Anda di halaman 1dari 9

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN UNJUK

KERJA (PERFORMANCE ASSESSMENT) KOMPETENSI


EKSPRESI DAN KREASI MUSIK DI SEKOLAH
MENENGAH PERTAMA (SMP)
Udi Utomo*
Theo Ardiyarta**
*Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Semarang
E-mail: udi_utomo_unnes@yahoo.com
**SMP Negeri 9 Semarang
E-mail: theo_ardi@yahoo.com

Abstrak

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian


pengembangan (Research and Developmen) yang langkah-langkahnya diadaptasi
dari model spiral. Instrumen penilaian unjuk kerja (performance assessment) yang
dikembangkan terdiri atas: (1) butir tugas (task); (2) audio iringan musik; (3) rubrik
penilaian; (4) lembar pengamatan; dan (5) pedoman interpretasi hasil penilaian.
Pengembangan indikator instrumen penilaian unjuk kerja kompetensi ekspresi dan
kreasi musik dilakukan dengan mengacu pada kurikulum pembelajaran seni musik
kelas IX sekolah menengah pertama (SMP). Khususnya pada standar kompetensi
(SK) mengekspresikan diri melalui karya seni musik dan kompetensi dasar (KD):
(1) mengaransir lagu mancanegara di Asia; dan (2) menampilkan hasil aransemen
lagu mancanegara di Asia. Untuk menilai kompetensi siswa dalam mencipta melodi
lagu bertangga nada diatonik mayor digunakan penilaian unjuk kerja dengan
teknik uji praktik mencipta melodi lagu yang dilakukan secara tertulis. Berdasarkan
hasil uji coba yang dilakukan pada tahap penerapan model menunjukkan bahwa,
secara teknis model penilaian unjuk kerja kompetensi ekspresi dan kreasi musik
yang dikembangkan dapat diterapkan dengan baik. Berdasarkan hasil analisis
uji reliabilitas yang dilakukan dengan menggunakan analisis koefisien korelasi
antarkelas (intraclass correlation coefficients/ ICC) tipe consistency definition dan tipe
absolute agreement definition menunjukkan pula bahwa instrumen penilaian yang
dikembangkan telah memenuhi kriteria yang ditetapkan.

Development of Performance Assessment of Expression


Competence and Music Creation
in Junior High Schools
Abstract

This research was conducted by using research and development approach, in which the
stages were adapted out of spiral model. Performance assessment consists of (1) task; (2)
audio music; (3) assessment rubric; (4) observation sheet; and (5) guidelines of assessment
interpretation. Development of performance assessment indicator of expression competence
and music creation was conducted by referring to music learning curriculum of junior high
schools of the IX class. Especially in terms of competence standard, it means to express
oneself through works of art and basic competence: (1) arrange foreign songs in Asia; and (2)
perform the song’s arrangement in Asia. To evaluate students’ competence in creating song
melody of major diatonic tone, they use performance assessment by field exam in a written

1
2 HARMONIA, Volume 13, No. 1 / Juni 2013

way. Based on the trial conducted in the model application stage, it shows that technically
the performance assessment model of expression competence and music creation could be
applied well. Based on the analysis of reliability test by means of intraclass correlation
coefficients/ICC of consistency definition and absolute agreement definition types, it shows
that assessment instruments have fulfilled the required criteria.

Kata kunci: penilaian, unjuk kerja, ekspresi, kreasi.

