
76

Tabel 4.27 menunjukan bahwa persepsi guru pada indikator metode pembelajaran
dengan aspek komponen pembelajaran Pendidikan Seni Musik memberikan
pandangan sebagai berikut: responden yang menjawab sangat setuju ada 49 orang
(31.2%), responden yang menjawab setuju ada 99 orang (63.1%), responden yang
menjawab netral ada 8 orang (5.1%), responden yang menjawab tidak setuju ada 1
orang (0.6%) dan responden yang menjawab sangat tidak setuju ada 0 orang (0%).
Dengan demikian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab setuju
yaitu 99 orang (63.1%) dari 157 responden.

Tabel 4. 28
Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan Seni Musik
Berdasarkan Indikator (Materi Pembelajaran) Dalam Aspek komponen pembelajaran
Pendidikan Seni Musik dalam Pernyataan 24

Skor Frekuensi Persentase Interpretasi


Penelitian
5 35 22.3% Sangat Setuju
4 101 64.3% Setuju
3 20 22.3% Netral
2 1 0.6% Tidak Setuju
1 0 0% Sangat Tidak
Setuju
Jumlah 157 100%
Tabel 4.28 menunjukan bahwa persepsi guru pada indikator materi pembelajaran
dengan aspek komponen pembelajaran Pendidikan Seni Musik memberikan
pandangan sebagai berikut: responden yang menjawab sangat setuju ada 35 orang
(22.3%), responden yang menjawab setuju ada 101 orang (64.3%), responden yang
menjawab netral ada 20 orang (22.3%), responden yang menjawab tidak setuju ada 1
orang (0.6%) dan responden yang menjawab sangat tidak setuju ada 0 orang (0%).
Dengan demikian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab setuju
yaitu 101 orang (64.3%) dari 157 responden.
77

Tabel 4. 29
Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan Seni Musik
Berdasarkan Indikator (Materi Pembelajaran) Dalam Aspek komponen pembelajaran
Pendidikan Seni Musik dalam Pernyataan 25

Skor Frekuensi Persentase Interpretasi


Penelitian
5 40 25.5% Sangat Setuju
4 102 65% Setuju
3 15 9.6% Netral
2 0 0% Tidak Setuju
1 0 0% Sangat Tidak
Setuju
Jumlah 157 100%

Tabel 4.29 menunjukan bahwa persepsi guru pada indikator materi pembelajaran
dengan aspek komponen pembelajaran Pendidikan Seni Musik memberikan
pandangan sebagai berikut: responden yang menjawab sangat setuju ada 40 orang
(25.5%), responden yang menjawab setuju ada 65 orang (65%), responden yang
menjawab netral ada 15 orang (9.6%), responden yang menjawab tidak setuju ada 0
orang (0%) dan responden yang menjawab sangat tidak setuju ada 0 orang (0%).
Dengan demikian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab setuju
yaitu 102 orang (65%) dari 157 responden.
Tabel 4. 30
Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan Seni Musik
Berdasarkan Indikator (Materi Pembelajaran) Dalam Aspek komponen pembelajaran
Pendidikan Seni Musik dalam Pernyataan 26

Skor Frekuensi Persentase Interpretasi


Penelitian
5 44 28% Sangat Setuju
4 93 59.2% Setuju
3 20 28% Netral
2 0 0% Tidak Setuju
1 0 0% Sangat Tidak
Setuju
Jumlah 157 100%

Tabel 4.29 menunjukan bahwa persepsi guru pada indikator materi pembelajaran
dengan aspek komponen pembelajaran Pendidikan Seni Musik memberikan
pandangan
78

sebagai berikut: responden yang menjawab sangat setuju ada 44 orang (28%),
responden yang menjawab setuju ada 93 orang (59.2%), responden yang menjawab
netral ada 20 orang (28%), responden yang menjawab tidak setuju ada 0 orang (0%)
dan responden yang menjawab sangat tidak setuju ada 0 orang (0%). Dengan
demikian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab setuju yaitu 93
orang (59.2%) dari 157 responden.
Tabel 4. 31
Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan Seni Musik
Berdasarkan Indikator (Memiliki alat Pembelajaran) Dalam Aspek komponen
pembelajaran Pendidikan Seni Musik dalam Pernyataan 27

Skor Frekuensi Persentase Interpretasi


Penelitian
5 45 28.7% Sangat Setuju
4 98 62.4% Setuju
3 14 8.9% Netral
2 0 0% Tidak Setuju
1 0 0% Sangat Tidak
Setuju
Jumlah 157 100%

Tabel 4.31 menunjukan bahwa persepsi guru pada indikator memiliki alat
pembelajaran dengan aspek komponen pembelajaran Pendidikan Seni Musik
memberikan pandangan sebagai berikut: responden yang menjawab sangat setuju ada
45 orang (28.7%), responden yang menjawab setuju ada 98 orang (62.4%), responden
yang menjawab netral ada 14 orang (8.9%), responden yang menjawab tidak setuju
ada 0 orang (0%) dan responden yang menjawab sangat tidak setuju ada 0 orang
(0%). Dengan demikian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab
setuju yaitu 98 orang (62.4%) dari 157 responden.
Tabel 4. 32
Frekuensi Jawaban Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan Seni Musik
Berdasarkan Indikator (Memiliki evaluasi Pembelajaran) Dalam Aspek komponen
pembelajaran Pendidikan Seni Musik dalam Pernyataan 28

Skor Frekuensi Persentase Interpretasi


Penelitian
5 45 28.7% Sangat Setuju
4 104 66.2% Setuju
79

3 7 4.5% Netral
2 1 0.6% Tidak Setuju
1 0 0% Sangat Tidak
Setuju
Jumlah 157 100%

Tabel 4.32 menunjukan bahwa persepsi guru pada indikator memiliki evaluasi
pembelajaran dengan aspek komponen pembelajaran Pendidikan Seni Musik
memberikan pandangan sebagai berikut: responden yang menjawab sangat setuju ada
45 orang (28.7%), responden yang menjawab setuju ada 104 orang (66.2%),
responden yang menjawab netral ada 7 orang (4.5%), responden yang menjawab
tidak setuju ada 1 orang (0.6%) dan responden yang menjawab sangat tidak setuju
ada 0 orang (0%). Dengan demikian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
menjawab setuju yaitu 104 orang (66.2%) dari 157 responden.
Tabel 4. 33
Distribusi Frekuensi Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap komponen pembelajaran
Pendidikan Seni Musik

No Kelas Interval Frekuensi Persentase Kumulatif


Persentase
1 22-24 - - -
2 25-27 - - -
3 28-30 1 0.6% 0.6%
4 31-33 19 12.1% 12.7%
5 34-36 67 42.6% 55.3%
6 37-39 28 17.8% 73.1%
7 40-42 14 8.9% 81.4%
8 43-45 27 17.1% 100%
Jumlah 157 100%

Tabel 4.22 menunjukan bahwa distribusi frekuensi jawaban responden mengenai


persepsi guru sekolah dasar terhadap komponen pembelajaran pendidikan seni musik
terdapat 8 kelas interval dengan panjang 3 kelas disetiap intervalnya. Data diatas
menunjukan bahwa responden menjawab pernyataan yang berkaitan dengan persepsi
guru sekolah dasar terhadap hakikat pendidikan seni musik yang mana berada pada
pernyataan kelas tertinggi yaitu 45 dari jumlah jawaban masing-masing responden,
sedangkan pernyataan terendah yaitu 28, tabel 4.4 menunjukan 1 orang (0.6%)
80

responden menjawab semua pernyataan dalam kelas interval 28-30, 19 orang (12.1%)
responden dalam kelas interval 31-33, 67 orang (42.6%) responden berada dalam
kelas interval 34-36, 28 orang (17.8%) responden berada dalam kelas interval 37-
39, 14
orang (8.9%) responden berada dalam kelas interval 40-42, dan 27 orang (17.1%)
responden berada dalam kelas interval 43-45. Dengan demikian dapat diketahui
bahwa sebagian besar responden menjawab dalam kisaran kelas interval 34-36
dengan jumlah responden 67 orang (42.6%).
Setelah mengetahui hasil distribusi frekuensi jawaban responden, kemudian
peresntase jawaban responden di bagi kedalam 5 kategori yang terdiri dari persepsi
guru sekolah dasar dalam kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik dan
tidak baik.

Tabel 4. 34
Kategori Persentase Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap komponen Pembelajaran
pendidikan Seni Musik

Skor Frekuensi Prosentase Interpretasi


Penilaian
X > 36 69 43.9% Sangat Baik
30 < X ≤ 36 87 55.41% Baik
24 < X ≤30 1 0.63% Cukup Baik
18 < X ≤ 24 - - Kurang Baik
X ≤ 18 - - Tidak Baik
Jumlah 157 100

Tabel 4.34 menunjukan bahwa persepsi guru sekolah dasar terhadap pendidikan seni
musik di kota Tasikmalaya dengan aspek komponen pembelajaran pendidikan seni
musik dengan populasi penelitian guru kelas di sekolah dasar yang ada di kota
Tasikmalaya dapat dikategorikan sebagai berikut; kategori sangat baik terdapat 69
orang (43.9%), kategori baik sebanyak 87 orang (55.41%), kategori cukup baik
sebanyak 1 orang (0.63%), kategori kurang baik sebanyak 0 orang (0%) dan kategori
tidak baik sebanyak 0 orang (0%). Dengan demikian dapat diketahui bahwa sebagian
besar responden berada dalam kategori Baik, yaitu 87 orang (55.41%) dari 157
responden.
81

Kategori persepsi guru sekolah dasar terhadap komponen pembelajaran pendidikan


seni musik dapat dilihat melalui diagram di dalam gambar 4.3 berikut :

KATEGORI PERSEPSI
Sangat BaikBaikCukup BaikKurang BaikTidak Baik

1%

44%
55%

Gambar 4. 3
Kategori Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Komponen Pembelajaran dalam
Pendidikan Seni Musik

4.1.1.4 Distribusi Frekuensi Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan


Seni Musik
Data skor angket atau kuesioner persepsi guru sekolah dasar terhadap
pendidikan seni musik disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dengan panjang
kelas yang sama, berikut tabel distribusi frekuensi persepsi guru sekolah dasar
terhadap pendidikan seni musik.

