Anda di halaman 1dari 145

PENERAPAN PENDEKATAN APRESIASI DALAM

PEMBELAJARAN BERNYANYI DUA SUARA DI SMP


MARDI RAHAYU UNGARAN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar


Sarjana PendidikanSeni Musik

oleh
Trizky Kandi Amalia
NIM. 2501414179

JURUSAN PENDIDIKANSENIDRAMA,TARIDANMUSIK
FAKULTASBAHASADANSENI
UNIVERSITASNEGERISEMARANG
2021

i
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

Panitia Ujian Skripsi.

Semarang, 24 Februari 2021


Pembimbing

Dr. Suharto, S.Pd., M.Hum


NIP. 196510181990031

ii
iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya:


Nama : Trizky Kandi Amalia
NIM : 2501414179
Program Studi : Pendidikan Seni Musik (S1)
Jurusan : Pendidikan Seni Drama, Tari, dan Musik
Fakultas : Bahasa dan Seni

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan karya dari orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
.

Semarang, 16 November 2020


Yang membuat pernyataan,

Trizky Kandi Amalia


NIM. 2501414179

iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :

1. “Education is the most powerful weapon which you can use to change

the world”. (Nelson Mandela)

2. “Jangan biarkan kesulitan membuatmu gelisah karena bagaimanapun

juga hanya dimalam yang paling gelap bintang – bintang tampak

bersinar lebih terang.” (Ali Bin abi Thalib)

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

1. Ayah dan ibu saya, Oentoeng Legowo, dan


Anycita Indah Hartani yang telah
memberikan dukungan dan doa yang tak
henti – hentinya untuk kesuksesan saya.
2. Kakak kandung saya, Karina Lega Ayu
dan Tusiana Wismandani yang selalu
memberikan semangat.
3. Serta sahabat – sahabat Prodi Pendidikan
Seni Musik yang selalu memberikan
semangat tiada henti.

v
SARI

Amalia, Trizky Kandi. 2020. Penerapan PendekatannApresiasi dalam


Pembelajaran Bernyanyi Dua Suara di SMPMardi Rahayu Ungaran.
Skripsi, Jurusan Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik, Fakultas
Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing Dr.
Suharto, S.Pd., M.Hum.
Kata Kunci :Pembelajaran, Bernyanyi Dua Suara, dan Apresiasi.

Pembelajaran seni budaya sub seni musik merupakan mata pelajaran yang
memberikan sebuah pengalaman musik terhadap peserta didik dan terkandung
unsur estetika didalamnya. Untuk meningkatkan sensitivitas dan musikalitas
peserta didik perlu adanya strategi pembelajaransalah satunya melalui suatu
pendekatan.Penerapan pendekatan apresiasi dalam pembelajaran bernyanyi dua
suara di SMP Mardi Rahayu Ungaran memberikan manfaat untuk peserta didik
salah satunya membantu siswa memahami karya seni yang dapat dilihat dari
berbagai sisi dan meningkatkan kemampuan berparesiasi. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui pelaksanaan penerapan pendekatan apresiasi dalam
pembelajaran bernyanyi dua suara di SMP Mardi Rahayu Ungaran.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatifyang menguraikan
dalam bentuk kata-kata dan bahasapada konteks khusus dalam penelitian dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah.Pengumpulan data
dilakukandenganmenggunakan teknik observasi,wawancara, dan studi dokumen.
Teknik analisis data meliputi pengumpulan data, reduksi data, menyajikan data
dan membuat kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa guru menerapkan pendekatan apresiasi
dalam pembelajaran bernyanyi dua suara.Guru melatih sensitivitas dengan
pendekatan auditori yaitu peserta didik diperdengarkan audio instrumental
Mozart’s Cradle Songmelaluitahapan; 1) mendengarkan untuk menikmati yaitu
mendengerkan untuk mencapai kesenangan dengan kesadaran sehingga dapat
mencarikeindahan bunyi 2)mendengarkan untukperspektif yaitu mendengarkan
dengan konsentrasi dan fokus, sehingga siswa dapat menuliskan gagasan 3)
peserta didik mengumpulkan informasi tentang materi terkait melalui pendekatan
auditori 4) peserta didikmengapresiasi dan mengekspresikan karya seni dengan
menyanyikan Mozart’s Cradle Song5) dengan pendekatan apresiasi peserta
didikdapat, mengamati, menilai, dan mengidentifikasi peserta didik.
Berdasarkan simpulan peneliti, pendekatan apresiasi dapat mengolah
sensitivitas pada musik sehingga siswa peka dan dapat mengekspresikan isi lagu
secara benar, oleh sebab itu disarankan apabila mengajarkan musik terutama pada
materi bernyanyi dapat menggunakan pendekatan apresiasi.

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa (YME), atas segala rahmat

dan hidayah-Nya yang telah diberikan kepada peneliti sehingga skripsi yang

berjudul “Penerapan Pendekatan Apresiasi dalam Pembelajaran Bernyanyi

Dua Suara di SMP Mardi Rahayu Ungaran”, dapat diselesaikan dengan baik

tanpa ada hambatan yang berarti.

Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat kelulusan Strata Satu

(SI) pada jurusan Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas Bahasa dan

Seni, Universitas Negeri Semarang. Tujuan mendasar dari skripsi ini adalah untuk

mengukur sejauh mana kemampuan peneliti dalam menuangkan ide ke dalam

bentuk tulisan yang tersusun secara rapi, dan mengorganisir serta

mengintregasikan pengetahuan, penelitian, pengalaman dan kecakapan yang

bersifat ilmiah.

Peneliti mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah banyak

memberikan dorongan, bantuan, dan petunjuk yang sangat berarti besar bagi

penyusunan skripsi ini. Pada kesempatan ini, peneliti ingin menyampaikan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang

yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi di

Pendidikan Sendratasik FBS Universitas Negeri Semarang.

2. Dr. Sri Rejeki Urip, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Negeri Semarang yang juga telah memberikan ijin penelitian kepada

peneliti.

vii
3. Dr. Udi Utomo, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Seni Drama Tari dan

Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, yang

telah membantu proses perizinan penelitian.

4. Dr. Suharto, S.Pd, M.Hum., Dosen pembimbing yang senantiasa dengan

sabar membimbing dan mengarahkan peneliti dalam penyusunan skripsi.

5. Thomas Sugiyanto, S.Pd, Kepala SMP Mardi Rahayu Ungaran, yang telah

memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.

6. Tendian Febriagazzi,S.Pd, selaku guru seni musik SMP Mardi Rahayu

Ungaran, yang secara kooperatif dalam membantu dan memberikan

informasi kepada peneliti selama penelitian.

7. Peserta didik SMP Mardi Rahayu Ungaran kelas VII B yang telah

berpartisipasi dalam membantu dan memberikan informasi kepada peneliti

selama penelitian.

8. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu-persatu yang telah

terlibat, baik secara langsung maupun tidak langsung selama peneliti

menjalankan proses pembuatan skripsi.

Semoga jasa baik dari semua pihak yang telah membantu dengan ikhlas

kepada peneliti menjadi amal baik dan mendapatkan imbalan yang setimpal dari

Tuhan YME. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca khususnya dan dunia

pendidikan pada umumnya.

Semarang, 17 Maret 2020

Trizky Kandi Amalia


NIM : 2501414179

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………..………………….....................….i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………….....……...………….ii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ……………...………………………....iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ……...………………………......…...…iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ………………....…………….......…………...v

SARI……………….…….......…………………………………………..…….…vi

PRAKATA……………………......………............……………………………..vii

DAFTAR ISI...........................................................................................................ix

DAFTAR TABEL..................................................................................................xii

DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................xiii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar belakang masalah......................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................4

1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................................4

1.4 Manfaat Penelitian.............................................................................................4

1.5 Sistematika Skripsi.............................................................................................5

BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA...............................7

2.1 Tinjauan Pustaka................................................................................................7

2.2 Landasan Teori.................................................................................................11

2.2.1 Apresiasi.......................................................................................................11

2.2.1.1 Pendekatan Apresiasi.................................................................................14

ix
2.2.1.1.1 Pedekatan Auditori .................................................................................14

2.2.2 Pembelajaran ................................................................................................18

2.2.3 Pengelolaan Pembelajaran............................................................................25

2.2.4 Pembelajaran Seni Musik..............................................................................29

2.2.5 Teori Musik...................................................................................................30

2.2.6 Pembelajaran Bernyanyi...............................................................................34

2.3 Kerangka Berpikir............................................................................................36

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................37

3.1 Metode dan Pendekatan Penelitian..................................................................37

3.2 Lokasi dan Sasaran Penelitian..........................................................................40

3.3 Sumber Data.....................................................................................................41

3.4 Teknik Pengumpulan Data...............................................................................42

3.5 Teknik Keabsahaan Data ................................................................................45

3.6 Teknik Analisis Data........................................................................................49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................................51

4.1 Gambaran Umum.............................................................................................51

4.2 Penerapan Pendekatan Apresiasi dalam Pembelajaran Bernyanyi Duas Suara


di SMP Mardi Rahayu Ungaran.............................................................................54

4.2.1 Tahap Perencanaan Pembelajaran.................................................................56

4.2.1.1 Mengembangkan Silabus...........................................................................56

4.2.1.2 Menyusun RPP...........................................................................................57

4.2.1.3 Media Pembelajaran...................................................................................57

4.2.1.4Materi Pembelajaran...................................................................................58

4.2.1.5 Penialaian ..................................................................................................58

4.2.2 Tahap Pelaksanaan Pembelajaran.................................................................59

x
4.2.2.1 Pengamatan Pertama .................................................................................59

4.2.2.2 Pengamatan Kedua.....................................................................................70

4.2.3 Tahap Evaluasi .............................................................................................81

BAB V PENUTUP ................................................................................................83

5.2 Kesimpulan......................................................................................................83

5.3 Saran.................................................................................................................83

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................85

LAMPIRAN ..........................................................................................................89

xi
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Nilai Ketukan Notasi ......................................................................... 31
Tabel 4.1 Jumlah Peserta Didik SMP Mardi Rahayu Ungaran ........................... 52

xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman

Bagan 2.1 Alur Kerangka Berpikir ...................................................................... 31

Gambar 3.1 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data ............................................ 48

Gambar 3.2 Triangulasi Sumber Pengumpulan Data ........................................... 48

Gambar 4.1 SMP Mardi Rahayu Ungaran ........................................................... 52

Gambar 4.2 Tendian Febriagazzi selaku guru pengampu mata pelajaran seni

musik di SMP Mardi Rahayu Ungaran ................................................................ 53

Gambar 4.3 Sarana dan Prasarana ........................................................................ 54

Gambar 4.4 Guru mempersiapkan kondisi kesiapan siswa .................................. 60

Gambar 4.5 Guru memusatkan perhatian siswa ................................................... 63

Gambar 4.6 Guru mengaitkan materi dengan menggunakan metode tanya

jawab .........................................................................................................................

...... 67

Gambar 4.7 Notasi vocalizing............................................................................... 72

Gambar 4.8Guru menggunakan metode demonstrasi dalam menyampaikan

materi..........................................................................................................................

.....73

Gambar 4.9Partitur lagu Mozart’s Cradle Song.................................................. 75

Gambar 4.10 Keterlibatan peserta didik dengan guru dalam pembelajaran ........ 76

Gambar 4.11 Siswa mempresentasikan lagu Mozart’s Cradle Song.................... 77

Gambar 4.12 Tahap Evaluasi ............................................................................... 81

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Keterangan Penelitian.......................................................... 90

Lampiran 2 Pedoman Observasi....................................................................... 91

Lampiran 3 Pedoman Wawancara.................................................................... 94

Lampiran 4 Pedoman Dokumentasi.................................................................. 97

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.............................................. 98

Lampiran 6 Daftar Tenaga Pengajar SMP Mardi Rahayu................................ 108

Lampiran 7 Daftar Peserta Didik SMP Mardi Rahayu..................................... 109

Lampiran 8Daftar Karyawan SMP Mardi Rahayu........................................... 110

Lampiran 9 Struktur Organisisai SMP Mardi Rahayu ................................... 111

Lampiran 10 Hasil Wawancara dengan Guru................................................... 112

Lampiran 11Hasil Wawancara dengan Siswa I................................................. 113

Lampiran 12 Hasil Wawancara dengan Siswa II............................................... 119

Lampiran 13 Hasil Wawancara dengan Siswa III............................................ 120

Lampiran 14Hasil Wawancara dengan Siswa IV............................................. 121

Lampiran 15 Hasil Wawancara dengan Siswa V............................................. 122

Lampiran 16Dokumentasi................................................................................ 123

xiv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Aktivitas belajar musikal disekolah merupakankegiatan pembelajaran yang

memberikan pengalaman musik terhadap peserta didik dalam merespon musik,

mengembangkan keterampilan, berapresiasi dan berekspresi.Menurut Kamtimi

(dalam Ekaputri, 2007) kegiatan bernyanyi disekolah merupakan salah satu sarana

pengungkapan pikiran dan perasaan, sebab kegiatan bernyanyi penting bagi

pendidikan anak-anak, selain itu bernyanyi adalah kegiatan menyenangkan yang

memberi kepuasan kepada anak-anak. Kegiatan bernyanyi dapat dilakukan secara

perseorangan (solo) atau secara berkelompok (group). Apabila bernyanyi solo

maka seseorang bebas untuk mengekspresikan diri sesuai dengan interpretasi

individu namun apabila bernyanyiberkelompok maka perlu adanya suatu

koordinasi sehingga akan tercipta harmonisasi.

Dalam mata pelajaran seni di sekolah, seni memiliki subtansial nya.

Depdiknas, 2006 yang dikutip (dalam Rahmat, 2013) menegaskan bahwa ruang

lingkup mata pelajaran Seni Budaya di Sekolah Menengah Pertama meliputi

empat aspek, yaitu; 1) Seni rupa, mencakup pengetahuan, keterampilan, dan nilai

dalam menghasilkan karya seni berupa lukisan, patung, ukiran, cetak-mencetak,

dan sebagainya, 2) Seni musik, mencakup kemampuan untuk menguasai olah

vokal, memainkan alat musik, apresiasi karya musik; 3) Seni tari, mencakup

keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh dengan dan tanpa rangsangan bunyi,

1
2

apresiasi terhadap gerak tari; dan 4) Seni teater, mencakup keterampilan olah

tubuh, olah pikir, dan olah suara yang pementasannya memadukan unsur seni

musik, seni tari dan seni peran.

Menurut pernyataan dari BSNP, 2006 yang dikutip (Alfianto, 2015)

menjelaskan bahwa pada mata pelajaran seni pelajaran estetika yang harus

dipelajari peserta didik mempunyai arahpengembangan untuk meningkatkan

sensitivitas, kemampuan mengekpresikan, kemampuan mengapresiasi, keindahan,

dan harmoni yang mencakup apresiasi dan ekspresi yang baik dalam kehidupan

individual, sehingga mampu menikmati dan mesnyukuri hidup maupun dalam

kehidupan kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang

harmonis. Apresiasi merupakan cara menghargai, mengamati, menghayati yang

dilakukan secara kritis yang menggunakan ke pekaan pikiran sebagai bentuk dari

penghargaan terhadap seni, hal tersebut seperti yang dikemukakan Ayu (dalam

Alfianto, 2015). Pendidikan seni dan apresiasi memiliki keterkaitan yang erat

didalam proses menghargai keindahan karya seni. Dalam menghargai karya seni

perlu adanya penghayatan supaya hasil dari mengapresiasi dapat dimaknai oleh

siswa sehingga siswauu mampu memahami dan mengerti bagaimana caranya

menilai suatu karya seni dan dapat menjabarkan apa yang telah diamati melalui

identifikasi karya seni menurut pengetahuanatau melalui pengalaman seni yang

sudah didapat, maka hal tersebut serupa sebagaimana yang dikatakan oleh

Bastomi yang dikutp Bandi (dalam Sugiartawan et al., 2014) bahwa tahapan

apresiasi yaitu kegiatan mengamati, kegiatan menghayati, kegiatan mengevaluasi,

dan kegiatan berapresiasi dengan perbedaan kemampuan siswa maka tidak semua
3

siswa dapat menguasai isi materi denganbaik oleh sebab itu guru perlu

mengkombinasikan suatu strategi supaya pembelajaran lebih optimal.

Berdasarkan pernyataanBSNP, guru perlu mendesain, merancang cara

pengajaran dan mengatur bagaimana alur pembelajaran hingga penentuan hasil

akhir belajar siswa melalui suatu pendekatan dengan memperhatikan komponen –

komponen pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum 2013, sehingga dengan

adanya suatu pendekatan yang diberikan guru terhadap peserta didik dapat

meningkatkan keterampilan, dan sensitivitas peserta didik.Pentingnya

diterapkannya apresiasi dalam pembelajaran akan membantu peserta didik dalam

mengembangkan potensi diri dan mengekspresikan diri didalam pembelajaran, hal

tersebut seperti yang dijelaskan Puskurbuk (dalam Setiadi, 2016) bahwa

penerapan Kurikulum 2013 diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia

yang produktif, kreatif, inovatif dan afektif, melalui penguatan kompetensi sikap,

pengetahuan, dan keterampilan

SMP Mardi Rahayu merupakan sekolah yayasan katholik yangberada di

Ungaran.Di sekolah ini mengajarkan mata pelajaran seni budaya sub seni musik.

Pada dasarnya materi seni musik terdiri dari dua yaitu teori dan praktik. Masing-

masing bagian tersebut tentu membutuhkan strategi pembelajaran yang berbeda.

Pembelajaran seni budaya sub seni musik di SMP Mardi Rahayu Ungaran

khususnya kelas VII memiliki kompetensi dasar, yaitu Kompetensi Dasar 3.2

meahami konsep dasar bernyanyi dengan dua suara secara berkelompok dan KD

4.2 menyanyikan lagu dengan dua suara secara berkelompok. Berdasarkan

observasi peneliti, sekolah memberikan kebebasan terhadap guru mengembangkan


4

materi namun hal tersebut harus sesuai dengan Kurikulum 2013 yang berlaku

bahwa didalam pelaksanaan pembelajaran seni musik terdapat standar kompetensi

yang perlu dikembangkan juga yaitu apresiasi. Melaluin penjelasan yang

telahdiuraikan maka penliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“Penerapan Pendekatan Apresiasi dalam Pembelajaran Bernyanyi Dua Suara

di SMP Yayasan Mardi Rahayu Ungaran”.

1.1 Rumusan Masalah

Berkaitan dengan latar belakang yang telah dikemukakan oleh peneliti, maka

permasalahan yang hendak diangkat sebagai berikut.

1.2.1 Bagaimanakah Penerapan Pendekatan Apresiasi dalam Pembelajaran

Bernyanyi Dua Suara di SMP Yayasan Mardi Rahayu Ungaran?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan pertanyaan penelitian diatas, penelitian ini

bertujuan untuk mengethaui, mendeskripsikan, dan menganalisis:

1.3.1 Penerapan pendekatan apresiasi dalam pembelajaran bernyanyi dua suara

di SMP Yayasan Mardi Rahayu Ungaran

1.4 Manfaat Penellitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitiandiharapkan dapat menambah ilmupengetahuan bagi penulis

khususnya dan bagi pembaca pada umumnya tentang penerapan pendekatan


5

apresiasi,dan proses pembelajaran.Selain itu penelitian ini diharapkan juga dapat

memberi sumbangan pemikiran dan referensi bagi pembaca yang tertarik.

1.4.2 Manfaat Praktis

1.4.2.1 Bagi Jurusan Seni Drama Tari dan Musik

Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah koleksi bacaan

dan referensi diperpustakaan, selain itu diharapkan dapat menambah

pengetahuan serta pemahaman mengenai pembelajaran vokal melalui

pendekatan apresiasi, khususnya jurusan Pendidikan Seni Musik.

1.4.2.2 Bagi Siswa

Diharapkan dapat meningkatkan ketrampilan bernyanyi dengan tekhnik

yang benar dan dengan penjiwaan atau pembawaan.

1.4.2.3 Bagi Guru Seni Budaya

Menciptakan suasana dan proses pembelajaran vokal yang menyenangkan

tidak monoton dan kreatif supaya peserta didik dalam menerima materi baik

praktik maupun teori dapat dipahami secara optimal.

1.5 Sistematika Skripsi

Sistematika skripsi ini adalah kerangka awal penyusunan penelitian,

sehingga peneliti dapat menyusun tahap demi tahap sesuai dengan kerangka

yang dipersiapkan. Adapun susunannya sebagai berikut :

1. Bagian awal skripsi berisi tentang :

Halaman judul, halaman pengesahan, moto dan persembahan, prakata, dan

daftar isi.

2. Bagian pokok terdiri atas :


6

Bab I. Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, dan sistematika skripsi.

Bab II. Landasan teori, berisi tetang telaah pustaka dari berbagai sumber yang

berkaitan dengan masalah penelitian ini.

Bab III. Metode penelitian, yang berisi tentang pendekatan penelitian, lokasi

dan sasaran penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik anilisis

data.Padabab ini berisikan metodelogi penelitian yang dimana terdapat

pendekatan penelitian, sasaran penelitian, teknik pengumpulan data,

teknik analisis,sertapemeriksaankeabsahandata.

Bab IV. Berisi gambaran umum mengenai lokasi atau tempat penelitian dan

paparan hasil serta pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan.

Bab V. Penutup, yang berisi kesimpulan dan saran.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS

2.1 Tinjauan Pustaka

Sebelum penyusunan skripsi ini peneliti melakukan peninjauan terhadap

penelitian terdahulu baik berupa buku, jurnal, skripsi, maupun artikel – artikel

terkait dengan judul penelitian yaitu “Penerapan Pendekatan Apresiasi dalam

Pembelajaran Bernyanyi Dua Suara Dua Suara di SMP Mardi Rahayu Ungaran”

studi kepustakaan ini bertujuan untuk memperoleh konsep – konsep dan teori –

teori sebagai sumber informasi serta dijadikan acuan atau landasan teori supaya

dalam pengerjaan skripsi dapat memperkuat argumen dan gagasan penulis.

Penelitian yang berjudul “Pengembangan Materi Ajar Seni Budaya Sub

Materi Musik pada Sekolah Umum Jenjang Pendidikan Dasar” dari Resital: Jurnal

Seni Pertunjukan Universitas Negeri Semarang dilakukan oleh Wadiyo dan Udi

Utomo. Penelitian ini memiliki kesamaan dalampengembangan bahan belajarnya

yang mengacu pada kurikulum dengan mempertimbangkan perkembangan peserta

didik dalam pesan musik atau lagu digunakan untuk menyampaikan pesan

pendidikan sesuai dengan tema pembelajaran.Perbedaan dengan penelitian ini

bahwa objek penelitian dan materi ditujukan hanya untuk siswa kelas VII,

sedangkan sasaran penlitian terdahulu mencakup keseluruhan jenjang pendidikan

dasar yaitu SD dan SMP.

Penelitian yang berjudul Pelaksanaan Pembelajaran Vokal Group dalam Mata

Pelajaran Seni Budaya di Kelas VII 4 SMP Negeri 3 Padangditulis oleh Vivi

7
8

Angraini dan Tulus Handra Kadirdari E-Journal Sendratasik Vol. 8 No. 3

Universitas Negeri Padang. Penelitian ini memiliki kesamaan pada proses

pembelajaran vokal group dalam mata pelajaran Seni Budaya di Kelas VIIserta

teknik utama yang digunakan dalam pelaksanaan proses pembelajaran adalah

dengan bernyanyi lebih dari satu suara. Relevansi dengan judul penelitian yang

peneliti angkat yaitu tentang proses pembelajaran bernyanyi lebih dari satu suara

yang ditampilkan secara vokal group hal tersebutmerupakankompetensi dasar

(KD) kelas VII mata pelajaran seni budaya sub seni musik, namun terdapat

perbedaan pada cara pengenalan menyanyi lebih dari satu suara. Pada penelitian

terdahulu tidak menarapkan apresiasi dalam mengajarkan konsep menyanyi lebih

dari satu suara, sedangkan penelitian ini mengenalkan konsep menyanyi lebih dari

satu suara melalui pendekatan apresiasi.

