Anda di halaman 1dari 108

SKRIPSI

PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION UNTUK


MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERNYANYI LAGU DANGDUT
PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMA NEGERI 13 BONE

APPLICATION OF THE DIRECT INSTRUCTION MODEL TO IMPROVE


DANGDUT SONG SKILLS IN EXTRACURRICULAR ACTIVITIES OF SMA
NEGERI 13 BONE

DEWI SRI ASTUTY


1982040019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI DRAMA TARI DAN MUSIK


JURUSAN SENI PERTUNJUKAN
FAKULTAS SENI DAN DESAIN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023

i
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh


Nama/NIM : Dewi Sri Astuty/198204019
Judul : Penerepan Model Direct Instruction Untuk
Meningkatkan Keterampilan Bernyanyi Lagu Dangdut
Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Di SMA Negeri 13 Bone
Nomor SK :
telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji pada hari …, … dan
dinyatakan dapat diterima sebagai bagian persyaratan memperoleh gelar
Sarjana (S1) pada Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik,
Jurusan Seni Pertunjukan, Fakultas Seni dan Desain, Universitas Negeri
Makassar.

Disahkan oleh:
Dekan Fakultas Seni dan Desain

Dr. Tangsi, M. Sn.


NIP.19641231 1991031 030
Panitia Ujian

Ketua Panitia : Dr. Tangsi, M. Sn (. . . . . .)

Sekretaris Penguji : Dr. Sumiani, M. Hum (. . . . . .)

Pembimbing I : Sukasman Dg Nambung (. . . . . .)

Pembimbing II : Selfiana Saenal, S.Pd., M.Sn (. . . . . .)

Penguji I : Tony Mulombot, S. Sn., M. Hum (. . . . . .)

Penguji II : Sri Wahyuni Muhtar, S.Pd., M.Sn (. . . . . .)

ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Dewi Sri Astuty


NIM : 1982040019
Tempat/Tanggal Lahir: Watampone, 25 Juni 2001
Program Studi : Pendidikan Seni Drama, Tari, dan Musik
Jurusan : Seni Pertunjukan
Fakultas : Seni dan Desain
Judul Skripsi : Penerepan Model Direct Instruction Untuk Meningkatkan
Keterampilan Bernyanyi Lagu Dangdut Pada Kegiatan
Ekstrakurikuler Di SMA Negeri 13 Bone

Menyatakan bahwa skripis ini adalah hasil pekerjaan saya, tidak berisi
materi yang dipublikasi atau ditulis oleh orang lain atau telah digunakan untuk
penyelesaian studi di perguruan tinggi kecuali kegiatan-kegiatan tertentu yang
saya ambil sebagai acuan. Demikian surat pernyataan ini saya buat sebagai
tanggung jawab formal untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Makassar, Maret 2023

Yang membuat Pernyataan

DEWI SRI ASTUTY


NIM: 198204040019

iii
PERSETUJUAN PUBLIKASI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai sivitas akademika Universitas Negeri Makassar, saya yang bertanda


tangan di bawah ini :
Nama : Dewi Sri Astuty
NIM : 1982040019
Program Studi : Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik
Jurusan : Jurusan Seni Pertunjukan
Fakultas : Fakultas Seni dan Desain

demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui untuk memberikan


kepada Universitas Negeri Makassar Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-
exclusive Royalty-Free Right) atas skripsi saya yang berjudul :
Penerepan Model Direct Instruction Untuk Meningkatkan Keterampilan
Bernyanyi Lagu Dangdut Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Di SMA Negeri 13
Bone beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Non eksklusif ini Universitas Negeri Makassar berhak menyimpan (database),
merawat, dan mempublikasikan skripsi saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis dan sebagai pemilik Hak Cipta, serta tidak dikomersialkan.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : Makassar


Pada tanggal : 11 Maret 2023

Yang Menyatakan,

Dewi Sri Astuty

Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II

Sukasman Dg Nambung Selfiana Saenal, S.Pd.,


M.Sn
NIP. 197306082006041002 NIP.199012082015042003

iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

“ Jika hubunganmu dengan Allah baik baik saja maka patah hati adalah mitos”

-Dewi Sri Astuty-

Mempersembahkan

Kupersembahkan karya ini kepada kedua orang tuaku

Ayahanda Hamdan S.Sos dan Ibunda Andi Rosmini S.Sos yang

telah mengiring perjalanan penulis dengan doa restu,

perjuangan dan perhatian dengan penuh kasih sayang demi

kesuksesan pandidikan ku. Terimah kasih yang terhingga

penulis haturkan meskipun tak dapat dibandingkan dengan

apapun yang telah di berikan, kepada Allah jua penulis

mohonkan naungan kasih sayang dan berkah keselamatan

selalu menyertai beliau.

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Subhanahu Wata’ala atas Rahmat serta Karunia-

Nya sehingga penulias mampu menyelesaikan skripsi dengan judul “Penerapan

Model Direct Instruction Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyanyikan Lagu

Dangdut Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Di SMA Negeri 13 Bone”. Skripsi ini di

ajukan dalam rangka menyelesaikan studi strata satu untuk mencapai gelar sarjana

pendidikan. Skripsi ini terdiri dari 5 bab yaitu BAB I Pendahuluan, BAB II

Tinjauan Pustaka, BAB III Metode Penelitian, BAB IV Hasil dan Pembahasan,

dan BAB V Kesimpulan dan Saran.

Selama proses penelitian skripsi ini, penulis tidak terlepas dari bantuan,

bimbingan, serta pengarahan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis ini

mengucapkan banyak terimakasih terkhusus kepada orang tuaku Hamdan dan

Andi Rosmini yang telah memberikan semangat serta senantiasa mendoakan

dengan tulus sehingga penulis dapat menyelesaikan studi. Karya ini juga

kupersembahkan khusus untuk kalian, semoga Ayahanda dan Ibunda senantiasa

diberikan kesehatan dan umur panjang oleh Allah Subhanahu Wata’ala. Selain itu

juga kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan serta bimbingan.

Maka dengan segala kerendahan hati peneliti kepada:

1. Prof. Dr. Ir. H. Husain Syam, M. TP., IPU., ASEAN Eng, selaku Rektor

Universitas Negeri Makassar

2. Dr. Tangsi, M. Sn, selaku Dekan Fakultas Seni dan Desain Universitas

Negeri Makassar

vi
3. Dr. Sumiani, M. Hum, selaku ketua Jurusan Seni Pertunjukan Fakultas Seni

dan Desain Universitas Negeri Makassar

4. Dr. A. Padalia, M. Pd, selaku ketuan Program Studi pendidikan Sendratasik

Jurusan Seni Pertunjukan Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri

Makassar

5. Sukasman Dg Nambung, sebagai pembimbing I dan Selfiana Saenal, S. Pd.,

M. Sn sebagai pembimbing II dalam menyusun karya ilmiah ini. Telah

ikhlas meluangkan waktu, sumbangsi pemikiran, tenaga, serta tak henti-

hentinya membimbing penulis dengan sabar dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Tony Mulombot, S. Sn., M. Hum, sebagai penguji I dan Sri wahyuni

Muhtar, S. Pd., M. Sn Sebagai Penguji II yang memberikan masukan, saran

serta kritikan yang bersifat membangun sehingga penulis bisa

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

7. Para pembantu dekan dan seluruh staf serta Dosen Program Studi

Pendidikan Sendratasik, Fakultas Seni dan Desain, Universitas Negeri

Makassar.

8. Kepala SMA Negeri 13 Bone yang dengan senang hati menerima dan

memberikan izin meneliti kepada penulis

9. Ibu Hermawati S.Pd dan Ibu Titi S.Pd selaku Guru Seni Budaya dan

pembina Sanggar Seni Pattola Palallo di SMA Negeri 13 Bone yang

senantiasa membantu peneliti dalam menjalankan penelitian.

10. Seluruh guru SMA Negeri 13 Bone yang telah membantu penelitian ini.

vii
11. Saudara kandung saya Praka Darmadji Ashari Hamdan, Deswita Gustia

Mentari, Muhammad Dimas Fakhrullah yang selalu mendoakan dan

memberikan semangat serta dukungan untuk menyelesaikan skripsi.

12. Saudariku Amelya Andaresta Oktaviani yang selalu membersamai dalam

suka ataupun duka dan senantiasa memberikan dorongan dan semangat

dalam menyelesaikan skripsi serta selalu sukarela dalam menghadapi keluh

kesah kisah hidup yang dijalani penulis.

13. Sahabat sahabat ku tersayang Srimaharani, Yolanda Putri, Sari Wardani,

Nanda Sagita Putri, Nurhamilawati, yang dengan sabar memberikan bantuan

pemikiran, motivasi serta doa dalam proses penulisan karya ilmiah ini yang

tidak ternilai dengan harta benda.

14. Adik-adik dan teman-teman Tabaria squad yang tidak bisa penulis sebutkan

satu persatu, senantiasa menyemangati penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini.

15. Muh Aidil Aliman Ansur yang senantiasa menemani dengan tulus dan

memberikan kasih, semangat, serta doa kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

16. Sahabat terbaikku Rahmat Setiady Tasman, Indah Try wahyudi, Azwan

Dermawan S.Pd, Rahmat Hidayat S.Pd, Reinaldi Todinglayuk serta teman-

teman KKN PPL MAN 1 Polman yang senantiasa memberikan bantuan

pemikiran dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

17. Keluarga besar Sendratasik Angkatan 2019 terkhusus Sendratasik Kelas A

yang telah memberikan motivasi dan doa dalam menyelesaikan skripsi ini.

viii
18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas segala

dukungan dan do’a, sehingga skripsi ini terselesaikan insyaallah dengan

baik. Semua itu, kepada tuhanlah penulis serahkan untuk membalasnya.

Semoga bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan

berkat yang melimpah dari Tuhan. Dengan penuh harapan, semoga skripsi ini

dapat menunjang ilmu pengetahuan. Akhirnya penulis menyadari bahwa ilmu

yang ada pada penulis sangat terbatas, tidak terlepas dari kekurangan maupun

kesalahan-kesalahan dan jauh dari kata sempurna, karena itu, penulis terbuka dan

mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi penulisan

selanjutnya.

Makassar,20 februari 2023

Dewi Sri Astuty


1982040019

ix
ABSTRAK

DEWI SRI ASTUTY, 2022. Penerapan Model Direct Instruction Untuk


Meningkatkan Keterampilan Bernyanyi Lagu Dangdut Pada Kegiatan
Ekstrakurikuler di SMA Negeri 13 Bone.
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan mengenai Penerapan
Model Direct Instruction Untuk Meningkatkan Keterampilan Bernyanyi Lagu
Dangdut Pada Kegiatan Ekstrakurikuler di SMA Negeri 13 Bone dengan 2 (dua)
rumusan masalah yaitu: 1) bagaimana penerapan Model Direct Instruction Untuk
Meningkatkan Keterampilan Bernyanyi Lagu Dangdut Pada Kegiatan
Ekstrakurikuler di SMA Negeri 13 Bone, 2) bagaimana hasil penerapan Model
Direct Instruction Untuk Meningkatkan Keterampilan Bernyanyi Lagu Dangdut
Pada Kegiatan Ekstrakurikuler di SMA Negeri 13 Bone. Metode yang digunakan
adalah deskriptif kualitatif yaitu dengan penggambaran objek penelitian secara
langsung. Tehnik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara,tes, dan
dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) Penerapan model direct
instruction untuk meningkatkan keterampilan bernyanyi lagu dangdut dilakukan
dengan Memberikan materi mengenai keetrampilan bernyanyi lagu dangdut pada
pertemuan pertama, selanjutnya pertemuan kedua dengan memberikan pelatihan
bernyanyi lagu dangdut, lalu pada pertemuan ketiga melakukan praktik individu
bernyanyi lagu dangdut, dan pertemuan ke empat melakukan tes kepada siswi
dengan bernyanyi lagu dangdut masing masing sesuai dengan kriteria penilaian
yang telah disiapkan pada lembar penilaian peneliti.Sebelum memasuki inti dari
penelitian yaitu melakukan tes kepada seluruh siswi, terlebih dahulu peneliti
memberikan materi-materi yang berkaitan dengan proses penelitian kali ini yaitu
pemberian materi dan pelatihan tentang keterampilan bernyanyi lagu dangdut.2)
Hasil penerepan model direct instruction untuk meningkatkan keterampilan
bernyanyi lagu dangdut pada kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 13 Bone
yaitu berdasarkan hasil perbandingan dari tes awal dan tes akhir masing masing
siswi yang mengikuti penelitian penerapan model direct instruction untuk
meningkatkan keterampilan bernyanyi lagu dangdut pada kegiatan ekstrakurikuler
SMA Negeri 13 Bone menyatakan bahwa semua siswi mengalami peningkatan
keterampilan bernyanyi lagu dangdut.

Kata kunci : Model Direct Instruction, Penerapan, Hasil penerapan,


Keterampilan bernyanyi lagu damgdut, SMA Negeri 13 Bone

x
ABSTRACT

DEWI SRI ASTUTY, 2022. Application of the Direct Instruction Model


to Improve Dangdut Song Singing Skills in Extracurricular Activities at SMA
Negeri 13 Bone.
This study aims to answer the problem regarding the Application of the Direct
Instruction Model to Improve Dangdut Song Singing Skills in Extracurricular
Activities at SMA Negeri 13 Bone with 2 (two) problem formulations, namely: 1)
how to apply the Direct Instruction Model to Improve Dangdut Song Singing
Skills in Extracurricular Activities in SMA Negeri 13 Bone, 2) what are the
results of applying the Direct Instruction Model to Improve Skills in Singing
Dangdut Songs in Extracurricular Activities at SMA Negeri 13 Bone. The method
used is descriptive qualitative, namely by describing the object of research
directly. Data collection techniques are observation, interviews, tests, and
documentation. The results of this study indicate that 1) The application of the
direct instruction model to improve skills in singing dangdut songs is carried out
by providing material regarding skills in singing dangdut songs at the first
meeting, then the second meeting by providing training in singing dangdut songs,
then at the third meeting doing individual practice of singing dangdut songs , and
the fourth meeting conducted tests on students by singing dangdut songs
respectively according to the assessment criteria that had been prepared on the
researcher's assessment sheet. Before entering the core of the research, namely
conducting tests on all female students, the researcher first provided materials
related to the process this time's research is the provision of material and training
on skills in singing dangdut songs. 2) The results of applying the direct instruction
model to improve dangdut singing skills in extracurricular activities at SMA
Negeri 13 Bone are based The results of the comparison of the pre-test and post-
test for each student who took part in the research on the application of the direct
instruction model to improve skills in singing dangdut songs in extracurricular
activities at SMA Negeri 13 Bone stated that all female students experienced an
increase in their skills in singing dangdut songs.

