Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis perbedaan pemahaman seni karawitan antara
siswa yang menggunakan aktivitas pembelajaran apresiasi seni dengan siswa yang
menggunakan aktivitan pembelajaran langsung ditinjau dari kemampuan artistik siswa
kelas XI IPA SMA N 1 Semarapura. Penelitian ini menggunakan rancangan posttest onnly
control group design dengan mengambil sampel 80 siswa kelas XI IPA di SMAN 1
Semarapura. Data dianalisis secara deskriptif dan analisis varian (ANAVA) dua jalan. Uji
komparasi pasangan nilai rata-rata menggunakan Uji Tukey. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa: 1) terdapat perbedaan pemahaman seni karawitan antara siswa yang
menggunakan aktivitas pembelajaran apresiasi seni dengan siswa yang menggunakan
aktivitas pembelajaran langsung, 2) terdapat pengaruh interaksi antara aktivitas
pembelajaran dan kemampuan artistik terhadap pemahaman seni karawitan siswa, 3) pada
siswa yang memiliki kemampuan artistik tinggi memiliki pemahaman seni karawitan yang
lebih baik jika belajar dengan aktivitas pembelajaran apresiasi seni jika dibandingkan
dengan aktivitas pembelajaran langsung; dan 4) pada siswa yang memiliki kemampuan
artistik rendah tidak terdapat perbedaan pemahaman seni karawitan baik jika belajar
dengan aktivitas pembelajaran apresiasi seni maupun dengan aktivitas pembelajaran
langsung.
Kata kunci : aktivitas pembelajaran apresiasi seni, kemampuan artistik, pemahaman seni
karawitan
Abstract
This study aimed at knowing the difference of Art Appreciation Learning towards the
students understanding of Karawitan Art. The experimental design used in this study was
posttest only control group design by taking 80 students of XI science class of SMAN 1
Semarapura. The data were analyzed descriptively and using two ways analysis of variant
(ANAVA). The comparison pair average score test used Tukey test. The result of the study
showed that : 1) there was the difference understanding of Karawitan art between the
students using appreciation method based aesthetics attitude and the students using direct
learning method, 2) there was the effect of interaction between the learning method and
artistics attitude towards the students understanding of Karawitan art, 3) the students who
had higher artistics talent had better understanding of karawitan art if they learnt by using
art appreciation model than if they learnt by using direct learning model, and 4) the
students who had lower artistics talent did not have difference understanding of Karawitan
art if they learnt by using art appreciation model or direct learning model.
deskripsi opini yang sifatnya subjektif; (2) menganalisis pengaruh interaksi antara
Pendekatan aplikatif atau simultan. aktivitas pembelajaran dan kemampuan
Pendekatan aplikatif/ simultan dalam artistik terhadap pemahaman terhadap
apresiasi seni adalah merupakan cara seni karawitan siswa; 3) menganalisis
menumbuhkan potensi rasa estetik siswa perbedaan pemahaman seni karawitan
melalui aktivitas penciptaan seni antara kelompok siswa yang belajar
(Soedarso, 1988: 70). Melalui kegiatan dipandu dengan aktivitas pembelajaran
penciptaan karya seni seseorang akan apresiasi seni dengan kelompok siswa
mengenal secara lebih mendalam tentang yang belajar dipandu dengan aktivitas
apa dan bagaimana karya seni yang pembelajaran langsung, pada siswa yang
dibuatnya, yang pada gilirannya akan memiliki kemampuan artistik tinggi; 4)
mengembangkan pula kemampuan menganalisis perbedaan pemahaman seni
menikmati karya seni sesuai dengan karawitan antara kelompok siswa yang
pertimbangan pengalaman estetiknya yang belajar dipandu dengan aktivitas
bersifat pribadi. Eisner (1972: 65) pembelajaran apresiasi seni dengan
mengatakan kegiatan seni yang berupa kelompok siswa yang belajar dipandu
aktivitas mengembangkan keterampilan dengan aktivitas pembelajaran langsung,
berkarya seni dapat berfungsi untuk pada siswa yang memiliki kemampuan
mempertinggi atau menunjang artistik rendah.
