Anda di halaman 1dari 9

IJCET 3 (2) (2014)

Innovative Journal of Curriculum and Educational Technology


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujet

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN APRESIASI SENI MUSIK


MATERI SENI BUDAYA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Faruq Alfianto, Totok Sumaryanto Florentinus, Udi Utomo

Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, PPs Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak

Sejarah Artikel:
Penilaian Seni Musik dalam praktiknya merupakan satu kesatuan dari ketiga ranah afektif,
Diterima Oktober 2014
psikomotorik, kognitif, yang dirangkai dalam kegiatan berekspresi, berkreasi, dan berapresiasi.
Disetujui Oktober 2014
Dipublikasikan November Penelitian dengan pendekatan Research and Development ini bertujuan untuk menghasilkan instrumen
2014 penilaian apresiasi pada pembelajaran seni musik kelas VII yang valid, reliabel dan efektif untuk uji
coba lapangan. Produk instrumen penilaian apresiasi ini divalidasi isi oleh 3 ahli dan praktisi. Instrumen
Keywords: yang dikembangkan diujicobakan kepada 104 siswa yang terbagi dari 3 sekolah SMP Muhammadiyah 4
instrument development, Semarang, SMP Negeri 19 Semarang, SMP Kartika II Ungaran. Hasilnya menunjukkan: (1)
apresiasi assessment Pengembangan Instrumen penilaian apresiasi seni musik pada sekolah
menengah pertama dikembangkan dengan 10 langkah modifikasi dari Borg & Gall (2) Instrumen
memenuhi kriteria valid dan diuji secara empiris. Reliabilitas instrumen penilaian apresiasi seni musik
diuji menggunakan Inter Rater Reliability telah memenuhi kriteria yang ditetapkan (r > 0,70). (3)
Instrumen apresiasi seni musik ini memiliki nilai keefektifan 73% dengan kategori sangat
baik.Instrumen penilaian apresiasi seni musik yang dikembangkan terbukti valid, reliabel dan efektif.
Penilaian apresiasi seni musik hendaknya dilakukan secara menyeluruh pada semua standart kompetensi
pada seni musik dalam satu semester supaya peserta didik secara maksimal dalam berapresiasi.

Abstract

This study uses a Research and Development approach aims to produce an instrument assessment on
learning the art of music appreciation class VII are valid, reliable and effective for field trials. This
research instrument development model refers to a model Borg and Gall, who modified. Product is
validated assessment instrument appreciation contents by 3 experts and practitioners. The instrument
was developed tested to 104 students from three schools divided SMP Muhammadiyah 4 Semarang,
Semarang SMP 19, SMP Kartika II Ungaran. The results show: (1) Development of assessment
instruments appreciation of the art of music in junior high school was developed with 10 step
modification of Borg and Gall (2) Instrument valid criteria and tested empirically. Reliability
assessment instrument music art appreciation tested using Inter Rater Reliability has met the criteria set
(r > 0.70). (3) Instruments appreciation of the art of music has a value of 73% effectiveness with very
good category. Assessment instruments developed musical art appreciation proved valid, reliable and
effective. Assessment appreciation of the art of music should be done thoroughly on all standard of
competence in the art of music in one semester so that participants in the maximum didiksecara
appreciate.

© 2014 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2252-7125
Kampus Unnes Bendan Ngisor, Semarang, 50233
E-mail: Faruq_alfianto@yahoo.com

