Anda di halaman 1dari 10

HARMONIA : Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni 11 (2) (2011): 143-152 p-ISSN 1411-5115

Available online at http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/harmonia e-ISSN 2355-3820

PENGEMBANGAN TEKNIK KONDAKTING DAN


PENDOKUMENTASIAN DALAM MEDIA REKAM
DAN CETAK UNTUK MENDUKUNG PROSES
LATIHAN KONDAKTING
Bagus Susetyo
Universitas Negeri Semarang, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang
E-mail: bagus_susetyo@gmail.com

Abstrak

Ada kebutuhan untuk melakukan formulasi di dalam teori dasar suara dan pengem-
bangan agar dalam pembuatannya menjadi referensi bagi guru seni budaya di kota
Semarang, dalam bentuk pengembangan teknik dan dokumentasi media rekam
dan cetak dalam rangka memungkinkan pelaksanaan yang tepat dan lebih baik
serta dalam penerapannya lebih estetis. Metode penelitian yang digunakan adalah
deskriptif kualitatif yang dikombinasikan dengan penelitian dan pengembangan.
Pengumpulan data melibatkan reduksi data, interpretasi, presentasi, dan, kemu-
dian, verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan adanya sinkronisasi teori dan pola
dasar dan perkembangannya berdasarkan gerakan yang dilakukan oleh guru seni
dan budaya dan dilaksanakan di dalam kelas. Pola-pola pembangunan meliputi:
postur berdiri, sikap, insetting dan attack. Pelaksanaan gerakan komando meru-
pakan perkembangan tempo. 2/4, 3/4, 4/4, dan 6/8. Dalam gerakan penutupan,
beberapa variasi yang dikembangkan, yaitu MOR, dan thriller. Dinamik, tempo,
ekspresi dan fermata dikembangkan lebih bervariasi.

Developing and Documenting the Techniques of


Konducting and Documentation in Printed and Recorded
Media to Support yhe Exercise Conducting Process
Abstract

There was a need for a conducting formulation under a sound basic theory and develop-
ment in order to make it a reference for those teachers of arts and cultures in Semarang mu-
nicipality, in the form of conducting technique development and documentation in recorded
and printed media in order to enable appropriate and better implementation as well as more
aesthetic conducting. The research method used was a descriptive qualitative one combined
with research and development. The data collection involved data reduction, interpretation,
presentation, and, then, verification. The research result indicated the presence of synchroni-
zation of theory and basic pattern of conducting and its development based on the movement
practiced by teachers of arts and cultures and implemented in the classroom. Those develop-
ment patterns included: standing posture, set attitude, insetting and attack. The implemen-
tation of command movement constituted the development of tempo of. 2/4, 3/4, 4/4, and 6/8.
In closure movement, several variances were developed, i.e. called, MOR, and thriller. The
dynamics, tempo, expression and fermata were developed more variedly.

