SKRIPSI
oleh
Trizky Kandi Amalia
NIM. 2501414179
JURUSAN PENDIDIKANSENIDRAMA,TARIDANMUSIK
FAKULTASBAHASADANSENI
UNIVERSITASNEGERISEMARANG
2021
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
ii
iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan karya dari orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
.
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
1. “Education is the most powerful weapon which you can use to change
v
SARI
Pembelajaran seni budaya sub seni musik merupakan mata pelajaran yang
memberikan sebuah pengalaman musik terhadap peserta didik dan terkandung
unsur estetika didalamnya. Untuk meningkatkan sensitivitas dan musikalitas
peserta didik perlu adanya strategi pembelajaransalah satunya melalui suatu
pendekatan.Penerapan pendekatan apresiasi dalam pembelajaran bernyanyi dua
suara di SMP Mardi Rahayu Ungaran memberikan manfaat untuk peserta didik
salah satunya membantu siswa memahami karya seni yang dapat dilihat dari
berbagai sisi dan meningkatkan kemampuan berparesiasi. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui pelaksanaan penerapan pendekatan apresiasi dalam
pembelajaran bernyanyi dua suara di SMP Mardi Rahayu Ungaran.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatifyang menguraikan
dalam bentuk kata-kata dan bahasapada konteks khusus dalam penelitian dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah.Pengumpulan data
dilakukandenganmenggunakan teknik observasi,wawancara, dan studi dokumen.
Teknik analisis data meliputi pengumpulan data, reduksi data, menyajikan data
dan membuat kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa guru menerapkan pendekatan apresiasi
dalam pembelajaran bernyanyi dua suara.Guru melatih sensitivitas dengan
pendekatan auditori yaitu peserta didik diperdengarkan audio instrumental
Mozart’s Cradle Songmelaluitahapan; 1) mendengarkan untuk menikmati yaitu
mendengerkan untuk mencapai kesenangan dengan kesadaran sehingga dapat
mencarikeindahan bunyi 2)mendengarkan untukperspektif yaitu mendengarkan
dengan konsentrasi dan fokus, sehingga siswa dapat menuliskan gagasan 3)
peserta didik mengumpulkan informasi tentang materi terkait melalui pendekatan
auditori 4) peserta didikmengapresiasi dan mengekspresikan karya seni dengan
menyanyikan Mozart’s Cradle Song5) dengan pendekatan apresiasi peserta
didikdapat, mengamati, menilai, dan mengidentifikasi peserta didik.
Berdasarkan simpulan peneliti, pendekatan apresiasi dapat mengolah
sensitivitas pada musik sehingga siswa peka dan dapat mengekspresikan isi lagu
secara benar, oleh sebab itu disarankan apabila mengajarkan musik terutama pada
materi bernyanyi dapat menggunakan pendekatan apresiasi.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa (YME), atas segala rahmat
dan hidayah-Nya yang telah diberikan kepada peneliti sehingga skripsi yang
Dua Suara di SMP Mardi Rahayu Ungaran”, dapat diselesaikan dengan baik
Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat kelulusan Strata Satu
(SI) pada jurusan Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas Bahasa dan
Seni, Universitas Negeri Semarang. Tujuan mendasar dari skripsi ini adalah untuk
bersifat ilmiah.
memberikan dorongan, bantuan, dan petunjuk yang sangat berarti besar bagi
2. Dr. Sri Rejeki Urip, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas
peneliti.
vii
3. Dr. Udi Utomo, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Seni Drama Tari dan
5. Thomas Sugiyanto, S.Pd, Kepala SMP Mardi Rahayu Ungaran, yang telah
7. Peserta didik SMP Mardi Rahayu Ungaran kelas VII B yang telah
selama penelitian.
8. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu-persatu yang telah
Semoga jasa baik dari semua pihak yang telah membantu dengan ikhlas
kepada peneliti menjadi amal baik dan mendapatkan imbalan yang setimpal dari
Tuhan YME. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca khususnya dan dunia
viii
DAFTAR ISI
SARI……………….…….......…………………………………………..…….…vi
PRAKATA……………………......………............……………………………..vii
DAFTAR ISI...........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL..................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
2.2.1 Apresiasi.......................................................................................................11
ix
2.2.1.1.1 Pedekatan Auditori .................................................................................14
4.2.1.4Materi Pembelajaran...................................................................................58
x
4.2.2.1 Pengamatan Pertama .................................................................................59
5.2 Kesimpulan......................................................................................................83
5.3 Saran.................................................................................................................83
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................85
LAMPIRAN ..........................................................................................................89
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Nilai Ketukan Notasi ......................................................................... 31
Tabel 4.1 Jumlah Peserta Didik SMP Mardi Rahayu Ungaran ........................... 52
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.2 Tendian Febriagazzi selaku guru pengampu mata pelajaran seni
jawab .........................................................................................................................
...... 67
materi..........................................................................................................................
.....73
Gambar 4.10 Keterlibatan peserta didik dengan guru dalam pembelajaran ........ 76
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xiv
BAB 1
PENDAHULUAN
(dalam Ekaputri, 2007) kegiatan bernyanyi disekolah merupakan salah satu sarana
Depdiknas, 2006 yang dikutip (dalam Rahmat, 2013) menegaskan bahwa ruang
empat aspek, yaitu; 1) Seni rupa, mencakup pengetahuan, keterampilan, dan nilai
vokal, memainkan alat musik, apresiasi karya musik; 3) Seni tari, mencakup
keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh dengan dan tanpa rangsangan bunyi,
1
2
apresiasi terhadap gerak tari; dan 4) Seni teater, mencakup keterampilan olah
tubuh, olah pikir, dan olah suara yang pementasannya memadukan unsur seni
menjelaskan bahwa pada mata pelajaran seni pelajaran estetika yang harus
dan harmoni yang mencakup apresiasi dan ekspresi yang baik dalam kehidupan
dilakukan secara kritis yang menggunakan ke pekaan pikiran sebagai bentuk dari
penghargaan terhadap seni, hal tersebut seperti yang dikemukakan Ayu (dalam
Alfianto, 2015). Pendidikan seni dan apresiasi memiliki keterkaitan yang erat
didalam proses menghargai keindahan karya seni. Dalam menghargai karya seni
perlu adanya penghayatan supaya hasil dari mengapresiasi dapat dimaknai oleh
menilai suatu karya seni dan dapat menjabarkan apa yang telah diamati melalui
sudah didapat, maka hal tersebut serupa sebagaimana yang dikatakan oleh
Bastomi yang dikutp Bandi (dalam Sugiartawan et al., 2014) bahwa tahapan
dan kegiatan berapresiasi dengan perbedaan kemampuan siswa maka tidak semua
3
siswa dapat menguasai isi materi denganbaik oleh sebab itu guru perlu
adanya suatu pendekatan yang diberikan guru terhadap peserta didik dapat
yang produktif, kreatif, inovatif dan afektif, melalui penguatan kompetensi sikap,
Ungaran.Di sekolah ini mengajarkan mata pelajaran seni budaya sub seni musik.
Pada dasarnya materi seni musik terdiri dari dua yaitu teori dan praktik. Masing-
Pembelajaran seni budaya sub seni musik di SMP Mardi Rahayu Ungaran
khususnya kelas VII memiliki kompetensi dasar, yaitu Kompetensi Dasar 3.2
meahami konsep dasar bernyanyi dengan dua suara secara berkelompok dan KD
materi namun hal tersebut harus sesuai dengan Kurikulum 2013 yang berlaku
Berkaitan dengan latar belakang yang telah dikemukakan oleh peneliti, maka
tidak monoton dan kreatif supaya peserta didik dalam menerima materi baik
sehingga peneliti dapat menyusun tahap demi tahap sesuai dengan kerangka
daftar isi.
Bab II. Landasan teori, berisi tetang telaah pustaka dari berbagai sumber yang
Bab III. Metode penelitian, yang berisi tentang pendekatan penelitian, lokasi
teknik analisis,sertapemeriksaankeabsahandata.