1
Faruq Alfianto et al. / Innovative Journal of Curriculum and Educational Technology 3 (2) (2014)

PENDAHULUAN
usaha untuk pembaharuan dibidang konsep
pendekatan seni yang mengutamakan kebebasan
Pendidikan merupakan gabungan dari
ekspresi sebagai cara memberi peluang kepada
berbagai disiplin ilmu, salah satunya adalah seni.
anak didik mengembangkan kemampuan yang ada
Seni merupakan wujud penjelmaan estetik yang
pada dirinya. Seni dalam pendidikan mampu
ada pada diri seseorang. Seni merupakan hasil
melatih ketajaman pengamatan dan melembutkan
kreasi manusia yang dapat menimbulkan rasa suka
perasaan melalui gerakan tangan atau tubuh
dan duka pada diri seseorang. Seni sebagai wujud
(Mistaram, 2004:3).
menyempurnakan manusia menjadi dasar tujuan
Pembelajaran seni budaya di kurikulum
memberikan seni kepada peserta didik melalui
tingkat satuan pendidikan (KTSP) merupakan
pendidikan. Perbaikan kurikulum yang selalu
pendidikan seni yang berbasis budaya. Mata
dilakukan dalam upaya untuk meningkatkan
pelajaran seni budaya memiliki kontribusi dalam
kualitas pendidikan, ranah kesenian tidak pernah
mencapai tujuan pembelajaran seni yang
dihilangkan karena seni dipandang sebagai media
mencakupi kemampuan peserta didik dalam: (1)
atau salah satu alat yang mampu menyeimbangkan
memahami konsep dan pentingnya seni budaya;
antara intelektualitas dengan sensibilitas,
(2) menampilkan sikap apresiasi terhadap seni
rasionalitas, inrrasionalitas, serta akal pikiran
budaya; (3) menampilkan kreativitas melalui seni
dengan kepekaan emosi. Seni dalam batas-batas
budaya; (4) meningkatkan peran serta dalam seni
tertentu mampu mempertajam moral dan watak
budaya baik pada tingkat lokal, regional, maupun
seseorang (Rohidi, 2000: 55). Pendidikan seni
global; dan (5) mengolah dan mengembangkan
bertujuan mengembangkan kedewasaan diri
rasa humanistik (Utomo, 2013: 2).
peserta didik yang utuh dan seimbang dengan cara
Efektifitas implementasi kurikulum KTSP
memberikan rangsangan kepekaan estetik dan
(proses pembelajaran) sangat dipengaruhi oleh
kreativitas peserta didik.
empat komponen, yaitu; rumusan tujuan,
Pendidikan seni dirasa mampu
penentuan materi/isi, pemilihan metode, dan
mengembangkan kemampuan kepekaan estetik
evaluasi. Pengembangan pemikiran dan strategi
yang merupakan bagian dari pengembangan
pembelajaran dengan menggunakan empat
kepribadian seseorang. Peraturan pemerintah No.
komponen kurikulum tersebut, menghasilkan pola
19 Tahun 2005 (PP Nomor 19, 2005) tentang
pembelajaran yang berbeda, yang disesuaikan
standart nasional pendidikan, masalah kemampuan
dengan tuntutan psikologis anak, tuntutan
seni dikembangkan dalam kelompok mata
masyarakat, dan tuntutan perkembangan ilmu
pelajaran estetika. Peraturan ini dikelompokan
pengetahuan dan teknologi serta seni. Standar
pada mata pelajaran estetika yang harus dipelajari
nasional pendidikan menjamin pencapaian tujuan
peserta didik dan mempunyai arah pengembangan
pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan
untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan
terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan,
mengekpresikan, kemampuan mengapresiasi,
tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
keindahan, dan harmoni yang mencakup apresisi
pengelolaan, pembiayaan dan penilaian
dan ekspresi yang baik dalam kehidupan
pendidikan. Standar nasional pendidikan meliputi
individual, sehingga mampu menikmati dan
Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan
mesnyukuri hidup maupun dalam kehidupan
(SKL) merupakan acuan utama bagi satuan
kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan
pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.
kebersamaan yang harmonis (BSNP, 2006: 78-79).
Standar penilaian pencapaian kompetensi
Perkembangan seni pada pendidikan
merupakan proses sistematis dalam
dirasakan hampir diberbagai negara, sehingga
mengumpulkan, menganalisis dan
melahirkan gerakan yang dinamakan gerakan
menginterpretasi informasi untuk menentukan
Reform (gerakan pembaharuan). Reform adalah

