0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
14 tayangan1 halaman
Demensia merupakan penyakit yang menyebabkan penurunan daya ingat dan kemampuan berpikir. Penyebabnya belum diketahui pasti tetapi diduga berkaitan dengan faktor genetik, radikal bebas, infeksi virus, lingkungan, dan hipertensi. Penuaan normal tidak menyebabkan demensia tetapi dapat menyebabkan perubahan anatomi dan biokimia otak. Gejala klinis demensia antara lain gangguan kognitif, perilaku,
Demensia merupakan penyakit yang menyebabkan penurunan daya ingat dan kemampuan berpikir. Penyebabnya belum diketahui pasti tetapi diduga berkaitan dengan faktor genetik, radikal bebas, infeksi virus, lingkungan, dan hipertensi. Penuaan normal tidak menyebabkan demensia tetapi dapat menyebabkan perubahan anatomi dan biokimia otak. Gejala klinis demensia antara lain gangguan kognitif, perilaku,
Demensia merupakan penyakit yang menyebabkan penurunan daya ingat dan kemampuan berpikir. Penyebabnya belum diketahui pasti tetapi diduga berkaitan dengan faktor genetik, radikal bebas, infeksi virus, lingkungan, dan hipertensi. Penuaan normal tidak menyebabkan demensia tetapi dapat menyebabkan perubahan anatomi dan biokimia otak. Gejala klinis demensia antara lain gangguan kognitif, perilaku,
Menurut Wahjudi (2008), sampai sekarang Definisi Patofisiologi
penyebab demensia masih belum diketahui penyakit yang mengakibatkan penurunan daya ingat dan Proses menua tidak dengan sendirinya menyebabkan terjadinya demensia. secara pasti, namun diduga berkaitan dengan : cara berpikir. Kondisi ini berdampak pada gaya hidup, Penuaan menyebabkan terjadinya perubahan anatomi dan biokimiawi di a. Faktor genetik kemampuan bersosialisasi, hingga aktivitas sehari-hari susunan saraf pusat yaitu berat otak akan menurun sekitar 10% pada penuaan b. # Radikal bebas penderitanya. Jenis demensia yang paling sering terjadi antara umur 30-70 tahun. Berbagai faktor etiologi yang telah disebutkan di c. Akibat infeksi virus atas merupakan kondisi-kondisi yang dapat mempengaruhi sel-sel neuron d. Pengaruh lingkungan lain adalah penyakit Alzheimer dan demensia vaskular. korteks serebri. e. Hipertensi sistolik f. Kurang pendidikan Manifestasi klinis g. Depresi h. Gangguan imunitas DEMENSIA PADA - Kognitif: penurunan kemampuan mental, disorientasi, kebingungan di malam hari, kebingungan mental, ketidakmampuan berbicara LANSIA atau memahami bahasa, mengada-ada atau ketidakmampuan Intervensi mengenali hal-hal umum 1. Monitor daya ingat klien - Perilaku: gelisah, iritabilitas, perubahan kepribadian, kehilangan 2. Panggil klien dengan jelas, dengan lama pengendalian atau mengembara dan tersesat ketika melakukan interaksi dan berbicara - Suasana hati: gugup, kecemasan, perubahan suasana hati atau rasa secara perlahan kesepian 3. Berikan alat untuk mengingat suatu informasi Outcome - Psikologis: berhalusinasi, depresi atau paranoia - Otot: ketidakmampuan untuk menggabungkan gerakan otot atau 4. Ingatkan klien untuk jadwal yang harus - Klien terbebas dari cedera berjalan tidak stabil dilakukan oleh klien - Klien mampu menjelaskan cara untuk - Juga umum: hilang ingatan, gangguan tidur, terjatuh atau ucapan 5. Berikan waktu istirahat untuk membingungkan mencegah cedera 6. mengurangi kelelahan dan stress - Gangguan kognitif menurun 1 angka dari hasil Penatalaksanaan 7. Pilih aktifitas sesuai kemampuan pengelolaan sebelum intervensi kognitif dan minat klien Terapi Non Farmakologi 8. Beri latihan orientasi misalnya klien berlatih - Fokus kepada lawan berbicara Terapi Farmakologi 1) Penyampaian informasi yang mengenai informasi pribadi dan tanggal - Mampu mengingat dan memproses informasi 1) Anti-oksidan, vitamin E yang benar kepada keluarga secara tepat yang baru terjadi terdapat dalam sayuran, 2) Program harian untuk klien - Mampu melakukan kebutuhan dasar sehari- kuning telur, margarine, 3) Istirahat yang cukup 9. Memberikan kegiatan yang dapat mengasah hari kacang-kacangan, minyak 4) Reality orientation training kerja otak atau orientasi realitas sayur, Vitamin C dapat 10. Sediakan pengingat dengan menggunakan - Waktu tidur tercukupi 5) Rehabilitasi mengurangi radikal bebas gambar dengan cara yang tepat( mengunakan - Kualitas tidur klien baik 2) Obat anti-inflamasi 6) Terapi musik simbol, gambar, tulisan ) - Lebih rileks Obat penghambat asetilkolin 7) Terapi rekreasi 11. Kolaborasi dengan perawat yang lain agar - Cemas berkurang dari sebelumnya esterase (misalnya Exelon). 8) Brain Gym atau Senam Otak selalu memantau klien dan mengingtkan klien - Konsentrasi meningkat 12. Kolaborasi dengan tim medis lainnya. Diagnosa Keperawatan 13. Ajarkan kepada keluarga untuk menyediakan SUMBER : lingkungan yang aman untuk pasien. Fatimah, 2010, “merawat manusia lanjut usia suatu pendekatan 1) Defisit perawatan diri (makan, minum, berpakaian, hygiene) proses keperawatan gerontik”, Jakarta; Trans Infomedia 2) Kerusakan memori berhubungan dengan distraksi 14. Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai Milders , Mc bain , dkk.2013. Cognitive stimulation by caregivers dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien for people with lingkungan dimentia. 3) Resiko terjadi cedera berhubungan dengan penurunan dan riwayat penyakit terdahulu pasien. PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. 15. Ajarkan kepada keluarga dan klien untuk Jakarta: PPNI. daya ingat. menghindarkan lingkungan yang berbahaya PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: 4) Gangguan proses pikir Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jakarta: DPP PPNI