Bab IV. Berisi gambaran umum mengenai lokasi atau tempat penelitian dan
penelitian terdahulu baik berupa buku, jurnal, skripsi, maupun artikel – artikel
Pembelajaran Bernyanyi Dua Suara Dua Suara di SMP Mardi Rahayu Ungaran”
studi kepustakaan ini bertujuan untuk memperoleh konsep – konsep dan teori –
teori sebagai sumber informasi serta dijadikan acuan atau landasan teori supaya
Materi Musik pada Sekolah Umum Jenjang Pendidikan Dasar” dari Resital: Jurnal
Seni Pertunjukan Universitas Negeri Semarang dilakukan oleh Wadiyo dan Udi
didik dalam pesan musik atau lagu digunakan untuk menyampaikan pesan
bahwa objek penelitian dan materi ditujukan hanya untuk siswa kelas VII,
Pelajaran Seni Budaya di Kelas VII 4 SMP Negeri 3 Padangditulis oleh Vivi
7
8
pembelajaran vokal group dalam mata pelajaran Seni Budaya di Kelas VIIserta
dengan bernyanyi lebih dari satu suara. Relevansi dengan judul penelitian yang
peneliti angkat yaitu tentang proses pembelajaran bernyanyi lebih dari satu suara
(KD) kelas VII mata pelajaran seni budaya sub seni musik, namun terdapat
perbedaan pada cara pengenalan menyanyi lebih dari satu suara. Pada penelitian
dari satu suara, sedangkan penelitian ini mengenalkan konsep menyanyi lebih dari
Mandala” Dalam Lakon “Sri Huning Mustiko Tuban” Relevansi dengan judul
Tahun 2015 yang disusun oleh Dian Kurniasar, Iqbal Hilal, dan Munaris dengan
judul “Pembelajaran Apresiasi Cerita Anak Siswa Kelas VII SMP Negeri 20
9
memiliki kesamaan yaitu Terdapat kesamaan dalam sudut pandang yaitu aktivitas
terdapat perbedaan yaitu terletak pada identitas mata pelajaran. Identitas mata
pelajaran penelitian ini mata pelajaran seni budaya sub seni musik dengan materi
pokok menyanyi dengan lebih satu suara, sedangkan identitas mata pelajaran
terdahulu yaitu mata pelajaran bahasa Indonesia dengan materi pokok cerita anak.
dapat mengidentifikasi unsur – unsur musik yang terkandung dalam isi materi,
Penelitian lain yang disusun oleh Sugeng Haryadi dengan judul “Upaya
dengan Menggunakan Media Musik Keyboard pada Peserta Didik Kelas VIII A
SMP Negeri 8 Pemalang” memiliki kesamaan dalam sikap apresitif yaitu dapat
penelitian ini yaitu materi ajar yang digunakan adalah lagu barat yang diarransir
sendiri oleh guru pengampu SMP Mardi Rahayu Ungaran untuk peserta didik
kelas VII, sedangkan materi yang diajarkan pada penelitian terdahulu adalah lagu
Apresiasi Seni Musik Terhadap Hasil Belajar Seni Musik” terdapat kesamaan
dalam penelitian ini yaitu peserta didik sama – sama memiliki musikalitas yang
Selnjutnya penelitian yang disusun oleh Lidya Fita Kusumadewi dalam Jurnal
Belajar Seni Musik dengan Media Audio”. Relevansi dengan penelitian ini yaitu
Tahun 2014 yang ditulis oleh Rina Muktinurasih dengan judul “Upaya
Seni Musik Daerah Setempat dengan Menggunakan Media Audio Visual pada
11
aspek dan dapat diterapkan dalam beberapa pelajaran, maka dari itu peneliti ingin
2.2.1 Apresiasi
& Asfar, 2016) yang menyatakan bahwa “seni sebagai bagian dari wilayah
Pendidikan Pasal 6 Ayat (1) yang menyatakan bahwa kelompok mata pelajaran
serta merasakan nilai-nilai yang ada pada suatu karya seni dengan terlebih dahulu
dilandasi oleh minat estetik. Adapun tahapan tahapan apresiasi sebagai berikut :
1. Tahap penikmatan
Ini merupakan tahap dari apresiasi dimana didalam tahap ini adalah masih awal
2. Tahap Penghargaan
Untuk dapat menghargai karya seni, tentu saja terlebih dahulu harus dapat
3. Tahap Pemahaman
Dalam tahap ini apresiator harus sudah mengerti unsur-unsur karya seni serta
dapat menyimpulkannya.
4. Tahap Penghayatan
5. Tahap Penerapan
karya seni“. Tahapan apresiasi sebagaimana dikatakan oleh Bastomi yang dikutp
Bandi (dalam Sugiartawan et al., 2014) bahwa tahapan apresiasi yaitu kegiatan
berapresiasi.
1. Tahap deskripsi
musiknya/ lagunya.
Pada tahap pemahaman ini pertama-tama kita dapat menganalisis teksnya atau
kita sebut dengan analisis tekstual, kita bisa menganalisis struktuk bentuk lagunya
seperti nada, tempo, irama, melodi dan ataupun sistem penulisan notasi.
dengan fenomena yang lain, seperti aspek lingkungan fisik, individu, social,
maupun budaya.
3. Interpretasi/ penghayatan
Apabila kita sudah menganalisis hubungan antara nada, irama, melodi dan
harmoni, serta struktur kata yang diterapkan dalam musik secara utuh
14
4. Penilaian/ evaluasi
Penilaian terhadap seni dalam ranah apresiasi tidak boleh dibumbui segala
suatu yang sifatnya subjektif walau itu sungguh tidak mudah.Alat ukur untuk
mengukur dalam musik biasanya menggunakan anatomi atau elemen dari karya
medium bunyi, pendekatan adalah jauh lebih penting dalam mencapai apresiasi
musik.
kenikmatan santap malam dan percakapan.Musik yang sangat bagus dari ilustrasi
tidak terdapat dalam kondisi demikian. Tetapi bila musik dipergelarkan untuk
kepentingannya sendiri, pendengar akan menyadari bahwa sesuatu yang lebih dari
sekedar sikap pasif adalah hal penting agar dapat menyukainya Miller (dalam
Sa’dullah, 2016)
keindahan bunyi. Nada-nada yang jernih dari sebuah flute,saxophone, biola atau
suara lonceng di kejauhan, sonoritas suara organ Katedral atau bunyi paduan suara
yang besar, kemegahan orkes simfoni, semuanya merupakan bunyi yang dapat
beberapa nilai berharga bagi apresiator, tetapi kesemuanya itu tidak menjanjikan
sejumlah besar dari apa yang disebut dengan apresiasi yang sebenarnya Miller
serta ungkapan yang dibangkitkan oleh musik. Inilah sikap yang dengan cara
bagi para pendengarnya. Mendengarkan secara emosional adalah suatu sikap yang
16
melekat terhadap musik, dan karena itu hal ini tidak menuntut konsentrasi atau
emosional, sikap ini lebih menuntut konsentrasi pada musik itu sendiri serta
kesadaran yang tajam tentang apa yang terjadi pada musik. Inilah cara
mendengarkan musik yang lebih daripada yang lain, yang membawa kepada
untuk apa mendengarkan, memahami apa yang didengar, dan oleh sebab itu
1. Perhatian
2. Pengulanagan
Tak seorang dapat berharap untuk memahami dalam sekali dengar segala hal
yang terjadi dalam sebuah bagian musik.Kita tidak dapat menangkap kesan-kesan
pendengaran secara visual.Oleh sebab itu, adalah keharusan bagi anda untuk
17
mendengarkan secara berulang-ulang sebuah lagu yang ingin anda pahami (inilah
3. Pengenalan
dengan kepada komposisi yang sudah dikenal saja. Sebab hal itu akan
sejumlah literatur musik tetapi juga pengetahuan tentang musik tersebut.dalam hal
ini latar belakang musik dibagi atas dua yaitu latar belakang umum dan khusus.
paduan suara dan bermain dalam orkes atau band. Termasuk juga belajar secara
sebuah komposisi yang khusus menciptakan suatu latar belakang khusus untuk
18
musik itu sendiri. Misalnya, hal-hal seperti bentuk dari sebuah komposisi,
apa, serta gagasan –gagasan apa yang ada dalam pikiran komposernya).
2.2.2 Pembelajaran
materi, (2) metode, (3) evaluasi hasil belajar, (4) media pembelajaran, (5)
Tujuan pembelajaran merupakan hasil yang akan dicapai melalui proses belajar
pembelajaran pada tiga ranah (domain), yakni ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
Ranah kognitif meliputi tujuan yang berhubungan dengan berfikir, megetahui, dan
2.2.2.1.2 Metode
“cara” namun secara umum metode diartikan sebagai suatu prosedur yang dipakai
untuk mencapai tujuan tertentu.Metode pengajaran berfungsi sebagai salah satu alat
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditentukann yang sudah ditentukan
usaha untuk menimbulkan dorongan belajar menurut minat dan perhatian siswa.
