Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) untuk pengendalian fertilitas atau
agar semua metoda kontrasepsi yang disediakan dan ditawarkan kepada masyarakat
memberikan manfaat optimal dengan meminimalkan efek samping maupun keluhan yang
ditimbulkan. Metoda kontrasepsi dapat dibedakan menjadi dua yaitu metoda kontrasepsi
jangka panjang (MKJP) dan metoda kontrasepsi jangka pendek/non MKJP. Berdasarkan
PMA2020, pencapaian Peserta KB Aktif MKJP di tahun 2015 adalah 21,3%. Kebijakan yang
pelayanan dan aspek penggerakan. Aspek pelayanan difokuskan pada peningkatan kualitas
peningkatan KIE dan promosi KB MKJP, promosi tempat pelayanan dan peningkatan
partisipasi masyarakat
Peningkatan partisipasi suami dalam ber KB dan Kesehatan Repsoduksi adalah
keterlibatan dan keikutsertaan ber KB dan kesehatan reproduksi serta perilaku seksual yang
sehat dan aman bagi dirinya, pasangan dan keluarganya. Partisipasi suami dalam ber-KB
merupakan salah satu issue penting dalam kesehatan reproduksi. Sesuai dengan rekomondasi
dari Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan (ICPD) tahun 1994 di kairo.
reproduksi dan pembangunan yang berorientasi pada keadilan dan kesetaraan gender.
Sejalan dengan kondisi yang ditempuh, upaya peningkatan partisipasi pria dalam ber KB
merupakan tantangan Program yang dihadapi bersama karena kondisi saat ini partisipasi pria
dalam ber kB masih sangat rendah yaitu 4,4% (hasil SDKI,2002-2003) yang meliputi
vasektomi 0,4 %, kondom 0,9 %, senggama terputus 1,5 % dan pantang berkala 1,6 %, angka
ini masih rendah apabila dibandingkan dengan Negara-negara lain seperti Pakistan,
Banglades dan Malaysia. Karena dengan meningkatnya pertisipasi pria dalam KB dan KR
penangganan masalah kesehatan reproduksi , yang pada akhirnya akan berdampak kepada
Salah satu bentuk partisipasi pria dalam ber KB dapat dilakukan secara lansung, yaitu dengan
menggunakan salah satu cara atau metoda pencegahan kehamilan seperti, alat kontrasepsi
kondom, Vasektomi/MOP, metode senggama terputus dan metode pantang berkala atau
sistem kalender. Selain itu partisipasi pria juga bisa dilakukan secara tidak langsung, seperti
mendukung dan memberi kebebasan kepada istri untuk menggunakan kontrasepsi atau
metode KB yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan keinginan dan kondisi istri,
membantu istri dalam menggunakan kontrasepsi secara benar, seperti mengingatkan istri
untuk control kembali, membantu istri mencari pertolongan apabila terjadi komplikasi, serta
memberikan motivasi kepada anggota keluarga dan masyarakat untuk menjadi peserta KB
Banyak faktor yang menyebabkan rendanya partisipasi pria dalam KB bila dilihat dari
1. Dari pria/suami yang masih kurang Pengetahuan dan kesadaran dalam ber KB
2. Faktor lingkungan sosial, budaya, masyarakat dan keluarga yang masih mengaggap
partisipasi pria tidak penting serta pandangan yang cenderung menyerahkan tanggung jawab
5. Dukungan dan politis dan operasional masih rendah disemua tingkatan.
Sekaitan dengan hal di atas, upaya awal yang bias dilakukan untuk menigkatkan partisipasi
pria dalam KB adalah memberikan informasi kepada calon pengantin baik pria maupun
wanita, serta peningkatan dukungan baik dari para pengambilan keputusan, tokoh
masyarakat, tokoh agama dan seluruh anggota keluarga, meningkatkan promosi dan
konseling untuk menigkatkan pengetahuan dan kesadaran para pria/suami. Selain itu dari
kontrasepsi yang lebih mudah dijangkau oleh masyarakat, menyediakan berbagai ragam
pilihan metode kontrasepsi bagi suami, serta meningkatkan kemampuan teknis provider
Peningkatan partisipasi pria dalam ber KB dan kesehatan reproduksi dapat berhasil jika