Anda di halaman 1dari 10

HARMONIA: JURNAL PENGETAHUAN DAN PEMIKIRAN SENI

Peran Seni Proses Pembelajaran Pendidikan


Luar Sekolah
(The Role Of Art In The Learning Process In Out Of School Educational)

Tri Joko Raharjo


Staf Pengajar Pada Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Abstrak

Peran seni dalam konteks pendidikan umum adalah membantu tujuan pendidikan dan
menjadi metode pendekatan belajar dengan cara: belajar dengan Seni artinya Seni sebagai
Alat Untuk Memahami Subjek Matter, dari suatu mata pelajaran, belajar melalui seni
artintya seni sebagai wahana atau media untuk menggali subject matter, dan belajar
tentang seni yaitu seni sebagai materi ajaran, Pendidikan Luar Sekolah (PLS) adalah
salah satu bentuk pembelajaran yang memiliki ruang lingkup dan sasaran yang
berbeda dengan pembelajaran formal (persekolahan). Sasaran yang dibidik dan yang
menjadi warga belajae bukan anak-anak usia sekolah, melainkan para pemuda dan
orang dewasa. Dari sinilah urgensi peranan seni sebagai media dan alat pembelajaran
diperlukan agar proses pembelajaran dapat mencapai tujuan. Namun pencapaian
tujuan pembelajaran sendiri sangat bergantung kepada kemampuan tutor dalam
menguasai seni sebagai alat dan media untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan
mencapai materi kepada warga belajarnya.

Kata kunci: seni sebagai media dan alat, tutor PLS, warga belajar.

A. Latar Belakang gensia lainnya, mempromosikan pem-


Seni dalam dunia pendidikan belajaran yang nikmat (Juifull
mempunyai peran yang sangat learning), memiliki peluang bisnis,
penting, yaitu sebagai: 1) kebutuhan mengajarkan budaya mendengar, meli-
dasar pendidikan manusia (Basic Ex- hat dan merasakan, serta mengem-
perience in Education), 2) memenuhi bangkan apresiasi, kreasi dan toleransi
kebutuhan dasar estetika, 3) pengem- (Jazuli, 2005; bandingkan De Porter
bangan sikap dan kepribadian, 4) dan Mike Hinarcki, 1999). Bahkan
determinan terhadap kecerdasan jauh sebelumnya Hebert Read (1982)
lainnya (Holden, 1977; Lansing, 1990; telah menegaskan tentang education
Jazuli, 2005). Implikasi dari peran through art yang menekankan naluri
strategir tersebut, kegiatan seni dalam berolah seni bagi setiap orang dalam
pendidikan harus dirancang secara mengkomunikasikan dirinya. Pembela-
sistematis dan sistemik agar mampu jaran dengan seni pada dasarnya meru-
mengimbangkan fungsi otak kiri dan pakan upaya untuk membelajarkan
otak kanan, meningkatkan produkti- peserta didik dengan menggunakan
vitas, membantu mengatasi kekerasan seni sebagai media, seni sebagai alat
(pengendali diri), mendukung intele- dan senin sebagai materi ajaran. Seni
sebagai media (wahana) untuk meng-
Vol. VI No. 2/Mei-Agustus 2005
HARMONIA: JURNAL PENGETAHUAN DAN PEMIKIRAN SENI

gali subject matter melalui karya seni pembelajaran formal (persekolahan).


