Anda di halaman 1dari 13

Nama Mahasiswa : Lufthi Amallikariana

NIM : 19108102

APN

1. Anatomi Organ Reproduk Interna Wanita

Genitalia internal terdiri atas :


A. Vagina tempat spermatozooa di tumpahkan, dan sebagai jalan keluar janin
Vagina merupakan kanal fibromuskular yang elastis dan mengarah ke atas dan ke
belakang dari vulva ke uterus, paralel dengan permukaan pintu atas panggul. Dinding
posterior vagina panjangnya 9 cm, dan dinding anterior vagina panjangnya sekitar 7,5
cm karena posisi serviks yang demikian. Tonjolan serviks ke vagina memiliki empat
resesus atau fornices (bentuk tunggalnya forniks), yaitu forniks anterior, posterior, dan
lateral. Dinding vagina terdiri atas empat lapisan :
1. Lapisan dalam epitel skuamosa, membentuk lipatan atau rugae yang
memungkinkan vagina menggembang luas sehingga janin dapat lewat
2. Lapisan jaringan ikat yang berisi pembuluh darah
3. Lapisan otot yang terdiri atas lapisan otot longitudinal di luar dan lapisan otot
sirkuler di sebelah dalam
4. Lapisan luar jaringan ikat, berhubungna dengan organ-organ lain dalam panggul,
termasuk pembuluh darah, pembuluh limfe, dan serabut saraf
Dinding vagina tidak memiliki kelenjar, namun kelembapannya di jaga oleh sekret
kelenjar servikal dan adanya rembesan cairan dari kapiler darah. pH cairan ini asam yaitu 3,8-
4,5, dan berfungsi untuk menjagakuman komensal vagina yaitu basil Doderlein. Di depan
vagina,  terdapat kandung kemih dan uretra. Di belakang vagina setinggi serviks, terdapat
ruang peritonium, di sebut kavum Douglas. Di belakang dinding posterior vagina juga
terdapat rektum. Korpus perineal, yang menyangga organ panggul, terletak di bawah introitus
vagina. Suplai darah vagina berasal dari arterihemoroidales media, arteri uterina, dan arteri
vaginalis, yang semuanya ini merupakan cabang arteri iliaka internal.

B. Uterus, tempat embrio dan janin  tumbuh


Uterus merupakan organ berotot, berongga, dan berbentuk buah pir, yang terletak
dalam  rongga panggul di anatara kandung kemih dan rektum. Posisi uterus adalah
anteversi (menekuk ke depan) dan antefleksi (membelok ke depan). Uterus matur
memiliki panjang sekitar 7,5 cm, lebar 5 cm (pada diameter terpanjangnya), tebal 2,5
m, dan beratnya sekitar 60 g.
Makrostruktur dari Uterus
Uterus terdiri atas dua bagian utama :
1. Korpus, atau badan: Korpus uteri berada di dalam rongga panggul dan bagian
atasnya berlanjut menjadi dua tuba uterina. Serviks tertanam ke arah vagina.
Korpus atau badan uterus merupakan dua pertiga uterus yang panjangnya sekitar
5 cm. Di dalam korpus terdapat rongga, berbentuk segitiga, dan aspeknya
menunjuk ke arah serviks. Dinding anterior dan posterior rongga uteri biasanya
saling berdempetan. Bagian atas korpus di sebut fundus bagian uterus tempat
masuknya tuba uterina di sebut kormu. Ismus adalah daerah yang sedikit
menyempit di perbatasan korpus uteri dan serviks, panjangnya sekitar 7 mm.
2. Serviks, atau leher: Serviks berbentuk silinder, dan bagian bawahnya menyembul
ke dalam vagina. Pada bagian bawah serviks terdapat kanal servikal, yang pada
ujungnya  terdapat bukaan-bukaan ke uterus –ostium interna dan di sisi lainnya
yaitu ke bukaan arah vagina-ostium eksterna.
Mikrostruktur dari Uterus
Uterus dan serviks terdiri atas tiga lapisan jaringan :
1. Lapisan epitel didalam, endometrium
Pada uterus lapisan endometrium tersusun atas dua lapisan :
a. Lapisan Fungsional : jaringan epitel yang banyak mengandung  kelenjar dan
setelah pubertas lapisan ini dibangun dan meluruh pada setiap siklus
menstruasi akibat pengaruh hormone. Mengandung banyak pembuluh darah
dan arteri spiral, yang member nutrisi bagi poliferasi sel selama siklus
reproduksi. Ketika ovum telah dibuahi maka ovum akan tertanam di
endometrium, lapisan tersebut menyediakan nutrisi yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan dan perkembangan embrio selama kehamilan
b. Lapisan Basal : lapisan permanen yang membentuk lapisan fungsional setiap
kali setelah menstruasi. Lapisan basal juga mendapat suplai darah dari arteti.
2. Lapisan otot ditengah, myometrium
Lapisan miometrium tersusun atas tiga lapisan :
a. Lapisan otot sirkuler dibagian dalam
b. Lapisan otot oblik dibagian tengah
c. Lapisan otot longitudinal dibagian luar
3. Jaringan ikat diluar, perimetrium
Merupakan lapisan peritoneum yng membungkus uterus dan tuba uterina. Di
permukaan lateral uterus, terdapat lipatan ganda perimetrium yang mencapai
dinding samping rongga panggul, membentuk ligament penyangga yang lebar.
Ada dua rongga dalam peritoneum yaitu kavum douglas yang terletak diantara
uterus dengan rectum, serta kavum vesikouterina yang terletak diantara uterus
dan kandung kemih.
Struktur Penyokong
Uterus dan Serviks dipertahankan pada posisinya dalam panggul oleh ligament yaitu :
1. Ligament kardinal : terbentang dari permukaan lateral serviks dan vagina ke
dinding lateral rongga panggul
2. Ligament Puboservikal :  terbentang dari serviks, dibawah kandung kemih, kea
rah depan ke tulang pubis.
3. Ligament Uterosakral : terbentang dari serviks ke arah atas dan belakang, ke
periosteum sacrum, dan mengitari rectum.
4. Ligament Lebar (Latum) : terikat ke dinding lateral uterus dan berfungsi
menopang uterus
5. Ligament Rotundum : terbentang dari kornu uterus ke bawah ke arah labia mayor,
dan berfungsi mempertahankan uterus dalam posisi anteversi dan antefleksi.