PENDAHULUAN Sebagai salah satu upaya untuk me-


ningkatkan hasil belajar siswa dalam pem-
Pembelajaran seni budaya dalam ku- belajaran seni musik, tentu saja diperlukan
rikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pengembangan model penilaian yang se-
merupakan pendidikan seni yang berbasis cara otentik mampu menilai berbagai di-
budaya. Mata pelajaran ini memiliki kon- mensi yang ada baik dalam kompetensi
tribusi dalam mencapai tujuan pembela- apresiasi, ekspresi, dan kreasi musik. Oleh
jaran seni yang mencakupi kemampuan karena itu, penelitian ini bertujuan me-
siswa dalam: (1) memahami konsep dan ngembangkan instrumen penilaian unjuk
pentingnya seni budaya; (2) menampilkan kerja (performance assessment) kompetensi
sikap apresiasi terhadap seni budaya; (3) ekspresi dan kreasi musik dalam pembe-
menampilkan kreativitas melalui seni bu- lajaran seni musik di sekolah menengah
daya; (4) meningkatkan peran serta dalam pertama (SMP).. Berdasarkan tujuan terse-
seni budaya baik pada tingkat lokal, regio- but, permasalahan
ermasalahan penelitian ini dapat di-
nal, maupun global; dan (5) mengolah dan rumuskan sebagai berikut: (1) bagaimana-
mengembangkan rasa humanistik. Berda- kah pengembangan indikator hasil belajar
sarkan hal tersebut menunjukan bahwa kompetensi ekspresi dan kreasi musik
tujuan mata pembelajaran seni budaya dalam penilaian unjuk kerja (performance
termasuk di dalamnya submata pelajaran assessment) pembelajaran seni musik di
seni musik mencakupi keseluruhan ra- sekolah menengah pertama (SMP); (2) ba-
nah kompetensi baik kognitif, afektif, dan gaimanakah bentuk instrumen penilaian
psikomotor. Ketiga ranah tersebut dalam unjuk kerja (performance assessment) kom-
pencapaiannya terangkum dalam proses petensi ekspresi dan kreasi musik yang
pembelajaran yang memberikan pengala- sesuai dengan karakteristik pembelajaran
man bagi siswa dalam berapresiasi seni, seni musik di sekolah menengah pertama
berkspresi seni, dan berkreasi seni. (SMP); dan (3) bagaimanakah interpretasi
Berkaitan dengan ketiga ranah kom- hasil hasil belajar penilaian unjuk kerja
petensi tersebut, penilaian hasil belajar se- (performance assessment) kompetensi eks-
bagai salah satu komponen pembelajaran presi dan kreasi musik dalam pembelaja-
merupakan bagian penting yang perlu ran seni musik di sekolah menengah per-
mendapatkan perhatian guru. Sebagai se- tama (SMP) yang dikembangkan.
rangkaian kegiatan untuk memperoleh, Dalam konteks berekspresi, seni
menganalisis, dan menafsirkan data hasil merupakan salah satu media yang dapat
belajar siswa kegiatan ini memiliki makna digunakan untuk mengekspresikan pe-
yang sangat strategis bagi pengambilan rasaan. Namun demikian kualitas perasa-
keputusan dalam mengupayakan perba- an yang diekspresikan dalam seni bukan
ikan pembelajaran dan penetapan hasil merupakan perasaan individual, mela-
belajar. Oleh karena itu, kegiatan peni- inkan perasaan yang universal. Perasaan
laian dalam kegiatan pembelajaran seni yang dapat dihayati oleh orang lain sekali-
perlu dilakukan secara sistematis dan ber- pun jenis perasaan tersebut belum pernah
kesinambungan. dialaminya (Jakop Sumardjo, 2000: 74).
Udi Utomo & Theo Ardiyarta, Pengembangan Instrumen Penilaian Unjuk Kerja ... 3