pemahaman seni dan apresiasi seni
sebagai suatu proses. METODE PENELITIAN
Selain model pembelajaran, Penelitian ini merupakan penelitian
kemampuan artistik siswa sangat quasi eksperimen dengan menggunakan
mempengaruhi pemahaman siswa analisis faktorial 2 jalur posttest only
terhadap suatu seni. Pembelajaran seni control group design (Dantes, 2012).
budaya pada dasarnya mengoptimalkan Populasi dalam penelitian ini adalah
kemampuan siswa dapat dilakukan melalui semua siswa kelas XI IPA semester genap
proses pembinaan dan pelatihan yang di SMA Negeri 1 Semarapura Tahun
intensif dan berskala sehingga Pelajaran 2013/2014. Pemilihan sampel
kemampuan artistik yang ada dalam diri yang digunakan dalam penelitian dilakukan
siswa lebih terasah. Kemampuan di sini dengan cara random sampling dengan
merupakan kemampuan mental maupun jumlah sampel yang digunakan pada
fisik seseorang yang dapat dikembangkan penelitian ini berjumlah 80 siswa (Koyan,
salah satunya melalui proses 2012).
pengembangan diri. Kemampuan siswa Data yang diperlukan dalam
dapat berpengaruh dalam proses dan penelitian ini adalah data pemahaman seni
hasil belajar siswa sehingga kemampuan karawitan dan data kemampuan artistik
tersebut lebih cepat berkembang. Hal ini untuk memilah kemampuan siswa. Data
dipertegas oleh Nasution (1992: 9) bahwa pemahaman seni karawitan diambil
Kemampuan merupakan faktor yang dengan menggunakan tes pemahaman
besar pengaruhnya terhadap proses dan seni karawitan yang berjumlah 25 butir
hasil belajar siswa. Kemampuan soal objektif. Data kemampuan artistik
seseorang dapat diketahui melalui tes dikumpulkan dengan menggunakan
pengukur kemampuan, tes tersebut dapat kuesioner kemampuan artistik yang
membedakan kemampuan-kemampuan berjumlah 25 butir. Teknik analisis data
khusus dari masing-masing individu. menggunakan analisis deskriptif dan
Berdasarkan paparan tersebut, analisis varian (ANAVA) dua jalan. Uji
maka tujuan penelitian ini adalah: 1) komparasi pasangan nilai rata-rata
menganalisis perbedaan pemahaman seni menggunakan uji Tukey dengan kriteria
karawitan antara kelompok siswa yang yang digunakan adalah tolak H0 jika nilai
belajar dipandu dengan aktivitas Qhit>Qtabel (Candiasa, 2010b). Perhitungan
pembelajaran apresiasi dengan kelompok semua analisis varians dibantu dengan
siswa yang belajar dipandu dengan menggunakan program SPSS-PC 16.0 for
aktivitas pembelajaran langsung; 2)
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2014)
Berdasarkan Tabel 2 nilai Fhitung 3,96. Jika dibandingkan nilai Fhitung dengan
diperoleh sebesar 4,793 dan FTabel sebesar FTabel didapatkan bahwa Fhitung>FTabel
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2014)
dengan taraf signifikansi (p) < 0,05 maka pribadi, sehingga hasil analisanya berupa
dapat disimpulkan bahwa terdapat deskripsi opini yang sifatnya subjektif; dan
perbedaan pemahaman seni karawitan 2) Pendekatan aplikatif/ simultan
antara kelompok siswa yang belajar Pendekatan aplikatif/ simultan dalam
dipandu dengan aktivitas pembelajaran apresiasi seni adalah merupakan cara
apresiasi dengan kelompok siswa yang menumbuhkan potensi rasa estetik siswa
belajar dipandu dengan aktivitas melalui aktivitas penciptaan seni
pembelajaran langsung. (Soedarso, 1988: 70). Melalui kegiatan
Apresiasi seni adalah kesanggupan penciptaan karya seni seseorang akan
mengenal atau memahami suatu nilai yang mengenal secara lebih mendalam tentang
terletak dalam daerah nilai luhur. Dalam apa dan bagaimana karya seni yang
apresiasi seni berlaku tindakan menyadari, dibuatnya, yang pada gilirannya akan
menyeleksi, bahkan rekreasi (mencipta mengembangkan pula kemampuan
kembali). Dalam pembelajaran seni, menikmati karya seni sesuai dengan
apresiasi di kemas memalui beberapa pertimbangan pengalaman estetiknya yang
langkah pembelajaraan yaitu: 1) bersifat pribadi. Eisner (dalam Indrawati,
pendekatan multisensori atau pendekatan 2008) mengatakan kegiatan seni yang
empatik. Pendekatan multisensori berupa aktivitas mengembangkan
merupakan cara menumbuhkembangkan keterampilan berkarya seni dapat berfungsi
potensi estetik melalui ikut merasakan apa untuk mempertinggi atau menunjang
yang ada dalam suatu karya seni. pemahaman seni dan apresiasi seni
Pendekatan multisensori menggunakan sebagai suatu proses.