© 2011 Sendratasik FBS UNNES

Kata kunci: kondacting, media rekam, paduan suara

144
Bagus Susetyo, Pengembangan Teknik Kondakting dan Pendokumentasian 145

PENDAHULUAN pada guru-guru seni musik itu sendiri,


apalagi bila dilihat pada kurikulum pen-
Penyajian suatu bentuk seni per- didikan seni di sekolah dasar menengah
tunjukan musik tidak hadir begitu saja di saat ini, guru pendidikan seni adalah guru
depan penonton, tetapi diperlukan suatu seni budaya, yang mencakup semua seni,
proses yang panjang sampai derajat dinik- seni rupa, seni tari, seni musik dan seni-
mati oleh masyarakat pendukungnya. Sua- seni yang lain, sehingga penguasaan ilmu
tu bentuk penyajian musik secara umum kondakting, hampir tidak dimiliki, cende-
sebenarnya berasal dari berbagai bunyi- rung diabaikan dan dianggap tidak perlu.
bunyian yang terpisah, yang berasal dari Padahal seni kondakting adalah seni me-
berbagai sumber bunyi, apakah jenis-jenis mimpin yang dapat mencakup semua per-
alat musik yang berbeda ataupun vokal tunjukan musik.
manusia yang berbeda. Untuk itu diperlu- Kondakting menjadi penting saat di-
kan seseorang yang mampu membentuk, perlukan, para pembina seni, kepala seko-
menata, mengkoordinir dan memimpin lah, menjadi bingung karena banyak guru
suatu bentuk penyajian, sampai pada pro- seni yang tidak menguasai secara benar
ses pementasannya. cara memimpin kelompok musik, sehing-
Bentuk penyajian musik yang pa- ga pementasan pada aspek kondakting
ling sederhana seperti: paduan suara, an- kurang memuaskan dan tentu saja mem-
samble, orkes keroncong, orkes symphony, pengaruhi hasil dari pementasan itu sen-
band sampai big band, perlu diatur, ditata, diri secara keseluruhan. Di suatu sisi daya
diarahkan sampai pada pembentukannya, dukung sarana pelatihan dan olah kon-
latihannya hingga saat pementasannya. dakting sangat kurang, buku-buku yang
Pada saat dipentaskan juga diperlukan menulis dan membahas masalah kondak-
seseorang yang harus memulai, mengatur ting sangat kurang, karena memang tidak
cepat lambatnya, sampai pada saat harus komersial, tidak laku dijual sehingga ba-
mengakhirinya. Seseorang yang memim- nyak penulis, peneliti, dosen, yang tidak
pin bentuk penyajian musik disebut kon- mau menulis masalah ini.
dakter atau dirigen. Diperlukan suatu tindakan yang
Kondakting adalah proses memim- sederhana namun tepat sasaran, berdaya
pin dan mengarahkan suatu penyajian guna, bermanfaat langsung pada guru-gu-
musik pada waktu dan tempat tertentu ru seni budaya agar memperoleh oleh se-
dengan sebaik-baiknya (Pono, 1975:60). cara cepat singkat dan benar, hal-hal yang
Dengan demikian pertunjukan dapat di- berhubungan dengan kondakting, secara
kendalikan dan diarahkan sesuai yang mandiri. Untuk itu tindakan yang paling
diinginkan dan berakhir dengan sebaik- awal adalah melakukan pengembangan
baiknya. Seorang pemimpin musik yang secara estetis dan artistik untuk bisa dipa-
disebut kondakter, tidak hanya memim- hami secara cepat dan praktis, agar dapat
pin pada saat pertunjukannya saja, tapi digunakan oleh para pemerhati seni mu-
juga memimpin seluruh kegiatan dari ke- sik, terutama pada bidang musik sekolah
lompok musiknya, mulai dari pembentu- yaitu guru-guru seni budaya.
kannya, proses latihan, persiapan pemen- Untuk lebih konkret dan nyata di-
tasan, sampai pada pementasannya. Pada perlukan suatu hasil yang praktis dan
saat pementasan seorang kondakter juga bermanfaat langsung dari hasil proses pe-
berperan memulai pertunjukan hingga ak- ngembangan tersebut maka harus dibuat
hir pertunjukan dan mengakhirinya. produknya dalam bentuk media rekam
Dalam bidang seni musik kondak- dan media cetak. Media rekam berupa
ting adalah aspek yang sangat kecil, yang VCD, yang dapat dilihat langsung dan di-
diabaikan oleh para pemusik baik seniman pelajari secara berulang-ulang dan media
secara umum ataupun yang bergerak da- cetak yang berupa cetakan tulisan, gambar
lam bidang musik sekolah, bahkan sampai proses kondakting yang semuanya dapat
146 HARMONIA : Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni 11 (2) (2011): 143-152