Selanjutnya penelitian oleh Samahir Miqdadiyyah dari Jurnal Seni Tari

Universitas Negeri Semarang dengan judul Apresiasi Terhadap Ketoprak “Sapta

Mandala” Dalam Lakon “Sri Huning Mustiko Tuban” Relevansi dengan judul

penelitian yang peneliti angkat memiliki kesamaan yaitu melalui kegiatan

apresiasi dapat menciptakan tanggapan - tanggapan dan kepuasan tersendiri bagi

apresiator dengan cara mengamati, memperhatikan, mendengarkan, dan

merespon, namun perbedaannya terletak pada kegiatan apresiasi dalam penelitian

terdahulu berbasis pada kultural sedangkan kegiatan apresiasi tentang pedagogik.

Kemudian berasal dariJurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya)

Tahun 2015 yang disusun oleh Dian Kurniasar, Iqbal Hilal, dan Munaris dengan

judul “Pembelajaran Apresiasi Cerita Anak Siswa Kelas VII SMP Negeri 20
9

Bandar Lampung”. Relevansi dengan judul penelitian yang peneliti angkat

memiliki kesamaan yaitu Terdapat kesamaan dalam sudut pandang yaitu aktivitas

belajar mengajar siswa dalam proses pelaksanaan pembelajaran apresiasi, namun

terdapat perbedaan yaitu terletak pada identitas mata pelajaran. Identitas mata

pelajaran penelitian ini mata pelajaran seni budaya sub seni musik dengan materi

pokok menyanyi dengan lebih satu suara, sedangkan identitas mata pelajaran

terdahulu yaitu mata pelajaran bahasa Indonesia dengan materi pokok cerita anak.

Penelitian terdahulu dan hampir serupa yang disusun oleh Yohanes

Hermawan Pratamadalam Jurnal Pendidikan Seni Musik Universitas Negeri

Semarangdengan judul “Pembelajaran Ansambel Musik melalui Pendekatan

Apresiasi dan Ekspresi di SMPN 27 Semarang” memiliki kesamaan yaitu

menerapkan pendekatan apresiasi yaitu pada akhir pembelajaran siswa diharapkan

dapat mengidentifikasi unsur – unsur musik yang terkandung dalam isi materi,

yang membedakan adalah peneliti menggunakan pendekatan apresiasi dengan

pendektan auditori pada pembelajaran di SMP Mardi Rahayu Ungaran, sedangkan

peneliti terdahulu mneggunakan pendekatan visulisasi yaitu mempertontonkan

sebuah video terkait dengan materi pembelajaran.

Penelitian lain yang disusun oleh Sugeng Haryadi dengan judul “Upaya

Meningkatkan Sikap Apresiatif dan Kreatif dalam Pembelajaran Musik Nusantara

dengan Menggunakan Media Musik Keyboard pada Peserta Didik Kelas VIII A

SMP Negeri 8 Pemalang” memiliki kesamaan dalam sikap apresitif yaitu dapat

diwujudkan dalam bentuk bersedia mendengarkan, melihat secara langsung,

memberikomentar, memberipenghargaan.Namun juga terdapat perbedaan dalam


10

penelitian ini yaitu materi ajar yang digunakan adalah lagu barat yang diarransir

sendiri oleh guru pengampu SMP Mardi Rahayu Ungaran untuk peserta didik

kelas VII, sedangkan materi yang diajarkan pada penelitian terdahulu adalah lagu

nusantara menyesuaikan kompetensi dasar kelas VIII.

Penelitian selanjutnya oleh Elisa dan Muktardari Jurnal Tekhnologi

Pendidikan yang berjudul “Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Kemampuan

Apresiasi Seni Musik Terhadap Hasil Belajar Seni Musik” terdapat kesamaan

dalam penelitian ini yaitu peserta didik sama – sama memiliki musikalitas yang

berbeda – beda setiap individunya sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar

siswa, yang membedakanterletak pada strategi pembelajaran penelitian yang

dilakukan di SMP Mardi Rahayu menerapkan apresiasi sedangkan penelitian

terdahulu menerapkan kontruktivisme dan menerapkanpembelajaran langsung

Selnjutnya penelitian yang disusun oleh Lidya Fita Kusumadewi dalam Jurnal

Seni Musik Universitas Negeri Semarang dengan berjudul “Peningkatan Hasil

Belajar Seni Musik dengan Media Audio”. Relevansi dengan penelitian ini yaitu

penggunaan media memiliki potensi untuk meningkatkan minat siswa dalam

belajar, perbedaan terletakpada periodepenggunaan pedoman

penyelenggaraankegiatan belajar mengajar. Penelitian ini menggunakan

Kurikulum 2013, sedangkan penelitian terdahulumenggunakan KTSP.

Berdasarkan sumber dari Jurnal Penelitian Pendidikan Volume. 31 Nomor 2

Tahun 2014 yang ditulis oleh Rina Muktinurasih dengan judul “Upaya

Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Materi Apresiasi terhadap Keunikan

Seni Musik Daerah Setempat dengan Menggunakan Media Audio Visual pada
11

Siswa Kelas VII A SMP Negeri 3 Randudongkal”. memiliki kesamaan dengan

penelitian ini dalam penggunaan pendekatan apresiasi, namun dalam proses

penelitian tersebut terdapat perbedaan pada obyek yang digunakan dalam

penggunaan pendekatan apresiasi yaitu menggunakan pendekatanPenelitian

Tindakan Kelas (PTK) yang mana guru bekerjasama dengan peneliti

menggunakan angket untuk meninjau perkembangan aktivitas dan hasil belajar

materi apresiasi terhadapkeunikan seni musik daerah setempat dengan

menggunakan bantuan media audio visual.

Berdasarkan penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa

penggunaanpendekatan dan penerapan apresiasi dapat digunakandalam segala

aspek dan dapat diterapkan dalam beberapa pelajaran, maka dari itu peneliti ingin

meneliti bagaimana penerapan pendekatan apresiasi dalam pembelajaran

bernyanyi dua suara di SMP Mardi Rahayu Ungaran.

2.2 Landasan teori

2.2.1 Apresiasi

Apresiasi menurut Read yang dikutip Soebandi (dalam Wiyono, Ismunandar,

& Asfar, 2016) yang menyatakan bahwa “seni sebagai bagian dari wilayah

pembelajaran perlu dikembangkan melalui pembelajaran apresiasi. Hal ini diatur

dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan Pasal 6 Ayat (1) yang menyatakan bahwa kelompok mata pelajaran

estetika atau bentuk lain yang sederajat dimaksudkan untuk meningkatkan

sensitifitas, kemampuan mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi

keindahan dan harmoni (Wiyono et al., 2016). Menurut Bastomi (dalam


12

Miqdadiyyah, 2015) apresiasi adalah suatu aktivitas dalam rangka menikmati,

serta merasakan nilai-nilai yang ada pada suatu karya seni dengan terlebih dahulu

dilandasi oleh minat estetik. Adapun tahapan tahapan apresiasi sebagai berikut :

Apresiasi memiliki beberapa tahapan yang dijabarkan Wadiyo (dalam

Sa’dullah, 2016) tahapan-tahapan tersebut meliputi :

1. Tahap penikmatan

Ini merupakan tahap dari apresiasi dimana didalam tahap ini adalah masih awal

dari bagian mendengarkan. Setelah itu akan meningkat ketahap selanjutnya.

2. Tahap Penghargaan

Untuk dapat menghargai karya seni, tentu saja terlebih dahulu harus dapat

melihat kebaikannya, nilainya, manfaatnya serta dapat merasakan pengaruh karya

seni tersebut kedalam jiwa kita

3. Tahap Pemahaman

Dalam tahap ini apresiator harus sudah mengerti unsur-unsur karya seni serta

dapat menyimpulkannya.

4. Tahap Penghayatan

Pada tahap penghayatan ini, apresiator harus melakukan analisis,

menafsirkan, dan menyusun pendapatnya.

5. Tahap Penerapan

Tahapan dimana melahirkan ide baru dan mendayagunakan hasil-hasil

apresiasi yang diperoleh.

Sehubungan dengan aspek berapresiasi seni menurut Tarjo (dalam

Sugiartawan, Marhaeni, & Lasmawan, 2014) menyatakan bahwa “aspek apresiasi


13

berkaitan dengan kepekaan dalam menerima, menghayati, menilai proses atau

karya seni“. Tahapan apresiasi sebagaimana dikatakan oleh Bastomi yang dikutp

Bandi (dalam Sugiartawan et al., 2014) bahwa tahapan apresiasi yaitu kegiatan

mengamati, kegiatan menghayati, kegiatan mengevaluasi, dan kegiatan

berapresiasi.

Menurut Wadiyo (dalam Sa’dullah, 2016)langkah-langkah yang dapat

digunakan untuk kepentingan pembelajaranapresiasi musik, yang didahului

dengan apresiasi awal atau pengenalan sisi kontekstualnya yang dilanjutkan

dengan memperdengarkan karyanya (deskripsi), pemahaman tekstual dan

kontekstualnya (analisis), penghayatan (interpretasi), dan evaluasi atau penilaian

1. Tahap deskripsi

Pada tahap ini konteks apresiasi musikadalah penggambaran tentang pesan

musiknya/ lagunya.

2. Tahap Pemahaman/ Analisis

Pada tahap pemahaman ini pertama-tama kita dapat menganalisis teksnya atau

kita sebut dengan analisis tekstual, kita bisa menganalisis struktuk bentuk lagunya

seperti nada, tempo, irama, melodi dan ataupun sistem penulisan notasi.

Kemudian analisis kontekstual dimana menghubungkan antara materi musiknya

dengan fenomena yang lain, seperti aspek lingkungan fisik, individu, social,

maupun budaya.

3. Interpretasi/ penghayatan

Apabila kita sudah menganalisis hubungan antara nada, irama, melodi dan

harmoni, serta struktur kata yang diterapkan dalam musik secara utuh
14

akanmudahkita menginterpretasikan lagu tersebut sesuaidengan pesan lagu jika

pembawanya benar-benar sesuai dengan pesan yang diemban.

4. Penilaian/ evaluasi

Penilaian terhadap seni dalam ranah apresiasi tidak boleh dibumbui segala

suatu yang sifatnya subjektif walau itu sungguh tidak mudah.Alat ukur untuk

mengukur dalam musik biasanya menggunakan anatomi atau elemen dari karya

seni seperti unsur-unsur musikal yang ada.

2.2.1.1 Pendekatan Apresiasi

Pendekatan sehubungan dengan pengembangan apresiasi musik, adalah salah

satunya melalui pendekatan auditori Miller(dalam Sa’dullah, 2016 :12-15).

2.2.1.1.1 Pendekatan Auditori

Pendekatan auditori secara sederhana berarti mempelajari musik dengan cara

mendengarkannya. Karena musik pada hakikatnya adalah kesenian auditori, yaitu

medium bunyi, pendekatan adalah jauh lebih penting dalam mencapai apresiasi

musik.

a. Mendengarkan Secara Pasif

Dalam beberapa situasi musik tidak diharapkan menuntut perhatiansepenuhnya

dari pendengar.Musik makan malam dipergelarkan tidak sebagai musik konser

melainkan sebagai “musik latar belakang” yang dimaksudkan untukmendorong

kenikmatan santap malam dan percakapan.Musik yang sangat bagus dari ilustrasi

film dimaksudkan semata-mata untuk memperkuat suasana adegan- adegan

visual.Marching band di lapangan sepak bola lebih merupakan pertunjukan

dibanding sebagai sebuah konser.Dalam situasi-situasi seperti itu, hubungan


15

pendengar kepada musik adalah bersifat pasif.Orang mendengar musik tetapi

tidak sesungguhnya mendengarkan, dan karena itu apresiasi yang sebenarnya

tidak terdapat dalam kondisi demikian. Tetapi bila musik dipergelarkan untuk

kepentingannya sendiri, pendengar akan menyadari bahwa sesuatu yang lebih dari

sekedar sikap pasif adalah hal penting agar dapat menyukainya Miller (dalam

Sa’dullah, 2016)

b. Mendengarkan Secara Menikmati

Mendengarkan untuk menikmati dituntut suatu tingkat perhatian yanglebih

besar.Disini pendengar mencapai kesenangan dari kesadaran untuk mencari

keindahan bunyi. Nada-nada yang jernih dari sebuah flute,saxophone, biola atau

suara lonceng di kejauhan, sonoritas suara organ Katedral atau bunyi paduan suara

yang besar, kemegahan orkes simfoni, semuanya merupakan bunyi yang dapat

dinikmati dengan sendirinya tanpa pendengar memiliki pengertian musik

sekalipun. Sensasi-sensasi yang dapat dinikmati dari nada musikal memiliki

beberapa nilai berharga bagi apresiator, tetapi kesemuanya itu tidak menjanjikan

sejumlah besar dari apa yang disebut dengan apresiasi yang sebenarnya Miller

(dalam Sa’dullah, 2016).

c. Mendengarkan Secara Emosional

Mendengarkan musik dengan sikap semacam ini mengakibatkan pendengar

menyadari terutama atas reaksi-reaksinya sendiri terhadap musik, dengan emosi

serta ungkapan yang dibangkitkan oleh musik. Inilah sikap yang dengan cara

apapun tidak dapat dibenarkan. Musik dapat menyediakan pengalaman keindahan

bagi para pendengarnya. Mendengarkan secara emosional adalah suatu sikap yang
16

melekat terhadap musik, dan karena itu hal ini tidak menuntut konsentrasi atau

latihan yang sungguh-sungguh Miller (dalam Sa’dullah, 2016).

d. Mendengarkan Secara Perspektif

Mendengarakan musik secara perspektif bila dibandingkan dengan

mendengarkan secara pasif, secara menikmati, dan mendengarkan secara

emosional, sikap ini lebih menuntut konsentrasi pada musik itu sendiri serta

kesadaran yang tajam tentang apa yang terjadi pada musik. Inilah cara

mendengarkan musik yang lebih daripada yang lain, yang membawa kepada

apresiasi sebenarnya. Apresiasi musik, dalam pengertian ini, berarti mengetahui

untuk apa mendengarkan, memahami apa yang didengar, dan oleh sebab itu

memiliki dasar-dasar obyektif untuk mengalami seni musikal.

Pengembangan dari mendengar secara persepektif menurut Miller (dalam

Sa’dullah, 2016:9-12) dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Perhatian

Syarat pertama untuk mendengarkan secara penuh pengertian adalah

perhatian.Ini penting sekalibahwa anda harus belajar konsentrasi kepada

musik.Karena sebelum sikap-sikap itu diperoleh tidaklah mudah untuk

mengembangkan kebiasaan konsentrasi.

2. Pengulanagan

Tak seorang dapat berharap untuk memahami dalam sekali dengar segala hal

yang terjadi dalam sebuah bagian musik.Kita tidak dapat menangkap kesan-kesan

pendengaran secara visual.Oleh sebab itu, adalah keharusan bagi anda untuk
17

mendengarkan secara berulang-ulang sebuah lagu yang ingin anda pahami (inilah

manfaat yang paling berarti dari musik rekaman).

3. Pengenalan

Mendengarkan musik secara berulang-ulang membawa kepada

pengenalan.Untuk mecapai apresiasi anda tidak dapat bergabung semata-mata

dengan kepada komposisi yang sudah dikenal saja. Sebab hal itu akan

menghilangkan kepuasan yang dapat anda peroleh dari penjelajahan terhadap

musik baru serta memperluas wawasan-wawasan musikal anda.

4. Latar Belakang Pengetahuan

Tak secuilpun pencapaian apresiasi musik berarti pencapaian suatu latar

belakang musikal.Ini berarti tidak hanya suatu pengetahuan umum dengan

sejumlah literatur musik tetapi juga pengetahuan tentang musik tersebut.dalam hal

ini latar belakang musik dibagi atas dua yaitu latar belakang umum dan khusus.

Latar belakang umum merupakan sejumlah keseluruhan dari pengalaman musikal

anda berhubungan dengan latar belakang musikal secara umum.Termasuk

misalnya, kegiatan-kegiatan musikal seperti mengunjungi konser-konser,

mendengarkan radio atau rekaman-rekaman, menyanyi kelompok-kelompok

paduan suara dan bermain dalam orkes atau band. Termasuk juga belajar secara

formal : Pelajaran-pelajaran musik, biografi dan sejarah musik, serta buku-buku

tentang teori musik.

Latar belakang khusus dilaksanakan seseorang membangun apresiasi dengan

mempelajari karya-karya individual.Apa yang seseorang dapat pelajari dari

sebuah komposisi yang khusus menciptakan suatu latar belakang khusus untuk
18

komposisi tersebut, dan latar belakang itu, sebaliknya, meningkatkan apresiasi

musik itu sendiri. Misalnya, hal-hal seperti bentuk dari sebuah komposisi,

karakter-karakter yang sangat istimewa dari musik (gayanya), keterangan

mengenai komposernya, serta informasi yang berhubungan dengan dengan

komposisi (kapan ditulisnya, dalamkeadaan-keadaan apa, untuk fungsi atau tujuan

apa, serta gagasan –gagasan apa yang ada dalam pikiran komposernya).

2.2.2 Pembelajaran

Hamalik (dalam Arismunandar, Ismawan, & Fitri, 2016) mengemukakan

bahwa “Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yangsaling

mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran progresif dan interprestatif.

Pembelajaran menurut (Sanjaya, 2009 : 17) adalah suatu sistem. Dengan

demikian, pencapaian standar proses untuk meningkatkan kualitas pendidikan dapat

dimulai dari menganalisis setiap komponen yang dapat membentuk dan

memengaruhi proses pembelajaran. Pencapaian standar proses dapat terlaksana

apabila dengan menerapkan komponen - komponen pebelajaran. Macam - macam

komponen pembelajaran menurut Sudaryo (dalam Saputro, 2013) meliputi (1)

materi, (2) metode, (3) evaluasi hasil belajar, (4) media pembelajaran, (5)

administrasi pembelajaran (6) sarana dan prasarana.

2.2.2.1 Komponen Pebelajaran

2.2.2.1.1 Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran merupakan hasil yang akan dicapai melalui proses belajar

menurut Bloom (dalam Amriani, 2013) mengemukakan taksonomi tujuan


19

pembelajaran pada tiga ranah (domain), yakni ranah kognitif, afektif dan psikomotor.

Ranah kognitif meliputi tujuan yang berhubungan dengan berfikir, megetahui, dan

memecahkan masalah.Ranah afektif mencakup tujuan-tujuan yang berkaitan dengan

sikap, nilai, minat dan apresiasi.Ranah psikomotor meliputi tujuan-tujuan yang

berhubungan dengan keterampilan manual dan motorik.

2.2.2.1.2 Metode

Menurut Fathurrohman (dalam Ifrianti, 2015) metode secara harafiah adalah

“cara” namun secara umum metode diartikan sebagai suatu prosedur yang dipakai

untuk mencapai tujuan tertentu.Metode pengajaran berfungsi sebagai salah satu alat

untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditentukann yang sudah ditentukan

didalam sebuah lembaga pendidikan.metode penyajian dapat dipandang sebagai proses

usaha untuk menimbulkan dorongan belajar menurut minat dan perhatian siswa.

Dengan demikan siswa diharapkan tidak mendapat kesukaran dalam belajar sekaligus

tercipta hubungan yang serasi antara siswa dan guru (Sanjaya, 2009).

Menurut Subari(dalam Nurjanna, 2016)“ Metode pembelajaran adalah cara - cara

atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat

menyajikan bahan pelajaran.

a. Metode Ceramah

Menurut (Jamalus, 1981 :31) metode ceramah ini murid mendengar secara

pasif dan guru menerangkan pelajaran seabagian besar melalui bahasa lisan.

b. Metode Tanya Jawab / Question & Answer

Menurut Smyth (dalam Muslicha, 2016) metode tanya jawab adalah cara

yang digunakan guru untuk menyampaikan pelajaran dengan mengajukan


20

pertanyaan- pertanyaan kemudian peserta didik menjawabnya atau sebaliknya.

Kelebihan: (a) pertanyaan menarik dapat menarik dan memusatkan perhatian

peserta didik; (b) merangsang peserta didik untuk mengembangkan cara berfikir

termasuk ingatan; (c) merangsang peserta didik untuk berani dan aktif dalam

mengemukakan pendapat. Kelemahan: (a) peserta didik kurang bebas dalam

belajar karena pikirannya ditentukan oleh pertanyaan-pertanyaan, (b) beberapa

peserta didik dapat cenderung kurang aktif dan kurang dapat menangkap materi

yang dimaksud.

c. Metode Demonstrasi

Menurut Djamarah (dalam Stoicynen, 2014) metode demonstrasi adalah

metode yang digunakan untuk memperlihatkan suatu proses atau cara kerja suatu

benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran maka dapat dijelaskan bahwa

metode demonstrasi adalah memberikan variasi dalam cara - cara guru mengajar

dengan menunjukkan bahan yang diajarkan secara nyata baik dalam bentuk benda

asli maupun tiruan sehingga siswa - siswi dapat mengamati dengan jelas dan

pelajaran lebih tertuju untuk mencapai hasil yang dinginkan. Sudirman (dalam

Siahaan, Fretisari, & Munir, 2017). Metode demontrasi merupakan metode

mengajar yang berusaha untuk, mengkombinasikan cara-cara penjelasan lisan,

seperti metode ceramah dengan perbuatan yang berusaha membuktikan apa yang

dijelaskan secara lisan, juga memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu

Sudjana (dalam Supardi, Ghozali, & Fretisari, 2015).


21

d. Metode Latihan (Drill)

Menurut Sudjana (dalam Soginem et al., 2015) metode drill adalah suatu

kegiatan melakukan hal yang sama,berulang-ulang secara sungguh-sungguh

dengan tujuan untuk menyempurnakan suatu keterampilan agar menjadi

permanen. Sebagai contoh pelajaran bahasa, drill itu dilakukan dengan menyuruh

siswa mengulang kata – kata sulit tertentu beberapa kali sampai siswa mampu

mengucapkannya dengan lafal dan intonasi yang tepat (Jamalus, 1981:34)

e. Metode Bermain Peran

Metode bermain adalah suatu bentuk kegiatan yang memberikan kepuasan

pada diri anak dan bersifat non serius, lentur, dan bahan bermain terkandung

dalam kegiatan secara imajinatif ditransformasi sepadan dengan dunia orang

dewasa. Oleh karena itu bermain sambil belajar (bermain peran) adalah

merupakan suatu hal yang penting untuk meningkatkan perkembangan daya sikap

(afektif) peserta didik Moeslicatoen (dalam Ifrianti, 2015)

f. Metode Pemberian Tugas

Menurut Supriatna dkk (dalam Prawati, 2016) metode pemberian tugas dalam

pelajaran adalah suatu penyajian bahan pembelajaran dimana guru memberikan

tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar dan memberikan laporan

sebagai hasil dari tugas yang dikerjakannya.

Dalam memberikan tugas kepada siswa sebaiknya guru memperhatikan enam

saran seperti yang dikemukakan oleh Raymond (dalam Nurjanna, 2016) yakni: (1)

Buatlah tugas-tugas secara langsung dan relevan dengan pelajaran atau unit yang

dilaksanakan di kelas, (2) Memberikan tugas-tugas yang jelas dan memerlukan


22

kecakapan dan pengetahuan yang ada dalam wilayah kemampuan siswa, (3)

Berikan tugas-tugas yang menantang dan memberi stimulus, (4) Perhatikan

kemampuan siswa dalam penyelesaian tugas, (5) Berilah komentar atas tugas yang

terselesaikan baik secara lisan maupun tulisan, dan (6) Terangkan secara singkat

mengenai fungsi dan harapan-harapan dari tugas-tugas tersebut.

g. Metodik Khusus Pengajaran Musik / Seni Suara

Metodik khusus pengajaran musik/ seni suara, bukanlah suatu jenis metode

yang berdiri sendiri, melainkan gabungan dari beberapa metode, yaitu metode

ceramah, tanya jawab, drill, demonstrasi, bermain peranan, dan eksperimen.

