A. Batang Tarik
Dalam mendimensi suatu batang tarik, perlu diperhatikan jenis alat sambung yang akan
dipakai karena akan mempengaruhi dimensi batang tersebut dan menimbulokan kelemahan-
kelemahan; diantaranya:
1. Untuk sambungan paku perlemahan 10 – 15 %
2. Untuk sambungan baut dan gigi perlemahan 20 - 25 %
3. Untuk sambungan kokot atau cincin belah perlemahan 20 %
4. Untuk sambungan pasak kayu perlemahan 30 %
5. Untuk sambungan dengan perekat perlemahan 0 %
Jika suatu konstruksi telah kita ketahui besarnya gaya batang, maka kita dapat menghitung
dimensi batang tersebut, dan biasanya untuk lebar batang (b) kita taksir terlebih dahulu.
P
σ=
F
F=bh
P
h=
σb
b = lebar batang
h = tinggi batang
Akibat adanya perlemahan oleh jenis alat sambung yang dipakai, maka luas tampang
ditambah % perlemahan kali luas tampang perhitungan.
F’ = F + 25 % F = 1.25 F
F’ = 1.25 h b
h’ = 1.25 h
Iii - 1
Akibat alat sambung yang menimbulkan lubang pada tampang kayu, timbul konstruksi
tegangan, gambar 72.
Dari diagram tersebut dapat dilihat bahwa perlemahan akibat berkurangnya luas tampang
lebih kecil daripada perlemahan akibat lubang.
P
σ tarik =
F netto
Batang tarik ini dapat dibuat tunggal atau ganda. Untuk batang ganda yang panjang perlu
diberi kelas ditengahnya. Dari sudut kekuatannya batang tunggal atau rangkap tidak ada
pengaruhnya, yang penting adalah luas tampang dari batang tersebut.
Soal 26
Sebuah batang kayu kelas kuat II, menderita gaya tarik sebesar 7500 kg, sambungan yang
akan dipakai adalah baut. Tentukan dimensi batang tersebut!
Penyelesaian.
Kelas Kuat II, σtr // = 85 kg/cm2
Dipakai b = 10 cm
P P
σ= =
F bh
7500
h= = 8.8 cm
85 x 10
Perlemahan oleh baut 25%
h = 1.25 x 8.8 = 11 cm ∞ 12 cm
B. BATANG TEKAN
Perhitungannya lebih banyak daripada batang tarik, karena adanya bahaya lekuk. Jarang
sekali terjadi bahwa batang tertekan tanpa bahaya tekuk. Dengan demikian, umumnya
angka kelangsingan d > 10.
Iii - 2
a. Bila σ tk < σ E dipakai rumus Euler.
Keteguhan batang banyak tergantung pada angka kenyal E, panjang batang. Untuk
tegangan tekan (σ tk) < tegangan preporsional (σ E).
π 2 EImin .
Plk =
2
I
i=
√ F
I = i2 F
π 2 E i2 F
Plk =
2
π2E π2E
P lk π 2 E i 2 2 2 π2E
σlk = = = lk = lk = 2
F lk 2 ( ) λ
i2 i
Keterangan rumus:
E = Angka kenyal
I = Momen inersia
l = panjang batang
k = panjang lekuk
F = luas tampang
i = Jari-jari inersia
λ = Angka kelangsingan
n = Angka keamanan
Berbeda dengan batang tarik, pada batang tertekan luas tampang tidak dipengaruhi
perlemahan.
b. Bila σtk> τ E
Rumus L Euler tidak berlaku, yang dipakai adalah rumus Termayer yang didasarkan
hasil percobaan untuk harga-harga l < 100.
Rumus: σlk = σtk (l – al + bl2)
Iii - 3
Untuk kayu rumus diatas dibuat liner dengan b = 0, a = 0.00662
σlk = σtk (1 – 0.00662 t)
1 3
Balok persegi Imin. = b h
12
π d4
Balok bundar Imin. =
64
Untuk menghindarkan bahaya lekuk maka gaya P harus dikalikan dengan factor
lekuk W yang merupakan fungsi dari:
PW
σ= < σ //
F bruto tk
ltk
λ=
lmin .
Imin .
i min. =
√ Fbruto
Besarnya ltk adalah tergantung dari macam perletakkan daripada ujung-ujung batang
tersebut.
