Bismillah Proposal Ku Fix
Bismillah Proposal Ku Fix
SELATAN
DI SUSUN
OLEH:
SAMSULIANTI
NIM . P00331018.086
2021
i
HALAMAN PENGESAHAN
SELATAN
SAMSULIANTI
P00331018.086
Pembimbing Utama :
NIP. 196910061992032002
Pembimbing Pendamping :
NIP: 197112311992031009
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan
Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat membuat proposal yang berjudul
“Gambaran Pengetahuan Dan Pola Asuh Ibu Balita Stunting Di Wilayah Kerja
namun berkat bantuan serta dukungan dari bapak/Ibu pembimbing utama maupun
pembimbing pendamping, maka hambatan itu dapat teratasi. Oleh karena itu dengan
segala keredahan hati penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
Kendari, 2020
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.................................................................................................................iii
DAFTAR ISI...............................................................................................................................iv
BAB I...........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................5
C. Tujuan Penelliian.............................................................................................................6
D. Manfaat Penelitian............................................................................................................6
BAB II..........................................................................................................................................8
TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................................8
A. Landasan Teori.................................................................................................................8
B. Tipe pola asuh orang tua.................................................................................................14
C. Kerangka Teori...............................................................................................................20
D. Kerangka Konsep...........................................................................................................21
E. Deinisi Oprasioanal........................................................................................................22
BAB III......................................................................................................................................24
METODE PENELITIAN...........................................................................................................24
A. Jenis penelitian...............................................................................................................24
B. Lokasi dan Waktu Penelitian..........................................................................................24
C. Populasi dan Sampel......................................................................................................24
D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data..................................................................................26
E. Cara Pengumpulan Data.................................................................................................27
F. Pengolahan dan Analisis Data........................................................................................27
G. Analisis Data..................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................29
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi
pada anak. Seorang anak dianggap mengalami stunting jika tinggi badan mereka
lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya (berdasarkan WHO-
MGRS). Stunting dapat memberikan dampak buruk pada anak, baik dalam
bentuk jangka pendek maupun jangka panjang. Dampak jangka pendek stunting
kognitif otak, kekebalan tubuh melemah sehingga mudah sakit, dan memiliki
sudah berrjalan lama dan memerlukan waktu bagi anak untuk berkembang serta
1
Salah satu Puskesmas yang berada di kabupae konawe selatan (Sultra)
stunting sebanyak 28,33% dari 582 balita. Beberapa Desa yang merupakan
balita stunting yaitu Desa Roraya, Ngapaha, Bungin Permai, dan Desa Asingi.
utama yang berhubungan dengan status gizi adalah pendidikan (supariasa 2017).
Apabila pendidikan orang tua balita baik, maka orang tua dapat menerima segala
informasi dari berbagai sumber mengenai cara pengasuhan anak yang baik dan
benar, asupan gizi yang sesuai, sehingga orang tua dapat menjaga kesehatan
anak. (Cahya ningsih & Sulistyo 2011). Sedangkan menurut Nachiyahh (2012)
gizi. Pekerjaan orang tua merupakan kegiatan atau tindakan yang di lakukan
oleh setiap orang tua untuk mendapatkan uang. Pekerjaan tersebu akan
konsumsi pangan anak. Konsumsi pangan dan gizi pada anak balita yang rendah
dapat mempengaruhi status gizi pada anak balita (Supriasa, Bakri, dan Fajar,
2012).
pendidikan jumlah balita dalam keluarga juga mempengaruhi status gizi balita.