Dengan demikan siswa diharapkan tidak mendapat kesukaran dalam belajar sekaligus
tercipta hubungan yang serasi antara siswa dan guru (Sanjaya, 2009).
atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat
a. Metode Ceramah
Menurut (Jamalus, 1981 :31) metode ceramah ini murid mendengar secara
pasif dan guru menerangkan pelajaran seabagian besar melalui bahasa lisan.
Menurut Smyth (dalam Muslicha, 2016) metode tanya jawab adalah cara
peserta didik; (b) merangsang peserta didik untuk mengembangkan cara berfikir
termasuk ingatan; (c) merangsang peserta didik untuk berani dan aktif dalam
peserta didik dapat cenderung kurang aktif dan kurang dapat menangkap materi
yang dimaksud.
c. Metode Demonstrasi
metode yang digunakan untuk memperlihatkan suatu proses atau cara kerja suatu
benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran maka dapat dijelaskan bahwa
metode demonstrasi adalah memberikan variasi dalam cara - cara guru mengajar
dengan menunjukkan bahan yang diajarkan secara nyata baik dalam bentuk benda
asli maupun tiruan sehingga siswa - siswi dapat mengamati dengan jelas dan
pelajaran lebih tertuju untuk mencapai hasil yang dinginkan. Sudirman (dalam
seperti metode ceramah dengan perbuatan yang berusaha membuktikan apa yang
Menurut Sudjana (dalam Soginem et al., 2015) metode drill adalah suatu
permanen. Sebagai contoh pelajaran bahasa, drill itu dilakukan dengan menyuruh
siswa mengulang kata – kata sulit tertentu beberapa kali sampai siswa mampu
pada diri anak dan bersifat non serius, lentur, dan bahan bermain terkandung
dewasa. Oleh karena itu bermain sambil belajar (bermain peran) adalah
merupakan suatu hal yang penting untuk meningkatkan perkembangan daya sikap
Menurut Supriatna dkk (dalam Prawati, 2016) metode pemberian tugas dalam
tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar dan memberikan laporan
saran seperti yang dikemukakan oleh Raymond (dalam Nurjanna, 2016) yakni: (1)
Buatlah tugas-tugas secara langsung dan relevan dengan pelajaran atau unit yang
kecakapan dan pengetahuan yang ada dalam wilayah kemampuan siswa, (3)
kemampuan siswa dalam penyelesaian tugas, (5) Berilah komentar atas tugas yang
terselesaikan baik secara lisan maupun tulisan, dan (6) Terangkan secara singkat
Metodik khusus pengajaran musik/ seni suara, bukanlah suatu jenis metode
yang berdiri sendiri, melainkan gabungan dari beberapa metode, yaitu metode
diperlukan.
3. Dengan metode tanya jawab, guru menanyakan kesan murid terhadap lagu
sebuah lagu dengan botol kosong yang dipukul, tamburin, kastanyet dan
sebagainya
23
misalnya ayah, ibu, adik, kakak, anak, maka siswa akan bermain peranan
media dalam proses belajar siswa, yaitu: (1) dapat menumbuhkan motivasi belajar
siswa karena pengajaran akan lebih menarik perhatian mereka; (2) makna bahan
pengajaran akan menjadi lebih jelas sehingga dapat dipahami siswa dan
komunikasi verbal melalui kata-kata; dan (4) siswa lebih banyak melakukan
Menurut teori Rossi dan Breidle (dalam Gunawan, Marzuki, & Suryani,
2013) menyatakan “media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang
dapat di pakai untuk tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, koran,
perangkat keras (dalam Triyanto, 2013). Menurut Briggs (dalam Triyanto, 2013)
media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi atau materi
a. Media Cetak
Modul adalah bahan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik yang
mencakup isi materi, metode, dan evaluasi. Menurut Prastowo (dalam Tjiptiany,
As’ari, & Muksar, 2016) pembelajaran dengan menggunakan modul bertujuan (1)
siswa mampu belajar secara mandiri atau dengan bantuan guru seminimal
mungkin, (2) peran guru tidak mendominasi dan tidak otoriter dalam
dan kecepatan belajar siswa, dan (5) siswa dapat mengukur sendiri tingkat
penguasaan materi yang dipelajari. Modul menurut Prastowo (dalam Yunita &
Hakim, 2014) merupakan sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis
sehingga penggunanya dapat belajar secara mandiri dengan atau tanpa seorang
guru.
b. Multimedia Interaktif
Menurut Sudjana dan Rivai (dalam Rusdewanti & Gafur, 2014) menyatakan
secara interaktif dari siswa melalui kegiatan berpikir dan bekerja yang
menghasilkan umpan balik melalui diskusi dengan petunjuk atau tanpa petunjuk
garis besarnya dapat diuraikan menjadi beberapa langkah atau tahapan yang harus
dijalani oleh seorang guru dalam pengelolaan kelas pebelajaran. Tahapan pengelolaan
merupakan proses mengatur lingkungan supaya siswa belajar, dan setiap proses
perencanaan menurut Seel, Lehmann, Blumschein, & Podolskiy yang dikutip Reiser &
Isman (dalam Anggraeni & Akbar, 2018) Hal ini menunjukkan betapa pentingnya
a. Mengembangka Sillabus
penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran yang
26
terdiri dari beberapa komponen yaitu identitas mata pelajaran, identitas sekolah,
muka untuk satu pertemuan atau lebih.RPP dikembangkan dari silabus untuk
Kompetensi Dasar (KD). Lebih lanjut dijelaskan juga mengenai komponen RPP
dalam Kurikulum 2013 meliputi (1) identitas mata pelajaran, (2) standar
kompetensi, (3) kompetensi dasar, (4) indikator pencapaian kompetensi, (5) tujuan
pembelajaran, (6) materi ajar, (7) alokasi waktu, (8) metode pembelajaran, (9)
kegiatan pembelajaran, (10) penilaian hasil belajar dan (11) sumber belajar
Seperti yang disampaikan oleh Hasibuan, dkk (dalam Ikut, 2019:29) bahwa
bagi peserta didik untuk memulai kegiatan pembelajaran agar peserta didik dapat
appersepsi, atau dapat juga dengan menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan
27
a. Orientasi,
perhatian siswa terhadap isu sesuai materi yang akan dibahas. Dapat dilakukan
b. Appersepsi,
Apersepsi yaitu memberikan persepsi awal kepada siswa tentang materi yang
c. Motivasi
hari mempelajari mata pelajaran dan tema yang dipelajari dan proses ilmiah
d. Pemberian Acuan
dengan rencana langkah- langkah pembelajaran) dari awal sampai dengan akhir
2. Kegiatan Inti
sehingga peserta didik lebih tertantang untuk melakukan hal yang mereka senangi
3. Kegiatan penutup
Permendikbud No. 22 tahun 2016 dalam kegiatan penutup guru bersama siswa
terhadap proses dan hasil pembelajaran, melakukan kegiatan tindak lanjut dalam
proses penilaian berjalan dengan baik maka penilaian harus sahih, objektif, adil,
kriteria, dan akuntabel. Domain penilaian dalam K13 meliputi domain spiritual,
2009)adalah untuk: (1) memupuk rasa seni pada tingkat tertentu dalam diri tiap
kemampuan menilai musik melalui intelektual dan artistik sesuai dengan budaya
bangsanya (3) bekal melanjutkan studi ke pendidikan musik yang lebih tinggi.
