Anda di halaman 1dari 9

MANAJEMEN KEPERAWATAN

TUTORIAL SUPERVISI

Oleh
Salsabilla Firdausia
18334090
Tingkat 3C

Dosen Pembimbing :
Ns. Hilma Yessi SKep,MKep

PRODI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
SUMATERA BARAT
2021/2022
 Pengertian
Proses supervisi merupakan rangkaian kagiatan yang dilaksanakan ketika melakukan
supervisi. Menurut Tim Pakar Manajemen Pendidikan. Secara umum proses pelaksanaan
supervisi dilaksanakan melalui tiga tahap yaitu:
1. Perencanaan
Kepala sekolah dalam mengembangkan kelembagaan serta masalah-masalah
lain yang berhubungan serta berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan.
Proses dan teknik supervisi pendidikan perlu dan penting untuk dipelajari dan
diterapkan secara baik dan benar dalam suatu lembaga pendidikan. Karena kedua hal
ini juga nentinya akan menyangkut tentang kualitas sekolah.
Kegiatan perencanaan mengacu pada kegiatan identifikasi permasalahan.
Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam perencanaan supervisi adalah :
1. Mengumpulkan data melalui kunjungan kelas, pertemuan pribadi atau rapat
staf,
2. Mengolah data dengan melakukan koreksi kebenaran terhadap data yang
dikumpulkan,
3. Mengklasifikasi data sesuai dengan bidang permasalahan,
4. Menarik kesimpulan tentang permasalahan sasaran sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya,
5. Menetapkan teknik yang tepat digunakan untuk memperbaiki atau
meningkatkan profesionalisme Pendidik.

2. Pelaksanaan
Kegiatan pelaksanaan merupakan kegiatan nyata yang dilakukan untuk
memperbaiki atau meningkatkan kemampuan Pendidik. Kegiatan pelaksanaan
merupakan kegiatan pemberian bantuan dari supervisor kepada Pendidik, agar dapat
terlaksana dengan efetif pelaksanaannya harus sesuai dengan perencanaan yang telah
ditetapkan dan ada follow up untuk melihat keberhasilan proses dan hasil
pelaksanaan supervisi.

3. Evaluasi
Kegiatan evaluasi merupakan kegiatan untuk menelaah keberhasilan proses
dan hasil pelaksanaan supervisi. Evaluasi dilaksanakan secara komprehensif. Sasaran
evaluasi supervisi ditujukan kepada semua orang yang terlibat dalam proses
pelaksanaan supervisi. Hasil dari evaluasi supervisi akan dijadikan pedoman untuk
menyusun program perencanan berikutnya. Soetopo dan Soemanto mengemukakan
evaluasi berpedoman pada tujuan yang telah ditetapkan dan tujuan supervisi
dirumuskan sesuai dengan corak dan tujuan sekolah.

 Prosedur Pelaksanaan Supervisi


Prosedur pelaksanaan supervisi menempuh tiga tahapan, yaitu pertemuan
pendahuluan, observasi pendidik yang sedang mengajar, dan pertemuan balikan
(Burhanuddin dkk, 2007:36).
1. Tindak Lanjut
Adapun bentuk tindak lanjut supervisi akademik dapat dilakukan melalui
kegiatan sebagai berikut:
a. Pembinaan
Kegiatan pembinaan dapat berupa pembinaan langsung dan tidak langsung.
a) Pembinaan Langsung
Pembinaan ini dilakukan terhadap hal-hal yang sifatnya khusus, yangperlu
perbaikan dengan segera dari hasil analisis supervisi. Menurut Sahertian
(2000) pembinaan dengan pendekatan langsung berarti supervisor
memberikan arahan langsung. Dengan demikian pengaruh supervisor lebih
dominan.Kegiatan pembinaan langsung yang dilakukan setelah kepala
sekolah selesai melakukan observasi pembelajaran adalah pertemuan
pasca observasi. Pada pertemuan ini kepala sekolah memberi balikan
untuk membantu mengembangkan perilaku guru dalam melaksanakan
proses pembelajaran.Dari umpan balik itu pula dapat tercipta suasana
komunikasi yang tidak menimbulkan ketegangan, tidak menonjolkan
otoritas, memberi kesempatan untuk mendorong guru memperbaiki
penampilan dan kinerjanya. Pada kegiatan ini kepala sekolah dapat
melakukan lima langkah pembinaan kemampuan guru yaitu:

