JURNAL GEOGRAFI
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JG
Abstract
The consequence of rapid urbanization in the city of Yogyakarta lead to hydrological system
change. Population and economic growth are the main reason for the increase in living place de-
mand in the city of Yogyakarta. Landuse change is the impact of urban sprawl, which lead to the
diminishing of groundwater resources and the increasing of overland flow. The extension of the
built area that reaches the peri-urbans area and countryside will absolutely affect the quality and
quantity of water resources. The results show that landuse conversion occurred in several landuses
in the sub-watershed of Belik. The main landuse change that detected from 2003-2012 is the di-
minishing of vegetated land and the increasing number of built area. Land conversion increased
the run-off coefficient and Curve Number, that lead into the contamination of groundwater. The
concentration of phosphate and coliform in almost all points exceeds the minimum standard of
potable water. These results indicate that domestic wastewater and septic tank misconstructions
play important role toward groundwater contamination. From the flownets construction, it shows
that the groundwater flow from the northern part into southern part of Belik sub-watershed with
potential discharge up to 104 liter/second. There is also possibility for groundwater contamination
to extent and reach the downstream area. the water resources.
* E-mail : ssuprayogi@ugm.ac.id
Address : Bulaksumur, Caturtunggal, Kec. Depok,
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281
HASIL DAN PEMBAHASAN ningkatan nilai koefisien aliran tersebut berarti per-
sentase lahan yang kedap air semakin dominan se-
Selama kurun waktu kurang lebih 10 tahun
hingga nilai limpasan permukaannya juga semakin
penggunaan lahan di DAS Belik telah mengalami
tinggi. Tren peningkatan koefisien aliran tersebut
berbagai macam perubahan. Baik tahun 2003 mau-
masih sangat mungkin terjadi dikarenakan bagi-
pun 2012 penggunaan lahan didominasi oleh pe-
an selatan Sub DAS Belik masih berupa kawasan
rumahan dan perkantoran, meskipun pada tahun
pertanian jadi di waktu mendatang berpeluang di-
2012 lahan perumahan berkurang 12,16 Ha dan la-
konversi menjadi lahan terbangun.Pada intensitas
han perkantoran meningkat 1,44 Ha yang dapat di-
hujan yang sama dengan nilai koefisien aliran yang
mungkinkan karena orientasi masyarakat yang le-
berbeda maka menghasilkan nilai debit banjir yang
bih mengarah pada ekonomi sehingga permukiman
berbeda pula. Dalam hal ini nilai koefisien aliran di
digunakan sebagai kantor untuk lebih memperkuat
Sub DAS Belik pada tahun 2012 yang lebih tinggi
sektor ekonomi. Sementara itu daerah bervegeta-
dari 2003. Intensitas hujan periode ulang 10 tahun
si mengalami pengurangan paling banyak yang
di Kali Belik dengan waktu konsentrasi 97 menit
mencapai 23,47 Ha, sedangkan penggunaan lahan
adalah 36,6 mm/jam. mengakibatkan debit banjir-
lainnya yang mengalami pengurangan adalah la-
nya pun meningkat dari 40,31m3/s menjadi 42,40
han kosong dan halaman. Dilihat dari perubahan
m3/s.
luasan penggunaan lahan tersebut memang tidak
Berdasarkan data perubahan penggunaan
terlalu signifikan karena lokasi DAS Belik sendiri
lahan tahun 2003 dan 2012 dapat dihitung nilai
yang memang terletak di pusat kota. Mengenai daf-
CN pada kondisi normal (CNII), untuk tahun 2003
tar perubahan penggunaan lahan DAS Belik dari
nilai CNII adalah 68 sedangkan nilai CN II tahun
tahun 2003-2012 dapat dilihat pada Tabel 1.
2012 adalah 70. Perhitungan tebal aliran langsung
Pada rentang waktu 2003-2012 penggunaan
tahun 2003 dan 2012 didasarkan pada kejadian-
lahan berupa vegetasi mengalami penurunan paling
kejadian hujan setelah tahun 2000, pada periode
signifikan yaitu mencapai 23,47 Ha.Penggunaan
tersebut hujan yang besar berkisar antara 85 mm sd
lahan perumahan dan permukiman juga turut me-
125 mm. Daerah penelitian penggunaan lahannya
ningkatkan potensi pencemaran airtanah akibat
dominan daerah terbangun, diasumsikan termasuk
aktivitas penggunaanlahannya, jika sebelumnya
CNIII (kondisi basah), untuk konversi CN II menja-
lahan bervegetasi yang tidak digunakan untuk
di CN III menggunakan persamaan sebagai berikut:
pertanian sangat kecil potensi keberadaan sumber
Berdasarkan persamaan tersebut maka CN
pencemarnya, begitu lahan digunakan untuk peru-
tahun 2003 adalah 83, sedangkan CN tahun 2012
mahan maka potensi pencemaran dari limbah do-
adalah 84. Apabila hujan yang terjadi sebesar 125
mestik seperti untuk mencuci, sampah, dan limbah
mm, berdasarkan nilai CN tahun 2003 tebal hujan
manusia cukup besar.Penggunaan lahan permuki-
yang menjadi aliran adalah 80 mm. Luas DAS kali
man juga mengalami penurunan cukup besar yang
Belik 683,83 ha, volume aliran pada tahun 2003
mencapai 12,16 Ha. Penggunaan lahan yang sebe-
dengan hujan 125 mm adalah 548.100 m3. Sedang-
lumnya berupa perkampungan berubah menjadi
kan pada tahun 2012 hujan sebesar 125 mm yang
lahan pertokoan dan perumahan yang dimungkin-
menjadi aliran adalah 81mm, volume alirannya se-
kan karena alasan ekonomi dimana lahan yang di-
besar 555.552 m3.
gunakan dalam konteks perumahan dan pertokoan
dapat memberi benefit lebih daripada hanya seka-
Arah Aliran Airtanah
dar permukiman dalam kampung. Perumahan dan
perkantoran juga menyebabkan potensi pencema- Karakteristik airtanah di DAS Belik diten-
ran airtanah semakin besar dikarenakan pemanfaa- tukan oleh pergerakan aliran airtanah (flownet),
tan airtanah dan menghasilkan limbah secara lebih material penyusun akuifer, tebal akuifer, kelulu-
massif. san atau permeabilitas (permeability) (K), dan
Perhitungan debit banjir yang menggunakan kedalaman muka airtanah (water table). Material
metode rasional sangat dipengaruhi oleh peng- penyusun akuifer, tebal akuifer, dan permeabilitas
gunaan lahan yang diformulasikan dalam nilai pada seluruh wilayah DAS Belik memiliki nilai
koefisien aliran. Hal tersebut menandakan bahwa yang sama. Nilai pada ketiga karakteristik airtanah
perbedaan penggunaan lahan yang berarti koefi- tersebut didapatkan dari studi literatur. Khusus
sien alirannya berbeda berarti juga menghasilkan pada kedalaman muka airtanah yang mana data-
perbedaan nilai debit banjir dari masing-masing ta- nya diperoleh dari survai lapangan menunjukkan
hun. Pada tahun 2003 nilai koefisien aliran di Sub variasi kedalaman dari hulu sampai dengan hilir
DAS Belik adalah 0,58 sedangkan pada tahun 2012 DAS Belik. Karakteristik airtanah di DAS Belik
adalah 0,61 sehingga mengalami peningkatan. Pe- disajikan dalam Tabel 2.
157 Slamet Suprayogi dkk, Analisis Kondisi Hidrologi terhadap Perkembangan Wilayah Perkotaan Studi Kasus Das Kali Belik...
Gambar 3. Hasil uji kualitas air Daerah Aliran Sungai (DAS) Belik
Sumber: Hasil Olah Data, 2016
lebihan, sehingga oksigen yang digunakan dalam Unsur fosfor dalam perairan banyak ditemu-
proses penguraian masih tersisa dalam jumlah kan dalam bentuk senyawa anorganik yang terlarut
yang cukup. Oksigen terlarut merupakan faktor dan senyawa organic berupa partikulat (Dugan,
yang sangat penting dalam suatu ekosistem perai- 1972 dalam Darmanto, 2014). Bentuk fosfor dapat
ran, yaitu utamanya sebagai proses respirasi bagi terbentuk akibat adanya proses dekomposisi dan
organisme air (Suin, 2002 dalam Sembiring, 2008). sintesis bentuk organik maupun anorganik oleh
Faktor yang mempengaruhi oksigen terlarut yaitu mikroba. Sumber fosfor yang paling banyak yaitu
kecepatan difusi oksigen yang dipengaruhi oleh berasal dari limbah industry, limbah domestik, dan
kekeruhan, suhu, salinitas, dan pergerakan mas- limbah pertanian (Darmanto, 2014).Nilai phospat
sa udara (Salmin, 2005). Nilai Dissolved Oxygen pada seluruh titik sampel airtanah tergolong sudah
pada delapan titik sampel airtanah tergolong ma- melebihi standar minimum baku mutu air bersih
sih memenuhi standar minimum baku mutu air untuk air, yaitu jumlah maksimal sebesar 0,2 mg/
bersih untuk air minum, yaitu lebih dari 6 mg/liter. liter. Tingginya nilai phospat pada seluruh titik lo-
Sedangkan untuk satu titik sampel yang memiliki kasi sampel dapat disebabkan oleh tingginya lim-
nilai DO dibawah baku mutu yang berada pada lo- bah domestik yang ada di DAS Belik mengingat
kasi A1, meskipun selisihnya tidak banyak namun lokasi penelitian yang berada pada permukiman
pada titik lokasi tersebut dapat diindikasikan ke- yang padat. Sumber phospat paling dominan yaitu
terdapatan organisme air yang dapat mengurangi berasal dari detergen yang biasa digunakan untuk
nilai DO dalam air. keperluan mencuci. Detergen ini berperan sebagai
Jurnal Geografi 16(2) (2019) 145-161 160
sumber fosfor antropogenik yang mempengaruhi dengan 2012. Perubahan penggunaan lahan ter-
proses dekomposisi dan proses sintesis. Secara le- sebut antara lain pengurangan lahan bervegetasi
bih lengkap hasil uji laboratorium ditampilkan da- dan peningkatan lahan terbangun. Pengurangan
lam Gambar 3 di bawah ini. persentase lahan bervegetasi sebesar 3,43% yang
Nitrat merupakan nutrien utama bagi per- berpotensi meningkatkan overland flow. Peruba-
tumbuhan tanaman dan algae dalam tubuh perai- han lahan terbangun adalah berupa peningkatan
ran. Nitrat nitrogen sangat mudah larut dalam air perumahan, perkantoran, pertokoan, dan pengu-
dan bersifat stabil. Senyawa ini terbentuk oleh pro- rangan lahan kosong. Peningkatan koefisien aliran
ses oksidasi sempurna senyawa nitrogen dalam air di DAS Belik mengindikasikan terjadinya peruba-
(Effendi, 2004). Faktor yang mempengaruhi kebe- han lahan terbangun tersebut. Arah aliran airtanah
radaan senyawa nitrat ini yaitu kondisi konsentrasi di DAS Belik bergerak dari hulu menuju ke arah
oksigen terlarut yang sangat rendah dan kebera- hilir/selatan dengan potensi debit mencapai 104
daan bakteri nitrifikasi sehingga dapat berlangsung liter/detik. Karakteristik akuifer di DAS Belik ada-
proses denitrifikasi. Tingginya kandungan nitrat lah disusun oleh material piroklastik dengan nilai
dapat disebabkan oleh pencemaran antropogenik permeabilitas (K) sebesar 15 m/hari. Peningka-
seperti dari aktivitas manusia, tinja hewan, dan tan lahan terbangun di DAS Belik menjadi sum-
pemupukan menggunakan pupuk organik yang ber pencemar airtanah. Nilai phospat, nitrat, dan
berlebih. Nilai nitrat pada seluruh titik sampel air- coliform jauh melebihi baku mutu air kelas 1. Hal
tanah tergolong sudah melebihi standar minimum ini mengindikasikan besarnya limbah domestik
baku mutu air bersih untuk air minum, yaitu jum- (detergen) dan sumber pencemar organik yang di-
lah maksimal sebesar 10 mg/liter. Tingginya nilai sebabkan konstruksi septictank yang terlalu dekat
nitrat pada seluruh titik lokasi sampel dapat dise- dengan sumur. Tidak adanya data pembanding ku-
babkan karena lokasi sumur airtanah yang berde- alitas air pada periode sebelumnya menyebabkan
katan dengan kamar mandi atau toilet, sehingga analisis terhadap pengaruh penggunaan lahan ku-
dapat diindikasikan bahwa kadar nitrat yang tinggi rang maksimal.
dalam sampel airtanah tersebut merupakan penga-
ruh dari tinja yang ditampung di lokasi yang cukup DAFTAR PUSTAKA
berdekatan. Boyd, C.E. 1988. Waer Quality Management For Pond Fish
Coliform merupakan indikator yang biasa Cultura. Amsterdam: Elsever.