Dalam pembelajaran seni musik kegitan ativitas” tidak diarahkan pada suatu hasil
berekspresi dapat dilakukan melalui be- yang telah ditentukan sebelumnya, me-
berapa cara, seperti: (1) kegiatan merespon lainkan dalam pengajaran kreativitas se-
musik dengan gerak berirama, yakni ke- lalu berhubungan dengan proses keman-
giatan yang dilakukan dengan cara meng- dirian seorang siswa serta sikapnya. Sikap
gerakan bagian anggota tubuh (tangan, tersebut akan menjadi landasan bagi peri-
kaki, badan, dan kepala) sesuai dengan laku siswa selanjutnya baik dalam bidang
irama musik yang ada; (2) bernyanyi, ya- profesi musik maupun bidang-bidang
kni merupakan kegiatan olah vokal yang lainnya.
dilakukan dengan memperhatikan beber- Dalam konteks pembelajaran, peni-
apa aspek seperti, intonasi, artikulasi, per- laian unjuk kerja (performance assessment)
nafasan, phrasering, dan pembawaan; dan merupakan salah satu teknik penilaian
(3) membaca notasi musik, yakni kegiatan yang dalam proses pengumpulan data un-
membaca simbol-simbol musik atau notasi tuk membuat keputusan tentang individu
musik dari sebuah karya musik. Aktivitas dilakukan dengan cara observasi sistema-
ini bisa dilakukan melalui kegiatan bernya- tis. Melengkapi definisi tersebut, ada lima
nyi atau bermain instrumen musik. Ber- definisi operasional performance assessment,
main alat musik sebagai aktivitas musikal seperti: (1) performance assessment adalah
adalah kegiatan musik yang dilakukan proses, bukan tes atau perangkat pengu-
dengan cara memainkan alat musik yang kuran tunggal; (2) fokus dari proses ini
ada. Alat musik tersebut bisa berupa alat adalah pengumpulan data, menggunakan
musik ritmis, melodis, maupun harmonis berbagai instrumen dan strategi; (3) data
(Jamalus, 1988: 43-86; Miller, 1990: 66-84; dikumpulkan dengan cara observasi siste-
dan Rudy, M.Y. 2008: 51-121). matis. Penekanannya adalah pada teknik
Berkreasi pada hakikatnya adalah observasi langsung bukan pada tes kertas-
“melahirkan sesuatu”, atau “mencipta- dan-pensil (paper-and-pencil), terutama bu-
kan sesuatu” yang belum ada. Untuk da- kan pilihan ganda meskipun tes tersebut
pat melahirkan atau menciptakan sesua- juga dapat digunakan dalam penilaian; (4)
tu dibutuhkan kemampuan kreasi atau data yang terintegrasi digunakan untuk
daya kreatif, yaitu suatu kualitas yang tujuan membuat keputusan tertentu yang
berhubungan dengan sensivitas, kelan- akan memandu bentuk dan substansi pe-
caran (fluency), fleksibilitas, originalitas, nilaian; dan (5) subjek dari pengambilan
pengaturan, analisis, sintesis, serta elabo- keputusan adalah individu, bukan pro-
rasi (Soedarsono dalam Muhammad Jazu- gram atau produk yang mencerminkan
li, 2008: 88). Kreativitas dibutuhkan oleh suatu kegiatan kelompok (Berk, 1986: ix).
seseorang untuk memecahkan masalah Melengkapi pendapat tersebut Da-
yang bersifat divergen, yakni kemampu- nielson (dalam Puji Iryanti, 2004: 6) men-
an untuk berfikir tentang sesuatu dengan definisikan bahwa, penilaian unjuk kerja
cara yang baru sehingga dapat menemu- (performance assessment) sebagai salah satu
kan pemecahan masalah yang unik (Jakop teknik penilaian meliputi semua penilaian
Sumardjo, 2000: 80-83). Berkaitan dengan dalam bentuk tulisan, produk, atau pe-
pendapat tersebut, Mack (2001: 12-13) rilaku kecuali tes bentuk pilihan ganda,
mengungkapkan bahwa kreativitas ada- menjodohkan, benar salah, dan jawaban
lah kemampuan membuat dan memba- singkat. Menurut Van Blerkom (2009: 148),
ngun sesuatu melalui sejumlah ilham-il- dalam penilaian unjuk kerja (performance
ham baru baik dalam rangka seni maupun assessment) terdapat tiga tipikal karakteris-
ilmu alam dan lain-lain. tik yang dapat dikelompokkan berdasar-
Dalam bidang seni, lebih lanjut ia kan dimensi, meliputi: (1) menilai proses
menempatkan kreativitas sebagai suatu atau produk; (2) menggunakan simulasi
alat yang mendidik demi perkembangan atau kejadian nyata (real settings); dan (3)
kemandirian siswa. Dalam arti lain, “kre- menggunakan peristiwa alami (natural)
4 HARMONIA, Volume 13, No. 1 / Juni 2013