didokumentasi dan dapat digunakan se- ada dalam pembentukan kepribadian


terusnya bagi guru-guru seni budaya se- musik seorang kondakter/dirigen, yaitu
kota Semarang. pertama: kecakapan kepribadian seorang
Ragam media dalam pembelajaran kondakter yang merupakan pembawaan
dapat digunakan dalam mendokumentir sejak lahir atau bakat musik yang ada se-
pengembangan teknik kondakting pembe- jak kecil, dengan bakat ini seseorang akan
lajaran kondakting. Heinieh, dalam Benny mudah mempelajari hal-hal yang berhu-
(2000) mengemukakan bahwa media pem- bungan dengan musik, kedua: pemilikan
belajaran yang dapat digunakan dalam kecakapan yang diperoleh melalui pendi-
proses penyampaian materi belajar dapat dikan (Subronto, 1985, 102).
berupa: 1) media yang diproyeksikan; 2) Syarat pertama yang dituntut dari
media yang tidak diproyeksikan; 3) media seorang kondakter adalah ia harus mem-
audio; 4) media video; 5) media berbasis punyai pendengaran yang baik, tidak tuli
computer; dan 6) multi media kit, yang sehingga ia mampu menginterpretasikan
kesemuanya merupakan media rekam bunyi not atau memproduksi not melalui
dan cetak yang dapat digunakan untuk suaranya dengan baik, pendengaran de-
mengembangkan teknik kondakting bagi mikian dalam musik disebut pendengaran
pembelajaran guru-guru seni budaya di relatif yaitu bakat untuk mendengar seli-
Semarang. sih antara dua nada. Bakat ini dapat dilatih
Berdasarkan latar belakang di atas sehingga dapat dirasa perbedaan antara
maka substansi dari masalah yang dihada- bunyi dua sonar yang nadanya lama sekali
pi dan harus diselesaikan adalah bagaima- tidak selaras (Subronto, 1985:107)
na mengembangkan teknik-teknik yang Pada tahap kemampuan mendengar
mudah dipahami dan dipelajari secara yang lebih lanjut seseorang dapat mempu-
mandiri mengenai kondakting, serta di- nyai kemampuan mendengar yang disebut
dokumentir secara tepat agar mampu dan pendengaran mutlak/absolut yaitu seseo-
dapat dipakai secara tetap seterusnya. rang yang mampu menginterpretasikan
Kondakting (Ind.) berasal dari kata not dengan tepat tanpa persiapan pada
conducting (Ing.) yang artinya memimpin, berbagai tingkat frekuensi suara. Misalnya
mengarahkan, sedangkan pelakunya ada- sebuah tuts piano pada nada kromatis di-
lah kondakter (Ind.) atau Conductor (Ing.) bunyikan dan seseorang tanpa persiapan
jadi kondukting adalah proses memimpin tabu nada apa yang berbunyi, demikian
dan mengarahkan pertunjukan musik pula bila diubah dalam berbagai frekuensi
pada waktu tempat tertentu dengan se- suara, maka orang itu memiliki pendenga-
baik-baiknya (Pono, 1975:67) sedangkan ran mutlak (Subronto, 1985:108).
kondakter adalah seseorang yang berdiri Sebagai pemusik, seorang kondak-
di depan sejumlah pelaku musik, memim- ter harus membekali diri dengan pengeta-
pin dan mengarahkan pertunjukan musik, huan teori musik, solfegio, ilmu harmoni,
pada tempat dan waktu tertentu dengan dan ilmu bentuk analisa musik, pengeta-
sebaik-baiknya (Pono, 1975:68). huan cukup tentang sejarah musik akan
Menurut Edmund Prier dalam buku- sangat membantu dalam menafsirkan
nya “Menjadi Dirigen I” (1990:5) dikata- berbagai karya musik sesuai dengan per-
kan bahwa seorang kondakter atau dirigen kembangan gaya musik menurut zaman-
dituntut mempunyai kepribadian musik zamannya masing-masing (Prier, 1990:27).
yang baik, yang merupakan pencerminan Sikap dasar membirama, harus di-
kesanggupan dan kemampuan daya pi- kuasai sepenuhnya oleh dirigen termasuk
kir maupun daya kerjanya, hal ini begitu sikap berdiri dan gerakan-gerakan tangan
penting sehingga dari padanya terpancar untuk membirama atau biasa disebut aba-
pembawaan yang kuat, yaitu kekuatan ra- aba (Prier, 1990:30). Secara keseluruhan
sional yang tak terbantah. seorang dirigen harus menguasai sikap
Ada dua proses kecakapan yang badan/berdiri, sikap siap, gerakan inset-
Bagus Susetyo, Pengembangan Teknik Kondakting dan Pendokumentasian 147

ting, gerakan Attack, aba-aba pelaksanaan Oleh sebab itu sampel penelitian terfokus
dalam tanda birama 2/4, 3/4, 4/4, dan 6/8 pada satu sekolah, dari pengamatan, dipi-
termasuk isyarat-isyarat musik yang lain lih suatu SMP yang cukup baik dan me-
serta aba-aba pengakhiran (release). Selain menuhi syarat sebagai tempat penelitian
kemampuan mendirigen seorang kondak- yaitu SMPN 22 Semarang.
ter juga diharapkan dapat memimpin dan SMPN 22 Semarang terletak masih di
membentuk paduan suara. Kecamatan Gunungpati, tepatnya di Jalan
Raya Manyaran – Gunungpati. Sekolah ini
METODE mempunyai kelas yang cukup besar yaitu
23 kelas dengan jumlah siswa 740 orang.
Jenis penelitiannya adalah penelitian Sarana prasarana bidang seni budaya cu-
kualitatif, dengan pendekatan deskriptif, kup lengkap dan mempunyai ruang labo-
sehingga sering disebut penelitian des- ratorium musik tersendiri, dengan perala-
kriptif kualitatif. Karena dalam penelitian tan musik yang cukup, baik musik barat
ini dihasilkan menghasilkan satu rumu- maupun musik tradisi.
san produk yang dapat diterapkan maka
dikombinasikan dengan pendekatan Rese- Sikap Dasar Membirama
arch and Development, untuk mendapatkan Gerak dasar dalam membirama ha-
suatu nilai aplikatif dari teori-teori hasil rus dikuasai sepenuhnya oleh para dirigen
penelitian. termasuk sikap berdiri dan gerakan-gera-
Sasaran penelitian adalah proses kan tangan yang membirama atau biasa
pengembangan teknik kondakting sekali- juga disebut aba-aba. Tangan harus me-
gus mendokumentasikan proses pengem- nguasai penuh semua birama dalam ber-
bangan tersebut dalam media rekaman bagai tanda birama, sedang badan mampu
dan cetak, agar berguna bagi guru seni bu- menopang gerak tersebut dengan selaras
daya dalam latihan paduan suara. Sedang- sehingga perpaduan tangan dan ditambah
kan lokasi penelitian di Kota Semarang ekspresi wajah membuat penampilan seo-
dengan sampel guru-guru seni budaya di rang dirigen menjadi sempurna.
SMP N 22 Semarang yang beralamat di
Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang. Sikap Badan
Teknik pengambilan datanya ada- Seorang dirigen atau kondakter ha-
lah studi pustaka, observasi, wawancara rus benar-benar rela mengabdi pada eks-
dan dokumentasi (Sutopo, 2002:64). Se- presi musik, yang diterjemahkan dalam
dangkan analisis data mengacu pada Lexi gerakan badan, tangan, kepala dan mata,
(1993:103) yang meliputi reduksi data, ka- tentu saja gerakan-gerakan tidak harus
jian data, interpretasi data, verifikasi/ke- berlebihan sehingga tidak mengganggu
simpulan. konsentrasi dari penyanyi atau pemain
yang dipimpinnya. Untuk mengekspresi-
HASIL DAN PEMBAHASAN kan musik dalam gerakan, maka seorang
dirigen harus bersikap berdiri lurus dan
Penelitian ini secara umum adalah rileks, sikap badan yang kau akan meng-
penelitian deskriptif ditambah dengan ganggu ekspresi gerakan.
pendekatan research and development, yang Sikap berdiri pada waktu memimpin
mana berdasarkan teori yang telah ada, haruslah dijaga agar sewajar-wajarnya dan
dilihat persoalan-persoalan sebelumnya, sesuai dengan yang diperlukan saja jangan
kemudian dicoba, dirumuskan sampai di- sampai ada satu gerakan pun yang mung-
peroleh suatu bentuk yang lebih baik, ke- kin bisa mengalihkan perhatian penyanyi
mudian diuji cobakan, revisi sampai pada maupun publik dari sasaran pokok, yaitu
hasil akhir yang baku. Dalam pengemba- sebagai karya seni. Hal ini hanya bisa dica-
ngan kondakting ini, tidak diperlukan pai dengan mencegah segala gerak tubuh
data, ataupun perbandingan yang banyak. yang dibuat-buat atau yang tidak disadari.
148 HARMONIA : Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni 11 (2) (2011): 143-152