Tabel 4. 35
Distribusi Frekuensi Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan Seni Musik

No Kelas Interval Frekuensi Persentase Kumulatif


Persentase
1 90-96 3 1.91% 1.9%
2 97-103 7 4.45% 6.35%
3 104-110 28 17.8% 24.15%
4 111-117 48 30.5% 54.65%
5 118-125 30 19.1% 73.75%
6 126-132 16 10.2% 83.95%
7 133-139 13 8.2% 92.15%
8 140-146 12 7.6% 100%
Jumlah 157 100%
82

Tabel 4.35 menunjukan bahwa distribusi frekuensi jawaban responden mengenai


persepsi guru sekolah dasar terhadap pendidikan seni musik terdapat 8 kelas interval
dengan panjang 7 kelas disetiap intervalnya. Data diatas menunjukan bahwa
responden menjawab pernyataan yang berkaitan dengan persepsi guru sekolah dasar
terhadap pendidikan seni musik yang mana berada pada pernyataan kelas tertinggi
yaitu 140 dari jumlah jawaban masing-masing responden, sedangkan pernyataan
terendah yaitu 90, tabel diatas menunjukan 3 orang (1.91%) responden menjawab
semua pernyataan dalam kelas interval 90-96, 7 orang (4.45%) responden dalam
kelas interval 97-103,
28 orang (17.8%) responden berada dalam kelas interval 104-110, 48 orang (30.5%)
responden menjawab semua pertanyaan dalam kelas interval 111-117, 30 orang
(19.1%) responden menjawab semua pertanyaan dalam kelas interval 118-125, 16
orang (10.2%) responden menjawab semua pertanyaan dalam kelas interval 126-132,
13 orang (8.2%) responden menjawab semua pertanyaan dalam kelas interval 133-
139, dan 12 orang (7.6%) responden menjawab semua pertanyaan dalam kelas
interval 140-
146. Dengan demikian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab
dalam kisaran kelas interval 111-117 dengan jumlah responden 48 orang (30.5%).
Setelah mengetahui hasil distribusi frekuensi jawaban responden, kemudian
peresntase jawaban responden di bagi kedalam 5 kategori yang terdiri dari persepsi
guru sekolah dasar dalam kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik dan
tidak baik.
Tabel 4. 36
Kategori Persentase Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap pendidikan Seni Musik

Skor Frekuensi Prosentase Interpretasi


Penilaian
X > 111.9 115 74% Sangat Baik
93.3 < X ≤ 111.9 41 26% Baik
74.5 < X ≤93.3 1 0.63% Cukup Baik
56.1 < X ≤ 74.5 - - Kurang Baik
X ≤ 56.1 - - Tidak Baik
Jumlah 157 100
83

Tabel 4.36 menunjukan bahwa persepsi guru sekolah dasar terhadap pendidikan seni
musik di kota Tasikmalaya dengan aspek pembelajaran dalam pendidikan seni musik
dengan populasi penelitian guru kelas di sekolah dasar yang ada di kota Tasikmalaya
dapat dikategorikan sebagai berikut; kategori sangat baik terdapat 115 orang (74%),
kategori baik sebanyak 41 orang (26%), kategori cukup baik sebanyak 1 orang
(0.63%), kategori kurang baik sebanyak 0 orang (0%) dan kategori tidak baik
sebanyak 0 orang (0%). Dengan demikian dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden berada dalam kategori Baik, yaitu 103 orang (65.6%) dari 157 responden.
Kategori persepsi guru sekolah dasar terhadap hakikat pendidikan seni musik dapat
dilihat melalui diagram di dalam gambar 4.4 berikut :
KATAGORI PERSEPSI
Sangat BaikBaikCukup BaikKurang BaikTidak Baik

1%
26%

73%

Gambar 4. 4
Kategori Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan Seni Musik Di Kota
Tasikmalaya

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian


Berdasarkan tahapan penelitian yang telah dilaksanakan dapat di pahami
bahwa responden atau guru yang dalam hal ini guru kelas di sekolah dasar telah
memberikan tanggapan dengan baik yakni melalui pengisian angket atau kuisioner
yang mana setiap guru yang mengisi angket tersebut telah memberikan persepsi
terhadap pendidikan seni musik. Hal tersebut tentu berdasar pada konsep bahwa
persepsi merupakan sebuah pengalaman yang berkaitan dengan penerimaan sebuah
objek atau hubungan-hubungan yang di peroleh untuk menyimpulkan informasi dan
menafsirkan atau memberi makna terhadap objek (Walgito, 2010). Persepsi setiap
individu tentu akan berbeda antara satu dan lainnya, hal tersebut dapat terjadi karena
banyak hal yang dapat mempengaruhi persepsi seseorang yang tergolong kedalam
dua bagian yakni faktor internal dan faktor
84

eksternal oleh (Pinaryo, 2016). Persepsi seseorang sebagaimana dijelaskan


sebelumnya tentu memiliki kualitas yang berbeda dimana dalam hal ini persepsi
dapat dibagi kedalam dua jenis dimana diantaranya adalah persepsi baik dan persepsi
buruk Walgito (dalam Pratiwi dkk,2018). Untuk dapat di gunakan dalam penelitian
maka peneliti mengembangan kedua jenis persepsi tersebut menjadi 5 kategori yakni
i 5 kategori, antara lain: kategori “Sangat baik”, kategori “Baik”, kategori “Cukup
Baik”, kategori “Kurang baik”, dan kategori “Tidak baik”.
4.2.1 Persepsi Guru Terhadap Hakikat Pendidikan Seni Musik
Hakikat pendidikan seni musik di kaji melalui filsafat ilmu yang
menggunakan ontologi, epistemologi serta aksiologi (Dasuki, 2019). Ontologi
membahas tentang yang ada secara universal, yaitu berusaha mencari inti yang
dimuat setiap kenyataan yang meliputi segala realitas dalam semua bentuknya yang
mana dalam hal ini ini pendidikan seni musik yaitu menunjang tercapainya tujuan
pendidikan di Indonesia yang mana sebagai pengembangan pribadi siswa. Kajian
epistemologi membahas tentang bagaimana proses mendapatkan ilmu pengetahuan
yang mana dalam hal ini guru lebih diutamakan berperan sebagai seorang akademisi
yang akan memberikan pengalaman musik sesuai dengan kehidupan anak dalam
keseharian mereka, yang dalam hal ini musik dijadikan sebagai media umum guna
memberikan pengalaman siswa dalam musik (Murtiningsih & Wiryawan, 2007,
hlm.54), sedangkan aksiologi dapat berarti bahwa pendidikan seni musik memiliki
keguanan atau nilai dalam praktiknya. Hasil temuan penelitian sebagaimana yang di
tampilkan pada tabel 4.5 terdapat kategori persepsi sangat baik sebanyak 88 orang
(56%), terkategorikan baik sebanyak 65 orang (41.4%), dan terkategorikan cukup
baik sebanyak 4 orang (2.54%) yang mana sebagian besar responden
mempersepsikan hakikat pendidikan seni musik dalam kategori baik, yaitu 88 orang
(56%) dari 157 responden secara keseluruhan.
Hasil analisis data menunjukan bahwa respon guru dalam aspek hakikat
pendidikan seni musik berada dalam kategori sangat baik yang mana hal tersebut jika
di kaitkan dengan indikator manfaat pendidikan seni musik menunjukan bahwa guru
sekolah dasar sebanyak 56 atau (56%) dari 157 responden mempersepsikan dengan
sangat baik. Angka tersebut jika di kaitkan dengan indikator hakikat pendidikan seni
85

musik dapat menunjukan bahwa guru sekolah dasar di kota Tasikmalaya


mempersepsikan hakikat pendidikan seni musik sebagai suatu ketercapaian tujuan
pendidikan, Sistem pencapaian pendidikan melalui pengalaman musikal, serta
memiliki kegunaan/nilai dalam pendidikan.
4.2.2 Persepsi Guru Terhadap Manfaat Pendidikan Seni Musik
Manfaat pendidikan seni musik menjadi bagian terpenting dalam pendidikan
seni musik sebagaimana yang di paparkan peneliti sebelumnya tentang manfaat
pendidikan seni musik yang mana manfaat tersebut terbagi menjadi tiga bagian yaitu
manfaat dalam aspek pendidikan, manfaat dalam aspek psikologi dan manfaat dalam
aspek sosial budaya (Respati, 2015, hlm.114). .Hasil analisis data menunjukan
jawaban responden secara keseluruhan dalam aspek manfaat pendidikan seni musik,
dimana dalam tabel 4.20 di ketahui bahwa jawaban reponden dikategorikan kedalam
5 kategori, antara lain: kategori “Sangat Baik”, kategori “Baik”, kategori “Cukup
Baik”, kategori “Kurang Baik”, dan kategori “Tidak Baik”. Berdasarkan hasil analisis
data pada bagian temuan penelitian dalam tabel 4.23 dapat dijelaskan persepsi guru
sekolah dasar terhadap manfaat pendidikan seni musik sebagai berikut, terkategorikan
sangat baik sebanyak 116 orang (74%), terkategorikan baik sebanyak 38 orang
(24%), dan terkategorikan cukup baik sebanyak 3 orang (1.9%). Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden mempersepsikan manfaat
pendidikan seni musik dalam kategori baik, yaitu 116 orang (74%) dari 157
responden secara keseluruhan.
Hasil analisis data menunjukan bahwa respon guru dalam aspek manfaat
pendidikan seni musik berada dalam kategori sangat baik yang mana hal tersebut jika
di kaitkan dengan indikator manfaat pendidikan seni musik menunjukan bahwa guru
sekolah dasar sebanyak 116 atau (74%) dari 157 responden mempersepsikan dengan
sangat baik manfaat pendidikan seni musik Memberikan dasar ekspresi dan
kreativitas dalam musik, Menyeimbangkan perkembangan otak kiri dan otak kanan,
Memperkuat suasana dan emosi rileks dalam pembelajaran, Menyeimbangkan
perkembangan jasmani, Memberikan sarana yang tepat dan positif dalam
mengungkapkan perasaan dan kondisi kejiwaan anak, Sarana relaksasi dan
kontemplasi, Menumbuhkan sikap
86