2
posyandu sehingga mempengaruhi status gizi balita. Keluarga yang memiliki
jumlah balita sedikit akan lebih focus memperhatikan anaknya, sedangkan jika
terdapat jumlah anak balita yang banyak dalam keluarga maka perhatian ibu
akkan terbagi.
kesehatan sebelum dan setelah kelahiran anak tersebut. Stunting adalah ukuran
yang tepat untuk mengidentifikasi terjadinya kurang gizi jangka panjang pada
Salah satu tantangan utama yang saat ini di hadapi sector kesehatan di
beberapa tahun terakhir, namun masalah stunting tetap signifikan. Stunting yan
terjadi selama masa anak-anak sebagai akibat dari kekurangan gizi kronis,
lebih tinggi, resiko melahirkan bayi dengan beraat badan lahir rendah, dan
Stunting dapat di sebabkan oleh 4 masalah utama yaitu faktor keluarga dan
ASI, serta penyakit infeksi. Keempat masalah utama tersebut di sebabkan oleh
kesehatan, pendidikan kultur sosial, sistem pangan dan agrikultur, serta air,
3
Menurut keputusan Mentri Kesehatan Nomor 1995/MENKES/SK/XII2010
tentang Standar Antropometri Penilaian Status gizi anak suning adalah balita
dengan status gizi yang berdasarkan panjang atau tinggi badan menurut umurnya
Organizaion) (Multi Growth Reference Study) tahun 2006 niali z score nya
kurang dari -2SD dan di kategorikan sangat pendek jika nilai z score nya kurang
masyarakat jika prevelensinya 20% atau lebih. Karena presentasi balita pendek
termasuk dalam 17 negara, di antara 117 negara, yang mempunyai tiga masalah
gizi yaitu stunting, wasting, dan overweight pada balita (PSG, 2015).
isu stanting terutama untuk mencari trobosan dalam mengani dan mengurangi
pilar utama, yaitu Komitmen dan Visi Pimpinan Tertiggi Negara. Kampanye
provinsi adalah mengambil inisiatif untuk proaktif dalam mencermati data hasil
4
faskes, bayi di beri ASI Eksklusiif, keluarga mempunyai air bersih dan
Pola asuh orang tua adalah prilaku orang tua dalam mengasuh balita. Pola
asuh orang tuan merupakan salah sau masalah yang dapat mempengaruhi
terjadinya stunting pada balita. Pola asuh orang tua yang kurang atau rendah
memiliki peluang lebih besa anak terkena stunting di bandingkan orang tua
pola asuh kurang baik beresiko 8,07 kali lebih beesar di bandingkan dengan pola
asuh yang baik, masing-masing dengan presentase satus gizi stunting 53% dan
12,3%. Hasil uji statistic chi-square menunjukkan ada hubungan yang signifikan
antara pola asuh dengan status gizi (p<0,001). Hasil penelitian ini sejalan dengan
yang signigfikan pola asuh dengan kejadian stunting pada anak (p=0.000). Hasil
penelitian inijuga sejalan dengan penelitian Rahmayan, dkk., 2014. Pola asuh
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas yang menjadi masalah pada penelitian ini adalah
bagaimana gambaran pengetahuan dan pola asuh ibu balita stunting di wilayah
5
C. Tujuan Penelliian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
D. Manfaat Penelitian
b. Bagi Mahasiswa
Selatan
c. Bagi Peneliti
6
Menambah bahan kajian serta wawasan tentang gambaran
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengetahuan Ibu
menggunakan inderea atau akal budinya untuk menggali benda atau kejadian
tertentu yang blum pernah di lihat atau dirasakan sebelumnya. Perilaku respon
individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat di amati dan
mempunyai rekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik di sadari maupun tidak.
Pengetahuan adalah hasil penginderaan mausia, atau hasil tahu seseorang tehadp
objek melalui indera yang di milikinya yaitu mata, hidung, telinga, dan
dimiliki. Selain pengalaman, kita menjadi tahu, karena di beritahu oleh orang
muda yang berkualitas, berimplikasi pada perlunya meingkatan staus gizi anak
khususnya balia umur 35 tahun. Orang tua harus membekali diri dengan
8
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu (Notoadmojo 2010)
a. Pendidikan
orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang
tentang suatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu, aspek positif dan
aseke negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap
seseoraang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dan obyek
b. Informasi/Media Massa
9
sarana komunikasi,berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat
apakah yang di lakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan
d. Lingkungan
lingkugan tersebut. Haal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik
ataupun tidak yang akan di respon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.
e. Pengalaman
10
Pengalaman belajar dalam bekerja yang di kembangkan memberikan
manfestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak
f. Usia
membaik. Pada usia madya, individu akan lebih beeperan aktif dalam
demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu usia
laporkan hamppir idak ada penurunan pada usia ini. Dua sikap tradisioanal
menambah pengetahuannya.