merujuk pada suatu aktivitas learning by doing yang artinya siswa ikut terlibat
musik, (2) bernyanyi, (3) bermain musik, (4) bergerak mengikuti musik, dan (5)
pengalaman musikal secara langsung kepada peserta didik dengan tujuan agar
para peserta didik dapat membangun konsep-konsep musik dalam dirinya. Konsep
musik yang dimaksud merupakan formulasi unik yang dipelajari oleh peserta
bentuk pembelajaran musik sebagai upaya untuk mencapai kompetensi dasar yang
30
berirama, bernyanyi, membaca notasi musik, bermain alat musik, dan mencipta
mengalami dan menghayati fungsi unsur-unsur musik dalam lagu atau musik yang
Menurut (Jamalus, 1988 : 7) materi seni musik tidak terlepas dari unsur-unsur
yang saling terkait. Terbentuknya sebuah musik yang sering kita dengar terdapat
unsur-unsur yang saling mendukung satu sama lainnya, seperti irama, melodi,
unsur musik, yakni : (1) unsur – unsur pokok yang berisi irama, melodi, harmoni,
bentuk atau struktur lagu, (2) unsur – unsur ekspresi yang berisi tempo, dinamika,
2.2.5.1.1 Irama
gerak yang menjadi unsur dasar dalam musik irama dalam musik terbentuk dari
sekelompok bunyi dan diam dengan bermacam – macam lama waktu atau panjang
birama. Untuk menulis bunyi dan diam degan bermacam – macam lama waktu
atau panjang – pendeknya bunyi dan diam ini diguakan notasi irama dengan
Irama adalah urutan rangkaian gerak dalam sebuah musik yang membentuk
pola irama dan bergerak teratur sehingga menyebabkan lagu enak didengar dan
Tabel 2.1
Nilai Ketukan Notasi
(Oleh : Trizky Kandi Amalia)
2.2.5.1.2 Melodi
Melodi diartikan sebagai rangkaian nada atau bunyi yang terdengar teratur,
2014). Lalu menurut Suharto (dalam Hariyadi, 2014) melodi adalah rangkaian
32
dari beberapa nada yang dinyanyikan atau dimainkan sesuai dengan tinggi
rendahnya.
suatu nada yang disusun membentuk tangga dimana tangga dibagi menjadi dua
yaitu diatonik yag terdiri dari tujuh nada dengan jarak (1/2 dan 1) dan tangga nada
2.2.5.1.4 Harmoni
2.2.5.1.5 Nada
Nada ialah bunyi yang dihasilkan oleh suatu sumber bunyi yang yang
dapat diukur dengan menhitung jumlah getar ini dinamakan frekuensi, daat diukur
dengan menghitung.
2.2.5.1.6 Tempo
Tempo merupakan ukuran kecepatan birama lagu, semakin cepat suatu lagu
dimainkan maka semakin besar juga nilai tempo dari lagu tersebut Jamalus(dalam
Ikut, 2019). Tempo menjadi hal pokok dalam bermusik, jika tempo tidak tepat
maka seorang penyanyi bisa saja akan menyanyi lebih cepat dari iringan
musiknya.
2.2.5.1.7 Dinamika
33
Dinamika dalam seni musik dapat diartikan sebagai tanda untuk memainkan
nada dengan volume nyaring atau lembut menurut Jamalus (dalam Ikut,
2019:41 )dinamika merupakan unsur yang paling kuat menunjukan emosi atau
perasaan yang terkandung dalam sebuah karya seni musik jika dibandingkan
Dinamika dapat menujukan sebuah karya seni musik memiliki nuansa sedih,
riang, agresif, atau datar. Dinamika akan memainkan perasaan seniman maupun
2.2.5.1.8 Ekspresi
Menurut Dostia dan Aminudin (dalam Rismawan, 2014) ekspresi seni adalah
suatu pengenalan seni melalui perasaan dan kepekaan batin terhadap seni yang
melalui beberapa cara, seperti: (1) kegiatan merespon musik dengan gerak
anggota tubuh (tangan, kaki, badan, dan kepala) sesuai dengan irama musik yang
ada; (2) bernyanyi, yakni merupakan kegiatan olah vokal yang dilakukan dengan
phrasering, dan pembawaan; dan (3) membaca notasi musik, yakni kegiatan
membaca simbol-simbol musik atau notasi musik dari sebuah karya musik.
Menurut (Rondhi, 2017) berekspresi diri merupakan kebutuhan yang ada di dalam
2.2.5.1.9 Timbre
bunyi dalam seni musik Timbre sangat dipengaruhi oleh sumber bunyi dan cara
bergetarnya, biasa dikatakan timbre akan bergantung dari instrumen musik yang
dibunyikan, timbre yang dihasilkan alat musik tiup tentu saja akan berbeda
dengan timbre yang dihasilkan dari alat musik petik, meskipun keduanya
dan berirama baik diringi oleh iringan musik ataupun tanpa iringan musik. Dalam
bernyanyi pun dibutuhkan suatu tekhnik – tekhnik dasar yang tepat. Tekhnik –
tekhnik dasar bernyanyi yang perlu dipelajari mencakup (1) sikap badan, (2)
pernafasan, (3) pembentukan suara, (4) pengucapan (5) resonansi (Jamalus, 1988).
Sikap badan bernyanyi dapat dilakukan dengan sikap badan berdiri maupun
duduk dengan posisi tegak, rilek, dan bebas sehingga tidak mengganggu suara
35
2.2.6.1.2 Pernafasan
sehingga dapat menghasilkan suara yang bulat seperti membuka mulut, posisi
2.2.6.1.4 Resonansi
Kurikulum 2013
Pelaksanaan
Hasil Evaluasi
Bagan 2.1
Alur Kerangka Berpikir
Oleh (Trizky Kandi Amalia)
bentuk, diagaram, balon teks, diagram, maupun tabel. Bagan diatas adalah
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan suatu cara kerja atau metode ilmiah yang
penelitian. Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah kualitatif dengan metode
deskriptif.
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasapada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
terjadi di SMP Mardi Rahayu Ungaran, kondisi dan situasi diruang kelas, kondisi
guru maupun peserta didik, serta menjabarkan lebih lanjut kegiatan belajar
mengajar (KBM) dan pelaksanaan pembelajaran bernyanyi dua suara di kelas VII
37
38
adalah upaya yang dilakukan guru agar peserta didik lebih aktif dan kreatif.
bernyanyi adalah “suatu bentuk kegiatan seni untuk mengungkapkan pikiran dan
perasaan manusia melalui suaranya. Selanjutnya menurut teori Joseph (2004: 59)
semua nuansa dari tempo, dinamika, dan warna nada dari unsur- unsur pokok
Teori Banoe (dalam Ridwan, 2016) yang menuturkan bahwa musik adalah
dimengerti dan dipahami manusia. Seni musik ini dapat diungkapkan melalui
unsur-unsur pokok musik seperti irama, nada, melodi, harmoni, struktur lagu serta
melalui bernyanyi. Melodi diartikan sebagai rangkaian nada atau bunyi yang
dan pikiran yang diwujudkan pencipta lagu untuk kemudian disampaikan kepada
merujuk pada suatu aktivitas learning by doing yang artinya siswa ikut terlibat
musik, (2) bernyanyi, (3) bermain musik, (4) bergerak mengikuti musik, dan (5)
empat keterampilan inti diantaranya adalah berfikir kritis dan pemecahan masalah
mencipta sesatu yang baru (creativity). Selain itu menurut setidaknya minimal ada
penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci dan mendalam terhadap suatu
penelitian kasus hanya meliputi daerah atau subjek yang sangat sempit.Tetapi
ditinjau dari sifat penelitian, penelitian studi kasus lebih mendalam.SMP Mardi
prestasidi SMP Mardi Rahayu Ungaran baik akademik dan non-akademik. Salah
satunya prestasi non-akademik dalam bidang seni yang pernah dijuarai yaitu vocal
yang cukup tinggi dalam aktivitas musik karena faktor guru pengampu mata
dijadikan “kasus” untuk diteliti mengapa itu bisa terjadi. Penerapan pendekatan ini
adalah (1) guru pengajar Seni Budaya dan Keterampilan oleh Bapak Tendian
sumber data atau informasi yang berasal dari narasumber yang dipandang
SMP Mardi Rahayu Ungaran, peserta didik (siswa/siswi) kelas VIIB, dan bagian
TU, lalu yang menjadi instrumen utama adalah peneliti itu sendiri.Peneliti sebagai
instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti siap melakukan penelitian
wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti unuk memasuki objek
adalah peneliti itu sendiri, melalui evaluasi diri seberapa jauh pemahaman
terhadap metode kualitatif, penguasaan teori dan wawasan terhadap bidang yang
diteliti, serta kesiapan dan bekal memasuki lapangan menurut (Sugiyono, 2013).
