Makalah Sistem Reproduksi-58978332
Makalah Sistem Reproduksi-58978332
PENDAHULUAN
Pada bab ini, akan dijelaskan tentang latar belakang, tujuan penulisan,
metode penulisan, ruang lingkup dan sistematika penulisan.
A. LATAR BELAKANG
Alat reproduksi pria terdiri dari penis, skrotum, testis, saluran kelamin,
kelenjar kelamin. Sedangkan alat reproduksi wanita adalah bagian-bagian
tubuh yang berfungsi dalam proses melanjutkan keturunan. Bila tidak
berfungsi maka dengan sendirinya akan menghambat (mengganggu fungsi
reproduksi wanita).
B. TUJUAN
1. Memberi informasi tentang bagian-bagian organ dari sistem
reproduksi pada manusia
2. Memberi informasi tentang sistem reproduksi pria
3. Memberi informasi tentang sistem reproduksi wanita
4. Memberi informasi tentang hormon pria dan wanita
Sistem Reproduksi 1
5. Memberi informasi tentang siklus menstruasi
6. Mengetahui proses spermatogenesis yang terjadi di testis.
7. Mengetahui proses oogenesis yang terjadi di ovarium.
C. Metode Penulisan
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan kelompok ini adalah sebagai berikut:
BAB I: Pendahuluan yang meliputi Latar Belakang, Tujuan
Penulisan, Metode Penulisan, Ruang Lingkup Penulisan,
Dan Sistematika Penulisan
BAB II: Pembahasan yang terdiri dari Organ reproduksi laki-laki dan
organ reproduksi perempuan.
BAB III: Penutup terdiri dari kesimpulan.
Sistem Reproduksi 2
BAB II
Tinjauan Teoritis
Pada bab ini, akan dijelaskan tentang materi-materi yang berhubugan dengan
sistem reproduksi manusia.
A. REPRODUKSI
Sistem Reproduksi 3
bila makhluk tidup tidak dapat bereproduksi maka kelangsungan generasi
makhluk hidup tersebut terancam dan punah, karena tidak dapat dihasilkan
keturunan (anak) yang merupakan sarana untuk melanjutkan generasi.
Fungsi reproduksi pada pria dapat dibagi menjadi tiga subdivisi besar:
pertama, spermatogenesis (pembentukan sperma); kedua, kinerja kegiatan
seksual pria; dan ketiga, pengaturan fungsi reproduksi oleh berbagai hormon.
Fungsi pada reproduksi ini disertai oleh pengaruh pada hormon kelamin pria
terhadap organ asesorius pria, pada metabolisme sel, pada pertumbuhan,
dan pada fungsi tubuh lain.
Organ reproduksi pria terdiri atas organ reproduksi dalam dan organ
reproduksi luar. Organ reproduksi atau organ kelamin pria dibedakan menjadi
dua bagian, yaitu organ reproduksi luar dan organ reproduksi dalam. Organ
reproduksi luar pria teridiri dari penis dan skrotum. Organ reproduksi dalam
pria terdiri dari testis, saluran pengeluaran dan kelenjar asesoris. Organ
reproduksi luar pria teridiri dari penis dan skrotum.
Sistem Reproduksi 4
C. ORGAN-ORGAN REPRODUKSI PRIA
Sumber: http://pewidya.blogspot.co.id/p/pelajaran-keenam.html
Sistem Reproduksi 5
1. Organ bagian luar sistem reproduksi pria:
a. Penis
Sumber : http://artikelmateri.blogspot.co.id/2016/08/bagian-organ-alat-
reproduksi-pria-laki-fungsi.htm
Sistem Reproduksi 6
di sebelah bawah dari penis dari penis yang merupakan saluran
kemih.
b. Skrotum
Sumber: http://anfis-mariapoppy.blogspot.co.id/2011/01/reproduksi-
pria.html
Sistem Reproduksi 7
Skrotum kiri tergantung lebih rendah dari skrotum kanan. Bentuk
skrotum bervariasi dalam beberapa keadaan misalnya pada pengaruh
panas, orang tua, dan keadaan lemah skrotum akan memanjang dan
lemas, sedangkan dalam keadaan dingin, pada orang muda akan
memendek dan berkerut.