Keywords: Direct Instruction Model, Implementation, Results of


implementation, Dangdut song singing skills, SMA Negeri 13 Bone

DAFTAR ISI

xi
SAMPUL..................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iii
PERNYATAN KEASLIAN...................................................................................vi
PERSETUJUAN PUBLIKASI................................................................................v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN..........................................................................vi
KATA PENGANTAR............................................................................................vi
ABSTRAK...............................................................................................................x
ABSTRACT............................................................................................................xi
DAFTAR ISI..........................................................................................................xii
DAFTAR SKEMA................................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................xviI.
PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................3
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................3
D. Manfaat Penelitian........................................................................................4
II. TINJAUAN PUSTAKA / KERANGKA PIKIR..............................................5
A. Tinjauan Pustaka...........................................................................................6
B. Kerangka pikir.............................................................................................18
III. METODE PENELITIAN............................................................................20
A. Jenis Penelitian............................................................................................20
B. Waktu Dan Tempat Penelitian....................................................................23
C. Sasaran atau Informan.................................................................................23
D. Definisi Operasional Variabel.....................................................................23
E. Teknik Pengumpulan Data..........................................................................24
F. Teknik Analisis Data...................................................................................29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................................32
A. Hasil Penelitian.............................................................................................32
B. Pembahasan..................................................................................................55
BAB V PENUTUP................................................................................................60
A. Kesimpulan..................................................................................................60
B. Saran.............................................................................................................61
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................63

xii
1

DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 Kerangka Pikir .................................................................................24


Skema 3.1 Gambar siklus 5 tahapan Action Research...............................26
2

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Penelitian Untuk Meningkatkan keterampilan


bernyanyi lagu dangdut......................................................................................30
Tabel 4.1 Daftar nama nama siswi.....................................................................39
Tabel 4.2 hasil tes awal siswi ( Risisya )............................................................40
Tabel 4.3 hasil tes awal siswi ( Srimutiara ).......................................................41
Tabel 4.4 hasil tes awal siswi ( Dala )................................................................42
Tabel 4.5 hasil tes awal siswi ( Ria )..................................................................43
Tabel 4.6 hasil tes awal siswi ( Cantika )...........................................................44
Tabel 4.7 hasil tes akhir siswi ( Risisya )...........................................................54
Tabel 4.8 hasil tes akhir siswi ( Srimutiara )......................................................55
Tabel 4.9 hasil tes akhir siswi ( Dala )...............................................................56
Tabel 4.10 hasil tes akhir siswi ( Ria )...............................................................57
Tabel 4.11 hasil tes akhir siswi ( Cantika )........................................................58
Tabel 4.12 Peningkatan hasil tes siswi...............................................................59
3

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Pemberian materi............................................................................49


Gambar 4.2 Lirik lagu egois...............................................................................50
Gambar 4.3 Latihan menyanyikan lagu egois....................................................51
Gambar 4.4 praktik individu siswi.....................................................................52
Gambar 4.5 tes bernyanyi individu siswi ..........................................................53
4

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Dokumentasi Proses penerapan model direct instruction...............61


Lampiran 2 Dokumentasi Praktik Individu siswi...............................................63
Lampiran 3 Dokumentasi Tes Individu siswi.....................................................67
5

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesejahteraan bangsa Indonesia di masa depan bukan lagi bersumber pada

sumber daya alam, tetapi keunggulan seni lokal yang tidak dimiliki bangsa lain.

Oleh karena itu generasi penerus bangsa hendaknya mengenal dan

mengembangkan seni lokal bangsa agar dapat mensejahterakan bangsa, salah

satunya musik dangdut. Musik dangdut dan dunia di sekitarnya menjadi wajah

dan penanda manusia Indonesia.Ini menjadi sangat krusial dan membuktikan

kalau dangdut sebagai musik nasional harus dilestarikan dan dikembangkan oleh

masyarakat Indonesia terutama generasi penerus bangsa yaitu remaja .

Sebagai musik yang populer di negeri ini, dangdut turut menyangga

kehidupan sosial dan proses kebudayaan warga Indonesia. Musik dangdut pun

menjadi identitas kelompok karena liriknya yang begitu kental merepresentasikan

karakter pencipta dan khalayak penikmatnya (Nani kurniasari dkk , 2014 : 218 ).

Menurut Weintraub tahun 2012 ada sifat-sifat musik dangdut yang tidak bisa

ditemukan di musik India atau Melayu, salah satunya tema yang begitu dekat

dengan kehidupan masyarakat Indonesia, seperti Begadang, Kopi Dangdut, dan

lainnya (Weintraub : 2012 )

SMA Negeri 13 Bone adalah salah satu sekolah yang konsisten

menyelenggarakan kegiatan pembelajaran seni terhadap para siswanya melalui

kegiatan ekstrakurikuler. Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 13 Bone

terkhusus siswa yang berproses pada kegiatan ektrakurikuler dalam bidang seni

1
6

masih banyak siswa yang meminati dan menyukai musik dangdut, namun pada

kegiatan ektrakurikuler tersebut tidak memberikan pembelajaran khusus untuk

mempelajari keterampilan menyanyikan lagu dangdut sehingga kurangnya

keterampilan siswa dalam menyanyikan lagu dangdut.

Permasalahan kurangnya keterampilan menyanyi perlu dipecahkan karena

seni musik dapat mengembangkan potensi serta rasa keindahan siswa. Perbaikan

proses pembelajaran menyanyi dilakukan melalui model inovatif sehingga siswa

tertarik serta mudah memahami materi. Direct Instruction merupakan salah satu

model inovatif, dikembangkan untuk memperbaiki pembelajaran seni musik

meliputi keterampilan menyanyikan lagu dangdut. Model direct instruction

(instruksi langsung) adalah model yang sistematis. Menurut Pham,Huang, tahun

2011 Garrdison & Vaughan menemukakan bahwa instruksi langsung memberikan

struktur disiplin dan dapat menyebabkan pembelajaran yang bermakna dan

sistematis pengalaman , Ini adalah sebuah pendekatan untuk belajar di mana siswa

tetap terlibat dan fokus sementara mencapai hasil belajar yang diinginkan dan

dirancang untuk seluruh kelompok yang berorientasi belajar dengan penekanan

pada pengetahuan faktual.

Peneliti memilih menerapkan model direct instruction dalam meningkatkan

keterampilan bernyanyi lagu dangdut karena dengan model pembelajaran ini

peneliti dapat menyampaikan dan mengajarkan secara langsung didepan siswa

mengenai Lagu dangdut yang akan dipelajari dan dikuasai sehingga siswa dapat

lebih mudah dalam memahami serta mengaplikasikan hal yang disampaikan oleh

peneliti.
7

Lagu dangdut di masa kini sangat lah pesat. Lagu dangdut semakin banyak

diminati oleh semua kalangan karena penyajian nya yang semakin berkembang

dan menarik. Tak sedikit pula generasi muda yang sukses di dunia musik dangdut.

Berdasarkan ulasan tersebut, melalui model Direct Instruction, pembelajaran seni

musik menjadi lebih efektif sehingga keterampilan siswa menyanyikan lagu

dangdut meningkat.

Berdasarkan latar belakang, peneliti akan mengkaji permasalahan

pembelajaran seni musik melalui penelitian tentang “Penerapan Model Direct

Instruction Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyanyikan Lagu Dangdut Pada

Kegiatan Ekstrakurikuler Di SMA Negeri 13 Bone”.

B. Rumusan Masalah

Mengenai latar belakang yang sudah dijelaskan, maka yang menjadi pokok

permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaiman Penerapan Model Direct Instruction Untuk Meningkatkan

Keterampilan Bernyanyi Lagu Dangdut Siswa Di SMA Negeri 13 Bone ?

2. Bagaiman Hasil Penerapan Model Direct Instruction Untuk Meningkatkan

Keterampilan Bernyanyi Lagu Dangdut Siswa Di SMA Negeri 13 Bone ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas adapun tujuan penelitian ini dapat

dikemukakan sebagai berikut:

1. Untuk mendeksripsikan Penerapan Model Direct Instruction Untuk

Meningkatkan Keterampilan Bernyanyi Lagu Dangdut Siswa Di SMA Negeri

13 Bone
8

2. Untuk Mengevaluasi Hasil Penerapan Model Direct Instruction Untuk

Meningkatkan Keterampilan Bernyanyi Lagu Dangdut Siswa Di SMA Negeri

13 Bone

D. Manfaat Penelitian

1). Bagi peneliti

Sebagai masukan bagi guru atau calon guru untuk menggunakan model

pembelajaran inovatif, meningkatkan kreativitas guru, interaksi antara guru dan

siswa dalam pembelajaran menyanyi.

2). Bagi siswa

Melalui penerapan model Direct Instruction siswa senang mengikuti

pelajaran, mendapat pengalaman belajar yang bervariasi, mudah memahami

materi.

3). Bagi sekolah

Penelitian ini diharapkan menambah informasi tentang model inovatif dan

media pembelajaran sehingga meningkatkan efektivitas kegiatan belajar mengajar

dalam pembelajaran menyanyi.


9

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

1. Penelitian Terdahulu

a) Hasil Penelitian Novi Sugiyanti Rahayu (2013)

Rahayu, Novi Sugianti (2013). Peningkatan Keterampilan menyanyikan lagu

daerah Melalui model direct instruction Berbantuan media audiovisual Pada

siswa kelas iv SDN sampangan 01 Semarang.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan

menyanyikan lagu daerah melalui model direct instruction berbantuan media

audiovisual pada siswa kelas IV SDN sampangan 01 Semarang. Penelitian ini

merupakan penelitian tindakan kelas deksriptif kuantitatif yakni dimana hasil

penelitiannya dalam bentuk deskripsi nyata objek penelitian. objek dalam

penelitian ini yaitu siswa kelas IV SDN sampangan 01 Semarang. Teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi.

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan ‘sistematis

fenomena-fenomena yang diselidiki baik secara langsung maupun tidak langsung.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa model direct instruction dengan media

audiovisual dapat meningkatkan keterampilan menyanyikan lagu daerah siswa

kelas IV SDN sampangan 01 Semarang. Adapun pembeda dari penelitian saya

yaitu, objek yang saya teliti yaitu hanya mencakup pada siswa yang mengikuti

kegiatan ektrakurikuler di SMA Negeri 13 Bone dalam meningkatkan

5
10

keterampilan menyanyikan Lagu dangdut melalui model direct instruction dengan

media audiovisual.

b) Hasil penelitian Sulisdiyanto ( 2012 )

Sulisdiyanto, ( 2012 ). Upaya Peningkatan Keterampilan Bernyanyi Melalui

Penggunaan Media Keyboard Di SDN Kalipenten.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan

bernyanyi melalui penggunaan media keyboard pada siswa SDN Kalipenten.

Penelitian ini merupakan penlitian tindakan kelas deskriptif kuantitatif yakni

dimana hasil penelitiannya dalam bentuk deskripsi nyata objrk pemelitian. Objek

dalam penlitian ini yaitu siswa SDN Kalipenten. Teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah observasi. Observasi diartikan sebagai

pengmatan dan pencatatan dengan sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki

baik secara langsung maupun tidak langsung. Hasil penelitian menunjukan bahwa

dengan menggunakan media keyboard dapat meni gkatkan keterampilan

bernyanyi. Adapun pembeda dari penelitian saya yaitu, media yang digunakan

adalah media audiovisual dan dengan model pembelajaran direct instruction

dalam meningkatkan keterampilan menyanyikan lagu dangdut pada siswa yang

mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 13 Bone.

c). Hasil Penelitian Maesar Muh.Yunus A.W ( 2017 )

Muh.Yunus, ( 2017 ). Pengaruh Model Pembelajaran Direct Instruction

Melalui Penggunaan Alat Peraga (Venturimeter) Terhadap Keterampilan

Proses Sains Siswa Kelas XI IPA 4 SMA Negeri 9 Makassar.


11

Penelitian ini merupakan penelitian pra-eksperimen dengan desain

penelitian one shot case study yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

keterampilan proses sains siswa setelah diajarkan dengan menggunakan model

pembelajaran direct instruction melalui penggunaan alat peraga (venturimeter)

pada siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 9 Makassar dan mengetahui pengaruh

model pembelajaran direct instruction melalui penggunaan alat peraga

(venturimeter) terhadap keterampilan proses sains siswa kelas XI IPA 4 SMA

Negeri 9 Makassar. Penelitian ini merupakan penlitian tindakan kelas deskriptif

kuantitatif yakni dimana hasil penelitiannya dalam bentuk deskripsi nyata objek

penelitian. Objek dalam penlitian ini yaitu siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 9

Makassar. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

observasi. Observasi diartikan sebagai pengmatan dan pencatatan dengan

sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki baik secara langsung maupun tidak

langsung. Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan menggunakan model direct

instructon melalui penggunaan alat peraga (venturimeter) meningkatkan

keterampilan proses sains siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri Makassar . Adapun

pembeda dari penelitian saya yaitu, penelitian saya menggunakan model

pembelajaran direct instruction tanpa alat bantuan dalam meningkatkan

keterampilan menyanyikan lagu dangdut pada siswa yang mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler di SMA Negeri 13 Bone.


12

2. Kajian Teori

a. Model Direct Instruction

Menurut Aufan tahun 2011 model instruksi langsung adalah suatu model

pengajaran yang terdiri dari penjelasan guru mengenai konsep atau keterampilan

baru, melibatkan guru bekerja dengan siswa secara individual, atau dalam

kelompok-kelompok kecil berfokus pada mencapai target pembelajaran dengan

memberikan pelatihan keterampilan yang erat kaitannya dengan target

Menurut Ahmed tahun 2007 model umum instruksi langsung atau eksplisit

adalah sebuah model transaksional yang menekankan interaksi guru/siswa pada

setiap titik dalam pelajaran. Instruksi langsung memiliki banyak fitur dengan

tugas analitik, pendekatan perilaku yang biasa digunakan dalam pendidikan

khusus, yaitu: penggunaan analisis tugas, keyakinan dalam utilitas bahan

kurikulum terstruktur, perhatian dengan ulangan, pemodelan dan membentuk

respon yang benar, dan periodik penilaian kinerja.

