Anda di halaman 1dari 2

Tips Diet Idul Adha Bebas Kolesterol

Momen Idul Adha adalah momen sakral bagi umat Islam seluruh Dunia. Umat Islam seluruh Dunia,
termasuk di Indonesia, menyelenggarakan pemotongan hewan kurban sebagai salah satu ibadah. Daging
hewan kurban kemudian dibagi-bagi, bagi pekurban, warga kurang mampu, juga warga sekitar.

Tak heran jika stok daging setiap Idul Adha senantiasa melimpah, baik dari jenis daging sapi maupun
daging kambing. Lantas, bagaimana Tips dalam mengkonsumsi daging hewan kurban agar kita terhindar
dari kolesterol tinggi?

Sebelum masuk ke tips dari kami, ada baiknya sahabat dokterisna mengetahuinya terlebih dahulu
bagaimana kandungan kolesterol di setiap jenis daging hewan kurban. Karena mengikuti kondisi hewan
kurban umumnya di Indonesia, maka kami hanya menyajikan kandungan dari jenis daging kambing,
domba, dan sapi.

Dengan perbandingan takaran yang sama, dalam 100 gram daging kambing terdapat lemak sekira 3
gram, protein 20 gram, kolesterol 57 miligram dan natrium 82 miligram, sisanya komposisi yang lain.

Dalam 100 gram daging domba terdapat lemak sekira 20 gram, protein 24 gram, kolesterol 96 miligram
dan natrium hampir 400 miligram.

Dan dalam 100 gram daging sapi terdapat lemak sekira hampir 20 gram, protein 26 gram, kolesterol 87
miligram dan natrium sekira 384 miligram.

1. Menentukan Apa yang Dimasak

Dari penjabaran di atas, jelas daging kambing adalah yang paling rendah kolesterolnya dibandingkan
jenis daging sapi maupun daging domba.

Namun perlu diingat bahwa penjabaran di atas adalah khusus daging, dalam artian tidak ada campuran
lemak, kulit, apalagi hati dan jeroan (seperti usus).

Jika daging tersebut dimasak dengan jeroan, misalnya, tentulah kadar lemak dan kolesterolnya akan
meningkat sehingga kita mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak dan kolesterol.

2. Hindari Santan

Kebanyakan masyarakat Indonesia saat Idul Adha, mengkonsumsi daging hewan kurban dengan cara
disate dan dibuat hidangan bersantan.
Disate, itu baik. Di mana daging yang disate, asal tidak bersama lemak dan ususnya, memiliki kadar
lemak dan kolesterol yang tidak begitu tinggi.

Beda hal jika dimasak dengan santan. Misalnya, jenis masakan rabeg, rendang, soto betawi, ataupun

Masakan yang di dalamnya menggunakan santan akan meningkatkan kadar lemak dan kolesterol dari
sajian yang dihidangkan. Dan tentu, bagi sebagian orang, khususnya bagi orang dewasa dan lansia,
makanan tinggi lemak tidaklah begitu baik.

3. Makan Secukupnya

Masaknya benar, tetapi makannya berlebihan, tentu hal ini juga menjadi kurang baik. Secara otomatis
akumulasi komsumsi lemak dan kolesterol juga akan meningkat dan melebihi kebutuhan tubuh di hari
itu. Makan secukupnya menjadi poin yang tidak kalah penting dari saran penyajian.

4. Bagaimana bila dapat jatah kurban bagian tubuh hewan yang lemaknya tinggi?

Mungkin sahabat dokterisna akan bingung, bagaimana bila seseorang mendapatkan jatah kurbannya
mengandung lemak, kulit, atau usus.

Pertama, buatlah jenis masakan yang tidak menggunakan santan, karena santan akan berpengaruh
signifikan terhadap komposisi lemak dan kolesterol pada suatu makanan. Makanan dapat dibuat dengan
cara dipanggang, atau dimasak sebagaimana mestinya namun tanpa menggunakan santan, sebagai
contoh jenis masakan sop.

Kedua, ada baiknya urutan yang mengkonsumsi makanan tinggi lemak tersebut adalah balita dan anak
terlebih dahulu. Balita, khususnya, justru membutuhkan lemak yang tinggi untuk menunjang tumbuh
kembang otaknya. Urutan berikutnya setelah balita dan anak adalah dewasa muda. Sebaiknya untuk
orang tua dan lansia tidak mengkonsumsi bagian ini demi kebaikan kesehatannya.

Demikian 4 tips penyajian masakan Idul Adha agar kita tetap bebas dari resiko kolesterol tinggi yang
dapat berdampak kurang baik pada tubuh kita.

Anda mungkin juga menyukai