11
ternyata IQ seseorang aan menurun cukup sejalan dengan
bertambahnya usia.
Secara etiologi, pola asuh berarti bentuk, tata cara. Sedangkan asuh berarti
merawat, menjaga, medidik, Sehingga pola asuhh berate bentuk atau sistem
dalam merawat menjaga dan mendidik. Pola asuh orang tua adalah interaksi
dkk, 2017).
Pola asuh adalah pola interaksi antara balita dengan orang tua meliputi
kebutuhan psikologis (seperti rasa aman, kasih sayang, perlindunga dan lain-
hidup selaras dengan lingkungan nya. Dengan kata lain, pola asuh juga meliputi
interaksi orang tua dengan anak dalam penddikan karakter anak (Latifah,
2008).pola asuh ibu adalah hubungan antara anakdan ibu/ayah. Pola asuh oleh
asuh yang benar, dapat mengupayakan balita menjadi pribadi yang utuh dan
terintegrasi. Tugas dan tanggung jawab orang tua adalah menciptakan situasi
12
Pola asuh yang di maksud adalah dari menyiapkan makanan merupakan
proses mulai dari menyiapkan makanan seperti mulai dari membeli sampai
Kemudian memberikan makanan yang sudah di masak atau yang sudah matang
kepada balita, dan juga apakah balita di biarkan makan sendiri atau di bantu
dengan ibu yang menyuapi makanan. Jumlah makanan yaitu jumlah konsumsi
yang di berikan kepada balita sudah sesuai untu mememnuhui kebutuhan gizi
balita tersebut.
Menurut Maccoby dan Me loby ada beberapa faktor yang mempengaruhi pola
a. Sosial ekonomi
yang di bentuk oleh orang tua maupun balita dengan lingkungan sekitarnya.
b. Pendidikan
orang tua baaik formal maupun non formal kemudian juga berpengaruh pada
c. Kepribadian
Dalam mengasuh balita orang tua bukan hanya mampu mengkomunikasi kan
d. Jumlah anak
13
Jumlah anak yang di miliki keluarga akan mempengaruhi pola asuh yang
di terapkan orang tua. Semakin banyak jumlah anak dalam keluarga, maka
ada kecenderungan bahwa orang tua tidak begitu menerapkan pola asuh
secara maksmal pada balita kearena perhaian dan waktunya terbagi antara
balita yang satu dengan anak yang lainnya (Okta Sofia, 2009).
Adapun Dampak pola asuh terhadap status gizi balita, antara lain :
1. Dampak positif
Dampak dari pola asuh positif adalah balita akan lebih kompeten
sosial, balita juga tidak memakan makanan yang tidak seharusnya di makan pada
2. Dampak negatif
Dampak dari pola asuh yang salah adalah balita menjadi manja, emosi balita
pola asuh makan yang salah juga dapat mengakibatkan balita mempunyai pilaku
makan yang salah (Geogry, 2010) . Orang tua yang memberikan pola asuh
14
Orang tua otoriter menempatkan batasan-batasan dan control yang
anak dari orang tua yang otoriter, sering tidak bahagia, takut dan
Santrock. 2011).
Dampak terburuk dari sikap otoriter orrang tua bagi anak (Subini
2011) adalah:
sebaya nya, bekerja sama dengan orang dewasa dan menangani setres
15
mereka, orang tua permisif, tetap menempatkan beberapa tuntutan
tua sangat tidak terlibat dalam kehidupan anak-anak. Orang tua dan
3. Stunting
anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama dalam 1.000 hari pertama
Stunting adalah balita dengan status gizi yag berdasarkan panjang atau tinggi
Multicenter Growth Reference Study) tahun 2006, nilai Z-scorenya kurang dari
-2SD dan di kategorikan sangat pendek apabila nilai Z-scorenya kurang dari
16
Definisi pendek (stuning) adalah status gizi yang di dasakan pada indeks
PB/U atau TB/U dimana dalam standr anropometri penilaian satus gizi anak,
hasil pegukuran tersebut berada pada ambang batas (Z-Score) <-2SD sampai
asupan gizi yang kurang dalam waku yang cukup lama akibat pemberian
makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizinya. Stunting dapat terjadi
mulai janin masih dalam kndungan dan baru tanpak saat anak berusia dua tahun.