C. Dua tuba fallopi, yang menjadi jalan ovum menuju uterus


Terbentang dari tiap kornu uterus ke arah lateral, di antara lipatan ligamentum latum.
Bagian distal tuba uterine melipat ke belakang dan kearah bawah ke dinding posterior
ligamentum latum menuju ovarium, yang terletak di belakang ligamentum latum. Tuba
uterine memiliki panjang sekitar 10 cm dan terdiri atas :
1. Ismus
2. Ampula
3. Infundibulum
Fimbrae terletak diatas di atas ovarium dan mengarah ke arah rongga panggul, dan
makin dekat ke ovarium saat ovulasi tiba. Lumen tuba uterine membuka ke rongga
panggul dan fimbria. Ketika ovum dilepaskan saat ovulasi, ovum akan tersapu masuk
oleh fimbria ke dalam tuba fallopi, dan ovum akan memulai perjalanannya menuju
uterus.
Tuba fallopi sangat sempit dan dilapisi oleh epitel bersillia. Setelah memasuki tuba
fallopi ovum akan didorong oleh sillia di sepanjang lumen, dan lipatan epitel bersillia
akan memperlambat prosses ini sehingga ovum selama mungkin tetap berada di dalam
tuba fallopi. Sehingga memperbesar kemungkinan terjadi fertilisasi di ampula.  Setelah
dibuahi ovum akan didorong ke uterus. Perjalanan ini juga berlangsung lambat untuk
member waktu bagi ovum untuk mencapai tingkat kematangan sebelum tertanam ke
endometrium uterus, jika fertilisasi tidak terjadi, perjalanan ini memerlukan waktu
beberapa hari. Ovum yang tidak dibuahi akan ikut meluruh dalam alir an mensruasi.
Disekitar lapisan epitel terdapat lapisan otot, yaitu lapisan otot sirkuler di bagian
dalam dan lapisan longitudinal di bagian luar. Lapisan otot ini membantu pendorongan
ovum di sepanjang tuba uterine dengan membuat gelombang peristaltis. Tuba uterine
diselimuti oleh peritoneum, yang kemudian membentuk ligamentum latum. Arteri dan
vena uterine dan ovarika menyplai darah tuba uterine. Persarafan tuba uterine berasal
dari pleksus ovariaka, dan aliran limfe dibawa ke nodus limfe lumbalis. Tuba fallopi
ditopang oleh ligament infundibulopelvis. Ligament ini merupakan lipatan ligamentum
latum, yang terbentang dari infundibulum hingga dinding lateral panggul.