atau peristiwa dan situasi yang terstruktur ditentukan secara purposive yakni satu
(structured settings). orang guru seni musik dan 105 orang siswa
Penilaian unjuk kerja (performance as- SMP 9 Kota Semarang. Pada saat uji coba
sessment) sebagai salah satu teknik penilaian kelayakan model instrumen penilaian eks-
jika dibandingkan dengan teknik penilaian presi musik, peneliti melibatkan 20 orang
paper and pencil memiliki banyak keunggulan. siswa (siswa kelas IX). Sedangkan pada
Teknik ini menurut Reynolds (2010: 248-249) saat melakukan uji coba kelayakan model
sangat tepat dan telah banyak diaplikasi- instrumen penilaian kreasi musik peneliti
kan dalam berbagai konteks, seperti: (1) la- melibatkan 85 orang siswa (42 orang siswa
boratory classes; (2) mathematics classess; (3) kelas IX dan 43 orang siswa kelas VIII).
english, foreign-language, debate classes; (4) Instrumen yang digunakan sebagai
social studies classes; (5) art classes; (6) phy- alat pengumpul data pada tahap pengem-
sical education classes; dan (7) music classes. bangan terdiri dari pedoman wawancara.
Selanjutnya ia mengungkapkan pula per- Instrumen ini digunakan pada saat peneli-
bedaan antara penilaian unjuk kerja (perfor- ti melakukan kegiatan analisis kebutuhan,
mance assessment) dengan teknik penilaian penentuan solusi bersama guru, dan pada
tradisional yang berbasis paper-and-pencil saat uji coba kelayakan instrumen yang
seperti: (1) performance assessments more clo- dikembangkan. Untuk melengkapi data
sely reflect real-life set-more closely reflect real- pada tahap ini digunakan pula alat pen-
life settings and aplications than traditional gumpul data yang berupa lembar observa-
paper-and-pencil assessments; (2) performance si, butir penugasan (task), rubrik penilai-
assessments involve multiple assessment crite- an, dan lembar scoring.
ria; dan (3) performance assessments involve Teknik analisis data yang digunakan
subjective evaluation of student performance. dalam penelitian ini dilakukan dengan
Untuk kepentingan menilai kompe- pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Tek-
tensi ekspresi dan kreasi musik, penilaian nik kuantitatif dilakukan pada saat peneli-
unjuk kerja (performance assessment) seba- ti melakukan analisis data uji hasil uji re-
gai salah satu model memiliki keunggu- liabilitas instrumen penilaian unjuk kerja
lan, seperti: (1) performance assessments can (performance assessment) yang dikembang-
measure abilities that are not assessable using kan. Teknik kualitatif dilakukan pada saat
other assessments; (2) the use of performance peneliti melakukan analisis terhadap data
assessments is consistent with modern learning yang diperoleh melalui kegiatan wawan-
theory; (3) performance assessment allow you cara, yakni pada saat peneliti melakukan
to assess process as well as product; dan (4) the kegiatan analisis kebutuhan, berdiskusi
use of performance broadens your approach to dengan guru pada saat menentukan alter-
assessment (Reynolds (2010: 266-267). natif solusi, dan uji coba kelayakan model
instrumen penilaian unjuk kerja yang di-
METODE kembangkan. Oleh karena itu, kedudukan
kedua teknik analisis tersebut dalam pe-
Penelitian ini menggunakan pende- laksanaan penelitian ini diharapkan dapat
katan penelitian pengembangan (Research saling melengkapi (lihat Creswell, 2003:
and Development) yang diadaptasi dari de- 9-53).
sain penelitian model spiral yang dikem-
bangkan oleh Cennamo dan Kalk (2005). HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari lima fase yang ada peneliti menga-
daptasi ke dalam tiga tahap kegiatan po- Produk yang dihasilkan dalam pene-
kok yakni: (1) tahap pengembangan model litian ini adalah seperangkat instrumen pe-
(prototype dan product); (2) tahap penera- nilaian unjuk kerja (performance assessment)
pan model (peragaan atau uji coba); dan kompetensi ekspresi dan kreasi musik di
(3) tahap diseminasi atau deliver. sekolah menengah pertama (SMP) yang
Subjek uji coba dalam penelitian ini diharapkan: (1) mampu memotret secara
Udi Utomo & Theo Ardiyarta, Pengembangan Instrumen Penilaian Unjuk Kerja ... 5