Model pembelajaran langsung merupakan strategi untuk melatih siswa agar

dalam belajar bisa sesuai dengan pengetahuan deklaratif dan prosedural yang

sistematis. Serta pembelajaran bisa dilaksanakan secara perlahan dan berjenjang.

Pembelajaran langsung atau direct instruction juga mengharuskan siswa untuk

bisa memahami konsep secara utuh. Sehingga bisa timbul transformasi sikap dan

bisa melakukan penalaran deduktif untuk mengatasi masalah di kehidupan sehari-

hari.

Pengertian dan maksud dari pengetahuan prosedural adalah penguasaan siswa

dalam bentuk teori, konsep, generalisasi, fakta dan prinsip. Sementara pengertian
13

deklaratif merupakan pemahaman siswa dalam praktek atau merealisasikan. Bisa

diartikan bahwa prosedural adalah teori dan deklaratif adalah praktek.

Pembelajaran langsung atau direct instruction beroperasi pada lima prinsip

filosofis utama, yakni:

1. Semua siswa bisa diajar.

2. Setiap siswa bisa berkembang secara akademis dan dalam hal citra diri.

3. Setiap guru dapat sukses bila terdapat pelatihan dan materi yang bagus dan

memadai.

4. Setiap detail instruksi harus dikontrol untuk meminimalisir kemungkinan siswa

salah interpretasi informasi yang diajarkan, ini juga bertujuan untuk

memaksimalkan instruksi.

5. Siswa yang memiliki kemampuan dibawah rata-rata akan didukung secara

penuh untuk bisa setara dengan kemampuan yang lebih tinggi.

6. Semua rincian instruksi harus dikontrol untuk meminimalkan kemungkinan

siswa salah menafsirkan informasi yang diajarkan dan untuk memaksimalkan

efek penguatan instruksi.

Menurut Joyce tahun 2001 setiap model pembelajaran tentunya memiliki

kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda. Keunggulan terpenting dari

instruksi langsung ini adalah adanya fokus akademik, arahan, dan kontrol guru,

harapan yang tinggi terhadap perkembangan siswa, sistem manajemen waktu, dan

atmosfer akademik yang cukup Model pembelajaran memiliki kelebihan dan

kekurangan di sini akan dijelaskan kelebihan dan kekurangan dari model

pembelajaran D irect Instruction adalah sebagai berikut:


14

1. Kelebihan

a. Model pembelajaran Direct Instruction (DI) guru bisa mengontrol muatan

dan keluasan materi pembelajaran, dengan demikian dia dapat mengetahui

sampai sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.

b. Model pembelajaran Direct Instruction (DI) dianggap sangat efektif apabila

materi pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu

yang dimiliki untuk belajar terbatas.

c. Model pembelajaran Direct Instruction (DI) selain siswa dapat mendengar

melalui penyampaian materi tentang suatu pelajaran, juga sekaligus siswa

dapat melihat (melalui pelaksanaan demonstrasi).

d. Keuntungan lain adalah model pembelajaran Direct Instruction (DI) bisa

digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas besar ,Sanjaya W. , 2007

(Moch Ilham Sidik NH , Hendri Winata, 2016 : 51)

2. Kekurangan

a. Hanya untuk kemampuan mendengar dan menyimak yang baik, tidak dapat

melayani perbedaan kemampuan siswa.

b. Menekankan pada komunikasi satu arah (one-way communication). Model

pembelajaran langsung hanya dapat berlangsung dengan baik apabila siswa

memiliki kemampuan menyimak dan mendengar yang baik, namun tidak

dapat melayani perbedaan kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat, bakat

serta perbedaan gaya belajar.


15

c. Kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa akan materi pembelajaran

sangat terbatas pula disamping itu. Komunikasi satu arah bisa mengakibatkan

pengetahuan yang dimiliki siswa akan terbatas pada apa yang diberikan

Sanjaya W. , 2007 (Moch Ilham Sidik NH , Hendri Winata, 2016)

b. Keterampilan menyanyi

a. Bernyanyi

Bernyanyi merupakan suatu kegiatan yang sudah dilakukan oleh manusia dari

berbagai kalangan dan dari berbagai tahapan usia mulai dari anak- anak bahkan

balita sampai orang dewasa dan orang tua. Bernyanyi adalah suatu bentuk

kegiatan seni untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan manusia melalui

suaranya ( Rien Safrina, 2002: 34.) Aktifitas bernyanyi tidak dapat dipisahkan

dengan musik. Bernyanyi merupakan salah satu cara untuk menikmati musik.

b. Keterampilan menyanyi

a) Cengkok

Menurut Yuni Syahroni dalam jurnal Darmayani (2015:5) Cengkok dilihat

secara makna kata cengkok merupakan karakteristik sebuah alunan nada, cengkok

ini mulai dikenal seiring berkembangnya musik ditanah air, tetapi cengkok lebih

dikenal pada aliran musik dangdut dan melayu, itulah yang dikemukan oleh.

Cengkok dalam benyanyi dangdut digunakan untuk memperindah teknik

bernyanyi dan mengungkapkan ekspresi dalam suatu lirik lagu.


16

b) Sikap badan dan pernapasan

Selalu perhatikan sikap badan ketika sedang bernyanyi. Dalam posisi

berdiri maupun posisi duduk, kita harus bisa menjaga sikap badan. Dengan sikap

badan yang baik, kita akan mendapat kemudahan pada proses pernafasan. Dengan

begitu, suara yang kita keluarkan akan terdengar baik. Pernafasan juga menjadi

hal mutlak yang harus diperhatikan saat bernyanyi. Pernafasan saat bernyanyi

sangat berbeda dengan pernafasan saat berbicara sehari-hari. Kita harus bisa

mengontrol pernafasan saat bernyanyi, agar tak kesulitan menyanyikan sebuah

lagu dari awal sampai akhir. Pernafasan dada, pernafasan dengan cara mengisi

udara dalam paru-paru bagian atas. Pernafasan ini cenderung pendek dan kurang

tepat digunakan untuk bernyanyi, apalagi saat menyanyikan lagu-lagu bernada

tinggi.

Pernafasan perut, pernafasan dengan cara membuat perut berongga

sehingga udara luar dapat masuk. Pernafasan ini juga kurang tepat untuk

bernyanyi, karena akan membuat kita cepat lelah. Pernafasan diafragma,

pernafasan ketika diafragma mengencang atau menegang (lurus), maka rongga

dada dan rongga perut menjadi longgar, sehingga volume bertambah. Pernafasan

inilah yang paling cocok digunakan saat bernyanyi. Pembentukan suara dalam

bernyanyi juga harus kita perhatikan. Proses pembentukan suara erat kaitanmnya

dengan teknik pernafasan dalam bernyanyi. Yaitu pernafasan perut, dada, dan

diafragma. Kita harus bisa menentukan pernafasan mana yang tepat, sehingga

proses pembentukan suara berlangsung baik dan benar. Dengan pembentukan


17

suara yang tepat, maka suara yang dihasilkan saat bernyanyi akan terdengar

maksimal.

c) Interpretasi Lagu

Interpretasi lagu adalah dimana penyanyi bisa memahami dan memaknai

arti atau syair dalam lagu dengan baik sehingga penyanyi bisa memberikan

ekpresi yang tepat dan sesuai lagu yang dibawakan . maka dari iu interpretasi dan

ekspresi dalam lagu sangat berkaitan karena ketika penyanyi tidak busa

memahami makna lagu maka penyanyi juga tidak bisa memberikan ekspresi yang

sesuai dengan lagu yang dibawakan

d) Pengucapan (Artikulasi)

Dalam bernyanyi pengucapan harus jelas, agar syair yang dinyanyikan

terdengar baik dan dapat dimengerti semua orang. Mulut harus terbuka lebar

ketika bernyanyi. Terkadang kita malas membuka mulut saat bernyanyi, sehingga

suara yang keluar tidak jelas. Oleh karena itu, artikulasi saat bernyanyi harus

dilatih secara rutin.

e) Ekspresi

Ekspresi dalam bernyanyi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh

seorang penyanyi terkait dengan bagaimana suatu lagu harus dinyanyikan sesuai

dengan jiwa dari lagu tersebut, melalui penggunaan warna suara, dinamika,

tempo, serta mimik yang sesuai dan bersinergi.


18

c. Lagu Dangdut

Dangdut merupakan sebuah istilah yang hingga saat ini memiliki banyak

definisi terkait penamaan dangdut tersebut. Meskipun demikian, setidaknya

beberapa pakar kesenian dan penulis terdahulu telah mencoba memberikan

beberapa definisi terkait dengan pengertian dangdut. Menurut Lohanda1 , bahwa

penamaan irama dang-dut diperkirakan merupakan suatu onomatophea antara

hentakan kendang dan liukan (dut).

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Simatupang2 , bahwa istilah

dangdut berasal dari suara drum kecil yang dimainkan dalam permainan ini.

Istilah “dangdut” pertama kali diperkenalkan oleh Billy Silabumi3 dalam

cerpennya pada majalah Aktuil. Majalah ini pula yang mempopulerkan istilah

dangdut menggantikan sebutan Orkes Melayu. Kata “dangdut” merupakan sebuh

idiom kata yang sebenarnya oleh Billy Silabumi digunakan sebagai sebuah ejekan

terhadap Orkes Melayu yang dari segi musikal terkesan monoton dengan hanya

mengeksploitasi bunyi “dhang” dan “dhut”.

Musik dangdut adalah musik yang sangat terkenal di Indonesia. Musik

dangdut mampu membuat pendengarnya terbius dengan iramanya hingga tanpa

sadar mulai menggoyang-goyangkan badan dan anggota tubuh lainya.

Kepopuleran musik dangdut tidak kalah dengan genre musik lainya khususnya di

Indonesia. Dangdut memiliki pendengar dan penikmat setia tersendiri di seantero

nusantara. Bahkan, tidak sedikit orang yang mengatakan bahwa dangdut adalah

musik asli Indonesia.


19

Sebenarnya, bentuk musik dangdut ini berakar dari musik Melayu pada

tahun 1940-an. Dalam evolusi menuju bentuk kontemporer sekarang masuk

pengaruh unsur-unsur musik India (terutama dari penggunaan tabla) dan Arab

(pada cengkok dan harmonisasi). Perubahan arus politik Indonesia di akhir tahun

1960-an membuka masuknya pengaruh musik barat yang kuat dengan masuknya

penggunaan gitar listrik dan juga bentuk pemasarannya. Sejak tahun 1970-an

dangdut boleh dikatakan telah matang dalam bentuknya yang kontemporer.

Sebagai musik populer, dangdut sangat terbuka terhadap pengaruh bentuk musik

lain, mulai dari keroncong, langgam, degung, gambus, rock, pop, bahkan house

music. (Moh Muttaqin.,Musik Dangdut dan Keberadaanya di Masyarakat:

Tinjauan dari Segi Sejarah dan Perkembanganya, Harmonia Jurnal Pengetahuan

Dan Pemikiran Seni, Hlm. 2.)

Berikut ini adalah deskripsi ciri khas Musik Dangdut.

1. Lirik lagu yang disyairkan adalah lirik-lirik yang mudah dicerna oleh

masyarakat.

2. Komposisi Musik Dangdut berisi campuran Musik Melayu, Cengkokan dan

Harmonisasi seperti Musik Arab dan Dentuman seperti Musik India.

3. Kultur Budaya yang melekat pada Musik Dangdut adalah iringan tari-tarian

atau joged yang ditampilkan oleh penyanyi dan diikuti oleh para penikmat

Musik Dangdut.

4. Penggunaan instrumen alat musik Tabla atau Gendang dua yang cukup

dominan sehingga membuat Musik Dangdut memiliki ciri khas tersendiri untuk

bersenandung dan berjoged.


20

5. Lagu Dangdut sangat mudah untuk menerima unsur musik lainnya dan

dikombinasikan dengan jenis Musik Pop Modern

Musik Dangdut menggunakan beragam alat musik sebagai instrumentnya.

Instrumen alat Musik Dangdut awalnya adalah alat-alat musik tradisional Musik

Melayu. Kemudian saat Musik Dangdut semakin berkembang dan modern,

instrumen alat-alat musik Dangdut juga menggunakan alat-alat musik modern

juga.

Berikut ini adalah beberapa instrumen alat musik Dangdut.

1. Tabla; atau juga dikenal dengan nama Gendang dua adalah jenis alat musik

yang “wajib” digunakan dan ditampilkan pada pertunjukkan musik Dangdut.

2. Seruling; merupakan jenis alat musik “wajib” lainnya yang menambah harmoni

didalam pertunjukkan musik dangdut.

3. Gambus; adalah jenis alat musik petik yang berasal dari kawasan Arab dan

penggunaannya menjadi salah satu ciri khas Musik Dangdut.

4. Gitar; merupakan jenis alat musik petik modern yang cukup sering digunakan

berbagai jenis pertunjukkan musik, termasuk Musik Dangdut.

5. Keyboard; adalah jenis alat musik modern yang telah dijadikan salah satu

instrumen dalam pertunjukkan musik Dangdut Modern.

6. Drum; merupakan alat musik Perkusi yang umum ditemukan dalam

pertunjukkan Musik Dangdut Modern.

Musik Dangdut adalah jenis genre Musik Khas Indonesia yang sangat

mudah menerima unsur-unsur musik lainnya yang relevan dengan musik Dangdut.
21

Karena sifat Musik Dangdut tersebut, membuat Musik Dangdut sering

dicampurkan dengan Musik-musik lainnya.

d. Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler atau ekskul adalah kegiatan tambahan yang

dilakukan di luar jam pelajaran yang dilakukan baik di sekolah atau di luar

sekolah dengan tujuan untuk mendapatkan tambahan pengetahuan, keterampilan

dan wawasan serta membantu membentuk karakter peserta didik sesuai dengan

minat dan bakat masing-masing.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.

060/U/1993 dan Nomor 080/U/1993, kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan

yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan

program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah, dan dirancang secara

khusus agar sesuai dengan faktor minat dan bakat siswa.

Sedangkan menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

Indonesia No. 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan, kegiatan

ekstrakurikuler merupakan salah satu jalur pembinaan kesiswaan. Kegiatan

ekstrakurikuler yang diikuti dan dilaksanakan oleh siswa baik di sekolah maupun

di luar sekolah, bertujuan agar siswa dapat memperkaya dan memperluas diri.