Memberi Aba-aba yang tepat kondakter langsung memberi


Setelah menguasai sikap berdiri aba-aba pendahuluan, jangan sampai kon-
maka seorang kondakter mulai memberi sentrasi pemain menjadi kendor. Disini-
aba-aba dengan kedua tangannya. Aba- lah titik keberhasilan awal dari kondakter
aba ini dipersiapkan sesuai dengan lagu yang akan berpengaruh pada proses ber-
yang akan dibawakan, yaitu mempunyai langsungnya permainan musik selanjut-
tanda birama berapa, tempo yang akan nya tanpa harus terhenti dan mengulang
dinyanyikan seberapa cepat, dinamik, ce- aba-aba yang tentu sangat memalukan
pat atau lambat, dan sebagainya. Untuk dan jelek, serta dianggap gagal.
itu sebelum aba-aba dilakukan atau sebe-
lum melakukan insetting (attack) ada bebe- Pengendalian musik
rapa hal yang harus dipersiapkan. Sikap selanjutnya, sesudah aba-aba
perawalan berhasil, permainan musik pun
Konsentrasi dimulai dan jalannya harus dikendali-
Seorang kondakter harus berjiwa be- kan oleh kondakter sepenuhnya. Seorang
sar dan percaya diri, bahwa ia adalah seo- kondakter tidak boleh terganggu atau ter-
rang yang memegang kekuasaan terting- pengaruh sehingga mengikuti kehendak
gi, yang mampu memberi perintah pada pemain, tetapi justru pemain itulah yang
orang yang dipimpinnya, selain itu seo- harus mengikuti kehendak kondakter.
rang dirigen harus mampu menarik per- Kondakter yang aba-abanya mengikuti
hatian penonton yang ada di sekitarnya. pemain tentunya penampilan kondakting-
Untuk mencapai keberhasilannya, seorang nya tidak akan berhasil baik. Pada posisi
dirigen harus berkonsentrasi terlebih da- seperti ini seorang kondakter dituntut da-
hulu sebelum memberi aba-aba. pat mengendalikan berlangsungnya per-
mainan dengan tepat, ketukan birama,
Sikap siap pengendalian ritme, gerakan tangan yang
Setelah berkonsentrasi selanjutnya jelas, gerakan kepala dan mata yang dapat
kondakter melakukan sikap siap, dalam dimengerti oleh para pemainnya. Sedang-
sikap ini kedua lengan diangkat ke de- kan gerakan yang berlebihan dan mem-
pan dada, membentuk siku-siku dan se- bingungkan tidak boleh dilakukan, karena
arah, sedangkan jari tangan membentuk akan mengacaukan jalannya musik.
tanda ekspresi komposisi lagu yang akan
dimainkan. Dalam sikap siap, ketinggian Penampilan kondakter
tangan dapat diperkirakan setinggi me- Seorang kondakter tidak harus ting-
nurut tinggi rendahnya kondakter berdiri. gi besar, cakep, dan sebagainya, namun ia
Perbedaan ekspresi suatu komposisi yang harus tampil prima, berpenampilan yang
akan dimainkan harus dijelaskan nyata menarik, berwibawa, simpatik, dan menye-
dengan bentuk posisi kedua lengan dan nangkan, karena ia harus tampil di depan
bentuk jari-jari tangan, bentuk jari harus dan menjadi pusat perhatian para pemain
dibuat sedemikian rupa dengan jelas, ja- dan penonton bagaikan seorang artis yang
ngan sampai berlebihan yang akhirnya tampil di depan penggemarnya. Kondak-
dapat membingungkan para pemain. ter harus mempunyai penampilan yang
berbeda dari para pemainnya, potongan
Gerakan pendahuluan rambut, pakaian, maupun sepatunya.
Gerakan pendahuluan yang biasa- Pakaian seorang kondakter tidak ada
nya berupa aba-aba dilakukan setelah si- aturan yang sangat pasti mengenai hal ini,
kap siap, hal ini dapat dilakukan setelah namun seolah-olah adanya kesepakatan
konsentrasi kondakter dan pemain musik pada para musisi dan pemusik akademis
sampai pada puncaknya, biasanya dalam bahwa seragam suatu orkes simponi yang
hitungan detik, yang diperhitungkan sen- mana pemainnya berseragam putih hitam,
diri oleh kondakter. Kemudian pada saat baju putih dan celana hitam, baik putra
Bagus Susetyo, Pengembangan Teknik Kondakting dan Pendokumentasian 149

