Skripsi
Oleh
?
Drs. Suharto, S.Pd., M.Hum
NIP. 196510181990031002
PENGESAHAN KELULUSAN
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan karya dari orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
.
?
Trizky Kandi Amalia
NIM 2501414179
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
1. “Education is the most powerful weapon which you can use to change
the world”. (Nelson Mandela)
2. “Jangan biarkan kesulitan membuatmu gelisah karena bagaimanapun
juga hanya dimalam yang paling gelap bintang – bintang tampak
bersinar lebih terang.” (Ali Bin abi Thalib)
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa (YME), atas segala rahmat
dan hidayah-Nya yang telah diberikan kepada peneliti sehingga skripsi yang
Yayasan Mardi Rahayu Ungaran”, dapat diselesaikan dengan baik tanpa ada
Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat kelulusan Strata Satu
(SI) pada jurusan Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas Bahasa dan
Seni, Universitas Negeri Semarang. Tujuan mendasar dari skripsi ini adalah untuk
bersifat ilmiah.
memberikan dorongan, bantuan, dan petunjuk yang sangat berarti besar bagi
kepada peneliti.
3. Dr. Udi Utomo, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Seni Drama Tari dan
skripsi.
5. Thomas Sugiyanto, S.Pd, Kepala SMP Mardi Rahayu Ungaran, yang telah
6. Tendian Febriagazzi selaku guru seni musik SMP Mardi Rahayu Ungaran,
7. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu-persatu yang telah
Semoga jasa baik dari semua pihak yang telah membantu dengan ikhlas
kepada peneliti menjadi amal baik dan mendapatkan imbalan yang setimpal dari
Tuhan YME. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca khususnya dan dunia
Semarang, 2020
Penulis
SARI
PRAKATA ……………….......……………………………………………….…vii
SARI ……………………………......………............…………………………..viii
DAFTAR ISI..........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL.................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
2.2 Pembelajaran....................................................................................................16
2.4 Apresiasi...........................................................................................................38
2.5 Vokal................................................................................................................45
4.2.5 Penilaian........................................................................................................71
4.2.2 Tahap Pelaksanaan Pembelajaran.................................................................72
5.2 Saran.................................................................................................................98
LAMPIRAN.........................................................................................................106
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Nilai Ketukan Notasi ......................................................................... 49
Tabel 4.1 Jumlah Rombongan Belajar SMP Mardi Rahayu .............................. 66
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.9 Keterlibatan Peserta Didik dengan Guru dalam Pembelajaran ...... 91
Halaman
kreatif, namun untuk meningkatkatkan suatu mutu dan kualitas sumber daya pikir
didik supaya menjadi manusia yang dewasa maka hal tersebut dapat diperoleh
salah satunya melalui seni. Secara umum seni memiliki sifat yang sensitif, bersifat
intuisi, dan terdapat skill. Selain itu seni dalam perspektif pendidikan memiliki
cara seperti melalui bahasa rupa, bunyi, gerak dan paduannya. Multidimensional
logika, etika dan estetika, dan multikultural berarti seni bertujuan menumbuh
beradab dan hidup rukun dalam masyarakat dan budaya yang majemuk
Dalam mata pelajaran seni di sekolah, seni memiliki subtansial nya menurut
Depdiknas, 2006 yang dikutip (Rahmat, 2013) menegaskan bahwa ruang lingkup
mata pelajaran Seni Budaya di Sekolah Menengah Pertama meliputi empat aspek,
keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh dengan dan tanpa rangsangan bunyi,
apresiasi terhadap gerak tari; dan 4) Seni teater, mencakup keterampilan olah
tubuh, olah pikir, dan olah suara yang pementasannya memadukan unsur seni
musik, seni tari dan seni peran. Berdasarkan pernyataan diatas maka pembelajaran
seni musik khususnya bernyanyi dengan dua suara akan menjadi bahasan
selanjutnya.
Pembelajaran seni budaya sub seni musik di SMP merupakan mata pelajaran
yang memiliki aktivitas belajar yang cenderung lebih banyak terdapat kegiatan
praktek baik pada saat guru menyampaikan materi maupun aktivitas belajar biasa.
Siswa akan lebih mudah memahami apabila guru melibatkan peserta didik secara
langsug, hal ini sejalan dengan pernyataan Regelski (dalam Utomo, 2013)
mengemukakan bahwa pembelajaran seni budaya sub seni musik berbasis action
didik secara langsung dalam belajar musik disertai arahan dan penjelasan dari
BSNP, 2006 yang dikutip (Alfianto, 2015) menjelaskan bahwa pada mata
pelajaran seni pelajaran estetika yang harus dipelajari peserta didik mempunyai
mencakup apresisi dan ekspresi yang baik dalam kehidupan individual, sehingga
pernyataan diatas bahwa belajar seni musik dalam pendidikan dasar tidak
pekaan pikiran sebagai bentuk dari penghargaan terhadap seni. Pendidikan seni
yang mana dalam menilai dibutuhkan pemikiran mendalam supaya hasil dari
mengapresiasi dapat dimaknai oleh siswa sehingga siswa mampu memahami dan
mengerti bagaimana caranya menilai suatu karya seni dan dapat menjabarkan apa
yang telah diamati melalui identifikasi karya seni menurut pengetahuan siswa atau
melalui pengalaman seni yang sudah didapat, namun segala bentuk proses
yang baik antara guru dan peserta didik disertai dengan implementasi komponen
Seharusnya di BAB 2
dapat dimulai dari menganalisis setiap komponen yang dapat membentuk dan
materi, (2) metode, (3) evaluasi hasil belajar, (4) media pembelajaran, (5)
Pendidikan (SNP) yang mana SNP menjadi dasar dan acuan dalam perencanaan,
mendesain dari awal proses atau bagaimana alur pembelajaran hingga penentuan
isi dan lahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
Pinar (dalam Ridwan, 2016) dapat dipahami dari dua hal, yaitu: implementasi
penerapannya disekolah.
kurikulum telah diperbarui menjadi Kurikulum 2013. Hal ini seperti pernyataan
pembelajaran dan sistem penilaian sebagai implikasi dari perubahan pada standar
proses tersebut. Acuan dan prinsip penyusunan kurikulum 2013 mengacu pada
(Kurniaman & Noviana, 2017). Maka hal ini sejalan dengan pendapat (Setiadi,
2016) yang menegaskan bahwa K13 pada proses pendidikan yang holistik
sehingga menyentuh pada cakupan yang lebih luas yaitu ranah kognitif, afektif,
dan psikomotor.
siswa dalam arti untuk memperoleh pengetahuan siswa mencari tahu sendiri atau
mengeksplorasi segala sesuatu yang ada disekitar dengan arahan dan petunjukdari
mencari tahu, dan menjelajahi yang mengakibatkan siswa akan (1) mengetahui
potensi (2) memperoleh informasi, (3) mengenal lebih dalam fenomena yang ada
disekitar.
Penerapan K13 ini sudah diterapkan di berbagai Sekolah Dasar dan Menengah
tersebut merupakan sekolah yang menjunjung tinggi nilai – nilai budi pekerti
luhur. Hal ini sesuai dengan Kurikulum 2013 yang disesain untuk semua rumpun
mata pelajaran supaya para peserta didik mandiri dan dapat berperan aktif dalam
diterima secara optimal, lalu diharapkan peserta didik dapat berpikir dewasa, dan
(solo) atau secara berkelompok (group). Apabila bernyanyi solo maka seseorang
terdapat pembagian suara yang berbeda - beda ada yang cenderung suara tinggi
atau suara rendah dengan adanya penggolongan suara maka akan tercipta harmoni
itu sendiri.
Bernyanyi dengan dua suara dalam pembelajaran seni musik di SMP Mardi
2013, yaitu Kompetensi Dasar 3.2 meahami konsep dasar bernyanyi dengan dua
suara secara berkelompok dan KD 4.2 Menyanyikan lagu dengan dua suara secara
menjunjung nilai budi pekerti luhur setiap peserta didik maupun elemen yang ada
di SMP mardi rahayu menghargai hal tersebut. Selain itu SMP Mardi Rahayu
prestasi non-akademik dalam bidang seni yang pernah dijuarai yaitu vocal group
tingkat kabupaten/kota.
Berdasarkan uraian di atas penelitian ini memiliki maksud dan tujuan untuk
pelajaran seni budaya sub musik kelas VII di SMP Mardi Rahayu Ungaran
Berkaitan dengan latar belakang yang telah dikemukakan oleh peneliti, maka
1.3.1 Pelaksanaan pembelajaran vokal pada mata pelajaran seni budaya (musik)
apa?
tidak monoton dan kreatif supaya peserta didik dalam menerima materi baik
sehingga peneliti dapat menyusun tahap demi tahap sesuai dengan kerangka
daftar isi.
Bab II. Landasan teori, berisi tetang telaah pustaka dari berbagai sumber yang
Bab III. Metode penelitian, yang berisi tentang pendekatan penelitian, lokasi
data. Pada bab ini berisikan metodelogi penelitian yang dimana terdapat
pendekatan penelitian, sasaran penelitian, teknik pengumpulan data,
Bab IV. Pembahasan, yang berisi tentang profil SMP Yayasan Mardi Rahayu
2.1 Tinjauan Pustaka (cukup judul, simpulan, kesamaan dan perbedaan ..untuk
artikelterkait dengan masalah penelitian untuk dijadikan acuan atau landasan teori.
penulis.
Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Seni Budaya Siswa Kelas VIID SMP Islam
menganalisis motivasi dan prestasi belajar siswa kelas VIID SMP Islam Sudirman
bahan masukan kepada guru seni budaya untuk meningkatkan motivasi dan
prestasi belajar siswa akan lebih baik dengan pemberian penguatan. Dalam
prosess pembelajaran guru tidak hanya sekedar memberikan materi pada siswa,
namun perlu diberikannya suatu motivasi pada siswa supaya pikiran siswa lebih
terbuka mengenai wawasan dan pengetahuan, memicu siswa untuk lebih giat
belajar, mendorong siswa untuk dapat bersaing dan berkompetisi dalam pelajaran,
mengidentifikasi teknik dan gaya bermain musik ansambel campuran dari video
dinamika dalam memainkan musik secara bersama dari video contoh ansambel
maka dengan membuat suatu media pembelajaran berupa visual dan verbaldengan
bantuan media multimedia seperti software merupakan suatu perangkat halus atau
aplikasi yang bekerja pada suatu komputer atau hardwear untuk membantu
mengembangkan bahan atau materi dari user. Bahan yang hendak diolah dapat
berupa objek, unsur – unsur – unsur, dan komponen- komponen terkait degan
mugkin dapat meningkatkan minat siswa terhadap mata pelajaran tersebut, siswa
monoton, bervariasi, dan terdapat animasi. Terkait dengan topik penulis mengenai
pembelajaran vokal mengguanakan suatu media proyeksi gerak atau yang biasa
disebut media audio visual diharapakan saat media audio visaul yang
saat siswa hendak unjuk ketrampilan didepan kelas akan lebih percaya diri.
Dalam penelitian Rika Njau yang berjudul Penerapan Metode Drill dalam
tujuan pembelajaran seni budaya guru menyusun suatu strategi dan menggunakan
metode yang tepat sehingga siswa dapat mengerti dan tertananm dibenak siswa
mengenai pokok - pokok dari materi seni budaya. Salah satunya dengan
mengguakan metode dril yang mana metode ini merupakan bentuk latihan yang
diulang – ulang supaya murid terbiasa. Hal ini guru mencari bagian mana yang
tepat dan sesuai untuk dijadikan bahan penerapan metode drill. Penelitian ini
tentang kejadian – kejadian berdsarkan data – data baik yang tertulis maupun yang
tidak tertulis.
Menutup Pelajaran oleh Guru Kelas 1 Sekolah Dasar. Didalam manajemen kelas
Untuk mengawali pelajaran guru dapat membuka kelas dengan berdoa terlebih
dahulu yang bisa dipimpin oleh ketua kelas atau guru itu sendiri, mengucapkan
membuka dan menutup dikelas supaya pembelajaran tidak terasa kaku dan
mebosankan. Hal ini dapat beraitan dengan mata pelaaran atau hal – positif yang
Kegiatan membuka dan menutup tidak hanya semaata – mata hanya mengawali
dan mengakhiri suatu pelajaran dikelas, melainkan terdapat bagian pembuka, inti,
dan penutup. Dalam hal ini ada beberapa aspek yang dikesampingkan namun
penting diterapkan, yakni (1) menarik perhatian siswa dapat dengan bercerita,
Dalam penelitian Fitri, Indrayuda, & Kadir (2013) dengan judul Aktivitas
Belajar Siswa dalam Pembelajaran Seni Musik di SMP Negeri 3 Padang Panjang.