otentik kemampuan siswa dalam pem- kan; dan (4) hasil uji coba instrumen pe-
belajaran ekspresi dan kreasi musik; dan nilaian unjuk kerja (performance assessment)
(2) mampu memberikan informasi hasil kompetensi ekspresi dan kreasi musik
belajar dan kesulitan belajar siswa dalam yang dikembangkan.
pembelajaran ekspresi dan kreasi musik.
Untuk memberikan gambaran instrumen Pengembangan Indikator Instrumen Pe-
penilaian unjuk kerja (performance
erformance assess- nilaian Unjuk Kerja Kompetensi Ekspre-
ment) yang dikembangkan dalam peneliti- si dan Kreasi Musik
an ini, berikut ini akan diuraikan tentang: Pengembangan indikator instrumen
(1) pengembangan indikator instrumen penilaian unjuk kerja (performance assess-
penilaian unjuk kerja (performance assess- ment) kompetensi ekspresi dan kreasi mu-
ment) kompetensi ekspresi dan kreasi mu- sik ini dilakukan dengan mengacu pada
sik; (2) bentuk instrumen penilaian unjuk kurikulum pembelajaran seni musik kelas
kerja (performance assessment) kompetensi IX sekolah menengah pertama (SMP). Se-
ekspresi dan kreasi musik; dan (3) inter- cara rinci indikator penilaian kompetensi
pretasi hasil belajar penilaian unjuk kerja ekspresi dan kreasi musik yang dikem-
(performance assessment) kompetensi eks- bangkan dapat dijelaskan dalam kisi-kisi
presi dan kreasi musik yang dikembang- sebagai berikut.

Tabel 1. Kisi-Kisi Model Instrumen Penilaian Unjuk Kerja (Performance Assessment)


Kompetensi Ekspresi dan Kreasi Musik

Standar Kompetensi (SK) Kompetensi Dasar (KD) Indikator

Mengekspresikan diri 1. Mengaransir lagu Mencipta melodi lagu bertangga


melalui karya seni musik mancanegara di Asia. nada diatonik mayor berdasarkan
pola irama yang dikembangkan
oleh guru.

2. Menampilkan hasil 1. Memainkan lagu bertangga


aransemen lagu nada diatonis mayor dengan
mancanegara di Asia. menggunkan alat musik pianika
sesuai dengan partitur dan
iringan lagu.

2. Memainkan lagu bertangga


nada diatonis mayor dengan
menggunakan alat musik
pianika sesuai dengan tanda
dinamik dan iringan lagu
6 HARMONIA, Volume 13, No. 1 / Juni 2013

Penentuan indikator hasil belajar ti- Untuk menilai kompetensi siswa da-
dak secara langsung mengacu pada satu lam memainkan alat musik pianika digu-
judul lagu yang berasal dari mancanega- nakan penilaian unjuk kerja (performance
ra di Asia. Namun demikian penggunaan assessment) dengan teknik uji praktik ber-
tangga diatonik mayor merupakan salah main alat musik. Adapun untuk menilai
satu upaya agar pembelajaran sesuai de- kompetensi siswa dalam mencipta melodi
ngan standar kompetensi (SK) dan kom- lagu bertangga nada diatonik mayor digu-
petensi dasar yang ada. Kompetensi me- nakan penilaian unjuk kerja (performance
mainkan instrumen musik pianika sesuai assessment) dengan teknik uji praktik men-
dengan partitur dan dinamik lagu sebagai cipta melodi lagu yang dilakukan secara
bagian dari pencapaian kompetensi sis- tertulis. Adapun Objek pengamatan dan
wa dalam menampilkan hasil aransemen penilaiannya mencakupi proses dan hasil
lagu, sedangkan kompetensi mencipta me- kinerja berdasarkan materi uji kompeten-
lodi lagu bertangga nada diatonik mayor si yang ditentukan. Kompetensi, bentuk
sebagai bagian dari pencapaian kompeten- penilaian, objek penilaian, dan deskripsi
si siswa dalam mengaransemen lagu. tugas model instrumen penilaian kompe-
tensi ekspresi dan kreasi musik tersebut
Bentuk Instrumen Penilaian Unjuk Kerja secara rinci dapat dijelaskan dalam tabel
(Performance Assessment) Kompetensi berikut.
Ekspresi dan Kreasi Musik