Berdasarkan sumbernya data digolongkan menjadi dua, yaitu data primer dan
lapangan, data primer disebut juga dengan data asli atau data baru, sedangkan data
sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber yang sudah ada, biasanya
dari perpustakaan, laporan penelitian sebelumnya, internet, dll. Data primer dapat
sekunder dapat diperoleh melalui telaah literatur menurut(Hasan, 2012 : 33). Jenis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer karena peneliti secara
aktif berinteraksi dengan subjek. Proses pengumpulan data dapat diubah dan hal
tersebut bergantung pada situasi. Peneliti bebas menggunakan intuisi dan dapat
Untuk memproleh data yang lengkap, maka peneliti memilih teknik yaitu :
3.4.1 Observasi
di SMP Mardi Rahayu Ungaran yaitudengan cara mengamati situasi, kondisi serta
budaya sub seni musik yang meliputi metode yang digunakan oleh guru saat
43
apa yang digunakan oleh guru dalam mengajar.Dalam penelitian ini peneliti
dikutip dari Susan Stainback 1988 (Sugiyono, 2013) menjelaskan “In participant
observation, the researcher observes what people do, listen to what they say, and
guru dan peserta didik dari awal sampai akhir pembelajaran didalam kelas, dan ini
Adapun langkah – langkah wawancara menurut lincoln dan Guba yang dikutip
wawancara itu akan dilakukan (2) menyiapkan pokok – pokok masalah yang akan
menjadi bahan pembicaraan (3) mengawali atau membuka alur wawancara (4)
dan mengakhirinya (6) menuliskan hasil wawancara kedalam catatan lapangan (7)
peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan perlu mencatat apa yang
budaya sub seni musik SMP Mardi Rahayu Ungaran sebagai informan utama,
pelaksanaan wawancara sesuai dengan pokok bahasan yang akan di teliti. Tujuan
dalam kelas.
Dokumen yang berbentuk gambar misalnya, foto, gambar hidup, sketsa, dan lain –
lain. Lalu, dokumen yang berbentuk karya misalnya, karya seni yang dapat berupa
apresiasi, dan perangkat pembelajaran yang digunakkan oleh guru pengampu mata
bagi segala jenis penelitian pada akhirnya adalah terwujudnya produksi ilmu
pengetahuan yang valid, sahih, benar dan beretika”. Lebih lanjut Alwasilah
yang terdiri dari tiga hal “yakni: 1) deskriptif, 2) interpretasi, dan 3) teori dalam
pemeriksaaan.
Selain itu, dalam keabsahan data ini juga dilakukan proses triangulasi.
berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Dalam hal ini,
Susan Stainback (1988) menyatakan bahwa “the aim is not to determine the truth
bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada
membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang
tentang situasi penelitian dengan apa yang dikataannya sepanjang waktu; (4)
pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau
yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti
untuk sumber data yang sama dan serempak. Tujuan dari triangulasi adalah untuk
mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama,
data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti
wawancara mendalam dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara
serempak. Pada penelitian ini peneliti melakukan teknik pemeriksaan data yaitu
dari sumber yang sama yaitu: (1) peneliti melakukan observasi pembelajaran
dengancara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber dengan
teknik yang sama menurut Sugiyono(dalam Ikut, 2019). Dari beberapa sumber,
berbeda, dan mana spesifik dari sumber data tersebut. Pada triangulasi sumber ini,
peneliti melakukan pengumpulan data dengan guru pengajar dan tiga siswa
data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh
dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan – bahan lain, sehingga mudah
dipahami, dan temuan dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data
dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat
secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga
datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data kualitatif yaitu data reduction,
untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, makin
lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data yang diterima akan bertambah,
kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui
reduksi data.Mereduksi data berarti merangkum, memiih hal – hal yang pokok,
memfokuskan pada hal – hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa berupa uraian singkat, bagan,
menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat
naratif.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah
bila tidak ditemukan bukti – bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan
data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal
didukung oleh bukti – bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke
Bab ini terdiri dari dua bagian yang pertama mengenai gambaran
Ungaran.
Santa Maria milik kongergasi suster - suster Abdi Kristus Ungaran yang
yayasan tersebut hanya membuka satu kelas saja.Lalu pada bulan Juli
1984 gedung sekolah sudah bertambah yakni dengan ruang kelas selesai
dapat menerima peserta didik baru. Dengan demikian jumlah kelas sudah
bertambah menjadi dua yakni kelas 1 dan kelas 2.Pada awal tahun ajaran
bertambah menjadi kelas satu, dua, dan tiga. Hingga pada akhirnya,
Mendikbud RI Nomor.881/I.03/I.87.
51
52
Tabel 4.1
Jumlah Peserta Didik SMP Mardi Rahayu Ungaran.
(Hasil Observasi : Trizky Kandi Amalia, Oktober 2019)
rombongan belajar yang terdiri dari 4 kelas untuk setiap tingkatan baik
Gambar 4.1
SMP Mardi Rahayu Ungaran
(Hasil Observasi : Amalia, Oktober 2019)
Saat ini SMP Mardi Rahayu Ungaranmerupakan sekolah terakreditasi
Sembungan dengan luas tanah 3,904M2 dan bangunan yang terdiri dari dua
Rahayu Ungaran terdapat SMA 1 Ungaran dan Gereja Kristus Raja yang
memiliki letak yang strategis dan memiliki lingkungan sekitar yang baik
pelajaran seni budaya, yakni Bapak Tendian Febriagazi selaku guru tidak
tetap (GTT) yang mengajar mata pelajaran seni budaya diSMP Mardi
Rahayu Ungaran.
54
Gambar 4.2
Tendian Febriagazzi selaku guru pengampu mata pelajaran seni budaya
(Hasil Observasi : Amalia, Oktober 2019)
4.1.3 Sarana dan Prasarana SMP Mardi Rahayu
belajar mengajar berlangsung. Sarana yang ada meliputi meja, kursi, LCD,
komputer, kantin, ruang kepala sekolah, ruang tata usaha, ruang OSIS,
Gambar 4.3
Sarana dan Prasarana SMP Mardi Rahayu Ungaran
(Hasil Observasi : Amalia, Oktober 2019)
auditori yaitu medium bunyi, pendekatan adalah jauh lebih penting dalam
budaya sub seni musik khususnya dalam bernyanyi dua suara.Hal tersebut
Ismunandar, & Asfar, 2016) menyatakan bahwa “seni sebagai bagian dari
apresiasi.
perlu diperhatikan guru guna kelancaran dan kesuksesanKBM dikelas yang terdiri
Adapun yang perlu dipersiapkan guru seni budaya sub seni musik SMP
garis besar kompetensi inti dan kompetensi dasar rencana pelajaran sesuai
bahan kajian mata pelajaran yang terdiri dari beberapa komponen yaitu
sumber belajar.
yang dilakukan guru agar peserta didik lebih aktif dan kreatif, hal tersebut
seperti yang dikatakan oleh Bapak Tendian Febriagazi selaku guru seni
Pembelajaran (RPP) yang digunakan oleh guru seni budaya sub seni musik
saja. Media audio merupakan sarana yang digunakan guru supaya pembelajaran
lebih menarik perhatian siswa selain itu penggunaan media audio supaya siswa
lebih konsentrasi, fokus dengan apa yang didengar selain itu diharapkan dapat
seluruh alat dan bahan yang dapat di pakai untuk tujuan pendidikan, seperti radio,
4.2.1.3.4 Materi
Bapak Tendian selaku guru pengampu mata pelajaran seni buadaya sub
seni musik telah mempersiapkan satu macam lagu yang telah diarransir
pada siswa berupa partitur vokal dua suara dengan judul Mozart’s Cradle
bahasa indonesia.
4.2.1.5 Penilaian
hasil belajar siswa dan tolok ukur penilaian seperti yang telah dikemukakan
(Zufriady, 2017) bahwa domain penilaian dalam K13 meliputi domain spiritual,
Maka dalam mata pelajaran seni budaya sub seni musik guru
melakukan dua cara pengambilan nilai yakni test keterampilan dan test
Song.
perencanaan dan rancangan yang telah disusun dalam RPP. Berdasarkan pada
60
yang dilakukan antara guru dan peserta didik terkait dengan judul Penerapan
1) Pengamatan pertama
berkut :
apresiasi
Gambar 4.4
Guru mempersiapkan kondisi kesiapan siswa supaya lebih kondusif
(Hasil observasi : Amalia, Oktober 2019)
Gambar tersebut menjelaskan bahwa sebelum memasuki tahap
siswa dan suasana kelas terlebih dahulu supaya kelas lebih tenang dan
Setelah itu siswa diminta untuk lebih rileks dan santai.hal ini seperti yang
peserta didik lebih tertantang untuk melakukan hal yang mereka senangi
terdapat pada lagu tersebut terdiri dari vokal dan instrumen piano sebagai
Tendian dilapangan :
Salah satu upaya guru supaya siswa memliki orientasi terhadap bentuk
mengenai memaknai dan cara menghargai suatu karya musik dan guru
karya seni musik. Halini seperti yang disampaikan pada saat wawncara
Karena saya mengajar mata pelajaran seni budaya maka suatu dorongan atau
arahan yang saya berikan pada siswa tidak terlepas dari pengalaman hidup saya
yang telah saya dapat ketika menimba ilmu. Saya mengatakan pada siswa apa
yang melekat pada diri kita adalah pemberian Tuhan sudah sepatutnya untuk
dijaga dan menghargai ciptaan-Nya. Seperti halnya ketika menyanyi kita harus
sadar betul bahwa yang menjadikan kita bisa bernyanyi karena berfungsinya
64
pita suara, jika kita tidak mempergunakan dan tidak menjaga pita suara dengan
baik maka sama saja kita tidak menghargai karuniaNya.