maupun putri. Hal ini diikuti pula untuk Menurut Suwito;, insetting adalah puku-
ansambel dan paduan suara, yang kemu- lan saat musik dimulai (2002:15). Gerakan
dian ditutup dengan jas, sesuai dengan se- insetting ini dilakukan kira-kira satu ke-
lera pemain. tuk sebelum ketukan pertama sebuah lagu
dimulai dinyanyikan yang disesuaikan
Aba-aba Pendahuluan Pelaksanaan, dan dengan ruas birama pertama pada sebuah
Pengakhiran lagu yang dibuat oleh pengarangnya, per-
Dalam melaksanakan kegiatan kon- lu diperhatikan lagu tersebut mempunyai
dakting secara keseluruhan kondakter tanda birama berapa ketuk, tidak setiap
melakukan gerakan yaitu meliputi pen- lagu dimulai pada ketukan pertama, bisa
dahuluan, pelaksanaan, dan pengakhiran ketukan kedua, ketiga atau keempat, ter-
yang keseluruhannya merupakan rang- gantung dari tanda birama lagu tersebut.
kaian yang tidak terpisahkan atau bahkan
menyatu satu sama lain. Gerakan tersebut Aba-aba Pelaksanaan
yaitu mulai dari sikap siap dilanjutkan Aba-aba pendahuluan, pelaksanaan,
gerakan persiapan untuk menuju insetting dan perigakhiran sebenarnya adalah suatu
yang menyatu dengan attack, terus aba-aba rangkaian kegiatan yang tak terpisahkan
pelaksanaan, dilanjutkan dengan pengen- dari seluruh proses kondakting, setelah
dalian pelaksanaan, dan diakhiri dengan attack sebagai suatu dentuman aba-aba ke-
gerakan pengakhiran atau release. Sikap tukan pertama not suatu komposisi musik
persiapan dan gerakan-gerakan tersebut dimulai, selanjutnya adalah aba-aba pe-
dapat diuraikan sebagai berikut. laksanaan yang tidak lain adalah proses
pengendalian aba-aba sampai pada aba-
Sikap siap aba akhir yang menandai lagu tersebut
Setelah melaksanakan sikap badan berakhir. Dalam pengendalian aba-aba pe-
yang benar, kemudian konsentrasi seorang laksanaan yang perlu diperhatikan adalah
kondakter melaksanakan kegiatan baru masalah tempo, dinamik serta perubahan-
yaitu sikap siap. Dalam sikap ini kedua perubahannya dan isyarat-isyarat musik
tangan diangkat ke depan dada memben- lain yang diperlukan.
tuk siku-siku dan searah, sedangkan jari Kedua belah tangan dan telapak
tangan membentuk tanda ekspresi kom- tangan serta jarinya memegang peranan
posisi yang akan dimainkan. Dalam sikap penting untuk pengendalian aba-aba pe-
siap ini ketinggian tangan dapat dipersiap- laksanaan ini terutama tempo, dinamik,
kan dengan diperkirakan ketinggiannya ekpsresi, dan variasi-variasi gerakannya.
menurut tinggi rendahnya dirigen berdiri. Kedua tangan mampu menginterpretasi-
Perbedaan ekspresi suatu komposisi yang kan sebagai suatu komando perubahan-
akan dimainkan harus dijelaskan dengan perubahan artistik dari suatu komposisi
nyata dengan bentuk posisi kedua len- lagu yang diinginkan oleh penciptanya.
gan, telapak tangan dan bentuk jari-jari ta- Untuk itu ditelaah fungsi tangan kanan
ngan. Bentuk jari harus dibuat sedemikian dan kiri berikut ini.
rupa dengan jelas, jangan sampai berlebi-
han atau bentuk yang salah dapat membi- Fungsi tangan kanan
ngungkan para penyanyi dan pemain. Tangan kanan berfungsi sepenuh-
nya mengendalikan gerak dasar aba-aba,
Insetting dan tentunya pada saat kedua tangan me-
Setelah sikap siap gerakan selanjut- lakukan gerak aba-aba pengendalian ta-
nya adalah insetting (istilah dalam kon- ngan kanan dibantu oleh tangan kiri, tapi
dakting), yaitu, sedikit gerakan bila hen- bila tangan kiri bertugas membuat isyarat
dak memulai sebuah lagu. Gerakan ini dinamik maka tangan kanan tetap pada
bersifat mengajak dan memberi isyarat pengendalian gerak dasar membirama
agar ketukan lagu harus segera dimulai. (2/4, 3/4, 4/4, dan 6/8).
150 HARMONIA : Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni 11 (2) (2011): 143-152