dari suatu konsep mata pelajaran, PLS memiliki ruang lingkup dan sasar-
seperti belajar matematika mengguna- an yang berbeda dari pembelajaran
kan perlengkapan yang berbentuk yang
formal. Dalam proses pembelajaran
bernilai dan berbenrk seni, se-
perti pemilihan model ataupun warna, diperlukan seni bagi tutornya, sebab
agar terlihat estetik dan artistik. Seni sasaran yang didik dan yang menjadi
sebagai alat dalam arti untuk mema- peserrta didik (warga belajar) bukan
hami subject matter dari suatu mata anak-anak usia sekolah lagi, melainkan
pelajaran tertentu. Misalnya belajar
para pemuda dan orang dewasa. Oleh
anatomi manusia dengan cara meng-
upas fungsi dan struktur bentuk karena itu dalam menghadapi warga
manusia sebagai ciptaan Tuhan, mes- belajar diperlukan pendekatan seni,
kipun meskipun bentuknya sama terutama sebagai media dan alat
tetapi rupa berbeda-beda, namun tetap pembelajaran agar proses pembelajar-
memiliki keindahan masing-masing. Seni annya dapat berjalan secara baik dan
sebagai materi ajaran, yaitu menggali,
dapat berhasil dengan tujuan orang
memahami, mencipta dan mengeks-
presikan berbagai kosep dan prinsip dewasa belajar. (Raharjo, 2004).
seni dalam karya seni. Konsep dan Berdasarkan wacana di atas, tu-
prinsip dalam seni tersebut bisa di- lisan ini hendak memaparkan tentang
manfaatkan untuk menganalisis feno- peran senisebagai media dan alat da-
mena lain, seperti prinsip keutuhan, lam proses pembelajaran pada pendi-
keharmonisan, (Golberg, 1977; Jazuli, dikan luar sekolah (PLS).
2001). Strategi itu diharapkan agar pe- B. Seni sebagai Alat Media bagi
serta didik yang bersangkutan mem- Tutor
peroleh pengetahuan dan pengalaman Ada sekitar empat puluh ahli
baru. Pengetahuan dan pengalaman estetika berpendapat bahwa seni se-
baru itu tidak harus selalu bersifat bagai proses kreatif adalah suasana
fungsional atau langsung bermanfaat hati, dan jiwa. Dari kesepakatan ini
dalam kehidupan nyata, melainkan ada dua hal yang perlu dicatat, yaitu
lebih dari itu yaitu sebagai partetul pertama, seni adalah ungkapan, komu-
graping (pergulatan terus menerus) de- nikasi, gaya, strategi, kedua, seni ada-
ngan pengetahuan yang ada, artinya lah jiwa, imajinasi, suasana hati yang
pergulatan tersebut dipahami sebagai diungkapkan (E.F. Carrit dalam
pemikiran kritis dan rekonstruktif Sachari, 1986). Ungkapan dalam seni
terhadap gagasan yang telah ada adalah ungkapan apa yang diketahui
sebelumnya. Oleh karena itu, bentuk tentang perasaan manusia. Pengeta-
kegiatan seni harus berupa penggalian huan tentang perasaan manusia inilah
experience dan experiment-exploration menjadi faktor penting untuk me-
(Jazuli, 2005). nyampaikan materi pembelajaran, agar
proses belajar mengajar menjadi kon-
Pembelajaran Luar Sekolah dusif seperti pendapat Lestari (1998:
(PLS) adalah salah satu bentuk pemb- 11) yang menyatakan bahwa seni tari
dapat membentuk budi pekerti luhur
elajaran yang menggunakan pendekat-
dan kedisiplinan. Misalnya penyampai-
an dan strategi yang berbeda dari pem- an materi penuh dengan kondisi riang,
belajaran yang digunakan oleh canda yang normatif diperlukan seni

Vol. VI No. 2/Mei-Agustus 2005


HARMONIA: JURNAL PENGETAHUAN DAN PEMIKIRAN SENI

tersendiri yaitu pemahaman tentang ahami seni/gaya menjawab pertanyaan


etika dan estetika mengajar, dan agar warga belajar tidak tersinggung
dengan mengajukan joke-joke yang dan patah semangat atas jawab yang
segar sehingga warga belajar merada disampaikan oleh para tutor.
"kekerasan" dalam proses interaksi
(Iskandar, 1990). Selain itu, penting
pembelajaran yang sedang berlang-
bagi tutor adalah seni dalam memoti-
sung. Menciptakan situasi pembelajar-
an seperti tersebut di atas tidak mudah vasi warga belajar dalam kelompok
dan tidak setiap tutor mampu melaku- agar warga belajar tetap bersemangat
kannya. Oleh karena itu agar proses dan merasa bahwa pembelajaran yang
pembelajaran bagi orang dewasa berja- mereka lakukan adalah hal yang
lan sesuai dengan tujuan dan harapan bermanfaat. Untuk itu seorang tutor
semua warga belajar, maka diperlukan tidak boleh terlepas dari seni memberi
kemampuan seni pembelajaran yang motivasi warga belajarnya. Dengan
dimiliki oleh tutor PLS (Sihombing,
motivasi yang diberikan secara pelan
1999).
Seni lain yang diperlukan dalam dan pas sehingga para warga belajar
pewmbelajaran PLS adalah seni merasa terbentuk jiwa dan nuraninya
mengajukan pertanyaan dan menjawab yang pada akhirnya para warga belajar
pertanyaan dari warga belajar. Hal ini benar-benar merasa terayomi dan
bagi tutor hendaknya dipahami bahwa terbimbing sehingga warga belajar
mengajuikan pertanyaan kepada warga akan dapat belajar dalam kegiatan ke-
belajar diperlukan seni tertentu seperti PLS-an benar-benar karena kesadaran
intonasi, volume suara, dan gaya ba- demi masa depan dirinya dan keluar-
hasa serta bahasa atau simbol-simbol ganya (Iskandar, 1992).
gerak anggota tubuh yang menarik, Kelangsungan progranm Ke-
agar warga belajar tidak merasa PLS-an dapat berjalan secara baik dan
diperlakukan seperti anak-anak seko- sesuai dengan tujuan serta harapan
lah dengan menyampaikan pertanyaan warga belajar secara baik dan sesuai
secara kaku, lugas dan memojokkan. dengan tujuan serta harapan warga
Dengan kata lain, perasaan warga secara empiris banyak tergantung pada
belajar perlu diperhatikan dengan gaya kemampuan tutor dalam menjalankan
(seni) penuh canda, cinta kasih dan perannya dan penguasaan seni pembe-
penuh pengertian sehingga warga lajaran pada warga belajar pemuda dan
orang dewasa maka keberhasilan pro-
belajar mampu memahami pertanyaan
tersebut tidak dengan merasa takut, gram-program ke_PLS-an akan sangat
malu, dan penuh keterpaksaan. Demi- berkurang karena para tutor tidak
kian juga seni menjawab pertanyaan paham seni dalam pembelajaran PLS.
Oleh karena itu harapan tutor yang
warga belajar, soorang tutor harus
mampu menjawab pertanyaan warga akan membimbing wqarga belajar
pada program=program ke-PLS-an
belajar dengan seni yang penuh se-
nyum, seni kebapakan/keibuan dan harus memiliki jiwa seni dan interaksi
pembelajaran PLS ( Sujana D, 1996).
seni yang bisa menjadikan warga be-
lajar tidak merasa ditutori dan tidak
merasa menjadi orang bodoh, maka C. Seni Komunikasi Tutor dalam
tutor hendaknya benar-benar mem-
Interaksi Pembelajaran

Vol. VI No. 2/Mei-Agustus 2005


HARMONIA: JURNAL PENGETAHUAN DAN PEMIKIRAN SENI

Untuk memahami tugas dan telah melakukan profesinya sebagai-


fungsi seorang tutor mestinya para mana layaknya. (Sujana, 2000).
tutor mengerti benar peran mereka Seni pengulangan, seorang tutor
adalah fungsi sentral bagi warga bela- yang professional layaknya melaku-
jarnya. Hal ini membawa konsekuensi kan pengulangan-pengulangan materi
logis bahwa tutor harus memiliki se- yang diberikan kepada warga belajar-
kurang-kurangnya dua faktor yang ti- nya, apabila ada warga belajar meng-
dak dapat dilepaskan dari seorang tu- alami kesulitan dalam menerima pem-
tor dalam menciptakan "peristiwa belajaran dari tutor. Hal ini perlu
pembelajaran". Yaitu faktor eksternal dipahami semua tutor, sebab bagai-
dan internal. manapun juga dalam suatu kelompok
kemampuan warga belajar tidaklah sa-
1. Faktor eksternal ma, oleh karena itu perlu adanya
perlakuan yang khusus bagi mereka
Faktor eksternal terdiri atas seni yang kurang mampu tersebut dengan
pendekatan (contigrity), seni pengulang- mengadakan repetisi tutor yang meng-
an (repetisi), seni penguatan (reinforce- anggap bahwa warga belajar yang
ment), dan penampilan (performance). kesulitan tanpa diakomodir oleh tutor
Seni pendekatan, seorang tutor dituntut untuk lebih bersikap sabar,
harus mampu mendekatkan diri de- penuh pengertian dan kasih sayang,
ngan kurikulum, hal ini penting untuk agar warga belajar tidak merasa takut
memahami apa yang harus diberikan rendah dki dan merasa kurang mampu
kepada warga belajar, maka seseorang dibandingkan dengan teman-teman-
tutor harus tahu benar kurikulum yang nya. Melakukan pengulangan adalah
memuat program yang akan disampai- tugas tutor agar tujuan dalam proses
kan. Kedekatan dengan kurikulum pembelajaran dapat tercapai oleh
yang benar-benar oleh tutor diharap- semua pihak, paling tidak antara tutor
kan tutor memahami isi dan makna dan warga belajar akan mendapatkan
program yang disampaikan kepada kepuasan karena apa yang diberikan
warga belajar, sehingga akan terjadi kepada warga belajar dapat dipahami
komunikasi yang transasional antar dimengerti oleh warga belajar. Mana-
tutor dan warga belajar. Disamping kala semua tutor mampu melakukan
dekat dengan kurikulum, tutor harus pengulangan dengan baik dan penuh
dekat dengan warga belajarnya, hal ini kesabaran dan cinta kasih dapat
sangat penting dalam proses pembe- dipastikan bahwa hasil belajar akan
lajaran, tutor harus memahami latar lebih baik dan tutor merasa puas dan
belakang warga belajar, baik ekonomi- sudah melakukan hal yang profe-
nya maupun sosial budaya warga ssional.
belajar, kemampuan warga belajar dan
Seni Penguatan (Reinforcement).
lain sebagainya yang terkait dengan
Dalam proses pembelajaran di kelom-
keberadaan warga belajar yang diajar,
pok, tutor semestinya mampu melaku-
tutor telah mampu melakukan kede-
kan reinforcement terhadap warga
katan-kedekatan tersebut, maka dalam
belajar yang dianggap mampu mela-
proses pembelajaran diharapkan akan
kukan tugas-tugas yang diberikan oleh
menghasilkan apa yang diharapkan
tutor secara sempurna/baik. Untuk
dari pembelajaran dan tutor dipastikan
membangkitkan motivasi warga bela-

Vol. VI No. 2/Mei-Agustus 2005


HARMONIA: JURNAL PENGETAHUAN DAN PEMIKIRAN SENI

jar, maka tutor semestinya mampu tutor bekerja dihadapan warga belajar,
membuat rangsangan/stimulus meng- maka setiap kali berhadapan dengan
gunakan alat pembelajaran yang ber- warga belajar harus selalu tampil
sifat normative. Andaikan tutor ter- menarik agar menjadi lebih percaya
paksa menghukum warga belajar se- diri (PD), untuk tampil PD tentunya
mestinyalah tutor tersebut dalam harus didukung oleh pemahamannya
menghukum harus mengandung nilai- tentang gaya busana mulai dari model,
nilai pembelajaran, agae akan tidak pemilihan bahan sampai pada
merasa tersinggung dan patah se- pemilihan warna, sehingga sni busana
mangat oleh tindakan tutor. Pema- yang dipakainya tampak harmoni dan
haman tutor terhadap alat pembela- serasi, enak dipandang mata, yang
jaran yang bersifat normative harus dapat dimulai dari ujung kaki
dikuasai oleh semua tutor sebab hal ini (pemakaian sepatu yang mengkilap)
merupakan dasar dan kekuatan tutor sampai pada penataan rambut yang
dalam melakukan reinforcement/ peng- sesuai.
uatan kembali terhadap warga Model busana yang dikenakan
belajarnya. Sudah barang tentu bagi tidak bisa dianggap sepele, perlu
warga belajar yang mampu melaksana- pengetahuan khusus bagi para tutor,
kan tugas dengan baik, tutor harus keserasian warna maupun aksesoris
memberikan reaksi yang positif dan yang dipakai, seperti ikat pinggang,
memberi "bimbingan" kepada warga tempat HP jika ada, atau bollpoint
belajar agar lebih termotivasi dan yang terselip di saku baju, merupakan
terangsang untuk lebih baik lagi. sesuatu yang tampak menempel di
Sebaliknya bagi warga belajar yang tubuh tutor, sehingga apabila hal
malas, kurang berhasil dalam belajar, tersebut diperhatikan akan membawa
sering "mbolos" dan sering tidak ke seni penampilan yang menarik,
mengerjakan pekerjaan rumah dengan indah dan enak dipandang.
baik, mestinya mampu pula memberi-
kan hukuman yang tetap mengandung 2. Faktor Internal
nilai-nilai pembelajaran. Dalam dunia Faktor internal yang harus
pembelajaran tidak diperkenankan dimiliki oleh tutor dalam menciptakan
menghukum warga belajar disertai peristiwa pembelajaran yang terdiri
dengan rasa "gemes", rasa dendam, atas kemampuan intelektual (intellectual
apalagio diwarnai rasa benci. Tutor skill), seni informasi verbal, dan seni
dalam melaksanakan reinforcement seyo- strategi cognity.
gyanya selalu mengedepankan rasa ka-
a. Kemamfuan Intelektual
sih sayang, cinta kasih terhadap warga
belajarnya, dengan bermodalkan hal Kemampuan intelektual tutor
tersebut di atas diharapkan hasil dalam proses pembelajaran yang tidak
pembelajaran akan tercapai secara dapat diabaikan adalah kemampuan
optimal, dan tutor telah melakukan penguasaan bahan atau kemampuan
perannya sebagai pendidik yang intelektual, disamping kemampuan
professional dalam arti yang luas. menguasai bahan tutor dapat terlepas
Seni Penampilan (Performance dari penguasaan keterampilan dan
art). Seorang tutor hendaknya paham sikap yang dapat "ditularkan" atau
betul akan penampilannya, karena ditransfer kepada warga belajar
Vol. VI No. 2/Mei-Agustus 2005
HARMONIA: JURNAL PENGETAHUAN DAN PEMIKIRAN SENI

dimana tutor itu memberikan pembe- suplemen dalam kahidupan di masa


lajaran. Bisa dibayangkan apabila se- yang akan datang, oleh karenanya
orang tidak memiliki. pengetahuan, tutor tidak mengabaikan kemampuan
keterampilan dan sikap, cara penyam- keterampilan dalam proses pembe-
paian yang disertai gerakan-gerakan lajaran (Sujana,1991).
anggota tubuh, tangan, gerak bahu Disamping memiliki pengetahu-
dalam penyampaian, yang merupakan an, keterampilan seorang tutor tidak
lambang-lambang gerak yang menarik dapat terlepas dari pemilihan sikap
yang baik dalam arti yang luas, maka yang baik dalam arti yang luas. Tutor
apa yang akan diberikan kepada warga merupakan seorang fasilitator bagi
belajarnya. Pastikan tutor tersebut warga belajarnya, oleh karena itu tutor
akan mengajarkan hal-hal yang kurang dituntut memiliki sikap yang dapat
atau bahkan tidak normatif, dan tutor diteladani dan ditku oleh warga
datang ke kelompok akan memberikan belajarnya, tanpa sikap yang dapat
pembelajaran tetapi akan marah, cepat diteladani oleh warga belajarnya se-
tersinggung, dan akan berbuat hal perti sikap santun, ramah dan murah
yang aneh-aneh. senyum kandungan dalam etika dan
Kemampuan tutor dalam hal estetika, maka seorang tutor akan
menguasai pembelajaran merupakan tampak berwibawa, dan berhasil dalam
faktor yang pokok dalam menciptakan proses pembelajaran. Seorang tutor
proses pembelajaran, tutor tanpa mestinya bisa memberikan contoh
pengetahuan akan mempengaruhi yang baik, untuk itu tutor dituntut
terjadinya peristiwa pembelajaran pada dapat bersikap baik, baik dalam tutur
kelompok, jika hal itu terjadi maka kata, baik dalam bertingkah laku,
dapat dipastikan bahwa hasil berpakaian dan baik dalam bergaul,
pembelajaran bagi warga belajar akan sehingga sikap tutor dapat mewarnai
sangatlah minimal sekali. Menguasai kehidupan sehari-hari bagi warga
bahan ajar bagi tutor merupakan salah belajarnya. Jika hal ini yang terjadi
satu kewajiban yang harus dimiliki se- pada warga belajar maka dapat
suai dengan tugas dan tanggung jawab dipastikan bahwa tutor telah berhasil
sebagai tutor yang harus pula dalam memberikan pembelajaran bagi
menguasai sepuluh kompetensi tutor. warga belajarnya, dan pada akhirnya
Dengan menguasai bahan pelajaran apa yang diharapkan dan proses
seorang tutor sekurang-kurangnya pembelajaran akan tercapai secara
telah perperan sebagaimana seharus- optimal, dan hasil pembelajaran dapat
nya. Sudah barang tentu seperti telah dirasakan baik oleh warga belajar dan
disinggung di depan tidaklah cukup tutornya.
seorang tutor hanya menguasai bahan
pelajaran saja, namun tutor tidak b. Seni Informasi Ferbal
boleh terlepas dari kemampuan Seorang tutor yang baik dan
memiliki keterampilan. Tutor yang professional salah satunya dapat
professional dituntut memiliki kete- dilihat dari cara mengajar di depan
rampilan yang memadai dengan per- kelompok dan menyampaikan materi
kembangan jaman, sebab saat ini secara lisan. Tutor tidak dapatterlepas
warga belajar menuntut adanya kete- dari metode ceramah dalam memberi-
rampilan yang dapat dijadikan sebagai kan materi kepada warga belajarnya,
Vol. VI No. 2/Mei-Agustus 2005
HARMONIA: JURNAL PENGETAHUAN DAN PEMIKIRAN SENI

untuk itu tutor dituntut untuk yang akan diperoleh, hasil belajar anak
menguasai/ melakukan informasi ver- tidak akan optimal.
bal; secara gamblang dan jelas, artinya
tutor harus mampu berbicara secara c. Seni strategi cognity
tegas, jelas, lugas, dan dapat dipahami Faktor yang tidak kalah pen-
apa yang disampaikan, baik bagi warga tingnya yang harus dimiliki oleh se-
belajar yang duduk di depan maupun orang tutor sekolah adalah kemam-
warga belajar yang duduk di meja puan tutor memilih strategi dalam
belakang. Tutor mestinya mampu proses pembelajaran bagi warga be-
menjelaskan materi secara lugas., lajarnya. Bagaimanapun juga yang
didukung oleh olah vocal yang baik namanya tutor memberikan pembela-
dari segi intonasi maupun volume jaran dapat dipastikan akan menggu-
suara yang jelas. nakan strategi agar bahan ajar yang
Kemampuan melakukan infor- disampaikan kepada warga belajar
masi verbal bagi warga belajar meru- dapat diterima dengan mudah dan
pakan hal yang sangat penting dan bahan ajar dipahami secara kompre-
menjadi salah satu faktor yang menen- hensif oleh warga belajarnya. Hal yang
tukan akan keberhasilan warga sangat tidak mungkin seorang tutor
belajarnya. Sebab bagaimanapun juga dalam melaksanakan tugasnya terlepas
warga belajar memerlukan proses dari strategi pembelajaran, sebab
pembelajaran yang banyak diwarnai strategi merupakan hal yang sangat
dengan informasi dari tutor. Seorang menentukan dalam proses pembelajar-
tutor harus mampu melakukan berbi- an, apa lagi pembelajaran berbeda pa-
cara/komunikasi secara jelas dan da kelompok satu dengan kelompok
mengerti apa yang dikatakan oleh lainnya, maka strategi belajar mengajar
tutornya. Kemampuan ngomong di tidak dapat dilepaskan.
depan kelompok secara lugas dan jelas Proses belajar mengajar sangat-
menjadi tuntutan bagi tutor, artinya lah tergantung dari strategi yang digu-
seorang tutor haras mempu sebagai nakan oleh para tutor dalam melaksa-
nara sumber yang dapat menyam- nakan tugasnya, untuk itu tutor sangat
paikan materi secara lisan yang dapat dituntut dalam menguasai strategi be-
didengar semua warga belajar yang ada lajar mengajar di depan kelompok.
dalam kelompok dimana tutor Ketepatan dalam memilih strategi
memberi pembelajaran.
belajar, tutor diharapkan memahami
Kemampuan berbicara di depan benar kelebihan dan kekurangan suatu
kelompok bagi tutor merupakan fak- strategi yang akan digunakan di depan
tor yang dapat mempengaruhi hasil kelompok, sebab bagaimanapun jua
belajar bagi warga belajar, oleh karena kesalahan dalam memilih strategi akan
itu kemampuan melakukan informasi mengurangi hasil yang diperoleh
verbal bagi tutor menjadi sangatlah warga belajar. Dalam proses pembe-
penting keberadaannya. Dapat diba- lajaran tidak dapat terlepas dari aturan-
yangkan apa yang terjadi manakala aturan yang telah lazim dilakukan da-
seorang tutor tidak mampu melakukan lam pembelajaran atau seorang tutor
informasi verbal saat tutor berada di tidak bisa memberi pelajaran tanpa
depan kelompok, dan hasil belajar bagi persiapan yang matang (Rifa'i dkk,
warga belajar dapat diketahui hasil 1995).
Vol. VI No. 2/Mei-Agustus 2005
HARMONIA: JURNAL PENGETAHUAN DAN PEMIKIRAN SENI

Jika peristiwa pembelajaran ini hal pentingnya untuk memahami dan


telah tercipta dengan baik dapat di- dihayati sebelum melakukan tugas
pastikan bahwa akan menghasilkan adalah memahami batas-batas pembe-
peruibahan-perubahan yang diharap- lajaran sebab dalam batas-batas pem-
kan dari proses pembelajaran, hasil belajaran banyak hal yang menjadikan
tersebut adalah warga belajar akan tutor akan melaksanakan tugasnya
berubah pengetahuannya, berubah akan merasa "happy" karena mengerti
sikapnya, dan berubah pula keteram- benar keterbatasan-keterbatasan yang
pilannya. ada di dalam proses pembelajaran.
Disamping dua faktor yang telah Faktor-faktor yang menyebab-
diuraikan terdahulu, seorang tutor kan terbatasnya hasil pembelajaran
masih dituntut memahami prinsip- adalah (1) Faktor warga belajar, (2)
prinsip pelaksanaan pembelajaran dan faktor tutor, (3) faktor jarak antara
memahami tentang batas-batas pem- warga belajar dan tutor, (4) faktor
belajaran. Dua hal menjadi penting alam lingkungan. Faktor penting yang
artinya, manakala tutor tidak mema- hasrus dikuasai olaeh tutor adalah
hami, maka akan mengalami kesulitan kemampuan menguasai prinsip-prinsip
dalam melaksanakan tugasnya. Mema- belajar orang dewasa antara lain: be-
hami prinsip-prinsip pelaksanaan lajar berpusat pada masalah, belajar
pembelajaran terkait erat dengan pe- harus berarti bagi warga belajar yang
mahaman keberadaan warga belajar di menjadi sasaran program, belajar
mana warga belajar merupakan subjek harus bebas mencari pengalaman,
dalam proses pembelajaran, oleh belajar harus diarahkan kepada warga
karena jika tutor tidak memahami
belajar dan warga belajar harus mem-
benar, akan mengalami banyak ham-
punyai umpan baik tentang kemajuan
batan yang akan ditemui di depan
pencapaian tujuan. Brookfield (1987)
kelompok. Prinsip-prinsip pelaksanaan
menyatakan bahwa seorang tutor
pembelajaran yang perlu dipahami
menguasai dari pokok orang dewasa
adalah: (1) warga belajar, merupakan
belajar, cara-cara membantu orang
individu yang berkembang, sesuai
dewasa belajar. Oleh karena itu, agar
hukum-hukum perkembangan, (2) Ke-
para tutor lebih profesional dan
bebasan dan keterkaitan warga belajar,
memahami teori pembelajaran orang
(3) faktor motivasi dalam pembelajar-
dewasa tidak bisa terlepas dari
an, (4) Azas aktivitas dalam pembela-
jaran, (5) Kewibawaan dan tanggung kemampuan menguasai pedoman yang
jawab tutor. berkaitan dengan belajar dalam ling-
kup informal, belajar mandiri dan
Untuk lebih memperkuat ke- jaringan belajar informasi serta pema-
mampuan profesional tutor sangatlah haman tentang aktivitas masyarakat.
diperlukan memahami teori yang Kemampuan yang lain yang harus di-
terkait dengan kepembelajaran yang kuasai adalah menyusun program-pro-
menjadi kaidah-kaidah dalam melak- gram kebutuhan dan kemampuan war-
sanakan tugasnya di lapangan. Tutor ga belajar dan menentukan prioritas
yang berhasil sudah barang tentu tidak untuk program pembangunan, serta
akan mengabaikan kaidah-kaidah yang menguasai pemahaman tentang fasi-
telah menjadi dasar dalam proses litas sebagai teori praktis. Manakala
pelaksanaan pembelajaran. Salah satu para tutor telah menguasai dan
Vol. VI No. 2/Mei-Agustus 2005
HARMONIA: JURNAL PENGETAHUAN DAN PEMIKIRAN SENI

memahami apa dan bagaimana seperti dalam lingkup informal, dan mampu
telah dibahas di atas, maka tugas-tugas menegaskan program-program kebu-
dan kepercayaan kepada tutor akan tuhan dan lingkup informal, dan mampu
dapatdilaksanakan yang baik dan menegaskan program-program ke-
penuh rasa tanggung jawab, yang pada butuhan dan kemampuan warga bela-
muarannya adalah dapat membawa jar.
warga belajar akan mengangkat kehi-
dupannya dalam arti yang luas Daftar Pustaka
(Derektorat Penmas 1983). Brookfield, 1987, Understanding and
Fascilitating Aduld Learning,
D. Simpulan diterjemahkan oleh Roesmining-
Sekurang-kurangnya ada tiga sih, 1990 Malang: IKIP Malang
simpul yang dimajukan dari paparan di DePoerter, Bobbi dan Mike" Hemacki.
atas, Yaitu: Pertama, untuk mening- 1999, Quantum Learning, diterje-
katkan kualitas kemampuan pembela- mahkan oleh Alwiyah Aburah-
jaran, seorang tutor selain harus me- man, Bandung: Kaifa
ningkatkan substansi bidang tugasnya
juga harus memahami dan menguasai Direktorat Pendidikan Masyarakat,
secara benar tentang seni sebagai alat 1983, Risalah Buku Paket A,
dan media pembelajaran yang baik Jakarta: DitTimas Ditjen Diklu-
dalam arti luas. Kedua, pembelajaran sepora
sebagai peristiwa seni pertunjukan Golberg, Merryl, 1997, Art and Learn-
(performing art) perlu dijiwai dan di- ing: An Integrated Approach to
hayati oleh seorang tutor dengan cara Teaching and Learning in Multicul-
menguasai dua faktor yang utama, tural and Multilingual setting, New
yaitu: (1) faktor eksternal yang melekat York: Longman
pada pribadi tutor antara lain: mampu
melakukan pendekatan dengan ber- Holden, D.C., 1977, "The art in Gene-
bagai gaya, mampu melakukan reinforce- ral Education: Aestetic Educa-
ment penguatan kembali kepada warga tion", dalam Rubin, L., (ed.),
belajarnya, (2) faktor internal yaitu, Curriculum handbook, Boston:
kemampuan intelektual, kemampuan Allyn and Bacon, hal. 122-132.
melakukan informasi verbal dan Iskandar A., 1990, "Pemberantasan
mampu melakukan strategi cognity. Buta Huruf di Indonesia",
Kedua faktor tersebut sangatlah Makalah pada seminar tundak
penting dikuasai agar dalam proses lanjut Kompetensi Dunia ten-
pembelajaran dapat berjalan dengan tang Pendidikan Bagi Semua, Ja-
penuh kesungguhan sehingga mem- karta: 13-15 Maret 1991
peroleh hasil belajar yang optimal,
--------------, 1992, "Pendidikan Luar
dengan indikasi adanya perubahan
Sekolah dalam Sistem Pendidik-
pengetahuan, sikap dan keterampilan
an Nasional", Makalah disam-
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
paikan pada seminar dan Temu
Ketiga penguasaan tutor terhadap seni
Kolegial Nasional V di Yogya-
sebagai pendekatan pembelajaran (alat
dan media) perlu diselaraskan dengan karta tanggal 16-17 Januari 1992
prinsip-prinsip belajar orang dewasa
Vol. VI No. 2/Mei-Agustus 2005
HARMONIA: JURNAL PENGETAHUAN DAN PEMIKIRAN SENI

Jazuli M., 2001, "Mempertimbangkan


Konsep Pendidikan Seni", Har-
monia: Jurnal Pengetahuan dan
Pemikiran Seni, Vol 2 No 2 Mei-
Agustus 2001, Sendratasik FBS
Unnes
-----------, 2005, "Membangun Kecer-
dasan Melalui Pendidikan Seni,
dalam Peningkatan Kualitas
Pendidikan Tinggi", Lustrum
Universitas Negeri Semarang
Lansing K.M., 1990, Art Artistits and
Education, London: MsGraw-Hill
Book Company
Lestari, Wahyu, 1998, "Proses Sosial-
isasi, Enkulturasi dan Internal-
isasi Pengajaran Tari di SLTP N
Se Kab. Sleman DIY", Thesis,
(Unpublish) Yogyakarta: IKIP
Yogyakarta
Raharjo, Tri Joko, 2004, Proses Interaksi
Pendidikan Luar Sekolah, Sema-
rang: Unnes Press
Read, Hebert, 1982, The Meaning of
Art, New York: Faber and
Faber
Rifa'I, dkk, 1995, "Bahan Kuliah Pem-
belajaran".
Sachari, Agus, 1986, Seni, Desain, dan
Teknologi, Bandung: Pustaka
Sihombing, H., 1999, Pendidikan Luar Se-
kolah Kini dan Masa Depan,
Jakarta: PD Mahkota
Sujana. D., 1996, Pendidikan Luar Se-
kolah Wawasan Perkembangan Fal-
safah dan Teori Pendukung Azas,
Bandung: Nusantara Press
--------------, 2000, Strategi Pembelajaran da-
lam Pendidikan Luar Sekolah, Ban-
dung: Nusantara Press.

Vol. VI No. 2/Mei-Agustus 2005

Anda mungkin juga menyukai