- Menciptakan hubungan-hubungan yang harmonis,


- Analisis kebutuhan,
- Mengembangkan strategi dan media,
- Menilai, dan
- Revisi
b) Pembinaan Tidak Langsung
Pembinaan ini dilakukan terhadap hal-hal yang sifatnya umum
yangperlu perbaikan dan perhatian setelah memperoleh hasil analisis
supervisi. Sahertian (2000) menyatakan bahwa: perilaku supervisor dalam
pendekatan tidak langsung adalah mendengarkan, memberi penguatan,
menjelaskan, menyajikan, dan memecahkan masalah. Beberapa jenis
komponen yang dapat dipilihkepala sekolah dalam membinaguru untuk
meningkatkan proses pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Menggunakan buku pedoman/petunjuk bagi guru dan bahanpembantu
guru lainnya secara efektif.
2) Menggunakan buku teks secara efektif.
3) Menggunakan praktek pembelajaran yang efektif yang dapatmereka
pelajari selama bimbingan teknis profesional/inservicetraining.
4) Mengembangkan teknik pembelajaran yang telah mereka miliki
5) Menggunakan metodologi yang luwes (fleksibel).
6) Merespon kebutuhan dan kemampuan individual peserta didik.
7) Menggunakan lingkungan sekitar sebagai alat bantu pembelajaran.
8) Mengelompokkan peserta didik secara lebih efektif.
9) Mengevaluasi peserta didik dengan lebih akurat/teliti/seksama.

 Teknik Teknik Supervisi Pendidikan


Supervisi pendidikan yang telah dibahas sebelumnya merupakan konsep dan barulah
dapat dikonkritkan apabila dilaksanakan lewat teknik-teknik supervisi berikut ini. Dalam
situasi sekarang ini mungkin tidak semua teknik supervisi yang dibeberkan di bawah ini
dapat dilaksanakan oleh supervisor, akan tetapi sebagai bahan bacaan perlu disodorkan
sebagai rasep dapat dipilih oleh masing-masing supervisor untuk dapat digunakan sesuai
dengan situasi dan kondisi yang ada. Model pendekatan dalam supervisi pendidikan
seperti telah dijelaskan sebelumnya yakni pendekatan berdasarkan atas banyaknya guru
yang dibimbing dapat di bedakan atas (a) teknik supervisi yang bersifat individual, dan (b)
teknik supervisi yang bersifat kelompok.(Piet A. Sahertian dan Frans Mataheru, 1982 45
dst.) menjelaskan teknik-teknik supervisi pendidikan tersebut sbb :
1. Teknik Supervisi yang bersifat individual (Individual Technique)
Teknik supervisi yang, bersifat individual dipergunakan apabila orang yang
disupervisi dihadapi secara perorangan biasanya dilakukan terhadap individu-
individu yang yang mempunyai masalah khusus dan bersifat pribadi. Teknik
supervisi yang bersifat individu ini dapat dijelaskan atas beberapa macam, yakni
sebagai berikut:
a. Kunjungan kelas (Glassroom Visitation)
Untuk mengetahui lebih dekat/nyata tentang belajar mengajar guru di
kelas, seorang kepala sekolah, penilik pengawas biasanya mengadakan
kunjungan pada setiap kelas dimana guru- guru sedang mengajar.
Tujuannya untuk menolong guru-guru memecahkan kesulitan-kesulitan
yang mereka hadapi dan mempelajari sifat dan kualitas cara belajar anak
dan bagaimana guru membimbing murid-muridnya. Tujuan lain adalah
untuk memperoleh data/informasi tentang situasi belajar mengajar yang
berfungsi membantu pertumbuhan profesional guru.
Teknik supervisi dalam bentuk kunjungan kelas ini dapat dibagi atas :
1) Kunjungan tanpa pemberitahuan sebelumnya
Seorang supervisor secara tiba-tiba mengunjungi kelas sementara
guru sedang mengajar. Kunjungan semacam ini biasanya tidak
dirancang (didisain) sebelumnya (secara kebetulan) dan mungkin
direncanakan oleh supervisor dengan maksud dan tujuan tertentu.
Jenis kunjungan ini mempunyai kebaikan dan keburukan tertentu.
Kebaikannya:
Supervisor dapat mengetahui keadaan yang sesungguhnya,
sehingga dapat menyediakan bantuan/pertolongan yang diperlu-
kan/dibutuhkan oleh guru-guru yang disupervisi, guru-guru selalu
siap melaksanakan tugasnya dengan baik, dan suasana demikian
berpengaruh terhadap suasana belajar murid-murid secara wajar.
Kelemahannya:
Supervisor dianggap tidak demokratis dan tidak kooperatif, guru-
guru merasa bingung dan berprasangka bahwa kunjungan tersebut
akan menilai tugas- tugas guru dan mencari-cari kesalahan saja,
menimbulkan hubungan yang kurang baik sehingga guru-guru
tidak merasa senang dikunjung
2) Kunjungan dengan pemberitahuan sebelumnya
Sebelum suatu kunjungan dimulai, supervisor telah menyam-
paikan langsung maupun tidak langsung, atau berdasarkan jadwal
kunjungan yang telah direncanakan tentang waktu kunjungannya
berbagai kelas atau sekolah disampaikan kepada guru-guru atau
sekolah yang, akan dikunjunginya.
Keuntungannya:
Guru-guru telah siap menunggu waktu pelaksanaan supervisi,
adanya pembagian waktu yang merata bagi semua guru-guru yang
memerlukan bantuan supervisor, tercapainya efisiensi kerja dan
meningkatkan PBM.
Kelemahannya:
Guru-guru merasa tertekan menunggu gilirannya disupervisi,
kemungkinan adanya guru yang disupervisi terlalu lama sehingga
guru lainnya kurang mendapat kesempatan yang cukup,
kemungkinan lainnya kurang mendapat kesempatan yang cukup,
sebagian guru akan membuat persiapan yang memungkinkan
supervisor sulit menemukan kelemahan mereka yang tentunya akan
merugikan guru itu sendiri.
3) Kunjungan atas dasar undangan guru
Kebanyakan guru-guru merasa enggan mengundang supervisor
untuk mengamatinya pada saat ia melakukan tugas mengajar.
Guru-guru masih belum terbuka menerima kunjungan semacam ini,
apalagi yang namanya supervisor umumnya guru merasa tidak
senang untuk disupervisinya jika hanya menilai kemampuannya.
Keuntungannya:
Supervisor akan dapat memperoleh pengalaman belajar mengajar
yang ia sendiri belum memilikinya, guru yang kurang mampu akan
memperoleh tambahan pengalaman jabatan yang lebih banyak
sehingga dapat menilai cara mengajarnya sendiri, memungkinkan
terciptanya hubungan yang harmonis antara guru-guru dengan
supervisor
Kelemahannya:
Ada kemungkinan terjadi manipulasi tingkah laku dari pihak guru-
guru dengan membuat suasana yang tidak wajar, dibuat- buat,
misalnya pada saat itu segala sesuatu dipersiapkan secara mantap,
padahal di lain waktu keadaanya tidak demikian, kemudian
kelemahan lainnya adalah sulit untuk mengetahui keadaan yang
sebenarny