Stunting yang telah terjadi bila tidak di imbangi dengan catch-up growth
nya resiko kesakian, kematian dan hambatan pada perumbuhan baik motorik
maupun mental. Stunting di bentuk oleh growth faltering dan catch-up growth
balita yang lahir dengan berat badan normal dapat megalami stunting bila
a. Klasifikasi stunting
dengan standar, dan hasilnya berada di bawah normal. Jadi secara fisik balita
17
1). Sangat Pendek : Z-score <-3,0
1. Stunting familial
pendek).
2. Infeksi
seperi diare, entropati, dan cacing, namun dapat juga di sebabkan oleh
keadaan gizi optimal akan tercapai apabila kebutuhan zat gizi optimal
18
Kualias makanan yang buruk meliputi kualias micronutrient uang
gizi, dan rendahnya energy pada makanan pendamping pada anak. Pratik
c. Dampak Stunting
kekebalan tubuh sehingga mudah sakit, dan resiko tinggi untuk munculnya
disabilitas pada usia tua, serta kualitas kerja yang tidak kompetitif yang
19
C. Kerangka Teori
Masalah gizi
(Stunting)
Status infeksi
Konsumsi
makanan
Pengetahuan meliputi:
Pendidikan
Sosia/ ekonomi
Informasi/media
massa
Lingkungan
Usia
20
Pola asuh
D. Kerangka Konsep
Pengatahuan Ibu
Balita Stunting
21
Skema 2. Kerangka Konsep Penellitian
22
E. Deinisi Oprasioanal
Oprasional
Variabel Stunting Pita 1. Stunting Ordinal
23
menurut SD
di bandingkan 4. (Z-
baku WHO – -2 SD )
MGRS niali Z
-2SD
Variabel Pengetahuan Kuisioner 1. Baik Ordinal
stunting . jawaban 8)
terhadap
kuisioner
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
deskriptif adalah suatu metode penelitian dengan tujuan utama untuk membuat
gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif dalam waktu
Adapun populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki balita
Konawe Selatan.
1. Lokasi penelitian
25
Lokasi penelitian ini di lakukan di wilayah kerja puskesmas Tinanggea
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini di lakukan mulai dari Waktu yang disaranakan setelah
1. Populasi
2. Sampel
penelitian, dengan kata sampel adalah sebagian wakil dari populasi. Besar
n= N
N(d2)+1
Keterangan:
n= Besar sampel
26
N= Besar populasi
Jadi n= N
N(d2)+1
n= 106
106(0,12)+1
n= 106
106(0,01)+1
n= 106
106+1
n= 106 = 52, 73
2,01
27
D. Kriteria Sampel
Dalam penelitian ini subjek yang memenuhi kriteria inklusi akan di jadikan
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria Ekslusi
a. Data Primer
Jenis data yang di gunakan adalah data primer yaitu data yang di peroleh
secara tidak langsung dari pemeriksaan tinggi badan balita dan kuisioner
b. Data Sekunder
balita.
28
a) Alat ukur/Instrumen
Pada penelitian ini alat ukur yang di gunakan adalah Kuisioner yang terdiri
dari pertanyaan mengenai pengetahuan dan pola asuh ibu balita stunting
Alat ukur untuk mengetahui pola asuh ibu balita menggunakan kuisioner
a. Persiapan
b. Memilih lokasi
c. Memulai penelitian dan menjalin hubungan sosial dengan ibu balita setempat
d. Melakukan wawancara
29
e. Melakukan pengumpulan data
f. Meninggalkan lokasi.
