Anda di halaman 1dari 12

AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)

Volume 8, No. 3, 2019, 408-419 ISSN 2442-5419 (Online)

DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v8i3.2303

ETNOMATEMATIKA PADA PERMAINAN DENGKLAQ SEBAGAI MEDIA


PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Asri Fauzi1, Ulfa Lu’luilmaknun2


1
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Mataram
2
Pendidikan Matematika, Universitas Mataram
E-mail: asrifauzi@unram.ac.id 1)
ulfa_l@unram.ac.id 2)
Received 17 September 2019; Received in revised form 6 December 2019; Accepted 24 December 2019

Abstrak
Etnomatematika merupakan strategi pembelajaran dengan mengaitkan unsur budaya dalam pelajaran
matematika. Pembelajaran berbasis etnomatematika ini sangat penting untuk menanamkan nilai-nilai
karakter sekaligus memupuk rasa cinta anak terhadap budaya lokal yang selama ini sudah mulai
ditinggalkan karena kemajuan teknologi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan unsur-unsur
matematika yang terkandung di dalam permainan tradisional dengklaq. Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian etnografi dengan pendekatan kualitatif. Fokus penelitian ini yaitu arena permainan dengklaq,
katuk pemain, aturan bermain, dan pemain dengklaq. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
observasi, wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan analisis data
triangulasi yang terdiri dari reduksi data, penyajian dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian
menunjukkan terdapatnya unsur-unsur matematika pada permainan dengklaq berupa geometri bidang,
konsep hubungan antar sudut (sudut bertolak belakang, sudut berpelurus, sudut berseberangan), jaring-
jaring kubus, konsep refleksi, konsep logika matematika, dan konsep peluang.

Kata kunci: Etnomatematika; permainan tradisional dengklaq

Abstract
Ethnomatematics is a learning strategy performed by linking cultural elements in mathematics. Learning-
based ethnomatematics is highly important to instil character values as well as fostering children's love
for the local culture which has been starting to be abandoned because of technological advances. The
study aims to describe the mathematical elements contained in the traditional game of Dengklaq. This
research uses ethnographic research with a qualitative approach. The focus of this research is the arena
of dengklaq, players’katuk, rules of the games, and dengklaq players themselves. Data collection
techniques used were observation, interviews, field notes, and documentation. This research uses
triangulation data analysis consisting of data reduction, presentation, and conclusion drawing. The
results showed the existence of mathematical elements in the game of dengklaq in the form of field
geometry, the concept of relationships between angles (vertical angles, straight angles, alternate angles),
cube nets, the concept of reflection, the concept of mathematical logic, and the concept of probability.

Keywords: Dengklaq traditional games; ethnomatematics

PENDAHULUAN dilakukan sesuai aturan yang sudah


Permainan tradisional adalah disepakati sebelum permainan dimulai
aktivitas yang dilakukan tanpa paksaan, (Widodo & Lumintuarso, 2017).
mendatangkan rasa kegembiraan dan Permainan tradisional memiliki nilai
suasana yang menyenangkan budaya yang seharusnya dapat
berdasarkan tradisi masing-masing dilestarikan dan diketahui oleh anak-
daerah yang ada di lingkungan, anak. Selain memiliki nilai budaya,
dimainkan dengan menggunakan alat beberapa permainan tradisional juga
ataupun tidak menggunakan alat, dan

408| Copyright © 2019, Universitas Muhammadiyah Metro


AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 8, No. 3, 2019, 408-419 ISSN 2442-5419 (Online)

DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v8i3.2303

mengandung unsur pembelajaran, yang dimainkan dengan cara melompati


termasuk pembelajaran matematika. petak-petak pada bidang datar dengan
Sebuah pendekatan yang dapat satu kaki. Petak-petak yang ada pada
digunakan untuk menjelaskan realitas permainan dengklaq dapat berbentuk
hubungan antara budaya lingkungan dan berbagai jenis geometri bidang seperti
matematika saat mengajar adalah persegi, segitiga, dan setengah
etnomatematika (Rusliah, 2016). lingkaran. Ini membuktikan bahwa
Menurut Irawan dan Kencanawaty permainan tradisional dengklaq
(2017), etnomatemtika merupakan memiliki unsur matematika.
unsur budaya yang yang terdapat Beberapa penelitian sebelumnya
pembelajaran matematika. Sedangkan telah membahas mengenai unsur-unsur
menurut Nursyahidah, Saputro dan matematika di dalam permainan
Rubowo (2018), etnomatematika adalah tradisional dengkleq Penelitian oleh
matematika yang muncul dari aktivitas Muzdalipah dan Yulianto (2015)
manusia di lingkungan yang bertujuan untuk mengungkap potensi
dipengaruhi oleh budaya. Dari beberapa etnomatematika pada permainan pecle
pendapat tentang pengertian (dengklaq), yaitu mengandung konsep
etnomatematika, maka dapat geometri, simetri lipat dan jaring-jaring
disimpulkan bahwa etnomatematika bangun. Penelitian yang dilakukan oleh
merupakan strategi pembelajaran Siregar dan Lestari (2018), membahas
dengan mengaitkan unsur budaya dalam tentang unsur-unsur matematika,
pelajaran matematika. Etnomatematika kegiatan berhitung, menggambar
sangat sesuai dengan teori bangun datar dalam permainan
konstruktivisme yang membantu siswa dengklaq. Penelitian oleh Aprillia,
untuk meningkatkan pemahaman dan Trapsilasiwi, Setiawan (2019),
pengetahuan matematika dengan membahas etnomatematika pada petak
menghubungkan antara mata pelajaran dengklaq yang mengandung unsur
sekolah dengan pengalaman dan bangun datar, refleksi, kekongruenan,
pengetahuan mereka sebelumnya (Rosa jaring-jaring, dan membilang, terdapat
& Oray, 2011; Brandt & Chernoff, pola urutan pemain dengklaq yang
2015). memiliki unsur membilang dan peluang,
Indonesia dikenal dengan negara bentuk gaco mengandung unsur bangun
yang memiliki beragam budaya, suku datar, serta terdapat unsur logika
dan bahasa daerah. Indonesia juga matematika. Sedangkan pada penelitian
memiliki beragam permainan ini akan membahas beberapa unsur-
tradisional yang didalamnya memuat unsur matematika lainnya yang ada
unsur-unsur matematika, salah satunya pada permainan dengklaq yang berfokus
yaitu permainan tradisional dengklaq. pada jenis dengklaq ember, dengklaq
Dengklaq (Sunda Manda/Engklek) kasur/sasor, dan dengklaq kapal.
adalah permainan tradisional yang Beberapa penelitian juga
terdapat di berbagai daerah di membahas mengenai keefektifan
Indonesia, termasuk di suku Sasak, permainan tradisional dengklaq dalam
Lombok, Nusa Tenggara Barat. Sebutan pembelajaran matematika, serta
dengklaq di setiap daerah berbeda, manfaatnya untuk membentuk karakter
masyarakat suku Sasak biasa menyebut siswa. Penelitian oleh Rahmawati,
dengan permainan “dengklaq”. Buchori, dan Bhihikmah (2017)
Dengklaq adalah permainan tradisional menunjukkan bahwa permainan

Copyright © 2019, Universitas Muhammadiyah Metro | 409


AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 8, No. 3, 2019, 408-419 ISSN 2442-5419 (Online)

DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v8i3.2303

dengklaq efektif digunakan untuk semakin rendah. Permainan modern


pembelajaran matematika. Penelitian yang ada di smartphone menjadi lebih
oleh Fitriyah dan Khaerunisa (2018) menarik dibandingkan permainan
menunjukkan bahwa metode drill tradisional, akibatnya permainan
berbantuan permainan dengklaq tradisional sudah jarang dimainkan oleh
termodifikasi berpengaruh terhadap anak-anak.
kemampuan pemecahan masalah Pembelajaran matematika di
matematika pada siswa SMP. Penelitian sekolah saat ini, masih banyak
oleh Rusnilawati, Muthmainnah, Mufti, dilakukan di dalam kelas. Terkadang
Istiqomah, Ulima, dan Hidayati (2018) siswa butuh untuk menumbuhkan
menunjukkan bahwa metode kreatifitasnya dengan cara belajar
pembelajaran permainan tradisional matematika di luar kelas. Salah satu
dengklaq berpengaruh positif terhadap media pembelajaran yang dapat
motivasi belajar siswa SD. Penelitian digunakan untuk belajar matematika di
oleh Nugraha, Handoyo, dan luar kelas yaitu melalui permainan
Sulistyorini (2018) menunjukkan bahwa tradisional dengklaq. Belajar melalui
ada pengaruh pembelajaran berbasis permainan tradisional juga dapat
permainan tradisional terhadap mengenalkan siswa tentang budaya
keterampilan sosial siswa SD. mereka.
Penelitian oleh Kawuryan, Hastuti, dan Berdasarkan latar belakang dan
Supartinah (2018) menunjukkan bahwa beberapa penelitian sebelumnya yang
model pembelajaran tematik berbasis sudah uraikan, dapat disimpulkan
permainan tradisional dan berorientasi bahwa permainan tradisional dengklaq
scientific approach terbukti positif dan terbukti memiliki unsur-unsur
signifikan berpengaruh terhadap matematika. Permainan tradisional
kemampuan berpikir kreatif siswa SD. dengklaq juga efektif digunakan dalam
Penelitian oleh Imswatama dan Lukman pembelajaran matematika. Oleh karena
(2018) menunjukkan bahwa bahan ajar itu, penelitian ini bertujuan untuk
matematika berbasis etnomatematika mendeskripsikan unsur-unsur
terbukti efektif dalam pemecahan matematika yang terkandung di dalam
keterampilan masalah dan berpikir kritis permainan tradisional dengklaq dan
matematis siswa SMP. melengkapi kajian dari penelitian
Pada abad 21 saat ini atau yang sebelumnya.
dikenal dengan era globalisasi, kegiatan
manusia tidak bisa terlepas dari
pemanfaatan teknologi. Smartphone METODE PENELITIAN
adalah salah satu pemanfaatan teknologi Dalam penelitian menggunakan
yang sering digunakan, tidak hanya oleh jenis penelitian etnografi dengan
kalangan dewasa tetapi juga oleh pendekatan kualitatif. Sejalan dengan
kalangan anak-anak. Anak-anak hal itu, penelitian ini mendeskripsikan
biasanya menggunakan smartphone mengenai apa saja unsur-unsur
untuk mengakses internet dan bermain matematika yang terkandung dalam
game. Banyak anak-anak menghabiskan permainan tradisional dengklaq,
waktu luang untuk bermain game sehingga fokus penelitian ini terfokus
smartphone di dalam rumah sehingga pada permainan tradisional masyarakat
kesempatan untuk bersosialisasi sasak yaitu permainan dengklaq yang
bersama teman di luar rumah menjadi terdiri dari arena permainan dengklaq,

410| Copyright © 2019, Universitas Muhammadiyah Metro


AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 8, No. 3, 2019, 408-419 ISSN 2442-5419 (Online)

DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v8i3.2303

dadu atau yang disebut dengan katuk matematika yang terdapat pada
oleh masyarakat sasak, aturan bermain, permainan dengklaq baik dari arena
dan pemain dengklaq. permainan, katuk para pemain, aturan
Teknik pengumpulan data yang bermain, maupun pemain dengklaq itu
digunakan yaitu observasi, wawancara, sendiri.
catatan lapangan, dan dokumentasi.
Subjek penelitian ini adalah tiga jenis HASIL PENELITIAN DAN
permainan dengklaq yaitu dengklaq PEMBAHASAN
ember, dengklaq Kasur/sasor, dan Permainan dengklaq merupakan
dengklaq kapal. Dalam penelitian ini salah satu permainan tradisional
yang menjadi narasumber dalam masyarakat sasak yang sangat digemari
wawancara untuk memperoleh oleh anak-anak terutama pada anak usia
informasi mengenai unsur yang 7 tahun sampai 15 tahun. Permainan
terkandung dalam permainan tradisional dengklaq ini memiliki sistem permainan
sasak dengklaq adalah 1 orang dosen yang sederhana, dimana yang menjadi
Pendidikan matematika dan 1 orang pemain dalam permainan dengklaq
dosen seni budaya daerah. berjumlah dua sampai lima orang.
Analisis data yang digunakan Masyarakat sasak menggemari
dalam penelitian ini adalah triangulasi permainan ini tidak hanya sebagai
yaitu reduksi data, penyajian dan hiburan tetapi terdapat nilai edukasi
penarikan kesimpulan. Reduksi data yang terkandung di dalam permainan
merupakan suatu bentuk analisis yang dengklaq tersebut. Dalam permainan ini
menajamkan, menggongkan, menggambarkan perjuangan seseorang
mengarahkan, dan membuang yang dalam memperebutkan daerah
tidak perlu. Dalam penelitian ini, hasil kekuasaannya dengan aturan-aturan
pengumpulan data yang dilakukan bermain yang sudah disepakati bersama.
melalui wawancara, observasi, dan Aturan permainannya sederhana
dokumentasi tentang permainan yaitu (1) pemain harus menggunakan
tradisional dengklaq direduksi dengan satu kaki untuk berpijak disetiap
memilih informasi-informasi yang petakan di arena bermain; (2) pemain
dibutuhkan dalam penelitian ini. Hasil tidak boleh menginjak garis pada arena
reduksi data didapatkan unsur yang bermain; (3) katuk yang dilemparkan
terdapat dalam permainan dengklaq ini harus jatuh tepat pada petakan yang
adalah unsur geometri, jaring-jaring dituju. Jika katuk yang dilemparkan
kubus, hubungan antar sudut, refleksi berada pada garis arena atau petakan
atau pencerminan, dan konsep peluang. yang bukan dituju maka pemain
Kemudian setelah direduksi, tahap dinyatakan kalah; (4) pemain tidak
selanjutnya adalah penyajian data boleh menginjakkan kaki pada petakan
dimana dalam penelitian ini hasil yang berisi katuk lawan; (5) Semua
reduksi data disajikan dengan petakan pada arena harus pernah diisi
menggambarkan sketsa arena oleh katuk pemain; (6) pemain tidak
permainan dengklaq dan kemudian boleh menginjakkan kaki pada daerah
dijelaskan unsur matematika yang kekuasaan yang sudah didapatkan oleh
terdapat di dalamnya. Setelah lawan; (7) permainan dinyatakan selesai
melakukan reduksi dan penyajian data jika semua petakan pada arena dengklaq
dilakukan penarikan kesimpulan untuk menjadi daerah kekuasaan pemain; (8)
mengetahui apa saja unsur-unsur pemain yang mempunyai daerah