Lapisan skrotum:
1) Kulit : warna kecoklatan, ntipis, dan mempunyai flika/rugae.
Pada kulit tedapat folikel sebasea yang dikelilingi oleh rambut
keriting dimana akarnya terlihat melalui kulit.
2) Tunika Dartos : berisi lapisan otot polos yang tipis sepanjang
basis skrotum. Tunika dartos ini membentuk septum yang
membagi skrotum menjadi dua ruangan untuk testis yang
terdapat dibawah permukaan penis.
a. Testis
Testis merupakan organ kelamin laki-laki, terdiri atas 2 buah glandula
yang memproduksi semen, terdapat di dalam skrotum digantung oleh
fenifukulus spermatikus. Pada bayi dalam kandungan, testis terdapat
dalam kavum abdominalis di belakang peritoneum,sebelum kelahiran
Sistem Reproduksi 8
akan turun ke kanalis inguinalis bersama dengan fenkulus spermatikus
kemudian masuk nke dalam skrotum.
Sumber: http://perpustakaancyber.blogspot.co.id/2012/12/proses-dan-
organ-alat-reproduksi-pada-pria-manusia.html
Sistem Reproduksi 9
transversalis yaitu lapisan otot dimana lapisan ini sesuai dengtan
muskulus obligus abdominis internus dan fasianya.
Fungsi testis:
1) Membentuk gamet – gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan
ditubulus seminiferus.
2) Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh sel interstisial.
Kelenjar testis menghasilkan hormon FSH dan LH. Hormon
testosteron ini disekresi oleh testis, sebagian besar berkaitan
dengan protein plasma.
b. Epididimis
Sumber: http://epididymalhypertension.blogspot.co.id/
Sistem Reproduksi 10
3) Kauda epididimis (ekor) disebut juga globulus minor ditutupi oleh
membran serosa berhubungan dengan duuktus deferens,
4) Ekstremitas superior (bagian yang besar),
5) Ekstremitas inferior (seperti titik).
Di antara korpus dan testis terdapat ruangan yang disebut sinus
epididimis (fossa digitalis). Sebagian epididmis ditutupi oleh lapisan
viseral. Lapisan pada bagian mediastinum menjadi lapisan parietal,
dikelilingi oleh jaringan ikat spermatozoa melalui duktus deferens
merupakan bagian dari kaput epididmis, tempat bermuaranya
spermatozoa disimpan masuk ke dalam vas deferens. Fungsinya
sebagai saluran penghantar testis, mengatur sperma sebelum
diejakulasi, dan memproduksi semen.
c. Duktus Deferens
Sumber: https://medlineplus.gov/ency/imagepages/19073.htm
Sistem Reproduksi 11
ini merupakan muara pada dinding abdomen untuk funikulus
spermatikus, yaitu selubung jaringan ikat yang mengandung duktus
deferens, pembuluh darah, dan saraf.
d. Duktus Ejakulatorius
Duktus ejakulatorius berjumlah dua buah pada sisi lain dari garis
tengah, masing-masing duktus akan membentuk gabungan vesikula
seminalis dengan duktus deferens, panjangnya 2 cm mulai dari lobus
medialis basis glandula prostata berjalan ke depan bawah diantara
lateralis dari utrikulus prostatikus berakhir ke dalam pinggi urtikulus.
Duktus Ejakulatorius menerima sperma dari duktus deferens dan
sekresi vesikula seminalis disisinya. Kedua duktus Ejakulatorius
bermuara didalam uretra.
e. Vesikula Seminalis
Vesikula seminalis merupakan dua ruangan diantara fundus
kantung kemih dan rektum. Masing-masing ruangan berbentuk
piramid, dimana permukaan anterior berhubungan dengan fundus
kantung kemih, sedangkan permukaan posterior terletak di atas rektum
yang dipisahkan oleh fasia rekto vesikalis.