Pada aktivtas belajar terdapat hal - hal kompleks yang sering terjadi dalam
kegiatan belajar mengajar disekolah maka dari itu pentingnya kemampuan guru
berkompeten. Guru dituntut untuk menguasai materi dan menyiapkan bahan ajar.
Namun sebelum guru terjun langsung ke dalam kelas segala sesuatunya harus
sudah terprogram atau terencana sedemikian rupa agar kelas terkelola dengan baik
dan menjadi kondusif. Dengan kelas yang kondusif maka siswa menerima
pelajaran secara optimal sehingga pembelaajaran pun menjadi efektf. Semua hal
itu tercantum dan tersusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan
silabus.
Landasan Teori
karakteristik siswa sebagai subjek belajar. Indikator aktifitas belajar siswa dalam
seseorang. Oleh karena itu, berikut ini dibahas beberapa aktivitas belajar menurut
Djamarah, yaitu: (1) mendengarkan, (2) memandang, (3) meraba, membau dan
diagram dan bagan-bagan, (8) menyusun paper dan kertas kerja, (9) mengingat,
(10) berfikir, (11) latihan dan praktik. Keaktifan belajar dikatakan tinggi jika
mencakup dua indikator aktivitas belajar. Menurut Paul B. Diedrich yang dikutip
Sardiman (dalam Fitri, 2013) membuat suatu daftar yang berisi 177 macam
kegiatan siswa yang antara lain: (a) Visual activities, yang termasuk didalamnya
(c) Listening activities, sebagai contoh mendengarkan dan menyimak, (d) Writting
activities, seperti misalnya: menulis dan menyalin, (e) Drawing activities,
pembelajaran pada tiga ranah (domain), yakni ranah kognitif, afektif dan
yang berkaitan dengan sikap, nilai, minat dan apresiasi. Ranah psikomotor
motorik.
yaitu: (1) pembelajar (dosen, guru, instruktur dan tutor) yang berfungsi sebagai
komunikan, dan (3) bahan ajar yang merupakan pesan yang akan disampaikan
kepada pebelajar untuk dipelajari Situmorang (dalam Marjoni, 2016) Lalu Macam
2013) meliputi (1) materi, (2) metode, (3) evaluasi hasil belajar, (4) media
Menurut Fullan & Pomfret yang dikutip Marsh (dalam Ridwan, 2016) bahwa
kurikulum/silabus, atau hal- hal apa saja yang ada dalam praktik. Menurut Sistem
seperangkat rencana dan peraturan mengenai tujuan, isi dan lahan pelajaran serta
mengajar. Rumusan ini lebih spesifik mengandung pokok pikiran sebagai berikut:
struktur tertentu.
pengajaran.
5. Kurikulum merupakan pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar
mengajar.
pendidikan.
2.2.2.2 Metode
“cara” namun secara umum metode diartikan sebagai suatu prosedur yang dipakai
Metode pengajaran berfungsi sebagai salah satu alat untuk mencapai tujuan
untuk menimbulkan dorongan belajar menurut minat dan perhatian siswa. Dengan
tercipta hubungan yang serasi antara siswa dan guru [ CITATION San09 \l 1033 ]
cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada
secara pasif dan guru menerangkan pelajaran seabagian besar melalui bahasa
lisan.
2.2.2.2.2 Metode Tanya Jawab / Question & Answer
Menurut Smyth (dalam Muslicha, 2016) metode tanya jawab adalah cara
peserta didik; (b) merangsang peserta didik untuk mengembangkan cara berfikir
termasuk ingatan; (c) merangsang peserta didik untuk berani dan aktif dalam
peserta didik dapat cenderung kurang aktif dan kurang dapat menangkap materi
yang dimaksud.
kata saja, melainkkan diperlihatkan dengan contoh dalam bentuk perbuatan yang
dapat dilihat/didengar murid dengan jelas. Sebagai contoh penerapan metode ini
tari guru mendemonstrasikan bagaimana gerak tari yang bagus yang diinginkan,
metode yang digunakan untuk memperlihatkan suatu proses atau cara kerja suatu
benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran maka dapat dijelaskan bahwa
metode demonstrasi adalah memberikan variasi dalam cara - cara guru mengajar
dengan menunjukkan bahan yang diajarkan secara nyata baik dalam bentuk benda
asli maupun tiruan sehingga siswa - siswi dapat mengamati dengan jelas dan
pelajaran lebih tertuju untuk mencapai hasil yang dinginkan. Sudirman (Siahaan,
Fretisari, & Munir, 2017). Metode demontrasi merupakan metode mengajar yang
(dalam Supardi et al., 2015) adalah sebagai berikut: (1) Perhatian siswa lebih
dapat dipusatkan pada pelajaran yang sedang diberikan; (2) Kesalahan - kesalahan
yang terjadi apabila pelajaran diceramahkan dapat diatasi melalui pengamatan dan
diteima siswa lebih mendalam sehingga lebih lama dalam jiwanya; (4)
Memberikan motivasi yang kuat pada siswa agar lebih giat belajar karena siswa
semua masalah yang timbul di dalam pikiran setiap siswa karena ikut serta
Metode drill adalah suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan
– kegiatan latihan agar siswa memiliki ketaangkasan atau keterampilan yang lebih
tinggi dari apa yang dipelajari menurut Ahmad (dalam Rusni, Fretisari, & Munir,
terhadap siswa dengan melakukannya secara berulang – ulang, sampai siswa itu
Soginem et al., 2015) metode drill adalah suatu kegiatan melakukan hal yang
pelajaran bahasa, drill itu dilakukan dengan menyuruh siswa mengulang kata –
kata sulit tertentu beberapa kali sampai siswa mampu mengucapkannya dengan
Menurut Irwahyudi (dalam Maryani, Fretisari, & Munir, 2017) metode drill
bagian itu sulit dilaukan siswa kalau tidak dilatih berulang – ulang.
dapat melakukannya.
4. Biasanya selesai pelajaran, guru masih memberi tugas agar siswa terus
berlatih secara teratur supaya keterampilan anak tidak hilang atau lupa.
pada diri anak dan bersifat non serius, lentur, dan bahan bermain terkandung
dewasa. Oleh karena itu bermain sambil belajar (bermain peran) adalah
merupakan suatu hal yang penting untuk meningkatkan perkembangan daya sikap
role playing disebut juga “sosiodrama maupun bermain peranan yaitu suatu cara
role palying peserta diminta untuk (1) Mengandaikan suatu peran khusus, apakah
sebagai mereka sendiri atau sebagai orang lain (2) Masuk dalam situasi yang
sedang dipelajari oleh peserta atau kurikulum (3) Bertindak persis sebagaimana
metode ini adalah (1) anak melatih dirinya untuk memahami, dan mengingat isi
bahan yang akan didramakan oleh aktor harus memahami, menghayati isi cerita
secara keseluruhan, terutama untuk materi yang harus diperankannya (2) anak
akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif (3) bakat yang terdapat pada anak
dapat dipupuk sehingga dimungkinkan akan muncul atau tumbuh bibit seni drama
dari sekolah; (4) kerjasama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan
tanggung jawab dengan sesamanya; dan 6) bahasa lisan anak dapat dibina menjadi
Menurut Supriatna dkk (dalam Prawati, 2016) metode pemberian tugas dalam
tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar dan memberikan laporan
saran seperti yang dikemukakan oleh Raymond (dalam Nurjanna, 2016) yakni: (1)
Buatlah tugas-tugas secara langsung dan relevan dengan pelajaran atau unit yang
kecakapan dan pengetahuan yang ada dalam wilayah kemampuan siswa, (3)
kemampuan siswa dalam penyelesaian tugas, (5) Berilah komentar atas tugas yang
terselesaikan baik secara lisan maupun tulisan, dan (6) Terangkan secara singkat
Metodik khusus pengajaran musik/ seni suara, bukanlah suatu jenis metode
yang berdiri sendiri, melainkan gabungan dari beberapa metode, yaitu metode
diperlukan.
3. Dengan metode tanya jawab, guru menanyakan kesan murid terhadap lagu
sebuah lagu dengan botol kosong yang dipukul, tamburin, kastanyet dan
sebagainya
misalnya ayah, ibu, adik, kakak, anak, maka siswa akan bermain peranan
secara garis besarnya dapat diuraikan menjadi beberapa langkah atau tahapan
yang harus dijalani oleh seorang guru dalam pengelolaan kelas pebelajaran.
evaluasi.
merupakan proses mengatur lingkungan supaya siswa belajar, dan setiap proses
pembelajaran menurut Isman (dalam Anggraeni & Akbar, 2018) Hal ini
pembelajaran.
Tahapan perencanaan menurut (Mariana, 2016) merupakan tindakan
a) Mengembangka Sillabus
penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran yang
terdiri dari beberapa komponen yaitu identitas mata pelajaran, identitas sekolah,
muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk
Kompetensi Dasar (KD). Lebih lanjut dijelaskan juga mengenai komponen RPP
dalam Kurikulum 2013 meliputi (1) identitas mata pelajaran, (2) standar
kompetensi, (3) kompetensi dasar, (4) indikator pencapaian kompetensi, (5) tujuan
pembelajaran, (6) materi ajar, (7) alokasi waktu, (8) metode pembelajaran, (9)
kegiatan pembelajaran, (10) penilaian hasil belajar dan (11) sumber belajar
bagi peserta didik untuk memulai kegiatan pembelajaran agar peserta didik dapat
appersepsi, atau dapat juga dengan menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan
1.1 Orientasi,
perhatian siswa terhadap isu sesuai materi yang akan dibahas. Dapat dilakukan
1.2 Appersepsi,
Apersepsi yaitu memberikan persepsi awal kepada siswa tentang materi yang
1.3 Motivasi
mempelajari mata pelajaran dan tema yang dipelajari dan proses ilmiah yang
.
1.4 Pemberian Acuan
dengan rencana langkah- langkah pembelajaran) dari awal sampai dengan akhir
2. Kegiatan Inti
3. Kegiatan penutup
kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik tugas individual
pertemuan berikutnya.
Menurut Permendiknas No. 20 Tahun 2007 (dalam Setiadi, 2016), agar proses
penilaian berjalan dengan baik maka penilaian harus sahih, objektif, adil, terpadu,
tiga domain yaitu kognitif (pengetahuan), afektif (sikap sosial dan spiritual), dan
psikomotor (keterampilan).
a. Domain Kognitif
Sikap enam kategori pokok ranah kognitif dengan urutan mulai dari jenjang yang
rendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi yakni: (1) pengetahuan
analisis (analysis); (5) sintesis (synthesis); dan (6) evaluasi (evaluation) menurut
dan menyimpulkan
suatu objek.
5. Tingkatan sintesis meliputi kemampuan memadukan berbagai unsur atau
dan sebagainya.
b. Domain Afektif
Penilaian sikap afektif dalam berbagai mata pelajaran secara umum dapat
dilakukan dalam kaitannya dengan berbagai objek sikap yang menurut Zakaria
1. Sikap terhadap mata pelajaran. Siswa perlu memiliki sikap positif terhadap
mata pelajaran. Dengan sikap positif dalam diri siswa akan tumbuh dan
berkembang minat belajar, akan lebih mudah diberi motivasi, dan akan lebih
mudah menyerap materi pelajaran yang diajarkan. Oleh karena itu, guru perlu
2. Sikap terhadap guru mata pelajaran. Siswa perlu memiliki sikap positif
terhadap guru, yang mengajar suatu mata pelajaran. Siswa yang tidak memiliki
diajarkan. Dengan demikian, siswa yang memiliki sikap negatif terhadap guru
pengajar akan sukar menyerap materi pelajaran yang diajarkan oleh guru.
3. Sikap terhadap proses pembelajaran. Siswa juga perlu memiliki sikap positif
pembelajaran yang digunakan. Tidak sedikit siswa yang merasa kecewa atau
tidak puas dengan proses pembelajaran yang berlangsung, namun mereka tidak
pelajarannya.
4. Sikap terhadap materi dari pokok-pokok bahasan yang ada. Siswa juga perlu
memiliki sikap positif terhadap materi pelajaran yang diajarkan, yang menjadi
diri siswa melalui materi suatu pokok bahasan. Misalnya, pengajaran pokok
Berhubungan dengan pokok bahasan ini, ada nilai luhur tertentu yang relevan
diajarkan dan diinternalisasikan dalam diri siswa. Misalnya: kerja sama, keke-
c. Domain Psikomotorik
yang berlangsung, dengan demikian beberapa hal perlu dilihat dalam evaluasi
tersebut berupa: pertama, melihat pemahaman siswa terhadap materi belajar, dan
menjadi penentu untuk melihat hasil belajar siswa. Bentuk evaluasi yang
Secara rinci bentuk evaluasi dapat dilihat pada panduan guru (Zufriady, 2017).