konsep empati, di mana siswa diajak untuk
ikut merasakan (to identify) sesuatu yang Penekanan keterampilan proses
ada dalam karya seni dengan melakukan dapat digunakan oleh siswa untuk
pengamatan terhadap karya seni. Brown menanamkan pemahaman siswa kepada
(2001) menyebut pendekatan multisensori seni karawitan yang merupakan budaya
sebagai pendekatan empatik. Pendekatan yang hampir dilupakan oleh masayarakat
empatik merupakan suatu cara Bali khususnya. Dalam penerapan aktivitas
menumbuhkan potensi estetik siswa pembelajaran apresiasi kesempatan yang
melalui aktivitas ikut merasakan sifat yang optimal diberikan kepada siswa untuk
seolah-olah karya itu adalah sesuatu yang mengenal dan tau lebih dalam mengenai
hidup. Misalnya kita melihat garis dalam barungan seni karawitan berdasarkan
sebuah lukisan, maka kita merasa seolah- fungsi dan jenisnya. Dengan diberikan
olah garis itu bergerak, atau jika kita kesempatan untuk mengenal lebih jauh,
melihat pohon dalam sebuah lukisan, maka ketertarikan akan muncul sehingga
maka seolah-olah menggambarkan pemahaman siswa meningkat.
kesendirian atau kemuraman. Analogi Selanjutnya diuji pengaruh interaktif
semacam itulah yang dianggap dapat antara aktivitas pembelajaran dengan
membantu kita dalam merasakan atau kemampuan artistic dengan menggunakan
mengalami (experience) sesuatu yang ada anava dua jalan seperti Tabel 3.
dalam karya seni. Dalam pendekatan ini
siswa dilatih untuk menemukan rasa
melalui perenungan atas dasar argumen
Berdasarkan Tabel 3 nilai Fhitung sebesar 3,96. Jika dibandingkan nilai Fhitung
diperoleh sebesar 19,174 dan FTabel dengan FTabel didapatkan bahwa
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2014)
Fhitung>FTabel dengan taraf signifikansi (p) < rata sebesar 6,40); dan rata-rata paling
0,05 maka dapat disimpulkan bahwa rendah capai pada apresiasi untuk siswa
terdapat pengaruh interaksi antara aktivitas yang memiliki kemampuan artistik rendah.
pembelajaran dan kemampuan artistik Untuk mengetahui perbedaaan
terhadap pemahaman seni karawitan komparasi pemahaman seni karawitan
siswa. Interaksi terjadi karena model siswa jika ditinjau pada kemampuan artistic
pembelajaran memberikan pengaruh yang siswa maka dilakukan pengujian hipotesis
berbeda jika dilihat dari kemampuan ketiga dan keempat dengan menggunakan
artistik siswa. Aktivitas pembelajaran anava dua jalan yang dilanjutkan dengan
apresiasi memberikan hasil pemahaman uji lanjut (post hoc test) yaitu uji Tukey.
seni karawitan pada siswa yang memiliki Pengujian dengan menggunakan Tukey
kemampuan artistik tinggi dengan rata-rata bertujuan untuk mengetahui keberhasilan
89,00; kemudian aktivitas pembelajaran aktivitas pembelajaran dalam mencapai
langsung memberikan dampak perbedaan pemahaman seni karawitan jika ditinjau
yang kecil pada siswa yang memiliki dari kemampuan artistic. Hasil penguian
kemampuan artistik tinggi (rata-rata hipotesis ketiga dan keempat disajikan
sebesar 77,00) dengan siswa yang pada Tabel 4.