Copyright © 2019, Universitas Muhammadiyah Metro | 411


AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 8, No. 3, 2019, 408-419 ISSN 2442-5419 (Online)

DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v8i3.2303

kekuasaan paling banyak maka urutan kedua, jika pemain urutan


dinyatakan sebagai pemenang. pertama melakukan kesalahan dengan
menginjak garis arena bermain ataupun
katuk yang dilemparkannya tidak tepat
sasaran; (8) pemain urutan kedua
melakukan langkah-langkah seperti
pemain urutan pertama sampai
melakukan kesalahan dan berganti
giliran untuk pemain urutan ketiga
sampai pemain urutan terakhir; (9)
setelah semua petakan pada arena
bermain dengklaq diisi oleh katuk
pemain, maka pemain diberi
kesempatan untuk mencarian daerah
kekuasaan; (10) untuk mencari daerah
kekuasaan, pemain membelakangi arena
bermain kemudian melemparkan
Gambar 1. Permainan Dengklaq. katuknya pada arena, sehingga petakan
tempat jatuhnya katuk pemain menjadi
Gambar 1 merupakan salah satu daerah kekuasaannya; (11) daerah
jenis permainan dengklaq yang banyak kekuasaan yang dimenangkan oleh
dimainkan oleh anak-anak. Langkah- pemain, maka pemain lain tidak boleh
langkah dalam permainan dengklek menginjak petakan tersebut selama
yaitu (1) para pemain membuat arena permainan berlangsung; (12) pemain
dengklaq pada tanah; (2) setiap pemain yang memperoleh daerah kekuasaan
harus mempunyai katuk yang terbuat dinyatakan menang.
dari pecahan genting atau keramik dan Permainan dengklaq ini secara
diletakkan pada petak pertama arena tidak langsung akan membentuk
dengklaq; (3) pemain melakukan karakter anak karena dalam permainan
hompimpa untuk menentukan urutan ini mengandung banyak manfaat bagi
bermain; (4) pemain urutan pertama perkembangan anak. Manfaat yang bisa
mulai melakukan pijakan menggunakan diambil dari permainan ini adalah
satu kaki dari petakan kedua sampai melatih fisik dan keseimbangan anak
petakan terakhir dan kembali lagi untuk ketika melakukan pijakan dengan satu
mengambil katuk yang terdapat pada kaki, melatih konsentrasi anak ketika
petakan pertama; (5) pemain urutan melemparkan katuk pada petak yang
pertama melemparkan katuknya ke dituju, melatih kecerdasan anak karena
petakan yang kedua, kemudian dalam permainan dilatih untuk
melanjutkan pijakannya sampai petakan berhitung langkah demi langkah yang
terakhir dan kembali lagi mengambil harus dilewati, melatih anak untuk
katuknya ke luar arena bermain; (6) hal menaati aturan, melatih anak untuk
tersebut dilakukan secara terus menerus bersosialisasi dengan temannya dan
sampai semua petakan sudah pernah melatih kreativitas anak. Hal ini sejalan
diisi oleh katuk pemain yang dengan yang diungkapkan oleh
mempunyai giliran, dan pemain tidak Dharmamulya (2008) bahwa terdapat
boleh menginjakkan kaki pada petakan nilai-nilai budaya dalam permainan
yang terisi katuk; (7) pergantian pemain tradisional seperti nilai kejujuran, nilai

412| Copyright © 2019, Universitas Muhammadiyah Metro


AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 8, No. 3, 2019, 408-419 ISSN 2442-5419 (Online)

DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v8i3.2303

kepemimpinan, nilai kebersamaan, berdasarkan objek yang difokuskan oleh


menumbuhkan rasa tanggung jawab peneliti yaitu pada arena permainan,
serta melatih anak dalam kecakapan katuk pemain, aturan bermain, dan
berhitung, berpikir dan berlogika. pemain dengklaq.
Selain membentuk karakter siswa, 1. Arena Permainan Dengklaq
permainan dengklaq memiliki unsur- Pada dasarnya jenis permainan
unsur matematika. Unsur-unsur tradisional dengklaq memiliki berbagai
matematika dari hasil eksplorasi pada macam jenis. Namun yang sering
permainan dengklaq tersebut ditemukan dimainkan oleh anak-anak pada
unsur geometri bidang, hubungan antar masyarakat sasak ada tiga jenis, yaitu
sudut, jaring-jaring, kekongruenan, dengklaq ember, dengklaq kasur/sasor,
refleksi, logika matematika, dan konsep dan dengklaq kapal. Sketsa dari masing-
probabilitas atau peluang. Berikut ini masing jenis dengklaq dapat dilihat
pembahasan unsur-unsur matematika pada Gambar 2.

Gambar 2. Sketsa arena dengklaq.

jaring-jaring, kekongruenan, dan


Berdasarkan hasil penelitian dan refleksi. Unsur matematika berupa
eksplorasi terhadap arena permainan konsep geometri bidang dan konsep
dengklaq ditemukan beberapa unsur hubungan antar sudut disajikan pada
matematika yaitu terdapatnya unsur Gambar 3.
geometri bidang, hubungan antar sudut,

Gambar 3. Konsep geometri bidang pada arena permainan dengklaq.

Pada Gambar 3 terdapat tiga unsur segitiga, dan setengah lingkaran. Jika
bidang yang membentuk petakan pada diperhatikan persegi ABCD jika ditarik
arena permainan dengklaq yaitu persegi, kedua diagonalnya yaitu diagonal AC

Copyright © 2019, Universitas Muhammadiyah Metro | 413


AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 8, No. 3, 2019, 408-419 ISSN 2442-5419 (Online)

DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v8i3.2303

dan BD akan membentuk empat buah Konsep hubungan antar sudut yang
segitiga siku-siku sama kaki dimana terjadi adalah konsep sudut yang
titik O merupakan penyiku dari keempat bertolak belakang, konsep sudut
segitiga tersebut. Pada segitiga siku- berpelurus, dan sudut berseberangan.
siku sama kaki dapat diketahui besaran Gambar 4 menyajikan ilustrasi petakan
sudut yang terbentuk. Misalkan pada arena permainan dengklaq yang
segitiga BOC, karena siku-siku di titik mengandung unsur konsep hubungan
O maka besar BOC  90 dan besar antar sudut.
OBC = besar OCB  45 .
Selanjutnya unsur matematika lainnya
yaitu konsep hubungan antar sudut.

(a) (b)
Gambar 4. Ilustrasi konsep hubungan antar sudut.

Gambar 4 menyajikan ilustrasi bahwa jumlah besar sudut yang


konsep sudut bertolak belakang dan berpelurus adalah 180 . Selanjutnya
berpelurus (lihat Gambar 4a), dan pada Gambar 4b menyajikan konsep
konsep sudut berseberangan (lihat sudut berseberangan dimana BAO
Gambar 4b) yang terdapat pada petakan berseberangan dengan DCO . Karena
arena permainan dengklaq. Jika besar BAO  besar DCO  45 ,
diperhatikan Gambar 4a, sudut yang maka dapat kita simpulkan bahwa
bertolak belakang pada ilustrasi tersebut sudut-sudut yang berseberangan
adalah AOB dengan COD dan memiliki besar sudut yang sama.
AOD dengan BOC . Karena besar Unsur matematika selanjutnya
AOB  besar COD  90 dan besar yang terdapat pada arena permainan
AOD  besar BOC  90 maka dengklaq adalah jarring-jaring. Jika
dapat disimpulkan bahwa sudut yang diperhatikan petak dengklaq
bertolak belakang sama besar. membentuk jarring-jaring kubus.
Sedangkan sudut yang berpelurus yaitu Ilustrasi jaring-jaring kubus pada arena
AOB berpelurus dengan BOC dan permainan dengklaq disajikan pada
BOC berpelurus dengan COD . Gambar 5.
Dari ilustrasi tersebut dapat kita ketahui

414| Copyright © 2019, Universitas Muhammadiyah Metro


AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 8, No. 3, 2019, 408-419 ISSN 2442-5419 (Online)

DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v8i3.2303

Gambar 5. Jaring-jaring kubus pada arena dengklaq.

Gambar 5 menyajikan bentuk petakan kedua sampai ketujuh, sehingga


jaring-jaring kubus. Ketika memualai petakan yang boleh dipijak oleh pemain
permainan, katuk masing-masing akan membentuk sebuah jarring-jaring
pemain diletakkan pada petakan kubus. Selanjutnya, konsep
pertama yaitu daerah yang diarsir pada kekongruenan juga terjadi pada petakan
gambar. Dalam aturan permainan, arena dengklaq. Hal ini dapat dilihat
petakan yang berisi katuk tidak boleh dari bentuk-bentuk petakan yang sama
dipijak oleh pemain, sehingga petakan yaitu berbentuk persegi.
yang boleh dipijak oleh pemain adalah

Gambar 6. Ilustrasi konsep refleksi pada arena dengklaq.

Unsur matematika yang ditunjukkan bahwa jenis dengklaq


terkandung dalam arena permainan lainnya yang memiliki unsur
dengklaq selanjutnya adalah konsep pencerminan yaitu dengklaq ember.
refleksi atau pencerminan. Arena Gambar 6 menyajikan ilustrasi refleksi
permainan dengklaq memiliki unsur yang terdapat pada arena permainan
matematika yaitu pencerminan atau dengklaq kapal dan ember. Jika ditarik
refleksi. Sejalan dengan penelitian oleh garis sumbu simetrinya maka akan
Aprilia, Trapsilasiwi, dan Setiawan memotong bagian arena permainan
(2019) yang membahas tentang menjadi 2 bagian yang sama yaitu
terdapatnya unsur pencerminan pada bagian kanan dan bagian kiri. Bagian
dengklaq kapal. Pada penelitian ini kanan simetri dengan bagian kiri pada

Copyright © 2019, Universitas Muhammadiyah Metro | 415


AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 8, No. 3, 2019, 408-419 ISSN 2442-5419 (Online)

DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v8i3.2303

permainan dengklaq, sehingga dapat tidak menggelinding dan jatuh tepat


dikatakan bahwa bagian kanan pada petakan yang dituju. Dari hasil
merupakan hasil pencerminan dari penelitian, bentuk katuk mengandung
bagian kiri arena permainan tradisional unsur geometri bidang datar. Penelitian
dengklaq. ini sejalan dengan penelitian oleh
Aprilia, Trapsilasiwi, dan Setiawan
2. Katuk yang digunakan Pemain (2019). Hal ini dapat dilihat dari bentuk
Katuk merupakan bagian dari katuk yang berbentuk persegi, segitiga,
permainan dengklaq yang digunakan lingkaran, trapesium. Bentuk katuk yang
sebagai alat untuk bermain yang mengandung unsur bidang datar
biasanya dibuat dari pecahan genting disajikan pada Gambar 7. Siswa dapat
atau pecahan keramik. Dalam pemilihan mempelajari bangun datar secara
katuk, pemain mencari katuk yang kontekstual dan lebih mudah dengan
bentuknya gepeng sehingga jika memanfaatkan katuk dari permainan
dilemparkan pada petakan pada arena dengklaq.
permainan dengklaq tidak katuk pemain

Gambar 7. Unsur geometri bidang pada katuk.

3. Aturan Bermain bisa melanjutkan permainan sehingga


Dari hasil penelitian dan digantikan oleh pemain lain. Contoh
melengkapi contoh dari penelitian oleh lain, diberikan dua pernyataan berikut:
Aprilia, Trapsilasiwi, dan Setiawan q = Ulfa memiliki daerah kekuasaan
(2019), aturan dalam permainan terbanyak
dengklaq memiliki unsur logika r = Ulfa memenangkan permainan
matematika. Misalnya, diambil kaidah dengklaq
implikasi untuk menentukan lanjut atau Dari pernyataan di atas, maka
matinya pemain dalam. Contoh implikasinya adalah q  r = jika Ulfa
sederhana, diberikan dua pernyataan memiliki daerah kekuasaan terbanyak
aturan permainan dengklaq yaitu: maka Ulfa memenangkan permainan
p = Fauzi melemparkan katuknya tidak dengklaq.
tepat pada petakan yang dituju.
q = Fauzi tidak bisa melanjutkan 4. Pemain Dengklaq
permainan sehingga digantikan oleh Selanjutnya para pemain
pemain lain. permainan dengklaq juga mempunyai
Implikasi dari kedua pernyataan unsur matematika. Unsur matematika
tersebut adalah p  q = jika Fauzi yang terdapat pada pemain dengklaq
melemparkan katuknya tidak tepat pada adalah konsep probabilitas atau
petakan yang dituju maka Fauzi tidak peluang. Dalam hal ini dicontohkan

416| Copyright © 2019, Universitas Muhammadiyah Metro


AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 8, No. 3, 2019, 408-419 ISSN 2442-5419 (Online)

DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v8i3.2303

konsep peluang mendapatkan daerah mengatakan bahwa selain hasil


kekuasaan. Ketika salah satu pemain penelitian terdapat unsur matematika,
lebih dulu menyelesaikan misi putaran yang tidak kalah pentingnya adalah
pertama pada permainan dengklaq, terdapatnya unsur pendidikan karakter
pemain berhak untuk mendapat satu berupa kejujuran, kebersamaan, dan
daerah kekuasaan. Jika memakai jenis sportivitas yang tinggi dalam
dengklaq kapal dan ember yang melakukan permainan tradisional.
memiliki 7 petak maka peluang pemain Selanjutnya penelitian eksperimen yang
mendapatkan daerah kekuasaan yaitu dilakukan oleh Damayanti dan Putranti
1 (2016) dengan menggunakan permainan
1:7 atau (satu banding tujuh).
7 tradisional dengklaq menunjukkan
Sedangkan jika memakai jenis dengklaq bahwa hasil belajar matematika siswa
kasur yang memiliki 9 petak maka dapat meningkat, dan respon siswa
peluang pemain mendapatkan daerah terhadap pembelajaran matematika
1 dengan permainan sangat
kekuasaan yaitu 1:9 atau (satu menyenangkan dan semakin tertarik
9
banding sembilan). untuk belajar matematika.
Sejalan dengan penelitian oleh
Aprilia, Trapsilasiwi, dan Setiawan KESIMPULAN DAN SARAN
(2019), permainan dengklaq memiliki Berdasarkan hasil penelitian ini
konsep probabilitas atau peluang. menunjukkan bahwa permainan
Contohnya digunakan untuk tradisional dengklaq tidak hanya
menentukan pola urutan bermain. sebagai hiburan bagi anak-anak, tetapi
Misalkan terdapat 5 anak yang ingin juga dalam permainan ini terdapat nilai
bermain dengklaq yaitu Denis, Wan, edukasi yang dapat membentuk karakter
Aprisal, Fauzi, dan Bayu, kemudian anak. Kemudian manfaat yang bisa
kelima anak tersebut melakukan diambil dari permainan ini adalah dapat
hompimpa untuk menentukan siapa melatih fisik dan keseimbangan anak,
yang akan bermain pertama, kedua, melatih konsentrasi anak melatih
ketiga, keempat, dan kelima. Dengan kecerdasan anak, melatih anak untuk
menggunakan permutasi dapat mentaati aturan, melatih sportivitas,
ditentukan banyaknya pola urutan melatih, kejujuran dan melatih
bermain yang terjadi. kreativitas anak. Selain bermanfaat bagi
anak, permainan dengklaq ini dapat
dijadikan sebagai media dalam
n! n!
P(n, n)    n! pembelajaran matematika karena di
(n  n)! 0! dalam permainan banyak mengandung
5! 5! unsur matematika. Unsur matematika
P(5,5)    5! 5  4  3  2  1  120
(5  5)! 0! yang terkandung di dalam permainan
tradisional ini berupa konsep geometri
Karena yang bermain 5 anak bidang yang terdapat pada arena
maka banyaknya pola urutan yang permainan dengklaq dan katuk yang
terjadi adalah sebanyak 120 pola urutan digunakan oleh pemain, konsep
untuk bermain dengklaq dari kelima kesebangunan, kekongruenan, jaring-
anak tersebut. jaring kubus dan konsep refleksi atau
Dalam penelitian Febriyanti, pencerminan pada arena permainan,
Prasetya, dan Irawan (2018) konsep logika matematika yang terdapat

Copyright © 2019, Universitas Muhammadiyah Metro | 417


AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 8, No. 3, 2019, 408-419 ISSN 2442-5419 (Online)

DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v8i3.2303

pada aturan permainan, dan konsep engklek termodifikasi terhadap


probabilitas yang terdapat pada pemain kemampuan pemecahan masalah
dengklaq. siswa kelas VII. Journal of
Pembelajaran berbasis Medives: Journal of
etnomatematika sangat penting Mathematics Education IKIP
diterapkan di sekolah. Hal tersebut Veteran Semarang, 2(2), 167-
secara tidak langsung dapat 277.
menanamkan nilai-nilai cinta terhadap
budaya pada anak. Oleh karena itu, Imswatama, A., & Lukman, H. S.
disarankan untuk melakukan penelitian (2018). The effectiveness of
tentang etnomatematika pada permainan mathematics teaching material
tradisional lainnya. Tidak hanya based on ethnomathematics.
permainan, namun bisa menggunakan International Journal of Trends
unsur-unsur budaya lain untuk dijadikan in Mathematics Education
sebagai media pembelajaran Research, 1(1), 35-38.
matematika.
Irawan, A., & Kencanawaty, G. (2017).
Implementasi pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA matematika realistik berbasis
Aprilia, E.D., Trapsilasiwa, D., &
etnomatematika. Journal of
Setiawan, T.B. (2019)
Medives: Journal of
Etnomatematika dalam permainan
Mathematics Education IKIP
engkleq beserta alatnya sebagai
Veteran Semarang, 1(2), 74-81.
bahan ajar. Jurnal Kadikma,
10(1), 85-94. Kawuryan, S. P., Hastuti, W. S., &
Supartinah. (2018). Pengaruh
Brandt, A., & Chernoff, E. J. (2015).
model pembelajaran tematik
The importance of
berbasis permainan tradisional
ethnomathematics in math class.
dan scientific approach terhadap
Ohio Journal of School
kemampuan berpikir kreatif.
Mathematics, 71, 31-36. Cakrawala Pendidikan, 37(1),
Damayanti, A.D.M., & Putranti, R.D. 71-84.
(2016). Pembelajaran matematika
Muzdalipah, I., & Yulianto, E. (2015).
dalam permainan tradisional
Pengembangan desain
engklek untuk siswa SD kelas V.
pembelajaran matematika untuk
Prosiding Seminar Nasional
siswa SD berbasis aktivitas
Matematika dan Terapannya, (pp.
budaya dan permainan
254-260)
tradisional masyarakat kampung
Febriyanti, C., Prasetya, R., & Irawan, Naga. Jurnal Siliwangi, 1(1),
A.. (2018). Etnomatematika pada 63-74.
permainan tradisional engkleq dan
Nugraha, Y. A., Handoyo, E., &
gasing khas kebudayaan Sunda.
Sulistyorini, S. (2018).
Jurnal Ilmu Matematika dan
Traditional game on the social
Terapan, 12(1), 1-6.
skill of students in the social
Fitriyah, A., & Khaerunisa, I. (2018). science learning of elementary
Pengaruh penggunaan metode school. Journal of Primary
drill berbantuan permainan Education, 7(2), 220-227.

418| Copyright © 2019, Universitas Muhammadiyah Metro


AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 8, No. 3, 2019, 408-419 ISSN 2442-5419 (Online)

DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v8i3.2303

Nursyahidah, F., Saputro, B. A., & Rusnilawati, Muthmainnah, H. T.,


Rubowo, M. R. (2018). Students Mufti, F. N., Istiqomah, Ulima,
problem solving ability based on E. T., & Hidayah, Y. M. (2018).
realistic mathematics with Metode permainan tradisional
ethnomathematics. Journal of engklek pada pembelajaran
Research and Advances in bangun datar
Mathematics education, 3(1), menumbuhkembangkan
13-24. motivasi belajar siswa. The 8th
Yniversity Research Colloquium
Rahmawati, N. D., Buchori, A., & 2018 Universitas
Bhihikmah. (2017). Muhammadiyah Purwekerto,
Pengembangan strategi (pp. 189-195).
permainan tradisioanl sunda
manda pada pembelajaran Siregar, N., & Lestari, W. (2018).
matematika di SMP. Jurnal Peranan permainan tradisional
Ilmiah Pendidikan Matematika, dalam mengembangkan
1(2), 165-172. kemampuan matematika Anak
Usia Sekolah Dasar. Jurnal
Rosa, M., & Orey, D. C. (2011). Mercumatika: Jurnal Penelitian
Ethnomathematics: The cultural Matematika dan Pendidikan
aspects of mathematics. Revista Matematika, 2(2), 1-7.
Latinoamericana de
Etnomatematicia, 4(2), 32-54. Widodo, P., & Lumintuarso, R. (2017).
Pengembangan model
Rusliah, N. (2016). Pendekatan permainan tradisional untuk
etnomatematika dalam membangun karakter pada siswa
permainan tradisioanl anak di SD kelas atas. Jurnal
wilayah kerapatan Adat Koto Keolahragaan, 5(2), 183-193.
Tengah Kota Sungai Penuh
Propinsi Jambi. Proceedings of
the International Conference on
University-Community
Engagement, (pp. 715-726).

Copyright © 2019, Universitas Muhammadiyah Metro | 419

Anda mungkin juga menyukai