1. Pengolahan Data
Pengolahan data penelitian ini adalah data yang akan penilii dapatkan dari
pendeahuab dan pola asuh yang di dapakan lalu di olah dengan cara manual
kuisioner perlu di sunting (edit) terlebih dahulu, jika ada data atau
b. Coding (pengkodean)
yang telah terkumpul. Data yang sudah di edit, maka harus di berikan
olah.
c. Tabulating (Pentabulasian)
Membuat tabel-tabel data sesuai dengan tujuan penelitian. Hal ini untuk
d. Pemberian Skor
30
Memberikan skor pada setiap jawaban yang di berikan selanjutnya
H. Analisis Data
Analisis Univariat
frekuensi dan presentase setiap variabel. Dan dapat menggunakan uji Chi
Square.
X 2 = ( 0 – E )2
Keterangan:
X2 : Chi Square
I. Etika Penelitian
Etika dalam peneliian ini merupakan salah satu hal yang penting dalam
penelitian ini harus sangat di perhatikan karena manusia mempunyai hak asasi
31
KUESIONER
Nama :
32
Alamat :
A. Identias Balita
Keterangan:
a. Pendidikan b. Pekerjaan
(5) Sarjana
1. Pengetahuan
33
maksud dengan stuning? dalam perumbuhan yang di akibatkan
oleh kekurangan zat gizi dalam jangka
waku yag lama, sehingga anak
mempuyai perwakan yang pendek (1)
b. Tidak Tahu (0)
3 Apakah ibu pernah mendengar a. Ya (1)
istilah PGS? b. Tidak (0)
2. Pola Asuh
Apakah yang ibu lakukan kepada anak jika a. Di biarkan saja (0)
anak ibu tidak mau makan?
b. di pukul (0)
34
Apakah ibu Tahu yang di maksud Diare? a. Ya (1)
b. Tidak (0)
Apakah pada saat diare,di atasi dengan a. Ya (1)
pemberian oralit/pemberian LGG?
b. Tidak (0)
Apakah yang ibu lakukan saat anak a. Membawa ke dokter,
mengalami diare?
Puskesmas(1)
b. Membiarkannya hinggasembuh
sendiri (0)
35
DAFTAR PUSTAKA
Aramico,dkk. 2013. Hubungan Sosial Ekonomi, Pola Asuh, Pola Makan dengan
Stuning pada Siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Lut, Tawar, Kabupaten Aceh Tengah.
Aridyah, farah, okky, dkk. 2015. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Stunting
Eniyati. (2016). Hubungan antara Pola Asuh Orang Tua Dengan Status Gizi Balita,.
Handayani, dkk. 2017. Penyimpangan Tumbuh Kembang pada Anak dari Orang Tua
Kyle, Terri. Susan Carman, 2014. Buku Ajar Keperawatan Pediatri Edisi 2 Jakarta:
EGC
Kemenkes . 2017. Provinsi Sumatra Utara Buku saku Pemantauan Status Gizi. Tahun
36
Medan Poltekkes, Poltekkes Kemenkes. 2018. Pedoman Penyusunan Skripsi. Polteknik
Kesehatan RI Medan.
PSG. 2015. Buku Saku Pemantauan Status Gizi Tahun 2017. Jakarta: Diektoat Gizi
Masyarakat
Persagi. 2018. Stop Stuntig Dengan Konseling Gizi. Jakarta: Penebar Plus
Renyoet, Brigtte Sarah, dkk. 2013. Hubugan Pola Asuh Dengan Kejadian Stunting
Anak Usia 6-23 Bulan di Wilayah Pesisir Kecamatan Tallo Kota Makassar. Makassar:
Universitas Hasanudin.
Santrock . 2011. Masa perkembangan Anak , Edisi 11 Jilid 2. Jakarta: Salemba Hunaika
TNP2K. 2017. 100 Kabupaten/Kota Prioritas Untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting) .
Virdani, A, S., (2012). Hubungan Antara Pola Asuh Terhadap Status Gizi Balita Usia
Medika
37