Sistem Reproduksi 12
Sumber: http://musyrifahbiologi.blogspot.co.id/2011/03/vesikula-
seminalis.html
f. Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat terdapat dibawah orifisium uretra interna dan
sekeliling permukaan uretra, melekat dibawah kandung kemih dalam
rongga pelvis dibawah posterior simpisis pubis. Prostat merupakan
suatu kelenjar yang mempunyai empat lobus (posterior, anterior,
lateral, dan medial). Fungsi kelenjar prostat adalah mengeluarkan
cairan alkali seperti susu yang mengandung asam sitrat yang berguna
untuk melindungi spermatozoa terhadap tekanan pada uretra.
Kelenjar prostat mensekresi cairan encer, seperti susu, bersifat
asam yang mengandung asam sitrat, kalsium, asam fosfat, enzim
Sistem Reproduksi 13
pembeku, dan profibrinilisin. Selama emisi, simpai kelenjar prostat
berkontraksi sejalan dengan kontraksi vas deferens sehingga cairan
yang dikeluarkan oleh kelenjar prostat menambah bagian terbesar
semen. Sifat asam dari cairan prostat mungkin penting untuk suatu
keberhasilan fertilisasi ovum, karena cairan-cairan vas deferens relatif
asam karena adanya hasil akhir metabolisme sperma, dan sebagi
akibatnya, menghambat fertilisasi sperma. Juga, sekret vagina bersifat
asam (pH 3,5 sampai 4,0). Sperma tidak dapat motil optimal sampai
pH sekitarnya mencapai 6 sampai 6,5. Akibatnya, merupakan suatu
kemungkinan bahwa cairan prostat menetralkan sifat asam dari cairan
lainnya setelah ejakulasi dan sangat meningkatkan motilitas dan
fertilitas sperma.
g. Kelenjar Bulbouretralis
Disebut juga Glandula Cowper, glandula bulbouretralis terletak di
belakang lateral pars membranasea uretra, diantara kedua lapisan
diafragma urogenitalis dan disebalah bawah dari kelenjar prostat dan
bermuara kedalam uretra. Kelenjar bulbouretralis berfungsi untuk
mensekresikan cairan yang berfungsi sebagai pelumas.
Sistem Reproduksi 14
h. Uretra
Sumber: https://octari.wordpress.com/tag/prostat/
1. Hormon testoteron
Sistem Reproduksi 15
a. Meningkatkan kematangan sperma
b. Memulai perkembangan karakteristik kelamin sekunder :
2. Hormon gonadotropin
Kelenjar hiposfisis anterior menghasilkan dua macam hormon yaitu
luteinizing hormone (LH) dan folicle stimulating hormone (FSH). Sekresi
testoteron selama kehidupan fetus penting untuk peningkatan
pembentukan organ seks pria. Perubahan spermatogenesis menjadi
spermatosit terjadi di dalam tubulus seminiferus dan dirangsang oleh
FSH. Namun FSH tidak dapat menyelesaikan pembentukan spermatozoa
karena itu testoteron disekresi secara serentak oleh sel interstisial yang
berdifusi menuju tubulus seminiferus untuk proses pematangan akhir
spermatozoa.
3. Hormon Estrogen
4. Hormon pertumbuhan
Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur latar belakang fungsi
metabolism testis. Secara khusus meningkatkan pembelahan awal
spermatogenesis. Bila tidak terdapat hormon pertumbuhan
spermatogenesis sangat berkurang atau tidak ada sama sekali.
Sistem Reproduksi 16
E. SPERMATOGENESIS
Sistem Reproduksi 17
Sumber: http://blog-
reproduksi.blogspot.co.id/2013/03/spermatogenesis.html
Struktur Sperma
Sperma diproduksi di testis, organ reproduksi pria. Pria mulai
memproduksi sperma saat pubertas (kurang lebih usia 15 tahun), dan
sebagian besar pria mempunyai sperma dewasa sampai usia tua.
Sperma diproduksi sebanyak 300 juta per hari, dan mampu bertahan
hidup selama 48 jam setelah ditempatkan di dalam vagina sang wanita.
Rata-rata volume air mani untuk setiap ejakulasi adalah 2.5 sampai 6
ml, dan rata-rata jumlah sperma yang diejakulasikan adalah 40-100
juta per ml.