D. Dua ovarium, memproduksi hormon dan ovum


Ovarium adalah gonad  atau organ seks wanita ovarium terletak di dalam rongga
peritoneal, pada cekungan dinding posterior ligamentum latum dikedua sisi iterus,
dekat fimbria tuba uterina. Ovarium berwarna keputihan dan berbentuk seperti kacang
almond dan permukaannya irreguler. Setelah pubertas ovarium memiliki ukuran
panjang sekitar  3cm, lebar 2 cm, dan tebal 1cm. Berat ovarium sekitar 5-8 g.

2. Anatomi Organ Reproduk Eksterna Wanita

Genitalia eksternal terdiri atas :


A. Dua labia mayora, yang memberi perlindungan untuk genitalia internal
Labia mayora merupakan dua lipatan jaringan lemak yang tertutup kulit, yang
terbentang dari mons pubis di anterior bergabung dengan otot perineum. Permukaan
luar labia mayora di tutupi oleh rambut setelah pubertas dan permukaan dalam lebih
lembut dan mengandung kelenjar sebasea dan kelenjar keringat
B. Dua labia minora, yang memiliki fungsi proteksi yang sama
Labia minora merupakan dua lipatan tipis kulit menutupi labia mayora. Labia minora
lembut, tidak di tutupi rambut, dan mengandung beberapa kelenjar keringat dan
kelenjar sebasea. Di bagian anterior, labia minora masing-masing di bagi menjadi dua
lipatan kulit dan bersatu membentuk prepusium di depan klitoris, dan frenulum di
belakang klitoris. Di posterior labia minora bertemu  fourchette, lipatan kulit tebal
dibelakang orifisisum vagina.
C. Klitoris, berperan dalam menciptakan kenikmatan koitus
Klitoris adalah penonjolan kecil jaringan erektil, dengan panjang kira-kira 2,5 cm,
kaya akan suplai pembuluh darah dan serabut saraf sebagai respon terhadap
rangsangan, klitoris menjadi ereksi dan terisi dengan darah dengan cara yang sama
yang terjadi pada penis laki-laki.
D. Orifisium vagina, yang memungkinkan akses ke genitalia internal
Orifisium vagina, atau introitus, terletak anatara dua pasang labia yang biasanya
disebut dengan vestibulum. Orifisium vagina terletak di belakang orifisium uretra
bagian dari sistem perkemihan. Orifisium vagina di tutupi oleh membran kulit yang di
sebut himen, yang memberikan perlindungan untuk vagina dan organ internal lainnya
pada sistem reproduksi. Himen ruptur saat kejadian koitus pertama kali, walaupun
mungkin juga ruptur sebelumnya karena aktifitas fisik (seperti menunggang kuda), atau
menggunakan tampon. Sisa himen biasanya dapat dilihat sebagai jaringan kecil, yang di
sebut carunculae myrtiformes. Saat memasuki orifisium vagina, terdapat sepasang
kelenjar duktus bartholini. Kelenjar ini bermuara ke vagina dan menyekresi mucus
untuk melembabkan genetalia eksternal. Di vestibulum, disamping orisium uretra, juga
terdapat kelenjar lain, kelenjar Skene, yang juga menyekresi mucus untuk
melembabkan genetalia eksternal

Genitalia eksternal, secara gabungan disebut dengan vulva, memanjang dari mons
pubis di anterior ke perineum di posterior. Secara lateral, genitalia eksternal memanjang
sampai keluar labia mayora. Mons pubis merupakan lapisan jaringan lemak yang
terletak di atas simfisis pubis pada panggul, yang di tutupi oleh kulit dan setelah
pubertas di tutupi oleh rambut. Mons pubis bukan merupakan struktur sistem
reproduksi tetapi fungsinya sebagai bantalan tulang panggul bawah. Perineum adalah
area dengan otot kuat yang menyongkong organ internal rongga panggul.