Adapun penjelasnnya sebagai berikut (Jamalus, 1981: 37) :

1. Dengan metode ceramah, guru menerangkan tujuan pelajaran musik, jenis

– jenis lagunya, pengarangnya, dan beserta riwayat hidupnya jika

diperlukan.

2. Untuk menarik minat siswa, guru menyajikan atau mendemonstrasikan

lagu melalui suatu media sesuai dengan perencanaan guru

3. Dengan metode tanya jawab, guru menanyakan kesan murid terhadap lagu

itu (sedih, gembira, bersemangat, bagus, tidak bagus)

4. Untuk memulai pelajaran bernyanyi, selanjutnya murid dilatih

menyanyikan tangganada dengan tepat melalui metode drill

5. Dalam situasi tertentu, siswa mengadakan eksperimen untuk mengiringi

sebuah lagu dengan botol kosong yang dipukul, tamburin, kastanyet dan

sebagainya
23

6. Untuk menghayati lirik sebuah lagu yang melukiskan beberapa tokoh,

misalnya ayah, ibu, adik, kakak, anak, maka siswa akan bermain peranan

sebagai tokoh – tokoh yang terdapat dalam lagu itu.

2.2.2.1.3 Media Pembelajaran

Sudjana dan Rivai (dalam Nurseto, 2012) mengemukakan beberapa manfaat

media dalam proses belajar siswa, yaitu: (1) dapat menumbuhkan motivasi belajar

siswa karena pengajaran akan lebih menarik perhatian mereka; (2) makna bahan

pengajaran akan menjadi lebih jelas sehingga dapat dipahami siswa dan

memungkinkan terjadinya penguasaan serta pencapaian tujuan pengajaran; (3)

metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata didasarkan atas

komunikasi verbal melalui kata-kata; dan (4) siswa lebih banyak melakukan

aktivitas selama kegiatan belajar, tidak hanya mendengarkan tetapi juga

mengamati, mendemonstrasikan, melakukan langsung, dan memerankan.

Menurut teori Rossi dan Breidle (dalam Gunawan, Marzuki, & Suryani,

2013) menyatakan “media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang

dapat di pakai untuk tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, koran,

majalah dan sebagainya”.. Kemudian menurut National Education Associaton

(NEA) mengungkapkan bahwa media pembelajaran merupakan sarana

komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi

perangkat keras (dalam Triyanto, 2013). Menurut Briggs (dalam Triyanto, 2013)

media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi atau materi

pembelajaran seperti: buku, film, video dan sebagainya

2.2.1.1 Jenis – Jenis Media Pembelajaran


24

a. Media Cetak

Modul adalah bahan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik yang

mencakup isi materi, metode, dan evaluasi. Menurut Prastowo (dalam Tjiptiany,

As’ari, & Muksar, 2016) pembelajaran dengan menggunakan modul bertujuan (1)

siswa mampu belajar secara mandiri atau dengan bantuan guru seminimal

mungkin, (2) peran guru tidak mendominasi dan tidak otoriter dalam

pembelajaran, (3) melatih kejujuran siswa, (4) mengakomodasi berbagai tingkat

dan kecepatan belajar siswa, dan (5) siswa dapat mengukur sendiri tingkat

penguasaan materi yang dipelajari. Modul menurut Prastowo (dalam Yunita &

Hakim, 2014) merupakan sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis

sehingga penggunanya dapat belajar secara mandiri dengan atau tanpa seorang

guru.

b. Multimedia Interaktif

Menurut Sudjana dan Rivai (dalam Rusdewanti & Gafur, 2014) menyatakan

bahwa multimedia bermanfaat dalam proses pembelajaran menjadikan pengajaran

lebih menarik perhatian.

Menurut Hake yang dikutip oleh Cahyadi (dalam Rizkiansyah &

Sukardiyono, 2009) pembelajaran interaktif adalah lawan dari pembelajaran

tradisional yaitu elemen yang disusun untuk meningkatkan pemahaman konsep

secara interaktif dari siswa melalui kegiatan berpikir dan bekerja yang

menghasilkan umpan balik melalui diskusi dengan petunjuk atau tanpa petunjuk

dari pendidik (guru).


25

2.2.3 Pengelolaan Pembelajaran

Menurut (Mariana, 2016) pengelolaan pembelajaran secara garis besar dapat

diuraikan menjadi beberapa langkah atau tahapan.Pengelolaan pembelajaran secara

garis besarnya dapat diuraikan menjadi beberapa langkah atau tahapan yang harus

dijalani oleh seorang guru dalam pengelolaan kelas pebelajaran. Tahapan pengelolaan

pembelajaran sesuai mata pelajaran meliputi: tahap persiapan atau perencanaan,

pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian atau evaluasi.

2.2.3.1 Tahapan Perencanaan

Menurut Sanjaya (dalam Anggraeni & Akbar, 2018) kegiatan mengajar

merupakan proses mengatur lingkungan supaya siswa belajar, dan setiap proses

pembelajaran selamanya akan berbeda tergantung kepada tujuan, materi pelajaran,

serta karakteristik siswa sebagai subjek belajar. Maka pentingnya penyusunan

perencanaan menurut Seel, Lehmann, Blumschein, & Podolskiy yang dikutip Reiser &

Dempse (dalam Anggraeni & Akbar, 2018) perencanaan pembelajaran didefinisikan

sebagai prosedur sistematis di mana program pendidikan dan pelatihan dikembangkan

dan disusun dengan tujuan untuk peningkatan pembelajaran yang substansial.

Adapun tujuan utama dari perencanaan pembelajaran adalah untuk menunjukkan

perencanaan, pengembangan, penilaian dan pengelolaan proses pembelajaran menurut

Isman (dalam Anggraeni & Akbar, 2018) Hal ini menunjukkan betapa pentingnya

perencanaan pembelajaran bagi setiap proses pembelajaran.

a. Mengembangka Sillabus

Permendikbud No. 22 tahun 2016 dijelaskan silabus merupakan acuan

penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran yang
26

terdiri dari beberapa komponen yaitu identitas mata pelajaran, identitas sekolah,

kompetensi inti, kompetensi dasar, tema, materi pokok, pembelajaran, penilaian,

alokasi waktu, dan sumber belajar.

b. Penyusuna Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Sebagaimana tercantum dalam Permendikbud No.22 tahun 2016, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap

muka untuk satu pertemuan atau lebih.RPP dikembangkan dari silabus untuk

mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai

Kompetensi Dasar (KD). Lebih lanjut dijelaskan juga mengenai komponen RPP

dalam Kurikulum 2013 meliputi (1) identitas mata pelajaran, (2) standar

kompetensi, (3) kompetensi dasar, (4) indikator pencapaian kompetensi, (5) tujuan

pembelajaran, (6) materi ajar, (7) alokasi waktu, (8) metode pembelajaran, (9)

kegiatan pembelajaran, (10) penilaian hasil belajar dan (11) sumber belajar

2.2.3.2 Tahapan Pelaksanaan

Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran meliputi yaitu: kegiatan awal

(pendahuluan), kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

1. Kegiatan Awal (Pendahuluan)

Seperti yang disampaikan oleh Hasibuan, dkk (dalam Ikut, 2019:29) bahwa

dalam kegiatan pendahuluan, tugas guru bukan hanya sekedar membuka

pembelajaran melainkan menciptakan kenyamanan dan ketertarikan serta kesiapan

bagi peserta didik untuk memulai kegiatan pembelajaran agar peserta didik dapat

fokus belajar. Dalamkegiatan ini guru memberi petunjuk, pengarahan dan

appersepsi, atau dapat juga dengan menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan
27

memberikan beberapa pertanyaan (pretest). Berikut penjelasan (Mariana, 2016)

mengenai appersepsi dan kegiatan pendahuluan lainnya, yaitu :

a. Orientasi,

Orientasi dalam pelaksanaanya dikelas adalah suatu tindakan untuk menarik

perhatian siswa terhadap isu sesuai materi yang akan dibahas. Dapat dilakukan

dengan menunjukkan benda yang menarik, memberikan illustrasi, membaca berita

di surat kabar yang sedang hangat diberitakan dan sebagainya.

b. Appersepsi,

Apersepsi yaitu memberikan persepsi awal kepada siswa tentang materi yang

akan diajarkan dan mengaktivasi pengetahuan relevan yang telah dimilikinya.

c. Motivasi

Motivasi adalah memberikan gambaran manfaat dalam kehidupan sehari-

hari mempelajari mata pelajaran dan tema yang dipelajari dan proses ilmiah

yang dipraktekkan dalm inferesi ilmiah

d. Pemberian Acuan

Pemberian acuan merupakan penjelasan materi pokok dan uraian materi

pelajaran secara garis besar.Strategi pengelolaan kelas, berupa pembagian

kelompok belajar dan penjelasan mekanisme pelaksanaan pembelajaran (sesuai

dengan rencana langkah- langkah pembelajaran) dari awal sampai dengan akhir

serta kesiapan diri (Mariana, 2016).

2. Kegiatan Inti

(Mariana, 2016) Dalam kegiatan inti, guru menjelaskan materi dengan

menggunakan pendekatan, metode atau teknik. Seperti yang dikemukakan


28

Mahanani (dalam Asmarani, 2018:29)bahwa kegiatan inti merupakan kegiatan

paling utama pembelajaran yang menuntun peserta didik untuk lebih

mengembangkan kreatifitas secara aktif melalui kegiatan yang menarik perhatian

sehingga peserta didik lebih tertantang untuk melakukan hal yang mereka senangi

dan kuasai namun tetap dalam batas.

3. Kegiatan penutup

Permendikbud No. 22 tahun 2016 dalam kegiatan penutup guru bersama siswa

secara individual maupun kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi

seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk

selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung maupun tidak langsung

dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung, memberikan umpan balik

terhadap proses dan hasil pembelajaran, melakukan kegiatan tindak lanjut dalam

bentuk pemberian tugas, baik tugas individual maupun kelompok; dan

menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

2.2.3.3 Tahapan Penilaian atau Evaluasi

Menurut Permendiknas No. 20 Tahun 2007 (dalam Setiadi, 2016), agar

proses penilaian berjalan dengan baik maka penilaian harus sahih, objektif, adil,

terpadu, terbuka, menyeluruh dan berkesinambungan, sistematis, beracuan

kriteria, dan akuntabel. Domain penilaian dalam K13 meliputi domain spiritual,

sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan.Secara lebih umum dapat

dikategorikan menjadi tiga domain yaitu kognitif (pengetahuan), afektif (sikap

sosial dan spiritual), dan psikomotor (keterampilan).


29

2.2.4 Pembelajaran Seni Musik

Secara eksplisit dalam implementasi kurikulum bahwa tujuan pembelajaran

seni musik disekolah pendidikan dasar menurutJamalus(dalam Wicaksono,

2009)adalah untuk: (1) memupuk rasa seni pada tingkat tertentu dalam diri tiap

anak melalui perkembangan kesadaran musik, tanggapan terhadap musik,

kemampuan mengungkapkan dirinya melalui musik (2) mengembangkan

kemampuan menilai musik melalui intelektual dan artistik sesuai dengan budaya

bangsanya (3) bekal melanjutkan studi ke pendidikan musik yang lebih tinggi.

Lalu menurut Regelski(dalam Utomo, 2013) mengemukakan bahwa pembelajaran

seni musik berbasis action learning merupakan bentuk pembelajaran yang

merujuk pada suatu aktivitas learning by doing yang artinya siswa ikut terlibat

secara langsung. Kegiatan pengalaman musik terdiri atas: (1) mendengarkan

musik, (2) bernyanyi, (3) bermain musik, (4) bergerak mengikuti musik, dan (5)

membaca musik (Jamalus, 1988:91).

Regelski (dalam Asmarani, 2018)menjelaskan bahwa pembelajaran seni

musik berbasis action learning, dilakukan dengan cara guru memberikan

pengalaman musikal secara langsung kepada peserta didik dengan tujuan agar

para peserta didik dapat membangun konsep-konsep musik dalam dirinya. Konsep

musik yang dimaksud merupakan formulasi unik yang dipelajari oleh peserta

didik berdasarkan tindakan langsung dengan atau pada bahan musik.

Jamalus (dalam Utomo, 2013)juga menyatakan bahwa pembelajaran seni

musik di sekolah harus dilakukan melalui pengalaman musik. Maksudnya, setiap

bentuk pembelajaran musik sebagai upaya untuk mencapai kompetensi dasar yang
30

ditentukan baik dalam kompetensi berapresiasi, berekspresi, dan berkreasi harus

dilakukan melalui kegiatan terpadu dengan memasukkan kegiatan musik sebagai

salah satu komponenya. Jamalus menjelaskan bahwa aktivitas musikal tersebut

dapat berupa kegiatan mendengarkan musik, merespon musik dengan gerak

berirama, bernyanyi, membaca notasi musik, bermain alat musik, dan mencipta

musik. Melalui aktivitas musikal, peserta didik akan memperoleh kesempatan

mengalami dan menghayati fungsi unsur-unsur musik dalam lagu atau musik yang

dipelajari sehingga memberikan pemahaman yang bermakna.

Menurut (Jamalus, 1988 : 7) materi seni musik tidak terlepas dari unsur-unsur

yang saling terkait. Terbentuknya sebuah musik yang sering kita dengar terdapat

unsur-unsur yang saling mendukung satu sama lainnya, seperti irama, melodi,

harmoni, ekspresi, dan lain sebagainya. Lalu dikelompokkan menjadi unsur –

unsur musik, yakni : (1) unsur – unsur pokok yang berisi irama, melodi, harmoni,

bentuk atau struktur lagu, (2) unsur – unsur ekspresi yang berisi tempo, dinamika,

dan warna nada.

2.2.5 Teori Musik

Sulaiman (dalam Ikut, 2019:40) menjelaskan bahwa teori musik merupakan

cabang ilmu yang menjelaskan unsur-unsur musik. Lebih lanjut Sulaiman

menegaskan cabang ilmu ini mencakup pengembangan dan penerapan metode

untuk menganalisis maupun menggubah musik dan keterkaitan antara notasi

musik dan pembawaan musik.

Unsur-unsur musik tersebut meliputi :


31

2.2.5.1 Unsur – unsur musik

2.2.5.1.1 Irama

Menurut Jamalus (dalam Gunawan et al., 2013)irama ialah urutan rangkaian

gerak yang menjadi unsur dasar dalam musik irama dalam musik terbentuk dari

sekelompok bunyi dan diam dengan bermacam – macam lama waktu atau panjang

– pendeknya, membentuk pola irama, bergerak menurut pulsa dalam alunan

birama. Untuk menulis bunyi dan diam degan bermacam – macam lama waktu

atau panjang – pendeknya bunyi dan diam ini diguakan notasi irama dengan

bentuk nilai tertentu.

Irama adalah urutan rangkaian gerak dalam sebuah musik yang membentuk

pola irama dan bergerak teratur sehingga menyebabkan lagu enak didengar dan

dirasakan menurut Jamalus (dalam Ikut, 2019:40).

Tabel 2.1
Nilai Ketukan Notasi
(Oleh : Trizky Kandi Amalia)
2.2.5.1.2 Melodi

Melodi diartikan sebagai rangkaian nada atau bunyi yang terdengar teratur,

berirama untuk mengungkapkan suatu gagasan menurutJamalus (dalam Hariyadi,

2014). Lalu menurut Suharto (dalam Hariyadi, 2014) melodi adalah rangkaian
32

dari beberapa nada yang dinyanyikan atau dimainkan sesuai dengan tinggi

rendahnya.

2.2.5.1.3 Tangga nada

Tangga nada menurutJamalus (dalam Ikut, 2019:41) merupakan urutan dari

suatu nada yang disusun membentuk tangga dimana tangga dibagi menjadi dua

yaitu diatonik yag terdiri dari tujuh nada dengan jarak (1/2 dan 1) dan tangga nada

pentatonik yang terdiri dari lima nada pokok menurut.

2.2.5.1.4 Harmoni

Harmoni adalah paduan dari nada-nada yang apabila dibunyikan secara

bersama-sama akanmenghasilkan keselarasan bunyi.

2.2.5.1.5 Nada

Nada ialah bunyi yang dihasilkan oleh suatu sumber bunyi yang yang

bergetar dengan kecepatan yang teratur.Kecepatan getar ini dinamakan frekuenssi,

dapat diukur dengan menhitung jumlah getar ini dinamakan frekuensi, daat diukur

dengan menghitung.

2.2.5.1.6 Tempo

Tempo merupakan ukuran kecepatan birama lagu, semakin cepat suatu lagu

dimainkan maka semakin besar juga nilai tempo dari lagu tersebut Jamalus(dalam

Ikut, 2019). Tempo menjadi hal pokok dalam bermusik, jika tempo tidak tepat

maka seorang penyanyi bisa saja akan menyanyi lebih cepat dari iringan

musiknya.

2.2.5.1.7 Dinamika
33

Dinamika dalam seni musik dapat diartikan sebagai tanda untuk memainkan

nada dengan volume nyaring atau lembut menurut Jamalus (dalam Ikut,

2019:41 )dinamika merupakan unsur yang paling kuat menunjukan emosi atau

perasaan yang terkandung dalam sebuah karya seni musik jika dibandingkan

dengan unsur-unsur seni musik lainnya.

Dinamika dapat menujukan sebuah karya seni musik memiliki nuansa sedih,

riang, agresif, atau datar. Dinamika akan memainkan perasaan seniman maupun

pendengarnya sehingga akan masuk kedalam musik yang didengarkan.

2.2.5.1.8 Ekspresi

Menurut Dostia dan Aminudin (dalam Rismawan, 2014) ekspresi seni adalah

suatu pengenalan seni melalui perasaan dan kepekaan batin terhadap seni yang

diperkenalkan sampai kememahami serta mengakui terhadap nilai-nilai

keindahan. Dalam pembelajaran seni musik kegiatan berekspresi dapat dilakukan

melalui beberapa cara, seperti: (1) kegiatan merespon musik dengan gerak

berirama, yakni kegiatan yang dilakukan dengan cara menggerakan bagian

anggota tubuh (tangan, kaki, badan, dan kepala) sesuai dengan irama musik yang

ada; (2) bernyanyi, yakni merupakan kegiatan olah vokal yang dilakukan dengan

memperhatikan beberapa aspek seperti, intonasi, artikulasi, pernafasan,

phrasering, dan pembawaan; dan (3) membaca notasi musik, yakni kegiatan

membaca simbol-simbol musik atau notasi musik dari sebuah karya musik.

Menurut (Rondhi, 2017) berekspresi diri merupakan kebutuhan yang ada di dalam

diri setiap orang atau siswa untuk mengungkapkan, menyatakan dan

mengkomunikasikan pikiran, perasaan, atau emosinya pada orang lain.


34

2.2.5.1.9 Timbre

Menurut Jamalus (dalam Ikut, 2019:41)timbre merupakan kualitas atau warna

bunyi dalam seni musik Timbre sangat dipengaruhi oleh sumber bunyi dan cara

bergetarnya, biasa dikatakan timbre akan bergantung dari instrumen musik yang

dibunyikan, timbre yang dihasilkan alat musik tiup tentu saja akan berbeda

dengan timbre yang dihasilkan dari alat musik petik, meskipun keduanya

dimainkan dalam nada yang sama.

2.2.6 Pembelajaran Bernyanyi

MenurutJamalus (dalam Fithrah, Toruan, & Maestro, 2012) kegiatan

bernyanyi merupakan kegiatan dimana kita mengeluarkan suara secara beraturan

dan berirama baik diringi oleh iringan musik ataupun tanpa iringan musik. Dalam

bernyanyi pun dibutuhkan suatu tekhnik – tekhnik dasar yang tepat. Tekhnik –

tekhnik dasar bernyanyi yang perlu dipelajari mencakup (1) sikap badan, (2)

pernafasan, (3) pembentukan suara, (4) pengucapan (5) resonansi (Jamalus, 1988).

Kegiatan bernyanyi akan maksimal jika didukung dengan pembelajaran teknik

vokal yang baik. Beberapa teknik bernyanyk menurut Destiannisa (dalam

Ekaputri et al., 2007)terdiri dari intonasi, artikulai, pernafasan, resonansi,

frasering, vibrasi, dan interpretasi.

2.2.6.1 Tekhnik Dasar Bernyanyi

2.2.6.1.1 Sikap Badan

Sikap badan bernyanyi dapat dilakukan dengan sikap badan berdiri maupun

duduk dengan posisi tegak, rilek, dan bebas sehingga tidak mengganggu suara
35

2.2.6.1.2 Pernafasan

Pernafasan untuk menghasilkan suara yang indah diperlukan mengatur

pernafasan dengan cara mengambil udara sebanyak banyaknya, ditahan sejenak,

dan dikeluarkan dengan sangat hemat dan penuh kesadaran.

2.2.6.1.3 Pembetukan Suara

Dalam pembentukan suara, suara yang dikeluarkan diolah sedemikian rupa

sehingga dapat menghasilkan suara yang bulat seperti membuka mulut, posisi

lidah lemas dan tidak kaku.

2.2.6.1.4 Resonansi

Dalam bernyanyi resonansi, membuat suara menjadi bergema dengan

memanfaatkan rongga mulut.

2.2.6.1.5 Pengucapan / Artikulasi

Pengucapan / artikulasi lirik lagu yang akan dinyanyikan dengan kata-kata

yang jelas dan pemenggalan kata yang tepat.


36

2.3 Kerangka Berpikir

Kurikulum 2013

Pembelajaran Seni Budaya Sub


Seni Musik

Langkah Pendekatan Apresiasi

Konsep Dasar Apresiasi dan


Proses Apresiasi

Pelaksanaan

Hasil Evaluasi

Bagan 2.1
Alur Kerangka Berpikir
Oleh (Trizky Kandi Amalia)

Kerangka berpikir merupakan suatu pemahaman dan konsep yang

dituliskan secara ringkas.Penyusunan kerangka berpikir dapat diterangkan dalam

bentuk, diagaram, balon teks, diagram, maupun tabel. Bagan diatas adalah

kerangka berpikir dari judul “Penerapan Pendekatan Apesiasi dalam Pembelajaran

Bernyanyi Dua Suara di SMP Yayasan Mardi Rahayu Ungaran”


BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Metode dan Penedekatan Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara kerja atau metode ilmiah yang

memerlukan sistematika dan prosedur yang harus ditempuh dengan tidak

meninggalkan setiap unsur, dan komponen yang diperlukan dalam suatu

penelitian. Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah kualitatif dengan metode

deskriptif.

Menurut Moleong (dalam Ulfa, Marzam, & Wimbrayardi, 2013) menyatakan

bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,

persepsi, motivasi, tindakan, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasapada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Data diperoleh dari wawancara,

dokumentasi dan observasi. Dengan kata lain penelitian deskriptif untuk

memperoleh informasi – informasi dilapangan, dan melihat antara kaitan variabel

– variabel yang ada (Mardalis, 2008).

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif.

Kemudian menguraikan lebih mendalam berdasarkan kondisi – kondisi yang

terjadi di SMP Mardi Rahayu Ungaran, kondisi dan situasi diruang kelas, kondisi

guru maupun peserta didik, serta menjabarkan lebih lanjut kegiatan belajar

mengajar (KBM) dan pelaksanaan pembelajaran bernyanyi dua suara di kelas VII

37
38

khususnya kelas VIIB di SMP Mardi Rahayu Ungaran.Pendekatan apresiasi

adalah upaya yang dilakukan guru agar peserta didik lebih aktif dan kreatif.