Gambar 4.5
Guru memusatkan perhatian siswa
(Hasil observasi : Amalia, Oktober 2019)
perhatian siswa fokus dengan apa yang akan didengar seperti yang
kebiasaan konsentrasi.
Pada tahap ini siswa tidak hanya sekedar medengarkan musik saja
perspektif musik ini lebih daripada yang lain, yang membawa kepada
musikal.
diputar sekali siswa tidak dapat menjelajahi lagu tersebut hal ini untuk
apa yang didengar. Tujuan dari pengulangan audio dilakukan guru supaya
siswa menjadi lebih familiar dengan lagu tersebut, karena menuurt Miller
komposisi yang sudah dikenal saja. Sebab hal itu akan menghilangkan
66
kepuasan yang dapat anda peroleh dari penjelajahan terhadap musik baru
unsur musik serta pesan dan kesan apa yang terkandung dalam lagu
tentang pesan atau kesan yang terkandung pada lagu tersebut apakahlagu
dalam buku tentang apa yang didengar dapat berupa point penting dan
dapat menjelaskan apa yang didengar. Hal ini seperti yang dikemukakan
memahami unsur – unsur musik dan teori musik dasar terlebih dahulu.
67
masih belum terkonsep, hal ini seperti pernyataan salah satu peserta didik
Kesulitannya, saya bisa – bisa saja kok bu cara ngajarnya Pak Tendi enak banget
friendly sama anak – anak sekelas, yang saya tahu apresiasi itu ya kaya dengerin
musik diamati terus dikomentari itu lagunya gimana suasananya Bu.
beda. Selain itu antara siswa yang satu dengan siswa lainnya memiliki
siswa ada yang sudah terlatih dan ada yang belum. Dalam menanggapi
guru sebagai salah satu sumber belajar, dan berbagai sumber belajar yakni
kelompok paduan suara dan bermain dalam orkes atau band. Termasuk
Guru menggunakan metode tanya jawab untuk memicu penalaran siswa supaya
Gambar 4.6
Guru mengaitkan materi meggunakan metode tanya jawab
(Hasil observasi : Amalia, Oktober 2019)
keterkaitan proses mendengarkan melalui beberapa tahap yang telah dilalui siswa
audio yang diperdengarkan pada siswa guru menanyakan tentang kesan murid
syahdu, sedih, bagus atau tidak bagus. Dengan adanya metode tanya jawab akan
ada umpan balik (feedback) yang terjadi antara guru - murid atau murid dengan
murid sehingga pada saat dikelas kegiatan belajar mengajar tidak menjadi
monoton, mengakibatkan siswa terpacu untuk bertanya dan menjadi lebih aktif
bahwa metode tanya jawab adalah cara yang digunakan guru untuk
proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang
dikumpulkan oleh siswa kelas VIIB melalui sumber belajar dapat berasal
dari modul atau penjelasan guru mengenai teori - teori yang berkaitan
dengan vokal dua suara yang digunakan sebagai jembatan siswa terhadap
guru menyimpulkan hal – hal yang berkaitan dengan pemutaran audio. Tujuannya
supaya guru mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terkait dengan pemutaran
audio dan bagaimana siswa memahami apresiasi. Selain itu guru mengingatkan
terhadap
Guru membagi satu kelas menjadi dua kelompok besar. Kelompok satu sebagai
suara satu dan kelompok dua sebagai suara dua. Pengelompokan dilakukan secara
acak agar siswadapat menguasai materi dan mau belajar dengan apa yang baru
yang telah didapatkan melalui mendengarkan lagu Mozart’s Cradle Song. Hal
Standar Nasional Pendidikan Pasal 6 Ayat (1) yang menyatakan bahwa kelompok
mata pelajaran estetika atau bentuk lain yang sederajat dimaksudkan untuk
2) Pengamatan kedua
suara pada siswa dan melanjutkan tahapan apresiasi lebih lanjut. Berikut
a. Kegiatan Pendahuluan
telah dibagikan pada minggu lalu, namun terdapat satu atau dua siswa
2. Guru melakukan appersepsi tentang materi yang sudah diajarkan minggu lalu.
informasi terkait dengan lagu tersebut dan beberapa unsur – unsur musik yang
diperoleh. Setelah itu guru memancing pertanyaan kepada siswa terkait dengan
kesan dan pesan terhadap lagu tersebut dengan tujuan supaya siswa mengingat
satu sama lain. Kegiatan apersepsi menurut (Mariana, 2016) menjelaskan bahwa
apersepsi yaitu memberikan persepsi awal kepada siswa tentang materi yang akan
3. Vocalizing.
yang dilakukan supaya produksi suara siswa pada saat bernyanyi akan
73
Gambar 4.7
Notasi vocalizing
(Hasil observasi : Amalia, Oktober 2019)
pemanasan olah suara atau vocalizing latihan awal dasar supaya siswa
nada yang dibunyikan siswa yakni dari nada dasar hingga ke nada tinggi
cukup.
b. Kegiatan inti
Alasan saya memilih lagu Mozart’s Cradle Song walaupun lagu ini musik barat
namun irama, melodi, dan nada – nada lagu tersebut merupakan lagu yang easy
listening mudah untuk dipelajari dan diapresiasi siswa. Aransemen yang saya
susun juga terbilang sederhana tidak rumit karena mengingat ke-efektifisan jam
pelajaran sehingga dalam beberapa pertemuan siswa sudahdapat
mempresentasikan lagu tersebut sesuai interpertasi yang diperoleh.
Cradle Song yaitu mendekte melodi lagu tersebut dan peserta didik
melodi, lirik, tempo, dan dinamika begitu seterusnya hingga siswa sudah
Gambar 4.8
Guru tengah menggunakan metode demonstrasi dalam menyampaikan
materi
(Hasil observasi : Amalia, Oktober 2019)
materi yaitu tentang unsur – unsur musik dan vocal salah satunya
pentingnya koordinasi antar siswa supaya antara suara satu dan suara tidak
seni musik jika dibandingkan dengan unsur-unsur seni musik lainnya point
dahulu dalam bernyanyi dengan dua suara, hal ini sejalan dengan
Gambar 4.9
Partitur Mozart’s Cradle Song
(Hasil observasi : Amalia, Oktober 2019)
Gambar 4.9 menunjukkan partitur Mozart’s Cradle Song yang
unsur musik yang terkandung dalam lagu Mozart’s Cradle Song. Hal
itu bisa menganalisis struktuk bentuk lagunya seperti nada, tempo, irama,
wawancara :
Yaa kita nyanyi bersama – sama bu, kalau suara satu nada atau suaranya
tinggi kalau suara duanya dominan laki – laki soalnya lebih rendah.
Kemudian hal yang serupa juga diungkapkan oleh peserta didik yang
Bernyanyi dua suara itu menyanyi bersama – sama dengan pembagian suara
satu dan dua bu. Kalau saya termasuk suara satu bu.
yaitu cakupan nada suara satu apabila dinyanyikan akan lebih tinggi
dibanding dengan suara dua maka antara suara satu dan suara dua memliki
melodi yang indah dan keselarasan nada, hal ini seperti pernyataan
Gambar 4.10
Keterlibatan peserta didik dengan guru dalam pembelajaran
(Hasil observasi : Amalia, Oktober 2019)
satu dan suara dua. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk
dengan guru melibatkan secara langsung dan membaur dengan siswa maka
siswa akan memperoleh pengalaman bermusik, serta siswa tidak pasif dan
sebagai komponenya.