1. Sendi-sendi ltk = 1
Iii - 4
2. Jepit-bebas ltk = 2
3. Jepit-sendi ltk = ½ l √ 2
4. Jepit-jepit ltk = ½ l
Dengan menaksir terlebih dahulu b = a cm, maka besaran h dapat dicari untuk kayu kelas
kuat II.
600 Ptk l 2 tk
h= , h = ………. tan
b3
Imin. = 1/12 b3 h
1 /12 b 3 h
Imin. =
√ bh
= 0.289 b
Fbruto = b h, berbeda dengan batang tarik, pada batang desak perlemahan akibat jenis
alat sambung yang dipakai bisa diabaikan.
Imin .
i mmn =
√ bh
ltk
λ=
lmin .
Iii - 5
Pada daftar III, PPKI untuk masing-masing harga λ akan kita dapatkan besaran:
λ = tan
ω = tan
Kontrol tegangan:
Pω
σtimbul = < σtk //
bh
ω dan σk
Faktor Tekuk dan Tegangan Tekuk yang diperkenankan untuk batang tekan.
Iii - 6
18 1.14 114 75 53 40
19 1.15 113 74 52 39
20 1.15 113 74 52 39
21 1.16 112 73 52 39
22 1.17 111 73 51 38
23 1.18 110 72 51 38
24 1.19 109 71 50 38
25 1.20 108 71 50 38
26 1.21 107 70 50 37
27 1.22 107 70 49 37
28 1.23 106 69 49 37
29 1.24 105 69 48 36
30 1.25 104 68 48 36
31 1.26 103 67 48 36
32 1.27 102 67 47 35
33 1.28 102 66 47 35
34 1.29 101 66 47 35
35 1.30 100 65 46 35
36 1.32 99 64 46 34
37 1.33 98 64 45 34
38 1.34 97 63 45 34
39 1.35 96 63 44 33
40 1.36 95 62 44 33
41 1.38 94 62 44 33
42 1.39 94 61 43 32
43 1.40 93 61 43 32
44 1.42 92 60 42 32
45 1.43 91 59 42 31
46 1.44 90 59 42 31
47 1.46 89 58 41 31
48 1.47 88 58 41 31
49 1.49 87 57 40 30
50 1.50 86 57 40 30
51 1.52 85 56 39 30
52 1.53 85 56 39 29
53 1.55 84 55 39 29
54 1.56 83 55 38 29
55 1.58 82 54 38 28
56 1.60 81 53 38 28
57 1.61 81 53 37 28
58 1.63 80 52 37 28
59 1.65 79 52 36 27
60 1.67 78 51 36 27
61 1.69 77 50 36 27
62 1.70 77 50 35 26
Iii - 7
63 1.72 76 49 35 26
64 1.74 75 49 35 26
65 1.76 74 48 34 26
66 1.79 73 48 34 25
67 1.81 72 47 33 25
68 1.83 71 46 33 25
69 1.85 70 46 32 24
70 1.87 70 45 32 24
71 1.90 69 45 32 24
72 1.92 68 44 31 23
73 1.95 67 44 31 23
74 1.97 66 43 30 23
75 2.00 65 43 30 23
76 2.03 64 42 30 22
77 2.05 63 42 29 22
78 2.08 63 41 29 22
79 2.11 62 40 28 21
80 2.14 61 40 28 21
81 2.17 60 39 28 21
82 2.21 59 39 27 20
83 2.24 58 38 27 20
84 2.27 57 37 26 20
85 2.31 56 37 26 20
86 2.34 56 36 26 19
87 2.38 55 36 25 19
88 2.42 54 35 25 19
89 2.46 53 35 24 18
90 2.50 52 34 24 18
91 2.54 51 33 24 18
92 2.58 50 33 23 17
93 2.63 49 32 22 17
94 2.68 49 32 22 17
95 2.75 48 31 22 17
96 2.78 47 31 22 16
97 2.83 46 30 21 16
98 2.88 45 30 21 16
99 2.94 44 29 20 15
100 3.00 43 28 20 15
101 3.07 42 28 20 15
102 3.14 41 27 19 14
103 3.21 41 26 19 14
104 3.28 40 26 18 14
105 3.35 39 25 18 13
106 3.43 38 25 18 13
107 3.50 37 24 17 13
Iii - 8
108 3.57 36 24 17 13
109 3.65 36 23 16 12
110 3.73 35 23 16 12
111 3.81 34 22 16 12
112 3.89 33 22 15 12
113 3.97 33 21 15 11
114 4.05 32 21 15 11
115 4.13 32 21 15 11
116 4.21 31 20 14 11