Selain mengendalikan gerak dasar sar, telapak tangan menghadap ke atas, jari
aba-aba tangan kanan juga berfungsi me- merapat, telapak tangan diarahkan men-
ngendalikan tempo lagu atau cepat lam- dekat ke perut, ini untuk tanda dinamik
batnya lagu itu berlangsung, apakah lagu agak lembut.
tersebut dalam tempo cepat sepanjang Forte (keras):
lagu tersebut sampai selesai atau dalam Posisi tangan tetap sama tetapi
tempo lambat sampai lagu tersebut berak- dinaikkan sedikit setinggi dada untuk
hir, tempo ini harus dikendalikan betul- dinamik keras.
betul oleh kedua tangan, terutama tangan
kanan, dan bersifat perintah atau koman- Fortessimo (keras sekali):
do jangan sampai didahului oleh penya- Posisi tangan tetap sama tetapi di-
nyi, jadi jangan terbalik. naikkan lagi sedikit setinggi bahu untuk
Tangan kanan juga berfungsi me- dinamik keras sekali.
ngendalikan perubahan-perubahan tem-
po, tentunya dibantu dengan tangan kiri Fortesisimo (sangat keras sekali):
pada waktu-waktu tertentu, ada lagu Bentuk dan posisi tangan tetap sama,
awalnya ditetapkan dengan tempo lambat tapi dinaikkan lagi sedikit di depan wajah,
kemudian pada pertengahan lagu tempo ini untuk tanda sangat keras sekali.
berubah cepat, sesaat kemudian A tempo,
kembali ke tempo semula. Hal ini fungsi Mesopiano (agak lembut):
tangan kanan sangat penting bersamaan Bentuk dan posisi tangan seper-
dengan tangan kiri, tentunya ekspresi se- ti pada mesoforte hanya telapak tangan
luruh tubuh akan sangat membantu peru- menghadap ke bawah, untuk dinamik
bahan-perubahan ini. agak lembut.
Pada aba-aba akhir tangan dan te-
lapak tangan kanan juga berfungsi untuk Pianisimo (lembut sekali):
mengakhiri lagu dengan isyarat-isyarat Bentuk dan posisi tangan tetap sama
tertentu, apakah lagu tersebut akan lang- dengan piano tapi diturunkan lagi di ba-
sung berhenti atau perlahan-lahan atau wah perut, untuk tanda dinamik lembut
diulang, dan sebagainya, tapi yang paling sekali.
penting tangan kanan berfungsi pokok Pianisisimo (sangat lembut sekali)
mengendalikan gerak dasar membirama. Bentuk dan posisi tangan tetap sama tetapi
diturunkan lagi sedikit, untuk menandai
Fungsi tangan kiri not-not yang dinamiknya sangat lembut
Tangan kiri sepenuhnya berfungsi sekali.
mengendalikan dinamik, membantu ta- Untuk nada-nada yang sangat keras
ngan kanan untuk gerak dasar membira- dengan penonjolan nada-nada tinggi jari
ma dan membantu tangan kanan untuk telunjuk tangan kiri dapat diacungkan se-
perubahan-perubahan tanda tempo, serta saat ke atas untuk menandainya, sebalik-
pada pengakhiran aba-aba. Tangan kiri nya untuk nadanada yang sangat lembut
dapat membuat gerakan-gerakan isyarat disertai penonjolan nada-nada rendah da-
untuk perubahan-perubahan dinamik, pat dilakukan dengan ibu jari tangan kiri
perubahan - perubahan tersebut banyak sesaat ke bawah dan jari telunjuk tangan
jumlahnya, namun ada beberapa tanda kanan menutup bibir, untuk nada-nada
dinamik pokok yang dapat dengan jelas rendah yang nyaris tak terdengar.
dilakukan olah tangan kiri, antara lain se-
bagai berikut. Aba-aba Pengakhiran
Pada saat sebuah lagu akan selesai
Mesoforte (agak keras): tentu saja tidak baik kalau lagu tersebut
Tangan digerakkan mendekat ke ba- tiba-tiba berhenti begitu saja, lantas selesai
dan, disilangkan sejajar perut di atas pu- atau selesai dengan serabutan tanpa ken-
Bagus Susetyo, Pengembangan Teknik Kondakting dan Pendokumentasian 151