Gambar 4.11
Siswa mempresentasikan lagu Mozart’s Cradle Song
(Hasil observasi : Amalia, Oktober 2019)
memiliki pandangan dan pengamatan yang berbeda – beda, namun guru juga
lagunya.Hal tersebut seperti yang pernyataan salah satu peserta didik yang
Lirik dari lagunya itu aslinya pakai bahasa Inggris bu tapi diganti jadi ke bahasa
Indonesia sama Pak Tendian. Pesan dari lagu itu dilirik lagunya ada kata kaya
nyuruh tidur bu makanya pas denger lagu itu suara nya yang nyanyi lembut biyar
kaya terbawa suasana bu. Terus Pak Tendian juga bilang pesan dari lagu itu lagu
untuk anak kecil kalau mau tidur.
sebelumnya.
yang tengah berapresiasi setiap peserta didik memiliki sudut pandang yang
berbeda – beda. Hal tersebut seperti yang dikatakan oleh salah satu siswa
Ada yang kurang kompak pas nyanyi dengan kelompoknya bu, terus intonasi
nya bu kurang jelas dalam menyanyikan lagu Mozart’s Cradle Songseperti ga
ada power nya bu.
penghargaan terhadap karya musik dan karya musik yang ditampilkan. Hal
Saat teman maju nyanyi berkelompok ekspresi muka nya ada yang lempeng bu
flat gitu, terus saat nyanyi suara nya juga ada yang false bu, tapi yang penampilan
terakhir bagus bu kompak dan ga false. Suara satu sama dua nya bagus bu rendah
tingginya pas.
3) Kegiatan Penutup
tepuk tangan oleh guru dan peserta didik sebagai apreiator juga memberikan tepuk
tangan hal tersebut merupakan salah satu bentuk penghargaan yang dapat
membuat siswa menjadi lebih terpacu untuk lebih semangat lagi dalam mengikuti
terkait dengan serangkaian kegiatan pembelajaran, selain itu guru juga menayakan
melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik tugas
Gambar 4.12
Kegiata Evaluasi
(Hasil observasi : Amalia, Oktober 2019)
Gambar tersebut menjelaskan bahwa guru tengah melakukan sebuah
pembelajaran peserta didik dalam mata pelajaran seni budaya sub seni
Dalam satu kelas terdapat 32 siswa. Jumlah siswa yang serius mengikuti
apresiasi melalui pengamatan saya dan draft yang saya punya yaitu terdapat
26 orang siswa yang serius dalam kegiatan apresiasi. Apabila
dipersentasikan siswa yang mengikuti apresiasi dengan baik dan merespon
kegiatan apresiasi dengan baik kurang lebih 80 % dari 32 orang siswa.
pendekatan apresiasi dalam pembelajaran bernyanyi lebih dari satu suara di SMP
suatu karya musik yang ditampilkan. Melalui tahapan tersebut maka siswa dapat
pada lagu Mozar’s Cradle Song, mengamati penampilan siswa dan mengapresiasi
karya sesuai sesuai pengalaman musik yang didapat di sekolah, serta menilai
5.1 Saran
85
86
fasilitas dan sarana yang ada disekolah dalam kegiatan berapresiasi, maka
dengan begitu musikalitas dan peserta didik akan semakin terpacu dalam
87
88
Pendidikan, (2089-483X).
Jamalus. (1988). Pengajaran Musik Melalui Pengalaman Musik. Jakarta: Dikti
Departeman Pendidikan dan Kebudayaan.
Kemendikbud. (2016). Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah. Retrieved from
http://luk.tsipil.ugm.ac.id/atur/bsnp/Permendikbud22-2016SPDikdasmen.pdf
Laksono, B. T. (2011). Pembelajaran Seni Musik Sub Materi Mengekspresikan
Karya Seni Musik Kelas VIII di SMP N 1 Kaliwungu Kendal. Skripsi,
Jurusan Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik, Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Negeri Sema.
Mardalis. (2008). Metode Penelitian (Suatu Pendekatan Proposal). Jakarta: Bumi
Aksara.
Mariana, I. M. A. (2016). Pengantar Perencanaan Pembelajaran di Sekolah
Dasar. Bali: Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Bali.
Miqdadiyyah, S. (2015). Apresiasi Terhadap Ketoprak “ Sapta Mandala ” Dalam
Lakon “ Sri Huning Mustiko Tuban ” bagi Masyarakat Ngablak Pati. Jurnal
Seni Musik UNNES, 4(1), 1–9.
Muslicha, A. (2015). Metode Pengajaran dalam Pendidikan Lingkungan Hidup
pada Siswa Sekolah Dasar (Studi pada Sekolah Adiwiyata di DKI Jakarta).
Jurnal Pendidikan, 16(2), 110–126.
Nurjanna. (2016). Penggunaan Metode Pemberian Tugas untuk Meningkatkan
Keterampilan Menulis Surat Siswa Kelas IV SDN 2 Lais. Jurnal Kreatif
Tadulako Online, 4(8), 135–148.
Nurseto, T. (2012). Membuat Media Pembelajaran yang Menarik. Jurnal Ekonomi
Dan Pendidikan, 8, 19–35. https://doi.org/10.21831/jep.v8i1.706
Prasanti, D. (2018). Penggunaan Media Komunikasi Bagi Remaja Perempuan
Dalam Pencarian Informasi Kesehatan. LONTAR: Jurnal Ilmu Komunikasi,
6(1), 13–21. https://doi.org/10.30656/lontar.v6i1.645
Pratama, Y. H. (2015). Pembelajaran Ansambel Musik Melalui Pendekatan
Apresiasi dan Ekspresi di SMPN 27 Semarang. Jurnal Seni Musik UNNES,
4(1), 25–29.
Prawati, S. (2016). Penerapan Metode Pemberian Tugas untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPS pada Siswa Kelas V SDN No 1
Pangalasiang. Jurnal Kreatif Tadulako Online, 4(2354-614X), 1–17.
Rahmat, B. (2013). Peningkatan Kreativitas Siswa Kelas VIII-1 pada Mata
Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan melalui Model Pembelajaran
Kontekstual di SMP Negeri 4 Parepare. 01(04), 1–8.
Ridwan. (2016). Pembelajran Seni Musik Tematik Sebagai Implementasi
Kurikulum 2013. Jurnal Ritme, 2(2), 18–29.
Rismawan, S. A. (2014). Ekpresi Musikal dan Fungsi Musik Saestu Band Reggae
bagi Masyarakat Kota Semarang. Jurnal Harmonia, 3(1), 1–7. Retrieved
from https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jsm/article/view/4058
Rizkiansyah, I. (2013). Aplikasi Pembelajaran Interaktif Teknik Bermain Pada
Berbasis Multimedia Di Lembaga Kursus Musik “Ethnictro” Yogyakarta.
Jurnal Inovasi Dan Aplikasi Teknologi., 1(9), 1–8.
89
91
92
Lampiran 1
93
Lampiran 2
PEDOMAN OBSERVASI
PENERAPAN PENDEKATAN APESIASI DALAM
PEMBELAJARAN BERNYANYI DUA SUARA DI SMP YAYASAN
MARDI RAHAYU UNGARAN
Ungaran
Ungaran
1.2 Penerapan Pendekatan Apesiasi dalam Pembelajaran Bernyanyi Dua
Suara Di SMP Yayasan Mardi Rahayu Ungaran
pembukaan
apresiasi
Penelitian menggunakan pedoman observasi sebagai alat bantu berupa buku dan
Lampiran 3
PEDOMAN WAWANCARA
PENERAPAB PENDEKATAN APESIASI DALAM
PEMBELAJARAN BERNYANYI DUA SUARA DI SMP YAYASAN
MARDI RAHAYU UNGARAN
Ungaran.berdiri?
Rahayu Ungaran.?
Ungaran?
Ungaran?
pembelajaran?
pedekatan apresiasi?
1.4.4.6 Hal – hal apa saja yang kamu amati pada musik dan
Lampiran 4
PEDOMAN STUDI DOKUMEN
Lampiran 5
A. Kompetensi Inti
C. Tujuan Pembelajaran
E. Metode Pembelajaran
1) Pendekatan : Saintifik
2) Model Pembelajaran :Discovery learning, action learning Problem Based
Learning (PBL)
3) Metode :Tanya jawab, demonstrasi
F. Media Pembelajaran
Media :
Media audio
Perpustakaan
Internet
Alat/Bahan :
Media elektronik
G. Sumber Belajar
Buku seni budaya kelas VII, Kemendikbud, tahun 2013 edisi 2016
Buku-buku lain yang relevan
Buku-buku seni budaya di perpustakaan
Buku lagu wajib nasional, daerah, dan popular
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pendahuluan 10
Menyampaikan kompetensi
yang akan dicapai dan menunjukkan
manfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Mengaitkan materi/tema/kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan
dengan pengalaman peserta didik
sebelumnya, yaitu menyanyi dengan dua
suara.
