Anda di halaman 1dari 4

ETIKA PRODUKSI DAN PEMASARAN KONSUMEN

1. PASAR DAN PERLINDUNGAN KONSUMEN


Dalam konsep pendekatan pasar persaingan bebas, pasar bebas mendukung
alokasi penggunaan, dan distribusi barang-barang yang dalam artian tertentu secara adil,
mengharagai hak dan kewajiban serta nilaiutilitas maksimum bagi para pengguna pasar
atau yang berpartisipasi dalam pasar. Dari uraian tersebut maka dapat dijelaskan bahwa
dalam pasar, perilaku konsumen akan dipengaruhi oleh keinginan dari paa konsumen.
Produsen yang mampu memenuhi keinginan para kosumen akan memperoleh insentif
dengan kenaikan tingkat penjualan produknya dan begitu pula sebaliknya.

“Konsumen, dengan cita rasa mereka yang diekspresikandalam pilihan atas


produk, mengarahkan bagaimana sumberdaya masyarakata disalurkan.”

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa dalam pasar perlindunan konsumen
adalah suatu komoditi yang amat penting yang menjadi perhatian dan prioritas dari para
produsen. Produk yang yang lebih aman akan menjadi preferensi oleh konsumen dimana
para konsumen berani membayar lebih untuk itu.

Tujuh karateristik pasar yang mampu memberikan keuntungan yang secara utuh
terhadap konsumen, antara lain:

a. Banyak pembeli dan penjual

b. Semua orang bebas keluar masuk pasar

c. Semua orang memiliki informasi yang lengkap

d. Semua barang di pasar sama

e. Tidak ada biaya ekternal

f. Semua pembeli dan penjual adalah pemaksimalan utilitas

g. Pasar tidak diatur

Namun pada orientasinya, kondisi pasar tidaklah tergambar sedemikian adanya,


contoh pada point c, tidak semua orang memiliki informasi yang relevan terhadap
kegunaan barang yang dibeli ataupun akibat-akibat yang mungkin terjadi akibat
pemakaian produk tersebut.
Fakta lain adalah masalah yang terdapat pada option a, yaitu banyaknya para
penjual dan pembeli di pasar. Hal ini memang benar adanya, tetapi ada beberapa hal yang
tidak bisa diabaikan dengan menutup mata bahwa sebagian besar pasar adalah pasar yang
bersifat monopoli atau oligoli. Hal ini yang menjadi penyangkal bahwa terjadi pasar
bebas yang mampu menciptakn keadilan bagi para konsumen.

Secara keseluruhan tidak terlihat bahwa kekuatan pasar mampu menghadapi


semua pertimbangan konsumen tentang keamanan, bebas resiko dan nilai. Kegagalan
pasar, yang di tunjukkan oleh kurangnya informasi yang dimiliki oleh konsumen yang
tidak rasional ketika ketika kita memilih, dan pasar terkonsentrasi, berarti menolak
argument yang berusaha menunjukkan bahwa pasar saja sudah mampu memberikan
perlindungan yang memadai konsumen. Jadi konsumen harus dilindungi dengan
mengunakan struktur hukum pemerintah dan juga inisiatif sukarela dari pelaku bisnis
yang bertanggungjawab.

Lalu apa kewajiban konsumen untuk melindungi kepentingan nya, dan apa
kewajiban produsen untuk melindungi kepentingan konsumen? Sejumlah teori yang
berbeda tentang tugas etis produsen yang telah di kembangkan, masing masing
menekankan keseimbangan yang berbeda antara kewajiban konsumen pada diri mereka
sendiri dengan kewajiban produsen pada konsumen pada pandangan-pandangan beikut
ini
:

 PANDANGAN KONTRAK KEWAJIBAN PRODUSEN TERHADAP


KONSUMEN

Teori kontrak tentang tugas perusahaan terhadap konsumen didasarkan pada


pandangan bahwa kontrak adalah sebuah perjanjian bebas yang mewajibkan pihak-pihak
lain terkait untuk melaksanakan isi persetujuan tersebut.

Ada 4 kewajiban moral utama: kewajiban dasar untuk :

a) Mematuhi isi perjanjian penjualan dan kewajiban sekunder

b)Memahami sifat produk,

c) Menghindari misrepresentasi

d) Menghindari penggunaan paksaan atau pengaruh


Dengan bertindak sesuai dengan kewajiban-kewajiban tersebut, perusahaan
berarti menghormati hak konsumen untuk diperlakukan secara individu yang bebas dan
sederajat atau dengan kata lain, sesuai dengan hak mereka untuk memperoleh perlakuan
yang mereka setuju untuk dikenakan pada mereka.

 KEWAJIBAN UNTUK MEMATUHI

Kewajiban moral paling dasar adalah kewajiban untuk memberikan suatu produk
dengan karakteristik persis seperti yang dinyatakan perusahaan, yang mendorong
konsumen untuk membuat kontrak sukarela dan membentuk pemahaman onsumen
tentang apa yang di setujui akan dibelinya.

Sebagai contoh : penjual memiliki kewajiban moral untuk memberikan suatu


produk yang dapat dipakai secara aman untuk tujuan tujuan umum dan khusus dimana
konsumen sangat bergantung pada penilaian penjual , mempercayai bahwa produk yang
dapat di gunakan seperti yang di janjikan. Maka penjual wajib melakukan apa yang bias
dilakukan agar pembeli memahami apa yang dijanjikannya dan pada saat penjualan,
pihak penjualan wajib memperbaiki kesalahpahaman yang mungkin terjadi dan yang
mereka sadari.

Gagasan tentang perjanjian ini dimasukkan dalam UU. Bagian 2-315 Uniform
Comercial Code, misal menyatakan :

“ Apabila penjual pada saat membuat kontrak memiliki alas an untuk mengetahui untuk
barang yang di jual nya akan digunakan dan bahwa pembeli bergantung pda keahlian atau
penilaian penjual untuk memilih barang yang sesuai, maka jaminan secara langsung
bahwa barang barang tersebut sesuai untuk keperluan yang di maksud”.

 KEWAJIBAN UNTUK MENGUNGKAPKAN

Penjual akan membuat perjanjian dengan konsumen yang berkewajiban untuk


mengungkapkan dengan tepat apa yang akan di beli konsumen dan apa saja syarat
penjualannya.
Contoh : jika pada produk yang di beli konsumen terdapat cacat yang berbahaya
atau beresiko pada kesehtan , maka konsumen harus di beritahu. Ada yang mengatakan
bahwa penjual juga perlu menjelaskan komponen atau unsur unsur yang terdapat di suatu
produk , dll.

Perjanjian dilakukan dengan bebas dan kebebasan memilih bergantung pada


pengetahuan, maka transaksi kontraktual harus didasarkan pada pertukaran informasi
yang terbuka. Jika konsumen harus melakukan tawar menawar untuk mendapatkan
informasi , maka kontrak yang dihasilkan juga tidak bias dikatakan bebas.

2. Teori Due Care.

Teori “due core” tentang kewajiban perusahaan terhadap konsumen didasarkan


pada gagasan bahwa pembeli san konsumen tidak saling sejajar dan bahwa kepentingan-
kepentingan konsumen sangat renta terhadap tujuan-tujuan perusahaan yang dalam hal ini
memiliki pengetahuan dan keadailan yang tidak dimiki oleh konsumen.

 Tugas untuk meberikan perhatian.

Menurut teori “due core (memberi perhatian), perusahaan dikatakan memberikan


perhatian yang memadai jika mereka melakukan langka-langka untuk mencegah
pengaruh- pengaruh merugikan yang dapat diperkirakan terjadi akibat pengunaan produk
mereka oleh konsumen,setelah melakukan pengamatan atas cara bagaimana produk
tersebut digunakan untuk dan setelah mengatisipasi semua kemungkinan kesalahan
penggunaannya.

 Kelemahan Teori “due core”

Hambatan utama teori “due core” adalah tidak ada metode yang menjelaskan
untuk menentukan kapan seorang atau produsen telah memberikan perhatian yang
memadai. Dengan kata lain tidak ada peraturan yang tepat guna menentukan sejauh mana
sebuah perusahaan perlu memberikan jaminan keamanan atas produknya.

Anda mungkin juga menyukai