Unsur-unsur pokok dalam kegiatan penilaian yang dilakukan oleh guru yakni :
adanya obyek yang mau dinilai atau dievaluasi, adanya tujuan pelaksanaan,
evaluasi yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif yang telah diemukakan oleh
diperlukan.
5. Mengolah hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan
2.2.5 Media
menyebar ide, sehingga hal yang dikemukakan itu bisa sampai pada
utama media menjadi tiga unsur, yaitu suara, visual, dan gerak. Selanjutnya,
menampilkan suara dengan disertai gerakan titik secara linear dan tidak dapat
kemampuan visual dan gerakan tanpa disertai suara, (5) Media visual-diam;
menampilkan suara maupun gerak, (6) Media audio; media yang hanya
media dalam proses belajar siswa, yaitu: (1) dapat menumbuhkan motivasi belajar
siswa karena pengajaran akan lebih menarik perhatian mereka; (2) makna bahan
pengajaran akan menjadi lebih jelas sehingga dapat dipahami siswa dan
komunikasi verbal melalui kata-kata; dan (4) siswa lebih banyak melakukan
Menurut teori Rossi dan Breidle (dalam Gunawan, Marzuki, & Suryani,
2013) menyatakan “media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang
dapat di pakai untuk tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, koran,
perangkat keras (dalam Triyanto, 2013). Menurut Briggs (dalam Triyanto, 2013)
media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi atau materi
a. Media Cetak
Modul adalah bahan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik yang
mencakup isi materi, metode, dan evaluasi. Menurut Prastowo (dalam Tjiptiany,
As’ari, & Muksar, 2016) pembelajaran dengan menggunakan modul bertujuan (1)
siswa mampu belajar secara mandiri atau dengan bantuan guru seminimal
mungkin, (2) peran guru tidak mendominasi dan tidak otoriter dalam
dan kecepatan belajar siswa, dan (5) siswa dapat mengukur sendiri tingkat
penguasaan materi yang dipelajari. Modul menurut Prastowo (dalam Yunita &
Hakim, 2014) merupakan sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis
sehingga penggunanya dapat belajar secara mandiri dengan atau tanpa seorang
guru.
b. Multimedia Interaktif
Multimedia menurut Schwier & Misanchuk (dalam Rusdewanti & Gafur,
2014) adalah “program pembelajaran yang terdiri atas berbagai sumber belajar
berpikir dan bekerja yang menghasilkan umpan balik melalui diskusi dengan
Menurut Sudjana dan Rivai (dalam Rusdewanti & Gafur, 2014) menyatakan
2009) adalah untuk: (1) memupuk rasa seni pada tingkat tertentu dalam diri tiap
kemampuan menilai musik melalui intelektual dan artistik sesuai dengan budaya
bangsanya (3) bekal melanjutkan studi ke pendidikan musik yang lebih tinggi.
pada suatu aktivitas learning by doing yang artinya siswa ikut terlibat secara
langsung. Kegiatan pengalaman musik terdiri atas: (1) mendengarkan musik, (2)
bernyanyi, (3) bermain musik, (4) bergerak mengikuti musik, dan (5) membaca
pengalaman musikal secara langsung kepada peserta didik dengan tujuan agar
para peserta didik dapat membangun konsep-konsep musik dalam dirinya. Konsep
musik yang dimaksud merupakan formulasi unik yang dipelajari oleh peserta
bentuk pembelajaran musik sebagai upaya untuk mencapai kompetensi dasar yang
ditentukan baik dalam kompetensi berapresiasi, berekspresi, dan berkreasi harus
berirama, bernyanyi, membaca notasi musik, bermain alat musik, dan mencipta
mengalami dan menghayati fungsi unsur-unsur musik dalam lagu atau musik yang
siapa
& Asfar, 2016) yang menyatakan bahwa “seni sebagai bagian dari wilayah
Pendidikan Pasal 6 Ayat (1) yang menyatakan bahwa kelompok mata pelajaran
serta merasakan nilai-nilai yang ada pada suatu karya seni dengan terlebih dahulu
Tahapan apresiasi sebagaimana dikatakan oleh Bastomi yang dikutp Bandi (dalam
1. Tahap Penikmatan
Ini merupakan tahap dari apresiasi dimana didalam tahap ini adalah
ketahap selanjutnya.
2. Tahap Penghargaan
Untuk dapat menghargai karya seni, tentu saja terlebih dahulu harus
3. Tahap Pemahaman
Dalam tahap ini apresiator harus sudah mengerti unsur-unsur karya seni
4. Tahap Penghayatan
5. Tahap Penerapan
Tahapan dimana melahirkan ide baru dan mendayagunakan hasil-hasil
macam cara mendengarkan yang dapat dibedakan yaitu: (1) mendengarkan secara
dari pendengar. Musik makan malam dipergelarkan tidak sebagai musik konser
kenikmatan santap malam dan percakapan. Musik yang sangat bagus dari ilustrasi
kepada musik adalah bersifat pasif. Orang mendengar musik tetapi tidak
kepentingannya sendiri, pendengar akan menyadari bahwa sesuatu yang lebih dari
sekedar sikap pasif adalah hal penting agar dapat menyukainya Miller (dalam
Sa’dullah, 2016)
keindahan bunyi. Nada-nada yang jernih dari sebuah flute,saxophone, biola atau
suara lonceng di kejauhan, sonoritas suara organ Katedral atau bunyi paduan suara
yang besar, kemegahan orkes simfoni, semuanya merupakan bunyi yang dapat
beberapa nilai berharga bagi apresiator, tetapi kesemuanya itu tidak menjanjikan
sejumlah besar dari apa yang disebut dengan apresiasi yang sebenarnya Miller
serta ungkapan yang dibangkitkan oleh musik. Inilah sikap yang dengan cara
bagi para pendengarnya. Mendengarkan secara emosional adalah suatu sikap yang
melekat terhadap musik, dan karena itu hal ini tidak menuntut konsentrasi atau
emosional, sikap ini lebih menuntut konsentrasi pada musik itu sendiri serta
kesadaran yang tajam tentang apa yang terjadi pada musik. Inilah cara
mendengarkan musik yang lebih daripada yang lain, yang membawa kepada
untuk apa mendengarkan, memahami apa yang didengar, dan oleh sebab itu
1. Perhatian
perhatian. Ini penting sekalibahwa anda harus belajar konsentrasi kepada musik.
kebiasaan konsentrasi.
2. Pengulanagan
Tak seorang dapat berharap untuk memahami dalam sekali dengar segala hal
yang terjadi dalam sebuah bagian musik.Kita tidak dapat menangkap kesan-kesan
pendengaran secara visual. Oleh sebab itu, adalah keharusan bagi anda untuk
mendengarkan secara berulang-ulang sebuah lagu yang ingin anda pahami (inilah
Untuk mecapai apresiasi anda tidak dapat bergabung semata-mata dengan kepada
komposisi yang sudah dikenal saja. Sebab hal itu akan menghilangkan kepuasan
yang dapat anda peroleh dari penjelajahan terhadap musik baru serta memperluas
belakang musikal. Ini berarti tidak hanya suatu pengetahuan umum dengan
sejumlah literatur musik tetapi juga pengetahuan tentang musik tersebut. dalam
hal ini latar belakang musik dibagi atas dua yaitu latar belakang umum dan
paduan suara dan bermain dalam orkes atau band. Termasuk juga belajar secara
sebuah komposisi yang khusus menciptakan suatu latar belakang khusus untuk
musik itu sendiri. Misalnya, hal-hal seperti bentuk dari sebuah komposisi,
karakter-karakter yang sangat istimewa dari musik (gayanya), keterangan
apa, serta gagasan –gagasan apa yang ada dalam pikiran komposernya).
pendekatan auditori dan 2) pendekatan visual Miller (dalam Sa’dullah, 2016 :12-
15)
1. Pendekatan Auditori ( kurang banyak literaturnya ttg hal ini agar dapat
medium bunyi, pendekatan adalah jauh lebih penting dalam mencapai apresiasi
musik.
2. Pendekatan visual
sesuatu dalam musik yang tak tertangkap oleh telinga anda. Namun
2.5 Vokal
Ada tiga cara dalam penyajian musik: Pertama, secara vokal, yaitu memakai
pita suara di dalam mulut kita sebagai sumber suara, cara ini disebut menyanyi.
Yang kedua adalah secara instrumental yaitu yang memakai alat musik atau
instrumen sebagai penghasil nada atau bunyinya. Untuk cara yang ketiga adalah
gabungan atau penyajian bersama dari kedua cara di atas menurut Suharto dalam
(Yesheiskiel, 1989).
dan berirama baik diringi oleh iringan musik ataupun tanpa iringan musik. Dalam
bernyanyi pun dibutuhkan suatu tekhnik – tekhnik dasar yang tepat. Tekhnik –
tekhnik dasar bernyanyi yang perlu dipelajari mencakup (1) sikap badan, (2)
pernafasan, (3) pembentukan suara, (4) pengucapan (5) resonansi (Jamalus, 1988).
vokal yang baik. Beberapa teknik vokal menurut Destiannisa (dalam Ekaputri et
al., 2007) terdiri dari intonasi, artikulai, pernafasan, resonansi, frasering, vibrasi,
dan interpretasi.
indah. Hal yang termasuk teknik vokal adalah (1) sikap badan; bernyanyi dapat
dilakukan dengan sikap badan berdiri maupun duduk dengan posisi tegak, rilek,
dan bebas sehingga tidak mengganggu suara, (2) pernafasan; untuk menghasilkan
suara yang indah diperlukan mengatur pernafasan dengan cara mengambil udara
sebanyak banyaknya, ditahan sejenak, dan dikeluarkan dengan sangat hemat dan
sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan suara yang bulat seperti membuka
mulut, posisi lidah lemas dan tidak kaku, (4) resonansi; membuat suara menjadi
lagu yang akan dinyanyikan dengan kata-kata yang jelas dan pemenggalan kata
Sedangkan menurut (Jamalus, 1988 : 7) materi seni musik tidak terlepas dari
unsur-unsur yang saling terkait. Terbentuknya sebuah musik yang sering kita
dengar terdapat unsur-unsur yang saling mendukung satu sama lainnya, seperti
menjadi unsur – unsur musik, yakni : (1) unsur – unsur pokok yang berisi irama,
melodi, harmoni, bentuk atau struktur lagu, (2) unsur – unsur ekspresi yang berisi
tempo, dinamika, dan warna nada. Sulaiman (Ikut, 2019:40) menjelaskan bahwa
teori musik merupakan cabang ilmu yang menjelaskan unsur-unsur musik. Lebih
antara notasi musik dan pembawaan musik. Unsur-unsur musik tersebut meliputi
(1) Irama
Menurut Jamalus (dalam Gunawan et al., 2013) irama ialah urutan rangkaian
gerak yang menjadi unsur dasar dalam musik irama dalam musik terbentuk dari
sekelompok bunyi dan diam dengan bermacam – macam lama waktu atau panjang
birama. Untuk menulis bunyi dan diam degan bermacam – macam lama waktu
atau panjang – pendeknya bunyi dan diam ini diguakan notasi irama dengan
bentuk nilai tertentu [CITATION Jam81 \l 1033 ]. Irama adalah urutan rangkaian
gerak dalam sebuah musik yang membentuk pola irama dan bergerak teratur
sehingga menyebabkan lagu enak didengar dan dirasakan menurut Jamalus (dalam
Ikut, 2019:40).
Tabel 2.1
Nilai Ketukan Notasi
(Oleh : Trizky Kandi Amalia)
(2) Melodi
Melodi diartikan sebagai rangkaian nada atau bunyi yang terdengar teratur,
Lalu menurut Suharto (dalam Hariyadi, 2014) melodi adalah rangkaian dari
beberapa nada yang dinyanyikan atau dimainkan sesuai dengan tinggi rendahnya.
1) Tangga Nada
Tangga nada merupakan urutan dari suatu nada yang disusun membentuk tangga
dimana tangga dibagi menjadi dua yaitu diatonik yag terdiri dari tujuh nada
dengan jarak (1/2 dan 1) dan tangga nada pentatonik yang terdiri dari lima nada
2.5.1.1 Harmoni
2.5.1.2 Nada
Nada ialah bunyi yang dihasilkan oleh suatu sumber bunyi yang yang bergetar
dengan kecepatan yang teratur. Kecepatan getar ini dinamakan frekuenssi, dapat
diukur dengan menhitung jumlah getar ini dinamakan frekuensi, daat diukur
dengan menghitung.
2.5.1.3 Tempo
Tempo merupakan ukuran kecepatan birama lagu, semakin cepat suatu lagu
dimainkan maka semakin besar juga nilai tempo dari lagu tersebut Jam (dalam
Ikut, 2019). Tempo menjadi hal pokok dalam bermusik, jika tempo tidak tepat
maka seorang penyanyi bisa saja akan menyanyi lebih cepat dari iringan
musiknya.