117 4.29 30 20 14 11
118 4.38 30 19 14 10
119 4.46 29 19 13 10
120 4.55 29 19 13 10
121 4.64 28 18 13 10
122 4.75 28 18 12 10
123 4.82 27 18 12 9
124 4.91 27 17 12 9
125 5.00 26 17 12 9
126 5.09 26 17 12 9
127 5.19 25 16 12 9
128 5.28 25 16 11 9
129 5.38 24 16 11 8
130 5.48 24 16 11 8
131 5.57 23 15 11 8
132 5.67 23 15 11 8
133 5.77 23 15 10 8
134 5.88 22 15 10 8
135 5.98 22 14 10 8
136 6.08 21 14 10 7
137 6.19 21 14 10 7
138 6.29 21 14 10 7
139 6.40 20 13 9 7
140 6.51 20 13 9 7
141 6.62 20 13 9 7
142 6.73 19 13 9 7
143 6.84 19 12 9 7
144 6.95 19 12 9 6
145 7.07 18 12 9 6
146 7.18 18 12 8 6
147 7.30 18 12 8 6
148 7.41 18 11 8 6
149 7.53 17 11 8 6
150 7.65 17 11 8 5
Sumber :
Iii - 9
Soal 27
Sebuah batang dari kosntruksi rangka, menderita gaya tekan sebesar 6000 kg. Panjang batang
2,50 m. Kayu kelas kuat II. Hitunglah dimensi balok tersebut !
PENYELESAIAN
l tk 250
λ = = = 72,21 = 72
imin 3,462
λ = 72
ω = 1,92
P × ω 6000× 1,92
σ timbul = = = 68,57 kg / cm2< 85 kg / cm2
b ×h 12 ×14
2. Batang Ganda
π 2 × E × Imin
σ tekan =
n × F ×ltekan 2
Unsur pokok pada batang desak adalah Ix, untuk memperbesar harga Ix ini, kita bisa merangkai
batang desak tersebut menjadi ganda, sehingga Ix akan bertambah.
Iii - 10
h h
b b
❶❷
Untuk γ :
Ix = 2 × 1/12 × b × h3
F =2×b×h
1
ix =
√ 2×
12
× b× h 3 = 0,289 h
2× b ×h
Iy = ¼ (It + 3Ig)
Iii - 11
1. Macam gambar γ
It = I terhadap sumbu y
Untuk ❶>γ, dipakai γ = 2γ
2. Macam gambar γ
It = 1/12×h×(2❶+3❷)3 – 1/12×h×(2❶+❷)3 + 1/12×h×b3
3. Macam gambar γ
It = 1/12×h×(3❶+4❷)3 – 1/12×h×(3❶+2❷)3 + 1/12×h×(❶+2❷)3- 1/12×h×❶3
Ig = 1/12 ×b3× h
B =n×b
Iy Iy
iy =
√ n× F
=
√
n× b ×h
n = banyaknya kayu
l tekan
λ =
iminimum
P
σ = ≤ σ tekan (dari daftar II PKKI)
n ×b × h
PK
½L
Iii - 12
½L
PK
Untuk batang yang panjang harus dipakai kelas perangkai. Seperti pada gambar ❹ batang tekan menjadi
melengkung karena gaya PK di S gaya PK diurai menjadi gaya N dan D. Kelas perangkai bertugas
menahan gaya D itu. Sedangkan di tengah-tengah (T), gaya D = 0, oleh sebab itu tidak perlu kelas
perangkai.
Panjang lekuk diambil jarak antara kelas perangkai. Baut tersbut menahan gaya tarik, gambar ❺
PK PK
L L L L
Iii - 13
❻
2h
(a) (b)
Untuk kedua sambungan ini, dalam pelaksanaan sukar membuat bidang pertemuan yang tepat,
sehingga bidang tekanan yang bekerja hanya sebagian saja.
(a) (b)
Gambar γ
3. Sambungan ditempel saja, ini digunakan untuk gaya yang benar – benar bekerja sentris (gambar
a)
4. Sambungan dengan pena, sama dengan nomor 3, hanya untuk mencegah gerakan ke sampng
diberi pena (gambar b)
Dalam keadaan sesungguhnya penerusan gaya tekan tidak selalu sentris, yang disebabkan oleh beberapa
faktor seperti kayu tidak homogen, pelaksanaan yang kurang baik dan sebagainya.