disiplin, dan menyelesaikan masalah, Menumbuhkan empati dan menghilangkan


sikap egoisme dalam diri anak, Menumbuhkan sikap menghargai, kerja sama, dan
berkomunikasi, Memberikan pandangan terhadap budaya sebagai warisan dan
kekayaan bagi anak, Menciptakan medan energi yang kuat untuk berinteraksi sesuai
etika dan estetika dalam pergaulan.
4.2.3 Persepsi Guru Terhadap Komponen Pembelajaran Pendidikan Seni
Musik
Pembelajaran dalam pendidikan seni musik sebagaimana halnya pembelajaran
secara umum tentu memiliki komponen pembelajaran yang dapat dilaksanakan agar
pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Komponen pembelajaran yang dimaksud
sebagaimana Pane & Dasopang (2017) menjelaskan bahwa terdapat 7 komponen
dalam pembelajaran. Sehingga persepsi guru sekolah terhadap komponen
pembelajaran tersebut menjadi penting. Hasil analisis data pada tabel 4.34
menunjukan bahwa persepsi guru sekolah dasar terhadap pembelajaran dalam
pendidikan seni musik berada dalam kategori sangat baik sebanyak 69 orang (43.9%),
terkategorikan baik sebanyak 87 orang (55.41%), dan terkategorikan cukup baik
sebanyak 1 orang (0.3%). sehingga sebagian besar responden mempersepsikan
pembelajaran dalam pendidikan seni musik dalam kategori baik, yaitu 87 orang
(55.41%) dari 157 responden secara keseluruhan.
Hasil analisis data menunjukan bahwa respon guru dalam aspek pembelajaran
dalam pendidikan seni musik berada dalam kategori sangat baik yang mana hal
tersebut jika di kaitkan dengan indikator pembelajaran dalam pendidikan seni musik
menunjukan bahwa guru sekolah dasar sebanyak 87 atau (55.41%) dari 157
responden menunjukan bahwa guru sekolah dasar mempersepsikan pembelajaran
dalam pendidikan seni musik bahwa Guru sebagai Fasilitator dalam pembelajaran,
Siswa menjadi subjek dalam pembelajaran, dalam pebelajaran gueu harus memiliki
sasaran keberhasilan pembelajaran, Memiliki keberagaman Metode pembelajaran
musik, Menguasai materi Elemen Musik, Menguasai materi Pola Irama dan bentuk
Pola irama dalam lagu, Menguasai materi Tanda Tempo, Tangga Nada serta Interval
Nada,
87

tersedia media pembelajaran, Terdapat evaluasi menyentuh ranah kognitif,


psikomotor dan afektif.
4.2.4 Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan seni musik
Berdasarkan analisis data dapat dijelaskan persepsi guru sekolah dasar
terhadap pendidikan seni musik dimana jawaban reponden dikategorikan kedalam 5
kategori, antara lain: kategori “Sangat Baik”, kategori “Baik”, kategori “Cukup
Baik”, kategori “Kurang Baik”, dan kategori “Tidak Baik”. Berdasarkan hasil analisis
data pada bagian temuan penelitian tabel 4.36 dapat dijelaskan persepsi guru sekolah
dasar terhadap pendidikan seni musik sebagai berikut, terkategorikan sangat baik
sebanyak 115 orang (74%), terkategorikan baik sebanyak 41 orang (26%), dan
terkategorikan cukup baik sebanyak 1 orang (0.63%). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar responden mempersepsikan pendidikan seni
musik dalam kategori Sangat baik, yaitu 115 orang (74%) dari 157 responden secara
keseluruhan.
Hasil analisis data menunjukan bahwa respon guru dalam aspek pembelajaran
dalam pendidikan seni musik berada dalam kategori sangat baik yang mana hal
tersebut jika di kaitkan dengan indikator pembelajaran dalam pendidikan seni musik
menunjukan bahwa guru sekolah dasar sebanyak 115 atau (74%) dari 157
mempersepsikan pendidikan seni musik dalam aspek hakikat sebagai ketercapaian
tujuan pendidikan, Sistem pencapaian pendidikan melalui pengalaman musikal, serta
memiliki kegunaan/nilai dalam pendidikan. Dalam aspek manfaat pendidikan seni
musik Memberikan dasar ekspresi dan kreativitas dalam musik, Menyeimbangkan
perkembangan otak kiri dan otak kanan, Memperkuat suasana dan emosi rileks dalam
pembelajaran, Menyeimbangkan perkembangan jasmani, Memberikan sarana yang
tepat dan positif dalam mengungkapkan perasaan dan kondisi kejiwaan anak, Sarana
relaksasi dan kontemplasi, Menumbuhkan sikap disiplin, dan menyelesaikan masalah,
Menumbuhkan empati dan menghilangkan sikap egoisme dalam diri anak,
Menumbuhkan sikap menghargai, kerja sama, dan berkomunikasi, Memberikan
pandangan terhadap budaya sebagai warisan dan kekayaan bagi anak, Menciptakan
medan energi yang kuat untuk berinteraksi sesuai etika dan estetika dalam pergaulan.
Dalam aspek pembelajaran Guru sebagai Fasilitator dalam pembelajaran, Siswa
88

menjadi subjek dalam pembelajaran, dalam pebelajaran gueu harus memiliki sasaran
keberhasilan pembelajaran, Memiliki keberagaman Metode pembelajaran musik,
Menguasai materi Elemen Musik, Menguasai materi Pola Irama dan bentuk Pola
irama dalam lagu, Menguasai materi Tanda Tempo, Tangga Nada serta Interval Nada,
tersedia media pembelajaran, Terdapat evaluasi menyentuh ranah kognitif,
psikomotor dan afektif.
Hasil penelitian sebelumnya dengan penelitian yang dilakukan peneliti dengan
judul persepsi guru sekolah dasar terhadap pendidikan seni musik pada dasarnya
memiliki perbedaan hasil dalam segi persepsi sebagaimana penelitian sebelumnya
oleh (Kukuh Prabawa dkk, 2021) menjelaskan bahwa proses penyampaian
pendidikan seni musik oleh guru masih dilakukan secara setengah-setengah yang
berarti bahwa penyampaian pendidikan seni musik oleh guru belum menunjang
sepenuhnya beberapa pengalaman dan kemampuan-kemampuan peserta didik dalam
berekspresi, berapresiasi, berkreasi, harmoni, estetika, pembelajaran serta belum
memperhatikan karakteristik dan tingkat perkembangan individual peserta didik.
Selain itu penelitian yang dilakukan oleh (Afriadi, Putra, Aulia; 2019) menyebutkan
bahwa pendidikan seni musik belum mampu memberikan kebebasan dan kematangan
personal sebagai subjektivitas. Yang mana salah satu penyebabnya yakni kurang
adanya usaha untuk menumbuhkan rasa kesadaran diri serta tanggung jawab yang
tinggi pada individu siswa. Terlihat dari pendidik yang masih terlalu mendominasi
seperti dalam pemilihan materi maupun penentuan lagu yang disampaikan masih
tergantung pada pendidik sendiri, belum menyesuaikan dengan kondisi dan rata-rata
potensi peserta didik. Selain itu, refleksi dan sistem evaluasi pembelajaran juga masih
ditentukan oleh pendidik itu sendiri, belum didasarkan pada karakteristik pribadi
peserta didik. Walaupun demikian penelitian yang dilakukan memberikan
kemanfaatan bagi kemajuan ilmu pengetahuan khususnya dalam ranah pendidikan,
yang mana penelitian persepsi guru sekolah dasar terhadap pendidikan seni musik
dilakukan secara kuantitatif atau meluas sehingga data hasil pengolahan dapat
dijadikan dasar dalam melakukan penelitian selanjutnya agar kedudukan masalah
dalam pendidikan seni musik secara umum dapat di tentukan.
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

5.1. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan di Kota Tasikmalaya
mengenai persepsi guru sekolah dasar terhadap pendidikan seni musik, diperoleh
simpulan sebagai berikut:
1. Persepsi guru sekolah dasar terhadap hakikat pendidikan seni musik berada
dalam kategori sangat baik, dimana hal tersebut menunjukan bahwa guru sekolah
dasar di kota Tasikmalaya sebagian besar termasuk kedalam kategori sangat baik
dalam mempersepsikan hakikat pendidikan seni musik sebagai suatu
ketercapaian tujuan pendidikan, Pendidikan Seni Musik sebagai sistem
pencapaian pendidikan melalui pengalaman musikal, serta pendidikan seni musik
memiliki kegunaan/nilai dalam pendidikan.
2. Persepsi guru sekolah dasar terhadap manfaat pendidikan seni musik berada
dalam kategori sangat baik, dimana hal tersebut menunjukan bahwa guru sekolah
dasar di kota Tasikmalaya sebagian besar termasuk kedalam kategori sangat baik
dalam mempersepsikan manfaat pendidikan seni musik dapat memberikan dasar
ekspresi dan kreativitas dalam musik, Menyeimbangkan perkembangan otak kiri
dan otak kanan, Memperkuat suasana dan emosi rileks dalam pembelajaran,
Menyeimbangkan perkembangan jasmani, Memberikan sarana yang tepat dan
positif dalam mengungkapkan perasaan dan kondisi kejiwaan anak, Sarana
relaksasi dan kontemplasi, Menumbuhkan sikap disiplin, dan menyelesaikan
masalah, Menumbuhkan empati dan menghilangkan sikap egoisme dalam diri
anak, Menumbuhkan sikap menghargai, kerja sama, dan berkomunikasi,
Memberikan pandangan terhadap budaya sebagai warisan dan kekayaan bagi
anak, Menciptakan medan energi yang kuat untuk berinteraksi sesuai etika dan
estetika dalam pergaulan.
3. Persepsi guru sekolah dasar terhadap komponan pembelajaran dalam pendidikan
seni musik berada dalam kategori baik, dimana hal tersebut menunjukan bahwa
sebagian besar guru sekolah dasar di kota Tasikmalaya mempersepsikan baik

89
90

dalam komponen pembelajaran pendidikan seni musik yang mengharuskan guru


sebagai Fasilitator dalam pembelajaran, Siswa menjadi subjek dalam
pembelajaran, dalam pembelajaran guru memiliki sasaran keberhasilan
pembelajaran, Memiliki keberagaman metode pembelajaran musik, Menguasai
materi elemen musik, Menguasai materi pola irama dan bentuk pola irama dalam
lagu, Menguasai materi tanda tempo, Tangga nada serta interval nada, tersedia
media pembelajaran, Terdapat evaluasi menyentuh ranah kognitif, psikomotor
dan afektif.
5.2. Implikasi
Penelitian ini dilakukan dalam dunia pendidikan, maka kesimpulan yang
ditarik memiliki implikasi terhadap dunia pendidikan dan bagi penelitian
selanjutnya. Sehubungan dengan hal tersebut, maka impikasi dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Hasil penelitian memberikan informasi tentang gambaran umum persepsi guru
sekolah dasar tentang pendidikan seni musik
2. Hasil penelitian persepsi guru sekolah dasar terhadap pendidikan seni musik
memberikan dorongan dan stimulus bahwa kompetensi guru dalam
pendidikan seni musik merupakan hal yang penting.
3. Hasil penelitian memberikan gambaran kepada pemilik kebijakan bahwa perlu
ada penelitian sekaitan dengan permasalahan dalam pendidikan seni musik di
sekolah dasar.
5.3. Rekomendasi
Untuk memperoleh manfaat dari penelitian yang dilakukan, perlu
disampaikan beberapa saran atau rekomendasi, diantaranya:
1. Untuk lembaga pendidikan lingkup Sekolah Dasar: mengadakan sebuah
program untuk para pengajar guna mengoptimalkan kemampuan guru di
sekolah khususnya dalam pendidikan seni musik.
2. Untuk Guru; mengoptimalkan pemahaman tentang pendidikan seni musik
dalam aspek hakikat, manfaat, dan pembelajaran dalam pendidikan seni musik
91