Spermatozoa masak terdiri dari :
Sistem Reproduksi 18
1. Kepala (caput), terdiri dari sel berinti tebal dengan hanya sedikit
sitoplasma, mengandung inti (nukleus) dengan kromosom dan
bahan genetiknya. Pada bagian membran permukaan di ujung
kepala sperma terdapat selubung tebal yang disebut akrosom.
Akrosom mengandung enzim hialuronidase dan proteinase yang
berfungsi untuk menembus lapisan pelindung ovum.
2. Leher (cervix), menghubungkan kepala dengan badan.
3. Badan (corpus), banyak mengandung mitokondria yang
berfungsi sebagai penghasil energi untuk pergerakan sperma.
4. Ekor (cauda), berfungsi untuk mendorong spermatozoa masak
ke dalam vas deferen dan ductus ejakulotoris.
Sumber : http://blog-
reproduksi.blogspot.co.id/2013/03/spermatogenesis.html
Sistem Reproduksi 19
Sumber: Martini Fundamental of Anatomy dan Physiology Volume 2 Seventh
Edition
Sistem Reproduksi 20
Sumber: http://pewidya.blogspot.co.id/p/sistem-organ-reproduksi-wanita.html
Sumber: http://rizkinisfiramdhini.blogspot.co.id/2015/08/biologi-reproduksi-
organ-reproduksi.html
Sistem Reproduksi 21
atas simfisis pubis. Mons pubis banyak mengandung kelenjar sebasea
(minyak) dan ditumbuhi rambut berwarna hitam, kasar, dan ikal pada
masa pubertas, yaitu sekitar satu sampai dua tahun sebelum awitan haid.
Rata-rata menarche (awitan haid) terjadi pada usia 13 tahun. Mons
berperan dalam sensualitas dan melindungi simfisis pubis selama koitus
(hubungan seksual). Semakin bertambahnya usia, jumlah jaringan lemak
di tubuh wanita berkurang dan rambut pubis menipis.
b. Labia mayor
Labia mayor adalah dua lipatan kulit panjang melengkung yang
menutupi lemak dan jaringan ikat yang menyatu dengan mons pubis.
Keduanya memanjang dari mons pubis ke arah bawah mengelilingi labia
minor, berakhir di perineum pada garis tengah. Labia mayor memiliki
panjang 7-8 cm, lebar 2-3 cm, dan tebal 1-1,5 cm dan agak meruncing
pada ujung bawah. Labia mayor melindungi labia minor, meatus urinarius,
dan introitus vagina (lubang vagina).
Pada permukaan arah lateral kulit labia yang tebal, biasanya memiliki
pigmen lebih gelap daripada jaringan sekitarnya dan ditutupi rambut yang
kasar (sama dengan rambut di mons pubis) dan semakin menipis kearah
luar perineum. Permukaan medial (arah dalam) labia mayor licin, tebal,
dan tidak ditumbuhi rambut. Bagian ini mengandung suplai kelenjar
sebasea dan banyak kelenjar keringat serta banyak mengandung
pembuluh darah. Labia mayor sensitive terhadap nyeri, sentuhan, dan
suhu tinggi. Hal ini diakibatkan adanya jaringan saraf yang menyebar luas,
yang berfungsi sebagai rangsangan seksual.
c. Labia minor
Labia minor terletak di antara dua labia mayor dan merupakan lipatan
kulit yang panjang, sempit, dan tidak berambut, yang memanjang ke arah
bawah dari bawah klitoris dab menyatu dengan fourchette. Sementara
bagian lateral dan anterior labia biasanya mengandung pigmen,
permukaan medial labia minor sama dengan mukosa vagina merah muda
dan basah. Pembuluh darah yang banyak membuat labia berwarna merah
kemerahan dan memungkinkan labia minor membengkak, bila ada
Sistem Reproduksi 22
stimulus emosional dan stimulus fisik. Kelenjar di labia minor juga
melumasi vulva. Suplai saraf yang banyak membuat labia minor menjadi
sensitif. Ruangan antara kedua labia minor disebut vestibulum.
d. Klitoris
Klitoris adalah organ pendek berbentuk silinder dan erektil yang
terletak di bawah arkus pubis. Dalam keadaan tidak terangsang, bagian
yang terlihat sekitar 6×6 mm atau kurang. Ujung badan klitoris dinamakan
glans dan lebih sensitive daripada badannya. Saat wanita secara seksual
terangsang, glands dan badan klitoris membesar.