Iii - 14
Untuk menangkap momen yang tidak terduga ini, perlu diberi pelat penymbung dengan baut pengikat 2
buah. Untuk penampang empat persegi panjang, pelat dipasang setangkup pada sisi yang panjang.
Jika penampang bujur sangkar diletakkan di empat sisi, sambungan ditempatkan sedekat mungkin dengan
titik buhul, untk menghindari renggangan kayu yang menyebabkan gaya tarik. Untuk batang ganda pelat
penyambung diletakkan di tepi di tengah.
Soal 28
Sebuah rangka batang dari kayu kamfer menerima gaya desak sebesar 2100 kg. Panjang batang 2,8 m .
Hitung dimensi batang, jarak penempatn masing-masing batang 8 cm.
PENYELESAIAN:
a = 8 cm
lk = 2,8 m
Ditaksir :
b = 4 cm
h = 10 cm (gambar ❾)
ix = 0,289 h = 0,289 × 10
iy = ¼ (It + 3Ig)
h = 10 cm
b=4 b=4
a=8
Gambar ❾
Iii - 15
It = 1/12 × 10 × 163 – 1/12 × 10 × 83 = 2986,7 cm4
1066,7
iy =
√ 2 × 4 ×10
= 3,65 cm
280
λ = = 96,88 = 97
2,89
ω = 2,83
2100× 2,83
σ = = 74,2875 kg / cm2< 85 kg / cm2
2 × 4 ×10
Soal 29
Sebuah kolom dari suatu bangunan menderita gaya desak sebesar 25.000 kg. Dipakai kayu jati
dengan batang rangkap tiga, panjang kolom 3 m. Kolom dianggap sebagai sendi-sendi.
Hitunglah dimensi kolom tersebut!
PENYELESAIAN:
Dicoba pakai:
b = 6 cm dan a = 4 cm
α = 300/5,77 = 52
w=1,53
Iii - 16
γdes = 25000 .1,53/3.6.20 =106,25 kg/cm2< 130 kg/cm2
- Untuk balok yang di pergunakan pada konstruksi terlindung f max <= 1/300 L.
- Untuk balok yang dipergunakan pada konstruksi yang tidak terlindung : f max <= 1/400 l
- Uuntuk balok pada konstruksi kuda –kuda ,seperti gording , kaso f max <= 1/200 l
- Untuk konstruksi rangka batang yang terlindung f max <= 1/500 l
- Untuk konstruksi rangka batang yang tidak terlindung fmax <=1/700 l
F=lendutan
L=jarak bentang
Untuk balok yang menahan muatan terbagi rata penuh ,penurunan ditengah-tengah f =
5/384
3. Di dalam perhitungan lendutan, besarnya momen lembam I,harus diambil harga2 dari pasal
mengenai balok tersusun dengan pasak, dan sebagainya.
4. Di dalam perhitungan lendutan untuk jembatan muatan2 bergerak tidak perlu digandakan
dengan angka kejut.
σ lentur=M/w <=α.lt
ini adalah rumus yang praktis yang sebenarnya merupakan pendekatan dari kenyataan .
4.Form factor
Kita tahu bahwa kayu sejaar serat mempunyai kekuatan tarikyang lebih besar dari
tekan.Tetapiternyata bahwa bukan kekuatan tekan yang menentukan kekuatan lentur.
Kekuatan lentur menjadi lebih tinggi disebabkan karena serat-serat tidak ditekan sama..serat-
serat didekat garis netral mendukung serat–serat ujung ,dengan demikian memperlihatkan
kekuatan tekan yang lebih besar. Balok-balok yang tingginya diperbesarrr.menunjutkan kekuatan
lentur menurunn.reduksi kekuatan lentur itu di perhitungkan dengansuatu form facktor dalam
rumus lentur sebagai berikut,gambar 83
(a) (b)
Iii - 17
Balok –balok dengan tinggi sampai 12 inch, form factor F sebagai berikut:
F = 1-0,07 (√ h/2−1 ¿
Balok-balok terlentur yang dibebani tegak lurus sumbu balok,perlu diperiksa tegangan gesernya
sebagai berikut:
DS
τ= ≤ τ //
bI
D
Diagram geser parabolis maximum: τmax = 3/2
bh
Pada bagian – bagian konstruksi sering kali terjadi teganan normal (tekanan atau tarikan) dan
tegangan lentur timbul bersama-sama.
Jumlah tegangan yang timbul tidak boleh melampaui tegangan yang diijinkan
Perhitungan sama dengan batang yang dibebani momen dan tarikan.berhubung degan adanya
bahan lekuk, lebih baik digunakan factor lekuk w,sehingga di perhitungkan didasarkan pada α tk.
Dalam perhitungan untuk menetukan factor w, menurut peraturan harus menggunakan i dengan
tidak mengikat arah melenturnya balok akibat momen.tetapi jika dalmkonstruksi teraebut sudah
dapat dipastikan bahwa tertekuknya ke suatu arah terhalangi ,maka kita boleh tidak
menggunakan Imin.
Iii - 18
Di dalam perdagangan yang sering dijumpai adalah balok yang panjangnya ≤ 5 m, sehingga
untuk batang ≥ 5 m menentukan penyambungan. Sambungan semacam itu adalah sambungan
untuk menahan momen. Papan-papan penyambung harus diletakkan di kedua sisi yang
setangkup dan mempunyai momen penahan minim sama dengan momen yang dideritanya.
Selain itu, harus diperhitungkan pula momen tambahan yang mungkin diakibatkan oleh gaya
melintangnya.
Keuntungan:
Jika sambungan tersebut menahan momen positif, maka pelat penyambung bagian atas akan menderita
tekan murni.Jika sambungan tersebut menahan momen negative, maka pelat penyambung bagian atas
akan menderita tarik murni.
Dari gaya tekan dan tarik ini dicari kopel momennya dan harus ≥ momen yang diderita, bila ternyata
kurang dimensi diubah.Kekuatan alat penyambung dipengaruhi sudut antara arah gaya dan arah serat,
dengan demikian perhitungan menjadi semakin sulit. Untuk mempermudah dianggap arah gaya tegak
lurus serat. Untuk sambungan dengan paku tidak dipengaruhi sudut gaya dan arah serat.
Untuk penyerdehanaan, alat penyambung dibagi dalam kelompok dengan titik berat z1 dan z2 masing-
masing. Alat-alat penyambung dianggap terpusat dititik beratnya, karena tidak tepat benar maka diberi
koefisien 0.9
Selain menahan momen, mungkin ditempat sambungan timbul gaya melintang yang harus ditahan oleh
sambungan.
Pada penyambungan bagian kiri Dc bertitik tangkap di Z kr, pada bagian kanan Dc bertitik tangkap di Z
kn. Sehingga menimbulkan momen sebesar Dc e, Separuh bagian ditahan oleh penyambung disebelah
kanan.
CONTOH CONTOH
8. Batang Tarik
Iii - 19
Dalam mendimensi suatu batang tarik, perlu diperhatikan jenis alat sambung yang akan
dipakai karena akan mempengaruhi dimensi batang tersebut dan menimbulokan kelemahan-
kelemahan; diantaranya:
6. Untuk sambungan paku perlemahan 10 – 15 %
7. Untuk sambungan baut dan gigi perlemahan 20 - 25 %
8. Untuk sambungan kokot atau cincin belah perlemahan 20 %
9. Untuk sambungan pasak kayu perlemahan 30 %
10. Untuk sambungan dengan perekat perlemahan 0 %
Jika suatu konstruksi telah kita ketahui besarnya gaya batang, maka kita dapat menghitung
dimensi batang tersebut, dan biasanya untuk lebar batang (b) kita taksir terlebih dahulu.
P
σ=
F
F=bh
P
h=
σb
b = lebar batang
h = tinggi batang
Akibat adanya perlemahan oleh jenis alat sambung yang dipakai, maka luas tampang
ditambah % perlemahan kali luas tampang perhitungan.
F’ = F + 25 % F = 1.25 F
F’ = 1.25 h b
h’ = 1.25 h
Akibat alat sambung yang menimbulkan lubang pada tampang kayu, timbul konstruksi
tegangan, gambar 72.
Dari diagram tersebut dapat dilihat bahwa perlemahan akibat berkurangnya luas tampang
lebih kecil daripada perlemahan akibat lubang.