2
Faruq Alfianto et al. / Innovative Journal of Curriculum and Educational Technology 3 (2) (2014)

sejauh mana peserta didik telah mencapai tujuan


motivasi dan respon dalam bentuk lembar angket,
pembelajaran. Penilaian yang baik harus dilakukan penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya
secara berkesinambungan dan terstruktur. peserta didik (portofolio), dan penilaian diri.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Utomo (2013:2) Tujuan pembelajaran seni
No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian budaya termasuk di dalamnya submata pelajaran
Pendidikan, penilaian pencapaian kompetensi pada seni musik mencakupi keseluruhan ranah
jenjang pendidikan dasar dan menengah kompetensi baik kognitif, afektif, dan psikomotor.
dilaksanakan oleh guru, satuan pendidikan, Tiga ranah tersebut pencapaiannya terangkum
Pemerintah dan lembaga mandiri. Penilaian dalam proses pembelajaran yang memberikan
pencapaian kompetensi oleh guru dilakukan untuk pengalaman bagi peserta didik dalam berapresiasi
memantau proses, kemajuan, perkembangan seni, berkspresi seni, dan berkreasi seni. Apresiasi
pencapaian kompetensi peserta didik sesuai dengan mencakup ranah afektif, berekspresi mencakup
potensi yang dimiliki dan kemampuan yang ranah kognitif, sedangkan berkreasi mencakup
diharapkan secara ranah psikomotor. Pembagian kompetensi yang
berkesinambungan. Penilaian jelas dari ketiga ranah tersebut harusnya
memberikan umpan balik kepada guru agar dapat menjadikan guru dalam mengajarkan mata
menyempurnakan perencanaan dan proses pelajaran seni budaya mampu mengkolaborasikan
pembelajaran. ketiga ranah dengan baik dan mampu mengukur
Data yang diperoleh guru selama setiap aspek dalam pembelajaran seni budaya sub
pembelajaran berlangsung dijaring dan materi seni musik.
dikumpulkan melalui prosedur dan alat penilaian Ayu (2007: 7) Mengatakan bahwa apresiasi
yang sesuai dengan kompetensi atau indikator yang adalah cara menghargai, mengamati, menghayati
akan dicapai. Potret/profil kemampuan peserta yang dilakukan secara kritis yang menggunakan
didik dalam mencapai sejumlah standar komptensi kepekaan pikiran sebagai bentuk dari penghargaan
dan kompetensi dasar yang dirumuskan dalam terhadap seni. Kompetensi apresiasi dalam
kurikulum masing-masing satuan pendidikan pelajaran seni budaya peserta didik dituntut untuk
(SMP). Penilaian guru merupakan suatu proses menggunakan kepekaan pikiranya dalam
yang dilakukan melalui langkah-langkah mengamati, menghayati, memaknai seni. Ketiga
perencanaan, penyusunan alat penilaian, hal tersebut termasuk dalam ranah afektif. Jazuli
pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti (2011: 17) Apresiasi pada hakikatnya wujud
yang menunjukkan pencapaian kompetensi peserta spiritual manusia, karena proses mengapresiasi
didik, pengolahan, dan pemanfaatan informasi adalah gambaran batin individu manusia yang
tentang pencapaian kompetensi peserta didik. melakukan proses penilaian seni dengan cara
Teknik penilaian dilakukan dengan dua cara menghayati, menilai, dan memaknai sebuah karya
yaitu penilaian dengan tes dan penilaian dengan dengan didasarkan pikiran yang kritis.
non tes. Penilaian dengan teknik tes digunakan Pemahaman apresiasi dalam
untuk mengukur aspek kognitif. Sedangkan untuk pembelajaran seni sangat dibutuhkan. Apresiasi
penilaian afektif dan psikomotorik dilakukan merupakan tahapan tertinggi dalam seni musik
dengan nontes. Bentuk penilaian untuk mengukur dimana anak akan mempunyai pemahaman suka
aspek psikomotor dengan afektif meliputi penilaian dan tidak suka, baik dan tidak baik. Apresiasi
unjuk kerja (performance assessment) berupa memberikan pengalaman dalam pribadi peserta
lembar observasi, penilaian keterampilan dalam didik dalam menilai dan menyikapi seni yang
bentuk lembar observasi, penilaian apresiasi bisa dipelajarinya, sehingga perlu adanya tahapan
berupa lembar observasi atau angket, penilaian dalam memunculkan apresiasi peserta didik.
aktifitas dalam bentuk lembar observasi, penilaian Wadiyo (2012: 4-5)
minat,

3
Faruq Alfianto et al. / Innovative Journal of Curriculum and Educational Technology 3 (2) (2014)

apresiasi seni musik harus diajarkan dalam dua


mengerti dan menilai kemampuan peserta didik
bagian yaitu teks dan konteks. Teks dalam hal ini
mengerti tentang seni kususnya seni musik.
adalah apresiasi seni yang terkait dengan intra
Menindak lanjuti kebutuhan penilaian
estetik yang meliputi unsur-unsur yang membuat
apresiasi dalam mata pelajaran seni budaya sub
seni, sedangkan konteks berisi tentang ekstra
seni musik maka perlu dikembangkan penilaian
estetik yang meliputi hal-hal yang terkait diluar
yang dirancang sesuai dengan penilaian yang
seni itu sendiri seperti faktor sosial seni, sejarah
bersifat umum yang menitik beratkan pada
seni, dan budaya. Peserta didik harus memahami
kompetensi apresiasi supaya penilaian dalam seni
seni secara tekstual dan konteksnya sehingga
budaya menjadi sangat kompleks. Apreasiasi,
peserta didik mampu berapresiasi dengan baik.
ekspresi, kreasi adalah satu rangkaian pengalaman
Pelaksanaan penilaian dalam mata pelajaran
seni yang tidak bisa dipisahkan.
seni budaya kompetensi apresiasi penilaian
dilakukan dalam satu rangkaian dengan
METODE PENELITIAN
kompetensi kreasi dan ekpresi. Penilaian yang
sering digunakan dalam pembelajaran seni musik Metode penelitia diartikan sebagai cara
adalah dalam bentuk penilaian tes tertulis dan ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
penilaian unjuk kerja. Penekanan terhadap materi kegunaan tertentu (Sugiyono, 2009: 3). Penelitian
apresiasi seni yang menjadi standar kompetensi ini menggunakan gabungan metode kuantitatif dan
seni budaya belum mampu dianalisis kulitatif secara bersamaan untuk memperoleh
perkembangannya secara analisis komprehensip atas masalah penelitian
berkesinambungan antar individu masing- masing sebagaimana yang dikemukakan Creswell (2013:
anak. Penilaian apresiasi secara utuh harus 23) atau biasa dikenal dengan istilah concurrent
dikembangkan lebih mendalam tentang bagaimana mix method (metode campuran konkurent).
proses dan bentuk instrumen penilaian yang Model penelitian pengembangan yang
mengukur kompetensi apresiasi secara tepat akurat relevan dengan penelitian ini yang tentunya juga
dan efesien. mempertimbangkan karakteristik produk dan
Penilaian menjadi aspek penting dalam efisiensi proses pengembangan model instrumen
mengukur perkembangan dan ketercapaian peserta penilaian unjuk kerja ini, menggunakan penelitian
didik. Penilaian menjadi hal penting untuk selalu Research and Development (R&D) Borg and Gall
dikembangkan agar dapat menjadi alat yang akurat terbatas sampai pada langkah kesembilan. Pada
dalam mengukur perkembanagan peserta didik langkah kesembilan ini pengembangan instrumen
kedepanya. Fenomena yang terjadi berdasarkan dengan hasil akhir produk instrumen yang valid
observasi dilapangan guru dalam melakukan dan reliabel telah tercapai.
penilaian hanya sampai mengukur aspek kreasi dan Kesembilan langkah tersebuat adalah: (1)
ekspresi, sedangkan aspek apreasiasi cenderung Research and Information Collection, (2)
diabaikan. Aspek apresiasi dalam pembelajaran Planning,
harusnya menjadi salah satu bagian terpenting (3) Development of the preliminary from of product,
dalam menciptakan peserta didik yang dapat (4) Preliminary field testing, (5) Main product
memunculkan ketercapaian tujuan pendidikan seni, revision, (6) Main field tes, (7) Operasional
sehingga peserta didik mampu memunculkan sikap product revision, (8) Operational field testing, (9)
yang dilakukan atau tanggapan balik berdasarkan Final Product Final Revision.
apa yang mereka peroleh dari sudut pandang Penelitian pengembangan instrumen
pemahaman peserta didik secara maksimal yang penilaian apresiasi ini akan dilakukan di Kota
didasari dari pengalaman apresiasi seni, dari situlah Semarang dengan mengambil beberapa SMP di
kita akan Kota Semarang secara acak dengan ketentuan dari
semua jumlah sekolah menengah pertama