dali, tentu saja akan merusak seluruh per- ketahanan di atas panggung, tidak demam
tunjukan dan akan sangat memalukan di panggung, tetap konsentrasi, dan tumpu-
depan para penonton. Untuk itu diperlu- an kaki kuat.
kan suatu variasi gerakan untuk mengak- Gerakan-gerakan senam dapat dila-
hiri sebuah lagu, agar pertunjukan lagu kukan pada kepala, bahu, lengan dan ta-
berakhir dengan baik indah dilihat. ngan, agar tangan lebih luwes, ringan, le-
luasa tetapi tetap tegas dan tegap.
Release
Release berasal dari bahasa Inggris Pernapasan
yang artinya pelepasan, pembebasan atau Ada beberapa jenis pernapasan tapi
mengendurkan, atau dapat dimaknai seba- yang paling dianjurkan adalah pernapasan
gai akhir dari ketegangan yang dilepas. diafragma atau adapula orang menyata-
Dalam istilah kondakting release adalah se- kan pernapasan perut, ini sama saja yang
dikit variasi gerakan untuk mengakhiri se- penting yang digerakkan/dikontraksikan
buah lagu. Gerakan release atau pengakhi- adalah diafragma di bagian perut yaitu
ran ini dapat berupa gerakan tangan yang udara dihisap melalui hidung masuk ke
diperlambat atau berhenti secara cepat paru-paru dan dikembangkan adalah otot
sesuai dengan ketukan jalannya sebuah perut bagian bawah, di bawah pusar, bahu
lagu yang divariasikan dengan berbagai dan dada tidak bergerak.
macam bentuk tangan, yang kesemuanya
merupakan kreatifitas dari kondakter. Latihan Konsentrasi
Gerakan tangan bisa melebar seca- Seorang kondakter selain harus me-
ra perlahan kemudian berhenti secara ce- mahami, mengingat-ingat, dan menghafal
pat di atas sejajar atas kepala, dapat pula teknik pukulan, dipihak lain harus melatih
kedua tangan diputar-putar secukupnya konsentrasi dan melepaskan gerak tangan
terlebih dahulu kemudian berhenti di atas. dari peraturan-peraturan yang baku, ar-
Panjang pendeknya gerakan release ini ter- tinya harus bervariasi. Perlu ditekankan
gantung jumlah ketukan pada lagu birama bahwa teknik pukulan harus sedikit di-
terakhir, dapat satu ketuk, dua, atau tiga bebaskan dari peraturan-peraturan yang
ketuk tergantung tanda biramanya. kaku agar diperoleh hakekat seni dirigen
Gerakan release ini diakhiri dengan yang sebenarnya.
gerakan tegas yang betul-betul mengak- Untuk latihan konsentrasi diperlu-
hiri lagu tersebut, setelah itu musik tidak kan melatih dengan lagu-lagu yang seder-
bersuara lagi, gerakan tersebut disebut hana, baru kemudian berlanjut ke karya
aba-aba akhir. Ada beberapa cara untuk yang lebih sulit.
mengakhiri sebuah komposisi yaitu, (1)
Musik berhenti sekaligus (morendo), (2) Mu- Latihan Pengembangan Pukulan Birama
sik makin lama makin lambat (calando), (3) Selain tanda birama pokok yang se-
Musik berhenti, kemudian suara bergetar ring dijumpai pada lagu-lagu Indonesia
(triller) pada umumnya, perlu pula dilatih pe-
ngembangan dari tanda-tanda birama ter-
LATIHAN-LATIHAN SEORANG KON- sebut, baik pengembangan birama tung-
DAKTER galnya maapun susun (2/4, 3/4, 4/4, dan
Senam Pagi 6/8).
Senam pagi dalam bentuk apapun Pada dasarnya hanya ada dua gerak
sangat bermanfaat untuk seorang kondak- pukulan penting kondakting yaitu puku-
ter, selain berguna bagi kesehatan secara lan gerak naik dan gerak turun, yang ke-
umum, senam pagi disertai lari pagi dapat mudian dipahami sebagai gerak pukulan
menjaga kebugaran dan kesehatan badan. berat atau turun disebut thesis dan gerak
Menguatkan jantung sehingga peredaran pukulan ringan naik disebut arsis. Dari
darah lancar, hal ini juga mempengaruhi dua gerak utama tersebut dikembangkan
152 HARMONIA : Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni 11 (2) (2011): 143-152