3. Anatomi Jalan Lahir


A. Tulang Panggul
Tulang panggul terdiri dari :
a. Bagian keras yang dibentuk oleh 4 buah tulang :
1) 2 tulang pangkal paha (os coxae) : Os Coxae terdiri atas Os Illium, Os Ischium,
dan Os Pubis
2) 1 tulang kelangkang (os sacrum)
3) 1 tulang tungging (os coccygis)
b. Bagian lunak = Diafragma pelvis, dibentuk oleh
1) Pars muskulus levator ani
2) Pars membranasea
3) Regio perineum
1. Bagian keras tulang panggul
a. Bentuk Panggul Wanita
Menurut Caldwell dan Molloy terdapat 4 bentuk panggul pada wanita. Bentuk
panggul ini akan menentukan jalan lahir dan mekanisme persalinan. Bentuk-bentuk
tersebut adalah :
1) Panggul Ginekoid
2) Panggul Android
3) Panggul Anthropoid
4) Panggul Platipeloid

b. Persendian Panggul
Tulang panggul yang terdiri dari 4 buah tulang berhubungan erat melalui
persendian. Di samping persendian tulang panggul dihubungkan oleh jaringan ikat
berupa ligamentum sehingga seluruhnya merupakan dan membentuk jalan lahir yang
kuat. Jaringan ikat yang menghubungkan tulang tersebut adalah :
1) Permukaan belakang tulang sakrum ke tulang usus : Ligamentum sacro-iliaka
posterior
2) Permukaan depan tulang sakrum ke tulang usus : Ligamentum sacro-iliaka
anterior, Ligamentum illiolumbalis, Ligamentum sacro-iliaka interossea.
3) Tulang sacrum ke spina ischiadica : Ligamentum sacrospinosum.
4) Tulang sacrum ke tuber ossis ischiadica : Ligamentum sacrotuberosum.
5) Tulang pangkal paha kanan dan kiri dihubungkan oleh : Simfisis Pubis.
c. Panggul Kecil (Pelvis Minor)
Pelvis minor adalah bagian terletak du bawah linea terminalis atau di sebut
true pelvis. Bentuk pelvis minor menyerupai suatu saluran yang mempunyai sumbu
melengkung ke depan. Panggul kecil dalam ilmu kebidanan mempunyai arti penting
karena merupakan tempat alat reproduksi wanita dan membentuk jalan lahir. Jalan
lahir berbentuk corong dengan luas bidang yang berbeda-beda, sehingga dapat
menentukan posisi dan letak bagian terendah janin yang melalui jalan lahir itu.
Ciri-ciri khas jalan lahir adalah sebagai berikut :
1) Terdiri dari 4 bidang yaitu Pintu atas panggul, Bidang terluas panggul, Bidang
tersempit panggul, Pintu bawah panggul.
2) Jalan lahir merupakan corong yang melengkung ke depan (Sumbu Carus)
3) Pintu atas panggul (PAP)
Pintu atas panggul merupakan bulatan oval dengan panjang ke samping dan
dibatasi oleh :
a) Promontorium
b) Sayap os sakrum
c) Linea terminalis kiri dan kanan
d) Pinggir atas simfisis pubis
Pada pintu atas panggul (PAP) ditentukan 3 ukuran penting, yaitu:
1) Ukuran muka belakang (Conjugata Vera) : Panjangnya sekitar 11 cm, tidak
dapat diukur secara langsung, tetapi ukurannya diperhitungkan melalui
pengukuran Conjugata diagonalis. Panjang Conjugata diagonalis antara
promontorium dan tepi bawah simfisis pubis. Conjugata Vera (CV) = CD – 1,5
CM.
2) Ukuran melintang (Diameter Transversa) : Jarak antara kedua linea terminalis
(12,5 cm)
3) Ukuran serong (Diameter Obliqua) : Jarak antara artikulasio sacro-iliaka
menuju tuberkulum pubikum yang bertentangan. Kedua ukuran ini tidak dapat
diukur pada wanita yang masih hidup.
d. Bidang luas panggul