Tabel 2. Bentuk, Objek, dan Deskripsi Tugas Model Instrumen Penilaian Unjuk Kerja
(Performance Assessment) Kompetensi Ekspresi dan Kreasi Musik

Bentuk Objek
Kompetensi Deskripsi Tugas
Penilaian Penilaian

Memainkan Unjuk kerja Proses 1. Memainkan lagu bertangga nada diatonik


alat musik (praktik musik) kinerja mayor dengan menggunkan alat musik
(process) pianika sesuai dengan partitur dan iringan
lagu.

2. Memainkan lagu bertanngga nada diatonik


mayor dengan menggunakan alat musik
pianika sesuai dengan tanda dinamik dan
iringan lagu.

Mencipta Unjuk kerja Hasil Membuat melodi lagu bertangga nada


Melodi lagu (tertulis) Kinerja diatonik mayor sepanjang delapan birama
(produk) berdasarkan pada pola irama yang dibuat
guru.
Udi Utomo & Theo Ardiyarta, Pengembangan Instrumen Penilaian Unjuk Kerja ... 7

Interpretasi Hasil Belajar Penilaian Un- KKM atau sebaliknya sehingga perlu dila-
juk Kerja Kompetensi Ekspresi dan Krea- kukan remidi.
si Musik
Interpretasi hasil belajar terhadap Hasil Uji Coba Instrumen Penilaian
kompetensi berekspresi dan berkreasi mu- Unjuk Kerja (Performance Assessment)
sik dilakukan dengan cara menghitung Kompetensi Ekspresi dan Kreasi Musik
terlebih dahulu nilai setiap siswa dengan Untuk memperoleh bukti apakah
formula sebagai berikut. model penilaian unjuk kerja (performance
assessment) kompetensi ekspresi dan krea-
Skor yang diperoleh si musik yang dikembangkan memenuhi
Nilai= X 100 kualitas dan layak digunakan maka dila-
Skor Maksimal
kukan uji coba. Berdasarkan hasil uji coba
Penentuan jumlah skor yang dipero- menunjukkan bahwa, secara teknis model
leh oleh setiap siswa dan skor maksimal penilaian unjuk kerja (performance assess-
pada ketiga butir tugas (task) yang dikem- ment) kompetensi ekspresi dan kreasi mu-
bangkan dilakukan berdasarkan pada rub- sik yang dikembangkan dapat diterapkan
rik. Oleh karena itu, untuk menghitung dengan baik. Hal ini terbukti berdasarkan
nilai kompetensi siswa dalam memainkan pengamatan dan wawancara dengan Bpk.
instrumen musik pianika pada aspek ke- Teo Ardiyarta, S.Pd dan Bapak Usman
tepatan nada dilakukan dengan formula Wafa, S.Pd selaku Rater menunjukkan
sebagai berikut. bahwa seluruh instrumen penilaian yang
meliputi: (1) butir tugas (task); (2) rubrik
penilaian; dan (3) lembar pengamatan
Skor yang diperoleh
Nilai= X 100 yang dikembangkan secara jelas dapat di-
24 pahami dan diaplikasikan dalam praktik
pembelajaran.
Penghitungan nilai kompetensi sis- Selain secara teknis, kelayakan mo-
wa dalam memainkan instrumen musik del instrumen penilaian unjuk kerja (per-
pianika pada aspek ketepatan dinamik di- formance assessment) yang dikembangkan
lakukan dengan formula sebagai berikut. berdasarkan analisis uji reliabilitas yang
dilakukan dengan menggunakan analisis
Nilai=
Skor yang diperoleh
X 100 koefisien korelasi antar kelas (intraclass
12 correlation coefficients/ICC) tipe consistency
definition dan tipe absolute agreement defini-
Penghitungan nilai kompetensi sis- tion menunjukan telah memenuhi kriteria
wa dalam mencipta melodi lagu berdasar- yang ditetapkan. Dalam tipe consistency
kan pola ritme yang disusun oleh guru di- definition hasil analisis menunjukkan bah-
lakukan dengan formula sebagai berikut. wa nilai r ≥ 0.70, sedangkan dalam tipe
absolute agreement definition hasil analisis
Skor yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai r ≥ 0.60. Secara
Nilai= X 100 rinci hasil analisis dari instrumen penilai-
8
an yang dikembangkan dapat dijelaskan
Berdasarkan hasil perhitungan de- sebagai berikut.
ngan formula tersebut hasilnya baru da-
pat dibandingkan dengan kriteria yang Koefisien Reliabilitas Instrumen Pe-
ditetapkan oleh guru atau kriteria ketun- nilaian Unjuk Kerja Kompetensi Ekspre-
tasan minimal (KKM) yang ditetapkan da- si Musik
lam pembelajaran submata pelajaran seni Hasil analisis terhadap butir tugas
musik. Oleh karena itu, selanjutnya baru (task) kompetensi berekspresi musik pada
dapat diketahui apakah seorang siswa te- aspek ketepatan nada dari 20 orang sam-
lah mencapai hasil belajar dengan nilai ≥ pel yang dilakukan dengan uji intraclass
8 HARMONIA, Volume 13, No. 1 / Juni 2013