melalui berbagai kegiatan atau program serta selalu berpartisipasi dengan


berbagai penelitian yang dilakukan peneliti.
3. Untuk peneliti; Penelitian ini masih terdapat kekurangan diantaranya
kurangnya penguatan deskripsi melalui wawancara dan observasi. Subjek
penelitian yang masih tergolong kurang bervariasi. Untuk penelitian
selanjutnya dapat dibedah lebih jauh lagi terkait persepsi guru sekolah dasar
dengan penelitian kualitatif atau mengembangkan alternatif penyelesaian
masalah-masalah yang ditemukan dalam penelitian ini.
REFERENSI
Afandi, M., Chamalah, E., & Wardani, O. P. (2013). Model Dan Metode
Pembelajaran Di Sekolah. In Perpustakaan Nasional Katalog Dalam Terbitan
(KDT) (Vol. 392, Issue 2). https://doi.org/10.1007/s00423-006-0143-4
Afriadi, Putra; Aulia, S. M. (2019). Seni Rupa yang Meng-Humanis. Seminar
Nasional “Guru Pembelajar, Guru Milenial, 220–239.
Ambarwangi. (2013). Pendidikan Multikultural Di Sekolah Melalui Pendidikan Seni
Tradisi. Harmonia: Journal of Arts Research and Education, 13(1).
https://doi.org/10.15294/harmonia.v13i1.2535
Ansyah, R., Safitri, J., & Zwagery, R. V. (2019). Hubungan Persepsi Co-Parenting
Dengan Interaksi Teman Sebaya Pada Sisa Sekolah Menengah Pertama Negeri 2
Martapura. Jurnal Kognisia, 2(1).
Arifin, Z. (2012). Evaluasi Pembelajaran Sejarah. Kelembagaan Direktorat
Pendidikan Tinggi Islam.
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revi). PT.
Rineka Cipta.
Asrori. (2019). Psikologi Pendidikan Pendekatan Multidisipliner. In Journal of
Chemical Information and Modeling (Vol. 53, Issue 9). CV. Pena Persada.
Asrori, M. (2013). Pengertiann, Tujuan Dan Ruang Lingkup Strategi Pembelajaran.
Bahrum. (2013). Ontologi,Epistimologi,Aksiologi. Sulesana, 8(2), 36.
Dasuki. (2019). Tiga Aspek Utama Dalam Kajian Filsafat Ilmu; Ontologi,
Epistemologi, Dan Aksiologi. Proceedings, 1(2), 141–146.
Djamarah, S. B. (2005). Guru dan Anak Didik dalam interaksi edukatif. PT. Rineka
Cipta.
Fahmi, D. (2020). Persepsi (H. Adamson (Ed.); 1st ed.). Psikologi Corner.
Faudy, R. (2015). Analisis Persepsi Pelajar Tingkat Menengah Pada Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri Kudus. Edukasia : Jurnal Penelitian Pendidikan Islam,
10(1), 189–210. https://doi.org/10.21043/edukasia.v10i1.791
Firdani, A. (2017). Persepsi Guru Dalam Pembelajaran Sbdp Pada Kurikulum 2013
Edisi Revisi Di Sdit Bias Assalam Kota Tegal.
Habron, J. (2016). Dalcroze Eurhythmics in music therapy and special music
education. Approaches : An Interdisciplinary Journal Of Music Therapy, 100–
104(8 (2)).
Hasmawati, Haling, A., F, S., & Yusri. (2019). Pelatihan Pengembangan Model

92
93

Pembelajaran Berbasis Analisis Kebutuhan Siswa Bagi Guru Sekolah Dasar.


JOURNAL OF EDUCATIONAL STUDIES (IJES), 22 no 1, (, 51–57.
https://doi.org/https://doi.org/10.26858/ijes.v22i1.9347
Heriyansyah, H. (2018). Guru Adalah Manajer Sesungguhnya Di Sekolah. Islamic
Management: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 1(01), 116–127.
https://doi.org/10.30868/im.v1i01.218
Irawana, T. J., & Desyandri, D. (2019). Seni Musik Serta Hubungan Penggunaan
Pendidikan Seni Musik Untuk Membentuk Karakter Peserta Didik Di Sekolah
Dasar. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 1(3), 222–232.
https://doi.org/10.31004/edukatif.v1i3.47
Julia, J. (2017). Pendidikan Musik : Permasalahan dan Pembelajarannya Pendidikan
Musik : UPI Sumedang Press.
Krathwohl, D. R. (2002). A Revision of Bloom ’ s Taxonomy : Theory Into Practice,
41(4), 212–219.
Krisdayanti, Y. (2020). Pengembangan Seni Musik Anak Usia Dini Melalui Kegiatan
Drum Band dan Angklung Di TK Nakika Insan Mulia Purwokerto.
Kukuh, P., Susilo, P., A M, C., & Handoyo, B. (2021). Perspektif Pendidikan Seni
Musik Berorientasi Humanistik. INVENSI (Jurnal Penciptaan Dan Pengkajian
Seni), 6(1), 41–52. http://journal.isi.ac.id/index.php/invensi/article/view/4793
Mangkunegara. (2011). Penelitian Kuantitatif.
Maunah. (2009). Landasan Pendidikan. TERAS.
Morissan. (2018). Metode Penelitian Survei (Riefmanto (Ed.); 1st ed.).
PRENADAMEDIA GROUP.
Murtiningsih, H., & Wiryawan, S. A. (2007). Pembelajaran Seni Musik Di Sekolah
Dasar. I, 53–65.
Nugraha, B. A. (2017). Menstimulasi Otak Kiri dan Otak Kanan Dengan Musik
Instrumental Dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Siswa Kelas VIII.
UMM Institutional Repository.
Nurbayan, T. (2018). Peningkatan Kemampuan Seni Musik Guru Pendidikan Khusus
Melalui Kegiatan Pelatihan di Gugus 11 Kota Tangerang. In UNIK (Jurnal
Ilmiah PendidikanLuar Biasa) (Vol. 3, Issue 3).
https://doi.org/10.30870/UNIK.V3I3.6374
Pane, A. (2017). Belajar dan Pembelajaran. Kajian Ilmu-Ilmu Keislaman, 03(2), 333–
352.
Pane, A., & Dasopang, M. D. (2017). Belajar dan Pembelajaran. FITRAH Jurnal
Kajian Ilmu-Ilmu Keislaman, 03(2), 333–352. jurnal.iain-
94

padangsidimpuan.ac.id/index.php/F
Permendikbud nomor 67 tahun 2013 BAB 1 Point B tentang Karakteristik kurikulum
2013. (n.d.).
Pinaryo. (2016). Persepsi Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo
Terhadap Program Kewirausahaan Mahasiswa. Aristo,
2(2), 53.
https://doi.org/10.24269/ars.v2i2.22
Pratiwi, D. S., Widiastuti, A. A., & Rahardjo, M. M. (2018). Persepsi orangtua
terhadap pendidikan anak usia dini di Lingkungan RW 01 Dukuh Krajan Kota
Salatiga. Jurnal Satya Widya, 34(1), 39–49.
Puspitasari, D. (2019). Implementasi Nilai Pendidikan Karakter Drama Tari Musik
La- Tahzan Pada Pembelajaran Seni Budaya Kelas IX SMP IX Ar-Raihan
Bantul. http://lib.isi.ac.id
Rachmi, T. (2014). Keterampilan Musik dan Tari (1st ed.). Universitas Terbuka.
Respati, R. (2015). Esensi pendidikan seni musik untuk anak. Jurnal Saung Guru,
Vol.
VII N, 109–115. http://jurnal.upi.edu/md/view/3492/esensi-pendidikan-seni-
musik-untuk-anak.html
Ridwan. (2016). Pembelajaran Seni Musik Tematik Sebagai Implementasi Kurikulum
2013.
https://ejournal.upi.edu/index.php/MetodikDidaktik/article/download/7685/4945
Riyana, C. (2011). Komponen-Komponen Pembelajaran. Komponen-Komponen
Pembelajaran, 1–63.
Rofiah, N. H. (2016). Menerapkan multiple intelligences dalam pembelajaran di
sekolah dasar. Jurnal Dinamika Pendidikan Dasar, 8(1), 69–79.
http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/Dinamika/article/view/937/875
Sadullah, U. (2017). Pedagogik (Ilmu Mendidik) (5th ed.). Alfabeta CV.
Sihombing, L. B. (2017). Peranan Nyanyian Sebagai Suatu Metode Anak Pada
Sekolah Taman Kanak-Kanak. Generasi Kampus, 8(2).
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/gk/article/view/7405
Sinaga, B. U. & S. (2009). Pengembangan Materi Pembelajaran Seni Musik Berbasis
Seni Budaya Berkonteks Kreatif, Kecakapan Hidup, Dan Menyenangkan Bagi
Siswa Sd/Mi. Harmonia Journal of Arts Research and Education, 9(2).
https://doi.org/10.15294/harmonia.v9i2.638
Sinaga, F. S. S. (2020). Musik Trunthung Sebagai Wujud Kearifan Lokal Dalam
Konteks Pendidikan Seni. Tonika: Jurnal Penelitian Dan Pengkajian Seni, 3(1),
27–38. https://doi.org/10.37368/tonika.v3i1.129
Sudaryono. (2018). Metode Penelitian (1st ed.). Rajawali Pers.
95

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif


dan R&D) (1st ed.). Alfabeta CV.
Suhaya, S. (2016). Pendidikan Seni Sebagai Penunjang Kreatifitas. JPKS (Jurnal
Pendidikan Dan Kajian Seni), 1(1).
https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JPKS/article/view/837
Suriasumantri, J. S. (2003). Filsafat Ilmu : Sebuah Pengantar Populer (1st ed.).
Pusaka Sinar Harapan.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. (n.d.).
Undang-Undang Republik Indnesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Walgito, B. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Andi Offset.
Wasitohadi, W. (2014). Hakekat Pendidikan Dalam Perspektif John Dewey Tinjauan
Teoritis. Satya Widya, 30(1), 49. https://doi.org/10.24246/j.sw.2014.v30.i1.p49-
61
Yuni, Q. F. (2017). Kreativitas Dalam Pembelajaran Seni Musik Di Sekolah Dasar:
Suatu Tinjauan Konseptual. ELEMENTARY: Islamic Teacher Journal, 4(1).
https://doi.org/10.21043/elementary.v4i1.1980
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 SK Pengangkatan Dosen Pembimbing SKRIPSI