Bidang terluas dalam panggul wanita membentang antara pertengahan simfisis


menuju pertemuan tulang belakang (Os sacrum) kedua dan ketiga. Ukuran muka
belakangnya 12,75 cm dan ukuran melintang 12,5 cm. Dalam proses persalinan
bidang ini tidak menimbulkan kesukaran.
e. Bidang sempit panggul
Bidang sempit panggul mempunyai ukuran terkecil jalan lahir, membentang
setinggi tepi bawah simfisis menuju kedua spina ischiadica dan memotong tulang
sakrum setinggi 1-2 cm di atas ujungnya. Ukuran muka belakangnya 11,5 cm dan
ukuran melintangnya sebesar 10 cm.
f. Pintu Bawah Panggul
Pintu bawah panggul terdiri dari 2 segitiga dengan dasar yang sama:
a. Segitiga depan : dasarnya tuber ossis ischiadica dengan dibatasi arkus pubis
b. Segitiga belakang : dasarnya tuber ossis dan dibatasi oleh os sakrum
Ukuran-ukuran pintu bawah panggul adalah :
a. Ukuran muka belakang: Tepi bawah simfisis menuju ujung tulang sakrum (11,5
cm)
b. Ukuran melintang: Jarak antara tuber ischiadica kanan dan kiri sebesar 10-10,5
cm
c. Diameter sagitalis posterior: Ujung tulang sakrum ke pertengahan ukuran
melintang 7,5 cm
g. Sumbu Carus
Sumbu ini merupakan gatis menghubungkan titk persekutuan antara diameter
tranversa dan kunjungata vera pada pintu atas panngul dengan titik sejenis di hotke
II,III dan IV. Sampai dekat hot ke III sumbu itu lurus , sejajar dengan sacrum , utnuk
seterusnya melengkung ke de hal inpan , ssaui lengkungan sacrum .halini penting
untuk diketahui bila kelak mengakhiri persalinan dengan cunam agar arah penarikan
cuman itu disesuaikan dengan jalanya sumbu jalan lahir pintu atas panggul ( pelvi
inlet) saluran ini normal berbentuk hamper bulat.
h. Sistem Bidang Hodge
Untuk menentukan seberapa jauh bagian terdepan janin turun ke dasar
panggul. Hodge menentukan bidang penurunan sebagai berkut :
a. Hodge I : bidang yang sana dengan pintu atas panggul.
b. Hodge II : bidang yang sejajar dengan H I setinggi tepi bawah simfisis.
c. Hodge III : bidang yang sejajar dengan H II setinggi spina ischiadica.
d. Hodge IV : bidang yang sejajar dengan H III setinggi ujung tulang sacrum.
e. Ukuran ukuran luar panggul
Pengukuran ini bertujuan untuk menentukan jenis ukuran, bentuk, dan garis
besar dari panggung. Yang di ukur adalah :
1) Distansia spinarum(kurang lebi 24 cm-26 cm): jarak antara kedua spina
iliaka anterior superior sinistra dan dextra
2) Distansia kristarum(kurang lebih 28 cm-30 cm): jarak terpanjang anta dua
tempat yang simetris pada Krista ilaka sinistra dan dextra
3) Distansia oblikua eksterna: jarak antara spina iliaka posterior sinistra dan
spina iliaka anterior superior dextra dan dari spina iliaka posterior dextra
ke spina iliaka anterior superior sinistra. Kedua ukuran ini bersilang.
4) Distansia intertrokanterika: jarak antara kedua tronkanter mayor.
5) Konjugata eksterna(kurang lebih 18 cm): jarak antara bagian atas simfisis
ke prosesus spinosus lumbal 5
6) Distansia tuberum(kurang lebih 10,5 cm): jarak antara tuber iski kanan
dan kiri.
2. Bagian Lunak Jalan Lahir
Pada kala pengeluaran ( kala II) ikut memebentuk jalan lahir segmen bawah uterus,
servikc uteri dan vagina. Pada akhir kehamilan 38 minggu serviks lebih pendek dari pada
waktu kehamilan 16 minggu. Umumnya serviks disebut matang bila teraba sebagai bibir
pada kehamilan 34 minggu. Disamping uterus dan vagina otot otot, jaringan jaringan
ikat, dan ligament yang berfungsi menyokong alat alat urogenitalis perlu diketahui oleh
karena semuanya mempengaruhi jalan lahir dan lahirnya kepala atau bokong pada partus.
Otot otot yang menahan dasar panggul bagian luar adalah muskulus spingterani
eksternum, muskulus bulbokafernosus yang melingkari vagina, dan muskulus perinea
transfersus superfisialis. Terdapat juga otot otot yang melingkari vagina bagian tengah
dan anus antara lain muskulus iliokogsigeus, muskulus iskiofoksigeus, muskulus perinea
transfersus profundus, dan muskulus koksigeus. Lebih dalam lagi ditemukan otot dalam
yang paling kuat di sebut diafragma pelvis.
a. Perinium: Perineum adalah jaringan yang terletak disebelah distal diagfragma
pelvis.perinium mengandung sejumlah otot supervisial, vaskuler, dan berisi jaringan
lemak.  Saat persalinan, otot ini sering mengalami kerusakan ketika janin dilahirkan.
b. Jalan lahir: Passage atau jalan lahir terdiri dari bagian keras (tulang-tulang panggul
dan sendi-sendinya) dan bagian lunak (otot-otot, jaringan, dan ligament). Tulang –
tulang panggul meliputi dua tulang pangkal paha (ossa caxae), 1 tulang belakang
(ossa sacrum), dan 1 tulang tungging (ossa coxygis).
Jalan lahir bagian lunak meliputi SBR (segmen bawah rahim), serviks uteri, vagina, otot-
otot, jaringan ikat dan ligament yang menyokong alat-alat urogenital. Otot-otot yang
menahan dasar panggul:
1) Bagian luar:
a) M.Sfingter ani eksternus
b) M.Bulbokavernosus (melingkari vagina)
c) M. perinea trans superfisialis
2) Bagian tengah
a) M. Sfingter urethrae (melingkari urethra)
b) M. iliokoksigeus
c) M. iskiokksigeus
d) M. perinea transverses
e) M. koksigeus
3) Bagian dalam
M. levator ani (menahan dasar panggul), menutupi hampir seluruh bagian belakang
pintu bawah panggul (PBP/diafraghma pelvis). Bagian depannya berbentuk segitiga
yang disebut trigonum urogenitalis (hiatus genetalis) yang di dalamnya berada
urethra, vagina, dan rectum. Diafragma pelvis meliputi M. levator ani (pars
muskularis) dan pars membranasea, yaitu diafragma urogenitalis yang terdiri dari
perineal facia, otot-otot superficialis
4. Anatomi Tengkorak Kepala Janin

Kepala janin terdiri dari bagian muka dan bagian tengkorak.

A. Bagian tengkorak (Neuro Cranium)


            Tengkorak merupakan bagian terpenting dalam persalianan, yang terdiri dari:
1. Tulang dahi (os. Frontale) 2 buah
2. Tulang ubun-ubun (os. Parietale) 2 buah
3. Tulang pelipis (os. Temporal) 2 buah
4. Tulang belakang kepala (os. Occipital)
B. Bagian muka (Splachno Cranium)
Susunan tulang muka dan dasar kepala sangat rapat sehingga tidak dapat melakukan
atau terjadi moulage. Kedudukan tulang muka ditentukan dengan meraba hidung, dagu,
mulut, dan rongga mata
1. Tulang hidung (os. Nassal)
2. Tulang pipi (os. Zigomatikum)
3. Tulang rahang atas (os. Maxillare)
4. Tulang rahang bawah (os. Mandibulare)
C. Hubungan antara tulang tengkorak
Hubungan tulang tengkorak janin belum rapat sehingga kemungkinan mendekat saat
persalinan tanpa membahayakan jaringan otak, disebut moulage. Celah-celah diantara
tulang tengkorak yang ditutup dengan jaringan ikat disebut sutura.
1. Sutura sagitalis (selah panah) antara tulang parietal.
2. Sutura koronaria (sela mahkota) antara tulang frontalis dan tulangparietalis.
3. Sutura lamboidea antara tulang occipitalis dan tulang parietalis.
4. Sutura frontalis : antara ke-2 frontalis.
Disamping itu terdapat pertemuan antara sutura-sutura yang membentuk ubun-ubun
(fontanella).
1. Ubun-ubun besar (fontanella mayor)
a. Bentuk segi empat laying merupakan pertemuan antarasutura sagitalis,
dan sutura koronaria, dan sutura frontalis.
b. Sudut lancipnya terletak di sutura sagitalis.
c. Sebagai petunjuk letak puncak kepala.
2. Ubun-ubun kecil (fontanella minor)
a. Dibentuk oleh sutura sagitalis dan sutura lamboidea.
b. Sebagai petunjuk letak belakang kepala.
“Sutura dan ubun-ubun tertutup pada bayi sekitar 1,5 sampai 2 tahun.”
D. Ukuran Tulang Kepala Bayi Aterm
1. Diameter suboksipito-bregmatika
Antara foramen magnum ke ubun-ubun basar, jaraknya 9,5 cm, akan melalui jalan
lahir pada letak belakang kepala, dengan lingkaran sirkumferensia suboksipito-
bregmatikadengan ukuran 32 cm.
2. Diameter suboksipito-frontalis
Antara foramen magnum ke pangkal hidung, jaraknya 11 cm, ukuran yang melalui
jalan lahir sirkumferensia suboksipito-frontalis dengan kedudukan fleksi sedang,
belakang kepala.
3. Diameter fronto-oksipitalis
Antara titik pangkal hidung ke jarak terjauh pada belakang kepala, jaraknya 12 cm,
lingkaran fronto-oksipitalis dengan sirkumferensia 34 cm melalui jalan lahir pada
letak puncak kepala.
4. Diameter mento-oksipitalis
Antara dagu ke titik terjauh belakang kepala, jaraknya 13,5 cm,
dengan sirkumferensia 35 cm melalui jalan lahir pada letak dahi.
5. Diameter submento-bregmatika
Antara os hyoid ke ubun-ubun besar, jaraknya 9 cm, dengan sirkumferensia 32 cm
melalui jalan lahir pada letak muka.
6. Ukuran Melintang
a. Diameter biparietalis, antara kedua parietalis dengan ukuran 9,5 cm.
b. Diameter bitemporalis, antara kedua tulang temporalis dengan ukuran 8,5 cm

5. Mekanisme Persalinan
Perubahan Dalam Proses Persalinan
Mekanisme persalinan merupakan pergerakan janin yang berturut-turut untuk
menyesuaikan diri dengan jalan lahir.
Sebab terjadinya mekanisme persalinan:
1. Jalan kelahiran merupakan tabung yang melengkung ke depan.
2. PAP dan PBP berlainan dalam ukuran melintang

Gerakan utama mekanisme persalinan:

Gambar : Gerakan Utama Mekanisme Persalinan


1. Turunnya kepala (Engagement)
Sebetulnya janin mengalami penurunan terus-menerus dalam jalan lahir sejak
kehamilan trimester III, antara lain masuknya bagian terbesar kepala janin ke dalam Pintu
Atas Panggul (PAP) yang pada primigravida terjadi pada usia kehamilan 36 minggu dan
pada multigravida 38 minggu.
Tabel Penurunan Kepala dan Perlimaan Dalam Persalinan

2. Fleksi: Pada permulaan persalinan kepala janin biasanya berada dalam sikap fleksi.
Dengan adanya his atau tahanan dari dasar panggul yang makin besar, maka kepala janin
akan makin turun dan semakin fleksi sehingga dagu janin menekan dada dan belakang
kepala (oksiput) menjadi bagian terbawah, keadaan ini dinamakan fleksi maksimal.
3. Putaran paksi dalam: Makin turunnya kepala janin dalam jalan lahir, kepala janin akan
berputar sedemikian rupa sehingga diameter terpanjang rongga panggul atau diameter
antero posterior kepala janin akan bersesuaian dengan diameter terkecil tranversal (oblik)
Pintu Atas Panggul, dan selanjutnya dengan diameter terkecil antero posterior Pintu
Bawah Panggul. Hal ini dimungkinkan karena pada kepala jainin terjadi gerakan spiral
atau seperti skrup sewaktu turun dalam jalan lahir. Bahu tidak berputar bersama-sama
dengan kepala, sehingga sumbu panjang bahu dengan sumbu panjang kepala akan
membentuk sudut 450. Keadaan demikian disebut putaran paksi dalam dan ubun-ubun
kecil berada di bawah symfisis.
4. Ekstensi: Setelah putaran paksi dalam selesai dan kepala sampai didasar panggul,
terjadilah ekstensi atau defleksi kepala. Hal ini disebabkan karena sumbu jalan lahir pada
Pintu Bawah Panggul mengarah ke depan dan ke atas, sehingga kepala harus mengadakan
ekstensi untuk melaluinya.
5. Putaran paksi luar: Setelah ekstensi kemudian diikuti dengan putaran paksi luar yang pada
hakikatnya kepala janin menyesuaikan kembali dengan sumbu panjang bahu, sehingga
sumbu panjang bahu dengan sumbu panjang kepala janin berada dalam satu garis lurus.
6. Ekspulsi: Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah symfisis dan menjadi
hipomoklion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu belakang menyusul dan
selanjutnya seluruh tubuh bayi lahir searah dengan paksi jalan lahir.

Anda mungkin juga menyukai