correlation coefficient (ICC) tipe consistency wa (excellent), karena nilai r > 0.75.
definition dengan tingkat kepercayaan 95
% menunjukkan bahwa koefisien reliabi- SIMPULAN
litas antar-rater sebesar 0.960. Hasil terse-
but menunjukkan bahwa butir tugas (task) Instrumen penilaian unjuk kerja (per-
kompetensi ekspresi musik pada aspek formance assessment) yang dikembangkan
ketepatan nada telah memenuhi kriteria dalam penelitian ini terdiri dari: (1) butir
yang ditetapkan (r > 0.70). Apabila analisis tugas (task); (2) audio iringan musik; (3)
dilakukan dengan menggunakan intrac- rubrik penilaian; (4) lembar pengamatan;
lass correlation coefficients (ICC) tipe absolute dan (5) pedoman interpretasi hasil penilai-
agreement definition maka hasilnya sebesar an kompetensi ekspresi dan kreasi musik.
0.961. Oleh karena itu, dapat disimpulkan Proses pengembangan
engembangan indikator instru-
pula bahwa koefisien reliabilitas antar- men penilaian unjuk kerja (performance as-
rater instrumen model penilaian unjuk sessment) kompetensi ekspresi dan kreasi
kerja (performance assessment) kompetensi musik dilakukan dengan mengacu pada
berekspresi musik dalam uji ini pun pada kurikulum pembelajaran seni musik kelas
kategori istimewa (excellent), karena nilai r IX sekolah menengah pertama (SMP).
> 0.75. Untuk menilai kompetensi siswa da-
lam memainkan alat musik pianika digu-
Koefisien Reliabilitas Instrumen Pe- nakan penilaian unjuk kerja (performance
nilaian Unjuk Kerja Kompetensi Kreasi assessment) dengan teknik uji praktik ber-
Musik main alat musik. Adapun untuk menilai
Hasil analisis terhadap butir tugas kompetensi siswa dalam mencipta melodi
(task) kompetensi berkreasi musik dari 42 lagu bertangga nada diatonik mayor digu-
orang sampel yang dilakukan dengan uji nakan penilaian unjuk kerja (performance
intraclass correlation coefficient (ICC) tipe assessment) dengan teknik uji praktik men-
consistency definition dan absolute agreement cipta melodi lagu yang dilakukan secara
definition (single measures) dengan tingkat tertulis. Interpretasi hasil belajar terhadap
kepercayaan 95 % menunjukkan bahwa kompetensi berekspresi dan berkreasi mu-
konsistensi antar-rater pada butir tugas sik dilakukan dengan cara menghitung
(task) tersebut telah memenuhi kriteria terlebih dahulu nilai setiap siswa dengan
yang ditetapkan. Berdasarkan hasil anali- formula yang ada, baru selanjutnya diban-
sis tersebut dapat dijelaskan bahwa, kon- dingkan dengan kriteria yang ditetapkan
sistensi antar-rater instrumen model peni- atau kriteria ketuntasan minimal (KKM)
laian kompetensi berkreasi musik oleh dua submata pelajaran seni musik.
orang rater yang dihitung menggunakan Berdasarkan hasil uji coba yang di-
uji intraclass correlation coefficient (ICC) tipe lakukan pada tahap penerapan model
consistency definition sebesar 0.830. Hasil menunjukkan bahwa, secara ecara teknis in-
tersebut menunjukkan bahwa, koefisien strumen penilaian unjuk kerja (performan-
realibilitas butir tugas (task) kompetensi ce assessment) kompetensi ekspresi dan
berkreasi musik telah memenuhi kriteria kreasi musik yang dikembangkan dapat
yang ditetapkan (r > 0.70). Apabila analisis diterapkan dengan baik. Selain itu, berda-
dilakukan dengan menggunakan uji intrac- sarkan hasil analisis uji reliabilitas yang
lass correlation coefficients (ICC) tipe absolute dilakukan dengan menggunakan analisis
agreement definition maka hasilnya sebesar koefisien korelasi antarkelas (intraclass cor-
0.828. Oleh karena itu, dapat disimpulkan relation coefficients/ICC) tipe consistency de-
pula bahwa koefisien reliabilitas antar-ra- finition dan tipe absolute agreement definition
ter instrumen model penilaian unjuk kerja menunjukkan bahwa instrument penilaian
(performance assessment) kompetensi berk- yang dikembangkan telah memenuhi kri-
reasi musik ini pun pada kategori istime- teria yang ditetapkan.
Udi Utomo & Theo Ardiyarta, Pengembangan Instrumen Penilaian Unjuk Kerja ... 9