96
97
98
99

Lampiran 2 Pemberitahuan Penelitian Kesatuan Bangsa dan Politik


100

Lampiran 3 Ijin Penelitian Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya


101

Lampiran 4 Validasi Instrumen Penelitian oleh dosen ahli pendidikan seni musik
102
103
104
105
106
107

Lampiran 5 Validasi Instrumen Penelitian oleh dosen ahli bahasa Indonesia


108
109
110
111

Lampiran 6 Angket Penelitian

Angket Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan Seni Musik


Di Kota Tasikmalaya
1. Pendidikan Seni Musik memiliki peran penting yakni sebagai sarana
mencapai tujuan pendidikan Nasional.
Sangat setuju
Setuju
Netral
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
2. Musik dijadikan sebagai media umum dalam Pendidikan Seni Musik.
Sangat setuju
Setuju
Netral
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
3. Pendidikan Seni Musik memiliki pengaruh dalam perubahan aspek kogitif,
psikomotor dan afektif peserta didik.
Sangat setuju
Setuju
Netral
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
4. Peserta didik dapat mengekspresikan dirinya melalui kegiatan bermusik.
Sangat setuju
Setuju
Netral
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
5. Pendidikan Seni Musik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
berkreatifitas.
Sangat setuju
112

Setuju
Netral
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
6. Kegiatan bermain musik dapat memberikan peserta didik keseimbangan
dalam berpikir.
Sangat setuju
Setuju
Netral
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
7. Kegiatan bermain musik dapat memberikan/menghadirkan suasana nyaman
bagi peserta didik pada saat belajar.
Sangat setuju
Setuju
Netral
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
8. Bermain musik dapat menyeimbangkan perkembangan motorik peserta didik.
Sangat setuju
Setuju
Netral
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
9. Peserta didik dapat mencurahkan perasaannya melalui musik.
Sangat setuju
Setuju
Netral
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
10. Bermain musik dapat memberikan ketenangan bagi peserta didik.
Sangat setuju
113

Setuju
Netral
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
11. Pendidikan Seni Musik menumbuhkan sikap disiplin pada diri peserta didik
Sangat setuju
Setuju
Netral
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
12. Pendidikan Seni Musik dapat merangsang peserta didik supaya mampu
memecahkan suatu masalah.
Sangat setuju
Setuju
Netral
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
13. Pendidikan Seni Musik dapat menumbuhkan sikap solidaritas antar peserta
didik.
Sangat setuju
Setuju
Netral
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
14. Pendidikan Seni Musik dapat menghilangkan sikap egois pada diri peserta
didik.
Sangat setuju
Setuju
Netral
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
15. Pendidikan Seni Musik dapat menumbuhkan sikap untuk saling menghargai
diantara peserta didik.
114

Sangat setuju
Setuju
Netral
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
16. Pendidikan Seni Musik dapat menumbuhkan sikap kerjasama diantara peserta
didik.
Sangat setuju
Setuju
Netral
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
17. Pendidikan Seni Musik dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam
berkomunikasi.
Sangat setuju
Setuju
Netral
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
18. Pendidikan Seni Musik dapat memberikan pandangan bagi peserta didik
bahwa budaya merupakan warisan dan kekayaan.
Sangat setuju
Setuju
Netral
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
19. Pendidikan Seni Musik dapat menciptakan hubungan yang kuat untuk
berinteraksi sesuai etika dan estetika dalam pergaulan.
Sangat setuju
Setuju
Netral
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
115

20. Peran guru dalam Pendidikan seni musik yakni sebagai fasilitator.
Sangat setuju
Setuju
Netral
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
21. Peran peserta didik dalam pendidikan seni musik yakni sebagai subjek
pembelajaran.
Sangat setuju
Setuju
Netral
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
22. Pembelajaran dalam Pendidikan Seni Musik memiliki sasaran keberhasilan
belajar.
Sangat setuju
Setuju
Netral
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
23. Pembelajaran dalam Pendidikan Seni Musik menggunakan berbagai metode
pembelajaran musik.
Sangat setuju
Setuju
Netral
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
24. Dalam Pendidikan Seni Musik guru memahami materi elemen musik di
Sekolah Dasar.
Sangat setuju
Setuju
Netral
Tidak setuju
116

Sangat tidak setuju


25. Dalam Pendidikan Seni Musik guru memahami materi pola irama dan bentuk
pola irama musik di Sekolah Dasar.
Sangat setuju
Setuju
Netral
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
26. Dalam Pendidikan Seni Musik guru memahami materi tanda tempo, tangga
nada serta interval nada musik di Sekolah Dasar.
Sangat setuju
Setuju
Netral
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
27. Dalam Pendidikan Seni Musik guru memahami penggunaan beragam media
pembelajaran seni musik.
Sangat setuju
Setuju
Netral
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
28. Dalam Pendidikan Seni Musik guru memahami evaluasi yang menyentuh
ranah kognitif, psikomotor dan afektif dalam Pendidikan Seni Musik.
Sangat setuju
Setuju
Netral
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
117

Lampiran 7 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas


1) Data hasil penelitian uji coba instrumen
TOTAL
Responden P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 P26 P27 P28 SCORE
G1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 116
G2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 4 4 134
G3 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 3 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 120
G4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 2 4 3 4 4 5 5 5 4 5 3 2 4 3 3 4 4 5 114
G5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 3 4 4 5 5 5 4 5 3 2 4 3 4 4 4 5 117
G6 4 5 5 4 4 4 5 4 4 3 3 4 3 4 4 5 5 5 4 5 3 2 4 3 4 4 4 5 113
G7 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 3 4 2 4 4 5 5 5 4 5 3 2 4 3 3 4 4 4 112
G8 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 121
G9 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 3 4 3 4 4 4 5 5 4 5 3 2 4 4 4 4 4 4 115
G10 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 5 5 5 5 2 4 4 4 4 4 4 111
G11 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 116
G12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 111
G13 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 101
G14 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 123
G15 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 113
G16 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 3 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 125
G17 4 4 4 4 3 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 105
G18 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 136
G19 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 119
G20 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 120
G21 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 109
G22 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 130
G23 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 113
G24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 111
G25 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 131
G26 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 3 4 5 5 5 5 5 131
G27 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 114
G28 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 120
118

G29 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 108
G30 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 102
G31 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 140
G32 4 4 5 5 4 4 3 5 4 4 3 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 3 4 3 3 4 118
119

2) Data hasil pengolahan uji validitas instrumen dengan SPSS


Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Item Corrected Item- Cronbach's Alpha if
Deleted Deleted Total Correlation Item Deleted
item_1 117.78 91.725 .435 .921
item_2 117.88 91.210 .678 .918
item_3 117.66 92.491 .544 .919
item_4 117.72 91.951 .611 .918
item_5 117.53 92.128 .592 .919
item_6 117.72 89.693 .685 .917
item_7 117.84 92.523 .420 .921
item_8 117.78 91.854 .461 .920
item_9 117.78 91.273 .710 .917
item_10 118.00 86.645 .775 .915
item_11 118.16 92.588 .446 .920
item_12 118.44 92.319 .366 .922
item_13 118.00 93.290 .475 .920
item_14 118.12 89.339 .564 .919
item_15 117.91 89.507 .788 .916
item_16 117.78 90.564 .692 .917
item_17 117.94 90.319 .597 .918
item_18 117.59 93.926 .393 .921
item_19 117.44 95.157 .291 .922
item_20 117.91 90.346 .634 .918
item_21 117.75 94.194 .378 .921
item_22 118.19 89.577 .517 .920
item_23 118.56 91.609 .279 .927
item_24 118.00 90.129 .724 .917
item_25 118.12 91.403 .526 .919
item_26 118.09 93.443 .415 .921
item_27 118.00 92.903 .453 .920
item_28 117.97 92.870 .495 .920
item_29 117.84 93.104 .537 .919

3) Hasil uji reliabilitas dengan SPSS

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.922 29
120

Lampiran 8 Data Hasil Penelitian Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan Seni Musik Di Kota Tasikmalaya

1) Tabulasi data penelitian


Total
Responden P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 P26 P27 P28 Score
1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 137
2 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 5 5 4 4 5 5 5 4 4 110
3 5 5 3 4 5 4 5 5 3 4 3 3 5 4 4 5 4 5 3 5 4 4 5 5 4 4 4 4 118
4 5 5 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 5 4 5 3 5 4 4 5 5 4 4 4 4 114
5 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 101
6 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 2 3 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 119
7 3 4 4 3 4 5 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 5 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 105
8 4 4 4 4 5 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 109
9 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 123
10 4 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 109
11 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 135
12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 109
13 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 116
14 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 126
15 4 3 5 4 5 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 5 5 4 102
16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 107
17 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 99
18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 104
19 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 3 4 5 5 5 4 4 4 4 4 3 5 4 4 5 4 4 122
20 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 115
21 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 140
22 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 3 3 3 3 4 130
23 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 3 3 4 4 4 4 5 4 3 4 5 5 5 5 4 121
24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 112
25 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 119
26 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 136
27 4 2 4 2 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 2 4 4 4 4 98
28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 112
29 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 114
121

30 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 129
31 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 112
32 4 5 4 4 5 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 107
33 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 139
34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 109
35 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 5 5 4 5 5 5 5 5 5 118
36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 112
37 4 4 4 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 4 4 4 4 4 4 90
38 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 107
39 3 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 104
40 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 118
41 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 112
42 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 140
43 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 125
44 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 140
45 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 124
46 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 120
47 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 118
48 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 109
49 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 128
50 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 112
51 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 3 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 131
52 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 109
53 5 5 5 5 4 3 3 5 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 5 4 3 4 110
54 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 119
55 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 112
56 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 140
57 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 112
58 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 112
59 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 117
60 4 4 5 5 5 5 5 5 2 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 2 122
61 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 112
62 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 124
63 5 5 5 4 4 3 3 5 5 3 3 3 4 3 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 121
122

64 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 139
65 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 112
66 5 5 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 117
67 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 112
68 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 112
69 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 103
70 4 4 4 5 5 4 4 4 5 3 3 4 4 3 4 5 4 5 4 4 4 3 5 4 4 4 4 5 115
71 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 132
72 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 3 3 3 4 113
73 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 4 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 96
74 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 112
75 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 136
76 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 122
77 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 136
78 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 138
79 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 116
80 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 140
81 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 140
82 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 135
83 4 3 4 5 5 5 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 108
84 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 113
85 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 112
86 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 111
87 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 108
88 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 130
89 4 4 5 3 2 3 2 4 3 2 4 3 5 2 3 4 5 5 3 4 3 2 4 3 3 3 3 3 94
90 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 120
91 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 140
92 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 140
93 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 5 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 113
94 4 5 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 5 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 105
95 5 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 111
96 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 113
97 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 140
123