Sumber: http://healthy-bidanku.blogspot.co.id/2012/02/anatomi-organ-
reproduksi-wanita.html
Sistem Reproduksi 23
e. Prepusium klitoris
Dekat sambungan anterior, labia minor kanan dankiri terpisah menjadi
bagian medial dan lateral. Bagian lateral menyatu di bagian atas klitoris
dan membentuk prepusium, penutup yang berbentuk seperti kait. Bagian
medial menyatu di bagian bawah klitoris untuk membentuk frenulum.
Terkadang prepusium menutupi klitoris. Akibatnya, daerah ini terlihat
seperti sebagai suatu muara, yaitu sebagai meatus uretra. Bila
memasukkan kateter ke daerah yang sensitive ini, maka dapat
menimbulkan rasa yang sangat tidak nyaman.
f. Vestibulum
Vestibulum adalah suatu daerah yang berbentuk lonjong, terletak
antara labia minora, klitoris, dan fourchette. Vestibulum terdiri dari dua
muara uretra, kelenjar parauretra (vetibulum minus atau Skene), vagina,
dan kelenjar paravagina (vestibulum mayus, vulvovagina, atau Bartholin).
Permukaan vestibulum yang tipis dan agak berlendir mudah teritasi oleh
bahan kimia (deodorant semprot, garam-garaman, busa sabun), panas,
rabas, friksi (celana jins yang ketat).
g. hymen
h. Fourchette
Sistem Reproduksi 24
Merupakan lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis, terletak pada
pertemuan ujung bawah labia mayor dan minor di garis tengah bawah
orifisium vagina. Suatu cekungan kecil dan fosa navikularis terletak di
antara fourchette dan hymen.
i. Perineum
a. Vagina
b. Uterus
Sistem Reproduksi 25
Sumber: http://islamicmedicine4u.blogspot.com/
Sistem Reproduksi 26
ke belakang dan sedikit lebar di pertengahan. Sumbu panjang
serviks sama dengan sumbu panjang korpus, berbentuk garis
bengkok ke depan. Serviks dibagi atas dua bagian :
a) Porsio supravaginalis
b) Porsio vaginalis
Kavum uteri merupakan bangunan berupa segitiga, yang basis nya dibentuk
oleh permukaan dalam dari fundus uteri di antara tuba uterine. Kavum ini
dilapisi oleh selaput lender yang kaya dengan kelenjar. Bagian apeks
dibentuk oleh onrisium interna uteri tempat kavum uteri bergabung dengan
kanalis servisis melalui orifisium. Uteri interna terdiri dari :
c. Tuba Fallopi
Tuba fallopi adalah saluran telur yang mengangkat ovum dari
ovarium ke kavum uteri. Panjangnya rata-rata 11-14 cm. Tuba fallopi
ada 2 bagian, mulai dari sisi pelvis ke sudut superior lateral uterus.
Masing tergantung pada plika peritoneal mesenterium yang meliputi
margo superior dan berdekatan dengan ligamentum latum.
Sistem Reproduksi 27
Sumber: http://obatherbaltubafallopi.com/
Sistem Reproduksi 28
4. Ovarium
Kelenjar yang terletak dikanan dan kiri uterus terikat oleh ligamentum
uterus. Ovarium berhubungan dengan uterus melalui ligamentum ovary
propium, terletak pada lapisan belakang ligamentum latum. Sebagian besar
ovarium terletak pada intraperitonial dan tidak dilapisi oleh peritoneum.
Arteri yang menyuplai ovarium dan tuba interna adalah arteri ovarika,
cabang dari aorta abdominalis. Masing-masing beranastomosis dengan
arteri uterine, memberi beberapa cabang ke tuba uterin. Cabang yang
melalui mesovarium masuk ke hilus ovarium. Vena muncul dari hilus dan
membentuk pleksus pompaniformasis. Vena ovarika dibentuk dari pleksus.
1. Hormon esterogen.
Sistem Reproduksi 29
beberapa keadaan menghambat sekresi LH dan pada keadaan lain
meningkatkan LH. Esterogen meningkatkan pertumunhan duktus-duktus yang
terdapat pada kelenjar mamae. Merupakn hormone feninisme wanita, terutama
disebabkan oleh hormone androgen. Kerja esterogen pada uterus, vagina, dan
beberapa jaringan lainnya menyangkut inetraksi dan reseptor protein dalam
sitoplasma sel. Hormone mempengaruhi organ seksual yaitu pembesaran
ukuran tubafallopii, uterus, dan vagina, pengendapan lemak pada mosveneris,
pubis, dan labia, mengawali pertumbuhan mamae. Kelenjar mamae
berkembang dan menghasilakan susu, tubuh berkembang dengan cepat,
tumbuh raambut pada pubis dan aksila serta kulit menjadi lembut.
2. Hormon progesteron
hormone ini mulai ditemukan pada gadis usia 11 tahun dan jumlagnya terus
menerus bertambah sampai dewasa. FSH dibentuk oleh lobus anterior kelejar
hipofisis. Pemebntukan FSH ini akan berkurang pada pembentukan atau
pemberian estrogen pada jumlah yang cukup, yaitu ketika pada hamil.
a. Hormon luteid
Hormone ini bekerja sama dengan FSH menyebabkan
terjadinya sekresi estrogen dari folikel D Graaf. LH juga menuyebabkan
substansi progrenteron pada sel granulosa. Bila esterogen dibentuk
dalam jumlah yang cukup besar akan menyebabkan pengurangan
Sistem Reproduksi 30
produksi FSH sedangkan produksi LH bertambah hingga tercapai
suatu rasio produksi FSH dan LH yang dapat merangsang terjadinya
ovulasi
b. Hormon prolactin
Hormone ini ditemukan pada wanita ynag mengalami mestruasi,
terbanyak pada urine wanita hamil, masa laktasi, dan menopause.
Hormon ini dibentuk oleh sel alfa (asidofil) dari lobus anterior kelenjar
hipofisis. Fungsi hormone ini untuk mempertahankan produksi
progrenteron dari korpus luteum. Kelenjar hipofisis dirangsang dan
diatur oleh pusat yang lebih tinggi yaitu hipotalamus untuk
menghasilkan factor pelepas gonadotropin.
H. Oogenesis
Sistem Reproduksi 31
Memasuki usia pubertas sekresi hormon estrogen akan
memacu oosit primer untuk melanjutkan proses oogenesis; oosit
primer mengalami meiosis pertama menghasilkan 2 sel berbeda
ukuran yaitu oosit sekunder (berukuran besar) dan polosit primer
(berukuran kecil).
Sumber: http://perpustakaancyber.blogspot.co.id/2012/12/proses-
pembentukan-sel-telur-oogenesis-pada-wanita.html
Sistem Reproduksi 32
berada dalam folikel, yaitu suatu kantung pembungkus yang penuh cairan
yang menyediakan nutrisi bagi oosit. Semula oosit primer berada dalam
folikel primer kemudian berkembang menjadi folikel sekunder. Ketika
terbentuk oosit sekunder, folikel telah berkembang menjadi folikel tersier
dan akhirnya menjadi folikel de Graaf (folikel yang telah matang) Setelah
ovulasi atau lepasnya oosit sekunder folikel telur akan berubah menjadi
korpus luteum. Korpus luteum mengalami degenersi membentuk korpus
albikan.
I. Glanula Mamaria
Sumber: Dangstars.blogspot.com
Sistem Reproduksi 33
berhubungan dengan kulit, tetapi fungsi nya berhubungan dengan sistem
reproduksi karena kelenjar ini dapat memproduksi susu untuk nutrisi bayi.
Glanula mamaria terdapat dalam payudara,yang terletak anterior
terhadap muskulus pektoralis mayor, jaringan kelenjar dikelilingi oleh
jaringan adipose. Galndula alveolaris memproduksi susu setelah
kehamilan. Susu masuk ke duktus laktiferus yang berkumpul pada puting
susu. Kulit disekeliling puting susu berpikmentasi, disebut areola.
Pembentukkan susu berlangsung dibawah kendali hormon. Selama
kehamilan, kadar esterogen dan progesterone yang tinggi
mempersiapkan kelenjar untuk memproduksi susu. Prolaktif dari kelenjar
hipofisis anterior melakukan sistesis susu setelah kehamilan. Pengisapan
putting susu oleh bayi akan merangsang hipotalamus untuk menyalurkan
infus saraf ke galndula hipofisis posterior, yang mensekresi oksitosin,
yang menyebabkan pengeluaran susu. Pada payudara terdapat tiga
bagian utama, yaitu :
a. Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar.
Korpus dari alveolus adalah sel Aciner, jaringan lemak, sel
plasma, sel otot polos dan pembuluh darah. Alveolus, yaitu unit
terkecil yang memproduksi susu. yang lebih besar (duktus
laktiferus).
Sistem Reproduksi 34
Pada tempat ini terdapat lubang – lubang kecil yang merupakan
muara dari duktus laktiferus, ujung – ujung serat saraf, pembuluh
darah, pembuluh getah bening, serat – serat otot polos yang
tersusun secara sirkuler sehingga bila ada kontraksi maka duktus
laktiferus akan memadat dan menyebabkan putting susu ereksi,
sedangkan serat – serat otot yang longitudinal akan menarik
kembali putting susu tersebut. Payudara terdiri dari 15 – 25 lobus.
Bentuk puting ada empat, yaitu bentuk yang normal, pendek/ datar,
panjang dan terbenam (inverted).
J. SIKLUS MENSTRUASI
Sistem Reproduksi 35
Sumber: https://intanriani.wordpress.com/siklus-menstruasi-pada-wanita/
Wanita yang sehat dan tidak hamil setiap bulan secara teratur mengeluarkan
darah dari alat kandungannya yang disebut mestruasi (haid). Siklus menstruasi,
selaput lendir rahim dari hari ke hari terjadi perubahan yang berulang selama satu
bulan mengalami empat masa (stadium)
Pada masa ini endometrium terlepas dari dinding rahim disertai dengan
perdarahan, hanya lapisan tipis yang tinggal disebut stratum basale
berlangsung selama empat hari. Dengan haid, keluar darah, potongan
endometrium dan lendir dari serviks. Darah ini tidak membeku karena ada
fermen (biokatalisator) yang mencegah pembekuan darah dan mencairkan
potongan mukosa, banyaknya perdarahan selama haid kira-kira 50 cc.
Pada masa ini endometrium tumbuh menjadi tebal kira-kira 3,5 mm.
Kelenjar-kelenjar tumbuhnya lebih cepat dari jaringan lain (berlangsung
kira-kira 5-14 hari dari hari pertama haid).
Sistem Reproduksi 36
Stadium ini berlangsung 14-28 hari, kalau tidak terjadi kehamilan maka
endometrium dilepas dengan perdarahan dan berulang lagi siklus
menstruasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk mengasilkan
keturunan yang baru. Tujuan reproduksi untuk mempertahankan jenis dan
melestarikan jenis agar tidak punah. Pada manusia untuk mengahsilkan
keturunan yang baru diawali dengan peristiwa fertilisasi. Sehingga dengan
demikian reproduksi pada manusia dilakukan dengan cara generatif atau
seksual.
Organ reproduksi pada manusia terbagi menjadi dua yaitu pria dan
wanita. Pada pria terbagi menjadi dua yaitu organ dalam dan organ luar.
Pada wanita terbagi menjadi dua yaitu organ dalam dan luar.
Pada pria dan wanita terdapat hormon-hormon yang membantu dalam sistem
reproduksi. Pada sistem reproduksi pria terjadi peristiwa spermatogenesis
dan pada wanita terjadi peristiwa oogenesis dan menstruasi.
Sistem Reproduksi 37
Payudara pada umumnya dimiliki oleh pria dan wanita yang berbeda
fungsinya dan sebagai organ reproduksi tambahan.
Daftar pustaka
http://pewidya.blogspot.co.id/p/sistem-organ-reproduksi-wanita.html
http://perpustakaancyber.blogspot.co.id/2012/12/proses-dan-organ-alat-
reproduksi-pada-pria-manusia.html
Sistem Reproduksi 38