Iii - 20
P
σ tarik =
F netto
Batang tarik ini dapat dibuat tunggal atau ganda. Untuk batang ganda yang panjang perlu
diberi kelas ditengahnya. Dari sudut kekuatannya batang tunggal atau rangkap tidak ada
pengaruhnya, yang penting adalah luas tampang dari batang tersebut.
Contoh:
Sebuah batang kayu kelas kuat II, menderita gaya tarik sebesar 7500 kg, sambungan yang
akan dipakai adalah baut. Tentukan dimensi batang tersebut!
Penyelesaian.
Kelas Kuat II, σtr // = 85 kg/cm2
Dipakai b = 10 cm
P P
σ= =
F bh
7500
h= = 8.8 cm
85 x 10
Perlemahan oleh baut 25%
h = 1.25 x 8.8 = 11 cm ∞ 12 cm
9. BATANG TEKAN
Perhitungannya lebih banyak daripada batang tarik, karena adanya bahaya lekuk. Jarang
sekali terjadi bahwa batang tertekan tanpa bahaya tekuk. Dengan demikian, umumnya
angka kelangsingan d > 10.
c. Bila σ tk < σ E dipakai rumus Euler.
Keteguhan batang banyak tergantung pada angka kenyal E, panjang batang. Untuk
tegangan tekan (σ tk) < tegangan preporsional (σ E).
π 2 E Imin .
Plk =
2
I
i=
√ F
I = i2 F
Iii - 21
π 2 E i2 F
Plk =
2
π2E π2E
P lk π 2 E i 2 2 2 π2E
σlk = = = lk = lk =
F lk 2 ( ) λ2
i2 i
Keterangan rumus:
E = Angka kenyal
I = Momen inersia
l = panjang batang
k = panjang lekuk
F = luas tampang
i = Jari-jari inersia
λ = Angka kelangsingan
n = Angka keamanan
Berbeda dengan batang tarik, pada batang tertekan luas tampang tidak dipengaruhi
perlemahan.
Dalam merencanakan batang tekan sebelumnya belum tahu besarnya σlk ini karena
merupakan fungsi dari λ < 100, bila ternyata λ < 100 dipakai rumus Termayer.
π 2 E Imin .
Euler: Plk =
nl ltk
2
n Ptk l tk
Imin. =
π2 E
Keterangan rumus: Ptk = ton
llk = meter
n = angka keamanan = 5
Iii - 22
I = cm4
1 3
Balok persegi Imin. = b h
12
π d4
Balok bundar Imin. =
64
Untuk menghindarkan bahaya lekuk maka gaya P harus dikalikan dengan factor
lekuk W yang merupakan fungsi dari:
PW
σ= < σtk //
F bruto
ltk
λ=
lmin .
I min .
i min. =
√ F bruto
Besarnya ltk adalah tergantung dari macam perletakkan daripada ujung-ujung batang
tersebut.
5. Sendi-sendi ltk = 1
6. Jepit-bebas ltk = 2
7. Jepit-sendi ltk = ½ l √ 2
8. Jepit-jepit ltk = ½ l
Iii - 23
8. Untuk kayu kelas kuat IV, E = 60000 kg/cm2
Imin. = 84 Ptk l2tk
Dengan menaksir terlebih dahulu b = a cm, maka besaran h dapat dicari untuk kayu kelas
kuat II.
600 Ptk l 2 tk
h= , h = ………. tan
b3
Imin. = 1/12 b3 h
1 /12 b 3 h
Imin. =
√ bh
= 0.289 b
Fbruto = b h, berbeda dengan batang tarik, pada batang desak perlemahan akibat jenis
alat sambung yang dipakai bisa diabaikan.
Imin .
i mmn =
√ bh
ltk
λ=
lmin .
Pada daftar III, PPKI untuk masing-masing harga λ akan kita dapatkan besaran:
λ = tan
ω = tan
Kontrol tegangan:
Pω
σtimbul = < σtk //
bh
Iii - 24
ω dan σk
Contoh:
Sebuah batang dari kosntruksi rangka, menderita gaya tekan sebesar 6000 kg. Panjang batang
2,50 m. Kayu kelas kuat II. Hitunglah dimensi balok tersebut !
PENYELESAIAN
l tk 250
λ = = = 72,21 = 72
imin 3,462
λ = 72
ω = 1,92
P × ω 6000× 1,92
σ timbul = = = 68,57 kg / cm2< 85 kg / cm2
b ×h 12 ×14
Iii - 25