Fungsi kegiatan ekstrakurikuler adalah untuk mengembangkan

kemampuan potensi dan rasa tanggung jawab memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk memperluas pengalaman sosial dalam kesiapan karir peserta

didik melalui pengembangan kapasitas. Menurut Aqip dan Sujak (2011:68),


22

terdapat empat fungsi kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan, yaitu:

pengembangan, sosial, rekreatif, dan persiapan karir.

a. Fungsi pengembangan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk

mendukung perkembangan personal peserta didik melalui perluasan minat,

pengembangan potensi, dan pemberian kesempatan untuk pembentukan

karakter dan pelatihan kepemimpinan.

b. Fungsi sosial, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk

mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk memperluas pengalaman sosial, praktik

keterampilan sosial, dan internalisasi nilai moral dan nilai sosial.

c. Fungsi rekreatif, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilakukan dalam

suasana rilek, menggembirakan, dan menyenangkan sehingga menunjang

proses perkembangan peserta didik. Kegiatan ekstrakulikuler harus dapat

menjadikan kehidupan atau atmosfer sekolah lebih menantang dan lebih

menarik bagi peserta didik.

d. Fungsi persiapan karir, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk

mengembangkan kesiapan karir peserta didik melalui pengembangan kapasitas.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

No. 39 Tahun 2008 tentang pembinaan kesiswaan, kegiatan ekstrakurikuler

memiliki tujuan sebagai berikut.

a. Mengembangkan potensi siswa secara optimal dan terpadu yang meliputi

bakat, minat, dan kreativitas.


23

b. Memantapkan kepribadian siswa untuk mewujudkan ketahanan sekolah

sebagai lingkungan pendidikan sehingga terhindar dari usaha dari pengaruh

negatif dan bertentangan dengan tujuan pendidikan.

c. Mengaktualisasi potensi siswa dalam pencapaian potensi unggulan sesuai bakat

dan minat.

d. Menyiapkan siswa agar menjadi warga masyarakat yang berakhlak mulia,

demokratis, menghormati hak-hak asasi manusia dalam rangka mewujudkan

masyarakat mandiri (civil society).

B. Kerangka pikir

Melalui model Direct instruction berbantuan media audiovisual, keterampilan

mengajar guru dapat berkembang, siswa aktif melakukan kegiatan belajar. Guru

mendemonstrasikan keterampilan, siswa lebih memahami materi. Siswa

berkelompok untuk memecahkan masalah, berlatih keterampilan menyanyi, guru

mendemonstrasikan keterampilan, memutarkan media audiovisual, membimbing

kelompok dan pelatihan.

Kondisi awal pembelajaran, penggunaan model Direct Instruction, serta

kondisi akhir setelah proses belajar mengajar seni musik digambarkan dalam

bagan sebagai berikut:


24

KONDISI AWAL
Keterampilan menyanyi Lagu dangdut rendah

PELAKSANAAN

Menggunakan model Direct Instruction


1) Peneliti menyiapkan dan menyampaikan materi keterampilan
bernyanyi lagu dangdut serta memberikan satu buah lagu dangdut
kepada siswa
2) Peneliti dan guru melakukan pemanasan vokal dan latihan
berdasarkan kriteria penilaian keterampilan dasar bernyanyi
3). Peneliti mengadakan praktik individu untuk siswa dalam
menyanyikan satu buah lagu dangdut yang telah diajarkan lalu peneliti
membenarkan apabila siswa salah dan memberi motivasi siswa
4) Peneliti mengadakan penilaian dengan menyuruh masing masing
siswa menyanyikan lagu dangdut didepan kelas dan memberi umpan
balik serta merefleksi tampilan siswa

KONDISI AKHIR
Peningkatan Keterampilan Bernyanyi Lagu dangdut

Skema 2.1 Kerangka pikir


25

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dipakai pada skripsi ini yaitu penelitian action

research di mana penelitian action research atau penelitian tindakan merupakan

salah satu bentuk rancangan penelitian, dalam penelitian tindakan peneliti

mendeskripsikan, menginterpretasi dan menjelaskan suatu situasi sosial pada

waktu yang bersamaan dengan melakukan perubahan atau intervensi dengan

tujuan perbaikan atau partisipasi.

Action research adalah kegiatan atau tindakan perbaikan dari perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi dikerjakan secara tersusun sehingga validitas dan

reliabilitasnya mencapai tingkatan riset. Action research juga merupakan proses

aksi yang didasarkan pada , balik (feedback), bukti (evidence), dan ulasan dari

aksi sebelumnya dengan situasi sekarang (Gunawan,2007). Pada penelitian skripsi

ini menggunakan metode penelitian tindakan dengan menggunakan siklus iteratif

melalui 5 tahapan yaitu tahapan Diagnosing, Action Planning, Action Taking,

Evaluating, dan Specifing Learning, dengan gambar sebagai berikut:

25
26

Skema 3.1 gambar siklus 5 tahapan Action Research

1. Diagnosing

Yakni identifikasi permasalahan utama yang dimiliki subyek penelitian

yang ingin diselesaikan atau diubah. Identifikasi permasalahan ini tidak dilakukan

dengan menyederhanakan permasalahn ataumemecahnya hanya sebatas

permasalahan entitas-entitas tertentu (misal aspek teknologi saja, aspek

manusianya saja, atau aspek prosesnya saja, namun melihat permasalahan secara

utuh dalam konteks organisasi).

2. Action Planning

Di tahapan ini peneliti dan praktisi atau aktor lain dalam subyek penelitian

melakukan kerja-sama merumuskan tindakan-tindakan secara organisasi untuk

mengatasi permasalahan yang telah diidentifikasikan. Perencanaan tindakan-

tindakan intervensi ini dilakukan berdasarkan kajian kerangka. Teori dengan

menentukan target-target pencapaian perubahan yang ingin dicapai dan

pendekatan atau strategi atau tindakan yang dilakukan untuk mencapai setiap

perubahan.
27

3. Action Taking

Yakni peneliti dan praktisi dalam subjek penelitian bekerja-sama secara

aktif mengimplementasikan rencana tindakan. Intervensi tindakan-tindakan untuk

perubahan ini dapat secara tidak langsung dilakukan melalui aktor-aktor lain

dalam subyek penelitian.

4. Evaluating

Setelah tahapan intervensi tindakan selesai dilakukan, peneliti dan praktisi

dalam subyek penelitian bersama-sama mengevaluasi efek dari intervensi.

Evaluasi mencakup menganalisis efek-efek yang menurut teori akan terjadi dari

tindakan yang dilakukan benar-benar terjadi? dan apakah efek-efek tersebut

menyelesaikan masalah yang ingin dipecahkan? Apabila target perubahan tersebut

benar-benar karena intervensi tindakan yang dilakukan atau jangan-jangan karena

faktor faktor lain seperti aktivitas-aktivitas rutin/non-rutin organisasi lainnya?

Apabila target perubahan tidak tercapai, maka kerangka kerja untuk intervensi

tindakan berikutnya (termasuk hipotesisnya) harus dirumuskan kembali.

5. Specifyng Learning

Yakni mengkaji dan mendokumentasi lesson learned dari setiap keberhasilan

maupun ketidakberhasilan dari intervensi tindakan. Semua lesson learned ini akan

berguna untuk organisasi subyek penelitian sendiri sebagai pengetahuan baru,

bagi penelitian tindakan itu sendiri untuk merumuskan intervensi tindakan

berikutnya bila target belum tercapai, dan memberikan masukan bagi penelitian-

penelitian berikutnya.
28

B. Waktu Dan Tempat Penelitian

1. Waktu penelitian

Waktu yang digunakan peneliti untuk melaksanakan penelitian yaitu

pada tanggal 30 januari 2023 sampai 14 februari 2023

2. Tempat penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian dilaksanakan.

Penentuan lokasi ditujukan untuk memperjelas objek yang dijadikan sasaran

penelitian. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 13 Bone, Kabupaten Bone.

C. Sasaran atau Informan

1. Sasaran

Adapun sasaran penelitian ini yaitu para siswa SMA Negeri 13 Bone yang

masuk pada kegiatan ekstrakurikuler

2. Informan

Adapun informan penelitian ini yaitu pembina Sanggar Seni Pattola Palalo

SMA Negeri 13 Bone ,Ibu Hermawati S.Pd dan siswi anggota Sanggar Seni

Pattola Palallo SMA Negeri 13 Bone

D. Definisi Operasional Variabel

Untuk menghindari penafsiran yang meluas tentang variabel-variabel yang

terlihat dalam penelitian ini, maka variabel-variabel tersebut perlu didefinisikan

sebagai berikut: “ekstrakurikuler Sanggar Seni Pattola Palallo yaitu kegiatan yang

dilakukan di luar jam pelajaran sekolah yang bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan dan keterampilan seni siswa (i) SMA Negeri 13 Bone”.


29

1. Penerapan model direct instruction adalah salah satu metode pembelajaran.

Untuk meningkatkan keterampilan bernyanyi lagu dangdut siswa SMA

Negeri 13 Bone pada kegiatan Ekstrakurikuler dilakukan penerapan model

direct instruction

2. Hasil Penerapan Model direct instruction terjadinya hasil yang diperoleh

setelah melalui proses penerapan.

E. Teknik pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data empiris sebagai

bahan untuk menguji kebenaran hipotesis. Data yang dikumpulkan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Observasi (Pengamatan)

Observasi artinya melakukan pengamatan dan pencatatan secara

sistematis mengenai gejala yang tampak pada objek penelitian. Observasi ini

tergolong teknik pengumpulan data yang paling mudah dilakukan dan biasanya

juga banyak digunakan untuk statistika survei, misalnya meneliti sikap dan

perilaku suatu kelompok masyarakat. Dengan teknik observasi, peneliti biasanya

terjun ke lokasi yang bersangkutan untuk memutuskan alat ukur yang tepat untuk

digunakan. Kegiatan Observasi dilakukan pada tanggal 29 Januari 2023 di SMA

Negeri 13 Bone.

2. Interview ( Wawancara)

Teknik wawancara atau interview ini dilakukan secara tatap muka

melalui tanya jawab antara peneliti atau pengumpul data dengan responden atau

narasumber atau sumber data. Teknik pengumpulan data dengan wawancara


30

biasanya dilakukan sebagai studi pendahuluan, karena teknik ini tidak mungkin

dilakukan jika respondennya dalam jumlah besar.

Wawancara dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan Guru pembina Sangar

Seni Palallo apakah ada siswa siswi anggota Sanggar yang memiliki bakat

benyanyi lagu dangdut dan memberikan pertanyaan kepada mereka apakah

bersedia dan siap mengikuti penelitian dan bersedia mengikuti perintah dari

peneliti.

3. Tes

Tes adalah kegiatan yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui

keterampilan siswa dalam bernyanyi lagu danmgdut. Tes yang menjadi bahan

penelitian yaitu bagaimana siswa mampu menyanyikan lagu dangdut dengan baik.

Menyanyikan lagu dangdut yang baik yaitu mampu bernyanyi sesuai dengan

kriteria penilaian keterampilan bernyanyi lagu dangdut yang telah disiapkan

peneliti. Tes dilakukan dengan praktik individu dan dinilai oleh peneliti

berdasarka kriteria penilaian keterampilan bernyanyi lagu dangdut yang telah

disiapkan di lembar penilaian.

Tabel 3.1

Kriteria Penilaian Penelitian Untuk Meningkatkan keterampilan bernyanyi lagu


dangdut

Kriteria Skor Indikator

Siswa (i) mampu


menyanyikan lagu dangdut
dengan memainkan
Cengkok 1-3 beberapa cengkok pada
sebuah lagu dangdut
31

Siswa (i) mampu bernyanyi


dengan sikap badan dengan
Sikap badan dan
baik dan menggunakan
Pernafasan
1-3 pernafasan diafragma

Siswa (i) mampu


memahami arti dan
Interpretasi memaknai lirik yang
1-3 dinyanyikan dengan baik.

Siswa (i)mampu bernyanyi


lagu dangdut dengan
Artikulasi pengucapan yang jelas.
1-3
Siswa (i) mampu bernyanyi
lagu dangdut dengan
ekspresi yang baik dan
Ekspresi sesuai makna lagu.

1-3

Keterangan penilaian setiap kriteria :

1. Cengkok :

a. Baik :siswa (i) mampu menyanyikan lagu dangdut dengan beberapa

cengkok pada sebuah lagu dangdut

b. Cukup baik :siswa (i) mampu memainkan sedikit cengkok dalam sebuah lagu

dangdut

c. Kurang baik : Siswi (i) tidak mampu memainkan cengkok dalam sebuah lagu

dangdut

2. Sikap badan dan pernapasan :

a. Baik :Siswa(i) sangat mampu bernyanyi lagu dangdut dengan sikap

badan yang baik dan menggunakan pernafasan diafragma


32

b. Cukup baik : Siswa (i) cukup mampu bernyanyi lagu dangdut dengan sikap

badan yang baik dan menggunakan pernapasan diafragma namun masih

sesekali menggunakan pernapasan perut atau pernapasan dada

c. Kurang baik : Siswi (i) kurang mampu bernyanyi lagu dangdut dengan sikap

badan yang baik dan masih menggunakan pernapasan dada atau pernapasan

perut

3. Interpretasi :

a. Baik :Siswa (i) sangat mampu memahami arti dan memaknai lirik yang

dinyanyikan dengan baik

b. Cukup baik : Siswa (i) cukup mampu memahami arti dan memaknai lirik yang

dinyanyikan dengan baik

c. Kurang baik : Siswa (i) kurang mampu memahami arti dan memaknai lirik

yang dinyanyikan dengan baik

4. Artikulasi :

a. Baik :Siswa (i) sangat mampu bernyanyi lagu dangdut dengan

pengucapan yang jelas

b. Cukup baik : Siswa (i) cukup mampu bernyanyi lagu dangdut dengan

pengucapan yang kurang jelas

c. Kurang baik :Siswa (i) kurang mampu bernyanyi lagu dangdut dengan

pengucapan yang jelas.