digunakan untuk menentukan terkontaminasi atau Christanto, N., Sartohadi, J., Setiawan, M.A., Shrestha,
tidaknya suatu sumber air oleh bakteri patogen. D.B.P., Jetten, V.G., 2018. Land use change analysis
using spectral similarity and vegetation indices and its
Coliform ini dipengaruhi oleh keberadaan sumber effect on runoff and sediment yield in tropical environ-
pencemar yang ada di sekitar sumber air, seperti ment. In: IOP Conference Series: Earth and Environ-
keberadaan lokasi yang berdekatan dengan sep- mental Science.
tictank, kandang ternak, atau kegiatan pertanian Darmanto, D. 2014. Pencemaran Airtanah Studi Kasus Ka-
wasan Sekitar Peternakan Ayam Wedomartani, Sle-
yang menggunakan pupuk organik. Nilai coliform
man. Yogyakarta: Penerbit Deepublish.
pada tujuh titik sampel airtanah dari 9 titik sampel Effendi, H. 2004. Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sum-
airtanah tergolong sudah melebihi standar mini- berdaya dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Pener-
mum baku mutu air bersih untuk air minum sesuai bit Kanisius.
Peraturan Pemerintah DIY Nomor 20 Tahun 2008, Febrianingrum, N.D., Masrevaniah, A., Suhartanto, E., 2012.
Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap
yaitu jumlah maksimal sebesar 1000 MPN/100 Sedimen di Sungai Lesti. J. Tek. Pengair. 2, 86–98.
mililiter. Tingginya nilai coliform pada tujuh titik Kresic, N. 2007. Hydrogeology and Groundwater Modeling.
lokasi sampel diindikasikan memiliki penyebab Broken Southway : CRC Press
yang sama seperti tingginya kandungan nitrat, Kundu, S., Khare, D., Mondal, A., 2017. Past, present and
future land use changes and their impact on water bal-
yaitu karena lokasi sumur airtanah yang berdeka-
ance. J. Environ. Manage. 197, 582–596.
tan dengan kamar mandi atau toilet. Sedangkan Prasena, A., Shrestha, D.B.P., 2013. ASSESSING THE EF-
untuk dua titik lokasi sampel yang tidak melebihi FECTS OF LAND USE CHANGE ON RUNOFF
batas minimum baku mutu dapat dipengaruhi oleh IN BEDOG SUB WATERSHED YOGYAKARTA.
adanya sistem sanitasi yang sudah baik, sehingga Indones. J. Geogr. 45.
Salmin. 2005. Oksigen Terlarut (DO) dan Kebutuhan Oksigen
bakteri coliform tidak dapat menyebar dan masuk Biologi (BOD) Sebagai Salah Satu Indikator untuk
ke dalam airtanah. Menentukan Kualitas Perairan. Jurnal Osena Volume
XXX No.3, Hal 21-26.
SIMPULAN Sani, E.Y. 2006. Pengelolaan Air Limbah Tahu Menggunakan
Reaktor Anaerob Bersekat dan Aerob. Semarang: UN-
Penggunaan lahan DAS Belik telah menga- DIP Press.
lami perubahan dalam kurun tahun 2003 sampai Sembiring , F.Y. 2008. Manajemen Pengawasan Sanitasi Ling-
161 Slamet Suprayogi dkk, Analisis Kondisi Hidrologi terhadap Perkembangan Wilayah Perkotaan Studi Kasus Das Kali Belik...
kungan dan Kualitas Bakteriologis pada Depot Air
Minum Isi Ulang Kota Batam. Medan: Universitas
Sumatera Utara.
Sunandar, A.D., 2016. DAMPAK PERUBAHAN PENGGU-
NAAN LAHAN TERHADAP RESPON HIDROLO-
GIS DI DAS ASAHAN. J. Penelit. Hutan Tanam. 13,
49–60.
Todd. 1980. Groudwater Hydrology. John Wiley & Sons: New
York.
Utami, N.D. 2014. Kajian Debit Banjir Akibat Perubahan
Penggunaan Lahan di Sub DAS Belik, Daerah Istime-
wa Yogyakarta. Skrisi: Fakultas Geografi UGM.
Yogafany, E. 2008. Zonasi Tataguna Airtanah Bebas di Sub-
DAS Kayangan Kabupaten Kulon Progo. Skripsi. Yog-
yakarta: Fakultas Geografi UGM.
Yudistira, A. 2013. Kajian Potensi dan Arahan Penggunaan
Airtanah Bebas untuk Kebutuhan Air Domestik di
Kecamatan Depok Kabupaten Sleman. Skripsi. Yog-
yakarta: Fakultas Geografi UGM.