98 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 139
99 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 97
100 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 112
101 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 117
102 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 106
103 5 4 4 4 5 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 2 2 3 4 4 4 4 4 4 104
104 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 112
105 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 2 4 4 4 4 4 4 5 5 122
106 4 4 4 5 5 5 4 3 5 4 3 2 3 3 4 4 3 5 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 108
107 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 3 4 4 127
108 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 3 5 4 3 4 4 4 120
109 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 106
110 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 133
111 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 99
112 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 112
113 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 114
114 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 118
115 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 140
116 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 137
117 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 111
118 4 4 5 3 5 3 5 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 5 4 3 3 3 3 5 5 5 105
119 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 115
120 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 3 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 128
121 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 3 4 5 110
122 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 110
123 5 5 5 4 5 4 3 4 4 4 3 3 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 116
124 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 3 5 3 4 4 4 4 4 4 3 121
125 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 120
126 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 129
127 4 4 5 5 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 115
128 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 107
129 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 3 3 3 4 119
130 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 121
131 5 3 4 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 112
124

132 4 4 3 5 5 4 4 4 5 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 109
133 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 118
134 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 124
135 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 119
136 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 130
137 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 110
138 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 113
139 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 128
140 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 3 4 4 5 4 116
141 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 111
142 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 112
143 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 112
144 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 128
145 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 112
146 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 120
147 5 4 4 5 5 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 114
148 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 136
149 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 140
150 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 3 4 4 5 4 116
151 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 3 4 4 130
152 3 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 127
153 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 140
154 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 105
155 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 112
156 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 120
157 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 132
125

2) Hasil pengolahan data frekuensi penelitian dengan SPSS

Pertanyaan_1_(Hakikat)

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 3 6 3.8 3.8 3.8

4 90 57.3 57.3 61.1

5 61 38.9 38.9 100.0

Total 157 100.0 100.0

Pertanyaan_2_(Hakikat)

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 2 1.3 1.3 1.3

3 7 4.5 4.5 5.7

4 84 53.5 53.5 59.2

5 64 40.8 40.8 100.0

Total 157 100.0 100.0

Pertanyaan 3 (Hakikat)

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 1 .6 .6 .6

3 5 3.2 3.2 3.8

4 82 52.2 52.2 56.1

5 69 43.9 43.9 100.0

Total 157 100.0 100.0


126

Pertanyaan_4_(Manfaat)

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 1 .6 .6 .6

3 7 4.5 4.5 5.1

4 74 47.1 47.1 52.2

5 75 47.8 47.8 100.0

Total 157 100.0 100.0

Pertanyaan_5_(Manfaat)

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 1 .6 .6 .6

3 2 1.3 1.3 1.9

4 63 40.1 40.1 42.0

5 91 58.0 58.0 100.0

Total 157 100.0 100.0

Pertanyaan_6_(Manfaat)

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 3 14 8.9 8.9 8.9

4 89 56.7 56.7 65.6

5 54 34.4 34.4 100.0

Total 157 100.0 100.0


127

Pertanyaan_7_(Manfaat)

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 2 1.3 1.3 1.3

3 13 8.3 8.3 9.6

4 78 49.7 49.7 59.2

5 64 40.8 40.8 100.0

Total 157 100.0 100.0

Pertanyaan_8_(Manfaat)

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 1 .6 .6 .6

3 9 5.7 5.7 6.4

4 91 58.0 58.0 64.3

5 56 35.7 35.7 100.0

Total 157 100.0 100.0

Pertanyaan_9_(Manfaat)

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 3 1.9 1.9 1.9

3 8 5.1 5.1 7.0

4 87 55.4 55.4 62.4

5 59 37.6 37.6 100.0

Total 157 100.0 100.0


128

Pertanyaan_10_(Manfaat)

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 2 1.3 1.3 1.3

3 15 9.6 9.6 10.8

4 101 64.3 64.3 75.2

5 39 24.8 24.8 100.0

Total 157 100.0 100.0

Pertanyaan_11_(Manfaat)

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 2 1.3 1.3 1.3

3 30 19.1 19.1 20.4

4 88 56.1 56.1 76.4

5 37 23.6 23.6 100.0

Total 157 100.0 100.0

Pertanyaan_12_(Manfaat)

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 5 3.2 3.2 3.2

3 37 23.6 23.6 26.8

4 90 57.3 57.3 84.1

5 25 15.9 15.9 100.0

Total 157 100.0 100.0


129

Pertanyaan_13_(Manfaat)

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 1 .6 .6 .6

3 15 9.6 9.6 10.2

4 96 61.1 61.1 71.3

5 45 28.7 28.7 100.0

Total 157 100.0 100.0

Pertanyaan_14_(Manfaat)

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 4 2.5 2.5 2.5

3 22 14.0 14.0 16.6

4 88 56.1 56.1 72.6

5 43 27.4 27.4 100.0

Total 157 100.0 100.0

Pertanyaan_15_(Manfaat)

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 1 .6 .6 .6

3 19 12.1 12.1 12.7

4 94 59.9 59.9 72.6

5 43 27.4 27.4 100.0

Total 157 100.0 100.0


130

Pertanyaan_16_(Manfaat)

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 3 8 5.1 5.1 5.1

4 98 62.4 62.4 67.5

5 51 32.5 32.5 100.0

Total 157 100.0 100.0

Pertanyaan_17_(Manfaat)

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 1 .6 .6 .6

3 15 9.6 9.6 10.2

4 99 63.1 63.1 73.2

5 42 26.8 26.8 100.0

Total 157 100.0 100.0

Pertanyaan_18_(Manfaat)

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 3 3 1.9 1.9 1.9

4 83 52.9 52.9 54.8

5 71 45.2 45.2 100.0

Total 157 100.0 100.0


131

Pertanyaan_19_(Manfaat)

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 1 .6 .6 .6

3 15 9.6 9.6 10.2

4 94 59.9 59.9 70.1

5 47 29.9 29.9 100.0

Total 157 100.0 100.0

Pertanyaan_20_(Pembelajaran)

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 2 1.3 1.3 1.3

3 4 2.5 2.5 3.8

4 100 63.7 63.7 67.5

5 51 32.5 32.5 100.0

Total 157 100.0 100.0

Pertanyaan_21_(Pembelajaran)

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 1 .6 .6 .6

3 11 7.0 7.0 7.6

4 109 69.4 69.4 77.1

5 36 22.9 22.9 100.0

Total 157 100.0 100.0


132

Pertanyaan_22_(Pembelajaran)

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 2 1.3 1.3 1.3

3 20 12.7 12.7 14.0

4 103 65.6 65.6 79.6

5 32 20.4 20.4 100.0

Total 157 100.0 100.0

Pertanyaan_23_(Pembelajaran)

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 1 .6 .6 .6

3 8 5.1 5.1 5.7

4 99 63.1 63.1 68.8

5 49 31.2 31.2 100.0

Total 157 100.0 100.0

Pertanyaan_24_(Pembelajaran)

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 1 .6 .6 .6

3 20 12.7 12.7 13.4

4 101 64.3 64.3 77.7

5 35 22.3 22.3 100.0

Total 157 100.0 100.0


133

Pertanyaan_25_(Pembelajaran)

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 3 15 9.6 9.6 9.6

4 102 65.0 65.0 74.5

5 40 25.5 25.5 100.0

Total 157 100.0 100.0

Pertanyaan_26_(Pembelajaran)

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 3 20 12.7 12.7 12.7

4 93 59.2 59.2 72.0

5 44 28.0 28.0 100.0

Total 157 100.0 100.0

Pertanyaan_27_(Pembelajaran)

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 3 14 8.9 8.9 8.9

4 98 62.4 62.4 71.3

5 45 28.7 28.7 100.0

Total 157 100.0 100.0

Pertanyaan_28_(Pembelajaran)

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 1 .6 .6 .6

3 7 4.5 4.5 5.1

4 104 66.2 66.2 71.3

5 45 28.7 28.7 100.0

Total 157 100.0 100.0


134

TOTAL_SCORE
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 90 1 .6 .6 .6
94 1 .6 .6 1.3
96 1 .6 .6 1.9
97 1 .6 .6 2.5
98 1 .6 .6 3.2
99 2 1.3 1.3 4.5
101 1 .6 .6 5.1
102 1 .6 .6 5.7
103 1 .6 .6 6.4
104 3 1.9 1.9 8.3
105 4 2.5 2.5 10.8
106 2 1.3 1.3 12.1
107 4 2.5 2.5 14.6
108 3 1.9 1.9 16.6
109 7 4.5 4.5 21.0
110 5 3.2 3.2 24.2
111 4 2.5 2.5 26.8
112 23 14.6 14.6 41.4
113 5 3.2 3.2 44.6
114 4 2.5 2.5 47.1
115 4 2.5 2.5 49.7
116 5 3.2 3.2 52.9
117 3 1.9 1.9 54.8
118 6 3.8 3.8 58.6
119 5 3.2 3.2 61.8
120 6 3.8 3.8 65.6
121 4 2.5 2.5 68.2
122 4 2.5 2.5 70.7
123 1 .6 .6 71.3
124 3 1.9 1.9 73.2
125 1 .6 .6 73.9
126 1 .6 .6 74.5
127 2 1.3 1.3 75.8
128 4 2.5 2.5 78.3
129 2 1.3 1.3 79.6
130 4 2.5 2.5 82.2
131 1 .6 .6 82.8
135

132 2 1.3 1.3 84.1


133 1 .6 .6 84.7
135 2 1.3 1.3 86.0
136 4 2.5 2.5 88.5
137 2 1.3 1.3 89.8
138 1 .6 .6 90.4
139 3 1.9 1.9 92.4
140 12 7.6 7.6 100.0
Total 157 100.0 100.0
136

3) Hasil pengolahan data Distribusi penelitian dengan SPSS

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Pertanyaan_1_(Hakikat) 157 3 5 4.35 .553
Pertanyaan_2_(Hakikat) 157 2 5 4.34 .626
Pertanyaan 3 (Hakikat) 157 2 5 4.39 .586
Pertanyaan_4_(Manfaat) 157 2 5 4.42 .611
Pertanyaan_5_(Manfaat) 157 2 5 4.55 .559
Pertanyaan_6_(Manfaat) 157 3 5 4.25 .609
Pertanyaan_7_(Manfaat) 157 2 5 4.30 .674
Pertanyaan_8_(Manfaat) 157 2 5 4.29 .600
Pertanyaan_9_(Manfaat) 157 2 5 4.29 .651
Pertanyaan_10_(Manfaat) 157 2 5 4.13 .617
Pertanyaan_11_(Manfaat) 157 2 5 4.02 .693
Pertanyaan_12_(Manfaat) 157 2 5 3.86 .711
Pertanyaan_13_(Manfaat) 157 2 5 4.18 .615
Pertanyaan_14_(Manfaat) 157 2 5 4.08 .716
Pertanyaan_15_(Manfaat) 157 2 5 4.14 .635
Pertanyaan_16_(Manfaat) 157 3 5 4.27 .550
Pertanyaan_17_(Manfaat) 157 2 5 4.16 .605
Pertanyaan_18_(Manfaat) 157 3 5 4.43 .534
Pertanyaan_19_(Manfaat) 157 2 5 4.19 .622
Pertanyaan_20_(Belajar) 157 2 5 4.27 .573
Pertanyaan_21_(Belajar) 157 2 5 4.15 .553
Pertanyaan_22_(Belajar) 157 2 5 4.05 .618
Pertanyaan_23_(Belajar)
157 2 5 4.25 .574