5. Ekspresi :
33

a. Baik :Siswa (i) sangat mampu bernyanyi lagu dangdut dengan ekspresi

yang baik dan sesuai makna lagu

b. Cukup baik: Siswa (i) cukup mampu memainkan ekpresi yang baik dalam

bernyanyi lagu dangdut

c. Kurang baik: Siswa (i) kurang mampu memainkan ekspresi yang baik dalam

bernyanyi lagu dangdut

Keterangan Skor

Skor 3 = Baik

Skor 2 = Cukup baik

Skor 1 = Kurang baik

4. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dokumentasi yaitu di mana peneliti

mengambil sumber penelitian atau objek dari dokumen atau catatan, baik dalam

bentuk tulisan, gambar, atau karya monumental dari seseorang bisa diambil dari

catatan harian, sejarah kehidupan, biografi, peraturan dan lain sebagainya.

F. Teknik Anlasis Data

Analisis data atau penggolongan data merupakan satu langkah penting

dalam penelitian. Dalam pelaksanaannya terdapat dua jenis analisa data yang

dikatakan Sutrisno Hadi (2005:221), bahwa dalam suatu penelitian seorang

peneliti dapat menggunakan dua jenis analisis yaitu analisis data kualitatif.
34

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data kasar yang muncul dari

catatan-catatan lapangan (Miles dan Huberman, 1992: 16). Langkah-langkah yang

dilakukan adalah menajamkan analisis, menggolongkan atau mengkategorisasikan

ke dalam tiap permasalahan melalui uraian singkat, mengarahkan, membuang

yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data sehingga dapat ditarik dan

diverifikasi. Data yang direduksi antara lain seluruh data mengenai permasalahan

penelitian.

Data yang di reduksi akan memberikan gambaran yang lebih spesifik dan

mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya serta mencari

data tam bahan jika diperlukan. Semakin lama peneliti berada di lapangan maka

jumlah data akan semakin banyak, semakin kompleks dan rumit. Oleh karena itu,

reduksi data perlu dilakukan sehingga data tidak bertumpuk agar tidak

mempersulit analisis selanjutnya.

2. Penyajian Data

Setelah data di reduksi, langkah analisis selanjutnya adalah penyajian

data. Penyajian data merupakan sebagai sekumpulan informasi tersusun yang

memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan (Miles dan Huberman,1992: 17). Penyajian data diarahkan agar data

hasil reduksi terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan sehingga makin

mudah dipahami. Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian naratif,
35

bagan, hubungan antar kategori serta diagram alur. Penyajian data dalam bentuk

tersebut mempermudah peneliti dalam memahami apa yang terjadi.

Pada langkah ini, peneliti berusaha menyusun data yang relevan sehingga

informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu untuk menjawab

masalah penelitian. Penyajian data yang baik merupakan satu langkah penting

menuju tercapainya analisis kualitatif yang valid dan handal. Dalam melakukan

penyajian data tidak semata-mata mendeskripsikan secara naratif, akan tetapi

disertai proses analisis yang terus menerus sampai proses penarikan kesimpulan.

Langkah berikutnya dalam proses analisis data kualitatif adalah menarik

kesimpulan berdasarkan temuan dan melakukan verifikasi data.

3. Verifikasi Data

Tahap ini merupakan tahap penarikan kesimpulan dari semua data yang

telah diperoleh sebagai hasil dari penarikan. Penarikan kesimpulan atau verifikasi

adalah usaha untuk mencari atau memahami makna/arti, keteraturan, pola-pola,

penjelasan; alur sebab akibat atau proposisi. Sebelum melakukan penarikan

kesimpulan terlebih dahulu dilakukan reduksi data, penyajian data serta penarikan

kesimpulan atau verifikasi dari kegiatan-kegiatan sebelumnya. Sesuai dengan

pendapat Miles dan Huberman. Proses analisis tidak sekali jadi, melainkan

interaktif, secara bolak balik diantara kegiatan reduksi, penyajian dan penarikan

kesimpulan atau verifikasi selama waktu penelitian. Setelah melakukan verifikasi

maka dapat ditarik kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang disajikan dalam

bentuk narasi.
36

Pada penelitian ini analisis data yang digunakan secara kualitatif, yakni

untuk mengetahui hasil peningkatan keterampilan bernyanyi lagu dangdut siswa

SMA Negeri 13 Bone . Analisis data dari observasi terhadap siswa SMA Negeri

13 Bone pada penelitian ini adalah hasil pengamatan berupa peningkatan

keterampilan bernyanyi lagu dangdut yang akan dilaksanakan dengan Langkah-

langkah sebagai berikut:

1. Menetapkan kriteria pemberian skor pada setiap aspek yang diamati

2. Menjumlahkan skor untuk setiap aspek yang diamati

3. Skor untuk keseluruhan aspek dijumlah kemudian dicari persentase ketrampilan

masing masing siswa(i)

4. untuk menghitung persentase pengamatan keterampilan bernyanyi lagu dangdut

siswa, peneliti menggunakan rumus sebagai berikut:

Nilai persentase = Jumlah skor : Jumlah skor tertinggi x 100

Selanjutnya dilakukan perbandingan nilai rata-rata kemampuan masing

masing siswa sebelum dan sesudah dilaksanakan tindakan apakah mengalami

peningkatan.
37

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Sekolah

Gambar 4.1 SMA Negeri 13 Bone


(foto: Amanda, 10.05 WITA, 26 Januari 2023)
Menggunakan Telepon Seluler Iphone 7 plus, diizinkan diku

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 13 Bone dengan subjek penelitian

sebanyak 5 orang peserta didik. Penelitian ini dilaksanakan setiap hari senin dan

selasa pada pukul 15.00-16.00 dalam dua pekan. Penelitian ini dilakukan melalui

kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 13 Bone.

SMA Negeri 13 Bone, sekolah ini dibangun dengan cita cita menjadi

sekolah berbasis alam, dan berprestasi dibidang akademik maupun keterampilan

atau bakat. SMA Negeri 13 Bone berlokasi di Hos.cokroaminoto, Kab.Bone ,

Kec.Tanete Riattang Barat ,Provinsi Sulawesi Selatan. Sejarah berdiri SMA

37
38

Negeri 4 Watampone merupakan salah satu sekolah yang diusulkan

kelembagaannya tahun 1992/1993. Surat Keputusan Kelembagaannya berdasar

SK Mendikbud RI No. 0200/O/1994 tanggal 5 Oktober 1994, tentang Pembukaan

dan Penegerian Sekolah Menengah Atas tahun pelajaran 1993/1994, yang salah

satunya adalah SMA Negeri 4 Watampone.

Pada tahun pelajaran 2017/2018 seiring dengan perlaihan sekolah

SMA/SMK ke pemerintah provinsi, SMA Negeri 4 Watampone berubah nama

menjadi SMA Negeri 13 Bone Yang berlokasi di JL. HOS Cokroaminoto

Watampone, Kelurahan Macanang Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten

Bone Provinsi Sulawesi Selatan.

Visi dan Misi

Visi :

Terwujudnya Peserta Didik Yang Beriman dan Bertaqwa Kepada Tuhan Yang

Maha Esa. Berprestasi, Sehat, Berbudaya, Kreatif, Inovatif, Berbasis Teknologi

Informasi dan Komunikasi, Berwawasan Lingkungan Hidup dengan Berpegang

Teguh Pada Nilai-nilai Agama

Misi :

1. Melaksanakan kegiatan sekolah dalam meningkatkan keimanan dan ketaqwaan

kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Meningkatkan partisipasi masyarakat dan pemerintah untuk mendukung

pemenuhan 8 standar nasional pendidikan di SMA Negeri 13 Bone.


39

3. Mewujudkan pembelajaran yang efektif dan efisien melalui perencanaan

pembelajaran yang matang dan pemanfaatan bahan ajar berbasis ICT dan non

ICT.

4. Meningkatkan ketertiban dan kedislipinan peserta didik.

5. Meningkatkan pelaksanaan kegiatan keagamaan.

6. Menyalurkan bakat dan kreatifitas peserta didik melalui kegiatan

pengembangan diri dan ekstrakurikuler yang bermanfaat.

7. Memberdayakan seluruh komponen sekolah dan mengoptimalkan sumber

daya sekolah dalam mengembangkan potensi minat peserta didik secara

optimal.

2. Gambaran umum kegiatan ekstrakurikuler SSB Pattola Palallo SMAN 13

Bone

Gambar 4.2 Kegiatan pelatihan Sanggar Seni Pattola Palallo


(foto: Amanda, 15.05 WITA, 26 Januari 2023)
Menggunakan Telepon Seluler Iphone 7 plus, diizinkan dikutip
40

Di Sekolah SMA Negeri 13 Bone salah satunya memiliki lembaga untuk

mempelajari, mendalami bakat keterampilan seni yang di miliki siswa baik itu

tarian , musik, maupun vokal. Sanggar Sekolah yaitu Sangga Seni Pattola Palallo

yang dibina oleh Ibu Hermawati, S.Pd dan menjadi bahan penlitian kali ini yang

dilaksanakan di sekolah. Pertemuan Sanggar SeniPatola Palallo dilakukan di

setiap hari kamis dimana siswa mengembangkan bakat dengan pelatihan dibidang

seni baik itu di bidang musik ataupun dibidang tari. Selain itu siswa siswi anggota

Sanggar memliki kegiatan lain selain pelatiha yaitu membersihkan Sekret Sanggar

Seni Pattola Palallo.

Penelitian ini dilakukan pada setiap hari senin dan selasa selama dua pekan

pukul 15.00-16.00. Dalam penlitian ini yang menjadi subjek penlitian sebanyak 5

siswa diambil dari jumlah populasi siswa yang memiliki bakat di lagu dangdut

pada Sanggar Seni Pattola Palallo SMA Negeri 13 Bone. Berikut 5 siswa yang

menjadi subjek penelitian :

No Nama Kelas No.Hp Ket

1 Risisya hasnidar X IPS 1 089653284882 Siap

2 Sri mutiara X IPS 4 082153587304 Siap

3 A.dala Rezky suradi X MIPA 1 089531385807 Siap

4 Nasriah X IPS 4 089512019910 Siap

5 Sania cantika X MIPA 1 088804675858 Siap


41

Tabel 4.1 Daftar nama nama siswi yang ikut dalam penelitian penerapan model
direct instruction untuk meningkatkan keterampilan bernyanyi lagu dangdut pada
kegiatan ekstrakurikuler SMA Negeri 13 Bone

Adapun hasil dari tes awal atau hasil observasi awal yang dilakukan oleh

peneliti untuk siswa yang menjadi subjek penelitian dimana peneliti memberikan

satu buah lagu berjudul egois kepada siswa dalam penerapan model direct

instuction dalam meningkatkan keterampilan bernyanyi lagu dangdut pada

kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 13 Bone :

Tabel 4.2 hasil tes awal siswi ( Risisya )

Kriteria Skor Keterangan

Siswi cukup mampu


memberikan beberapa
Cengkok 2 cengkok dalam sebuah lagu
dangdut yang berjudul
Egois
Siswi cukup mampu
menyanyikan lagu Egois
Sikap badan dan pernapasan 2 dengan sikap badan yang
baik dan menggunakan
pernapasan diafragma
namun sesekali masih
menggunakan pernapasan
dada atau pernapasan perut
Siswi kurang mampu
memahami arti dan
Interpretasi 1 memaknai lirik yang
dinyanyikan dengan baik
kurang mampu bernyanyi
lagu dangdut dengan
Artikulasi 1 pengucapan yang jelas
42

Siswi kurang mampu


memainkan ekspresi yang
Ekspresi 1 baik dalam menyanyikan
lagu dangdut

Skor = 7

Nilai persentase = Jumlah skor : Jumlah skor tertinggi x 100


= 7 : 15 x 100
= 47 %

Tabel 4.3 hasil tes awal siswi ( srimutiara )

Kriteria Skor Keterangan

Siswi cukup mampu


memberikan beberapa
Cengkok 2 cengkok dalam sebuah lagu
dangdut yang berjudul
Egois
Siswi cukup mampu
menyanyikan lagu Egois
Sikap badan dan pernapasan 2 dengan sikap badan yang
baik dan menggunakan
pernapasan diafragma
namun sesekali masih
menggunakan pernapasan
dada atau pernapasan perut
Siswi cukup mampu
memahami arti dan
Interpretasi 2 memaknai lirik yang
dinyanyikan dengan baik
Siswi cukup mampu
bernyanyi lagu dangdut
Artikulasi 2 dengan pengucapan yang
jelas
43

Siswi cukup mampu


memainkan ekspresi yang
Ekspresi 2 baik dalam menyanyikan
lagu dangdut
Nilai = 10

Nilai persentase = Jumlah skor : Jumlah skor tertinggi x 100


= 10 : 15 x 100
= 67 %
Tabel 4.4 hasil tes awal siswi( Dala )

Kriteria Skor Keterangan

Siswi cukup mampu


Cengkok 2 memberikan beberapa
cengkok dalam sebuah
lagu dangdut yang
berjudul Egois
Sikap badan dan pernapasan Siswi kurang mampu
1 bernyanyi lagu dangdut
dengan sikap badan yang
baik dan masih
menggunakan pernapasan
dada atau pernapasan perut
Siswi cukup mampu
Interpretasi 2 memahami arti dan
memaknai lirik yang
dinyanyikan dengan baik
Siswi kurang mampu
Artikulasi 1 bernyanyi lagu dangdut
dengan pengucapan yang
jelas
Siswi cukup mampu
Ekspresi 2 memainkan ekspresi yang
baik dalam menyanyikan
lagu dangdut
Skor = 8
44

Nilai persentase = Jumlah skor : Jumlah skor tertinggi x 100


= 8 : 15 x 100

= 53 %

Tabel 4.5 hasil tes awal siswi ( Ria )

Kriteria Skor Keterangan

Siswi cukup mampu


Cengkok 2 memberikan beberapa
cengkok dalam sebuah
lagu dangdut yang
berjudul Egois

Sikap badan dan pernapasan 2 Siswi cukup mampu


menyanyikan lagu Egois
dengan sikap badan yang
baik dan menggunakan
pernapasan diafragma
namun sesekali masih
menggunakan pernapasan
dada atau pernapasan perut
Siswi cukup mampu
Interpretasi 2 memahami arti dan
memaknai lirik yang
dinyanyikan dengan baik
Siswi kurang mampu
Artikulasi 1 bernyanyi lagu dangdut
dengan pengucapan yang
jelas
Siswi cukup mampu
Ekspresi 2 memainkan ekspresi yang
baik dalam menyanyikan
lagu dangdut
Skor = 9

Nilai persentase = Jumlah skor : jumlah skor tertingi x 100


= 9 : 15 x 100
= 60 %
45

Tabel 4.6 hasil tes awal siswi ( cantika )

Kriteria Skor Keterangan

Siswi cukup mampu


Cengkok 2 memberikan beberapa
cengkok dalam sebuah lagu
dangdut yang berjudul
Egois

Siswi kurang mampu


bernyanyi lagu dangdut
dengan sikap badan yang
Sikap badan dan pernapasan 1 baik dan masih
menggunakan pernapasan
dada atau pernapasan perut

Siswi kurang mampu


Interpretasi 1 memahami arti dan
memaknai lirik yang
dinyanyikan dengan baik

Siswi kurang mampu


Artikulasi 1 bernyanyi lagu dangdut
dengan pengucapan yang
jelas

Siswi kurang mampu


Ekspresi 1 memainkan ekspresi yang
baik dalam menyanyikan
lagu dangdut

Skor = 6

Nilai persentase = jumlah skor : jumlah skor tertinggi x 100


= 6 : 15 x 100
= 40 %

Hasil tes awal atau observasi awal yang dilakukan oleh siswa berdasarkan

tabel diatas diketahui secara kuantitas itu masih memiliki nilai persentase
46

keterampilan bernyanyi lagu dangdut dibawah 70 %. Kemudian berikut adalah

dafta nama-nama siswa yang mengikuti penelitian penerapan model direct

instruction untuk meningkatkan keterampilan bernyanyi lagu dangdut pada

kegiatan ekstrakurikuler SMA Negeri 13 Bone

Siswa yang ikut dalam penelitian ini menjalani proses penelitian dengan

izin dari pihak sekolah melakukan kegiatan pelatihan keterampilan bernyanyi lagu

dangdut pada luar jam pelajaran sekolah, yakni dilaksanakan pada sore hari pukul

15.00-16.00 sore yang dilaksanakan seiap hari senin dan selasa pada dua pekan

tepatnya pada tanggal 30,31 Januari 2023 dan tangal 6,7 februari 2023.