2. Teknik-teknik Supervisi yang bersifat kelompok (Group Techniques)


Teknik supervisi dalam bentuk kelompok adalah teknik supervisi yang
digunakan bersama-sama antara supervisor dan guru-guru dalam jumlah yang
banyak tetapi mempunyai masalah supervisi ini terdiri dari beberapa jenis antara
lain :
a. Pertemuan Orientasi bagi guru baru (Orientation Meeting for new
Teacher)
Pertemuan orientasi adalah salah satu bentuk pertemuan yang bertujuan
mengantar guru-guru terutama guru-guru untuk memasuki suasana kerja
yang baru. Demikian pula terhadap guru-guru yang baru memangku
jabatan baru dalam struktur organisasi sekolah. Hal-hal yang disajikan
dalam pertemuan orientasi ini antara lain:
1) Memberikan informasi perkenalan terhadap sistem kerja dari
sekolah dengan melalui percakapan bersama diselingi dengan diskusi
bersama.
2) Menyatukan pendapat-pendapat tentang metod-metode kerja yang baik
yang akan membawa mereka ke arah pencapaian tujuan-tujuan
pengajaran di sekolah semaksimal mungkin.
3) Mengintegrasikan anggota-anggota staf sekolah dan mengkoordinir
pekerjaan mereka, mempersatukan pandangan mereka dalam usaha
kerjasama mencapai tujuan sekolah.
b. Rapat Guru
Rapat guru adalah merupakan salah satu teknik supervisi untuk
memperbaiki situasi belajar mengajar di sekolah. Tujuan umum daripada
rapat guru ini antara lain sebagai berikut :
1. Menyatukan pandangan-pandangan guru tentang konsep- konsep
umum, makna pendidikan dan fungsi sekolah dalam usaha mencapai
tujuan-tujuan tersebut.
2. Mendorong guru-guru untuk menerima dan melaksanakan tugas-
tugasnya dengan baik, dan mendorong agar mereka tumbuh dan
berkembang dalam jabatannya.
Teknik supervisi merupakan cara-cara yang ditempuh dalam
mencapai tujuan tertentu, baik yang berhubungan dengan penyelesaian
masalah guru-guru dalam mengajar, masalah kepala sekolah dalam
mengembangkan kelembagaan serta masalah- masalah lain yang
berhubungan serta berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan.
Sedangkan dalam teknik suoervisi terdapat teknik individu dan
kelompok.
c. Diskusi sebagai proses kelompok
Diskusi adalah merupakan salah satu teknik supervisi yang dilakukan
melalui pertukaran pendapat tentang sesuatu masalah untuk
mengembangkan ketrampilan para guru dalam mengatasi kesulitan-
kesulitan yang mereka hadapi bersama. Melalui diskusi kelompok, guru-
guru merasa turut bertanggung jawab dan berpartisipasi dalam kelompok,
adanya interaksi antar guru, serta kontrol yang teliti dan mantap dalam
mengemukakan pendapat mereka masing-masing. Dengan diskusi ini pula
guru- guru dapat memperoleh informasi dan banyak pengalaman dari
peserta diskusi yang besar manfaatnya untuk pengembangan profesinya.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, & Lia Yuliana. 2008. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta:


Aditya Media & FIP UNY
Gunawan, Ary H. 2002. Administrasi Sekolah. Jakarta. Rineka Cipta
Suharsimi Arikunto 2004, Dasar-dasar Supervisi. Jakarta.Pt Rideka Cipta.
Syaiful sagala. 2009. Administrasi Pendidikan Kontomporer.Alfabeta. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai