KULIAH 9 - 26.11.2020 HAL HAL Tentang DIMENSI SALURAN
KULIAH 9 - 26.11.2020 HAL HAL Tentang DIMENSI SALURAN
Oleh :
NAMA :
NIM :
DOSEN :
Ir. Setiyadi , MT
Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Kristen Indonesia
Jakarta
2020
BAB IV
PERHITUNGAN DIVERSION REQUIREMENT
Untuk perhitungan debit air , tiap ruas saluran irigasi dipakai rumusan sebagai
berikut:
Diketahui :
Untuk lebih detil menghitung DR, bisa dilihat pada diktat Irigasi dan Bangunan Air
(Ir. Setiyadi) Hal . 16A-16D atau,
Pengertian standar sistem tata nama jaringan irirgasi ialah standar yang dipake
dalam penamaan jaringan irigasi pada suatu wilayah. Dalam setiap perencanaan
bangunan irigasi perlu diperhatikan standar sistem tata nama ini agar dapat memakai
nama-nama jaringan irigasi yang tepat dan tidak memakai nama yang sama untuk
saluran irigasi lain .
Dalam penamaan jaringan irigasi perlu diperhatikan jenis saluran dan daerah
mana yang diairi saluran tersebut, hal itu dikarenakan untuk setiap penamaan
saluran irigasi disesuaikan dengan dua hal tersebut diatas
Sistem tatanama bangunan air seperti nama bendung, saluran primer , saluran
sekunder maupun saluran tersier umumnya dipakai nama desa atau daerah setempat
seperti berikut :
Bendung Sengon = BS
Saluran Primer Ngambak = SP Ngambak
Bangunan Ngambak 1 = BN 1
Bangunan Ngambak 2 = BN 2
Bangunan Ngambak 3 = BN 3
Bangunan Ngambak 4 = BN 4
Bangunan Ngambak 5 = BN 5
Bangunan Ngambak 6 = BN 6
Bangunan Ngambak 7 = BN 7
Saluran Sekunder Ngambak = SS Ngambak
Bangunan Ngambak Kiri = BN ki
Bangunan Ngambak Kanan = BN ka
Saluran Sekunder Candisari = SS Cd
Bangunan Candisari Kiri = BCd ki
Bangunan Candisari Kanan = BCd ka
Bangunan Gondang = BG
Saluran Primer Sengon = SP Sengon
Bangunan Sengon 1 = BS 1
Bangunan Sengon 2 = BS 2
Bangunan Pandean 8 = BPd 8
Bangunan Rejosari = BRj
Saluran Sekunder Padasan = SS Padasan
Banguan Padasan = BPds
Saluran Sekunder Pandean = SS Pandean
Bangunan Pandean Kiri 1 = BPd ki 1
Bangunan Pandean Kanan 2 = BPd ka 2
Bangunan Pandean 3 = BPd 3
Saluran Sekunder Pandean 1 = SS Pandean 1
Bangunan Pandean Kiri 4 = BPd ki 4
Bangunan Pandean Kanan 5 = BPd ka 5
Bangunan Pandean Kiri 6 = BPd ki 6
Bangunan Pandean Kanan 7 = BPd ka 7
Saluran Sekunder Rejosari 1 = SS Rj 1
Bangunan Rejosari = BRj
Bangunan Rejosari = BRj
Saluran Sekunder Rejosari 2 = SS Rj 2
Bangunan Rejosari = BRj
5.2 PERHITUNGAN DEBIT AIR PETAK SAWAH Qs
Note : Luas Sawah yang diairi adalah 100-200 ha untuk setiap sawah
Sumber : DITJEND Pengairan PU/PR
BAB V
PERHITUNGAN DEBIT ALIRAN TIAP RUAS SALURAN
5.1 Pendahuluan
Debit aliran yang dibutuhkan untuk tiap petak sawah dihitung dari luasan areal
yang diairi dari satu bangunan air dikali dengan diversion requirement (DR) , Q = A
x DR (lt/s) , dengan A = luasan areal yang akan diairi oleh sebuah bangunan air
irigasi dalam satuan hektar ( ha) , dihitung dari data peta kontur tanah dikonversi
dengan skala gambar , contoh perhitungan sebagai berikut :
K17
K18 K19
Maka luas areal (petak sawah) adalah : K17 = 16.48 cm2 x skala (25000)2/ 108 = 103 ha
K18 = 17.63 cm2 x skala (25000)2/ 108 = 110.19 ha dan K19 = 12.83 cm2 x skala
(25000)2/ 108 = 80.16 ha
Dalam menentukan hal ini ditentukan nilai DR = 1.67 lt/s (sudah dihitung pada
bab terdahulu bab II). Perhitungan Q tiap ruas saluran dimulai dari areal paling hilir ke
hulu , yang dihitung dalam satuan sistem tabel sebagai berikut :
DAFTAR SIMBOL
SIMBO SATUAN KETERANGAN
L
A m2 Luas Penampang Basah
Β Koefisien Reduksi
B m Lebar dasar saluran
C Koefisien Run Off
D m Kedalaman aliran rata-rata
F km2 Luas elips catchment
F m/km2/s Hujan maksimum
G m/s2 Gravitasi
H m Beda tinggi antara sungai dimulut catchment & dasar sungai
H m Kedalaman aliran
K Faktor frekuensi
L m Panjang sungai
I mm/jam Intensitas curah hujan
M Perbandingan antara vertikal dan horizontal
Μ 3.43 Standart variabel untuk periode ulang
N Jumlah lokasi stasiun pengamatan
P m Keliling penampang basah
Q m3/s Debit aliran
Q m3/km2/s Hujan maksimum
R M Jari-jari hidrolis
Rb Nilai hujan terbesar
Rc Nilai hujan terkecil
R24 mm Curah hujan maksimum dalam 24 jam
S Kemiringan dasar saluran
Sn Reduce standar deviasi
Sx Standar deviasi
T jam Waktu konsentrasi
T jam Lamanya curah hujan
V m/s Kecepatan aliran
x mm Curah hujan maksimum rata-rata selama satu tahun pengamatan
xt mm Besarnya curah hujan untuk periode tahun berulang-ulang
Yn Reduce mean
Yt Reduce variate
2. Menghitung debit tiap ruas saluran
Skala = 1 : 25000
DR = 1.67.10-3 m3/s.ha
N NAMA SALURAN A Qs V S L Q
O ha m3/s.ha m/s m3/s/km km m3/s
1 Saluran Primer Ngambak 9 125 0.28 0.30 0.044 3.45 0.43
2 Saluran Primer Ngambak 8 93 0.15 0.26 0.034
3 Saluran Primer Ngambak 7
4 Saluran Sekunder Candisari
5 Saluran Primer Ngambak 6
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
BAB VI
PERHITUNGAN DIMENSI SALURAN IRIGASI
2
Qn
Section factor : AR 3 = 1
S2
2
2 2/3
AR 3 = ( b + mh ) . ( ((b+mh) h) / ( b + 2h√ (1+m )) )
Meskipun demikian , tinggi air dalam saluran dibatasi tidak lebih dari 1.5 meter ,
demi keamanan bagi penduduk disekitar saluran . bentuk penampang saluran
adalah trapesium .
Lebar Tanggul
Lebar Tanggul
Q (m^3/s)
Tanpa jalan Inspeksi Dengan jalan Inspeksi
0.00 - 0.15 1.50 0
0.15 - 0.30 1.50 0
0.30 - 0.40 1.50 0
0.40 - 0.50 1.50 5.00
0.50 - 0.75 1.50 5.01
0.75 - 1.50 1.50 5.02
1.50 - 3.00 2.00 5.03
3.00 - 4.50 2.00 5.04
4.50 - 6.00 2.00 5.05
6.00 - 9.00 2.00 5.06
N
O NAMA SALURAN Q ( m3/s ) V1 ( m/s ) V2 ( m /s ) b/h
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25