(5) Instusionist
Keputusan diambil berdasarkan pengkajian dari dilema etik dari kasus perkasus. Dalam teori
ini ada beberapa kewajiban dan peraturan yang sama pentingnya.
(6) Beneficence
Keputusan yang diambil harus selalu menguntungkan klien.
(7) Maleficence
Keputusan yang diambil merugikan klien.
(8) Malpraktik/lalai
a. Gagal melakukan tugas/kewajiban kepada klien.
b. Tidak melakukan tugas sesuai dengan standar.
c. Melakukan tindakan yang mencederai klien.
d. Klien cedera karena kegagalan melaksanakan tugas.
(9) Malpraktik terjadi karena:
a. Ceroboh
b. Lupa
c. Gagal mengkomunikasikan
Bidan sebagai petugas kesehatan sering berhadapan dengan masalah etik yang
berhubungan dengan hukum. Sering masalah dapat diselesaikan, tetapi belum tentu dapat
diselesaikan berdasarkan prinsip-prinsip dan nilai etik. Banyak hal yang bisa membawa bidan
berhadapan dengan masalah etik
2. Hak dan Kewajiban
Hak dan kewajiban adalah hubungan timbal balik dalam kehidupan sosial sehari-hari.
Bila seseorang memiliki hak terhadap B, maka B mempunyai kewajiban terhadap A. Pasien
memiliki hak (klaim) terhadap bidan atas pelayanan yang diterimanya. Hak pasti
berhubungan terhadap individu, yaitu pasien. Sedangkan bidan mempunyai
kewajiban/keharusan untuk pasien, jadi hak adalah suatu yang diterima oleh pasien.
Sedangkan kewajiban adalah suatu yang diberikan oleh bidan. Seharusnya juga ada hak yang
harus diterima oleh bidan dan kewajiban yang harus diberikan oleh pasien. Hak dan
kewajiban bidan ini diuraikan seperti yang sudah ditetapkan pada Kongres Nasional Ikatan
Bidan Indonesia ke XII di Bali tahun 1998.
a. Hak Pasien
Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai pasien. Sesuai
dengan penjelasan sebelumnya bahwa bidan memiliki hubungan timbal balik dengan pasien,
maka dijelaskan pula hak dan kewajiban pasien sebagai berikut:
(1) Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di
rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan.
(2) Pasien berhak atas pelayanan manusiawi, adil dan jujur.
(3) Pasien berhak memperoleh pelayanan kebidanan sesuai dengan profesi bidan tanpa
diskriminasi.
(4) Pasien berhak memperoleh asuhan kebidanan sesuai dengan profesi bidan tanpa
diskriminasi.
(5) Pasien berhak memilih bidan yang akan menolong sesuai dengan keinginannya.
(6) Pasien berhak mendapatkan informasi yang meliputi kehamilan, persalinan, nifas dan
bayinya yang baru dilahirkan.
(7) Pasien berhak mendapat pendampingan suami atau keluarga selama proses persalinan
berlangsung.
(8) Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai keinginannya dan sesuai dengan
peraturan yang berlaku di rumah sakit.
(9) Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat kritis dan
pendapat etisnya tanpa campur tangan dari pihak luar.
(10) Pasien berhak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di rumah sakit tersebut
(second opinion) terhadap penyakit yang dideritanya, sepengetahuan dokter yang merawat.
(11) Pasien berhak meminta atas privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-
data medisnya.
(12) Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi:
a) penyakit yang diderita
b) tindakan kebidanan yang akan dilakukan
c) alternatif terapi lainnya
d) prognosanya
e) perkiraan biaya pengobatan
(13) Pasien berhak menyetujui/memberikan ijin atas tindakan yang akan dilakukan oleh dokter
sehubungan dengan penyakit yang dideritanya.
(14) Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri
pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sendiri sesudah memperoleh informasi yang
jelas tentang penyakitnya.
(15) Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
(16) Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan yang dianutnya selama hal itu
tidak mengganggu pasien lainnya.
(17) Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di RS.
(18) Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril maupun spiritual.
(19) Pasien berhak mendapat perlindungan hukum atas terjadinya kasus malpraktik.
b. Kewajiban Pasien
(1) Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala peraturan dan tata tertib rumah
sakit atau institusi pelayanan kesehatan.
(2) Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter, bidan, perawat yang
merawatnya.
(3) Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua imbalan atas jasa
pelayanan rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan, dokter, bidan dan perawat.
(4) Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal yang selalu
disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya.
4. Menjaga kerahasiaan (videlity). Seluruh hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada
pasien dan ditemukan oleh bidan adalah suatu kerahasiaan yang tidak boleh diinformasikan
kepada orang lain, kecuali dalam hal kepentingan persidangan.
KODE ETIK
Setiap profesi mutlak mengenal atau mempunyai kode etik. Dengan demikian dokter,
perawat, bidan, guru dan sebagainya yang merupakan bidang pekerjaan profesi mempunyai
kode etik.
A.Pengertian kode Etik
Kode etik suatu profesi adalah berupa norma-norma yang harus diindahkanoleh setiap
anggota profesi yang bersngkutan didalam melaksanakan tugas profesinya dan dlam
hidupnya di masyarakat.
Norma-norma tersebut berisi petunjuk-petunjuk bagi anggota profesi tentang bagaimana
mereka harus menjalankan profesinya dan larangan-larangan yaitu ketentuan-ketentuan
tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh diperbuat atau dilaksanakan oleh anggota
profesi, tidak saja dalam menjalankan tugas profesinya, melainkan juga menyangkut tingkah
laku pada umumnya dalam pergaulan sehari-hari di ddalam masyarakat.
B.Kode Etik Profesi
Kode etik profesi merupakan suatu pernyataaan komprehensif dari profesi yang memberikan
tuntunan bagi anggotanya untuk melaksanakn praktek dalam bidang profesinya baik yang
berhubungan dengan klien/pasien, keluarga,masyarakat, teman sejawat, profesi dan dirinya
sendiri. Namun dikatakan bahwa kode etik pada zaman dimana nilai-nilai peradaban semakin
kompleks,kode etik tidak dapat lagi dipakai sebagai pegangan satu-satunya dalam
menyelesikan masalah etik. Untuk itu dibutuhkan juga suatu pengetahuan yang berhubungan
dengan hukum. Benar atau salah pada penerapan kode etik,ketentuan/nilai moral yang
berlaku terpulang kepada profesi.
C.Tujuan Kode Etik
Pada dasarnya tujuan menciptakan atau merumuskan kode etik suatu profesi adalah untuk
kepentingan anggota dan kepentingan organisasi. Secara umum tujuan menciptakan kode etik
adalah sebagai berikut:
1. Untuk menjunjung tinggi martabat dan citra profesi
Dalam hal ini yang dijaga adalah image dari pihak luar atau masyarakat mencegah orang luar
memandang rendah atau remeh suatu profesi. Oleh karena itu setiap kode etik suatu profesi
akan melarng berbagai bentuk tindak tanduk atau kelakuan anggota profesi yang dapat
mencemarkan nama baik profesi di dunia luar. Dari segi ini kode etik juga disebut kode
kehormatan.
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota
Yang dimaksud kesejahteraan ialah kesejahteraan materiil dan spiritualatau mental. Dalam
hal kesejahteraan materiil anggota profesi kode etik umumnya menetapkan larangan-larangan
bagi anggotanya untuk melakukan perbuatan yang merugikan kesejahteraan. Kode etik juga
menciptakan peraturan-peraturan yang ditujukan kepada pembahasan tingkah laku yang tidak
pantas atau tidak jujur para anggota profesi dalam interaksinya dengan sesama anggota
profesi.
3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
Dalam hal ini kode etik juga berisi tujuan pengabdian profesi tertentu,sehingga para anggota
profesi dapat dengan mudah mengetahui tugas dan tanggungjawab pengabdian profesinya.
Oleh karena itu kode etik merumuskan ketentuan-ketentuan yang diperlukan oleh para
anggota profesi dalam menjalankan tugasnya.
4. Untuk meningkatkan mutu profesi.
Kode etik juga memuat tentang norma-norma serta anjuran agar profesi
selalu berusaha untuk meningkatkan mutu profesi sesuai dengan bidang
pengabdiannya. Selain itu kode etik juga mengatur bagaimana cara
memelihara dan menigkatkan mutu organisasi profesi. Dari uraian di atas,
jelas bahwa tujuan suatu profesi, menjaga dan memelihara kesejahtereaan
para anggota, meningkatkan pengabdian anggota, dan meningkatkan mutu
profesi serta meningkatkan mutu organisasi profesi.
D.Dimensi Kode Etik
1. anggota profesi dan klien / pasien.
2. Anggota profesi dan sistem kesehatan.
3. Anggota profesi dan profesi kesehatan
4. Sesama anggota profesi
Kode etik kebidanan merupakan suatu pernyataan komprehensif profesi yang memberikan
tuntunan bagi bidan untuk melaksanakan praktek kebidanan baik yang berhubungan dengan
kesejahteraan, keluarga, masyarakat, teman sejawat, profesi dan dirinya.
KODE ETIK KEBIDANAN
A. Definisi bidan
Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan bidan yang
telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan persyaratanya yang berlaku, dicatat
( register ), diberi izin secara sah untuk menjalankan praktek.
B. Definisi Kode Etik
Kode etik merupakan suatu ciri profesi yang bersumber dari nilai – nilai internal dan
eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan komprehensif suatu profesi yang
memberikan tuntutan bagi anggota dalam melaksanakan pengabdian profesi.
C. Kode etik bidan
Kode etik bidan Indonesia pertama kali disusun pada tahun 1986 dan disahkandalam Kongres
Nasional Ikatan Bidan Indonesia X tahun 1988, sedang petunjukpelaksanaanya disahkan
dalam Rapat Kerja Nasional ( Rekernas ) IBI tahun 1991,kemudian disempurnakan dan
disahkan pada Kongres Nasional IBI ke XII tahun1998. Sebagai pedoman sdalam
berperilaku, Kode Etik Bidan indonesiamengandung beberapa kekuatan yangyang semuanya
tertuang dalam mukadimah
dan tujuan dan bab. Secara umum kode etik tersebut berisi 7 bab. Ketujuh bab
dapat dibedakan atas tujuh bagian yaitu :
1. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat ( 6 butir )
2.Kewajiban bidan terhadap tugasnya ( 3 butir )
3. Kewajiban Bidan terhadap sejawab dan tenaga kesehatan lainnya ( 2 butir )
4. Kewajiban bidan terhadap profesinya ( 3 butir )
5. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri ( 2 butir )
6. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, bangsa dan tanah air ( 2 butir )
7. Penutup ( 1 butir )
Beberapa kewajiban bidan yang diatur dalam pengabdian profesinya adalah :
1. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat
a. Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati danmengamalkan sumpah
jabatannya dalam melaksanakan tugaspengabdiannya.
b. Setiap bidan dalam menjalankan tugas proofesinya menjunjung tinggiharkat dan martabat
kemanusiaan yang yang utuh dan memelihara citra bidan
c. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman padaperan tugas dan
tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien,keluarga dan masyarakat
d. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentinganklien, menghormati
hak klien, dan menghormati niulai – nilai yangberlaku dimasyarakat
e. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukankepentingan klien,
keluarga dan masyarakat denganj indentitas yangsama sesuai dengan kebutuhan berdasarkan
kemampuan yang dimilikinya.
f. Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalamhubungan pelaksanaan
tugasnya, dengan mendorong partisipasimasyarakat untuk meningkatkan derajat
kesehatannya secara optimal
2. Kewajiban Terhadap Tugasnya
a. Setiap bidan senantiasa mwemberikan pelayanan paripurna terhadapklien, keluarga dan
masyarakat sesuai dengan kemampuan profesiyang dimilikinya berdasarkan kebutuhan klien,
keluarga dan masyarakat
b. Setiap bidan berhal memberikan pertolongan dan mempunyaikewenangan dalam
mengambil keputusan mengadakan konsultasi danatau rujukan
c. Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat danatau dipercayakan
kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilanatau diperlukan sehubungan kepentingan
klien
3. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya
a. Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk
menciptakan suasana kerja yang serasi
b. Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati
baik terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.
4. kewajiban bidan terhadap profesinya
a. Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra
profesinya dengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan
memberikan pelatyanan yang bermutu kepada masyarakat
b. Setiap harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan
kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
c. Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan
kegiatan sejenisnya yang dapat meniingkatkan mutu dan citra
profesinya
5. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri
a. Setiap bidan harus memelihara kesehatannya agar dalam melaksanakan
tugas profesinya dengan baik
b. Setiap bidan harus berusaha secara terus – menerus untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
6. Kewajiban bidan terhadap pemerinytah nusa, bangsa dan tanah air
a. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan
ketentuan – ketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya
dalam palayanan KIA / KB dan kesehatan keluarga dan masyarakat
b. Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan
pemikirannya kepada pemerintahan untuk meningkatakan mutu
jangkauan pelayanan kesehatan terutama pelayanan KIA / KB dan
kesehatan keluarga.