2.5.1.4 Dinamika
Dinamika dalam seni musik dapat diartikan sebagai tanda untuk memainkan
nada dengan volume nyaring atau lembut menurut Jamalus (dalam Ikut, 2019:41 )
dinamika merupakan unsur yang paling kuat menunjukan emosi atau perasaan
yang terkandung dalam sebuah karya seni musik jika dibandingkan dengan unsur-
Dinamika dapat menujukan sebuah karya seni musik memiliki nuansa sedih,
riang, agresif, atau datar. Dinamika akan memainkan perasaan seniman maupun
2.5.1.5 Ekspresi
Menurut Dostia dan Aminudin dalam (Rismawan, 2014) ekspresi seni adalah
suatu pengenalan seni melalui perasaan dan kepekaan batin terhadap seni yang
beberapa cara, seperti: (1) kegiatan merespon musik dengan gerak berirama, yakni
kegiatan yang dilakukan dengan cara menggerakan bagian anggota tubuh (tangan,
kaki, badan, dan kepala) sesuai dengan irama musik yang ada; (2) bernyanyi, yakni
aspek seperti, intonasi, artikulasi, pernafasan, phrasering, dan pembawaan; dan (3)
membaca notasi musik, yakni kegiatan membaca simbol-simbol musik atau notasi
musik dari sebuah karya musik. Menurut (Rondhi, 2017) berekspresi diri merupakan
kebutuhan yang ada di dalam diri setiap orang atau siswa untuk mengungkapkan,
lain.
2.5.1.6 Timbre
Menurut Jamalus (dalam Ikut, 2019:41)timbre merupakan kualitas atau warna bunyi
dalam seni musik Timbre sangat dipengaruhi oleh sumber bunyi dan cara bergetarnya,
biasa dikatakan timbre akan bergantung dari instrumen musik yang dibunyikan, timbre
yang dihasilkan alat musik tiup tentu saja akan berbeda dengan timbre yang dihasilkan
dari alat musik petik, meskipun keduanya dimainkan dalam nada yang sama.
Kurikulum 2013
Pembelajaran
Pembelajaran Vokal
Vokal melalui
melalui Pendekatan
Pendekatan Apresiasi
Apresiasi
Bagan 2.1
Alur Kerangka Berpikir
Oleh (Trizky Kandi Amalia)
susunan alenia paragraf, diagaram, balon teks, diagram, maupun tabel. Bagan
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan suatu cara kerja atau metode ilmiah yang
penelitian. Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah kualitatif dengan metode
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasapada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
adalah (1) guru pengajar Seni Budaya dan Keterampilan oleh Bapak Tendian
Febriagazzi sebagai subjek penelitian, dan (2) Objek penelitian ini yaitu
elajaran seni budaya (musik) kelas VII di SMP Yayasan Mardi Rahayu Ungara
sumber data atau informasi yang berasal dari narasumber yang dipandang
diperlukan. Narasumber yang dimaksud adalah kepala sekolah, guru Seni Budaya,
peserta didik (siswa/siswi), dan bagian TU, lalu yang menjadi instrumen utama
adalah peneliti itu sendiri. Peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi”
yang diteliti, kesiapan peneliti unuk memasuki objek penelitian, baik secara
Berdasarkan sumbernya data digolongkan menjadi dua, yaitu data primer dan
data sekunder. Data primer didapatkan oleh peneliti sesuai dengan keperluannya
di lapangan, data primer disebut juga dengan data asli atau data baru, sedangkan
data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber yang sudah ada,
sedangkan data sekunder dapat diperoleh melalui telaah literatur menurut (Hasan,
2012 : 33). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
karena peneliti secara aktif berinteraksi dengan subjek. Proses pengumpulan data
dapat diubah dan hal tersebut bergantung pada situasi. Peneliti bebas
Untuk memproleh data yang lengkap, maka peneliti memilih teknik yaitu :
3.4.1 Observasi
dikutip dari Susan Stainback 1988 [ CITATION Sug13 \l 1033 ] menjelaskan “In
participant observation, the researcher observes what people do, listen to what
they say, and participates in their activities” observasi partisipatif, peneliti
mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan,
narasumber.
semierstruktur (3) tidak terstruktur maka dari itu peneliti memilih wawancara
mendengarkan secara teliti dan perlu mencatat apa yang dikemukakan oleh
informan.
Adapun langkah – langkah wawancara menurut lincoln dan Guba yang dikutip
Sanipiah Faisal [ CITATION Sug13 \l 1033 ] yaitu (1) menetapkan kepada siapa
wawancara itu akan dilakukan (2) menyiapkan pokok – pokok masalah yang akan
menjadi bahan pembicaraan (3) mengawali atau membuka alur wawancara (4)
dan mengakhirinya (6) menuliskan hasil wawancara kedalam catatan lapangan (7)
yang mudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya – karya,
Dokumen yang berbentuk gambar misalnya, foto, gambar hidup, sketsa, dan lain –
lain. Lalu, dokumen yang berbentuk karya misalnya, karya seni yang dapat berupa
bagi segala jenis penelitian pada akhirnya adalah terwujudnya produksi ilmu
pengetahuan yang valid, sahih, benar dan beretika”. Lebih lanjut Alwasilah
yang terdiri dari tiga hal “yakni: 1) deskriptif, 2) interpretasi, dan 3) teori dalam
pemeriksaaan.
Selain itu, dalam keabsahan data ini juga dilakukan proses triangulasi.
teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Dalam hal ini, Susan
Stainback (1988) menyatakan bahwa “the aim is not to determine the truth about
mengutarakan hal itu dapat dicapai dengan jalan: (1) membandingkan data hasil
dikatakan orang didepan umum dengan apa yang dikatakannyasecara pribadi; (3)
dengan apa yang dikataannya sepanjang waktu; (4) membandingkan keadaan dan
rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang
yang berkaitan.
yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti
untuk sumber data yang sama dan serempak. Tujuan dari triangulasi adalah untuk
mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama,
data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti
wawancara mendalam dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara
serempak. Pada penelitian ini peneliti melakukan teknik pemeriksaan data yaitu
dari sumber yang sama yaitu: (1) peneliti melakukan observasi pembelajaran
dengancara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber dengan
teknik yang sama Sugiyono (dalam Ikut, 2019). Dari beberapa sumber, data
mana spesifik dari sumber data tersebut. Pada triangulasi sumber ini, peneliti
melakukan pengumpulan data dengan guru pengajar dan tiga siswa melalui
analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan – bahan lain,
sehingga mudah dipahami, dan temuan dapat diinformasikan kepada orang lain.
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data
berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada
diwawancarai setelah dianalisis dan dirasa belum memuaskan maka peneliti akan
melanjutkan pertanyaan lagi sampai tahap tertentu, hingga diperoleh data yang
interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya
sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data kualitatif yaitu data reduction, data
cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah
dikemukakan, makin lama penelii ke lapangan, maka jumlah data yang diterima
akan bertambah, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis
data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memiih hal – hal
yang pokok, memfokuskan pada hal – hal yang penting, dicari tema dan polanya
dan membuang yang tak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa berupa uraian singkat, bagan,
hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Menurut Miles dan Huberman
untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang
bersifat naratif.
akan berubah bila tidak ditemukan bukti – bukti kuat yang mendukung pada tahap
tahap awal didukung oleh bukti – bukti yang valid dan konsisten saat peneliti
Bab ini berisi tentang hasil uraian penelitian dan pembahasan pembelajaran
vokal melalui pendekatan apresiasi. Bab ini terdiri dari dua bagian yang pertama
mengenai gambaran umum lokasi penelitian dan yang kedua adalah pembahasan
Rahayu Ungaran.
Bagian ini akan menguraikan tentang gambaran umum tempat penelitian yang
dilakukan di SMP Mardi Rahayu Ungaran yang meliputi lokasi penelitian yaitu
letak geografis SMP Mardi Rahayu Ungaran, sejarah singkat berdirinya SMP
Mardi Rahayu Ungaran, visi dan misi sekolah, tenaga pengajar, karyawan, peserta
didik, sarana dan prasarana, serta struktur organisasi SMP Mardi Rahayu
Ungaran.
SMP Mardi Rahayu merupakan sekolah swasta katolik yayasan Santa Maria
milik kongergasi suster - suster Abdi Kristus Ungaran yang berdiri pada tanggal 2
2 Juni 1983. Pada awal berdirinya yaitu tahun pelajaran 1983/1984 kegiatan belaja
r megajar dilaksanakan disalah satu gedung milik biara Kongergasi Abdi Kristus
Ungaran. Pada masa yayasan tersebut hanya membuka satu kelas saja. Lalu pada
bulan Juli 1984 gedung sekolah sudah bertambah yakni dengan ruang kelas selesa
i dibangun, sehingga tahun ajaran 1984/1985 SMP Mardi Rahayu Ungaran dapat
menerima peserta didik baru. Dengan demikian jumlah kelas sudah bertambah me
njadi dua yakni kelas 1 dan kelas 2. Awal tahun ajaran 1989/1990 bangunan gedu
ng baru sudah bertambah menjadi kelas satu, dua, dan tiga dan infrastruktur sudah
mulai berkembang. Setelah itu tanggal 21 Mei 1987SMP Mardi Rahayu Ungaran
Gambar 4.1
SMP Mardi Rahayu Ungaran
(Hasil Observasi : Amalia, Oktober 2019)
4.1.2 Visi dan Misi SMP Mardi Rahayu Ungaran
Visi :
Misi :
Allah
4.1.3 Tenaga Pengajar, Karyawan, dan Peserta Didik SMP Mardi Rahayu
SMP Mardi Rahayu Ungaran pada tahun ajaran 2019/2020 memiliki tenaga
tenaga pengajar. Dua diantaranya mengampu mata pelajaran prakarya dan seni
budaya, yakni Ibu Dra. Rini Haryas S. mengampu mata pelajaran prakarya dan
Bapak Tendian Febriagazi selaku guru tidak tetap (GTT) yang mengajar mata
pelajaran seni budaya disekolah Mardi Rahayu Ungaran. Selebihnya akan
4.1.3.2 Karyawan
Selain tenaga pengajar SMP Mardi Rahayu Ungaran pada tahun pelajaran 2019
Pada tahun pelajaran 2019 / 2020 jumlah peserta didik di SMP Mardi
Tabel 4.1
Jumlah Peserta Didik SMP Mardi Rahayu Ungaran.
(Hasil Observasi : Trizky Kandi Amalia, Oktober 2019)
Sarana dan prasarana merupakan fasilitas yang ada di SMP Yayasan Mardi
mengajar berlangsung dan kegiatan diluar jam pelajaran. Sarana yang ada meliputi
kepala sekolah, ruang tata usaha, ruang OSIS, perpustakaan, ruang kesenian, dan
koperasi.
Gambar 4.2
Sarana dan Prasarana SMP Mardi Rahayu Ungaran.