Penerapan model direct instruction untuk meningkatkan keterampilan

bernyanyi lagu dangdut ini dengan data yang diperoleh dari hasil observasi dan

yang kemudian membentuk suatu kelompok belajar yang dilaksanakan di luar jam

pelajaran sekolah atau yang dinamakan ekstrakurikuler. Penerapannya dilakukan

dilingkungan sekolah dengan persetujuan pihak sekolah dalam pengawasan

peneliti itu sendiri. Beberapa siswa yang mengikuti kegiatan ini mengaku tidak

merasa kesulitan dalam belajar dan berlatih karena rata-rata siswa sudah

mempunyai basic dan bakat bernyanyi lagu dangdut.

Pelatihan atau penerapan model direct instruction untuk meningkatkan

keterampilan bernyanyi lagu dangdut berguna untuk memberikan stimulus

terhadap keterampilan, potensi, minat dan bakat siswa serta kecerdasan musikal

siswa. Model direct instruction dalam pelatihan keterampilan bernyanyi lagu

dangdut memberikan pemahaman siswa (i) dalam memahami aspek keterampilan

bernyanyi lagu dangdut yang baik dan benar.


47

3. Penerapan model direct instruction untuk meningkatkan keterampilan


bernyanyi lagu dangdut pada kegiatan ekstrakurikuler SMA Negeri 13 Bone.

Pengembangan bakat keterampilan siswa diberikan wadah dalam sekolah

atau disebut dengan ekstrakurikuler yang dimana pelatihan atau pembelajaran

dilakukan pada luar jam pelajaran. model dircet instruction menjadi salah satu

metode pembelajaran yang dipilih oleh peneliti untuk meningkatkan

keterampilan bernyanyi lagu dangdut . Melalui kegiatan ekstrakurikuler peneliti

menerapkan model direct instruction dengan memilih subjek atau siswa dari

Sanggar Seni Pattola Palallo yang merupakan salah satu ekstrakurikuler di

bidang seni di SMA Negeri 13 Bione yang memang mempunyai bakat dalam

bernyanyi lagu dangdut . Penerapan model direct instruction untuk

meningkatkan keterampilan bernyanyi lagu dangdut tentunya terdapat langkah –

langkah untuk mempermudah proses berjalannya penelitian.

a. Langkah – langkah penerapan model direct instruction untuk


meningkatkan keterampilan bernyanyi lagu dangdut
Adapun langkah-langkah penerapan model direct instruction untuk

meingkatkan keterampilan bernyanyi lagu dangdut terbagi menjadi 4 pertemuan

dengan pertemuan pertama peneliti menyiapkan dan memberikan materi

mengenai keterampilan bernyanyi lagu dangdut serta memberikan sebuah lagu

dangdut berujudul Egois , selanjutnya pertemuan kedua melakukan pelatihan

menyanyikan satu buah lagu dangdut yang telah diberikan pada pertemuan

pertama, kemudian pertemuan ketiga peneliti mengadakan praktik individu


48

kepada siswa dalam menyanyikan sebuah lagu dangdut dan peneliti

membenarkan dan mengoreksi kesalahan, dan selanjutya pertemuan ke empat

yaitu peneliti mengadakan tes atau penilaian masing-masing siswa dalam

menyanyikan sebuah lagu dangdut yang telah diberikan dari pertemuan pertama.

1) Menyiapkan dan menyampaika materi keterampilan bernyanyi lagu

dangdut serta memberikan satu buah lagu berjudul Egois kepada siswa

Pada pertemuan pertama yaitu memberikan materi mengenai keterampilan

bernyanyi lagu dangdut kepada siswa agar siswa terlebih dahulu memahami

secara teoritis sebelum melangkah pada pelatihan. Lagu yang diberikan kepada

siswa adalah Lagu yang dipopulerkan oleh Lesty Kejora yang berjudul Egois.

Adapun materi yang diberikan yaitu sesuai dengan kriteria penilaian

keterampilan bernyanyi lagu dangdut yang disusun oleh peneliti diantaranya

cengkok, sikap badan dan pernapasan, ilagu, artikulasi, dan ekspresi.

Cengkok Menurut Yuni Syahroni dalam jurnal Darmayani (2015:5)

Cengkok dilihat secara makna kata cengkok merupakan karakteristik sebuah

alunan nada, cengkok ini mulai dikenal seiring berkembangnya musik ditanah

air, tetapi cengkok lebih dikenal pada aliran musik dangdut dan melayu, itulah

yang dikemukan oleh. Cengkok dalam benyanyi dangdut digunakan untuk

memperindah teknik bernyanyi dan mengungkapkan ekspresi dalam suatu lirik

lagu

Pada aspek Sikap badan dan pernapasan, Selalu perhatikan sikap badan

ketika sedang bernyanyi. Dalam posisi berdiri maupun posisi duduk, kita harus

bisa menjaga sikap badan. Dengan sikap badan yang baik, kita akan mendapat
49

kemudahan pada proses pernafasan. Dengan begitu, suara yang kita keluarkan

akan terdengar baik. Pernafasan juga menjadi hal mutlak yang harus

diperhatikan saat bernyanyi. Pernafasan saat bernyanyi sangat berbeda dengan

pernafasan saat berbicara sehari-hari. Kita harus bisa mengontrol pernafasan saat

bernyanyi, agar tak kesulitan menyanyikan sebuah lagu dari awal sampai akhir.

Pernafasan dada, pernafasan dengan cara mengisi udara dalam paru-paru bagian

atas. Pernafasan ini cenderung pendek dan kurang tepat digunakan untuk

bernyanyi, apalagi saat menyanyikan lagu-lagu bernada tinggi.

Pernafasan perut, pernafasan dengan cara membuat perut berongga

sehingga udara luar dapat masuk. Pernafasan ini juga kurang tepat untuk

bernyanyi, karena akan membuat kita cepat lelah. Pernafasan diafragma,

pernafasan ketika diafragma mengencang atau menegang (lurus), maka rongga

dada dan rongga perut menjadi longgar, sehingga volume bertambah. Pernafasan

inilah yang paling cocok digunakan saat bernyanyi. Pembentukan suara dalam

bernyanyi juga harus kita perhatikan. Proses pembentukan suara erat kaitanmnya

dengan teknik pernafasan dalam bernyanyi. Yaitu pernafasan perut, dada, dan

diafragma. Kita harus bisa menentukan pernafasan mana yang tepat, sehingga

proses pembentukan suara berlangsung baik dan benar. Dengan pembentukan

suara yang tepat, maka suara yang dihasilkan saat bernyanyi akan terdengar

maksimal.

Interpretasi lagu adalah dimana penyanyi bisa memahami dan memaknai

arti atau syair dalam lagu dengan baik sehingga penyanyi bisa memberikan

ekpresi yang tepat dan sesuai lagu yang dibawakan . maka dari iu interpretasi
50

dan ekspresi dalam lagu sangat berkaitan karena ketika penyanyi tidak busa

memahami makna lagu maka penyanyi juga tidak bisa memberikan ekspresi

yang sesuai dengan lagu yang dibawakan

Pengucapan (Artikulasi) , dalam bernyanyi pengucapan harus jelas, agar

syair yang dinyanyikan terdengar baik dan dapat dimengerti semua orang. Mulut

harus terbuka lebar ketika bernyanyi. Terkadang kita malas membuka mulut saat

bernyanyi, sehingga suara yang keluar tidak jelas. Oleh karena itu, artikulasi saat

bernyanyi harus dilatih secara rutin.

Ekspresi dalam bernyanyi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh

seorang penyanyi terkait dengan bagaimana suatu lagu harus dinyanyikan sesuai

dengan jiwa dari lagu tersebut, melalui penggunaan warna suara, dinamika,

tempo, serta mimik yang sesuai dan bersinergi.

Gambar 4.2 Pemberian materi


(foto: Amanda, 15.05 WITA, 30 Januari 2023)
51

Menggunakan Telepon Seluler Iphone 7 plus, diizinkan diku

Gambar 4.3 Lirik lagu Egois

1) Latihan menyanyikan Lagu berjudul Egois

Setelah pemberian materi dan lagu oleh peneliti, kemudian dilakkukan

pelatihan di pertemuan kedua dimana latihan diawali dengan latihan pernapasan

dan pemanasan vokal . Latihan pernapasan dilakukan dengan tarik nafas lalu

menghembuskan selama kurang lebih 10 kali, sedangkan pemanasan vokal

dilakukan dengan cara hamming. Untuk melakukan hamming, menutup mulut

rapat dan melakukan dengungan sambil mengeluarkan bunyi nada mulai dari yang

paling rendah, lalu naikkan menjadi setengah nada hingga mencapai nada yang

tinggi yang bisa dicapai, sekurang-kurangnya perulangan 2x. Saat melakukan

pemanasan hamming, tidak memaksakan untuk mencapai nada tinggi yang tidak

mampu dicapai atau membuat tidak nyaman, cukup mengeluarkan dengungan

nada yang bisa dicapai saja.


52

Setelah melakukan latihan pernapasan dan pemanasan vokal , selanjutnya

menyanyikan Lagu Egois secara bersama sama dengan menerapkan aspek

keterampilan bernyanyi yang harus diperhatikan dan diaplikasikan dengan baik

oleh semua siswi .

Gambar 4.4 Latihan menyanyikan Lagu Egois


(foto: Amanda, 15.00 WITA, 31 Januari 2023)
Menggunakan Telepon Seluler Iphone 7 plus, diizinkan dikutip

3). Praktik individu menyanyikan lagu Egois


Pada pertemuan ketiga peneliti mengadakan praktik individu , siswi yang

menjadi subjek penelitian ini menyanyikan lagu Egois secara individu dan diberi

umpan balik serta koreksi kriteria keterampilan bernyanyi lagu dangdut dari

peneliti .Sebelum melakukan praktik individu terlebih dahulu tetap melakukan

latihan pernapasan dan pemanasan vokal .


53

Gambar 4.5 praktik individu siswi


(foto: Amanda, 15.20 WITA, 6 Februari 2023)
Menggunakan Telepon Seluler Vivo Y12i, diizinkan dikutip

4). Tes keterampilan bernyanyi lagu Egois

Pada pertemuan ke empat peneliti melakukan tes kepada masing masing

siswa untuk menilai peningkatan keterampilan bernyanyi lagu dangdut melalui

penerapan model direct instruction yang diterapkan oleh penliti selama penelitian

berlangsung. Pada tahap ini merupakan tes akhir setelah tes awal yang dilakukan

pada saat observasi awal sebelum penlaksanaan tindakan dilaksanakan.


54

Gambar 4.6 Tes bernyanyi individu siswi


(foto: Amanda, 15.10 WITA,7 Februari 2023)
Menggunakan Telepon Seluler iPhone 7 Plus, diizinkan dikutip

4. Hasil penerapan model direct instruction untuk meningkatkan


keterampilan bernyanyi lagu dangdut pada kegiatan ekstrakurikuler SMA
Negeri 13 Bone

Model direct instruction atau model pembelajaran langsung merupakan

strategi untuk melatih siswa agar dalam belajar bisa sesuai dengan pengetahuan

deklaratif dan prosedural yang sistematis. Serta pembelajaran bisa dilaksanakan

secara perlahan dan berjenjang. Pembelajaran langsung atau direct instruction

juga mengharuskan siswa untuk bisa memahami konsep secara utuh. Sehingga

bisa timbul transformasi sikap dan bisa melakukan penalaran deduktif untuk

mengatasi masalah di kehidupan sehari-hari.


55

Pengertian dan maksud dari pengetahuan prosedural adalah penguasaan

siswa dalam bentuk teori, konsep, generalisasi, fakta dan prinsip. Sementara

pengertian deklaratif merupakan pemahaman siswa dalam praktek atau

merealisasikan. Bisa diartikan bahwa prosedural adalah teori dan deklaratif

adalah praktek.