Pertanyaan_24_(Belajar) 157 2 5 4.08 .609


Pertanyaan_25_(Belajar) 157 3 5 4.16 .572
Pertanyaan_26_(Belajar) 157 3 5 4.15 .622
Pertanyaan_27_(Belajar) 157 3 5 4.20 .582
Pertanyaan_28_(Belajar) 157 2 5 4.23 .553
TOTAL_SCORE 157 90 140 118.19 11.694
Valid N (listwise) 157
137

Lampiran 9 Penyajian Data Hasil Penelitian Persepsi Guru Sekolah Dasar


Terhadap Pendidikan Seni Musik
1) Menentukan Rentang(r) = nilai terbesar – nilai terkecil
Nilai terbesar (140) - nilai terkecil (90) = 140-90= 50

2) Menentukan banyak kelas interval


(K) Jumlah kelas (K) = 1 + 3,3 x log
n
1 + 3.3 x (157) = 8.2 = 8

3) Menentukan panjang kelas interval (P)


Panjang kelas interval (P) = rentang (R)/Jumlah Kelas (K)
50 : 8 = 6,25 = 6

4) Menentukan kategori jawaban ( sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik
dan tidak baik )

a) Menentukan Xmin
Jumlah butir soal x nilai minimal skala
Xmin = 28 x 1 = 28

b) Menentukan Xmax
Jumlah butir soal x nilai maksimal skala
Xmin = 28 x 5 =140
c) Menentukan M Hipotetik
½ (Xmax+Xmin)
M hipotetik = 84
d) Menentukan SD hipotetik
1/6(Xmax-Xmin)
SD hipotetik = 18.6

Lampiran 10 Penyajian Data Hasil Penelitian Persepsi Guru Sekolah Dasar


Terhadap Pendidikan Seni Musik dalam Aspek Hakikat

1) Tabulasi jawaban responden dalam aspek hakikat

Responden P1 P2 P3 Total Skor


138

1 5 5 5 15
2 4 4 4 12
3 5 5 3 13
4 5 5 3 13
5 4 3 3 10
6 5 5 4 14
7 3 4 4 11
8 4 4 4 12
9 4 5 4 13
10 4 5 2 11
11 5 5 5 15
12 4 4 4 12
13 4 4 4 12
14 5 5 4 14
15 4 3 5 12
16 4 4 4 12
17 4 4 4 12
18 4 4 4 12
19 4 5 5 14
20 4 5 5 14
21 5 5 5 15
22 5 5 5 15
23 4 5 5 14
24 4 4 4 12
25 4 4 4 12
26 5 5 5 15
27 4 2 4 10
28 4 4 4 12
29 3 4 4 11
30 4 4 5 13
31 4 4 4 12
32 4 5 4 13
33 5 5 5 15
34 4 4 4 12
35 4 4 4 12
36 4 4 4 12
37 4 4 4 12
38 4 5 4 13
39 3 4 4 11
40 5 5 5 15
41 4 3 4 11
42 5 5 5 15
43 5 5 5 15
44 5 5 5 15
45 5 5 5 15
46 5 5 5 15
47 4 4 5 13
48 4 3 4 11
139

49 5 5 5 15
50 4 4 4 12
51 5 5 5 15
52 3 2 4 9
53 5 5 5 15
54 4 5 4 13
55 4 4 4 12
56 5 5 5 15
57 4 4 4 12
58 4 4 4 12
59 5 4 4 13
60 4 4 5 13
61 4 4 4 12
62 4 5 5 14
63 5 5 5 15
64 5 5 5 15
65 4 4 4 12
66 5 5 5 15
67 4 4 4 12
68 4 4 4 12
69 4 4 4 12
70 4 4 4 12
71 5 5 5 15
72 4 4 5 13
73 4 4 4 12
74 5 4 4 13
75 5 5 5 15
76 4 5 4 13
77 5 5 5 15
78 5 5 5 15
79 4 4 4 12
80 5 5 5 15
81 5 5 5 15
82 5 5 5 15
83 4 3 4 11
84 4 4 5 13
85 4 4 4 12
86 4 4 4 12
87 4 4 4 12
88 4 4 5 13
89 4 4 5 13
90 4 5 5 14
91 5 5 5 15
92 5 5 5 15
93 4 5 4 13
94 4 5 4 13
95 5 4 4 13
96 4 4 5 13
140

97 5 5 5 15
98 5 5 5 15
99 3 3 4 10
100 4 4 4 12
101 4 4 4 12
102 4 4 4 12
103 5 4 4 13
104 4 4 4 12
105 5 5 5 15
106 4 4 4 12
107 5 4 5 14
108 4 4 5 13
109 4 4 4 12
110 4 4 4 12
111 4 4 3 11
112 4 4 4 12
113 5 4 4 13
114 4 4 4 12
115 5 5 5 15
116 5 5 5 15
117 4 4 4 12
118 4 4 5 13
119 5 4 4 13
120 5 5 4 14
121 4 4 4 12
122 4 4 4 12
123 5 5 5 15
124 5 5 5 15
125 5 5 5 15
126 5 5 5 15
127 4 4 5 13
128 4 4 4 12
129 5 4 5 14
130 5 5 4 14
131 5 3 4 12
132 4 4 3 11
133 4 4 5 13
134 5 4 5 14
135 5 4 5 14
136 4 5 5 14
137 4 4 4 12
138 4 4 4 12
139 4 4 5 13
140 4 4 5 13
141 4 4 4 12
142 4 4 4 12
143 4 4 4 12
144 4 4 4 12
141

145 4 4 4 12
146 4 4 4 12
147 5 4 4 13
148 5 5 5 15
149 5 5 5 15
150 4 4 5 13
151 5 5 5 15
152 3 5 4 12
153 5 5 5 15
154 4 4 4 12
155 4 4 4 12
156 5 5 5 15
157 5 5 5 15

2) Menentukan Rentang(r) = nilai terbesar – nilai terkecil


Nilai terbesar (15) - nilai terkecil (9) = 15-9= 6

3) Menentukan banyak kelas interval


(K) Jumlah kelas (K) = 1 + 3,3 x log
n
1 + 3.3 x (157) = 8.2 = 8

4) Menentukan panjang kelas interval (P)


Panjang kelas interval (P) = rentang (R)/Jumlah Kelas (K)
6 : 8 = 0,75 = 1
5) Menentukan kategori jawaban ( sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik
dan tidak baik )
a) Menentukan Xmin
Jumlah butir soal x nilai minimal skala
Xmin = 3 x 1 = 3

b) Menentukan Xmax
Jumlah butir soal x nilai maksimal skala
Xmin = 3 x 5 =15
c) Menentukan M Hipotetik
½ (Xmax+Xmin)
M hipotetik = 9
d) Menentukan SD hipotetik
1/6(Xmax-Xmin)
SD hipotetik = 2
142

Lampiran 11 Penyajian Data Hasil Penelitian Persepsi Guru Sekolah Dasar


Terhadap Pendidikan Seni Musik dalam aspek manfaat

1) Tabulasi jawaban responden dalam indikator pelaksanaan

Respond P P P P P P P1 P1 P1 P1 P1 P1 P1 P1 P1 P1 Total
en 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Skor
1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 77
2 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 57
3 4 5 4 5 5 3 4 3 3 5 4 4 5 4 5 3 66
4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 5 4 5 3 62
5 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 58
6 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 2 3 4 4 5 5 66
7 3 4 5 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 5 4 60
8 4 5 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 63
9 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 74
10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 62
11 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 78
12 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 5 4 61
13 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 68
14 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 70
15 4 5 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 55
16 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 60
17 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 55
18 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 58
19 5 5 4 5 4 5 4 5 3 4 5 5 5 4 4 4 71
20 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 65
21 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80
22 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80
23 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 3 3 4 4 4 4 67
24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64
25 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 69
26 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 78
27 2 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 56
28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64
29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 65
30 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 74
31 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 64
32 4 5 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 61
33 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80
34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64
35 5 5 4 4 5 5 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 62
36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64
37 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 45
38 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 62
39 5 5 4 5 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 60
40 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 67
143

41 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 65
42 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80
43 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 72
44 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80
45 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 72
46 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 69
47 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 69
48 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 63
49 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 76
50 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64
51 5 5 5 5 5 5 4 4 3 5 4 4 5 5 5 5 74
52 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64
53 5 4 3 3 5 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 60
54 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 66
55 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64
56 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80
57 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64
58 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64
59 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 66
60 5 5 5 5 5 2 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 75
61 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64
62 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 72
63 4 4 3 3 5 5 3 3 3 4 3 3 3 5 5 5 61
64 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 79
65 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64
66 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 65
67 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64
68 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64
69 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 58
70 5 5 4 4 4 5 3 3 4 4 3 4 5 4 5 4 66
71 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80
72 5 5 5 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 66
73 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 4 2 4 4 50
74 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 67
75 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 79
76 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 72
77 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 78
78 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 78
79 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 68
80 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80
81 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80
82 5 5 5 3 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 76
83 5 5 5 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 5 4 66
84 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 66
85 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64
86 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64
144

87 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64
88 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 78
89 3 2 3 2 4 3 2 4 3 5 2 3 4 5 5 3 53
90 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 68
91 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80
92 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80
93 5 5 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 5 4 5 4 65
94 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 5 4 59
95 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 62
96 5 5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 64
97 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80
98 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80
99 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 54
100 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 63
101 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 66
102 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 61
103 4 5 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 60
104 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 67
105 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 71
106 5 5 5 4 3 5 4 3 2 3 3 4 4 3 5 4 62
107 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 76
108 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 71
109 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 60
110 4 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 76
111 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 56
112 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64
113 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 65
114 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 69
115 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80
116 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 77
117 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 63
118 3 5 3 5 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 56
119 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 5 4 66
120 5 5 4 5 4 5 5 3 4 4 5 5 5 4 5 5 73
121 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 62
122 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 63
123 4 5 4 3 4 4 4 3 3 5 5 5 5 4 4 4 66
124 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 3 71
125 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 69
126 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 71
127 5 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 66
128 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 60
129 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 72
130 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 70
131 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 64
132 5 5 4 4 4 5 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 64
145