(Hasil observasi : Amalia, Oktober 2019)
4.1.5 Struktur Organisasi
didalamnya terdapat suatu pembagian kerja, fungsi, dan tugas pada setiap bidang
nya masing – masing yang dijalankan dengan rasa penuh tanggung jawab.
membantu penjaminan mutu sekolah, dengan adanya pengawasan maka salah satu
4.2 Pembelajaran Vokal melalui pendekatan apresiasi pada Mata Pelajaran Seni
Budaya Sub Seni Musik Kelas VII di SMP Mardi Rahayu Ungaran
vokal pada mata pelajaran seni budaya sub seni musik kelas VII melalui
Ungaran. Setelah data terkumpul maka data akan diolah berdasarkan kondisi –
kondisi yang terjadi di SMP Mardi Rahayu Ungaran, kondisi dan situasi diruang
kelas, kondisi guru maupun peserta didik, serta menjabarkan lebih lanjut kegiatan
adalah upaya yang dilakukan guru agar peserta didik lebih aktif dan kreatif, hal
tersebut seperti yang dikatakan oleh Bapak Tendian Febriagazi selaku guru seni
tahapan yang perlu diperhatikan guru guna kelancaran dan kesuksesan KBM
dikelas yang terdiri dari tahapan perencanaan, tahapan pelaksanaan, dan tahapan
penilaian.
disusun oleh guru SMP Mardi Rahayu Ungaran sebelum kegiatan belajar
mengajar berlangsung, karena hal tersebut telah tercantum dalam kurikulum 2013
dan silabus. Kesiapan guru juga sangat berepengaruh pada kelancaran dan
kesuksesan KBM. Adapun yang perlu dipersiapkan guru seni budaya sub seni
musik SMP Mardi Rahayu Ungaran didalam kelas yaitu mengembangkan silabus,
besar kompetensi inti dan kompetensi dasar rencana pelajaran sesuai acuan
mata pelajaran yang terdiri dari beberapa komponen yaitu identitas mata
pelajaran, identitas sekolah, kompetensi inti, kompetensi dasar, tema, materi
meliputi (1) identitas mata pelajaran, (2) standar kompetensi, (3) kompetensi
pembelajaran, (6) materi ajar, (7) alokasi waktu, (8) metode pembelajaran, (9)
kegiatan pembelajaran, (10) penilaian hasil belajar dan, (11) sumber belajar
telah dirancang, dan disusun oleh guru seni budaya SMP Mardi Rahayu Ungaran
Bapak Tendian selaku guru pengampu mata pelajaran seni buadaya sub seni
musik telah mempersiapkan satu macam lagu yang telah diarransir sendiri. Lagu
tersebut diarransir secara sederhana setelah itu dibagikan pada siswa berupa
partitur vokal dua suara dengan judul Mozart’s Cradle Song yang sebelumnya
lirik lagu tersebut menggunakan bahasa inggris lalu diterjemahkan oleh bapak
4.2.1.4 Penilaian
hasil belajar siswa dan tolok ukur penilaian seperti yang telah dikemukakan
(Zufriady, 2017) bahwa domain penilaian dalam K13 meliputi domain spiritual,
Maka dalam mata pelajaran seni budaya sub seni musik guru melakukan dua
cara pengambilan nilai yakni test keterampilan dan test tertulis. Test tertulis dapat
pertemuan setelah tes unjuk keterampilan. Butir – butir soal yang diberikan dapat
yang berkaitan dengan materi vokal dua suara seperti tekhnik, dan unsur – unsur
sejauh mana pengetahuan siswa dalam memahami, mendalami materi yang telah
diberikan.
Tes praktik merupakan sebuah tes unjuk keterampilan yang ditampilkan oleh
peserta didik siswa, untuk pengamatan unjuk keterampilan yang dinilai yaitu
tekhnik, dan kesiapan siswa. Materi lagu yang digunakan untuk penilaian
dan rancangan yang telah disusun dalam RPP dengan memperhatikan Kurikulum
2013 dan silabus sehingga pada saat KBM berlangsung maka pembelajaran akan
bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan antara guru dan peserta didik
terkait dengan judul yaitu pembelajaran vokal melalui pendekatan apresiasi pada
mata pelajaran seni budaya sub seni musik kelas VII di SMP Mardi Rahayu
berkut :
(a)Kegiatan Pendahuluan
Pada saat akan memulai pelajaran guru bersama dengan murid megawali
pelajaran dengan berdoa. Salah satu murid kelas VIIB memimpin doa dengan
hanya pada jam pelajaran pertama saja, lalu dilanjutkan persembahan doa melalui
speaker yang dipimpin oleh guru diruang operasional. Setelah kegiatan pembuka
selesai guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar pada siswa guna
menciptakan suasana yang lebih akrab, membangun mood siswa agar suasana
kelas lebih nyaman dan kondusif sehingga pembelajaran akan terasa tidak kaku.
Kegiatan pendahuluan merupakan kegiatan membuka pelajaran yang tidak
didik untuk memulai kegiatan pembelajaran agar peserta didik dapat fokus belajar.
Setelah kegiatan pembuka guru memberikan acuan pada siswa. Langkah awal
harus dicapai siswa pada mata pelajaran seni budaya sub seni musik yang mana
b) Kegiatan Inti
peserta didik untuk lebih mengembangkan kreatifitas secara aktif melalui kegiatan
yang menarik perhatian sehingga peserta didik lebih tertantang untuk melakukan
hal yang mereka senangi dan kuasai namun tetap dalam batas. Guru merupakan
salah satu sumber belajar dan pembimbing bagi siswanya. Pada saat pengamatan
kondisi kesiapan siswa dan kelas. Berikut akan diuraikan hasil pengamatan
minggu lalu pada siswa yaitu untuk mendengarkan materi lagu yang berjudul
individual supaya pesera didik lebih fokus dengan apa yang didengar. Setelah itu
yang digunakan guru supaya pembelajaran lebih menarik perhatian siswa, seperti
yang diemukakan Rossi dan Breidle (dalam Gunawan & Suryani, 2013) yang
menyatakan “media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat di
pakai untuk tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan
sebagainya” dalam hal ini guru menggunakan bantuan media audio yang hanya
konsentrasi, fokus dengan apa yang didengar. Setelah itu guru mulai memasuki
tahap – tahap penerapan apresiasi dalam pembelajaran vokal dua suara yang akan
& Asfar, 2016) menyatakan bahwa “seni sebagai bagian dari wilayah
adalah untuk melatih kepekaan atau sensitivitas siswa terhadap suatu karya musik,
auditori yaitu medium bunyi, pendekatan adalah jauh lebih penting dalam
mencapai apresiasi musik, maka dapat dikatakan bahwa medium bunyi untuk
didengar.
namun perlu suatu pengembangan supaya menuju tingkat yang lebih lanjut.
supaya tujuan pembelajaran seni tercapai. Tarjo (dalam Sugiartawan, Marhaeni, &
kelas terlebih dahulu supaya kelas lebih tenang dan kondusif sehingga siswa dapat
menikmati apa yang akan didengarnya. Setelah itu siswa diminta untuk lebih
rileks dan santai, hal ini seperti yang dikemukakan Wadiyo (dalam Sa’dullah,
aktif. Lagu diputar dengan volume sedang atau medium. Komponen yang terdapat
pada lagu tersebut terdiri dari vokal dan instrumen piano sebagai piano pengiring.
Dalam hal ini guru hanya memberi kesempatan pengulangan atau pemutaran lagu
Mozart’s Cradle Song sebanyak dua kali guna menghemat waktu pembelajaran
merasakan sensasi yang terkandung dalam musik lagu Mozart’s Cradle Song.
Meskipun hanya sekedar menikmati siswa sudah mulai memiliki gambaran atau
pandangan tentang gaya (style) mengenai lagu tersebut, hal ini seperti yang
bunyi.
penghargaan suatu karya terlebih dahulu perlu diajarkan sehingga siswa dapat
lebih menghargai apa yang terkandung dalam suatu karya musik seperti pada lagu
Mozart’s Cradle Song, hal ini sejalan pernyataan Miller (dalam Sa’dullah, 2016)
untuk dapat menghargai karya seni tentu saja terlebih dahulu harus dapat melihat
tersebut kedalam jiwa kita. Salah satu upaya guru agar siswa memliki orientasi
terhadap bentuk penghargaan ada kalanya guru memeberikan suatu motivasi atau
gambaran. Hal ini disampaikan pada saat wawncara oleh Bapak Tendian
Febriagazzi:
Karena saya mengajar mata pelajaran seni budaya maka suatu dorongan atau
arahan yang saya berikan pada siswa tidak terlepas dari pengalaman hidup saya
yang telah saya dapat ketika menimba ilmu. Saya mengatakan pada siswa apa
yang melekat pada diri kita adalah pemberian Tuhan sudah sepatutnya untuk
dijaga dan menghargai ciptaan-Nya. Seperti halnya ketika menyanyi kita harus
sadar betul bahwa yang menjadikan kita bisa bernyanyi karena berfungsinya
pita suara, jika kita tidak mempergunakan dan tidak menjaga pita suara dengan
baik maka sama saja kita tidak menghargai karuniaNya.
Setelah siswa mengerti pentingnya suatu nilai penghargaan maka akan lebih
mudah menghargai suatu bentuk karya musik. Guru melanjutkan kembali tahap
perlu dikembangkan lebih lanjut, siswa tidak hanya menikmati keindahan lagu
Cradle Song. Seperti yang dikemukakan Miller (dalam Sa’dullah, 2016) cara
mendengarkan secara perspektif musik ini lebih daripada yang lain, yang
berarti mengetahui untuk apa mendengarkan, memahami apa yang didengar, dan
oleh sebab itu memiliki dasar-dasar obyektif untuk mengalami seni musikal.
memusatkan perhatian siswa kembali supaya perhatian siswa fokus dengan apa
yang akan didengar. Seperti yang dikemukakakn Miller (dalam Sa’dullah, 2016).
Syarat pertama untuk mendengarkan secara penuh pengertian adalah perhatian. Ini
penting sekali bahwa anda harus belajar konsentrasi kepada musik, karena
kebiasaan konsentrasi.
Pada tahap ini siswa tidak hanya sekedar medengarkan musik saja namun
Mozart’s Cradle Song sebanyak dua kali. Apabila hanya diputar sekali siswa tidak
dapat menjelajahi lagu tersebut hal ini untuk megembangkan pola pikir siswa
sehingga memahami sedikit demi sedikit apa yang didengar. Tujuan dari
pengulangan audio dilakukan guru supaya siswa menjadi lebih familiar dengan
dinamika, dan yang terkait dengan segala bentuk unsur – unsur musik serta pesan
dan kesan apa yang terkandung dalam lagu Mozart’s Cradle Song. Sembari guru
mendeskripsikan tentang pesan atau kesan apa yang terkandung pada lagu
mengidentifikasi tentang kesan dan pesan lagu tersebut. Pesan lagu tersebut pada
intinya merupakan lagu pengantar tidur atau biasa disebut dengan seperti lagu
Nina Bobo.
tentang apa yang didengar dapat berupa point penting dan menyimpannya dalam
pikiran siswa sehingga apabila guru bertanya siswa dapat menjelaskan apa yang
didengar. Hal ini seperti yang dikemukakan Wadiyo (dalam Sa’dullah, 2016) pada
Song siswa perlu memahami unsur – unsur musik dan teori musik dasar terlebih
dahulu. Meskipun pemahaman siswa sudah lebih baik namun pemikirian siswa
masih belum terkonsep, hal ini disebabkan kecedurungan musikalitas siswa yang
berbeda – beda. Selain itu antara siswa yang satu dengan siswa lainnya memiliki
latar belakang musikalitas yang berbeda – beda karena sensitivitas musik siswa
ada yang sudah terlatih dan ada yang belum. Dalam menanggapi suatu karya
musik khususnya lagu Mozart’s Cradle Song guru membimbing dan membantu
dengan buku pelajaran seni budaya atau modul yang telah disediakan
yang dijelaskan Prastowo (dalam Tjiptiany, As’ari, & Muksar, 2016) modul
adalah bahan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik yang mencakup isi
melalui guru sebagai salah satu sumber belajar, dan berbagai sumber belajar yakni
dari buku referensi musik di perpustakaan, buku pelajaran seni budaya revisi,
maka berdasarkan pengalaman musik siswa hal tersebut termasuk dalam latar
menyanyi kelompok-kelompok paduan suara dan bermain dalam orkes atau band.
untuk memicu penalaran siswa supaya dapat menterkaitkan apa yang telah
Gambar 4.4
Guru mengaitkan materi meggunakan metode tanya jawab
(Hasil observasi : Amalia, Oktober 2019)
keterkaitan proses mendengarkan melalui beberapa tahap yang telah dilalui siswa
audio yang diperdengarkan pada siswa guru menanyakan tentang kesan murid
syahdu, sedih, bagus atau tidak bagus. Dengan adanya metode tanya jawab akan
ada umpan balik (feedback) yang terjadi antara guru - murid atau murid dengan
murid sehingga pada saat dikelas kegiatan belajar mengajar tidak menjadi
monoton, mengakibatkan siswa terpacu untuk bertanya dan menjadi lebih aktif
bahwa metode tanya jawab adalah cara yang digunakan guru untuk
berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat
kelas VIIB melalui sumber belajar dapat berasal dari modul atau penjelasan guru
mengenai teori - teori yang berkaitan dengan vokal dua suara yang digunakan
kegiatan inti. Seperti yang sudah dijelaskan dalam (Permendikbud No. 22 tahun
2016) dalam kegiatan penutup guru bersama siswa secara individual maupun
supaya guru mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terkait dengan pemutaran
audio guna mencapai tujuan pendidikan. Setelah itu guru mempersilahkan siswa
mencatat apa saja yang penting dan apa yang pelu dicatat.
Guru membagi satu kelas menjadi dua kelompok besar. Kelompok satu
sebagai suara satu dan kelompok dua sebagai suara dua. Pengelompokan
dilakukan secara acak agar siswadapat menguasai materi dan mau belajar dengan
apa yang baru diterima. Setelah itu guru juga membagikan materi yang menjadi
pokok bahasan untuk pertemuan selanjutnya yaitu partitur vokal dua suara yang
sudah diarransir secara sederhana oleh guru pengampu dengan judul Mozart’s
Cradle Song.