menjadi pukulan terberat yang selalu di- Rangkaian Pengembangan Tanda Birama
lukiskan gerakan ke bawah diikuti gera- 1/2, 2/4, 3/4, 4/4, dan 6/8
kan ringan bagian pertama, terus gerakan Birama perlima 5/2, 5/4, 5/8
berat kedua, ketiga, dan seterusnya. Pe-
ngembangan gerakan tersebut dapat dili-
hat sebagai berikut.

Birama satuan 1/1, 1/2, 1/4

Birama perenam 6/2, 6/4, 6/8

Birama perduaan 2/1, 2/2, 2/4, 2/8

Birama pertujuhan 7/2, 7/4, 7/8

Birama pertigaan 3/2, 3/4, 3/8, 6/8, 9/8

Rangkaian Pengembangan Pukulan


Membirama pada Tanda Birama 5/8, 6/8,
Birama perempatan 4/2, 4/4, 4/8, 12/8 dan 7/8 Tanda Birama 9/8
Bagus Susetyo, Pengembangan Teknik Kondakting dan Pendokumentasian 153

Rangkaian Gerak Tanda Birama 9/8 dan seni musik, FBS, Unnes, agar hasil peneli-
12/8 tian ini dapat dijadikan pelengkap acuan
kuliah mata kuliah Kondakting.

DAFTAR PUSTAKA

Benny, A. P. dkk. 2001. Ragam Media dalam


Pembelajaran. Jakarta: Dikti Depdik-
nas.
Bush R. Brian. 1984. Complete Choral Con-
duction. New York: Schir Merbook.
Elisabeth, G. A. H. 1981. The Modern Con-
ductor. New Jersey: Preantice Hall.
Hugo, M. 1972. The Beginning Conductor.
New fork: Mc. Grave-Hills Compa-
PENUTUP ny Inc.
John, E. M. & Hasan, S. 1976. Kamus Inggris
Gerak dasar membirama dapat di- Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia.
kembangkan pada beberapa aspek pe- Lexi, M. 1993. Metode Penelitian Kualitatif.
ngembangan kondakting yang meliputi : Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
sikap berdiri/ badan, sikap siap, konsen- Paul, B. V. & Wilson, H. 1970. The School
trasi, beberapa posisi insetting, gerakan Music Conductor. New York: Schmitt
Attack yang kemudian dilanjutkan de- Hall & Creary Comp.
ngan gerakan pendahuluan, gerakan Pono, B. 1985. Kamus Istilah Musik. Jakarta:
pelaksanaan dengan beberapa pengem- CV. Baru.
bangan tanda birama dan gerakan pe- _____. 1985. Pengantar Pengetahuan Alat
ngakhiran yang berupa beberapa gerakan Musik. Jakarta: CV. Baru
release. Prier, K. E. Sj. 1990. Menjadi Dirigen I, II dan
Tanda birama 2/4, 3/4, 4/4, dan 6/8 III. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi.
dapat diperhalus dengan beberapa linta- . 1996. Ilmu Bentuk Musik. Yogya-
san tangan yang bervariasi, tanda dinamik karta: Pusat Musik Liturgi. Siagian,
dapat dikembangkan menjadi bebera- Pardasi. 1990. Indonesia yang Kucinta. Ja-
pa gerakan sangat lembut sampai pada karta: PMI.
gerakan untuk tanda sangat keras sekali, ______. 1985. Gembira. Jakarta: PMI.
sedangkan release dari “mor” sampai “tril- Soewito, M. D. S. 2002. Teknik Praktis men-
ler”. jadi Dirigen. Bogor: Titik Terang.
Latihan-latihan kondakter dapat di- Subronto, A. K. 1985. Memimpin Padu-an
lakukan, mulai senam, latihan pernapasan, Suara. Jakarta: PT. BPK Gunung Mu-
konsentrasi dan latihan-latihan pengem- lia.
bangan pukulan yang terbagi. Sedangkan Suharsimi, A. 1998. Prosedur Penelitian. Ja-
praktek pembentukan paduan suara dapat karta: Bina Aksara
dilakukan serangkaian praktek pengem- Sukohardi, A.L. 1985 Teori Dasar Musik.
bangan kondakting. Yogyakarta: Penyebar Musik Liturgi.
Bagi para guru seni budaya di Kota Wilson, H.R. 1959. Artistic Conductor. New
Semarang dapat memanfaatkan hasil pe- York: Mc. Grave-Hills Company Inc.
nelitian ini dan bagi mahasiswa jurusan

Anda mungkin juga menyukai