Menurut Mulyana(dalam Prasanti, 2018) penelitian kualitatif

bertujuanmempertahankan bentuk dan isi perilaku manusia dan menganalisis

kualitas-kualitasnya,alih-alihmengubahnya menjadi entitas-entitas kuantitatif

Teori yang digunakan untuk membedah dan melakukan penelitian dalam

proses pembelajaran bernyanyi dua suara.Jamalus mengemukakan (1992:13)

bernyanyi adalah “suatu bentuk kegiatan seni untuk mengungkapkan pikiran dan

perasaan manusia melalui suaranya. Selanjutnya menurut teori Joseph (2004: 59)

mengungkapkan ekspresi adalah ungkapan pikiran dan perasaan yangmencangkup

semua nuansa dari tempo, dinamika, dan warna nada dari unsur- unsur pokok

musik, dalam pengelompokkan frase yang diwujudkan oleh pemusik

Teori Banoe (dalam Ridwan, 2016) yang menuturkan bahwa musik adalah

cabang seni yangmembahas dan menetapkan berbagai pola-pola yang dapat

dimengerti dan dipahami manusia. Seni musik ini dapat diungkapkan melalui

unsur-unsur pokok musik seperti irama, nada, melodi, harmoni, struktur lagu serta

ekspresi dalam satukesatuan (Jamalus, 1988),

Unsur – unsur melodi merupakan yang digunakan untuk merespon musik

melalui bernyanyi. Melodi diartikan sebagai rangkaian nada atau bunyi yang

terdengar teratur, berirama untuk mengungkapkan suatu gagasan (Jamalus,

1989:16). Harmoni, menurut Jamalus, (1989:30) diartikan sebagai keselarasan

pada bagian- bagian lagu yang dinyanyikan bersamasama, sehingga terdengar

suara yang harmonis. Sedangkan ekspresi diartikan sebagai ungkapan perasaan


39

dan pikiran yang diwujudkan pencipta lagu untuk kemudian disampaikan kepada

pendengar yang cukup tempo, dinamik, dan unsur pokok musik.

Lalu menurut Regelski(Utomo, 2013) mengemukakan bahwa pembelajaran

seni musik berbasis action learning merupakan bentuk pembelajaran yang

merujuk pada suatu aktivitas learning by doing yang artinya siswa ikut terlibat

secara langsung. Kegiatan pengalaman musik terdiri atas: (1) mendengarkan

musik, (2) bernyanyi, (3) bermain musik, (4) bergerak mengikuti musik, dan (5)

membaca musik (Jamalus, 1988).

Hamalik (dalam Arismunandar, Ismawan, & Fitri, 2016) mengemukakan

bahwa “Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yangsaling

mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran progresif dan interprestatif.

Berdasarkan dari berbagai penelitian dibidang pedagogik menurut Trillling &

Fadel (2009) menjelaskan bahwa pembelajaran abad 21 harus berfokus pada

empat keterampilan inti diantaranya adalah berfikir kritis dan pemecahan masalah

(critical thinking and problem solving), kemampuan berkomunikasi

(communication), kemampuan berkolaborasi (colloboration), dan kemampuan

mencipta sesatu yang baru (creativity). Selain itu menurut setidaknya minimal ada

tiga tugas yang harusdilaksanakan guru berkaitan dengan kompetensi pedagogik

diantaranya adalah merencanakan pembelajaran, mengimplementasikan rencana

pembelajaran, dan mengevaluasi pembelajaran (Alawiyah, 2013)

Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi kasus.Menurut Arikunto

(dalam Ikut, 2019:185)mengemukakan bahwa penelitian studi kasus adalah


40

penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci dan mendalam terhadap suatu

organisasi, lembaga atau gejala tertentu. Ditinjau dari wilayahnya, maka

penelitian kasus hanya meliputi daerah atau subjek yang sangat sempit.Tetapi

ditinjau dari sifat penelitian, penelitian studi kasus lebih mendalam.SMP Mardi

Rahayu Ungaran memperoleh banyak prestasidi bidang akademik maupun non

akademik baik di tingkat lokal, provinsi bahkan nasional, terdapat prestasi –

prestasidi SMP Mardi Rahayu Ungaran baik akademik dan non-akademik. Salah

satunya prestasi non-akademik dalam bidang seni yang pernah dijuarai yaitu vocal

group tingkat kabupaten/kota.Hal tersebut mencerminkan minat peserta didik

yang cukup tinggi dalam aktivitas musik karena faktor guru pengampu mata

pelajaran seni budaya yang cukup inovatif. Dengan menggunakan pendekatan

apresiasi dikelas dapat membatu siswa dalam berapresiasi dan

berekspresi.Penerapan pendekatan yang dlakukan oleh guru pengampu dapat

dijadikan “kasus” untuk diteliti mengapa itu bisa terjadi. Penerapan pendekatan ini

disesuaikan dengan tujuan penelitian ini yaitu mengetahui tentang Penerapan

Pendekatan Apesiasi dalam Pembelajaran Bernyanyi Dua Suara di SMP Yayasan

Mardi Rahayu Ungaran.

3.2 Lokasi dan Sasaran Penelitian


3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini di lakukan di SMP Yayasan Mardi Rahayu yang beralamat di

Jalan Diponegoro No.741, Sembungan, Ungaran, Kecamatan Ungaran Barat,

Semarang, Jawa Tengah 50511.

3.2.2 Sasaran Penelitian


41

Sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan, sasaran penelitian ini

adalah (1) guru pengajar Seni Budaya dan Keterampilan oleh Bapak Tendian

Febriagazzi sebagai subjek penelitian, dan(2)Objek penelitian ini yaitu

bagaimanaPenerapan Pendekatan pesiasi dalam Pembelajaran Bernyanyi Dua

Suara di SMP Yayasan Mardi Rahayu Ungaran.

3.3 Sumber Data

Untuk memperoleh data atau informasi yang diperlukan maka ditentukan

sumber data atau informasi yang berasal dari narasumber yang dipandang

memiliki pengetahuan dan wawasan yang memadahi tentang informasiyang

diperlukan.Narasumber yang dimaksud adalah kepala sekolah, guru Seni Budaya

SMP Mardi Rahayu Ungaran, peserta didik (siswa/siswi) kelas VIIB, dan bagian

TU, lalu yang menjadi instrumen utama adalah peneliti itu sendiri.Peneliti sebagai

instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti siap melakukan penelitian

yang selanjutnya terjun ke lapangan.Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen

meliputi valiadasi terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan

wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti unuk memasuki objek

penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya.Yang melakukan validasi

adalah peneliti itu sendiri, melalui evaluasi diri seberapa jauh pemahaman

terhadap metode kualitatif, penguasaan teori dan wawasan terhadap bidang yang

diteliti, serta kesiapan dan bekal memasuki lapangan menurut (Sugiyono, 2013).

3.4 Teknik Pengumpulan Data


42

Berdasarkan sumbernya data digolongkan menjadi dua, yaitu data primer dan

data sekunder.Data primer didapatkan oleh peneliti sesuai dengan keperluannya di

lapangan, data primer disebut juga dengan data asli atau data baru, sedangkan data

sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber yang sudah ada, biasanya

dari perpustakaan, laporan penelitian sebelumnya, internet, dll. Data primer dapat

diperoleh melalui wawancara, kuesioner, maupun observasi, sedangkan data

sekunder dapat diperoleh melalui telaah literatur menurut(Hasan, 2012 : 33). Jenis

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer karena peneliti secara

aktif berinteraksi dengan subjek. Proses pengumpulan data dapat diubah dan hal

tersebut bergantung pada situasi. Peneliti bebas menggunakan intuisi dan dapat

memutuskan bagaimana merumuskan pertanyaan atau bagaimana melakukan

pengamatan.Individu yang diteliti dapat diberi kesempatan agar secara sukarela

memberikan gagasan, presepsinya dan malah berpartisipasi dalam analisis data,

(Moleong, 2016).Peneliti menggunakan pemikiran medalam dan ilmiah dalam

penyususunan karya ilmiah.Teknik yang digunakan dalam pengambilan data

yakni dengan observasi, wawancara, dan teknik dokumentasi.

Untuk memproleh data yang lengkap, maka peneliti memilih teknik yaitu :

3.4.1 Observasi

Sebelum penelitian, peneliti terlebih dahulu mendatangi lokasi penelitian yaitu

di SMP Mardi Rahayu Ungaran yaitudengan cara mengamati situasi, kondisi serta

proses pembelajaran seni musik di kelas dengan tujuan untuk mengetahui

bagaimana interaksi antara guru dan peserta didik sertakegiatanpembelajaran seni

budaya sub seni musik yang meliputi metode yang digunakan oleh guru saat
43

mengajarkan pelajaran bernyanyi dua suara kepada siswa, pembelajaran seperti

apa yang digunakan oleh guru dalam mengajar.Dalam penelitian ini peneliti

berperan sebagai subjek utama (observator) dengan tujuan untuk mengetahui

bagaimana penggunaa pendekatan apresiasidalam pembelajaran bernyanyi dua

suara di SMP Mardi Rahayu Ungaran.

Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi partisipatif

dikutip dari Susan Stainback 1988 (Sugiyono, 2013) menjelaskan “In participant

observation, the researcher observes what people do, listen to what they say, and

participates in their activities” observasi partisipatif, peneliti mengamati apa yang

dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi

dalam aktivitas mereka guna mendapatakan data melalui narasumber.

Dalam observasi partisipatif peneliti mengambil data dengan mengamati,

berpartispasi, dan mendegarkan seluruh serangkaian kegiatan yang dilakukanoleh

guru dan peserta didik dari awal sampai akhir pembelajaran didalam kelas, dan ini

dilakukan selama pertemuan berlangsung di SMP Mardi Rahayu Ungaran.

3.4.2 Wawancara (Interview)

Wawancara merupakan pengumpulan data dengan cara menanyai informan

secara langsung untukmendapatkan informasi dan data terkait dengan karya

ilmiah peneliti. Menurut Esterberg (dalam Sugiyono, 2013)mengemukakan

beberapa macam – macam wawancara yaitu (1) wawancara terstruktur (2)

semierstruktur (3) tidak terstruktur.

Adapun langkah – langkah wawancara menurut lincoln dan Guba yang dikutip

Sanipiah Faisal (dalam Sugiyono, 2013)yaitu (1) menetapkan kepada siapa


44

wawancara itu akan dilakukan (2) menyiapkan pokok – pokok masalah yang akan

menjadi bahan pembicaraan (3) mengawali atau membuka alur wawancara (4)

melangsungkan alur wawancara (5) mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara

dan mengakhirinya (6) menuliskan hasil wawancara kedalam catatan lapangan (7)

mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh.

Peneliti memilih wawancara semiterstruktur karena wawancara jenis ini adalah

untuk menemukan permasalahan lebih terbuka, dimana pihak yang diajak

wawancara dimintai pendapat dan ide – idenya. Dalam melakukan wawancara,

peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan perlu mencatat apa yang

dikemukakan oleh informan.Peneliti melakukan wawancara dengan guru seni

budaya sub seni musik SMP Mardi Rahayu Ungaran sebagai informan utama,

selain itu peneliti melakukan wawancara dengan beberapa peneliti sebagai

pelengkap data penelitian. Pertanyaan yang digunakan untuk wawancara adalah

penggunaan penedekatan apresiasi dalam pembelajaran bernyanyi dua suara,

namun pertanyaan-pertanyaan tersebut mungkin akan berkembang dalam

pelaksanaan wawancara sesuai dengan pokok bahasan yang akan di teliti. Tujuan

wawancara terhadap siswa khususnya kelas VIIBsupaya peneliti mengetahui

kesesuaian antara perencanaan pembelajaran dengan pelaksanaannya saat di

dalam kelas.

3.4.3 Teknik Dokumentasi

Menurut (Sugiyono, 2013)dokumen merupakan catatan peristiwa yang

mudah berlalu.Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya – karya,

monumental dari seseorang.Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan


45

harian, sejarah kehidupan life histories, cariter, biografi, peraturan, kebijakan.

Dokumen yang berbentuk gambar misalnya, foto, gambar hidup, sketsa, dan lain –

lain. Lalu, dokumen yang berbentuk karya misalnya, karya seni yang dapat berupa

gambar, patung, film, dan lain - lain.

Dalam penelitian ini, peneliti memperoleh dokumentasi sebagai alat

pelengkap pengambilan data penelitian, yaitu berupa foto-foto pelaksanaan

pembelajaran, foto – foto pendekatan apresiasi , video pelaksanaan pembelajaran

apresiasi, dan perangkat pembelajaran yang digunakkan oleh guru pengampu mata

pelajaran seni budaya sub seni musik.

3.5 Teknik Keabsahan Data

Menurut Alwasilah (dalam Asmarani, 2018)menjelaskan bahwa “tantangan

bagi segala jenis penelitian pada akhirnya adalah terwujudnya produksi ilmu

pengetahuan yang valid, sahih, benar dan beretika”. Lebih lanjut Alwasilah

menegaskan bahwa kebenaran atau validitas harus dirasakan merupakan tuntutan

yang terdiri dari tiga hal “yakni: 1) deskriptif, 2) interpretasi, dan 3) teori dalam

penelitian kualitatif”. Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik

pemeriksaaan.

Selain itu, dalam keabsahan data ini juga dilakukan proses triangulasi.

Dalamteknik pengumpulan data menurut Sugiyono (dalam Asmarani,

2018)triangulasi diartikan sebagai teknik yang bersifat menggabungkan dari

berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Dalam hal ini,

Susan Stainback (1988) menyatakan bahwa “the aim is not to determine the truth

about some social phenomenom, rather the purpose of triangulation is to increase


46

one’s understanding of what ever is being investigated”. Tujuan dari tiangulasi

bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada

peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan, pernyataan

dari Sugiyono(dalam Asmarani, 2018). Menurut Moleong (dalam Laksono,

2011 :330-331)mengutarakan hal itu dapat dicapai dengan jalan: (1)

membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara; (2)

membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang

dikatakannyasecara pribadi; (3) membandingkan apa yang dikatakan orang-orang

tentang situasi penelitian dengan apa yang dikataannya sepanjang waktu; (4)

membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan

pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau

tinggi, orang berada, orang pemerintahan; (5) membandingkan hasil wawancara

dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data

yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti

menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam dan dokumentasi

untuk sumber data yang sama dan serempak. Tujuan dari triangulasi adalah untuk

mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama,

Sugiyono (dalam Asmarani, 2018:330).

Terdapat dua jenis triangulasi, yaitu triangulasi teknik dan triangulasi

sumber.Triangulasi teknik berarti peneliti menggunakkan teknik pengumpulan

data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti

menggunakkan metode observasi partisipatif di sekolah SMP Mardi Rahayu,


47

wawancara mendalam dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara

serempak. Pada penelitian ini peneliti melakukan teknik pemeriksaan data yaitu

dengan cara membandingan antara hasil observasi, wawancara dan dokumentasi

dari sumber yang sama yaitu: (1) peneliti melakukan observasi pembelajaran

dengan guru berkaitan dengan proses pembelajaran, (2) peneliti melakukan

wawancara dengan guru tentang metode pembelajaran yang digunakkan tentang

pelaksanaan pembelajaran vokal dua suaramelalui pendekatan apresiasi, dan (3)

peneliti mengambil dokumentasi dan video dalam proses pembelajaran bernyanyi

dengan dua suara.

Selanjutnya adalah triangulasi sumber. Triangulasi sumber dilakukan

dengancara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber dengan

teknik yang sama menurut Sugiyono(dalam Ikut, 2019). Dari beberapa sumber,

data dideskripsikan, dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang

berbeda, dan mana spesifik dari sumber data tersebut. Pada triangulasi sumber ini,

peneliti melakukan pengumpulan data dengan guru pengajar dan tiga siswa

melalui wawancara mendalam penerapan pendekatan apresiasi dalam

pembelajaran bernyanyi dua suara di SMP Mardi Rahayu Ungara


48

3.6 Teknik Analisis Data

Teori Bogdan yang dikutip (dalam Sugiyono, 2013)menjelaskan bahwa analisis

data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh

dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan – bahan lain, sehingga mudah

dipahami, dan temuan dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data

dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung,

dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat

wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang

diwawancarai setelah dianalisis dan dirasa belum memuaskan maka peneliti


49

akanmelanjutkan pertanyaan lagi sampai tahap tertentu, hingga diperoleh data

yang kredibel. Menurut Miles and Huberman (dalam Sugiyono,

2013)mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan

secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga

datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data kualitatif yaitu data reduction,

data display, dan conclusion drawing/verivication.

3.6.1 Reduksi data


Menurut (Sugiyono, 2013) data yang diperoleh dari lapangan cukup banyak,

untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, makin

lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data yang diterima akan bertambah,

kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui

reduksi data.Mereduksi data berarti merangkum, memiih hal – hal yang pokok,

memfokuskan pada hal – hal yang penting, dicari tema dan polanya dan

membuang yang tak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

3.6.2 Penyajian Data / Data Display

Menurut (Sugiyono, 2013) setelah mereduksi data, maka langkah selanjutnya

adalah menampilkan.Jika dalam penelitian kuantitatif penyajian data dapat berupa

tabel, grafik, phie chart, pictogram, dan sejeisnya.

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa berupa uraian singkat, bagan,

hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.Menurut Miles dan Huberman

(dalamSugiyono, 2013) menyatakan yang paling sering digunakan untuk


50

menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat

naratif.

3.6.3 Menarik Kesimpulan / Verifikasi

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and

Huberman dalam (Sugiyono, 2013) adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah

bila tidak ditemukan bukti – bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan

data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal

didukung oleh bukti – bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke

lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan

kesimpulan yang kredibel.


BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini terdiri dari dua bagian yang pertama mengenai gambaran

umum lokasi penelitian dan yang kedua adalah pembahasan penerapan

apresiasi dalam pembelajaran bernyanyi dua suara di SMP Mardi Rahayu

Ungaran.

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Letak Geografis SMP Mardi Rahayu Ungaran

SMP Mardi Rahayu merupakan sekolah swasta katolik yayasan

Santa Maria milik kongergasi suster - suster Abdi Kristus Ungaran yang

berdiri pada tanggal 22 Juni 1983.Pada awal berdirinya yaitu tahun

pelajaran 1983/1984 kegiatan belajar megajar dilaksanakan disalah satu

gedung milik biara Kongergasi Abdi Kristus Ungaran.Pada masa itu,

yayasan tersebut hanya membuka satu kelas saja.Lalu pada bulan Juli

1984 gedung sekolah sudah bertambah yakni dengan ruang kelas selesai

dibangun, sehingga tahun ajaran 1984/1985 SMP Mardi Rahayu Ungaran

dapat menerima peserta didik baru. Dengan demikian jumlah kelas sudah

bertambah menjadi dua yakni kelas 1 dan kelas 2.Pada awal tahun ajaran

1989/1990 bangunan gedung baru sudah bertambah, dan jumlah kelas

bertambah menjadi kelas satu, dua, dan tiga. Hingga pada akhirnya,

tanggal 21 Mei 1987SMP Mardi Rahayu Ungaran disahkanmelalui SK

Mendikbud RI Nomor.881/I.03/I.87.

51
52

No. Kelas Jumlah Peserta Didik


1. VII 95
2. VIII 89
3. IX 115
Jumlah 299 Siswa

Tabel 4.1
Jumlah Peserta Didik SMP Mardi Rahayu Ungaran.
(Hasil Observasi : Trizky Kandi Amalia, Oktober 2019)

Tabel tersebut menjelaskan bahwa pada tahun ajaran2019/2020

infrastruktur sudah mulai berkembanghal tersebut dapat ditinjau dari

bertambahnyajumlah ruang kelas menjadidua belas ruang kelas dengan

rombongan belajar yang terdiri dari 4 kelas untuk setiap tingkatan baik

kelas VII, VIII maupun kelas IX.

Gambar 4.1
SMP Mardi Rahayu Ungaran
(Hasil Observasi : Amalia, Oktober 2019)
Saat ini SMP Mardi Rahayu Ungaranmerupakan sekolah terakreditasi

A yang berada dipusat aktivitas Kecamatan Ungaran Barat tepatnya berada


53

di pinggir jalan provinsi yang beralamatkan di Jalan Diponegoro No.741,

Sembungan dengan luas tanah 3,904M2 dan bangunan yang terdiri dari dua

lantai yang dikelilingi oleh pertokoan, rumah penduduk dan bangunan

sekolah lain.Bagian sebrang SMP Mardi Rahayu Ungaran banyak terdapat

pertokoan antara lain toko Anterah yang menjual segala macam

termasukkebutuhansekolah. Setelah itu jarak 100 meter dari SMP Mardi

Rahayu Ungaran terdapat SMA 1 Ungaran dan Gereja Kristus Raja yang

biasa digunakan untuk tempat beribadah.

Berdasarkan penjelasan diatas maka SMP Mardi Rahayu Ungaran

memiliki letak yang strategis dan memiliki lingkungan sekitar yang baik

sehingga dapat membantu menunjang kebutuhan sekolah peserta didik

yang membuat siswa lebih semangat mengikuti proses pembelajaran

karena lingkungan sosial dan ekonomi yang baik.

4.1.2 Tenaga Pengajar

SMP Mardi Rahayu Ungaran pada tahun pelajaran 2019/2020

memiliki 19 tenaga pengajar. Salah satudiantaranya mengampu mata

pelajaran seni budaya, yakni Bapak Tendian Febriagazi selaku guru tidak

tetap (GTT) yang mengajar mata pelajaran seni budaya diSMP Mardi

Rahayu Ungaran.
54

Gambar 4.2
Tendian Febriagazzi selaku guru pengampu mata pelajaran seni budaya
(Hasil Observasi : Amalia, Oktober 2019)
4.1.3 Sarana dan Prasarana SMP Mardi Rahayu

Sarana dan prasarana merupakan fasilitas yang ada di SMP Yayasan

Mardi Rahayu Ungaran yang disediakan untuk menunjang selama kegiatan

belajar mengajar berlangsung. Sarana yang ada meliputi meja, kursi, LCD,

proyektor, CCTV, speaker, papan absen, whiteboard, perlengkapan

kegiatan peraga pendidikan, perlengkapan kegiatan pramuka, peralaatan

olahraga, komputer, dan peralatan ekstrakurikuler lainnya.

SMP Mardi Rahayu Ungaran juga memiliki prasarana untuk

mendukung sarana guna menunjang pembelajaran disekolah seperti

lapangan upacara, laboratorium IPA, laboratorium bahasa, laboratorium

komputer, kantin, ruang kepala sekolah, ruang tata usaha, ruang OSIS,

perpustakaan, ruang kesenian, dan koperasi.


55

Gambar 4.3
Sarana dan Prasarana SMP Mardi Rahayu Ungaran
(Hasil Observasi : Amalia, Oktober 2019)

4.2 Penerapan Pendekatan Apresiasi dalam Pembelajaran Bernyanyi Dua

Suara di SMP Yayasan Mardi Rahayu Ungaran

Penerapan pendekatan apresiasi dalam pembelajaran bernyanyi dua

suara di SMPMardi Rahayu Ungaranmerupakan salah satu cara guru

melatih sensitivitas dan kepekaan siswa. Dalam melatih kepekaan siswa

hanya dengan mendengarkan tidaklah cukup namun perlu suatu

pengembangan supaya menuju tingkat yang lebih lanjut. Tahapan

mendengarkan merupakan pendekatan pertama yang dilakukan oleh guru

supaya tujuan pembelajaran seni tercapai, hal ini seperti dengan

pernyataanMiller (dalam Sa’dullah, 2016:12-15) mengungkapkan

pendekatan auditori secara sederhana berarti mempelajari musik dengan

cara mendengarkannya, karena musik pada hakikatnya adalah kesenian

auditori yaitu medium bunyi, pendekatan adalah jauh lebih penting dalam

mencapai apresiasi musik, maka dapat dikatakan bahwa medium bunyi


56

untuk menstimulus pendengaran siswa supaya melatih konsentrasi

terhadap apa yang didengar.