(2)Pengamatan kedua
suara pada siswa dan melanjutkan tahapan apresiasi lebih lanjut. Berikut akan
Pada saat guru memasuki kelas salah satu siswa memberikan salam dan
awal dengan menanyakan materi lagu yang telah dibagikan pada minggu lalu,
namun terdapat satu atau dua siswa yang tidak mengindahkan instruksi guru pada
pertemuan yang lalu, sehingga guru beranggapan bahwa siswa tersebut tidak
serius dalam mengikuti pelajaran. Penegasan yang dilakukan guru dengan tujuan
Ibrahim, dan Toenlioe (dalam Ikut, 2019:29) menjelaskan bahwa dalam kegiatan
menciptakan kenyamanan dan ketertarikan serta kesiapan bagi peserta didik untuk
gambaran umum tentang materi yang akan dipelajari dan kegiatan apa saja yang
yang telah dibuat, kemudian guru menyampaikan cakupan materi secara umum
mengenai bernyanyi dua suara dan juga menyampaikan untuk penilaian unjuk
diberitahukan pada awal pelajaran supaya siswa termotivasi dan ada persiapan.
Pada pertemuan minggu lalu siswa sudah mengumpulkan berbagai informasi
terkait dengan lagu tersebut dan beberapa unsur – unsur musik yang diperoleh.
Setelah itu guru memancing pertanyaan kepada siswa terkait dengan kesan dan
pesan terhadap lagu tersebut dengan tujuan supaya siswa mengingat kembali
siswa memahami perbedaan bernyanyi dengan dua suara dan bernyanyi unisono
berlalu namun masih memiliki keterkaitan satu sama lain. Kegiatan apersepsi
persepsi awal kepada siswa tentang materi yang akan diajarkan dan mengaktivasi
Gambar 4.5
Guru mengajak siswa melakukan pemanasan untuk melatih teknik vokal
(Hasil observasi : Amalia, Oktober 2019)
Gambar tersebut menjelaskan bahwa sebelum memasuki inti pembelajaran
yaitu praktek menyanyikanMozart’s Cradle Song guru melatih tekhnik vokal pada
merupakan kegiatan awal yang dilakukan supaya produksi suara siswa pada saat
bernyanyi akan lebih maksimal. Setelah itu guru mengajak siswa melakukan
bantuan keyboard lalu siswa menirukan, hal ini sejalan dengan pernyataan
(Desyandri, 2012) yang mejelaskan teknik vokal merupakan suatu cara langkah -
Gambar 4.6
Notasi vocalizing
(Hasil observasi : Amalia, Oktober 2019)
Gambar tersebut merupakan notasi yang digunakan guru untuk pemanasan olah
suara atau vocalizing latihan awal dasar supaya siswa pada saat menyanyi dapat
menggunakan tekhnik vokal yang benar. Nada – nada yang dibunyikan siswa
yakni dari nada dasar hingga ke nada tinggi kemudian kembali ke nada rendah
bernyanyi dengan dua suara guru menerangkan materi vokal dua suara dengan
menggunakan metode demonstrasi. Hal ini supaya siswa terlibat langsung dalam
kegiatan pembelajaran musik, maka siswa akan berlatih musik bersama – sama
dengan guru, hal ini serupa dengan pernyataan Regelski (dalam Utomo, 2013)
doing yang artinya siswa ikut terlibat secara langsung.Maka model pembelajaran
yang tepat untuk mata pelajaran seni budaya sub seni musik yakni pembelajaran
berbasis action learning. Hal ini seperti pernytaan Bapak Tendian Febriagazzi
bahwa ;
Pada pertemuan minggu lalu guru telah membagi satu kelas menjadi dua
kelompok besar sehingga siswa langsung menempatkan diri pada kelompok yang
telah ditentukan dengan membawa partitur yang sudah dibagikan oleh guru. Pada
pertemuan minggu lalu siswa sudah familiar terhadap lagu tersebut. Guru memilki
Alasan saya memilih lagu Mozart’s Cradle Song walaupun lagu ini musik barat
namun irama, melodi, dan nada – nada lagu tersebut merupakan lagu yang easy
listening mudah untuk dipelajari siswa. Aransemen yang saya susun juga
terbilang sederhana tidak rumit karena mengingat ke-efektifisan jam pelajaran
sehingga dalam beberapa pertemuan siswa sudah dapat mempresentasikan lagu
tersebut.
Gambar 4.7
Partitur Mozart’s Cradle Song
(Hasil observasi : Amalia, Oktober 2019)
sebagai lagu model untuk materi bernyanyi dengan dua suara. Dalam
mengajarakan pembagian suara satu dan dua cara pengajaran atau langkah –
langkah pengajaran yang diterapkan sama saja tidak ada yang berbeda guru
menggunakan metode demonstrasi dalam melatih suara satu dan suara dua.
Setelah itu guru mempersiapkan keyboard sebagai media bantuan supaya suara
Song yaitu guru mengarahkan siswa untuk memegang masing – masing partitur
lirik, tempo, dan dinamika. Setelah itu guru mendekte melodi lagu tersebut dan
peserta didik menirukan nada yang dinyanyikan oleh guru dengan bantuan
melodi lagu frase demi frase dengan memperhatikan partitur begitu seterusnya
hingga siswa sudah dapat menyanyanyikan dengan benar beserta dengan liriknya.
Gambar 4.8
Guru tengah menggunakan metode demonstrasi dalam menyampaikan materi
(Hasil observasi : Amalia, Oktober 2019)
Dalam pembagian range suara cakupan nada suara satu apabila dinyanyikan
akan lebih tinggi dibanding dengan suara dua maka antara suara satu dan suara
menciptakan melodi yang indah dan keselarasan nada. Hal ini seperti pernyataan
Jamalus (dalam Ikut, 2019:40) yang menyatakan bahwa harmoni adalah paduan
berkelompok pentingnya koordinasi antar siswa supaya antara suara satu dan
suara tidak saling menonjolkan masing – masing suaranya harus diatur seimbang
sesuai dengan kesan lagu tersebut.Hal ini seperti pernyataan (Ikut, 2019:41)
dinamika merupakan unsur yang paling kuat menunjukan emosi atau perasaan
yang terkandung dalam sebuah karya seni musik jika dibandingkan dengan unsur-
unsur seni musik lainnya. Dua point tersebut merupakan point penting yang perlu
diketahui siswa terlebih dahulu dalam bernyanyi dengan dua suara, hal ini sejalan
dengan pernyataan Sudjana (dalam Supardi, Ghozali, & Fretisari, 2017) yang
Setelah siswa sudah dapat mengikuti dan merasakan alunan melodi dari lagu
dengan menggunakan lirik, hal ini sejalan dengan pernyataan Jamalus (dalam
Ikut, 2019:41) yang menjelaskan bahwa irama adalah urutan rangkaian gerak
dalam sebuah musik yang membentuk pola irama dan bergerak teratur sehingga
Gambar 4.9
Keterlibatan peserta didik dengan guru dalam pembelajaran
(Hasil observasi : Amalia, Oktober 2019)
sudah tergabung dalam suara satu dan suara dua. Guru memberikan kesempatan
pada siswa untuk berlatih sendiri dengan kelompoknya masing – masing dengan
dengan tujuan agar para peserta didik dapat membangun konsep-konsep musik
dalam dirinya. Konsep musik yang dimaksud merupakan formulasi unik yang
dipelajari oleh peserta didik berdasarkan tindakan langsung dengan atau pada
bahan musik.
kelompok, melatih setiap siswa dengan melibatkan secara langsung karena dengan
guru melibatkan secara langsung dan membaur dengan siswa maka siswa akan
memperoleh pengalaman bermusik, serta siswa tidak pasif dan lebih aktif
dapat dijadikan sebagai pelajaran. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Jamalus
komponenya.
Setelah kemampuan musik siswa sudah lebih baik dan siswa dapat menguasai
lagu dalam artian siswa bernyanyi dapat memadukan suara satu dan dua. Lalu
dari latihan vokal yang telah diajarkan oleh guru secara bergiliran.
Gambar 4.10
Siswa maju mempresentasikan lagu Mozart’s Cradle Song
(Hasil observasi : Amalia, Oktober 2019)
suatu cara untuk mengekspresikan diri dan mengapresiasi seni yang telah didapat
selama proses pembelajaran. Siswa yang tidak melakukan presentasi diberi tugas
oleh salah satu kelompok. Dalam proses mengapresiasi siswa yang tidak
false atau tidakfalse, kurangnya koordinasi atau kurang kompak dalam bernyanyi
dengan kelompoknya, dan intonasi yakni kejelasan atau pelafalan siswa dalam
menyanyikan lagu Mozart’s Cradle Song. Hal ini sejalan dengan pernyataan
sementara musik dimainkan. Setelah itu anda akan segera dapat mengembangkan
kemampuan untuk melihat sesuatu dalam musik yang tak tertangkap oleh telinga
penampil dan lagak-lagaknya, pemain solo tidak membawa banyak hal mengenai
hakekat musik. Melihat pemain adalah gangguan visual yang sebenarnya dari
bunyi musik.
guru dan peserta didik yang tidak melakukan presentasi juga memberikan tepuk
tangan hal tersebut merupakan salah satu bentuk penghargaan yang dapat
membuat siswa menjadi lebih terpacu untuk lebih semangat lagi. Selain itu guru
perlu melakukan evaluasi supaya siswa mengerti mana yang salah dan mana yang
harus dibenahi, hal ini sejalan dengan pernyataan (Zufriady, 2017) bahwa bentuk
dikemukakan oleh Miller (dalam Sa’dullah, 2016 : 12 - 17) bahwa apresiasi dapat
c. Kegiatan Penutup
yang sebelumnya dan mengajak siswa untuk menyimpulkan terkait dengan mata
pelajaran seni budaya sub seni musik. Lalu guru juga menayakan apa yang
nasehat pada peserta didik walaupun nanti sudah memasuki materi baru namun
diharapkan setelah ini siswa dapat memaknai pembelajaran dan tidak melupakan
materi yang telah diajarkan oleh guru karena berkesinambungan yang artinya teori
selanjutnya.
Gambar 4.11
Berdoa pada akhir pembelajaran
(Hasil observasi : Amalia, Oktober 2019)
dipimpin oleh ketua kelas dan diakhiri dengan mengucapkan salam oleh para
siswa. Setelah itu guru mempersilahkan siswa untuk meninggalkan kelas dan
ke rumah.
Evaluasi merupakan bagian dari suatu penilaian yang mana guru dalam
melakukan penilaian terhadap peserta didik tidak hanya dilakukan pada akhir
berlangsung melalui pengamatan guru. Pada mata pelajaran seni budaya sub seni
musik khsusnya KD bernyanyi dengan dua suara rombel kelas VII pentingnya
evaluasi bertujuan untuk mengukursejauh mana kemampuan peserta didik
Dalam hal ini fungsi evaluasi semata – mata tidak hanya ditujukan untuk
peserta didik namun akan menjadi penting bagi guru sebagai refleksi apakah
Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan tentang pembelajaran vokal melalui
pendekatan apresiasi di SMP Mardi Rahayu Ungaran maka dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan pembelajaran seni budaya sub seni musik mengenai apresiasi terdiri dari
kegiatan awal, inti dan akhir. Dalam kegiatan inti pembelajaran bernyanyi dengan dua suara
guru menggunakan suatu pendekatan apresiasi melalui tahapan tahapan yakni tahap
mendengarkan audio, mengamati. Melalui tahapan tersebut maka siswa dapat mengumpulkan
informasi, mengidentifikasi unsur – unsur musik yang terdapat pada lagu Mozar’s Cradle
Song, mengamati penampilan siswa dan mengapresiasi karya sesuai sesuai pengalaman
musik yang didapat di sekolah. Silahkan di bab 4 dibahas secara detai dengan data2 yang ada
5.1 Saran (saran yang unggul dlm pembelajaran vocal dg pendekatan apresiasi di SMP
Mardi rahayu itu apa saja bs disarankan ke SMP lain, kekurangannya apa disarankan
Berdasarkan simpulan peneliti, maka saran yang pertama hendaknya guru lebih memberikan
Saran yang kedua yakni dalam kegiatan apresiasi hendaknya guru mengajarkan lebih detail
mengenai notasi, tekhnik vokal dan unsur – unsur musiknya tidak hanya menerangkan materi
namun namun perlu memastikan siswa dapat bernyanyi dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Alfianto, F. (2015). Pengembangan Instrumen Penilaian Apresiasi Seni Musik Materi Seni
Budaya Sekolah Menengah Pertama. Journal of Educational Research and Evaluation,
4(2), 82–90.