4
Faruq Alfianto et al. / Innovative Journal of Curriculum and Educational Technology 3 (2) (2014)

di kota Semarang diambil tiga sekolah. Sekolah


dinamakan faktor, untuk menggantikan sejumlah
yang dipilih dalam penelitian ini adalah SMP 19
variabel tertentu (Wibowo, 2004: 1).
Semarang, SMP Muhammadiah 4 Semarang, SMP
Reliabilitas instrumen yang menggunakan
Kartika II Ungaran. lembar observasi formula yang paling pas adalah
Melalui uji coba lapangan instrumen dengan menggunakan Inter Rater Reliability,
tersebut dihasilkan data penelitian yaitu respon reliabilitas yang melibatkan rater biasanya
sikap untuk peserta didik. Data hasil uji coba akan dinamakan dengan kesepakatan antar rater (Inter
dianalisis secara kualitatif dan kuantitaif untuk Rater Agreement) atau reliabilitas antar rater (Inter
mengetahui koefisien reliabilitas, validitas isi dan Rater Reliability). Kasus selfreport reliabilitas
validitas konstruk, tingkat kesukaran. ditunjukkan dengan konsistensi internal yang
Penelitian ini akan menggunakan tehnik terlihat dari antara satu butir dan butir lainnya
analisis data perpaduan pendekatan kulitatif dan memiliki korelasi yang tinggi, maka dalam kasus
kuantitatif (Creswell, 1996; 9 – 53 dan reliabilitas antar rater yang diuji konsistensinya
Tashakkori & Teddie, 2010: 207 – 222). Peneliti adalah raternya. Jadi posisi butir digantikan dengan
akan melakukan analisis terhadap data yang posisi orang (rater) untuk menilai reliabilitas antar
diperoleh melalaui kegiatan wawancara yang dua atau lebih pengamat. Pada sub-bab ini
dilakukan pada kegiatan analis konteks, hasil reliabilitas antar rater dihitung dengan
diskusi dan lembar saran pada saat focus group menggunakan Inter Rater Reliability menunjukkan
discussion, lembar saran pada saat uji keterbacaan, perbandingan antara variasi yang diakibatkan
validasi kebahasaan, dan expert reviewer atribut yang diukur dengan variasi pengukuran
menggunakan tehnik analisis secara kualitatif. secara keseluruhan. Untuk menghitung reliabilitas
Validitas yang digunakan dalam lembar dengan menggunakan raters Mardapi. D (2000 :
observasi menggunakan validitas isi dan validitas 13)
kontruk. Kesesuaian atara isi dengan tujuan yang
diharapkan mampu mencakup aspek yang sudah HASIL DAN PEMBAHASAN
dirancangkan oleh peneliti. Untuk menilai
kelayakan model dengan lembar validasi yang diisi Pengembangan Indikator Apresiasi
oleh validator ahli dalam bidang yang sesuai dilakukan dari berbagai rujukan teori tentang
dengan penilaian apresiasi dan musik. Validitas apresiasi. Apresiasi merupakan penilaian dan
konstruk menggunakan uji KMO berbasis pada penghargaan terhadap seni, dalam penelitian ini
program SPSS 19. Tujuan dari uji KMO adalah apresiasi dikhususkan dalam materi seni musik.
untuk mengetahui hasil dari pertihungan uji dapat Apresiasi seni musik yang dikembangkan kedalam
dianalisis lebih lanjut atau tidak. Taraf hasil uji bentuk pedoman penilain yang berupa lembar
diatas 0,5 dan jauh dibawah 0,05 maka dapat observasi dengan empat tahapan. Menciptakan
dikatakan dapat dianalisis keberlanjutanya. proses apresiasi dalam penelitian ini dikembangkan
Salah satu pendekaan untuk menentukan dalam empat tahapan yaitu tahap pengenalan atau
validitas konstruk menggunakan analisa factor deskripsi, tahap penghayatan, tahapan
(Azwar, 2011: 132). Uji analisis faktor eksploratori implementasi, dan tahapan evaluasi. Apresiasi
merupakan salah satu pengujian validitas konstrak merupakan proses untuk menciptakan peserta didik
terhadap instrumen yang dikembangan, analisis dapat menilai sampai menghargai penciptaan karya
factor ini bertujuan pertama, untuk seni musik.
mengidentifikasi adanya hubungan antar variabel Perumusan indikator penilaian apresiasi seni
dengan melakukan uji korelasi. Kedua, adalah musik dikembangkan pernyataan dalam lembar
untuk mereduksi data yaitu melakukan korelasi, observasi. Proses pembuatan awal hanya berisi 3
dilakukan proses membuat sebuah set variabel baru instrumen yang hanya mencakup ranah respon
yang sikap peserta didik, kemudian berkembang menjadi
8 instrumen penilaian