Melalui pendekatan auditori yaitu dengan cara memperdengarkan

audio pada siswakelas VIIB, maka siswa dapat mengumpulkan informasi,

dan menuliskan gagasan berdasarkan apa yang peserta didik rasakan.

Berdasarkan penjelasan diatas, apresiasi dapat dijadikan sebagai

penghantar dalam kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran seni

budaya sub seni musik khususnya dalam bernyanyi dua suara.Hal tersebut

seperti pernyataan Read yang dikutip Soebandi (dalam Wiyono,

Ismunandar, & Asfar, 2016) menyatakan bahwa “seni sebagai bagian dari

wilayah pembelajaran perlu dikembangkan melalui pembelajaran

apresiasi.

Sebelum dilaksanakannya pembelajaran bernyanyi dua suara dengan

menerapkanpendekatan apresiasi terdapat langkah – langkah maupun tahapan yang

perlu diperhatikan guru guna kelancaran dan kesuksesanKBM dikelas yang terdiri

dari tahapan perencanaan, tahapan pelaksanaan, dan tahapan penilaian dengan

memperhatikan ketentuan Kurikulum 2013, seperti yang dikemukakan Hamalik

(dalam Arismunandar, Ismawan, & Fitri, 2016) mengemukakan bahwa

“Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yangsaling

mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran progresif dan interprestatif.

4.2.1 Tahap Perencaaan Pembelajaran


57

Adapun yang perlu dipersiapkan guru seni budaya sub seni musik SMP

Mardi Rahayu Ungaran didalam kelas yaitu mengembangkan silabus,

menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), melakukan

penilaian dan evaluasi pada siswa.

4.2.1.1 Mengembangkan Silabus

Silabus merupakan ikhtisar, pokok – pokok yang menjelaskan secara

garis besar kompetensi inti dan kompetensi dasar rencana pelajaran sesuai

acuan Kurikulum 2013.Permendikbud No.22 tahun 2016 menjelaskan

silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap

bahan kajian mata pelajaran yang terdiri dari beberapa komponen yaitu

identitas mata pelajaran, identitas sekolah, kompetensi inti, kompetensi

dasar, tema, materi pokok, pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan

sumber belajar.

Dalam mengembangkan silabus terdapat beberapa aspek yang perlu

diperhatikan guru pengampu mata pelajaran seni budaya antara kesesuaian

materi dan pendekatan yang diterapkan. Pendekatan apresiasi adalah upaya

yang dilakukan guru agar peserta didik lebih aktif dan kreatif, hal tersebut

seperti yang dikatakan oleh Bapak Tendian Febriagazi selaku guru seni

budaya pada saat wawancara :

Dalam serangkaian pelaksanaan pembelajaran menyanyi lebih dari satu


suara. Apresiasi merupakan metode atau langkah - langkah yang saya
gunakan untuk mengembangkan sensitivitas atau kepekaan seni musik pada
siswa walaupun pada kenyatannya dikelas dalam berlatih menyanyi siswa
tidak begitu paham tentang apresiasi namun apresiasi merupakan salah satu
komponen juga yang tak bisa dilepaskan dari mata pelajaran seni budaya dan
standar kompetensi di dalam Kurikulum 2013 yang perlu dikembangkan.
58

4.2.1.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun dan dirancang

berdasarkan silabus yang telah dikembangkan oleh guru sebelumnya. RPP

bersifat sistematis dan kondisional berisi komponen-komponen yang telah

ditetapkan pemerintah dalam kurikulum 2013. Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang digunakan oleh guru seni budaya sub seni musik

budaya SMP Mardi Rahayu Ungaran dapat dilihat pada lampiran 7

halaman 128.telah dirancang

4.2.1.3 Mempersiapkan Media Pembelajaran

. Guru menggunakan bantuan media audio yang hanya mengeluarkan suara

saja. Media audio merupakan sarana yang digunakan guru supaya pembelajaran

lebih menarik perhatian siswa selain itu penggunaan media audio supaya siswa

lebih konsentrasi, fokus dengan apa yang didengar selain itu diharapkan dapat

meningkatkan sensitivitas, seperti yang diemukakan Rossi dan Breidle (dalam

Gunawan & Suryani, 2013) yang menyatakan “media pembelajaran adalah

seluruh alat dan bahan yang dapat di pakai untuk tujuan pendidikan, seperti radio,

televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya”.

4.2.1.3.4 Materi

Bapak Tendian selaku guru pengampu mata pelajaran seni buadaya sub

seni musik telah mempersiapkan satu macam lagu yang telah diarransir

sendiri. Lagu tersebut diarransir secara sederhana setelah itu dibagikan

pada siswa berupa partitur vokal dua suara dengan judul Mozart’s Cradle

Song yang sebelumnya lirik lagu tersebut menggunakan bahasa inggris


59

lalu diterjemahkan oleh bapak Tendian Febriagazi kedalam lirik lagu

bahasa indonesia.

4.2.1.5 Penilaian

Dalam melakuakan penilaian guru memperhatikan tiga aspek yang menentukan

hasil belajar siswa dan tolok ukur penilaian seperti yang telah dikemukakan

(Zufriady, 2017) bahwa domain penilaian dalam K13 meliputi domain spiritual,

sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Secara lebih umum dapat

dikategorikan menjadi tiga domain yaitu kognitif (pengetahuan), afektif (sikap

sosial dan spiritual), dan psikomotor (keterampilan).

Maka dalam mata pelajaran seni budaya sub seni musik guru

melakukan dua cara pengambilan nilai yakni test keterampilan dan test

tertulis. Test tertulis dapat dikatakan sebagai (ulangan harian) atau

pengayaan dilaksanakan pada akhir pertemuan.

Tes praktik merupakan sebuah tes unjuk keterampilan yang ditampilkan

oleh siswa.Dalam penilaian guru membagi beberapa kelompok

berdasarkan daftar peserta didik siswa, untuk pengamatan unjuk

keterampilan yang dinilai yaitu tekhnik, kesiapan siswa, dan sikap

apresiatif yang telah dida.Materi lagu yang digunakan untuk penilaian

keterampilan bapak Tendian Febriagazzi memilih lagu Mozart’s Cradle

Song.

4.2.2 Tahap Pelaksanaan Pembelajaran

Dalam tahap pelaksanaan pembelajaran guru mulai menerapkan

perencanaan dan rancangan yang telah disusun dalam RPP. Berdasarkan pada
60

pokok permasalahan peneliti akan menguraikan bagaimana proses pembelajaran

yang dilakukan antara guru dan peserta didik terkait dengan judul Penerapan

Pendekatan Apresiasi dalam Pembelajaran Bernyanyi Dua Suara di SMP Yayasan

Mardi Rahayu Ungaran.

. Terdapat tiga kegiatan dalam pelaksanaan pembelajaran yakni kegiatan

awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

1) Pengamatan pertama

Kegiatan pembelajaran pada pengamatan pertama akan diuraikan sebagai

berkut :

(a) Kegiatan Pendahuluan

Diawal pembelajaran guru bersama dengan peserta didik berdoa untuk

mengawali pelajaran, setelah itu mengucap salam. Selain membuka

pelajaran dengan salam guru memberikan motivasi supaya peserta didik

lebih semangat dan terpacu mengikuti pelajaran selanjutnya.Hal ini sejalan

dengan pernyataan Hasibuan, Ibrahim, dan Toenlioe, (dalam Asmarani,

2018:29) bahwa dalam kegiatan pendahuluan, tugas guru bukan hanya

sekedar membuka pembelajaran melainkan menciptakan kenyamanan dan

ketertarikan serta kesiapan bagi peserta didik untuk memulai kegiatan

pembelajaran agar peserta didik dapat fokus belajar.

1. Guru memberikan acuan yang akan dipelajari sebelum masuk ke materi

Langkah awal Kegiatan selanjutnya yang dilakukan oleh guru adalah

memberikan acuan pada siswa. Memberikan acuan merupakan upaya guru

dalam memberikan gambaran umum tentang materi yang akan dipelajari


61

dan kegiatan apa saja yang akan dilakukan selanjutnya.Guru memberikan

acuan melalui penyampaian judul dan tujuan pembelajaran sesuai dengan

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dibuat, kemudian

guru menyampaikan cakupan materi secara umum mengenai bernyanyi

dua suara dan juga menyampaikan untuk penilaian unjuk keterampilan

(praktek) untuk dipersiapkan sebaik mungkin. Hal tersebut diberitahukan

pada awal pelajaran supaya siswa termotivasi dan ada persiapan.

2. Guru mempersiapkan kondisi kesiapan siswa sebelum memasuki tahapan

apresiasi

Gambar 4.4
Guru mempersiapkan kondisi kesiapan siswa supaya lebih kondusif
(Hasil observasi : Amalia, Oktober 2019)
Gambar tersebut menjelaskan bahwa sebelum memasuki tahap

mendengarkan guru memusatkan perhatian siswa dengan mengkondisikan

siswa dan suasana kelas terlebih dahulu supaya kelas lebih tenang dan

kondusif sehingga siswa dapat menikmati apa yang akan didengarnya.

Setelah itu siswa diminta untuk lebih rileks dan santai.hal ini seperti yang

dikemukakan Wadiyo (dalam Sa’dullah, 2016:75) bahwa tahap


62

penikmatan merupakan tahap dari apresiasi dimana didalam tahap ini

adalah masih awal dari bagian mendengarkan.

(b) Kegiatan Inti

Seperti yang dikemukakan Mahanani (dalam Asmarani,

2018:29)bahwa kegiatan inti merupakan kegiatan paling utama

pembelajaran yang menuntun peserta didik untuk lebih mengembangkan

kreatifitas secara aktif melalui kegiatan yang menarik perhatian sehingga

peserta didik lebih tertantang untuk melakukan hal yang mereka senangi

dan kuasai namun tetap dalam batas.Berikut akan diuraikan hasil

pengamatan pertama pada kegiatan inti.

Guru mulai memasuki tahap – tahap penerapan apresiasi dalam

pembelajaran bernyanyi dua suara yang akan diuraikan sebagai berikut :

1. Siswa memasuki tahap mendengarkan secara menikmati

Guru mulai memutarkan Mozart’s Cradle Song menggunakan speaker

aktif. Lagu diputar dengan volume sedang atau medium.Komponen yang

terdapat pada lagu tersebut terdiri dari vokal dan instrumen piano sebagai

piano pengiring. Dalam hal ini guru hanya memberi kesempatan

pengulangan atau pemutaran Mozart’s Cradle Song sebanyak dua kali

guna menghemat waktu pembelajaran dan efektivitas pembelajaran.

Kemudian guru menginstruksikan siswa untuk mendengarkan lagu

tersebut dan merasakannya.Hal tersebut seperti yang dikemukakan Bapak

Tendian dilapangan :

Melalui pengamatan saya pada saatmendengarkan secara menikmatipeserta


didiksudah mulai merasakan keindahan Mozart’s Cradle Song dengan
63

mengangguk – angguk menikmati iramanya, melodinya, serta merasakan


sensasi yang terkandung dalam musik lagu Mozart’s Cradle Song.

Meskipun hanya sekedar menikmati siswa sudah mulai memiliki

gambaran atau pandangan tentang gaya (style) dan keindahan mengenai

lagu tersebut.Hal ini seperti yang dikemukakan Miller (dalam Sa’dullah,

2016) bahwa mendengarkan untuk menikmati dituntut suatu tingkat

perhatian yanglebih besar. Disini pendengar hanya untuk mencapai

kesenangan dari kesadaran untuk mencari keindahan bunyi.

2. Guru memberikan penjelasan tentang sikap apresiatif kepada peserta didik

dalam menghargai karya musik

Miller (dalam Sa’dullah, 2016)mengemukakan bahwa untuk dapat

menghargaikarya seni tentu saja terlebih dahulu harus dapat melihat

kebaikannya, nilainya, manfaatnya serta dapat merasakan pengaruh karya

seni tersebut kedalam jiwa kita.

Salah satu upaya guru supaya siswa memliki orientasi terhadap bentuk

penghargaan ada kalanya guru memeberikan suatu motivasi atau gambaran

mengenai memaknai dan cara menghargai suatu karya musik dan guru

melibatkan peserta didik mendengarkan penjelasan mengenaiapresiasi

karya seni musik. Halini seperti yang disampaikan pada saat wawncara

oleh Bapak Tendian Febriagazzi:

Karena saya mengajar mata pelajaran seni budaya maka suatu dorongan atau
arahan yang saya berikan pada siswa tidak terlepas dari pengalaman hidup saya
yang telah saya dapat ketika menimba ilmu. Saya mengatakan pada siswa apa
yang melekat pada diri kita adalah pemberian Tuhan sudah sepatutnya untuk
dijaga dan menghargai ciptaan-Nya. Seperti halnya ketika menyanyi kita harus
sadar betul bahwa yang menjadikan kita bisa bernyanyi karena berfungsinya
64

pita suara, jika kita tidak mempergunakan dan tidak menjaga pita suara dengan
baik maka sama saja kita tidak menghargai karuniaNya.

3. Guru memusatkan kembali perhatian siswa

Pada tahap ini kepekaan siswa dalam mendengarkan musik perlu

dikembangkan lebih lanjut, siswa tidak hanya menikmati keindahan lagu

yang diperdengarkan, namun siswa diminta untuk mendengarkan melalui

sudut pandang yang berbeda supaya siswa dapat menghayati,

mendeskripsikan, mengidentifikasi, serta mengumpulkan informasi yang

terdpat Mozart’s Cradle Song.

Gambar 4.5
Guru memusatkan perhatian siswa
(Hasil observasi : Amalia, Oktober 2019)

Gambar tersebut menjelaskan sebelum mendengarkan secara perspektif

gurumengkondisikan dan memusatkan perhatian siswa kembali supaya

perhatian siswa fokus dengan apa yang akan didengar seperti yang

dikemukakakn Miller (dalam Sa’dullah, 2016). Syarat pertama untuk


65

mendengarkan secara penuh pengertian adalah perhatian.Ini penting sekali

bahwa anda harus belajar konsentrasi kepada musik, karena sebelum

sikap-sikap itu diperoleh tidaklah mudah untuk mengembangkan

kebiasaan konsentrasi.

4. Mendengarkan secara perspektif

Pada tahap ini siswa tidak hanya sekedar medengarkan musik saja

namun disertai dengan mengidentifikasi lagu tersebut.Seperti yang

dikemukakan Miller (dalam Sa’dullah, 2016) cara mendengarkan secara

perspektif musik ini lebih daripada yang lain, yang membawa kepada

apresiasi sebenarnya. Apresiasi musik dalam pengertian ini berarti

mengetahui untuk apa mendengarkan, memahami apa yang didengar, dan

oleh sebab itu memiliki dasar-dasar obyektif untuk mengalami seni

musikal.

Pengulangan Mozart’s Cradle Song sebanyak dua kali. Apabila hanya

diputar sekali siswa tidak dapat menjelajahi lagu tersebut hal ini untuk

megembangkan pola pikir siswa sehingga memahami sedikit demi sedikit

apa yang didengar. Tujuan dari pengulangan audio dilakukan guru supaya

siswa menjadi lebih familiar dengan lagu tersebut, karena menuurt Miller

(dalam Sa’dullah, 2016) mengemukakan merupakan mendengarkan musik

secara berulang-ulang membawa kepada pengenalan, untuk mecapai

apresiasi anda tidak dapat bergabung semata-mata dengan kepada

komposisi yang sudah dikenal saja. Sebab hal itu akan menghilangkan
66

kepuasan yang dapat anda peroleh dari penjelajahan terhadap musik baru

serta memperluas wawasan-wawasan musikal.

Pengulangan lagu pertama siswa diminta untuk mendengarkan dengan

menggunakan daya imajinasi siswa. Disaat siswa tengah mendengarkan

lagu Mozart’s Cradle Song guru memberikan gambaran mengenai

harmonisasi, dinamika, dan yang terkait dengan segala bentuk unsur –

unsur musik serta pesan dan kesan apa yang terkandung dalam lagu

Mozart’s Cradle Song. Sembarimenjelaskan guru memberikan intruksi

pada peserta didik untuk mencoba mengidentifikasi, mendeskripsikan

tentang pesan atau kesan yang terkandung pada lagu tersebut apakahlagu

tersebut ekspresif, megah, bersemangat, syahdu, sedih.

5. Siswa mendengarkan musik melalui perspektif menghayati

Pengulangan lagu kedua siswa diminta untuk mendengarkan dengan

perspektif menghayati. Menghayati diperlukan konsentrasi dan fokus

sehingga mengakibatkan siswa dapat menuliskan gagasan, menysunnya ke

dalam buku tentang apa yang didengar dapat berupa point penting dan

menyimpannya dalam pikiran siswa sehingga apabila guru bertanya siswa

dapat menjelaskan apa yang didengar. Hal ini seperti yang dikemukakan

Wadiyo (dalam Sa’dullah, 2016) pada tahap penghayatan ini, apresiator

harus melakukan analisis, menafsirkan, dan menyusun pendapatnya.

Dalam upaya mengidentifikasi lagu Mozart’s Cradle Song siswa perlu

memahami unsur – unsur musik dan teori musik dasar terlebih dahulu.
67

6. Guru memberi kesempatan peserta didik menuliskan gagasan tentang apa

yang didengar melalui tahapan apresiasi

Meskipun pemahaman siswa sudah lebih baik namun pemikirian siswa

masih belum terkonsep, hal ini seperti pernyataan salah satu peserta didik

yang bernama Angga Yulianto Pradanamengatakan :

Kesulitannya, saya bisa – bisa saja kok bu cara ngajarnya Pak Tendi enak banget
friendly sama anak – anak sekelas, yang saya tahu apresiasi itu ya kaya dengerin
musik diamati terus dikomentari itu lagunya gimana suasananya Bu.

Hal ini disebabkan kecedurungan musikalitas siswa yang berbeda –

beda. Selain itu antara siswa yang satu dengan siswa lainnya memiliki

latar belakang musikalitas yang berbeda – beda karena sensitivitas musik

siswa ada yang sudah terlatih dan ada yang belum. Dalam menanggapi

suatu karya musik khususnya lagu Mozart’s Cradle Song guru

membimbing dan membantu siswa menterkaitkan informasi yang didapat

melalui tahapan mendengarkana dengan buku pelajaran seni budaya atau

modul yang telah disediakan perpustakaan sekolah guna membantu

megembangkan pemahaman siswa seperti yang Latar belakang

pengetahuan peserta didik lebih banyak didapatkan disekolah, melalui

guru sebagai salah satu sumber belajar, dan berbagai sumber belajar yakni

dari buku referensi musik di perpustakaan, buku pelajaran seni budaya

revisi, maka berdasarkan pengalaman musik siswa hal tersebut termasuk

dalam latar belakang umum yang dikemukakan Miller (dalam Sa’dullah,

2016) bahwa sejumlah keseluruhan dari pengalaman musikal anda

berhubungan dengan latar belakang musikal secara umum. Termasuk


68

misalnya, kegiatan-kegiatan musikal seperti mengunjungi konser-konser,

mendengarkan radio atau rekaman-rekaman, menyanyi kelompok-

kelompok paduan suara dan bermain dalam orkes atau band. Termasuk

juga belajar secara formal : Pelajaran-pelajaran musik, biografi dan sejarah

musik, serta buku-buku tentang teori musik.

Guru menggunakan metode tanya jawab untuk memicu penalaran siswa supaya

dapat menterkaitkan apa yang telah diperoleh melalui proes mendengarkan.

Gambar 4.6
Guru mengaitkan materi meggunakan metode tanya jawab
(Hasil observasi : Amalia, Oktober 2019)

Gambar tersebut menjelaskan bahwa guru tengah menghubungkan

keterkaitan proses mendengarkan melalui beberapa tahap yang telah dilalui siswa

dengan menggunakan metode tanya jawab. Dalam mengaitkan pertanyaan dengan

audio yang diperdengarkan pada siswa guru menanyakan tentang kesan murid

terhadap lagu tersebut apakah lagu tersebut ekspresif, megah, bersemangat,


69

syahdu, sedih, bagus atau tidak bagus. Dengan adanya metode tanya jawab akan

ada umpan balik (feedback) yang terjadi antara guru - murid atau murid dengan

murid sehingga pada saat dikelas kegiatan belajar mengajar tidak menjadi

monoton, mengakibatkan siswa terpacu untuk bertanya dan menjadi lebih aktif

dalam pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi berkesinambungan. Hal ini

serupa dengan pernyaaan Smyth (dalam Muslicha, 2015) yang menjelaskan

bahwa metode tanya jawab adalah cara yang digunakan guru untuk

menyampaikan pelajaran dengan mengajukan pertanyaan- pertanyaan kemudian

peserta didik menjawabnya atau sebaliknya.

Menurut Dadang (dalam Asmarani, 2018) bahwa penalaran adalah

proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang

dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.

Dapat dikatakan penalaran merupakan informasi – informasi yang telah

dikumpulkan oleh siswa kelas VIIB melalui sumber belajar dapat berasal

dari modul atau penjelasan guru mengenai teori - teori yang berkaitan

dengan vokal dua suara yang digunakan sebagai jembatan siswa terhadap

bernyanyi dengan dua suara.

(c) Kegiatan penutup

Kegiatan penutup merupakan kegiatan yang dilakukan guru untuk

menutup kegiatan inti. Seperti yang sudah dijelaskan dalam

(Permendikbud No. 22 tahun 2016)dalam kegiatan penutup guru bersama

siswa secara individual maupun kelompok melakukan refleksi untuk

mengevaluasi seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil


70

yang diperoleh untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat

langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah

berlangsung,memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil

pembelajaran, melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian

tugas, baik tugas individual maupun kelompok; dan menginformasikan

rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

1. Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan kegiatan belajar mengajar

Setelah siswa mengumpulkan informasi melalui tahapan mendengarkan,

guru menyimpulkan hal – hal yang berkaitan dengan pemutaran audio. Tujuannya

supaya guru mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terkait dengan pemutaran

audio dan bagaimana siswa memahami apresiasi. Selain itu guru mengingatkan

bahwa untuk penilaian unjuk keterampilan peserta didik melakukan pengamatann

terhadap

2. Guru membagi kelompok presentasi dan menginformasikan siswa untuk

menunjukan sikap apresiatif pada pertemuan selanjunya.

Guru membagi satu kelas menjadi dua kelompok besar. Kelompok satu sebagai

suara satu dan kelompok dua sebagai suara dua. Pengelompokan dilakukan secara

acak agar siswadapat menguasai materi dan mau belajar dengan apa yang baru

diterima. Selain itu guru menginformasikan siswa untuk menunjukan sikap

apresiatif pada pertemuan selanjunya yang terdiri dari mengamati, menghayati,

mendeskripksikan, dan menilai karya musik yang ditampilkan melalui informasi

yang telah didapatkan melalui mendengarkan lagu Mozart’s Cradle Song. Hal

tersebut sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang


71

Standar Nasional Pendidikan Pasal 6 Ayat (1) yang menyatakan bahwa kelompok

mata pelajaran estetika atau bentuk lain yang sederajat dimaksudkan untuk

meningkatkan sensitifitas, kemampuan mengekspresikan dan kemampuan

mengapresiasi keindahan dan harmoni (Wiyono et al., 2016)

2) Pengamatan kedua

Pada pengamatan kedua, guru mulai mengajarkan tekhnik bernyanyi dua

suara pada siswa dan melanjutkan tahapan apresiasi lebih lanjut. Berikut

akan diurikan hasil pengamatan.

a. Kegiatan Pendahuluan

Guru menciptakan kondisi awal dengan menanyakan materi lagu yang

telah dibagikan pada minggu lalu, namun terdapat satu atau dua siswa

yang tidak mengindahkan instruksi guru pada pertemuan yang lalu,

sehingga guru beranggapan bahwa siswa tersebut tidak serius dalam

mengikuti pelajaran. Penegasan yang dilakukan guru dengan tujuan untuk

mendisiplinkan siswa. Hal ini sejalan dengan pernyataan Hasibuan,

Ibrahim, dan Toenlioe (dalam Ikut, 2019:29) menjelaskan bahwa dalam

kegiatan pendahuluan, tugas guru bukan hanya sekedar membuka

pembelajaran melainkan menciptakan kenyamanan dan ketertarikan serta

kesiapan bagi peserta didik untuk memulai kegiatan pembelajaran agar

peserta didik dapat fokus belajar.