Amriani, J. (2013). Pembelajaran Apresiasi Seni Musik Kelas VII di SMP N 18 Padang. E-
Jurnal Sendratasik FBS Universitas Negeri Padang, 2(1), 1–6.
https://doi.org/10.1097/aco.0000000000000254
Anggraeni, P., & Akbar, A. (2018). Kesesuaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Dan
Proses Pembelajaran. Jurnal Pesona Dasar, 6, 55–65.
https://doi.org/10.24815/pear.v6i2.12197
Arismunandar, R., Ismawan, & Fitri, A. (2016). Pembelajaran Vokal Dengan Menggunakan
Software Gitar Pro Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Musik di SMP Negeri 1 Banda Aceh.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari Dan Musik, 1(1),
73–83.
Baharun, H. (2016). Penilaian Berbasis Kelas pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di
Madrasah. Jurnal Program Studi PGMI, 3(2), 205–216.
Desyandri. (2012). Penggunaan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk
Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Bernyanyi kepada Siswa Kelas III Sekolah
Dasar YPKK Universitas Negeri Padang. Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, XII(1), 36–52.
Ekaputri, A. A. (2007). Pengaruh Olah Vokal Bernyanyi terhadap Kemampuan Olah Vokal
Drama. Jurnal Sendratasik, v, 1–13.
Fithrah, R., Toruan, J. L., & Maestro, E. (2012). Peningkatan Kemampuan Bernyanyi melalui
Solfegio dalam Pembelajaran Vokal di MAN Lubukalung. E-Jurnal Sendratasik FBS
Universitas Negeri Padang, 1(1), 59–68.
Fitri, J., Indrayuda, & Kadir, T. H. (2013). Aktivitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran Seni
Musik di SMP Negeri 3 Padang Panjang. Jurnal Sendratasik, 2(1), 1–11.
Gunawan, R., & Suryani, M. (2013). Media Seni Musik dan Pemanfaatannya oleh Guru
Kelas V Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sambas. Jurnal Pendidikan Dan
Pembelajaran Khatulistiwa, 2(9), 1–15.
Hariyadi, S. (2014). Upaya Meningkatkan Sikap Apresiatif Dan Kreatif Dalam Pembelajaran
Musik Nusantara Dengan Menggunakan Media Musik Keyboard Pada Peserta Didik
Kelas Viii a Smp Negeri 8 Pemalang. Jurnal Penelitian PendidikanA & A (Semarang),
31(2), 147–154. https://doi.org/10.15294/jpp.v31i2.5699
Herminingrum, E., & Sumaryanto, F. T. (2013). Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar
Apresiasi Musik Nusantara melalui Penggunaan Lagu Model pada Siswa Kelas VIIIA
SMP Negeri 1 Pangkah, Kabupaten Tegal. Jurnal Seni Musik, 2(1), 1–14.
Ifrianti, S. (2015). Implementasi Metode Bermain dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS di
Madrasah Ibtidaiyah. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Dasar, 2(2), 150–169.
Ilmiah, J., & Pendidikan, T. (2014). No Title. Jurnal Ilmiah Tekhnologi Pendidikan, (2089-
483X).
Jamalus. (1988). Pengajaran Musik Melalui Pengalaman Musik. Jakarta: Dikti Departeman
Pendidikan dan Kebudayaan.
Kurniaman, O., & Noviana, E. (2017). Penerapan Kurikulum 2013 Dalam Meningkatkan
Keterampilan, Sikap, Dan Pengetahuan. Primary: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah
Dasar, 6(2), 389–396. https://doi.org/10.33578/jpfkip.v6i2.4520
Laksono, B. T. (2011). Pembelajaran Seni Musik Sub Materi Mengekspresikan Karya Seni
Musik Kelas VIII di SMP N 1 Kaliwungu Kendal. Skripsi, Jurusan Pendidikan Seni
Drama, Tari dan Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Sema.
Mardalis. (2008). Metode Penelitian (Suatu Pendekatan Proposal). Jakarta: Bumi Aksara.
Marjoni, I., & Indrapraja, D. K. (2016). Penggunaan Media Musik sebagai Aspek Pendukung
dalam Pembelajaran Seni Budaya di SMP. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran, 5(1),
1–19.
Maryani, Fretisari, I., & Munir, A. (2017). Peningkatan Kemampuan Membaca Notasi Balok
melalui Metode Drill di SMP N 3 Sungai Raya Kepulauan. Jurnal Pendidikan Dan
Pembelajaran Khatulistiwa, 6(2), 1–12.
Miqdadiyyah, S. (2015). Apresiasi Terhadap Ketoprak “ Sapta Mandala ” Dalam Lakon “ Sri
Huning Mustiko Tuban ” bagi Masyarakat Ngablak Pati. Jurnal Harmonia, 4(1), 1–9.
Muslicha, A. (2015). Metode Pengajaran dalam Pendidikan Lingkungan Hidup pada Siswa
Sekolah Dasar (Studi pada Sekolah Adiwiyata di DKI Jakarta). Jurnal Pendidikan,
16(2), 110–126.
Njau, R. (2013). Penerapan Metode Drill dalam Pembelajaran Seni Musik di Kelas XI IPA
SMA Negeri 1 Tanjung Selor Kabupaten Bulungan Kalimantan Timur. Jurnal
Pendidikan Sendratasik, 2(1), 1–20.
Nurseto, T. (2012). Membuat Media Pembelajaran yang Menarik. Jurnal Ekonomi Dan
Pendidikan, 8, 19–35. https://doi.org/10.21831/jep.v8i1.706
Prawati, S. (2016). Penerapan Metode Pemberian Tugas untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa dalam Pembelajaran IPS pada Siswa Kelas V SDN No 1 Pangalasiang. Jurnal
Kreatif Tadulako Online, 4(2354-614X), 1–17.
Rahmat, B. (2013). Peningkatan Kreativitas Siswa Kelas VIII-1 pada Mata Pelajaran Seni
Budaya dan Keterampilan melalui Model Pembelajaran Kontekstual di SMP Negeri 4
Parepare. 01(04), 1–8.
Ridwan. (2016). Pembelajran Seni Musik Tematik Sebagai Implementasi Kurikulum 2013.
Jurnal Ritme, 2(2), 18–29.
Rismawan, S. A. (2014). Ekpresi Musikal dan Fungsi Musik Saestu Band Reggae bagi
Masyarakat Kota Semarang. Jurnal Harmonia, 3(1), 1–7. Retrieved from
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jsm/article/view/4058
Rondhi, M. (2017). Apresiasi Seni dalam Konteks Pendidikan Seni. Jurnal Imajinasi, 11(1),
9–18.
Rusdewanti, P. P., & Gafur, A. (2014). Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Seni
Musik Untuk Siswa SMP. Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan, 1(2), 153–164.
https://doi.org/10.21831/tp.v1i2.2526
Rusni, Fretisari, I., & Munir, A. (2016). Peningkatan Keterampilan Membaca Pola Ritme
Notasi Balok dengan Metode Drill pada Siswa SMP Negeri 1 Belitang Hilir. Jurnal
Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa, 5(12), 1–14.
Sa’dullah, M. (2016). Pembelajaran Apresiasi Seni Musik Kelas VIIA SMP Negeri 1
Welehan. Skripsi, Jurusan Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik, Fakultas Bahasa dan
Seni, Universitas Negeri Semarang.
Saputro, A. H. (2013). Jurnal seni musik. Jurnal Seni Musik, 2(2), 1–8.
Setiadi, H. (2016). Pelaksanaan Penilaian Pada Kurikulum 2013. Jurnal Penelitian Dan
Evaluasi Pendidikan, 20(2), 166–178. https://doi.org/10.21831/pep.v20i2.7173
Siahaan, T., Fretisari, I., & Munir, A. (2017). Peningkatan Keterampilan Bermain Rekorder
melalui Metode Demonstrasi Di SMP Negeri 3 Sanggau. Jurnal Pendidikan Dan
Pembelajaran Khatulistiwa, 6(2), 1–14.
Soginem, Ghozali, I., & Istiandi, W. (2015). Penerapan Metode Drill untuk Meningkatkan
Keterampilan Menyanyikan Lagu Daerah Nusantara Siswa SMP. Jurnal Pendidikan
Dan Pembelajaran Khatulistiwa, 4(1), 1–14.
Sugiartawan, N., Marhaeni, A. A. I. N., & Lasmawan, W. (2014). Pengubahan Pola Sikap
Meniru dan Apresiasi Karya Seni melalui Pengembangan Daya Cipta Berbasis
Pengolahan Barang Bekas dengan Teknik Kolase. E-Journal Program Pasca Sarjana
Universitas Pendidikan Ganesha, 4, 1–9.
Supardi, Ghozali, I., & Fretisari, I. (2015). Peningkatan Kemampuan Mendireksi melalui
Metode Demonstrasi dengan Pendekatan Tutor Sebaya di SMP Negeri 5 Selimbau.
Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa, 4(1), 1–16.
Tjiptiany, E. N., As’ari, A. R., & Muksar, M. (2016). Pengembangan Modul Pembelajaran
Matematika dengan Pendekatan Inkuiri untuk Membantu Siswa SMA Kelas X Dalam
Memahami Materi Peluang. Jurnal Pendidikan - Teori, Penelitian, Dan Pengembangan,
1(2502-471X), 1938–1942. https://doi.org/10.17977/jp.v1i10.6973
Ulfa, A., Marzam, & Wimbrayardi. (2013). Apresiasi Masyarakat dalam Pertunjukan Organ
Tunggal di Kenagarian Anding Kabupaten Lima Puluh Kota. E-Jurnal Sendratasik FBS
Universitas Negeri Padang, 2, 1–10. https://doi.org/10.1097/aco.0000000000000254
Uluul Khakiim, I Nyoman Sudana Degeng, U. W. (2016). Pelaksanaan Membuka dan
Menutup Pelajaran oleh Guru Kelas 1 Sekolah Dasar. Pendidikan : Teori, Penelitian.
Dan Pengembangan, 1(2502 - 471X), 1730–1734.
Utomo, U. (2013a). Analisis Kebutuhan Guru Seni Musik Berbasis Action Learning Di
Sekolah. Jurnal Harmonia, 13(2), 110–119. Retrieved from
http://www.mendeley.com/research/analisis-kebutuhan-guru-seni-musik-berbasis-
action-learning-di-sekolah
Utomo, U. (2013b). Analisis Kebutuhan Guru Seni Musik dalam Konteks Pelaksanaan
Pembelajaran Berbasis Action Learning. 13, 110–118.
Utomo, U., & Sinaga, S. S. (2009). Pengembangan Materi Pembelajaran Seni Musik Berbasis
Seni Budaya Berkonteks Kreatif, Kecakapan Hidup, dan Menyenangkan Bagi Siswa
SD/MI. Jurnal Harmonia, 9(2), 1–13.
Wiyono, Ismunandar, & Asfar. (2016). Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam
Mengapresiasi Seni Musik melalui Model Pembelajaran Kooperatif Kelas VIII.
Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa, 5, 1–12.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Yunita, I. E., & Hakim, L. (2014). Pengembangan Modul Berbasis Pembelajaran Kontekstual
Bermuatan Karakter pada Materi Jurnal Khusus. Jurnal Pendidikan Akuntansi, 2, 1–6.
PEDOMAN OBSERVASI
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN VOKAL PADA MATA PELAJARAN
SBK (MUSIK) KELAS VIIMELALUI PENDEKATAN APESIASI DI SMP
YAYASAN MARDI RAHAYU UNGARAN
pengumpulan data melalui metode observasi yang dilaksanakan dengan cara terjun langsung
ke lokasi penelitian untuk mengadakan pengamatan terhadap subyek yang akan diteliti.
Penelitian menggunakan pedoman observasi sebagai alat bantu berupa buku dan alat bantu
berupa kamera digital atau denganhandphone Melalui observasi dilakukan usaha-usaha untuk
A. Kompetensi Inti
C. Tujuan Pembelajaran
E. Metode Pembelajaran
1) Pendekatan : Saintifik
2) Model Pembelajaran :Discovery learning, action learning Problem Based Learning
(PBL)
3) Metode :Tanya jawab, demonstrasi
F. Media Pembelajaran
Media :
Media audio
Perpustakaan
Internet
Alat/Bahan :
Media elektronik
G. Sumber Belajar
Buku seni budaya kelas VII, Kemendikbud, tahun 2013 edisi 2016
Buku-buku lain yang relevan
Buku-buku seni budaya di perpustakaan
Buku lagu wajib nasional, daerah, dan popular
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Inti 100
Guru memberikan contoh membaca notasi
dengan metode demonstrasi
Peserta didik dibimbing untuk membaca notasi
lagu Mozart’s Cradle Song melalui dekte melodi.
Peserta didik menyanyikan lagu Mozart’s Cradle
Song dengan tepat.
Peserta didi mempresentasikan materi lagu
Mozart’s Cradle Songdan peserta didik yang lain
mengapresiasi penampilan siswa yang maju.
Penutup 100
Guru bersama peserta didik menyimpulkan
bernyanyi dengan dua suara dengan teknik yang
benar melalui pendekatan apresiasi.