133 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 67
134 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 67
135 4 5 5 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 67
136 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 4 75
137 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 62
138 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 65
139 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 73
140 4 4 4 5 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 66
141 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 63
142 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64
143 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64
144 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80
145 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64
146 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 72
147 5 5 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 5 4 61
148 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80
149 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80
150 4 4 4 5 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 66
151 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 76
152 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 71
153 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80
154 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 60
155 5 5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 64
156 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 68
157 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 76

2) Menentukan Rentang(r) = nilai terbesar – nilai terkecil


Nilai terbesar (80) - nilai terkecil (45) = 15-9= 35

3) Menentukan banyak kelas interval


(K) Jumlah kelas (K) = 1 + 3,3 x log
n
1 + 3.3 x (157) = 8.2 = 8

4) Menentukan panjang kelas interval (P)


Panjang kelas interval (P) = rentang (R)/Jumlah Kelas (K)
37 : 8 = 0,75 = 1
5) Menentukan kategori jawaban ( sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik
dan tidak baik )
a) Menentukan Xmin
Jumlah butir soal x nilai minimal skala
Xmin = 16 x 1 = 16

b) Menentukan Xmax
Jumlah butir soal x nilai maksimal skala
146

Xmax = 16 x 5 =80
c) Menentukan M Hipotetik
½ (Xmax+Xmin)
M hipotetik = 48
d) Menentukan SD hipotetik
1/6(Xmax-Xmin)
SD hipotetik = 10.6
147

Lampiran 12 Penyajian Data Hasil Penelitian Persepsi Guru Sekolah Dasar


Terhadap Pendidikan Seni Musik dalam Aspek Pembelajaran dalam
pendidikan seni musik

1) Tabulasi jawaban responden dalam indikator pelaksanaan

Total
Responden P20 P21 P22 P23 P24 P25 P26 P27 P28 Skor
1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
2 5 5 4 4 5 5 5 4 4 41
3 5 4 4 5 5 4 4 4 4 39
4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 39
5 3 3 3 4 4 4 4 4 4 33
6 4 4 4 4 4 5 5 5 4 39
7 4 4 3 4 4 4 3 4 4 34
8 3 3 4 4 4 4 4 4 4 34
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
11 5 5 5 5 4 4 5 4 5 42
12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
14 5 5 5 5 5 5 4 4 4 42
15 4 3 3 3 4 4 5 5 4 35
16 4 4 3 4 4 4 4 4 4 35
17 4 4 4 3 4 4 3 3 3 32
18 4 3 3 4 4 4 4 4 4 34
19 4 4 3 5 4 4 5 4 4 37
20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
21 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
22 5 5 4 5 3 3 3 3 4 35
23 5 4 3 4 5 5 5 5 4 40
24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
25 4 4 4 4 4 4 4 5 5 38
26 4 4 5 5 5 5 5 5 5 43
27 4 4 4 2 2 4 4 4 4 32
28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
29 5 4 4 5 4 4 4 4 4 38
30 5 4 4 4 5 5 5 5 5 42
31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
32 4 4 4 4 3 4 3 3 4 33
33 5 5 5 5 5 4 5 5 5 44
34 4 4 4 4 3 3 3 4 4 33
35 5 5 4 5 5 5 5 5 5 44
36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
37 4 3 2 4 4 4 4 4 4 33
38 3 4 4 4 4 3 3 4 3 32
39 4 3 3 4 4 4 4 4 3 33
40 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
41 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
42 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
43 4 5 4 5 4 4 4 4 4 38
44 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
148

45 4 4 4 5 4 4 4 4 4 37
46 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
47 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
48 4 3 4 4 4 4 4 4 4 35
49 4 4 4 4 4 4 4 5 4 37
50 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
51 4 4 5 5 4 5 5 5 5 42
52 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
53 4 4 4 3 4 5 4 3 4 35
54 4 4 4 5 4 4 5 5 5 40
55 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
56 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
57 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
58 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
59 5 5 4 4 4 4 4 4 4 38
60 4 4 4 4 4 4 4 4 2 34
61 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
62 4 5 4 5 4 4 4 4 4 38
63 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
64 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
65 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
66 5 4 4 4 4 4 4 4 4 37
67 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
68 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
69 4 4 3 4 3 4 4 4 3 33
70 4 4 3 5 4 4 4 4 5 37
71 5 4 4 4 4 4 4 4 4 37
72 5 4 4 4 4 3 3 3 4 34
73 4 4 3 3 4 4 4 4 4 34
74 4 4 4 4 3 3 3 3 4 32
75 4 5 5 4 4 5 5 5 5 42
76 4 4 4 4 4 4 4 4 5 37
77 5 5 5 5 5 5 5 4 4 43
78 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
79 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
80 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
81 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
82 5 5 5 4 5 5 5 5 5 44
83 3 4 4 4 3 3 3 3 4 31
84 4 4 4 4 3 4 4 3 4 34
85 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
86 4 3 4 4 4 4 4 4 4 35
87 4 4 4 4 3 3 3 3 4 32
88 4 4 4 5 4 5 4 4 5 39
89 4 3 2 4 3 3 3 3 3 28
90 4 4 4 5 5 4 4 4 4 38
91 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
92 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
93 4 4 3 4 4 4 4 4 4 35
94 4 4 3 4 3 4 3 4 4 33
95 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
96 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
97 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
149

98 5 4 5 5 5 5 5 5 5 44
99 4 4 4 4 3 3 4 3 4 33
100 5 4 4 4 4 4 4 4 4 37
101 5 4 4 4 4 5 5 4 4 39
102 4 4 4 4 3 4 3 3 4 33
103 2 2 3 4 4 4 4 4 4 31
104 4 4 4 4 3 3 3 4 4 33
105 2 4 4 4 4 4 4 5 5 36
106 4 4 4 3 3 4 4 4 4 34
107 4 4 5 5 4 4 3 4 4 37
108 5 4 3 5 4 3 4 4 4 36
109 4 4 4 4 4 4 3 3 4 34
110 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
111 4 4 3 3 3 3 4 4 4 32
112 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
113 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
114 4 4 4 5 4 4 4 4 4 37
115 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
116 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
117 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
118 5 4 3 3 3 3 5 5 5 36
119 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
120 5 4 4 4 4 5 5 5 5 41
121 5 4 4 4 3 4 3 4 5 36
122 4 4 3 4 4 4 4 4 4 35
123 4 4 4 3 4 4 4 4 4 35
124 5 3 4 4 4 4 4 4 3 35
125 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
126 4 5 4 5 5 5 5 5 5 43
127 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
128 4 4 3 4 4 4 4 4 4 35
129 4 4 4 5 3 3 3 3 4 33
130 5 4 4 4 4 4 4 4 4 37
131 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
132 4 3 3 4 4 4 4 4 4 34
133 4 4 4 4 4 4 4 5 5 38
134 5 4 4 5 5 5 5 5 5 43
135 5 5 4 4 4 4 4 4 4 38
136 4 4 4 4 5 5 5 5 5 41
137 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
138 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
139 4 4 4 5 5 5 5 5 5 42
140 5 4 4 4 3 4 4 5 4 37
141 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
142 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
143 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
144 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
145 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
146 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
147 4 4 4 4 4 5 5 5 5 40
148 5 5 5 5 4 4 4 4 5 41
149 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
150 5 4 4 4 3 4 4 5 4 37
150

151 5 5 5 5 4 4 3 4 4 39
152 5 5 5 5 4 5 5 5 5 44
153 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
154 4 4 4 4 4 3 3 4 3 33
155 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
156 4 4 4 4 4 4 5 4 4 37
157 4 5 5 5 4 4 4 5 5 41

2) Menentukan Rentang(r) = nilai terbesar – nilai terkecil


Nilai terbesar (45) - nilai terkecil (28) = 45-28= 17

3) Menentukan banyak kelas interval


(K) Jumlah kelas (K) = 1 + 3,3 x log
n
1 + 3.3 x (157) = 8.2 = 8

4) Menentukan panjang kelas interval (P)


Panjang kelas interval (P) = rentang (R)/Jumlah Kelas (K)
17 : 8 = 2.1 = 2
5) Menentukan kategori jawaban ( sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik
dan tidak baik )
a) Menentukan Xmin
Jumlah butir soal x nilai minimal skala
Xmin = 9 x 1 = 9

b) Menentukan Xmax
Jumlah butir soal x nilai maksimal skala
Xmax= 9 x 5 =45
c) Menentukan M Hipotetik
½ (Xmax+Xmin)
M hipotetik = 27
d) Menentukan SD hipotetik
1/6(Xmax-Xmin)
SD hipotetik = 6
151

Lampiran 13 Dokumentasi distribusi angket


152
153

RIWAYAT HIDUP

Akbar Maulana, lahir di Bandung pada tanggal 21


Juli 1998. Putra dari bapak Abdul Sholeh dan ibu Erah,
yang merupakan anak ke-satu dari 3 bersaudara. Penulis
menempuh pendidikan dasar di SD Negeri Barutunggul 4
hingga tahun 2011, dan menyelesaikan pendidikan
menengah pertama di SMPN 1 Rancabali kabupaten
Bandung hingga tahun 2014, serta menyelesaikan
pendidikan menengah atas di SMAN 1 Ciwidey kabupaten
Bandung hingga tahun 2017. Kemudian pada tahun yang sama, penulis melanjutkan
pendidikan di Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya Fakultas Ilmu
Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar tahun akademik 2017/2018.
Ketika berstatus mahasiswa di Universitas Pendidikan Indonesia Kampus
Tasikmalaya, penulis bergabung dan menjadi ketua UKM Belajar Al-Quran Intensif
(BAQI) UPI Kampus Tasikmalaya periode 2017/2018, pada tahun 2018 penulis juga
terpilih untuk menjadi ketua UKM Teacher Music Community (TMC) Periode
2018/2019, kemudian pada tahun 2019 di percaya sebagai ketua Umum Tutorial PAI,
SPAI, DPU UPI Kampus Tasikmalaya periode 2019/2020. Selain itu penulis pada
tahun 2019 pernah menjadi delegasi perwakilan dari Universitas Pendidikan
Indonesia dalam acara Pameran Alam & Guru Peringkat Serantau (Persembahan
Kesenian) yang dilaksanakan di Galeri Seni Akademi Seni Budaya dan Warisan
Kebangsaan (ASWARA), Kuala Lumpur, Malaysia.

Contact Person :
Tlp/WA: 081572078330
Fb: Akbar Maulana
Ig: @drsakbar

Anda mungkin juga menyukai