Sebelumnya telah dilakukan tes pada pertemuan ke empat atau pertemuan

terakhir pelaksanaan tindakan untuk mengetahui hasil penerapan model dircet

instruction untuk meningkatkan keterampilan bernyanyi lagu dangdut. Berikut

hasil tes keterampilan bernyanyi lagu dangdut masing masing siswi setelah

peneliti melaksankan penerapan model direct instruction untuk meningkatkan

keterampilan bernyanyi lagu dangdut :

Tabel 4.7 hasil tes akhir siswi ( Risisya )

Kriteria Skor Keterangan

Siswi cukup mampu


Cengkok 2 memberikan beberapa
cengkok dalam sebuah
lagu dangdut yang
berjudul Egois
Sikap badan dan pernapasan Siswi kurang mampu
2 bernyanyi lagu dangdut
dengan sikap badan yang
baik dan masih
menggunakan pernapasan
dada atau pernapasan perut
Siswi cukup mampu
Interpretasi 3 memahami arti dan
memaknai lirik yang
dinyanyikan dengan baik
Siswi kurang mampu
Artikulasi 2 bernyanyi lagu dangdut
dengan pengucapan yang
jelas
56

Siswi cukup mampu


Ekspresi 2 memainkan ekspresi yang
baik dalam menyanyikan
lagu dangdut

Skor = 11

Nilai persentase = jumlah skor : jumlah skor tertinggi x 100


= 11 : 15 x 100
= 73 %

Tabel 4.8 hasil tes awal siswi ( srimutiara )

Kriteria Skor Keterangan

Cengkok 3 Siswi cukup mampu


memberikan beberapa
cengkok dalam sebuah lagu
dangdut yang berjudul
Egois
Siswi cukup mampu
menyanyikan lagu Egois
Sikap badan dan pernapasan 3 dengan sikap badan yang
baik dan menggunakan
pernapasan diafragma
namun sesekali masih
menggunakan pernapasan
dada atau pernapasan perut
Siswi cukup mampu
memahami arti dan
Interpretasi 2 memaknai lirik yang
dinyanyikan dengan baik
Siswi cukup mampu
bernyanyi lagu dangdut
Artikulasi 3 dengan pengucapan yang
jelas
Siswi cukup mampu
memainkan ekspresi yang
Ekspresi 2 baik dalam menyanyikan
lagu dangdut
57

Nilai = 13

Nilai persentase = Jumlah skor : Jumlah skor tertinggi x 100


= 13 : 15 x 100
= 87 %
Tabel 4.9 hasil tes awal siswi( dala )

Kriteria Skor Keterangan

Siswi cukup mampu


Cengkok 2 memberikan beberapa
cengkok dalam sebuah
lagu dangdut yang
berjudul Egois
Sikap badan dan pernapasan Siswi kurang mampu
2 bernyanyi lagu dangdut
dengan sikap badan yang
baik dan masih
menggunakan pernapasan
dada atau pernapasan perut
Siswi cukup mampu
Interpretasi 3 memahami arti dan
memaknai lirik yang
dinyanyikan dengan baik
Siswi kurang mampu
Artikulasi 2 bernyanyi lagu dangdut
dengan pengucapan yang
jelas
Siswi cukup mampu
Ekspresi 2 memainkan ekspresi yang
baik dalam menyanyikan
lagu dangdut

Skor = 11

Nilai persentase = Jumlah skor : Jumlah skor tertinggi x 100


= 11 : 15 x 100

= 73 %
58

Tabel 4.10 hasil tes awal siswi ( Ria )

Kriteria Skor Keterangan

Siswi cukup mampu


Cengkok 3 memberikan beberapa
cengkok dalam sebuah lagu
dangdut yang berjudul
Egois
Siswi cukup mampu
Sikap badan dan pernapasan 2 menyanyikan lagu Egois
dengan sikap badan yang
baik dan menggunakan
pernapasan diafragma
namun sesekali masih
menggunakan pernapasan
dada atau pernapasan perut
Siswi cukup mampu
Interpretasi 3 memahami arti dan
memaknai lirik yang
dinyanyikan dengan baik
Siswi kurang mampu
Artikulasi 2 bernyanyi lagu dangdut
dengan pengucapan yang
jelas
Siswi cukup mampu
Ekspresi 2 memainkan ekspresi yang
baik dalam menyanyikan
lagu dangdut
Skor = 12

Nilai persentase = Jumlah skor : jumlah skor tertingi x 100


= 12 : 15 x 100
= 80 %
59

Tabel 4.11 hasil tes awal siswi ( Cantika )

Kriteria Skor Keterangan

Siswi cukup mampu


Cengkok 2 memberikan beberapa
cengkok dalam sebuah lagu
dangdut yang berjudul
Egois
Siswi kurang mampu
bernyanyi lagu dangdut
dengan sikap badan yang
Sikap badan dan pernapasan 2 baik dan masih
menggunakan pernapasan
dada atau pernapasan perut

Interpretasi 2 Siswi kurang mampu


memahami arti dan
memaknai lirik yang
dinyanyikan dengan baik

Artikulasi 3 Siswi kurang mampu


bernyanyi lagu dangdut
dengan pengucapan yang
jelas

Siswi kurang mampu


Ekspresi 2 memainkan ekspresi yang
baik dalam menyanyikan
lagu dangdut
Skor = 11

Nilai persentase = jumlah skor : jumlah skor tertinggi x 100


= 11 : 15 x 100
= 73 %
60

Berdasarkan hasil tes akhir diatas maka dilakukan perbandingan nilai

persentase masing masing siswi untuk mengetahui apakah siswi mengalami

peningkatan keterampilan bernyanyi lagu dangdut . Berikut perbandingan hasil tes

awal dan hasil tes akhir siswi yang mengikuti penelitian penerapan model direct

instruction untuk meningkatkan keterampilan bernyanyi lagu dangdut :

No Nama Siswa Hasil tes Hasil tes Meningkat Tidak


awal akhir meningkat

1 Risisya 47 % 73 % √

2 Srimutiara 67 % 87 % √

3 Dala 53 % 73 % √

4 Ria 60 % 80 % √

5 Cantika 40 % 73 % √

Tabel 4.12 Peningkatan hasil tes siswi

Berdasarkan hasil perbandingan dari tes awal dan tes akhir masing masing

siswi yang mengikuti penelitian penerapan model direct instruction untuk

meningkatkan keterampilan bernyanyi lagu dangdut pada kegiatan ekstrakurikuler

SMA Negeri 13 Bone menyatakan bahwa semua siswi mengalami peningkatan

keterampilan bernyanyi lagu dangdut.


61

B. Pembahasan

1. Penerapan model direct instruction untuk meningkatkan


keterampilan bernyanyi lagu dangdut pada kegiatan ekstrakurikuler di SMA
Negeri 13 Bone
Model direct instruction merupakan salah satu metode pembelajaran yang

digunakan oleh peneliti untuk meningkatkan keterampilan bernyanyi lagu dangdut

pada kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 13 Bone. dengan model

pembelajaran ini peneliti dapat menyampaikan dan mengajarkan secara langsung

didepan siswa mengenai keterampilan bernyanyi lagu dangdut dan Lagu dangdut

yang akan dipelajari dan dikuasai sehingga siswa dapat lebih mudah dalam

memahami serta mengaplikasikan hal yang disampaikan oleh peneliti.

Penerapan model direct instruction untuk meningkatkan keterampilan

bernyanyi lagu dangdut dilakukan dengan Memberikan materi mengenai

keetrampilan bernyanyi lagu dangdut pada pertemuan pertama, selanjutnya

pertemuan kedua dengan memberikan pelatihan bernyanyi lagu dangdut, lalu pada

pertemuan ketiga melakukan praktik individu bernyanyi lagu dangdut, dan

pertemuan ke empat melakukan tes kepada siswi dengan bernyanyi lagu dangdut

masing masing sesuai dengan kriteria penilaian yang telah disiapkan pada lembar

penilaian peneliti.

Sebelum memasuki inti dari penelitian yaitu melakukan tes kepada

seluruh siswi, terlebih dahulu peneliti memberikan materi-materi yang berkaitan

dengan proses penelitian kali ini yaitu pemberian materi dan pelatihan tentang
62

keterampilan bernyanyi lagu dangdut. Teori keterampilan bernyanyi lagu dangdut

diantaranya :

a. Cengkok

Cengkok siswi yang menjadi objek pada penelitian ini pada dasarnya

sudah baik karena memang telah memiliki bakat pada bernyanyi lagu dangdut,

namun masih sedikiti mengaplikasikan pada bagian bagian tertentu pada lagu

sehingga peneliti memperjelas pengertian cengkok kepada siswi agar siswi tidak

hanya terampil bermain cengkok tetapi juga mengetahui arti cengkok dan juga

menambah cengkok pada bagian lagu yang bisa diberi cengkok. cengkok Menurut

Yuni Syahroni dalam jurnal Darmayani (2015:5) Cengkok dilihat secara makna

kata cengkok merupakan karakteristik sebuah alunan nada, cengkok ini mulai

dikenal seiring berkembangnya musik ditanah air, tetapi cengkok lebih dikenal

pada aliran musik dangdut dan melayu, itulah yang dikemukan oleh. Cengkok

dalam benyanyi dangdut digunakan untuk memperindah teknik bernyanyi dan

mengungkapkan ekspresi dalam suatu lirik lagu.

b. Sikap badan dan pernapasan

Siswi mampu bernyanyi dengan memperhatikan posisi badan yang benar

setelah peneliti memberikan pemahaman mengenai sikap badan yang baik dan

benar pada saat bernyanyi dan pernafasan yang tepat dpada saat bernyanyi .

Sehingga, siswi dapat mengaplikasikan teori tersebut pada saat bernyanyi lagu

dangdut pada tahap praktik individu dan pada tahap tes . Dalam posisi berdiri

maupun posisi duduk, kita harus bisa menjaga sikap badan. Dengan sikap badan

yang baik, kita akan mendapat kemudahan pada proses pernafasan. Dengan
63

begitu, suara yang kita keluarkan akan terdengar baik. Pernafasan juga menjadi

hal mutlak yang harus diperhatikan saat bernyanyi. Pernafasan saat bernyanyi

sangat berbeda dengan pernafasan saat berbicara sehari-hari. Kita harus bisa

mengontrol pernafasan saat bernyanyi, agar tak kesulitan menyanyikan sebuah

lagu dari awal sampai akhir. Pernafasan dada, pernafasan dengan cara mengisi

udara dalam paru-paru bagian atas. Pernafasan ini cenderung pendek dan kurang

tepat digunakan untuk bernyanyi, apalagi saat menyanyikan lagu-lagu bernada

tinggi.

Pernafasan perut, pernafasan dengan cara membuat perut berongga sehingga

udara luar dapat masuk. Pernafasan ini juga kurang tepat untuk bernyanyi, karena

akan membuat kita cepat lelah. Pernafasan diafragma, pernafasan ketika

diafragma mengencang atau menegang (lurus), maka rongga dada dan rongga

perut menjadi longgar, sehingga volume bertambah. Pernafasan inilah yang paling

cocok digunakan saat bernyanyi. Pembentukan suara dalam bernyanyi juga harus

kita perhatikan. Proses pembentukan suara erat kaitanmnya dengan teknik

pernafasan dalam bernyanyi. Yaitu pernafasan perut, dada, dan diafragma. Kita

harus bisa menentukan pernafasan mana yang tepat, sehingga proses pembentukan

suara berlangsung baik dan benar. Dengan pembentukan suara yang tepat, maka

suara yang dihasilkan saat bernyanyi akan terdengar maksimal.

c. Interpretasi Lagu

Siswi mampu bernyanyi dengan interpretasi lagu yang baik, yaitu siswi

mampu memakanai lirik lagu dengan benar sehingga dapat membawakan lagu

dengan penguasaan makna lagu yang baik. Peneliti menjelaskan mengenai arti
64

dari interpretasi lagu kepada siswi yaitu ,Interpretasi lagu adalah dimana penyanyi

bisa memahami dan memaknai arti atau syair dalam lagu dengan baik sehingga

penyanyi bisa memberikan ekpresi yang tepat dan sesuai lagu yang dibawakan .

maka dari iu interpretasi dan ekspresi dalam lagu sangat berkaitan karena ketika

penyanyi tidak busa memahami makna lagu maka penyanyi juga tidak bisa

memberikan ekspresi yang sesuai dengan lagu yang dibawakan. Sehingga pada

saat praktik individu dan tes siswi mengaplikasikan teori interpretasi lagu dengan

baik dan benar .

d. Pengucapan (Artikulasi)

Pada Tes akhir siswa telah mampu bernyanyi dengan artikulasi yang baik

dan benar setelah peneliti memberikan pemahaman dan pelatihan. Pada pertemua

pertama pemberian materi , peneliti menjelaskan dan memberikan contoh dalam

pengucapan yang benar atau artikulasi yang benar yaitu dengan menyebutkan

huruf vokal dengan mulut yang terbuka lear selebar 3 ruas jari .Dalam bernyanyi

pengucapan harus jelas, agar syair yang dinyanyikan terdengar baik dan dapat

dimengerti semua orang. Mulut harus terbuka lebar ketika bernyanyi. Terkadang

siswi malas membuka mulut saat bernyanyi, sehingga suara yang keluar tidak

jelas.

e. Ekspresi

Pada tes akhir siswi mampu bernyanyi dengan ekspresi yang sesuai

dengan lagu dan menghayati lagu yang dibawakan. Berbeda pada saat observasi

awal, Ekpresi siswi masih sangat kurang, lagu yang dubawakan hanya sekedar

diinyanyikan tanpa penjiwaan sehingga rasa tidak sampai pada pendengar. Maka
65

dari itu peneliti memberikan penjelasan mengenai ekspresi dalam bernyanyi yang

merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh seorang penyanyi terkait dengan

bagaimana suatu lagu harus dinyanyikan sesuai dengan jiwa dari lagu tersebut,

melalui penggunaan warna suara, dinamika, tempo, serta mimik yang sesuai dan

bersinergi.

2. Hasil penerapan model direct instruction untuk meingkatkan

keterampilan bernyanyi lagu dangdut pada kegiatan ekstrakurikuler di SMA

Negeri 13 Bone

Adanya hasil tes atau hasil penerapan model direct instruction untuk

meningkatkan keterampilan bernyanyi lagu dangdut pada kegiatan

ekstrakurikuler di SMA Negeri 13 Bone, tentu ada perbandingan dari tes

observasi awal yang dilakukan peneliti sebelumnya untuk mengetahui seberapa

peningkatan yang dicapai oleh siswa dan peneliti.

Menggunakan model pembelajaran direct instruction, peneliti dapat

menyampaikan dan mengajarkan secara langsung didepan siswa mengenai

keterampilan bernyanyi lagu dangdut dan Lagu dangdut yang akan dipelajari dan

dikuasai sehingga siswa dapat lebih mudah dalam memahami serta

mengaplikasikan hal yang disampaikan oleh peneliti.

Pengetahuan mengenai keterampilan bernyanyi khususnya bernyanyi lagu

dangdut dapat meningkatkan pemahaman siswi dan mengaplikasikan ketika

praktik atau pada saat bernyanyi lagu dangdut sehingga keterampilan bernyanyi

lagu dangdut lebih meningkat , mulai dari Cengkok yang semakin baik , sikap
66

badan dan pernapasan yang baik, Interpretasi lagu yang baik, Artikulasi serta

Ekspresi yang baik.