Guru menanyakan kendala peserta didik selama
mengikuti pelajaran
Guru bersama-sama peserta didik melakukan
refleksi tentang proses dan hasil pembelajaran
yang telah dicapai.
Guru memberikan gambaran materi yang akan
diajarkan untukpertemuan berikutnya
Guru bersama dengan peserta didik mengakhiri
pelajaran dengan berdoa bersama
1. Penilaian Sikap
- Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik
sehari-hari, baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara umum.
Pengamatan langsung dilakukan oleh guru. Berikut contoh instrumen penilaian
sikap
Keterangan :
• BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 =
400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai
- Penilaian Diri
Seiring dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru kepada peserta didik,
maka peserta didik diberikan kesempatan untuk menilai kemampuan dirinya
sendiri. Namun agar penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya
menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi
yang akan dinilai, kemudian menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan,
dan merumuskan format penilaiannya Jadi, singkatnya format penilaiannya
disiapkan oleh guru terlebih dahulu. Berikut Contoh format penilaian :
mengusulkan ide/gagasan.
2 Ketika kami berdiskusi, 50
kelompok.
4 ... 100
Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4 x 100 = 400
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 400) x 100
= 62,50
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat juga digunakan untuk menilai kompetensi pengetahuan dan
keterampilan
2. Penilaian Pengetahuan
a. Teknik Penilaian: Tes Uraian
b. Instrumen Penilaian dan Penskoran
Instrumen Penilaian
1) Jelaskan 4 syarat menyanyi secara vokal grup dengan baik dan benar.
2) Jelaskan 2 manfaat dalam menyanyi secara vokal grup.
Penskoran
1) Penskoran
Skor 4, jika penjelasan benar dan lengkap
Skor 3, jika penjelasan benar tetapi kurang lengkap
Skor 2, jika sebagian penjelasan tidak benar dan kurang lengkap
Skor 1, jika hanya sebagian penjelasan yang benar dan tidak lengkap
2) Pengolahan skor
Skor maksimum: 24
Skor perolehan siswa: SP
Nilai yang diperoleh siswa: SP/24 X 100
3. Penilaian Keterampilan
a. Penilaian Praktek
1) Teknik Penilaian : Tes Praktek
2) Instrumen Penilaian : Nyanyikanlah salah satu lagu yang telah dipelajari
secara vokal grup.
3) Pedoman Penskoran
No Skor Aspek yang diamati
Butir
1 86- …
100
71-85 …
56-70 …
< 55 …
b. Penilaian Produk
Nama Proyek :
………………………………..
Nama Peserta Didik :
………………………………..
No Aspek Penilaian Skor
A B C D
. 86-100 71-85 56- < 55
70
1 Ide/gagasan
2 Komposisi
3 Kreativitas
4 Kerapihan dan Kebersihan
*) Aspek yang dinilai tergantung dari produk yang dibuat
1. Kurikulum apa yang digunakan dalam pembelajaran Seni Musik di SMP Yayasan
Mardi Rahayu Ungaran?
SMP Mardi Rahayu Ungaran sudah menerapkan kurikulum 2013 sejak dua tahun setengah ini
pada masing – masing rombel kelas 7, 8, dan 9 mbak.
2. Apa alasan menggunakan pendekatan apresiasi dalam pembelajaran?
Alasan saya menggunakan pendekatan tersebut karena apresiasi juga salah satu komponen
mata pelajaran seni budaya sub seni musik yang tidak dapat dipisahkan. Selain itu apresiasi
ada didalam Kurikulum 2013 dan silabus yang menjadi pedoman guru. Meskipun didalam
silabus hanya berisi point – point nya saja tidak secara spesifik. Hal tersebut sudah menjadi
tugas guru dalam mengembangkan KD dan indikator, mengajarkan dan menjadi pembimbing
bagi siswa. Sekolah telah memberikan kebebasan dan wewenang pada saya dalam
mengembangkan materi yang terpenting pembelajaran seni budaya tidak membosankan dan
siswa dapat memaknai pembelajaran. Maka pembelajaran seni budaya sub seni musik melalui
pendekatan apresiasi sangat cocok dengan materi kelas 7 dengan KD bernyanyi dua suara
secara berkelompok.
3. Dalam menerangkan pelajaran dikelas terdapat tahapan awal hingga akhir
pembelajaran, sikap apresiatif (menghargai, menghayati, mengidentifikasi, dan
mendengarkan) bagaimana cara bapak menerapkannya dalam bernyanyi dengan dua
suara?
Saya memilih menggunakan bantuan media audio, karena saya ingin siswa menikmati
keindahan lagu tersebut. Hal pertama yang saya lakukan adalah memusatkan perhatian siswa
supaya lebih fokus sehingga siswa dapat menghayati lagu tersebut. Lalu sikap menghargai
yang saya tanamkan adalah dengan memberikan suatu motivasi untuk menghargai
pemberian-Nya dengan kita menghargai dan merawat pemberian Tuhan maka dapat
memberikan suatu penilaian yang lebih berarti. Langkah selanjutnya saya menginstruksikan
siswa untuk mengumpulkan informasi. Langkah ketiga merupakan pertemuan selanjutnya,
namun saya akan menginstruksikan siswa untuk mempresentasikan dan siswa yang tidak
sedang presentasi mengapresiasi dan menanggapi penampilan temannya.
4. Apa tujuan dengan adanya apresiasai dalam pembelajaran vokal?
Sekolah membebaskan saya dalam mengembangkan materi dan cara pengajarannya, namun
musikalitas siswa berbeda – beda saya bisa paham. Daya serap dan daya tangkap dalam
menerima pelajaran siswa berbeda maka melalui pendekatan apresiasai diharapkan dapat
menstimulus sensitivitas siswa. Dengan begitu siswa dapat memaknai pembelajaran. Hal
tersebut merupakan salah satu bentuk dari sikap apresiatif.
5. Sumber belajar apa saja yang digunakan dalam pembelajaran?
Sumber belajar kalau sekolah sudah menyediakan modul berupa buku pelajaran yang dapat
dipinjam secara kolektif oleh masing – masing kelas. Buku – buku yang dapat diakses siswa
yaitu Buku seni budaya kelas VII, Kemendikbud, tahun 2013 edisi 2016, Buku-buku lain
yang relevan, Buku-buku seni budaya di perpustakaan, Buku lagu wajib nasional, daerah, dan
popular atau sumber belajar juga dapat melalui saya sendiri.
6. Media apa yang digunakan dalam proses pembelajaran?
Pada saat pertemuan pertama saya hanya menggunakan bantuan audio sajadalam melatih
kepekaan dan sensitivitas siswa selebihnya saya menggunakan gitar atau keyboarddalam
melatih bernyanyi siswa dengan dua suara.
7. Pada setiap pertemuan motivasi apa yang bapak berikansupaya siswa lebih semangat
dan berminat dalam egkuti pelajaran?
Beragam mbak ada yang motivasi untuk mendisiplinkan siswa dan motivasi biyar siswa
supaya lebih berminat dalam pembelajaran. Seperti yang sudah saya jelaskan tadi karena saya
mengajar mata pelajaran seni budaya maka suatu dorongan atau arahan yang saya berikan pada
siswa tidak terlepas dari pengalaman hidup saya yang telah saya dapat ketika menimba ilmu.
Saya mengatakan pada siswa apa yang melekat pada diri kita adalah pemberian Tuhan sudah
sepatutnya untuk dijaga dan menghargai ciptaan-Nya. Seperti halnya ketika menyanyi kita
harus sadar menjadikan kita bisa bernyanyi karena berfungsinya pita suara, jika kita tidak
mempergunakan dan tidak menjaga pita suara dengan baik maka sama saja kita tidak
menghargai karuniaNya.
8. Bagaimana keterkaitan antara matei vokal degan pedekatan apresiasi?
Alasan saya memilih lagu Mozart’s Cradle Song walaupun lagu ini musik barat namun irama,
melodi, dan nada – nada lagu tersebut merupakan lagu yang easy listening mudah untuk
dipelajari siswa. Sehingga dalam proses berapresiasi siswa tidak merasa kesulitan.
Aransemen yang saya susun juga terbilang sederhana tidak rumit karena mengingat ke-
efektifisan jam pelajaran sehingga dalam beberapa pertemuan siswa sudah dapat
mempresentasikan lagu tersebut.
9. Apakah ada metode lain pada saat bapak menerangkan pelajaran supaya
pembelajaran lebih optimal?
Disisa waktu pembelajaran saya melakukan sesi tanya jawab. Saya menanyakan tentang
kesan murid terhadap lagu tersebut apakah lagu tersebut ekspresif, megah, bersemangat,
syahdu, sedih, bagus atau tidak bagus. Dengan adanya metode tanya jawab akan ada umpan
balik (feedback) antara guru - murid sehingga pada saat dikelas kegiatan belajar mengajar
tidak menjadi monoton, siswa jadi terpacu untuk bertanya dan menjadi lebih aktif dalam
pembelajaran. Dalam penyampaian materi saya tidak banyak berceramah namun
pembelajaran ini lebih pada pembelajaran konvensioanal saja sebetulnya. Saya lebih banyak
pada praktek yang melibatkan siswa secara langsung supaya dapat belajar musik, maka
dengan menggunakan model pembelajaran seni berbasis action learning siswa dapat
mengembangkan potensi diri dan lebih dapat mengekspresikan diri. Metode yang saya
padukan yakni demonstrasi supaya pembelajaran lebih menarik dan tidak membosankan.
10. Bagaimana proses pembelajaran bernyanyi dua suara pada saat menggunakkan
metode demonstrasi?
Memasuki kegiatan inti yaitu bernyanyi dua suarasaya sudah membagi satu kelas menjadl
dua kelompok besar yang terdiri kelompok suara satu dan kelompok suara dua. Setelah itu
memberikan teori musik namun penjelasan yang saya berikan tidak secara teoretis karena
pasti siswa tidak sepenuhnya mengerti harus ada contoh dari saya, maka disamping saya
menynyikan saya juga menyelipkan materi dan teori – teori terkait dengan KD. Seperti dekte
melodi terlebih dahulu setelah itu lama – lama menyanyikan dengan liriknya.
11. Apa saja kendala atau hambatan yang dialami dalam proses pembelajaran bernyanyi
dengan dua suara berlangsung?
Sebenarnya para siswa sangat antusias dalam mata pelajaran ini. Sebelum pembelajaran
dimulai saja ketua kelas atau salah satu siswa membantu saya membawakan perangkat
pembelajaran atau membawakan keyboard dengan senang hati ke dalam kelas. Kendalanya
yaa peserta didik memiliki background musik yang berbeda – beda ada yang awam, ada
siswa yang otodidak belajar musik, ada yang keluarga murid memiliki basic bermusik maka
apabila ada yang siswa belum fasih memahami notasi musik atau belum peka dengan melodi.
Maka pada saat bernyanyi dengan dua suara masih ada yang fals, belum harmonis, dinamika,
dan kurang PD (percaya diri).
12. Bagaimana bapak mengatasinya?
Pada saat berlatih bersama suara satu dan suara dua saya hanya mengajarinya berulang –
ulang apabila dirasa ada yang fals atau kurang harmonis ditengah – tengah pelajaran saya
meng-cutdan mengomentari itu suara satu volume atau power nya kurang keras sedikit yaa
pokoknya terkait dengan tekhnik vokal.
13. Bagaimana cara bapak mengkondisikan kelas suaya kelas menjadi lebih kondusif?
Pengkondisian kelas selalu saya lakukan pada awal pembelajaran agarmempersiapkan
siswa lebih serius, dan lebih fokus dalam menerima pelajaran. Pengkondisian kelas yang
saya lakukan kadang saya menanyakan materi sebelumnya sudah dipelajari apa belum
atau masing – masing siswa sudah membawa partitur nya apa tidak membawa. Kalau ada
satu dua siswa yang tidak mengindahkan instruksi saya pada saat itu akan saya tegur. Hal
tersebut untuk mendisiplinkan para anak didik saya.
Lampiran 13
1) Apa yang kamu ketahui tentang bernyanyi berkelompok dengan dua suara?
Yaa kita nyanyi bersama – sama bu kalau suara satu nada atau suaranya tinggi kalau
suara duanya dominan laki – laki soalnya rendah.
2) Bagaimana respon kalian terkait dengan adanya tahapan – tahapan apresiasi?
Yaa jadi lebih paham bu.
3) Kesulitan apa yang kalian temui saat menggunakan tahapan apresiasi?
Kesulitannya kadang masih suka kurang serius bu
4) Apakah kamu senang mengikuti mata pelajaran ini?
Senang bu, karena pelajarannya menyenangkan, dan Pak Tendian sabar banget sama
kita – kita.
Lampiran 14
DOKUMENTASI