5
Faruq Alfianto et al. / Innovative Journal of Curriculum and Educational Technology 3 (2) (2014)

apresiasi. Delapan instrumen penilaian apresiasi


untuk apresiasi apa yang mereka peroleh
yang dikembangkan mewakili ketiga ranah yakni
selamaproses pembelajaran seni musik.
ranah afektif, ranah kognitif, dan ranah
Setelah melalui proses hasil uji coba
psikomotorik. Ketiga ranah tersebut dirangkai
pengembangan instrumen penilaian apresiasi
dalam satu proses penilaian pembelajaran seni
menghasilkan pedoman instrumen penilaian
musik.
apresiasi seni musik. Pedoman penilaian apresiasi
Penentuan dari 8 indikator penilaian
seni musik yang dihasilkan meliputi pengenalan
apresiasi seni musik dikembangkan dari uji faktor
apresiasi, pedoman pelaksanaan, petunjuk
dengan menggunakan uji KMO (Kaiser Mayer
pelaksanaan, instrumen penilaian, rubik penilaian,
Olkin Sampling Adequancy), dalam pengujian
contoh perangkat penilaian apresiasi, petikan
tingkat ini instrumen dinyatakan dapat dianalisis
silabus. Instrumen penilaian apresiasi ini sudah
kelanjutanya. Uji KMO menyatakan dapat
diuji validitas dan reliabilitasnya. Untuk menguji
dilanjutkan diteruskan dengan uji varian ekpalain
validitas menggunakan uji validitas isi dengan
dan diketahui hasil penyebaran data hanya berhenti
expert judgemen oleh validator. Rata-rata
pada satu faktor saja, hasil tersebut didukung
keseluruhan oleh validasi para ahli rata-rata nilai
dengan data hasil uji component matrik dengan
keseluruhan instrumen 4,1 dan dan dianalisis uji di
menunjukan hasil dimana dari 8 interumen tersebut
lapangan menggunakan validitas konstruk yang
membetuk satu komponen yaitu Apresiasi. Uji
hasilnya valid dan reliabel.
untuk mengetahui indikator apresiasi dilakukan
Hasil proses pengembangan instrumen
dalam tiga kali uji pada proses pengembangan
penilaian apresiasi seni musik sekolah
instrumen, untuk lebih jelasnya dijelaskan pada
menengah pertama meliputi perhitungan
Tabel 1.
validitas dan reliabilitas. Uji validitas isi melalui
validasi ahli oleh 3 validator sebagai berikut:
Tabel 1. Perbandingan hasil Uji KMO pada tiga uji Validasi Silabus
coba Silabus mata pelajaran Seni
Uji pertama Uji kedua Uji ketiga musikkompetensi apresiasi pada kelas 7 SMP
divalidasi atau dinilai oleh para validator dengan
0,865 0,867 0,787 skor minimal 1 dan maksimal 5 untuk masing –
masing aspek dari 11 aspek yang dinilai. Pada
aspek kelengkapan silabus berada pada kondisi
Dari ketiga hasil uji diketahui semuanya
sangat baik dengan hasil rata-rata 90% menilai
diatas 0,5 menunjukan layak untuk dilanjutkan
sangat baik. Penyusunan silabus dengan 90%
dianalisis. Uji pertama dan kedua nilai hampir
menilai sangat baik mendapatkan prdikat sangat
sama, sedangkan uji yang ketiga paling rendah
baik. Indikator ketercapaian mendapatkan rata- rata
dibanding keduanya. Indikator instrumen apresiasi
85% memilih baik dan sangat baik tergolong pada
yang pertama dan kedua adalah mendengarkan dan
predikat baik. Penilaian indikator apresiasi seni
mengamati materi seni musik yang bertujuan untuk
musik mencapai 90% dalam kategori sangat baik.
mengetahui respon peserta didik dalam pelajaran
Kegiatan pembelajaran sesuai dengan konsep KBM
seni musik. Kedua instrumen tersebut
85% dalam predikat baik. Memproyeksikan
dikembangkan dari ranah afektif. Memahami seni
kompetensi apresiasi 90% dalam predikat sangat
secara tekstual dan kontekstual yang diwujudkan
baik. Penilaian sesuai dengan indikator
dalam bentuk pernyataan yang di simulasikan
mendapatkan predikat baik dengan total 85%.
dengan soal tes tertulis. Instrumen yang ke lima
Alokasi waktu Sesuai dengan SK dan KD dan
dan enam dikemabangkan dalam aspek psikomotor
materi serta kejelasan bahasa sesuai dengan kaidah
dengan malkukan praktik dan instrumen tujuh dan
dinilai 90% mendapatkan predikat sangat baik.
delapan merupakan evaluasi dari keseluruhan
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 2
halaman 122.

