Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah,


tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, asumsi penelitian, dan
sistematika penulisan yang digunakan dalam pembuatan tugas akhir.

1.1 Latar Belakang


Industri Kecil dan Menengah (IKM) mempunyai peran penting dan strategis
dalam pembangunan ekonomi nasional. Selain berperan dalam pertumbuhan
ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, IKM juga berperan dalam mendistribusikan
hasil-hasil pembangunan. IKM memiliki peranan penting dalam perekonomian di
Indonesia. Namun Sektor IKM di Indonesia saat ini menghadapi sejumlah
tantangan baru yang akan menyulitkan bila tidak diiikuti dengan pengembangan
dan peningkatan kualitas produk. Terutama dalam hal ini adalah pesatnya
perkembangan teknologi dan juga dimulainya integrasi ekonomi regional yang
telah membayangi IKM selama beberapa tahun belakangan, yaitu dimulainya
program Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015 lalu.
MEA adalah bentuk integrasi ekonomi regional yang direncanakan untuk
dicapai pada tahun 2015. Tujuan utama dari MEA 2015 adalah menjadikan ASEAN
sebagai pasar tunggal dan basis produksi, yang mana terjadi arus barang, jasa,
investasi dan tenaga terampil yang bebas serta aliran modal yang lebih bebas. MEA
akan menjadi kesempatan yang baik untuk Indonesia karena hambatan perdagangan
akan berkurang, bahkan menjadi tidak ada. Ini akan berdampak pada peningkatan
ekspor yang pada akhirnya akan meningkatkan PDB (Produk Domestik Bruto)
Indonesia. Sehubungan dengan hal tersebut, pemerintah Indonesia telah
meningkatkan perhatian terhadap para IKM, untuk mendorong pertumbuhan IKM.
Di sektor ini pemerintah Indonesia yakin dapat mengubah tantangan ini menjadi
peluang yang menarik (Kemendag, 2015). IKM bukan hanya sebagai pedagang
yang menjalankan usaha, akan tetapi harus bersandar kepada standar, inovasi riset
dan teknologi. Di Indonesia, masih banyak produk UMKM yang kurang bersaing
dikarenakan belum melalui proses sertifikasi SNI. Dari 55 juta produk UMKM di

I-1
Indonesia, baru sekitar 20% di antaranya yang telah mengantongi sertifikat SNI,
sedangkan IKM sektor Batik dari seluruh IKM Batik di Indonesia persentasenya
tak lebih dari 5% (Badan Standardisasi Nasional, 2016). Penilaian sertifikasi
dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) yang bertugas untuk
melakukan penilaian kesesuaian terhadap produk. LSPro berada di bawah Komite
Akreditasi Nasional (KAN) yang memiliki kewenangan untuk mengakreditasi
lembaga sertifikasi, lembaga inspeksi dan laboratorium yang memiliki kompetensi
untuk melakukan penilaian kesesuaian. Untuk mendapatkan sertifikasi produk
penggunaan tanda (SPPT) SNI, IKM harus melakukan tahapan proses sertifikasi
SNI yang ditetapkan oleh LSPro.
Sebagai upaya dan langkah awal untuk meningkatkan tingkat sertifikasi SNI
oleh IKM batik, dilakukan penelitian dengan topik pemetaan kesiapan IKM batik
untuk melakukan sertifikasi SNI, selanjutnya dari penelitian tersebut dihasilkan
profil sebaran IKM batik, peta tingkat keminatan sertifikasi IKM batik dan peta
tingkat kesiapan sertifikasi IKM batik. Selanjutnya, dari intrepretasi hasil penelitian
tersebut dapat diuraikan bahwa dari 46 IKM Batik yang aktif, terdapat 13 IKM
Batik yang berminat untuk melakukan sertifikasi SNI, namun memiliki kendala
berupa ketidak mampuan IKM untuk memenuhi persyaratan sertifikasi SNI
(Fahma. 2018). Selain kendala sertifikasi SNI berupa ketidak mampuan IKM untuk
memenuhi persyaratan sertifikasi, rendahnya angka sertifikasi SNI oleh IKM batik
dipengaruhi berbagai kendala dan hambatan, yaitu besarnya biaya pengujian atau
sertifikasi yang dinilai mahal, anggapan sertifikasi hanya akan menambah biaya
produksi, keterbatasan sumber daya manusia dalam menerapkan SNI, dan
kurangnya sosialisasi sistem manajemen mutu IKM (Herjanto, 2011), anggapan
proses sertifikasi yang tidak mudah (Susanty, 2013) dan persyaratan mutu yang
masih sulit dipenuhi (Prasetyo, 2017).

Sebagai tindak lanjut untuk meningkatkan angka sertifikasi SNI oleh IKM
batik di Indonesia, perlu dilakukan perbaikan dan perancangan proses pemenuhan
persyaratan sertifikasi SNI, antara lain dengan modifikasi tahapan proses sertifikasi
SNI untuk meningkatkan minat IKM untuk melakukan sertifikasi SNI, pembuatan
workflow sebagai panduan untuk melengkapi dan memenuhi persyaratan sertifikasi
SNI yang bisa menjawab permasalahan IKM batik dalam melakukan sertifikasi SNI

I-2
yaitu keterbatasan jumlah serta rendahnya kecakapan/skill SDM IKM batik dan
penyusunan contoh dokumen pendaftaran sertifikasi SNI, dengan melaksanakan
implementasi SNI di IKM batik, sehingga penelitian ini diharapkan dapat menjadi
referensi maupun pedoman sertifikasi SNI bagi IKM batik di Kota Surakarta
khususnya, mengingat untuk perizinan tingkat Kota atau Kabupaten di setiap daerah
memiliki perbedaan. Sebagai percontohan proses sertifikasi SNI, berdasarkan hasil
penelitian pemetaan kesiapan sertifikasi batik, maka dipilihlah IKM Batik Pandono,
Batik Pandono memiliki keminatan untuk melaksanakan sertifikasi SNI namun
belum mampu memenuhi beberapa poin persyaratan sertifikasi SNI. Batik Pandono
merupakan salah satu IKM yang ada di Kota Surakarta dan berfokus pada produksi
batik tulis abstrak.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah bagaimana desain pemenuhan persyaratan sertifikasi
untuk meningkatkan penerapan Sertifikasi SNI pada IKM Batik di Kota Surakarta.

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, dapat dijelaskan
bahwa tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Melakukan perancangan proses pemenuhan persyaratan sertifikasi SNI dan
perancangan workflow pemenuhan persyaratan sertifikasi SNI untuk
memudahkan IKM batik melakukan sertifikasi SNI.
b. Melakukan implementasi proses Sertifikasi SNI pada IKM Batik Pandono
dengan menyusun usulan pemenuhan persyaratan sertifikasi baik
kelengkapan dokumen maupun kesesuaian produk.

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat yang ingin diperoleh dalan penelitian ini adalah sebagai
berikut.
a. Menjadi informasi maupun referensi desain pemenuhan persyaratan
sertifikasi SNI, yang dapat dapat meningkatkan pemahaman tahapan

I-3
administratif dan teknis sertifikasi SNI bagi para pegiat IKM Batik di
Indonesia.
b. Meningkatkan minat pegiat IKM Batik di Indonesia untuk
mengimplementasikan sertifikasi SNI.

1.5 Batasan Masalah


Batasan-batasan masalah yang digunakan dalam penilitian ini adalah sebagai
berikut.
a. Standar Nasional Indonesia yang menjadi acuan adalah SNI Batik tulis yaitu
SNI 8302:2016.
b. Subjek penelitian adalah IKM Batik di Kota Surakarta, pemenuhan dokumen
persyaratan Seritifikasi SNI mengacu pada peraturan yang berlaku di wilayah
Kota Surakarta.
c. Rentang waktu pengambilan data penelitian berupa skema dan persyaratan
sertifikasi diambil antara April 2019 hingga September 2019.

1.6 Asumsi Penelitian


Asumsi-asumsi masalah yang digunakan dalam penilitian ini adalah sebagai
berikut.
a. Skema dan persyaratan sertifikasi tidak berubah hingga diterbitkannya
penelitian ini, yaitu Skema 3 Sertifikasi SNI oleh LSPro Toegoe BBKB
Yogyakarta.
b. SDM yang dimiliki IKM memiliki kemampuan standar untuk melaksanakan
implementasi Sertifikasi SNI.

1.7 Sistematika Penulisan


Berikut merupakan sistematika yang digunakan dalam penulisan yang
digunakan pada penelitian ini.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang terkait dengan pemilihan tema, rumusan masalah
yang diangkat berdasarkan latar belakang, tujuan yang ingin dicapai dalam

I-4
penelitian, manfaat yang diperoleh dari penelitian, batasan masalah, dan sistematika
penulisan yang digunakan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan mengenai teori-teori yang digunakan sebagai bahan
pendukung penelitian sehingga pada pengumpulan dan pengolahan data serta
analisis dan interpretasi hasil dapat dilakukan secara teoritis dan sistematis.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menjelaskan mengenai urutan secara sistematis bagaimana
penelitian tentang perancangan peta tangan kiri tangan kanan ini dilaksanakan
hingga dapat ditarik kesimpulan dan usulan yang akan diberikan. Proses
pelaksanaan digambarkan dalam bentuk flowchart dan kemudian diberikan
penjelasan secara rinsi mengani flowchart tersebut.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab ini menjelaskan mengenai pengumpulan data yang diperoleh dari
perusahaan dan observasi di lapangan serta proses pengolahan data untuk
menyelesaikan masalah yang dibahas sebagai dasar untuk melakukan perancangan
ataupun usulan.
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
Bab ini menjelaskan mengenai analisis data dan kemudian hasil dari analisis
data diinterpretasikan sesuai dengan perumusan masalah yang telah ditentukan.
Selain itu, bab ini memaparkan perancangan dan usulan yang akan dibuat serta
pengaruhnya terhadap variabel-variabel terkait.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan yang ditarik dari analisis data
dan interpretasi hasil serta memberikan saran-saran yang membangun dan berkaitan
dengan permasalahan yang dibahas sehingga diharapkan akan menjadi lebih baik
dari sebelumnya.

I-5

Anda mungkin juga menyukai