Menggali pengetahuan siswa tentang
materi yang sudah diberikan pada
pertemuan berikutnya
Inti 100
Peserta didik
mempresentasikan materi lagu Mozart’s
Cradle Songdan peserta didik yang lain
mengapresiasi penampilan siswa yang
maju.
Penutup 100
1. Penilaian Sikap
- Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta
didik sehari-hari, baik terkait dalam proses pembelajaran maupun
secara umum. Pengamatan langsung dilakukan oleh guru. Berikut
contoh instrumen penilaian sikap
BS JJ TJ DS
1 … 75 75 50 75 275 68,75 C
Keterangan :
109
• BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria
= 100 x 4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4
= 68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin
dinilai
- Penilaian Diri
Seiring dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru kepada
peserta didik, maka peserta didik diberikan kesempatan untuk menilai
kemampuan dirinya sendiri. Namun agar penilaian tetap bersifat
objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari
penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai, kemudian
menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan, dan merumuskan
format penilaiannya Jadi, singkatnya format penilaiannya disiapkan
oleh guru terlebih dahulu. Berikut Contoh format penilaian :
mengusulkan ide/gagasan.
kelompok.
4 ... 10
Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4 x
100 = 400
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 :
400) x 100 = 62,50
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat juga digunakan untuk menilai kompetensi
pengetahuan dan keterampilan
5 ... 50
112
Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang
positif, sedangkan untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak
= 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 5 x
100 = 500
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (450 :
500) x 100 = 90,00
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
2. Penilaian Pengetahuan
a. Teknik Penilaian: Tes Uraian
b. Instrumen Penilaian dan Penskoran
Instrumen Penilaian
1) Jelaskan 4 syarat menyanyi secara vokal grup dengan baik dan
benar.
2) Jelaskan 2 manfaat dalam menyanyi secara vokal grup.
Penskoran
1) Penskoran
Skor 4, jika penjelasan benar dan lengkap
Skor 3, jika penjelasan benar tetapi kurang lengkap
Skor 2, jika sebagian penjelasan tidak benar dan kurang
lengkap
Skor 1, jika hanya sebagian penjelasan yang benar dan tidak
lengkap
2) Pengolahan skor
Skor maksimum: 24
Skor perolehan siswa: SP
Nilai yang diperoleh siswa: SP/24 X 100
3. Penilaian Keterampilan
a. Penilaian Praktek
1) Teknik Penilaian : Tes Praktek
2) Instrumen Penilaian : Nyanyikanlah salah satu lagu yang telah
dipelajari secara vokal grup.
113
3) Pedoman Penskoran
No Skor Aspek yang diamati
Butir
1 86- …
100
71-85 …
56-70 …
< 55 …
b. Penilaian Produk
Nama Proyek :
………………………………..
Nama Peserta Didik :
………………………………..
114
A B C D
70
1 Ide/gagasan
2 Komposisi
3 Kreativitas
Ungaran, Juni
2019
Lampiran 6
Tenaga Pengajar SMP Mardi Rahayu Ungaran.
(Hasil Observasi : Trizky Kandi Amalia, Oktober 2019)
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Saya memilih menggunakan bantuan media audio, karena saya ingin siswa
menikmati keindahan lagu tersebut dan berimajinasi.Hal pertama yang saya
lakukan adalah memusatkan perhatian siswa supaya lebih fokus sehingga siswa
dapat menghayati lagu tersebut.Lalu saya memperdengarkan audio dengan
121
siswa?
Karena saya mengajar mata pelajaran seni budaya maka sikap apresiatif yang saya
berikan pada siswa tidak terlepas dari pengalaman hidup saya yang telah saya
dapat ketika menimba ilmu. Saya mengatakan pada siswa apa yang melekat pada
diri kita adalah pemberian Tuhan sudah sepatutnya untuk dijaga dan menghargai
ciptaan-Nya. Seperti halnya ketika menyanyi kita harus sadar betul bahwa yang
menjadikan kita bisa bernyanyi karena berfungsinya pita suara, jika kita tidak
mempergunakan dan tidak menjaga pita suara dengan baik maka sama saja kita
tidak menghargai karuniaNya.
5. Apa tujuan dengan adanya apresiasai dalam pembelajaran menyanyi lebih
dari satu suara?
Sekolah membebaskan saya dalam mengembangkan materi dan cara
pengajarannya, namun musikalitas siswa berbeda – beda saya bisa paham. Daya
serap dan daya tangkap dalam menerima pelajaran siswa berbeda maka melalui
pendekatan apresiasai diharapkan dapat menstimulus sensitivitas siswa. Dengan
begitu siswa dapat memaknai pembelajaran lalu dengan adanya apresiasi akan
meningkatkan kemampuan berkreasi dan imajinasi.
6. Sumber belajar apa saja yang digunakan dalam pembelajaran?
Sumber belajar kalau sekolah sudah menyediakan modul berupa buku pelajaran
yang dapat dipinjam secara kolektif oleh masing – masing kelas. Buku – buku
yang dapat diakses siswa yaitu buku Seni Budaya Kelas VII, Kemendikbud, tahun
2013 edisi 2016, Buku-buku lain yang relevan, Buku-buku seni budaya di
perpustakaan, Buku lagu wajib nasional, daerah, dan popular atau sumber belajar
juga dapat melalui saya sendiri.
122
berikan tidak secara teoretis karena pasti siswa tidak sepenuhnya mengerti harus
ada contoh dari saya, maka disamping saya menynyikan saya juga menyelipkan
materi dan teori – teori terkait dengan KD. Seperti dekte melodi terlebih dahulu
setelah itu lama – lama menyanyikan dengan liriknya.
11. Apa saja kendala atau hambatan yang dialami dalam proses pembelajaran
bernyanyi dengan dua suara berlangsung?
Sebenarnya para siswa sangat antusias dalam mata pelajaran ini. Sebelum
pembelajaran dimulai saja ketua kelas atau salah satu siswa membantu saya
membawakan perangkat pembelajaran atau membawakan keyboard dengan senang
hati ke dalam kelas. Kendalanya yaa peserta didik memiliki background musik
yang berbeda – beda ada yang awam, ada siswa yang otodidak belajar musik, ada
yang keluarga murid memiliki basic bermusik maka apabila ada yang siswa belum
fasih memahami notasi musik atau belum peka dengan melodi. Maka pada saat
bernyanyi dengan dua suara masih ada yang fals, belum harmonis, dinamika, dan
kurang PD (percaya diri).
12. Bagaimana bapak mengatasinya?
Pada saat berlatih bersama suara satu dan suara dua saya hanya mengajarinya
berulang – ulang apabila dirasa ada yang fals atau kurang harmonis ditengah –
tengah pelajaran saya meng-cutdan mengomentari itu suara satu volume atau
power nya kurang keras sedikit yaa pokoknya terkait dengan tekhnik vokal.
13. Bagaimana cara bapak mengkondisikan kelas suaya kelas menjadi lebih
kondusif?
14. Pengamatan apa yang bapak temui dari peserta didik melalui
pendekatan auditori mendengarkan secara menikmati, lalu bagaimana
hasilnya?
Melalui pengamatan saya pada saatmendengarkan secara menikmati
siswasudah mulai merasakan keindahan Mozart’s Cradle Song dengan
mengangguk – angguk menikmati iramanya, alunan melodi yang merdu, serta
merasakan sensasi yang terkandung dalam musik lagu Mozart’s Cradle Song.
Meskipun hanya sekedar menikmati siswa sudah mulai memiliki gambaran
atau pandangan tentang gaya (style) dan keindahan mengenai lagu tersebut.
15. Pengamatan apa yang bapak temui dari peserta didik melalui
pendekatan auditori mendengarkan secara perspektif, lalu bagaimana
hasilnya?
Dalam mendengarkan secara perspektif diperlukan konsentrasi dan fokus
sehingga siswa dapat menuliskan gagasan, lalu menysunnya ke dalam buku
tentang apa yang didengar dapat berupa point penting dan menyimpannya
dalam pikiran.
16. Evaluasi seperti apa yang bapak berikan pada pembelajaran bernyanyi
Lampiran 11
Lampiran 12
Kelas : VII B
No. Absen : 14
Lampiran 13
Lampiran 14
Lampiran 15
Lampiran 16
DOKUMENTASI