6
Faruq Alfianto et al. / Innovative Journal of Curriculum and Educational Technology 3 (2) (2014)

Skor rata – rata penilaian tiga validator


Instrumen penilaian apresiasi seni musik
terhadap silabus masing – masing minimal 4,00
mata pelajaran seni budaya pada kelas 7 SMP
dan rata – rata nilai per aspek penilaian minimal
divalidasi atau dinilai oleh para validator dengan
4,00 sehingga rata – rata skor akhir enam validator
skor minimal 1 dan maksimal 5 untuk masing –
untuk 11 aspek penilaian adalah 4,16 berada pada
masing aspek dari 11 aspek yang dinilai. Pada
selang baik dan sangat baik namun lebih dekat
aspek kelengkapan urutan dan muatan kisi-kisi
pada baik dengan demikian perangkat silabus ini
dinilai sangat baik. Pada aspek cakupan butir,
dapat dikatakan valid.
muatan butir pengamatan, lembar jawab anak,
Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
langkah dan pedeman penskoran dinilai baik.
(RPP)
Skor rata – rata penilaian terendah dari
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran mata
tiga validator terhadap instrumen penilaian
pelajaran matematika dengan materi segitiga pada
apresiasi adalah4.14 sedangkan skor rata –rata pada
kelas 7 SMP ini, divalidasi atau dinilai oleh para
setiap aspeknya paling rendah 4.00. Skor rata – rata
validator dengan skor minimal 1 dan maksimal 5
akhir dari tujuh validator adalah 4,19. Nilai ini
untuk masing – masing aspek dari 11 aspek yang
berada pada selang baik dan sangat baik namun
dinilai. Dalam penilaian validasi silabus 68%
lebih dekat pada baik dengan demikian perangkat
menilai sangat baik. 32% menilai baik. 68%
silabus ini dapat dikatakan valid. Pada saat
meilputi 7 aspek penilaian sedangkan 4 aspek
melakukan validasi terhadap perangkat
dinilai baik 32%. Untuk lebih jelasnya lihat
pembelajaran dan instrumen penilaian apresiasi
lampiran 2 halaman 123.
validator juga memberikan beberapa saran untuk
Skor rata – rata penilaian enam validator
sempurnanya produk awal.
terhadap RPP masing – masing minimal 4,0 dan
Validasi Instrumen
semua aspek penilaian pun terendah 4,00 sehingga
Untuk mencari validitas instrumen penilaian
rata – rata skor akhir enam validator untuk 11
apresiasi melalui dari tiga kali uji yang pertama uji
aspek penilaian adalah 4,16. Hasil penilaian
terbatas, uji coba skala kecil, dan uji coba skala
validator ini adalah sangat baik dengan demikian
besar. Setelah diujikan terbatas hasil yang
perangkat RPP ini dapat dikatakan valid.
diperoleh adalah membentuk satu komponen yang
Validasi Buku Instrumen Penilaian Apresiasi
dapat menjelaskan variansi sebesar 66,383%. Pada
Buku Guru mata pelajaran Seni musik
uji coba skala kecil membentuk satu komponen
dengan kompetensi apresiasi pada kelas 7 SMP
yang menjelaskan variasnsi sebesar 53,83%. Pada
divalidasi atau dinilai oleh para validator dengan
uji lapangan membentuk satu komponen yang
skor minimal 1 dan maksimal 5 untuk masing –
menjelaskan variansi sebesar 71,79%. Dari ketiga
masing aspek dari 15 aspek yang dinilai. Analisa
uji terdapat kesamaan, ketiganya dapat dikatakan
data secara rinci seperti pada Tabel 4.5 pada
valid.
lampiran 2 halaman 123.
Reliabilitas Instrumen
Pada analisa buku instrumen 48%% menilai
Uji reliabilitas instrumen penilaian apresiasi
sangat baik. Sedangkan 52% menilai baik. Skor
menggunakan Cronbach Alpha, agar dikatakan
rata – rata penilaian tiga validator terhadap buku
reliabel maka hasil hitung harus > dari 0,7. Uji
instrumen masing – masing minimal 4.00 dan skor
reliabilitas pada proses pengembangan instrumen
rata – rata setiap aspeknya paling rendah 3.60. Skor
ini melalui tiga uji coba. Pada uji coba terbatas
rata – rata skor akhir tiga validator untuk 15 aspek
hasil hitung 0,973, uji coba kecil 0,961, sedangkan
penilaian adalah 4,10. Nilai ini berdasarkan pada
hasil uji lapangan 0, 984. Hasil uji dari ketiga uji
selang baik dan sangat baik namun lebih dekat
reliabel karena > dari 0,7.
pada baik dengan demikian perangkat silabus ini
Implementasi Instrumen Penilaian Apresiasi
dapat dikatakan valid.
Produk yang sudah diujikan kemudian di
Validasi Instrumen Penilaian Apresiasi
lihat keefektifan atau keefisienan penilaian

