PENDAHULUAN
I-1
Indonesia, baru sekitar 20% di antaranya yang telah mengantongi sertifikat SNI,
sedangkan IKM sektor Batik dari seluruh IKM Batik di Indonesia persentasenya
tak lebih dari 5% (Badan Standardisasi Nasional, 2016). Penilaian sertifikasi
dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) yang bertugas untuk
melakukan penilaian kesesuaian terhadap produk. LSPro berada di bawah Komite
Akreditasi Nasional (KAN) yang memiliki kewenangan untuk mengakreditasi
lembaga sertifikasi, lembaga inspeksi dan laboratorium yang memiliki kompetensi
untuk melakukan penilaian kesesuaian. Untuk mendapatkan sertifikasi produk
penggunaan tanda (SPPT) SNI, IKM harus melakukan tahapan proses sertifikasi
SNI yang ditetapkan oleh LSPro.
Sebagai upaya dan langkah awal untuk meningkatkan tingkat sertifikasi SNI
oleh IKM batik, dilakukan penelitian dengan topik pemetaan kesiapan IKM batik
untuk melakukan sertifikasi SNI, selanjutnya dari penelitian tersebut dihasilkan
profil sebaran IKM batik, peta tingkat keminatan sertifikasi IKM batik dan peta
tingkat kesiapan sertifikasi IKM batik. Selanjutnya, dari intrepretasi hasil penelitian
tersebut dapat diuraikan bahwa dari 46 IKM Batik yang aktif, terdapat 13 IKM
Batik yang berminat untuk melakukan sertifikasi SNI, namun memiliki kendala
berupa ketidak mampuan IKM untuk memenuhi persyaratan sertifikasi SNI
(Fahma. 2018). Selain kendala sertifikasi SNI berupa ketidak mampuan IKM untuk
memenuhi persyaratan sertifikasi, rendahnya angka sertifikasi SNI oleh IKM batik
dipengaruhi berbagai kendala dan hambatan, yaitu besarnya biaya pengujian atau
sertifikasi yang dinilai mahal, anggapan sertifikasi hanya akan menambah biaya
produksi, keterbatasan sumber daya manusia dalam menerapkan SNI, dan
kurangnya sosialisasi sistem manajemen mutu IKM (Herjanto, 2011), anggapan
proses sertifikasi yang tidak mudah (Susanty, 2013) dan persyaratan mutu yang
masih sulit dipenuhi (Prasetyo, 2017).
Sebagai tindak lanjut untuk meningkatkan angka sertifikasi SNI oleh IKM
batik di Indonesia, perlu dilakukan perbaikan dan perancangan proses pemenuhan
persyaratan sertifikasi SNI, antara lain dengan modifikasi tahapan proses sertifikasi
SNI untuk meningkatkan minat IKM untuk melakukan sertifikasi SNI, pembuatan
workflow sebagai panduan untuk melengkapi dan memenuhi persyaratan sertifikasi
SNI yang bisa menjawab permasalahan IKM batik dalam melakukan sertifikasi SNI
I-2
yaitu keterbatasan jumlah serta rendahnya kecakapan/skill SDM IKM batik dan
penyusunan contoh dokumen pendaftaran sertifikasi SNI, dengan melaksanakan
implementasi SNI di IKM batik, sehingga penelitian ini diharapkan dapat menjadi
referensi maupun pedoman sertifikasi SNI bagi IKM batik di Kota Surakarta
khususnya, mengingat untuk perizinan tingkat Kota atau Kabupaten di setiap daerah
memiliki perbedaan. Sebagai percontohan proses sertifikasi SNI, berdasarkan hasil
penelitian pemetaan kesiapan sertifikasi batik, maka dipilihlah IKM Batik Pandono,
Batik Pandono memiliki keminatan untuk melaksanakan sertifikasi SNI namun
belum mampu memenuhi beberapa poin persyaratan sertifikasi SNI. Batik Pandono
merupakan salah satu IKM yang ada di Kota Surakarta dan berfokus pada produksi
batik tulis abstrak.
I-3
administratif dan teknis sertifikasi SNI bagi para pegiat IKM Batik di
Indonesia.
b. Meningkatkan minat pegiat IKM Batik di Indonesia untuk
mengimplementasikan sertifikasi SNI.
I-4
penelitian, manfaat yang diperoleh dari penelitian, batasan masalah, dan sistematika
penulisan yang digunakan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan mengenai teori-teori yang digunakan sebagai bahan
pendukung penelitian sehingga pada pengumpulan dan pengolahan data serta
analisis dan interpretasi hasil dapat dilakukan secara teoritis dan sistematis.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menjelaskan mengenai urutan secara sistematis bagaimana
penelitian tentang perancangan peta tangan kiri tangan kanan ini dilaksanakan
hingga dapat ditarik kesimpulan dan usulan yang akan diberikan. Proses
pelaksanaan digambarkan dalam bentuk flowchart dan kemudian diberikan
penjelasan secara rinsi mengani flowchart tersebut.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab ini menjelaskan mengenai pengumpulan data yang diperoleh dari
perusahaan dan observasi di lapangan serta proses pengolahan data untuk
menyelesaikan masalah yang dibahas sebagai dasar untuk melakukan perancangan
ataupun usulan.
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
Bab ini menjelaskan mengenai analisis data dan kemudian hasil dari analisis
data diinterpretasikan sesuai dengan perumusan masalah yang telah ditentukan.
Selain itu, bab ini memaparkan perancangan dan usulan yang akan dibuat serta
pengaruhnya terhadap variabel-variabel terkait.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan yang ditarik dari analisis data
dan interpretasi hasil serta memberikan saran-saran yang membangun dan berkaitan
dengan permasalahan yang dibahas sehingga diharapkan akan menjadi lebih baik
dari sebelumnya.
I-5