DAFTAR PUSTAKA Miller, H.M. 2001. Introduction to Music:


Guide to Good Listening. (Terjemahan
Berk, R.A. 1986. Performance Assessment: Triyono Bramantyo). Yogyakarta:
Methods & Applications. London: The Lentera.
Johns Hopkins Press Ltd. Muhammad Jazuli. 2003. Paradigma Kon-
Cenamo, K, dan Kalk, D. 2005. Real Worid stektual Pendidikan Seni. Surabaya:
Instructional Design. Canada: Vicky Unesa Press.
Knight. Puji Iryanti. 2004. Penilaian Unjuk Kerja.
Creswell, J.W. 2003. Research Design: Quali- Depdiknas, Dirjendikdasmen, Pusat
tative, Quantitative, and Mixed Meth- Pengembangan Penataran Guru Ma-
ods Approaches. California: Sage Pub- tematika Yogyakarta.
lications Ltd. Reynolds, C.R. add.all. 2010. Measurement
Jakop Sumardjo. 2000. Filsafat Seni. Band- and Assessment in Education. USA:
ung: ITB. Pearson Education LTD.
Jamalus. 1988. Pembelajaran Musik Melalui Rudy, M.Y. 2008. Panduan Olah Vokal. Yo-
Pengalaman Musik. Jakarta: Dirjen gyakarta: Med Press.
Dikti Depdikbud. Van Blerkom, M.L. 2009. Measurement and
Mack, D. 2001. Pendidikan Musik: Antara Statistics for Teachers. New York:
Harapan dan Realitas. Bandung: UPI Routledge.
MSPI.

Anda mungkin juga menyukai