7
Faruq Alfianto et al. / Innovative Journal of Curriculum and Educational Technology 3 (2) (2014)

apresiasi seni musik dalam menilai apresiasi


KD yang ada, jadi hasil apresiasi peserta didik
peserta didik. Hasil yang didapatkan berdasarkan
akan lebih baik karena menyeluruh.
wawancara dan di deskripsikan sesuai dengan
respon yang diperoleh dilapangan. Pada saat
pengumpulan informasi tentang kebutuhan SIMPULAN DAN SARAN
instrumen apresiasi dilapagan di awal dari empat
narasumber mengatakan bahwa penilaian apresiasi Berdasarkan hasil penelitian
merupakan hal yang perlu dikembangkan. pengembangan yang telah dilakukan, dapat ditarik
Berdasarkan hal itu produk instrumen yang sudah kesimpulan sebagai berikut:
dikembangkan dan melalui uji coba kemudian di 1. Pengembangan penilaian apresiasi seni musik
kembalikan ke para guru seni musik untuk dilakukan dengan 10 langkah, yaitu:
ditanggapi. Pada peneltian ini subyek penilai 1) studi pendahuluan, 2) perencanaan, 3)
menggunakn empat orang guru seni musik, lebih pengembangan instrumen penilaian produk
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.1 halaman 58. awal, 4) uji kelayakan oleh ahli evaluasi dan
ahli pembelajaran seni musik serta praktisi, 5)
Theo (guru seni musik SMP 9 Semarang)
revisi produk awal, 6) ujicoba terbatas
mengatakan bahwa instrumen penilaian apresiasi
(produk utama), 7) Revisi produk utama, 8)
yang dibuat secara urutan penilaian sudah sama
ujicoba luas (produk operasional), 9) Revisi
dengan apa yang dilakukannya di sekolah,
produk operasional,
kurikulum yang diberlakukan di SMP 9 merupakan
10) Penyusunan produk akhir yang valid,
kurikulum mandiri. Kelebihan dari instrumen ini reliabel, dan efektif)
adalah sudah terstruktur dan tertulis, alurnya sudah 2. Instrumen penilaian apresiasi seni musik pada
jelas, intrumen tidak terlalu banyak. Kekhawatiran pembelajaran seni budaya dalam hal ini
dari dari produk ini jika ada kelas terlalu banyak memiliki validitas, reliabilitas, efektivitas
peserta didik sampai 40 lebih tidak efisien kecuali yang baik. Analisis hasil hitung menunjukkan
dilakukan sampai 4 kali pertemuan. instrumen berada dengan kategori valid dan
Sutrsno (guru seni musik SMP 19 reliabel.
Semarang) mengatakan bahwa penilaian apresiasi 3. Tingkat keterlaksanaan dan efektivitas
yang dibuat akan lebih bagus jika ada buku paket penerapan instrumen penilaian apresiasi seni
pendukung atau sumber buku lainya. Secara teknis musik dalam pembelajaran Seni Budaya
instrumen penilaian mudah unuk dilakukan tinggal sangat baik. Hal ini terbukti dari hasil
guru yang mengajar dapat memahami dengan betul wawancara oleh pengguna yang secara
makna apresiasi seni musik. Rifky (guru seni langsung melakukan penilaian Apresiasi.
musik SMP Kartika II Ungaran) instrumen
penilaian apresiasi sangat membantu. Menurut DAFTAR PUSTAKA
Rifky untuk menggembangkan ke materi lain guru-
guru yang tidak kritis dalam memaknai apresiasi Anwar, Saifudin. 2013. Sikap Manusia: Teori dan
dan mengolah pembelajaran akan kesulitan. Pengukuranya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kus Indaryati (guru seni SMP Ayu, Dyah. 2007. Desain Interior Art Space sebagai
Muhammadiah 4 Semarang) penilaian apresiasi Ajang Kreatif dan Apresiasi. Surabaya: ITS
Press.
yang dikemas memang dibutuhkan. Kekurangan
Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-dasar Evaluasi
penilaian yang dibuat tidak menyeluruh satu
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
pembelajaran satu semsester. Menurut Kus Borg, W. and Gall, M. 2003. Educational Researc: An
penilaian apresiasi akan lebih bagus jika dilakukan Introduction 7th edition. New York: Longman
secara menyeluruh dari setiap SK dan Inc.
Bastomi, Suwaji. 1988. Apresiasi Kesenian tradisional.
Semarang: IKIP Semarang Press.
Berkorwitz. L. 2000. Social Psycology. Boston:
Houghton Mifflin Company.