1. Guru memberikan acuan pada peserta didik.

Kegiatan selanjutnya yang dilakukan oleh guru adalah memberikan

acuan pada siswa. Memberikan acuan merupakan upaya guru dalam


72

memberikan gambaran umum tentang materi yang akan dipelajari yaitu

Mozart’s Cradle Songdan kegiatan apa saja yang akan dilakukan

selanjutnya. Guru memberikan acuan melalui tujuan pembelajaran sesuai

dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dibuat,

kemudian guru menyampaikan cakupan materi secara umum mengenai

bernyanyi dua suara.

2. Guru melakukan appersepsi tentang materi yang sudah diajarkan minggu lalu.

Pada pertemuan minggu lalu siswa sudah mengumpulkan berbagai

informasi terkait dengan lagu tersebut dan beberapa unsur – unsur musik yang

diperoleh. Setelah itu guru memancing pertanyaan kepada siswa terkait dengan

kesan dan pesan terhadap lagu tersebut dengan tujuan supaya siswa mengingat

kembali serangkaian pembelajaran pada pertemuan lalu. Guru mengingatkan

kembali bahwa sebelum berkelompok menyayikan lagu Mozart’s Cradle Song

pentingnya siswa memahami perbedaan bernyanyi dengan dua suara dan

bernyanyi unisono perlu diketahui siswa bahwa pembelajaran itu

berkesinambungan walaupun sudah berlalu namun masih memiliki keterkaitan

satu sama lain. Kegiatan apersepsi menurut (Mariana, 2016) menjelaskan bahwa

apersepsi yaitu memberikan persepsi awal kepada siswa tentang materi yang akan

diajarkan dan mengaktivasi pengetahuan relevan yang telah dimilikinya.

3. Vocalizing.

Guru melatih tekhnik vokal pada siswa salah satunya melalui

pemanasan atau vocalizing. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan awal

yang dilakukan supaya produksi suara siswa pada saat bernyanyi akan
73

lebih maksimal. Setelah itu guru mengajak siswa melakukan vocalizing

dengan membunyikan nada – nada yang dinyanyikan guru dengan bantuan

keyboard lalu siswa menirukan, hal ini sejalan dengan pernyataan

(Desyandri, 2012) yang mejelaskan teknik vokal merupakan suatu cara

langkah - langkah yang digunakan untuk menghasilkan suara yang indah.

Gambar 4.7
Notasi vocalizing
(Hasil observasi : Amalia, Oktober 2019)

Gambar tersebut merupakan notasi yang digunakan guru untuk

pemanasan olah suara atau vocalizing latihan awal dasar supaya siswa

pada saat menyanyi dapat menggunakan tekhnik vokal yang benar.Nada –

nada yang dibunyikan siswa yakni dari nada dasar hingga ke nada tinggi

kemudian kembali ke nada rendah begitu seterusnya hingga dirasa sudah

cukup.

b. Kegiatan inti

Dalam mengajarkan siswa bernyanyi dengan dua suara guru

menerangkan materi vokal dua suara dengan menggunakan metode

demonstrasi dan sebuah pendekatann apresiasi lebih lanjut.

Pada pertemuan minggu lalu siswa sudah familiar terhadap lagu

tersebut. Guru memilki alasan tersendiri dalam pemilihan lagu tersebut.

Dalam wawancara dilapangan Bapak Tendian Febriagazzi menjelaskan :


74

Alasan saya memilih lagu Mozart’s Cradle Song walaupun lagu ini musik barat
namun irama, melodi, dan nada – nada lagu tersebut merupakan lagu yang easy
listening mudah untuk dipelajari dan diapresiasi siswa. Aransemen yang saya
susun juga terbilang sederhana tidak rumit karena mengingat ke-efektifisan jam
pelajaran sehingga dalam beberapa pertemuan siswa sudahdapat
mempresentasikan lagu tersebut sesuai interpertasi yang diperoleh.

Langkah awal yang dilakukan guru dalam mengajarkan lagu Mozart’s

Cradle Song yaitu mendekte melodi lagu tersebut dan peserta didik

menirukan nada yang dinyanyikan oleh guru dengan bantuankeyboard

untuk memeriksa ketepatan nada. Siswa kemudian menirukan notasi

melodi lagu frase demi frase dengan memperhatikan partiturseperti

melodi, lirik, tempo, dan dinamika begitu seterusnya hingga siswa sudah

dapat menyanyanyikan dengan benar beserta dengan liriknya.Hal tersebut

seperti pernytaan Bapak Tendian Febriagazzi bahwa

Dalam penyampaian materi saya tidak banyak berceramah namun


pembelajaran ini lebih pada pembelajaran konvensioanal saja sebetulnya. Saya
lebih banyak pada praktek yang melibatkan siswa secara langsung supaya
dapat belajar musik, maka dengan metode demonstrasi yang saya padukan
pembelajaran akan lebih diingat peserta didik dan pembelajaran jadi tidak
membosankan. Karena mengingat dipenghjung pertemuan siswa juga perlu
mengapresiasi maka suasana pembelajaran harus menyenangkan dan lebih
interaktif.
75

Gambar 4.8
Guru tengah menggunakan metode demonstrasi dalam menyampaikan
materi
(Hasil observasi : Amalia, Oktober 2019)

Gambar tersebut menjelaskan ditengah pelajaran guru menyampaikan

materi yaitu tentang unsur – unsur musik dan vocal salah satunya

pentingnya koordinasi antar siswa supaya antara suara satu dan suara tidak

saling menonjolkan masing – masing suaranya harus diatur seimbang

sesuai dengan kesan lagu tersebut.Hal ini seperti pernyataan

Jamalus(dalam Ikut, 2019:41) dinamika merupakan unsur yang paling kuat

menunjukan emosi atau perasaan yang terkandung dalam sebuah karya

seni musik jika dibandingkan dengan unsur-unsur seni musik lainnya point

tersebut merupakan point penting yang perlu diketahui siswa terlebih

dahulu dalam bernyanyi dengan dua suara, hal ini sejalan dengan

pernyataan Sudjana (dalamSupardi, Ghozali, & Fretisari, 2017) yang

menyatakan bahwa metode demonstrasi merupakan metode atau cara

mengajar yang berusaha untuk mengkombinasikan cara-cara penjelasan

lisan, seperti metode ceramah dengan perbuatan yang berusaha

membuktikan apa yang dijelaskan secara lisan, juga memperlihatkan

bagaimana proses terjadinya sesuatu.


76

Gambar 4.9
Partitur Mozart’s Cradle Song
(Hasil observasi : Amalia, Oktober 2019)
Gambar 4.9 menunjukkan partitur Mozart’s Cradle Song yang

digunakan sebagai lagu model apresiasi untuk materi bernyanyi dengan

dua suara. Pada tahap inipeserta didik menganalisis partituratau disebut

dengan analisis tekstual, lalu menganalisis struktuk bentuk atau unsur –

unsur musik yang terkandung dalam lagu Mozart’s Cradle Song. Hal

tersebut seperti yang dikemukakan Wadiyo (dalam Sa’dullah, 2016)

menjelaskan bahwa pada tahap pemahaman/ analisis ini pertama-tama

dapat menganalisis teksnya atau disebut dengan analisis tekstual, setelah

itu bisa menganalisis struktuk bentuk lagunya seperti nada, tempo, irama,

melodi dan ataupun sistem penulisan notasi.


77

Hal tersebut seperti yang dikemukakan Priska Noviana

Putritentangpembagian suara dalam Mozart’s Cradle yang melalui hasil

wawancara :

Yaa kita nyanyi bersama – sama bu, kalau suara satu nada atau suaranya
tinggi kalau suara duanya dominan laki – laki soalnya lebih rendah.

Kemudian hal yang serupa juga diungkapkan oleh peserta didik yang

bernama Irine Dwi Julia Ningtyasmengungkapkan hasil temuan yang didapat

terkait dengan pembagian suara dalam lagu Mozart’s Cradle Songyaitu :

Bernyanyi dua suara itu menyanyi bersama – sama dengan pembagian suara
satu dan dua bu. Kalau saya termasuk suara satu bu.

Didalam partitur Mozart’s Cradle Songterdapat pembagian range suara

yaitu cakupan nada suara satu apabila dinyanyikan akan lebih tinggi

dibanding dengan suara dua maka antara suara satu dan suara dua memliki

nada – nada yang berbeda, sehingga apabila dinyanyikan menciptakan

melodi yang indah dan keselarasan nada, hal ini seperti pernyataan

Jamalus (dalam Ikut, 2019:40) yang menyatakan bahwa harmoni adalah

paduan dari nada-nada yang apabila dibunyikan secara bersama-sama akan

menghasilkan keselarasan bunyi.


78

Gambar 4.10
Keterlibatan peserta didik dengan guru dalam pembelajaran
(Hasil observasi : Amalia, Oktober 2019)

Gambar 4.10 menunjukan peserta didik telah tergabung dalam suara

satu dan suara dua. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk

berlatih sendiri dengan kelompoknya masing – masing dengan

diberikannya kesempatan tersebut maka secara tidak langsung siswa

memperoleh informasi, mengenal konsep – konsep musik. Regelski

(dalam Asmarani, 2018)menjelaskan bahwa pembelajaran seni musik

berbasis action learning,dilakukan dengan cara guru memberikan

pengalaman musikal secara langsung kepada peserta didik dengan tujuan

agar para peserta didik dapat membangun konsep-konsep musik dalam

dirinya. Konsep musik yang dimaksud merupakan formulasi unikyang

dipelajari oleh peserta didik berdasarkan tindakan langsung dengan atau

pada bahan musik.

Setelah itu guru melakukan pengecekkan terhadap masing – masing

kelompok, melatih setiap siswa dengan melibatkan secara langsung karena

dengan guru melibatkan secara langsung dan membaur dengan siswa maka

siswa akan memperoleh pengalaman bermusik, serta siswa tidak pasif dan

lebih aktif sehingga psikomotorik (keterampilan) siswa pun dapat

berkembang. Siswa tidak hanya mendapatkan ilmu namun siswa

mendapatkan pengalaman musik yang dapat dijadikan sebagai pelajaran.

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Jamalus (dalam Utomo, 2013)

menyatakan bahwa pembelajaran seni musik disekolah harus dilakukan


79

melalui pengalaman musik. Maksudnya, setiap bentuk pembelajaran

musik sebagai upaya untuk mencapai kompetensi dasar yang ditentukan

baik dalam kompetensi berapresiasi, berekspresi, dan berkreasi harus

dilakukan melalui kegiatan terpadu dengan memasukkan kegiatan musik

sebagai komponenya.

Presentasi merupakan suatu cara untuk mengekspresikan diri dan

mengapresiasi seni yang telah didapat selama proses pembelajaran.

Selanjutnya kegiatan apresiasi yang dilakukan peserta didik kelas

VIIBdalam mengapresiasi karya musikantara lain:

1. Peserta didik melakukan pengamatan

Gambar 4.11
Siswa mempresentasikan lagu Mozart’s Cradle Song
(Hasil observasi : Amalia, Oktober 2019)

Gambar tersebut peserta didik tengah mengamati penampilan kelompok yang

berapresiasi menyanyikan Mozart’s Cradle Songpeserta didik sebagai apresiator

memiliki pandangan dan pengamatan yang berbeda – beda, namun guru juga

memperbolehkan peserta didik sesekali berdiskusi dengan teman sebangku guna

menambah pengetahuan dalam berapresiasi.

1. Mendeskripsikan karya musik


80

Menurut pernyataan Wadiyo (dalam Sa’dullah, 2016)pada tahap ini

konteks apresiasi musik adalah penggambaran tentang pesan musiknya/

lagunya.Hal tersebut seperti yang pernyataan salah satu peserta didik yang

bernama Joan Celine Noorsant dalam wawancara mengatakan :

Lirik dari lagunya itu aslinya pakai bahasa Inggris bu tapi diganti jadi ke bahasa
Indonesia sama Pak Tendian. Pesan dari lagu itu dilirik lagunya ada kata kaya
nyuruh tidur bu makanya pas denger lagu itu suara nya yang nyanyi lembut biyar
kaya terbawa suasana bu. Terus Pak Tendian juga bilang pesan dari lagu itu lagu
untuk anak kecil kalau mau tidur.

. Dalam menggambarkan lagu Mozart’s Cradle Song siswa telah

mendeskripsikan tentang kesan dan pesan lagu tersebut pada pertemuan

sebelumnya.

2. Memahami / Menganalisis karya musik

Dalam mengidentifikasi penampilan kelompok yang berapresiasi

peserta didik sudah dibekali pengetahuan melalui penjelasan oleh guru

mengenai unsur – unsur musik dan menganalisis teks partitur lagu

Mozart’s Cradle Song. Selanjutnya, dalam mengidentifikasi kelompok

yang tengah berapresiasi setiap peserta didik memiliki sudut pandang yang

berbeda – beda. Hal tersebut seperti yang dikatakan oleh salah satu siswa

yang bernama Joan Celine Noorsant dalam wawancara mengatakan :

Ada yang kurang kompak pas nyanyi dengan kelompoknya bu, terus intonasi
nya bu kurang jelas dalam menyanyikan lagu Mozart’s Cradle Songseperti ga
ada power nya bu.

Melalui identifikasipeserta didikmenemukan ekspresi dan pembawaan

dalam membawakan lagu Mozart’s Cradle Song seperti ; dinamika,

keselarasan nada yakni harmonisasi, false atau tidakfalse, kurangnya


81

koordinasi atau kurang kompaknya kelompok dalam bernyanyi dengan

kelompoknya, dan intonasi yakni kejelasan atau pelafalan atau pengucapan

siswa dalam menyanyikan lagu Mozart’s Cradle Song. Berdasarkan

pernyataan diatas hal tersebut sejalan dengan pernyataanWadiyo (dalam

Sa’dullah, 2016)yang menyatakan bahwa pada tahap pemahaman ini

pertama-tama kita dapat menganalisis teksnya atau kita sebut dengan

analisis tekstual, kita bisa menganalisis struktuk bentuk lagunya seperti

nada, tempo, irama, melodi dan ataupun sistem penulisan notasi.

Kemudian analisis kontekstual dimana menghubungkan antara materi

musiknya dengan fenomena yang lain, seperti aspek lingkungan fisik,

individu, social, maupun budaya.

3. Peserta didik dalam menilai dan menghargai karya musik

Menilai dan menghargai karya musik merupakan tahapan terakhir

dalam mengapresiasi. Peserta didik memberikan penilaian berdasarkan

interpertasi masing – masing peserta didik. Penilaian merupakan hak

individu dan kebebasanpeserta didik dalam memberikan sebuah

penghargaan terhadap karya musik dan karya musik yang ditampilkan. Hal

tersebutseperti yang dikatakan Mosses Widi Saputra dalam wawancara :

Saat teman maju nyanyi berkelompok ekspresi muka nya ada yang lempeng bu
flat gitu, terus saat nyanyi suara nya juga ada yang false bu, tapi yang penampilan
terakhir bagus bu kompak dan ga false. Suara satu sama dua nya bagus bu rendah
tingginya pas.

3) Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup merupakan kegiatan yang dilakukan guru untuk menutup

kegiatan inti. Kelompok yang telah mempresentasikan penampilannya diberi


82

tepuk tangan oleh guru dan peserta didik sebagai apreiator juga memberikan tepuk

tangan hal tersebut merupakan salah satu bentuk penghargaan yang dapat

membuat siswa menjadi lebih terpacu untuk lebih semangat lagi dalam mengikuti

pelajaran. Diakhir pembelajaran guru mengaitkan materi yang telah diterangkan

pada pertemuan yang sebelumnya dan mengajak siswa untuk menyimpulkan

terkait dengan serangkaian kegiatan pembelajaran, selain itu guru juga menayakan

apa yang menjadi kendala selama mengikuti pembelajaran. Hal tersebutseperti

pernyataan (Permendikbud No. 22 tahun 2016)dalam kegiatan penutup guru

bersama siswa secara individual maupun kelompok melakukan refleksi untuk

mengevaluasi seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang

diperoleh untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung

maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah

berlangsung,memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran,

melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik tugas

individual maupun kelompok; dan menginformasikan rencana kegiatan

pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

4.2.3 Tahap Evaluasi


83

Gambar 4.12
Kegiata Evaluasi
(Hasil observasi : Amalia, Oktober 2019)
Gambar tersebut menjelaskan bahwa guru tengah melakukan sebuah

evaluasi. Pentingnya dilakukan evaluasi sangat menetukan hasil akhir

pembelajaran peserta didik dalam mata pelajaran seni budaya sub seni

musik khsusnya KD bernyanyi dengan dua suara rombel kelas VII.

Evaluasi merupakan bagian dari suatu penilaian yang mana guru

melakukan penilaian terhadap peserta didik sebagai tolok ukur

kemampuan siswa untuk menentukan hasil pembelajaran.

Untuk menentukan nilai atau hasil pembelajaran saya melakukan evaluasi.


Saya telah membuat penilaian mengenai penilaian keterampilan unjuk kerja.
Lalu mengenai aspek apa saja yang akan dinilai, yaitu tentang teknik vokal,
materi vokalnya, dan penampilannya.

Hasildari evaluasi pembelajaran bernyanyi dua suara melalui

pendekatan apresiasi kelas VIIBmemiliki presentase nilai tersendiri


84

berdasarkan kemampuan menampilkan sikap apresiatif, Hal tersebut

seperti yang dikatakan Bapak Tendian dalam wawancara :

Dalam satu kelas terdapat 32 siswa. Jumlah siswa yang serius mengikuti
apresiasi melalui pengamatan saya dan draft yang saya punya yaitu terdapat
26 orang siswa yang serius dalam kegiatan apresiasi. Apabila
dipersentasikan siswa yang mengikuti apresiasi dengan baik dan merespon
kegiatan apresiasi dengan baik kurang lebih 80 % dari 32 orang siswa.

Berdasarkan dari hasil penelitianmaka kemampuan apresiatif peserta

didik cukup memuaskan dalam mengamati karya musik Mozart’s Cradle

Song yang ditampilkan oleh peserta didik, mengidentifikasi, dan menilai.


BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Didalam perencanaan pembelajaran guru telah mengembagkan silabus,

menuyusun RPP yang mencakup komponen – komponen pembelajaran seperti

tujuan pembelajaran, bahan ajar, metode, media pembelajaran, serta evaluasi.

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan tentang penerapan

pendekatan apresiasi dalam pembelajaran bernyanyi lebih dari satu suara di SMP

Mardi Rahayu Ungaran maka dapat disimpulkan bahwa didalam kegiatan

pembelajaran bernyanyi dengan dua suara guru menerapkan pendekatan apresiasi

melalui tahapan - tahapan yakni tahap mendengarkan audio, dan mengapresiasi

suatu karya musik yang ditampilkan. Melalui tahapan tersebut maka siswa dapat

mengumpulkan informasi, mengidentifikasi unsur – unsur musik yang terdapat

pada lagu Mozar’s Cradle Song, mengamati penampilan siswa dan mengapresiasi

karya sesuai sesuai pengalaman musik yang didapat di sekolah, serta menilai

sesuai interpertasi masing – masing peserta didik.

5.1 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti dapat memberikan

beberapa saran yang pertama :

1. Disarankan apabila mengajarkan musik terutama pada materi bernyanyi

dapat menggunakan pendekatan apresiasi.

85
86

2. Saran yang kedua untuk guru sebaiknya guru lebih memaksimalkan

fasilitas dan sarana yang ada disekolah dalam kegiatan berapresiasi, maka

dengan begitu musikalitas dan peserta didik akan semakin terpacu dalam

pembelajaran dan kegiatan berapresiasi.


DAFTAR PUSTAKA

Alfianto, F. (2015). Pengembangan Instrumen Penilaian Apresiasi Seni Musik


Materi Seni Budaya Sekolah Menengah Pertama. Journal of Educational
Research and Evaluation, 4(2), 82–90.
Amriani, J. (2013). Pembelajaran Apresiasi Seni Musik Kelas VII di SMP N 18
Padang. E-Jurnal Sendratasik FBS Universitas Negeri Padang, 2(1), 1–6.
https://doi.org/10.1097/aco.0000000000000254
Arismunandar, R., Ismawan, & Fitri, A. (2016). Pembelajaran Vokal Dengan
Menggunakan Software Gitar Pro Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Musik di
SMP Negeri 1 Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Seni Drama, Tari Dan Musik, 1(1), 73–83.
Asmarani, K. S. (2018). Model Pembelajaran Kooperatif dalam Pembelajaran
Musik Daerah Nusantara di SMP Negeri 4 Semarang. Skripsi, Jurusan
Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik, Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Negeri Semarang.
Desyandri. (2012). Penggunaan Pendekatan Contextual Teaching and Learning
(CTL) untuk Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Bernyanyi kepada
Siswa Kelas III Sekolah Dasar YPKK Universitas Negeri Padang. Jurnal
Ilmiah Ilmu Pendidikan, XII(1), 36–52.
Ekaputri, A. A. (2007). Pengaruh Olah Vokal Bernyanyi terhadap Kemampuan
Olah Vokal Drama. Jurnal Sendratasik, v, 1–13.
Fithrah, R., Toruan, J. L., & Maestro, E. (2012). Peningkatan Kemampuan
Bernyanyi melalui Solfegio dalam Pembelajaran Vokal di MAN
Lubukalung. E-Jurnal Sendratasik FBS Universitas Negeri Padang, 1(1),
59–68.
Gunawan, R., & Suryani, M. (2013). Media Seni Musik dan Pemanfaatannya oleh
Guru Kelas V Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sambas. Jurnal
Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa, 2(9), 1–15.
Hariyadi, S. (2014). Upaya Meningkatkan Sikap Apresiatif dan Kreatif dalam
Pembelajaran Musik Nusantara Dengan Menggunakan Media Musik
Keyboard pada Peserta Didik Kelas VIII A SMP Negeri 8 Pemalang. Jurnal
Penelitian PendidikanA & A (Semarang), 31(2), 147–154.
https://doi.org/10.15294/jpp.v31i2.5699
Hasan, M. I. (2012). Pokok-Pokok Materi Statistik 1 (Statistik Deskriptif). Jakarta:
Bumi Aksara.
Ifrianti, S. (2015). Implementasi Metode Bermain dalam Meningkatkan Hasil
Belajar IPS di Madrasah Ibtidaiyah. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran
Dasar, 2(2), 150–169.
Ikut, A. G. J. (2019). Penerapan Inovasi Pembelajaran Bernyanyi Unisono
dengan Metode Solatmingkom di SMP Nasima Semarang. Skripsi, Jurusan
Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik, Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Negeri Semarang.
Ilmiah, J., & Pendidikan, T. (2014). No Title. Jurnal Ilmiah Tekhnologi

87
88

Pendidikan, (2089-483X).
Jamalus. (1988). Pengajaran Musik Melalui Pengalaman Musik. Jakarta: Dikti
Departeman Pendidikan dan Kebudayaan.
Kemendikbud. (2016). Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah. Retrieved from
http://luk.tsipil.ugm.ac.id/atur/bsnp/Permendikbud22-2016SPDikdasmen.pdf
Laksono, B. T. (2011). Pembelajaran Seni Musik Sub Materi Mengekspresikan
Karya Seni Musik Kelas VIII di SMP N 1 Kaliwungu Kendal. Skripsi,
Jurusan Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik, Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Negeri Sema.
Mardalis. (2008). Metode Penelitian (Suatu Pendekatan Proposal). Jakarta: Bumi
Aksara.
Mariana, I. M. A. (2016). Pengantar Perencanaan Pembelajaran di Sekolah
Dasar. Bali: Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Bali.
Miqdadiyyah, S. (2015). Apresiasi Terhadap Ketoprak “ Sapta Mandala ” Dalam
Lakon “ Sri Huning Mustiko Tuban ” bagi Masyarakat Ngablak Pati. Jurnal
Seni Musik UNNES, 4(1), 1–9.
Muslicha, A. (2015). Metode Pengajaran dalam Pendidikan Lingkungan Hidup
pada Siswa Sekolah Dasar (Studi pada Sekolah Adiwiyata di DKI Jakarta).
Jurnal Pendidikan, 16(2), 110–126.
Nurjanna. (2016). Penggunaan Metode Pemberian Tugas untuk Meningkatkan
Keterampilan Menulis Surat Siswa Kelas IV SDN 2 Lais. Jurnal Kreatif
Tadulako Online, 4(8), 135–148.
Nurseto, T. (2012). Membuat Media Pembelajaran yang Menarik. Jurnal Ekonomi
Dan Pendidikan, 8, 19–35. https://doi.org/10.21831/jep.v8i1.706
Prasanti, D. (2018). Penggunaan Media Komunikasi Bagi Remaja Perempuan
Dalam Pencarian Informasi Kesehatan. LONTAR: Jurnal Ilmu Komunikasi,
6(1), 13–21. https://doi.org/10.30656/lontar.v6i1.645
Pratama, Y. H. (2015). Pembelajaran Ansambel Musik Melalui Pendekatan
Apresiasi dan Ekspresi di SMPN 27 Semarang. Jurnal Seni Musik UNNES,
4(1), 25–29.
Prawati, S. (2016). Penerapan Metode Pemberian Tugas untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPS pada Siswa Kelas V SDN No 1
Pangalasiang. Jurnal Kreatif Tadulako Online, 4(2354-614X), 1–17.
Rahmat, B. (2013). Peningkatan Kreativitas Siswa Kelas VIII-1 pada Mata
Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan melalui Model Pembelajaran
Kontekstual di SMP Negeri 4 Parepare. 01(04), 1–8.
Ridwan. (2016). Pembelajran Seni Musik Tematik Sebagai Implementasi
Kurikulum 2013. Jurnal Ritme, 2(2), 18–29.
Rismawan, S. A. (2014). Ekpresi Musikal dan Fungsi Musik Saestu Band Reggae
bagi Masyarakat Kota Semarang. Jurnal Harmonia, 3(1), 1–7. Retrieved
from https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jsm/article/view/4058
Rizkiansyah, I. (2013). Aplikasi Pembelajaran Interaktif Teknik Bermain Pada
Berbasis Multimedia Di Lembaga Kursus Musik “Ethnictro” Yogyakarta.
Jurnal Inovasi Dan Aplikasi Teknologi., 1(9), 1–8.
89

Rondhi, M. (2017). Apresiasi Seni dalam Konteks Pendidikan Seni. Jurnal


Imajinasi, 11(1), 9–18.
Rusdewanti, P. P., & Gafur, A. (2014). Pengembangan Media Pembelajaran
Interaktif Seni Musik Untuk Siswa SMP. Jurnal Inovasi Teknologi
Pendidikan, 1(2), 153–164. https://doi.org/10.21831/tp.v1i2.2526
Sa’dullah, M. (2016). Pembelajaran Apresiasi Seni Musik Kelas VIIA SMP
Negeri 1 Welehan. Skripsi, Jurusan Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik,
Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang.
Sanjaya, W. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Saputro, A. H. (2013). Jurnal seni musik. Jurnal Seni Musik, 2(2), 1–8.
Setiadi, H. (2016). Pelaksanaan Penilaian pada Kurikulum 2013. Jurnal
Penelitian Dan Evaluasi Pendidikansi Pendidikan, 20(1410-4725), 166–178.
Siahaan, T., Fretisari, I., & Munir, A. (2017). Peningkatan Keterampilan Bermain
Rekorder melalui Metode Demonstrasi Di SMP Negeri 3 Sanggau. Jurnal
Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa, 6(2), 1–14.
Soginem, Ghozali, I., & Istiandi, W. (2015). Penerapan Metode Drill untuk
Meningkatkan Keterampilan Menyanyikan Lagu Daerah Nusantara Siswa
SMP. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa, 4(1), 1–14.
Sugiartawan, N., Marhaeni, A. A. I. N., & Lasmawan, W. (2014). Pengubahan
Pola Sikap Meniru dan Apresiasi Karya Seni melalui Pengembangan Daya
Cipta Berbasis Pengolahan Barang Bekas dengan Teknik Kolase. E-Journal
Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 4, 1–9.
Supardi, Ghozali, I., & Fretisari, I. (2015). Peningkatan Kemampuan Mendireksi
melalui Metode Demonstrasi dengan Pendekatan Tutor Sebaya di SMP
Negeri 5 Selimbau. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa,
4(1), 1–16.
Tjiptiany, E. N., As’ari, A. R., & Muksar, M. (2016). Pengembangan Modul
Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Inkuiri untuk Membantu
Siswa SMA Kelas X Dalam Memahami Materi Peluang. Jurnal Pendidikan -
Teori, Penelitian, Dan Pengembangan, 1(2502-471X), 1938–1942.
https://doi.org/10.17977/jp.v1i10.6973
Triyanto. (2013). Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Pemanfaatan
Media Pembelajaran sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Proses
Pembelajaran. Jurnal Teknologi Pendidikan, 1(2), 226–238.
Ulfa, A., Marzam, & Wimbrayardi. (2013). Apresiasi Masyarakat dalam
Pertunjukan Organ Tunggal di Kenagarian Anding Kabupaten Lima Puluh
Kota. E-Jurnal Sendratasik FBS Universitas Negeri Padang, 2, 1–10.
https://doi.org/10.1097/aco.0000000000000254
Utomo, U. (2013a). Analisis Kebutuhan Guru Seni Musik Berbasis Action
Learning Di Sekolah. Jurnal Harmonia, 13(2), 110–119. Retrieved from
http://www.mendeley.com/research/analisis-kebutuhan-guru-seni-musik-
berbasis-action-learning-di-sekolah
Utomo, U. (2013b). Analisis Kebutuhan Guru Seni Musik dalam Konteks
Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Action Learning. 13, 110–118.
Wicaksono, H. Y. (2009). Kreativitas dalam Pembelajaran Musik. Jurnal
90

Cakrawala Pendidikan, 28(1), 1–12. https://doi.org/10.21831/cp.v1i1.42


Wiyono, Ismunandar, & Asfar. (2016). Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam
Mengapresiasi Seni Musik melalui Model Pembelajaran Kooperatif Kelas
VIII. Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa, 5, 1–12.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Yunita, I. E., & Hakim, L. (2014). Pengembangan Modul Berbasis Pembelajaran
Kontekstual Bermuatan Karakter pada Materi Jurnal Khusus. Jurnal
Pendidikan Akuntansi, 2, 1–6.
Zufriady. (2017). Model Pengembangan Kreativitas Anak melalui Pembelajaran
Seni Budaya Berbasis Musik Riau bagi Siswa Sekolah Dasar Kelas Atas.
Jurnal Primary Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 6(1), 344–363.
https://doi.org/10.33578/jpfkip.v6i1.4113
LAMPIRAN

91
92

Lampiran 1
93

Lampiran 2

PEDOMAN OBSERVASI
PENERAPAN PENDEKATAN APESIASI DALAM
PEMBELAJARAN BERNYANYI DUA SUARA DI SMP YAYASAN
MARDI RAHAYU UNGARAN

1.1 Gambaran umum SMP Yayasan Mardi Rahayu Ungaran

1.1.1 Sejarah berdirinya SMP Yayasan Mardi Rahayu Ungaran

1.1.2 Lokasi SMP Yayasan Mardi Rahayu Ungaran

1.1.3 Visi dan Misi SMP Mardi Rahayu

1.1.4 Sarana dan prasarana di SMP Yayasan Mardi Rahayu

Ungaran

1.1.5 Struktur organisasi di SMP Yayasan Mardi Rahayu

Ungaran
1.2 Penerapan Pendekatan Apesiasi dalam Pembelajaran Bernyanyi Dua
Suara Di SMP Yayasan Mardi Rahayu Ungaran

1.2.1 Komponen-komponen pembelajaran, meliputi :

1.2.1.1 Tujuan pembelajaran


1.2.1.2 Guru
94

1.2.1.3 Peserta Didik


1.2.1.4 Materi pembelajaran
1.2.1.5 Metode pembelajaran
1.2.1.6 Media pembelajaran
1.2.1.7 Evaluasi pembelajaran

1.2.2 Pelaksanaan pembelajaran, meliputi :

1.2.2.1 Kegiatan pembuka

1.2.2.1.1 Apa yang disampaikan guru pada saat

pembukaan

1.2.2.2 Kegiatan inti

1.2.2.2.1 Apa yang disampaikan guru pada saat

kegiatan isi pembelajaran

1.2.2.3 Kegiatan penutup

1.2.2.3.1 Apa yang disampaikan guru pada saat

mengakhiri kegiatan pembelajaran

1.2.3 Langkah – langkah pelaksanaan pembelajaran bernyanyi

dua suara melalui pendekatan apresiasi.


95

1.2.3.1 Tahap persiapan meliputi komponen – komponen

pembelajaran maupun strategi pembelajaran.

1.2.3.1.1 Tahap pelaksanaan

1.2.3.1.1.1 Langkah pembukaan

1.2.3.1.1.2 Langkah pelaksanaan

1.2.3.1.1.3 Langkah mengakhiri

1.2.4 Lingkungan Kelas, meliputi:

1.2.4.1 Kondisi Fisik Ruangan

1.2.4.2 Situasi kelas saat guru melaksanakan pembelajaran

1.2.4.3 Sarana dan Prasarana Ruangan

1.2.5 Guru Seni Budaya sub materi Seni Musik, meliputi:


96

1.2.5.1 Kesiapan guru dalam mengajar

1.2.5.2 Kreativitas guru dalam memberikan pembelajaran

bernyanyi dua suara

1.2.6 Keberhasilan guru dalam mengajar melalui pendekatan

apresiasi

1.2.7 Peserta didik, meliputi:

1.2.7.1 Sikap peserta didik saat pembelajaran berlangsung

1.2.7.2 Tanggapan/respon peserta didik saat guru

menerapkan pendekatan apresiasi.


1.3 Metode Observasi
Sebagai sarana dalam melakukan observasi, maka penelitian ini

dilakukandengan pengumpulan data melalui metode observasi yang dilaksanakan

dengan cara terjun langsung ke lokasi penelitian untuk mengadakan pengamatan

terhadap subyek yang akan diteliti.

Penelitian menggunakan pedoman observasi sebagai alat bantu berupa buku dan

alat bantu berupa kamera digital atau denganhandphone.Melalui observasi

dilakukan usaha-usaha untuk memperoleh gambaran konkret tentang pelaksanaan


97

penerapan pendekatan apesiasi dalam pembelajaran bernyanyi dua suara di SMP

Yayasan Mardi Rahayu Ungaran.


98

Lampiran 3
PEDOMAN WAWANCARA
PENERAPAB PENDEKATAN APESIASI DALAM
PEMBELAJARAN BERNYANYI DUA SUARA DI SMP YAYASAN
MARDI RAHAYU UNGARAN

1.4 Daftar Pertanyaan


1.4.1 Daftar pertanyaan untuk Kepala Sekolah SMP Yayasan Mardi
Rahayu Ungaran. Dengan responden.

1.4.1.1 Kapan SMP Yayasan Mardi Rahayu

Ungaran.berdiri?

1.4.1.2 Bagaimana sejarah berdirinya SMP Yayasan Mardi

Rahayu Ungaran.?

1.4.1.3 Apa visi dan misi di SMP Yayasan Mardi Rahayu

Ungaran?

1.4.1.4 Prestasi apa saja yang sudah ditorehkan siswa untuk

sekolah baik akademis maupun nonakademis?


1.4.2 Daftar pertanyaan untuk Staf Tata Usaha SMP Yayasan Mardi
Rahayu Ungaran. Dengan responden.

1.4.2.1 Alamat lengkap SMP Yayasan Mardi Rahayu

Ungaran?

1.4.2.2 Bagaimana struktur organisasi di SMP Yayasan

Mardi Rahayu Ungaran.?


99

1.4.2.3 Bagaimana kondisi sarana dan prasarana di SMP

Yayasan Mardi Rahayu Ungaran?


1.4.3 Daftar pertanyaan untuk Guru Seni Musik SMP Yayasan Mardi
Rahayu Ungaran. Dengan responden Bapak Tendian Febriagazi.
Wawancara kepada guru SMP Yayasan Mardi Rahayu Ungaran,
hal yangditanyakan tentang kegiatan belajar mengajar meliputi:

1.4.3.1 Kurikulum apa yang digunakan dalam pembelajaran

Seni Musik di SMP Yayasan Mardi Rahayu Ungaran?

1.4.3.2 Materi lagu apa yang diberikan dalam pembelajaran

vokal di kelas VII SMP Yayasan Mardi Rahayu Ungaran?

1.4.3.3 Mengaa bapak memlih lagu tersebut?

1.4.3.4 Metode pembelajaran apa yang dipakai oleh bapak

pada saat pembelajaran berlangsung?

1.4.3.5 Sumber belajar apa saja yang digunakan dalam

pembelajaran?

1.4.3.6 Dalam menerangkan pelajaran dikelas terdapat

tahapan awal hingga akhir pembelajaran, sikap apresiatif (menghargai,


menghayati, mengamati, mengidentifikasi, dan mendengarkan)
bagaimana cara bapak menerapkannya pada siswa?

1.4.3.7 Apa tujuan dengan adanya apresiasai?


100

1.4.3.8 Pada setiap pertemuan motivasi apa yang bapak

berikansupaya siswalebih semangat dan berminat dalam megkuti


pelajaran?

1.4.3.9 Bagaimana keterkaitan antara matei vokal degan

pedekatan apresiasi?

1.4.3.10 Apakah ada metode lain pada saat bapak

menerangkan pelajaran supaya pembelajaran lebih optimal?

1.4.3.11 Selama pembelajaran berlangsung bagaimana reaksi

atau ekspresi siswa setelah melalui kegiatan apresiasi?

1.4.3.12 Apa saja kendala yang dialami dalam proses

pembelajaran berlangsung? (penghambat/pendukung)

1.4.3.13 Bagaimana bapak mengatasinya?

1.4.3.14 Bagaimana cara bapak mengkondisikan kelas

supaya kelas menjadi lebih kondusif?

1.4.3.15 Adakah kesulitan siswa mengekspresikan sesuai

dengan yang diinterpretasikan melalui aktivias apresiasi?


101

1.4.3.16 Media atau sumber belajar apa yang digunakan pada

saat penerapan apresiasi dalam pembelajaran bernyanyi dua suara di


SMP Yayasan Mardi Rahayu Ungaran?

1.4.3.17 Bagaimaakah bentuk evaluasi dan penilaian?

1.4.3.18 Evaluasi yang bagaimana yang bapak gunakan

untuk mengukur sejauh mana siswa memahami pembelajaran dikelas?


1.4.4 Daftar pertanyaan untuk Peserta Didik
1.4.4.1 Bagaimana belajar Seni Musik di sekolah?
1.4.4.2 Apa yang menjadi kesulitan dalam belajar materi menyanyi dua suara
pada mata peajaran seni budaya (musik)?

1.4.4.3 Bagaimana respon kalian terkait dengan adanya

tahapan – tahapan apresiasi?

1.4.4.4 Bagian yang paling menarik perhatian pada saat

mendengarkan lagu mozart’s cradle song?

1.4.4.5 Kesan dan pesan apa yang terdapat dalam lagu

Mozart’s Cradle Song ?

1.4.4.6 Hal – hal apa saja yang kamu amati pada musik dan

lagu Mozart’s Cradle Song yang ditampilkan oleh teman


kelompokmu?
102

1.4.4.7 Apakah menurutmu penampilan temanmu yang

maju mempresentasikan lagu didepan kelas bagus?


103

Lampiran 4
PEDOMAN STUDI DOKUMEN

1.1 Profil SMP Mardi Rahayu Ungaran


1.2 Visi dan Misi SMP Mardi Rahayu Ungaran
1.3 Struktur Organisasi SMP Mardi Rahayu Ungaran
1.4 Sarana dan Prasarana SMP Mardi Rahayu Ungaran
1.5 Perangkat pembelajaran guru
1.6 Foto berkaitan dengan topik penelitian
104

Lampiran 5

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Sekolah : SMP MARDI RAHAYU UNGARAN


Mata Pelajaran : Seni Budaya (Musik)
Kelas/Semester : VII/I
Materi Pokok : Menyanyi dengan Lebih Satu Suara
Alokasi Waktu : 6×40 Menit

A. Kompetensi Inti

 KI1 dan KI2


Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya serta
Menghargai dan menghayati perilaku jujur,disiplin,santun,percaya
diri,peduli, danbertanggung jawabdalam berinteraksi secara efektif sesuai
dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat
dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.
 KI3
Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan
rasa ingin tahunya tentangilmu pengetahuan,teknologi,seni,budayadengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan
kejadian tampak mata.
 KI4
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secarakreatif,
produktif,kritis,mandiri,kolaboratif, dan komunikatif, dalam ranah konkret
dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang teori.

B. Kompetensi Dasar Dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator

3.2 Memahami dasar bernyanyi  Mengidentifikasi bentuk-bentuk


dengandua suara atau lebih vokal grup
secaraberkelompok  Mendeskripsikan bentuk-bentuk
vokal grup
4.2 Menyanyikan lagu dengan  Menampilkan lagu-lagu dalam
duasuara atau lebih dalam bentuk vokal grup
bentukkelompok vocal  Mengomunikasikan penampilan
vokal grup secara lisan dan tertulis
105

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah melakukan proses pembelajaran, siswa diharapkan dapat


mengapresiasi dan berkreasi seni musik, yaitu:
1. Mendeskripsikan pengertian bernyanyi dengan dua suara
2. Mendiskripsikan teknik vokal dalam bernyanyi dengan dua suara
3. Mengomunikasikan penampilan vokal grup secara lisan dan tertulis
D. Materi Pembelajaran
 Bernyanyi Banyak Suara
1. Latihan Vokal
a. Latihan Vokal Grup
b. Latihan Lagu Dua Suara

E. Metode Pembelajaran
1) Pendekatan : Saintifik
2) Model Pembelajaran :Discovery learning, action learning Problem Based
Learning (PBL)
3) Metode :Tanya jawab, demonstrasi
F. Media Pembelajaran
 Media :
 Media audio
 Perpustakaan
 Internet
 Alat/Bahan :
 Media elektronik
G. Sumber Belajar
 Buku seni budaya kelas VII, Kemendikbud, tahun 2013 edisi 2016
 Buku-buku lain yang relevan
 Buku-buku seni budaya di perpustakaan
 Buku lagu wajib nasional, daerah, dan popular

H. Langkah-Langkah Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu

Pendahuluan  Melakukan pembukaan dengan salam 10


pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran
 Memeriksa kehadiran peserta didik
sebagai sikap disiplin
 Menyiapkan fisik dan psikis peserta
didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran.
106

 Guru menyampaikan tujuan


pembelajaran
dan cakupan materi pada pertemuan
pertama

Inti  Peserta didik mendengarkan audio 100


melalui speaker aktif
 Peserta didik diajak untuk mendengarkan
dengan pendekatan apresiasi melalui
mendengarkan secara menikmati dan
menghayati.
 Peserta didik merumuskan pertanyaan-
pertanyaan terkait dengan pemutaran
audio.
 Peserta didik diberikan materi terkait
dengan unsur – unsur musik dan vokal.
 Peserta didik mengapresiasi lagu
Mozart’s Cradle Song
Penutup  Guru bersama-sama dengan peserta didik 10
menyimpulkan hal – hal yang berkaitan
dengan pemutaran audio.
 Guru bersama-sama peserta didik
melakukan refleksi tentang proses dan
hasil pembelajaran yang telah dicapai.
 Peserta didik mencatat informasi guru
tentang kegiatan pembelajaran
berikutnya.
 Guru bersama peserta didik membuat
kelompok bernyanyi dengan dua suara.
 Guru memberikan materi lagu Mozart’s
Cradle Song untuk dipelajari di rumah
sebagai materi minggu depan.

Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu


Pendahuluan 10

Melakukan pembukaan dengan


salam
pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran

 Memeriksa kehadiran peserta


didik sebagai sikap disiplin
107

 Menyiapkan fisik dan psikis


peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran.

 Menyampaikan kompetensi
yang akan dicapai dan menunjukkan
manfaat dalam kehidupan sehari-hari.
 Mengaitkan materi/tema/kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan
dengan pengalaman peserta didik
sebelumnya, yaitu menyanyi dengan dua
suara.
 Menggali pengetahuan siswa tentang
materi yang sudah diberikan pada
pertemuan berikutnya

Inti 100

 Guru memberikan contoh


membaca notasi
dengan metode demonstrasi

 Peserta didik dibimbing untuk


membaca notasi lagu Mozart’s Cradle
Song melalui dekte melodi.

 Peserta didik menyanyikan


lagu Mozart’s Cradle Song dengan tepat.

 Peserta didik
mempresentasikan materi lagu Mozart’s
Cradle Songdan peserta didik yang lain
mengapresiasi penampilan siswa yang
maju.

Penutup 100

 Guru bersama peserta didik


menyimpulkan
108

bernyanyi dengan dua suara dengan


teknik yang benar melalui pendekatan
apresiasi.

 Guru menanyakan kendala


peserta didik selama mengikuti pelajaran

 Guru bersama-sama peserta


didik melakukan refleksi tentang proses
dan hasil pembelajaran yang telah
dicapai.

 Guru memberikan gambaran


materi yang akan diajarkan
untukpertemuan berikutnya

 Guru bersama dengan peserta


didik mengakhiri pelajaran dengan
berdoa bersama

I. Penilaian Hasil Pembelajaran

1. Penilaian Sikap
- Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta
didik sehari-hari, baik terkait dalam proses pembelajaran maupun
secara umum. Pengamatan langsung dilakukan oleh guru. Berikut
contoh instrumen penilaian sikap

No Nama Siswa Aspek Perilaku yang Jumla Skor Kode

Dinilai h Skor Sikap Nilai

BS JJ TJ DS

1 … 75 75 50 75 275 68,75 C

2 … ... ... ... ... ... ... ...

Keterangan :
109

• BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin

Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria
= 100 x 4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4
= 68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin
dinilai

- Penilaian Diri
Seiring dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru kepada
peserta didik, maka peserta didik diberikan kesempatan untuk menilai
kemampuan dirinya sendiri. Namun agar penilaian tetap bersifat
objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari
penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai, kemudian
menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan, dan merumuskan
format penilaiannya Jadi, singkatnya format penilaiannya disiapkan
oleh guru terlebih dahulu. Berikut Contoh format penilaian :

No Pernyataan Ya Tidak Jumla Skor Kode

h Skor Sikap Nilai

1 Selama diskusi, saya ikut serta 50 250 62,50 C

mengusulkan ide/gagasan.

2 Ketika kami berdiskusi, 50


110

setiap anggota mendapatkan

kesempatan untuk berbicara.