Berikut perbandingan hasil tes awal dan hasil tes akhir siswi yang

mengikuti penelitian penerapan model direct instruction untuk meningkatkan

keterampilan bernyanyi lagu dangdut :

No Nama Siswa Hasil tes Hasil tes Meningkat Tidak


awal akhir meningkat

1 Risisya 47 % 73 % √

2 Srimutiara 67 % 87 % √

3 Dala 53 % 73 % √

4 Ria 60 % 80 % √

5 Cantika 40 % 73 % √

Berdasarkan hasil perbandingan dari tes awal dan tes akhir masing masing

siswi yang mengikuti penelitian penerapan model direct instruction untuk

meningkatkan keterampilan bernyanyi lagu dangdut pada kegiatan ekstrakurikuler

SMA Negeri 13 Bone menyatakan bahwa semua siswi mengalami peningkatan

keterampilan bernyanyi lagu dangdut.


67

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Menurut Aufan tahun 2011 model instruksi langsung adalah suatu model

pengajaran yang terdiri dari penjelasan guru mengenai konsep atau keterampilan

baru, melibatkan guru bekerja dengan siswa secara individual, atau dalam

kelompok-kelompok kecil berfokus pada mencapai target pembelajaran dengan

memberikan pelatihan keterampilan yang erat kaitannya dengan target .

Bernyanyi merupakan suatu kegiatan yang sudah dilakukan oleh manusia dari

berbagai kalangan dan dari berbagai tahapan usia mulai dari anak- anak bahkan

balita sampai orang dewasa dan orang tua. Bernyanyi adalah suatu bentuk

kegiatan seni untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan manusia melalui

suaranya ( Rien Safrina, 2002: 34.) Aktifitas bernyanyi tidak dapat dipisahkan

dengan musik. Bernyanyi merupakan salah satu cara untuk menikmati musik.

Keterampilan bernyanyi lagu dangdut yang menjadi kriteria penilaian peneliti

yaitu terdiri dari cengkok, sikap badan dan pernapasan, interpretasi lagu,

artikulasi, dan ekspresi.

Dangdut merupakan sebuah istilah yang hingga saat ini memiliki banyak

definisi terkait penamaan dangdut tersebut. Meskipun demikian, setidaknya

beberapa pakar kesenian dan penulis terdahulu telah mencoba memberikan

beberapa definisi terkait dengan pengertian dangdut. Menurut Lohanda1 , bahwa


68

penamaan irama dang-dut diperkirakan merupakan suatu onomatophea antara

hentakan kendang dan liukan (dut).

Kegiatan ekstrakurikuler atau ekskul adalah kegiatan tambahan yang

dilakukan di luar jam pelajaran yang dilakukan baik di sekolah atau di luar

sekolah dengan tujuan untuk mendapatkan tambahan pengetahuan, keterampilan

dan wawasan serta membantu membentuk karakter peserta didik sesuai dengan

minat dan bakat masing-masing. Ada empat fungsi kegiatan ekstrakurikuler yaitu,

fungsi pengembangan, fungsi sosial, fungi rekreatif, dan fungsi persiapan karir.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab IV sebelumnya,

maka ada beberapa hal yang dapat disarankan, antara lain sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

Bagi siswa SMA Negeri 13 Bone khususnya yang masuk pada kegiatan

ekstrakurikuler keterampilan bernyanyi lagu dangdut ini disarankan untuk tetap

melakukan latihan keterampilan bernyanyi lagu dangdut, yang diamana nantinya

yang akan didampingi oleh pembina ekstrakurikuler atau bisa melakukan latihan

mandiri bersama teman-teman ketika sore hari. Jadwalnya bisa diatur oleh

pembina atau guru kesenian bahkan peserta ekstrakurikuler itu sendiri bisa

mnegatur jadwalnya sendiri untuk melakukan latihan mandiri di sekolah ataupun

di luar sekolah. Karena efek dari latihan rutin ini bisa membuat peserta

ekstrakurikuler ini menjadi lebih mahir brnyanyi lagu dangdut untuk mewakili

sekolah siswa-siswa bisa langsung ikut karena sudah bakat dan keterampilan

dalam bernyanyi lagu dangdut.


69

2. Bagi Guru

Bagi Guru SMA Negeri 13 Bone terkhusus guru Seni Budaya serta

pembina ekstrakurikuler kesenian sekolah disarankan untuk mengarahkan dan

membina siswa-siswa yang ikut dalam kegiatan ekstrakurikuler. Selain itu

disarankan juga memberikan wadah atau peluang untuk ikut apabila ada lomba-

lomba lagu dangdut, siswa-siswa tinggal dilatih dan di bimbing oleh bapak ibu

guru kesenian atau pembina kegiatan ekstrakurikuler karena sudah memiliki dan

mengetahui dasar-dasar keterampilan bernyanyi lagu dangdut.

3. Bagi Peneliti

Bagi peneliti dan peneliti selanjutnya disarankan untuk mengembangkan

penelitian mengenai bernyanyi lagu dangdut guna melestarikan kesenian lokal

indonesia di dalam kehidupan masyarakat sekitar. Selain melestarikan kesenian

lokal indonesia, siswa siswi yang menguasai keterampilan bernyanyi lagu dangdut

bisa menjadi generasi penerus dangdut di Indonesia dan berkarya .


70

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Tercetak

Ahmed, A. (2007). Direct Instruction And Appropriate Invention For Children


With . The Turkish Online Journal Of Educational Technology, Volume 6
Issue 2 Article 3, 23-25. ( di akses pada tanggal 5 agustus 2022 )
Anitah.W,Sri.dkk . 2009. Strategi Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta;
Penerbit Universitas terbuka ( di akses pada tanggal 3 agustus 2022 )
Aqip, Z. (2011). Panduan Dan Aplikasi Pendidikan Karakter. Bandung: Yrama
Widya. ( di akses pada tanggal 3 agustus 2022)
Aufan, A. (2011). The Effect Of Direct Instruction Strategy On Math
Achievement . International Education Studies, Vol. 4, No. 4 , 199-20 ( di
akses pada tanggal 5 agustus 2022).
Azhar, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.
Gunawan, (2007). Action Research/Penelitian tindakan. Chadra's
Hadi, Sutrisno. (2005). Statistik jilid 2 , Yogyakarta. Andi Offset
Huang, P. (2011). Theory-Based Instructional Models Applied In Classroom
Context. Literacy Information And Computer Education Journal
( LICEJ)., Vol.2.No.2. , 406-415 ( di akses pada tanggal 3 agustus 2022).
Joyce, D. (2009). Models Of Teaching. Jogjakarta: Pustaka Belajar. ( di akses
pada tanggal 5agustus 2022)
Miles, M. B. Huberman, M. (1992). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas
Negeri Indonesia
Safrina, R. (2002). Pendidikan Seni Musik. Bandung: CV. Maulana ( di akses
pada tanggal 3 agustus 2022).
Sanjaya, W. (2007). Strategi Pembelajaran Berorientasi Sumber Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sri, A. (2009). Media Pembelajaran. Surakarta: FKIP UNS Surakarta ( di akses


pada tanggal 3 agustus 2022).
Sufanti, M. (2010). Strategi Pengajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia. Surakrta:
Yuma Pustaka ( di akses pada tanggal 3 agustus 2022).
Sumantri, M. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Maulana ( di
akses pada tanggal 3 agustus 2022).
71

Vera, N. (2008). Identitas Dan Citra Indonesia Dalam Lirik Lagu Lagu Dangdut.
Jakarta: Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur Jakarta ( di
akses pada tanggal 3 agustus 2022).
Weintraub, A. N. (2012). Dangdut : Musik, Identitas, Dan Budaya Indonesia.
Jakarta: Keperpustakaan Populer Gramedia. ( di akses pada tanggal 3
agustus 2022)

Sumber Tidak Tercetak

Sulisdiyanto, (2012). “ Upaya peningkatan keterampilan bernyanyi melalui


penggunaan media keyboard di SDN Kalipenten”. Skripsi. Yogyakarta.
Universitas Negeri Yogyakarta. ( di akses pada tanggan 3 agustus 2022 )
Nani kurniasari dkk, (2014). “ Remaja dan Musik Dangdut “.Vol.8 No.2
Rahayu,novi sugiyanti, (2013). “ Peningkatan keterampilan menyanyikan lagu
daerah melalui model direct instruction berbantuan media audiovisual pada siswa
kelas IV SDN Sampangan 01 Semarang “. Semarang : Universitas Negeri
Semarang ( di akses pada tanggal 3 agustus 2022 )
Moh Muttaqin.,Musik Dangdut dan Keberadaanya di Masyarakat: Tinjauan dari
Segi Sejarah dan Perkembanganya, Harmonia Jurnal Pengetahuan Dan Pemikiran
Seni, Hlm. 2.)
Maesar Muh.Yunus A.W ( 2017 ). “ Pengaruh Model Pembelajaran Direct
Instruction Melalui Penggunaan Alat Peraga (Venturimeter) Terhadap
Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas XI IPA 4 SMA Negeri 9 Makassar “.
Makassar : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar ( di akses pada tanggal 5
Agustus 2022 )
https://brainly.co.id/tugas/24418958 ( di akses pada tanggal 3 agustus 2022)

https://www.tripven.com/model-pembelajaran-langsung/ ( diakses pada tanggal 3


agustus 2022)
72

LAMPIRAN LAMPIRAN
73

Breafing untuk persiapan penelitian


(foto: Amanda, 15.00 WITA, 30 Januari 2023)
Menggunakan Telepon Seluler Iphone 7 plus, diizinkan dikutip

Pemberian materi
(foto: Amanda, 15.05 WITA, 30 Januari 2023)
Menggunakan Telepon Seluler Iphone 7 plus, diizinkan dikutip
74

Latihan pernapasan
(foto: Amanda, 15.00 WITA, 31 Januari 2023)
Menggunakan Telepon Seluler Iphone 7 plus, diizinkan dikutip

Gambar 4.4 pemanasan vokal ( hamming )


(foto: Amanda, 15.15 WITA, 31 Januari 2023)
Menggunakan Telepon Seluler Iphone 7 plus, diizinkan dikutip
75

Gambar 4.5 Latihan menyanyikan lagu egois bersama sama


(foto: Amanda, 15.30 WITA, 31 Januari 2023)
Menggunakan Telepon Seluler Iphone 7 plus, diizinkan dikutip

Gambar 4.6 Latihan pernapasan (foto: Amanda, 15.00 WITA, 6 Februari 2023)
Menggunakan Telepon Seluler Iphone 7 plus, diizinkan dikutip
76

Gambar 4.7 pemanasan vokal


(foto: Amanda, 15.30 WITA 6 Februari 2023)
Menggunakan Telepon Seluler Iphone 7 plus, diizinkan dikutip

Gambar 4.8 praktik individu siswi 1 ( Risisya )


(foto: Amanda, 15.20 WITA, 6 Februari 2023)
Menggunakan Telepon Seluler Vivo Y12i, diizinkan dikutip

Gambar 4.9 Praktik individu siswi 2 (Srimutiara)


(foto: Amanda, 15.35 WITA,6 Februari 2023)
Menggunakan Telepon Seluler Vivo Y12i, diizinkan dikutip
77

Gambar 4.10 Praktik individu siswi 3 ( Dala)


(foto: Amanda, 15.40 WITA,6 Februari 2023)
Menggunakan Telepon Seluler Vivo Y12i, diizinkan dikutip

Gambar 4.11 Praktik individu siswi 4 ( Ria )


(foto: Amanda, 15.45 WITA,6 Februari 2023)
Menggunakan Telepon Seluler Vivo Y12i, diizinkan dikutip
78

Gambar 4.12 Praktik individu siswi 35( Cantika)


(foto: Amanda, 15.52 WITA,6 Februari 2023)
Menggunakan Telepon Seluler Vivo Y12i, diizinkan dikutip

Gambar 4.13 Tes bernyanyi individu siswi 1( Risisya )


(foto: Amanda, 15.00 WITA,7 Februari 2023)
Menggunakan Telepon Seluler iPhone 7 Plus, diizinkan dikutip
79

Gambar 4.14 Tes bernyanyi individu siswi 2( Srimutiara )


(foto: Amanda, 15.10 WITA,7 Februari 2023)
Menggunakan Telepon Seluler iPhone 7 Plus, diizinkan dikutip

Gambar 4.15 Tes bernyanyi individu siswi 3( Dala )


(foto: Amanda, 15.20 WITA,7 Februari 2023)
Menggunakan Telepon Seluler iPhone 7 Plus, diizinkan dikutip
80

Gambar 4.16 Tes bernyanyi individu siswi 4 ( Ria )


(foto: Amanda, 15.30 WITA,7 Februari 2023)
Menggunakan Telepon Seluler iPhone 7 Plus, diizinkan dikutip

Gambar 4.17 Tes bernyanyi individu siswi 5(Cantika )


(foto: Amanda, 15.40 WITA,7 Februari 2023)
Menggunakan Telepon Seluler iPhone 7 Plus, diizinkan dikutip
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92

RIWAYAT HIDUP

Dewi Sri Astuty lahir di Watampone pada tanggal 25


Juni 2001, anak ketiga dari lima bersaudara dan
merupakan buah hati dari Bapak Hamdan S.Sos dan
Ibu Andi Rosmini S.Sos . Penulis menempuh
pendidikan SD Inpres 6/75 Majang angkatan 2013,
penulis melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 1
Bone pada tahun 2013, kemudian penulis melanjutkan
pendidikan ke SMA Negeri 13 Bone pada tahun 2016
dan lulus pada tahun 2019. Ditahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikan
ke Perguruan Tinggi di Universitas Negeri Makassar, Fakultas Seni dan Desain,
Program Studi Pendidikan Sendratasik melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional
Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Untuk memenuhi persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Makassar penulis mengangkat
sebuah judul skripsi yaitu “Penerapan Model Direct Instruction Untuk
Meningkatkan Keterampilan Bernyanyi Lagu Dangdut Pada Kegiatan
Ekstrakurikuler Di Sma Negeri 13 Bone”.
93

LAMPIRAN DOKUMENTASI
94

LAMPIRAN PERSURATAN
95

LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

Anda mungkin juga menyukai