memiliki kemampuan artistik rendah (rata-
Model apresiasi sebagai salah satu mendengarkan dan memainkan alat musik
inovasi pembelajaran yang mengajak seni karawitan sehingga menimbukan
siswa untuk mempersiapkan masa rangsangan bagi kemampuan siswa; 2)
depannya dengan membekali siswa Pelibatan peserta didik dalam
keterampilan seni warisan nenek moyang, pembelajaran lebih aktif (peserta didik
dan juga merupakan model yang memberi sentris), karena mereka mencari informasi
kesempatan kepada siswa untuk mengenai makna dan tujuan
berinteraksi dengan lingkungan ditabuhkannya seni karawitan di
(Munandar, 1999). Model apresiasi dapat lingkungan masyarakat; 3) Pembelajaran
memotivasi siswa siswa untuk mengenal yang dilakukan dapat melampaui apa yang
warisan budaya dengan kemampuan ditargetkan dalam kurikulum (perluasan
artistik internal yang dimiliki siswa maka kesempatan memperoleh informasi); dan
penguasaan pemahaman dapat cepat 4) Pembelajaran lebih aktif dan interaktif,
dikuasai siswa. Karena kemampuan atau karena lebih terpusat kepada pelibatan
minat siswa yang merupakan salah satu peserta didik secara optimal dalam kondisi
kemampuan artistik internal dapat yang kondusif.
dikembangkan dengan mudah. Penerapan aktivitas pembelajaran
Permasalahan yang terjadi dalam apresiasi seni yang diterapkan dibentuk
pembelajaran seni yaitu adanya dalam suatu kelompok yang heterogen dan
kemampuan artistik siswa rendah secara dituntut untuk menggali isu-isu sosial yang
umum faktor-faktor penyebabnya terletak terkait dengan seni karawitan, sehingga
pada:1) kesulitan guru dalam mengelola setiap anggota kelompok termotivasi untuk
proses pembelajaran yang menghasilkan belajar sebaik-baiknya dalam
kebermaknaan belajar para siswanya, 2) pembelajaran. Siswa yang mempunyai
guru lebih mendominasi selama kemampuan artistik yang kuat, maka akan
pembelajaran berlangsung sehingga tugas menunjukkan minat, aktivitas, dan
tidak diselesaikan pada waktu yang partisipasinya dalam pembelajaran dan
ditentukan karena menganggap guru akan akhirnya semua akan bermuara pada
memberikan solusinya, 3) kemampuan peningkatan pemahaman seni karawitan
artistik siswa kurang berkembang karena yang ingin dicapai.
dalam proses belajar siswa hanya sebatas Penerapan aktivitas pembelajaran
mendengarkan, dan mencatat apa yang apresiasi seni dalam proses pembelajaran
diberikan guru sehingga siswa malas ke akan membuat pembelajaran lebih
sekolah, 4) antusias siswa untuk bermakna bagi siswa dan memiliki
berinteraksi, baik antar siswa sendiri orientasi dalam mengingat pengetahuan
maupun dengan guru menjadi terabaikan, jangka panjang. Hal tersebut dapat terjadi
dengan demikian siswa tidak memiliki karena dalam proses pembelajaran, materi
kesempatan untuk mengembangkan yang disampaikan dikaitkan dengan
pemahaman seni karawitannya secara masalah-masalah yang ada dalam
optimal. kehidupan nyata siswa. Siswa diposisikan
Rendahnya mutu atau pemahaman dalam suatu kelompok untuk bersama-
seni karawitan serta rendahnya sama saling memberikan masukan dan
kemampuan artistik peserta didik di kemampuan artistik terhadap sebuah
tengah-tengah kemajuaan teknologi yang permasalahan guna menggali informasi
kian pesat mendorong peneliti melakukan yang relevan terhadap permasalahan yang
perubahan pendekatan yang sesuai dihadapi.
dengan lingkungan dan kemajuan jaman. Penerapan apresiasi seni juga
Alternatif model pendekatan yang mampu mendidik siswa untuk tampil di
sesuai dengan permasalahan yang dikaji depan kelas dan belajar menghargai
adalah penerapan model apresiasi seni , kemampuan orang lain dalam belajar seni,
karena model model apresiasi seni sehingga keterampilan dan sikap siswa
memiliki karakeristik seperti berikut: 1) akan berkembang dan pada akhirnya akan
Mengajak siswa tidak hanya mengenal, memberikan pengaruh positif terhadap
melainkan bertemu langsung kemampuan artistik dan pemahaman seni
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2014)