3 Saya ikut serta dalam membuat 50

kesimpulan hasil diskusi

kelompok.

4 ... 10

Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4 x
100 = 400
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 :
400) x 100 = 62,50
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat juga digunakan untuk menilai kompetensi
pengetahuan dan keterampilan

- Penilaian Teman Sebaya


Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai
temannya sendiri. Sama halnya dengan penilaian hendaknya guru telah
menjelaskan maksud dan tujuan penilaian, membuat kriteria penilaian,
dan juga menentukan format penilaiannya. Berikut Contoh format
penilaian teman sebaya:

Nama yang diamati : ...


Pengamat : ...

No Pernyataan Ya Tida Jumlah Skor Kode

k Skor Sikap Nilai

1 Mau menerima pendapat 100 450 90,00 SB


teman.
111

2 Memberikan solusi terhadap 100


permasalahan.
3 Memaksakan pendapat sendiri 100
kepada anggota kelompok.
4 Marah saat diberi kritik. 100

5 ... 50
112

Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang
positif, sedangkan untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak
= 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 5 x
100 = 500
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (450 :
500) x 100 = 90,00
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

2. Penilaian Pengetahuan
a. Teknik Penilaian: Tes Uraian
b. Instrumen Penilaian dan Penskoran
 Instrumen Penilaian
1) Jelaskan 4 syarat menyanyi secara vokal grup dengan baik dan
benar.
2) Jelaskan 2 manfaat dalam menyanyi secara vokal grup.

 Penskoran
1) Penskoran
Skor 4, jika penjelasan benar dan lengkap
Skor 3, jika penjelasan benar tetapi kurang lengkap
Skor 2, jika sebagian penjelasan tidak benar dan kurang
lengkap
Skor 1, jika hanya sebagian penjelasan yang benar dan tidak
lengkap

2) Pengolahan skor
Skor maksimum: 24
Skor perolehan siswa: SP
Nilai yang diperoleh siswa: SP/24 X 100

3. Penilaian Keterampilan
a. Penilaian Praktek
1) Teknik Penilaian : Tes Praktek
2) Instrumen Penilaian : Nyanyikanlah salah satu lagu yang telah
dipelajari secara vokal grup.
113

Aspek Komponen Skor Bobot


1 2 3 4
… … 50%


Jumlah
… … 30%


Jumlah
… … 20%


Jumlah
Jumlah Keseluruhan
*) Aspek dan komponen disesuaikan dengan indikator masing-
masing materi

3) Pedoman Penskoran
No Skor Aspek yang diamati

Butir

1 86- …

100

71-85 …

56-70 …

< 55 …

b. Penilaian Produk

Nama Proyek :

………………………………..
Nama Peserta Didik :

………………………………..
114

No. Aspek Penilaian Skor

A B C D

86-100 71-85 56- < 55

70

1 Ide/gagasan

2 Komposisi

3 Kreativitas

4 Kerapihan dan Kebersihan

*) Aspek yang dinilai tergantung dari produk yang dibuat

4. Remedial dan Pengayaan


Pembelajaran Remedial dan Pengayaan dilakukan segera setelah kegiatan
penilaian

Ungaran, Juni
2019

Mengetahui Guru Seni Budaya


Kepala Sekolah

Thomas Sugiyatno Tendian Febriagazi

Catatan Kepala Sekolah


....................................................................................................................................
...................
115

Lampiran 6
Tenaga Pengajar SMP Mardi Rahayu Ungaran.
(Hasil Observasi : Trizky Kandi Amalia, Oktober 2019)

No. Nama Jabatan


1. Cecilia suciningsih, S.Pd Pendidikan Agama
2. Lucia haryati, S.Pd Pendidikan Agama
3. Thomas Sugiyanto, S.Pd Pendidikan Kewarganegaraan
4. Yustina Parit Suparni Pendidikan Kewarganegaraan
5. A. Budi Yatmoko, S.Pd Bahasa Indonesia
6. Lusia Jayanti Harminingsih, S.Pd Bahasa Indonesia
7. Novianti Tri Wahyuningsih, S.Pd Matematika
8. Yosep dwi widyantoro, S.Pd Matematika
9. Mahardita Woro Palupi, S.Pd Bahasa Inggris
10. Dra. Christina Sunarti Bahasa Inggris
11. Dra. L. Wiwik Dwi S. IPA
12. Stefana Ida Ernani, S.Pd IPA
13. Drs. G. Wasis Waskito IPS
14. Novalino Pawori Mingge, S.Pd IPS
15. Tendian Febriagazzi Seni Budaya
16. Dra. Rini Haryas S. Prakarya
17. Susilo Widodo, S.Pd Penjaskes
18. M. Arif Amirulchaq Bahasa Jawa
19. Lusia Wahyu Erniyati, S.Pd BK
116

Lampiran 7

Daftar Peserta Didik SMP Mardi Rahayu Ungaran.


(Hasil Observasi : Trizky Kandi Amalia, Oktober 2019)

No. No. Induk Nama

1 4211 Aloysius Lovandhika Yulianto


2 4216 Angga Yulianto Pradana
3 4223 Chatarina Friesca Nayona
4 4226 Christian Maval Putera Prasetyo
5 4228 Corina Sansekar Anindita
6 4232 Desnata Frirasetya
7 4236 Edelwys Novia Rinjani
8 4241 Florianus Ernest Satrio Pamungkas
9 4242 Gabriel Mario Oktora Pasha
10 4246 Haryo Prakoso Wibowo
11 4250 Irine Dwi Julia Ningtyas
12 4251 Ivana Kyla Raharjo
13 4254 Jhon Baptise Narendra Rastra
14 4255 Joan Celine Noorsanto
15 4256 Jonathan Pierre Soeitoe
16 4257 Kagumichristaniyar Putri
17 4264 Marcel Nam Danicolla
18 4269 Mikael Jonathan Dwi Saputra Buntari
19 4270 Mikaela Wina Cahya Rosari
20 4271 Mosses Widi Saputra
21 4273 Naomi Indah Tiurma Aritonang
22 4278 Nickolas Rainer Cahyono Tan Tik Siu
23 4281 Priska Noviana Putri
24 4286 Rafelina Mutia Margareta
25 4287 Raisya Ika Dini Naisila Putri
26 4288 Regina Maria Brilliana Putri
27 4289 Repald Eben Haezer
117

28 4294 Tiara Nisa


29 4295 Tito Sammy Arsenio
30 4296 Toribio Titan Thedanulora
31 4297 Trifena Oktaviani
32 4300 Vincentius Adyatma Rajendra Pasha
118

Lampiran 8

Karyawan SMP Mardi Rahayu Ungaran.


(Hasil Observasi : Trizky Kandi Amalia, Oktober 2019)

No. Nama Jabatan


1. Y. Parit Suparini Tata Usaha
2. Sr. M. Ferdinanda, AK Tata Usaha
3. Okta Indah Susastra Administrasi kurikulum
4. Yosephine Slamet Lestari Administrasi perpustakaan
5. Cicilia Ratna N. Laboran
6. Petrus endro setianto Cleaning Service
7. Alb. Tri Anggoro B. Cleaning Service
8. Wahyu Doddy Petugas keamanan
119

Lampiran 9

STRUKTUR ORGANISASI SMP MARDI RAHAYU UNGARAN


120

Lampiran 10

HASIL WAWANCARA DENGAN GURU

Nama : Bapak Tendian Febriagazzi


Jabatan : Guru Tidak Tetap (GTT) Seni Budaya dan Keterampilan

1. Kurikulum apa yang digunakan dalam pembelajaran Seni Musik di SMP


Yayasan Mardi Rahayu Ungaran?
SMP Mardi Rahayu Ungaran sudah menerapkan kurikulum 2013 sejak dua tahun
setengah ini pada masing – masing rombel kelas 7, 8, dan 9 mbak.
2. Apa alasan menggunakan pendekatan apresiasi dalam pembelajaran?
Dalam serangkaian pelaksanaan pembelajaran menyanyi lebih dari satu
suara.Apresiasi merupakan metode atau langkah - langkah yang saya gunakan
untuk mengembangkan sensitivitas atau kepekaan seni musik pada siswa
walaupun pada kenyatannya dikelas dalam berlatih vokal siswa tidak begitu
paham tentang apresiasi.Apresiasi merupakan salah satu komponen juga yang tak
bisa dilepaskan dari mata pelajaran seni budaya dan standar kompetensi yang
terdapat pada Kurikulum 2013 yang perlu dikembangkan.Sekolah memberikan
kebebasan dan wewenang pada saya dalam mengembangkan materi yang
terpenting pembelajaran seni budaya tidak membosankan dan siswa dapat
memaknai pembelajaran. Maka pendekatan apresiasi sangat cocok diterapkan
dalam pembelajaran seni budaya sub seni musik dengan KD menyanyi lebih dari
satu suara secara berkelompok.
3. Dalam menerangkan pelajaran dikelas terdapat tahapan awal hingga akhir
pembelajaran, sikap apresiatif (menghargai, menghayati, mengidentifikasi,
dan mendengarkan) bagaimana cara bapak menerapkannya dalam
bernyanyi dengan dua suara?

Saya memilih menggunakan bantuan media audio, karena saya ingin siswa
menikmati keindahan lagu tersebut dan berimajinasi.Hal pertama yang saya
lakukan adalah memusatkan perhatian siswa supaya lebih fokus sehingga siswa
dapat menghayati lagu tersebut.Lalu saya memperdengarkan audio dengan
121

pengulangan sebanyak tiga kali.Langkah selanjutnya saya menginstruksikan siswa


untuk mengumpulkan informasi. Langkah ketiga merupakan pertemuan
selanjutnya, saya akan menginstruksikan siswa untuk mempresentasikan dan
siswa yang tidak sedang presentasi mengapresiasi dan menanggapi penampilan
temannya.

4. Bagaimana cara bapak menanamkamkan sikap apresiatif pada

siswa?
Karena saya mengajar mata pelajaran seni budaya maka sikap apresiatif yang saya
berikan pada siswa tidak terlepas dari pengalaman hidup saya yang telah saya
dapat ketika menimba ilmu. Saya mengatakan pada siswa apa yang melekat pada
diri kita adalah pemberian Tuhan sudah sepatutnya untuk dijaga dan menghargai
ciptaan-Nya. Seperti halnya ketika menyanyi kita harus sadar betul bahwa yang
menjadikan kita bisa bernyanyi karena berfungsinya pita suara, jika kita tidak
mempergunakan dan tidak menjaga pita suara dengan baik maka sama saja kita
tidak menghargai karuniaNya.
5. Apa tujuan dengan adanya apresiasai dalam pembelajaran menyanyi lebih
dari satu suara?
Sekolah membebaskan saya dalam mengembangkan materi dan cara
pengajarannya, namun musikalitas siswa berbeda – beda saya bisa paham. Daya
serap dan daya tangkap dalam menerima pelajaran siswa berbeda maka melalui
pendekatan apresiasai diharapkan dapat menstimulus sensitivitas siswa. Dengan
begitu siswa dapat memaknai pembelajaran lalu dengan adanya apresiasi akan
meningkatkan kemampuan berkreasi dan imajinasi.
6. Sumber belajar apa saja yang digunakan dalam pembelajaran?
Sumber belajar kalau sekolah sudah menyediakan modul berupa buku pelajaran
yang dapat dipinjam secara kolektif oleh masing – masing kelas. Buku – buku
yang dapat diakses siswa yaitu buku Seni Budaya Kelas VII, Kemendikbud, tahun
2013 edisi 2016, Buku-buku lain yang relevan, Buku-buku seni budaya di
perpustakaan, Buku lagu wajib nasional, daerah, dan popular atau sumber belajar
juga dapat melalui saya sendiri.
122

7. Media apa yang digunakan dalam proses pembelajaran?


Pada saat pertemuan pertama saya hanya menggunakan bantuan audio sajadalam
melatih kepekaan dan sensitivitas siswa selebihnya saya menggunakan gitar atau
keyboarddalam melatih bernyanyi siswa dengan dua suara.
8. Bagaimana keterkaitan antara matei vokal degan pedekatan apresiasi?
Alasan saya memilih lagu Mozart’s Cradle Song walaupun lagu ini musik barat
namun irama, melodi, dan nada – nada lagu tersebut merupakan lagu yang easy
listening mudah untuk dipelajari siswa. Sehingga dalam proses berapresiasi siswa
tidak merasa kesulitan. Aransemen yang saya susun juga terbilang sederhana tidak
rumit karena mengingat ke-efektifisan jam pelajaran sehingga dalam beberapa
pertemuan siswa sudah dapat mempresentasikan lagu tersebut.
9. Apakah ada metode lain pada saat bapak menerangkan pelajaran supaya
pembelajaran lebih optimal?
Disisa waktu pembelajaran saya melakukan sesi tanya jawab. Saya menanyakan
tentang kesan murid terhadap lagu tersebut apakah lagu tersebut ekspresif, megah,
bersemangat, syahdu, sedih, bagus atau tidak bagus. Dengan adanya metode tanya
jawab akan ada umpan balik (feedback) antara guru - murid sehingga pada saat
dikelas kegiatan belajar mengajar tidak menjadi monoton, siswa jadi terpacu
untuk bertanya dan menjadi lebih aktif dalam pembelajaran. Dalam penyampaian
materi saya tidak banyak berceramah namun pembelajaran ini lebih pada
pembelajaran konvensioanal saja sebetulnya. Saya lebih banyak pada praktek
yang melibatkan siswa secara langsung supaya dapat belajar musik, maka dengan
menggunakan model pembelajaran seni berbasis action learning siswa dapat
mengembangkan potensi diri dan lebih dapat mengekspresikan diri. Metode yang
saya padukan yakni demonstrasi supaya pembelajaran lebih menarik dan tidak
membosankan.
10. Bagaimana proses pembelajaran bernyanyi dua suara pada saat
menggunakkan metode demonstrasi?
Memasuki kegiatan inti yaitu bernyanyi dua suarasaya sudah membagi satu kelas
menjadl dua kelompok besar yang terdiri kelompok suara satu dan kelompok
suara dua. Setelah itu memberikan teori musik namun penjelasan yang saya
123

berikan tidak secara teoretis karena pasti siswa tidak sepenuhnya mengerti harus
ada contoh dari saya, maka disamping saya menynyikan saya juga menyelipkan
materi dan teori – teori terkait dengan KD. Seperti dekte melodi terlebih dahulu
setelah itu lama – lama menyanyikan dengan liriknya.
11. Apa saja kendala atau hambatan yang dialami dalam proses pembelajaran
bernyanyi dengan dua suara berlangsung?
Sebenarnya para siswa sangat antusias dalam mata pelajaran ini. Sebelum
pembelajaran dimulai saja ketua kelas atau salah satu siswa membantu saya
membawakan perangkat pembelajaran atau membawakan keyboard dengan senang
hati ke dalam kelas. Kendalanya yaa peserta didik memiliki background musik
yang berbeda – beda ada yang awam, ada siswa yang otodidak belajar musik, ada
yang keluarga murid memiliki basic bermusik maka apabila ada yang siswa belum
fasih memahami notasi musik atau belum peka dengan melodi. Maka pada saat
bernyanyi dengan dua suara masih ada yang fals, belum harmonis, dinamika, dan
kurang PD (percaya diri).
12. Bagaimana bapak mengatasinya?
Pada saat berlatih bersama suara satu dan suara dua saya hanya mengajarinya
berulang – ulang apabila dirasa ada yang fals atau kurang harmonis ditengah –
tengah pelajaran saya meng-cutdan mengomentari itu suara satu volume atau
power nya kurang keras sedikit yaa pokoknya terkait dengan tekhnik vokal.
13. Bagaimana cara bapak mengkondisikan kelas suaya kelas menjadi lebih
kondusif?

Pengkondisian kelas saya lakukan pada awal pembelajaranmempersiapkan siswa


lebih serius, dan lebih fokus dalam menerima pelajaran. Pengkondisian kelas yang
saya lakukan kadang saya menanyakan materi sebelumnya sudah dipelajari apa
belum atau masing – masing siswa sudah membawa partitur nya apa tidak
membawa. Kalau ada satu dua siswa yang tidak mengindahkan instruksi saya
pada saat itu akan saya tegur. Hal tersebut untuk mendisiplinkan para anak didik
saya.
124

14. Pengamatan apa yang bapak temui dari peserta didik melalui
pendekatan auditori mendengarkan secara menikmati, lalu bagaimana
hasilnya?
Melalui pengamatan saya pada saatmendengarkan secara menikmati
siswasudah mulai merasakan keindahan Mozart’s Cradle Song dengan
mengangguk – angguk menikmati iramanya, alunan melodi yang merdu, serta
merasakan sensasi yang terkandung dalam musik lagu Mozart’s Cradle Song.
Meskipun hanya sekedar menikmati siswa sudah mulai memiliki gambaran
atau pandangan tentang gaya (style) dan keindahan mengenai lagu tersebut.
15. Pengamatan apa yang bapak temui dari peserta didik melalui
pendekatan auditori mendengarkan secara perspektif, lalu bagaimana
hasilnya?
Dalam mendengarkan secara perspektif diperlukan konsentrasi dan fokus
sehingga siswa dapat menuliskan gagasan, lalu menysunnya ke dalam buku
tentang apa yang didengar dapat berupa point penting dan menyimpannya
dalam pikiran.
16. Evaluasi seperti apa yang bapak berikan pada pembelajaran bernyanyi

lebih dari satu suara?

Kalau evaluasi saya telah membuat penilaian sendiri mengenai penilaian


keterampilan unjuk kerja. Lalu mengenai aspek apa saja yang akan dinilai,
yaitu tentang teknik vokal, materi vokalnya, dan penampilannya.
17. Bagaimana hasil Hasil dari evaluasi pembelajaran bernyanyi dua suara
melalui pendekatan apresiasi?
Jadi, dalam satu kelas jumlah siswa yang serius mengikuti apresiasi melalui
pengamatan saya dan draft yang saya punya yaitu 26 orang siswa yang serius
dalam kegiatan apresiasi. Apabila dipersentasikan siswa yang mengikuti
apresiasi dengan baik dan merespon kegiatan apresiasi dengan baik kurang
lebih 80% dari 32 orang siswa mbak.
125

Lampiran 11

HASIL WAWANCARA DENGAN PESERTA DIDIK

Nama : Mosses Widi Saputra


Kelas : VII B
No. Absen : 20

1) Bagian yang paling menarik perhatian pada saat mendengarkan lagu


Mozart’s Cradle Song?
Alunan lagunya merdu bu, suaranya lembut yang nyanyi bu sama pianonya
juga bagus saya suka.
2) Kesan dan pesan apa yang terdapat dalam lagu Mozart’s Cradle Song ?
Pesan lagunya menceritakan tentang seorang anak yang mau tidur dimalam
hari lalu dinyanyikan lagu sebelum tidur sama ibunya, gitu bu.
3) Hal – hal apa saja yang kamu amati pada musik dan lagu Mozart’s
Cradle Song yang ditampilkan oleh teman kelompokmu?
Saat temen maju nyanyi berkelompok ekspresi muka nya ada yang lempeng
bu flat gitu, terus saat nyanyi suara nya juga ada yang false bu, tapi yang
penampilan terakhir bagus bu kompak dan ga false. Suara satu sama dua nya
bagus bu rendah tingginya pas.
4) Bagaimana menurutmu penampilan temanmu yang maju
mempresentasikan lagu didepan kelas bagus?
Menurut saya ya menghibur karena pelajaran jadi lebih menyenangkan dan
ga bosen karena kegiatan praktek nya lebih banyak.
126

Lampiran 12

HASIL WAWANCARA DENGAN PESERTA DIDIK

Nama : Joan Celine Noorsant

Kelas : VII B
No. Absen : 14

1) Bagian yang paling menarik perhatian pada saat mendengarkan lagu


Mozart’s Cradle Song?
Yang paling menarik itu vokalis nya bu suara nya, melengking dan merdu
sekali.
2) Kesan dan pesan apa yang terdapat dalam lagu Mozart’s Cradle
Song ?
Lirik dari lagunya itu aslinya pakai bahasa Inggris bu tapi diganti jadi ke
bahasa Indonesia sama Pak Tendian. Pesan dari lagu itu dilirik lagunya
ada kata kaya nyuruh tidur bu makanya pas denger lagu itu suara nya yang
nyanyi lembut biyar kaya terbawa suasana bu. Terus Pak Tendian juga
bilang pesan dari lagu itu lagu untuk anak kecil kalau mau tidur.
3) Hal – hal apa saja yang kamu amati pada musik dan lagu Mozart’s
Cradle Song yang ditampilkan oleh teman kelompokmu?
Ada yang kurang kompak pas nyanyi dengan kelompoknya bu, terus
intonasi nya bu kurang jelas dalam menyanyikan lagu Mozart’s Cradle
Song bu,
127

Lampiran 13

HASIL WAWANCARA DENGAN PESERTA DIDIK

Nama : Priska Noviana Putri


Kelas : VII B
No. Absen : 23

1) Apa yang kamu ketahui tentang bernyanyi berkelompok dengan dua


suara?
Yaa kita nyanyi bersama – sama bu kalau suara satu nada atau suaranya
tinggi kalau suara duanya dominan laki – laki soalnya rendah.
2) Bagaimana respon kalian terkait dengan adanya tahapan – tahapan
apresiasi?
Yaa jadi lebih paham bu.
3) Kesulitan apa yang kalian temui saat menggunakan tahapan apresiasi?
Kesulitannya kadang masih suka kurang serius bu.
4) Apakah kamu senang mengikuti mata pelajaran ini?
Senang bu, karena pelajarannya menyenangkan, dan Pak Tendian sabar
banget sama kita – kita.
128

Lampiran 14

HASIL WAWANCARA DENGAN PESERTA DIDIK

Nama : Angga Yulianto Pradana


Kelas : VII B
No. Absen :2

1) Bagaimana respon kalian terkait dengan adanya tahapan – tahapan


apresiasi?
Saya jadi lebih sedikit sedikit mengerti bu.
2) Apa yang kamu ketahui tentang bernyanyi berkelompok dengan dua
suara?
Bernyanyi dua suara nyanyi kelompok bu lalu kalo suara satu yang nyanyi
dominan perempuannya kalau suara dua nya banyak yang laki – laki.
3) Kesulitan apa yang kalian temui saat menggunakan tahapan apresiasi?
Kesulitannya, saya bisa – bisa saja kok bu cara ngajarnya Pak Tendi enak
banget friendly sama anak – anak sekelas, yang saya tahu apresiasi itu ya
kaya cuman dengerin musik diamati terus dikomentari itu lagunya gimana
Bu.
4) Apakah kamu senang mengikuti mata pelajaran ini?
Ya senang kok bu, asyik. Kaya katanya Pak Tendian sersan serius tapi
santai.
129

Lampiran 15

HASIL WAWANCARA DENGAN PESERTA DIDIK

Nama : Irine Dwi Julia Ningtyas


Kelas : VII B
No. Absen : 11

1) Bagaimana respon kalian terkait dengan adanya tahapan – tahapan


apresiasi?
Jadi paham bu, asyik.
2) Apa yang kamu ketahui tentang bernyanyi berkelompok dengan dua
suara?
Menyanyi bersama – sama dengan pembagian suara satu dan dua bu. Kalau
saya termasuk suara satu bu.
3) Kesulitan apa yang kalian temui saat menggunakan tahapan apresiasi?
Kesulitannya kadang kurang serius bu soalnya sebelumnya mapel olahraga
bu.
4) Apakah kamu senang mengikuti mata pelajaran ini?
Senang kok bu, pelajarannya gak membosankan karena banyak prakteknya.
130

Lampiran 16

DOKUMENTASI

Proses Pembelajaran di Kelas VIIB

Proses Pembelajaran di Kelas VIIB


131

Proses Pembelajaran di Kelas VIIB

Latihan bernyanyi dengan kelompok

Anda mungkin juga menyukai