8
Faruq Alfianto et al. / Innovative Journal of Curriculum and Educational Technology 3 (2) (2014)

Cain, Mellisa. 2015. Participants Preception Of Fair


Lebler, Don. 2015. Furure Direction For Assesment In
And Valid Assesment In Teritiary Musik
Music. Australia. Queensland Qoncervatium:
Education. Australia. Queensland Qoncervatium:
Springger Internasiolan Publising
Springger Internasiolan Publising.
Monkhouse, Heather. 2015. Bachelor of Music: Purpose,
Cennamo, K & Kalk, D. 2005. Real World Instructional
Desires and Requirements. Australia.
Design. Canada: Thomson Learning, Inc.
Queensland Qoncervatium: Springger
Creswell, J.W. 2003. Research Design: Qualitative,
Internasiolan Publising.
Quantitative, and Mixed Methods Approaches.
Newsome, Eve. 2015. A Search for Balance: The
California: Sage Publications Ltd.
Delevopent Of A Performance Assesment Form
Dirire, Gerardo. Assesment For Music Theory: Three
For Classical Intrumental Music In The Tertiary
Situation. Australia. Queensland
Context. Australia. Queensland Qoncervatium:
Qoncervatium: Springger Internasiolan
Springger Internasiolan Publising.
Publising.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
Depdiknas. 2013. Kurikulum 2013 Kompetensi Mata
66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian
Pelajaran Seni Budaya Sekolah Menengah
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Pertama. Jakarta.
Sadler, D. Royee. 2015. Back Ward Assesments
Departemen Pendidikan nasional, Dirjen Pendidikan
Explanations: Implacations For Teaching And
Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan
Assesment Practice. Australia. Queensland
Lanjutan Pertama. (2002). Pendekatam
Qoncervatium: Springger Internasiolan
Konstektual. Jakarta.
Publising.
Hartono. 2011. Pembelajaran Tari Anak Usia Dini.
Salam. 2001. Pendekatan Seni Musik. Bandung: Rosada.
Semarang: UNNES Press.
Safii. 2003. Materi dan Pembelajaran Kertangkes SD.
Hadi, Sutrisno. 2000. Metodologi Research .
Jakarta: Universitas Terbuka.
Yogyakarta: Andi.
Slameto. 2001. EvaluasiPendidikan. Jakarta:
Ikasari, Clemi. 2012. Konsorium Guru Seni Musik.
BumiAksara.
Jakarta: UNJ Press.
Sugiyono. 2010. MetodePenelitian Pendidikan
Jazuli, M. 2008. Paradigma Kontekstual Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.
Seni. Surabaya: Unesa Press.
Bandung: Alfabeta.
Jazuli, M. 2011. Teori Kebudayaan. Semarang: UNNES
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
Press.
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Rohidi, Tjetjep Rohendi. 2000. Kesenian dalam
Suharto. 2007. Pengembangan Materi dan Kegiatan
Pendekatan Budaya. Bandung: STSI Press.
Pembelajaranya dalam Kurikulum Tingkat
Miller. Hugh. M. 1990. Introduction to Music: a Guide
Satuan Pendidikan Bidang Seni Musik.
to Good Listening. Yogyakarta: Yayasan Lentera
Semarang: Jurnal Harmonia
Budaya.
Sukmadinata. Nana. S. 2010. Metode penelitian
Mulyasa. 2010. Menjadi Guru Profesional. Bandung:
Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rosada.
Wadiyo. 2012. Modul Pelatihan PLPG Guru
Kemdiknas. 2010. Disain Induk Pendidikan Karakter. Bersertifikasi. Semarang: FBS Unnes.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai