Anda di halaman 1dari 32

TUTORIAL

UNTUK MEMENUHI TUGAS TUTORIAL TEMA 9

Disusun Oleh:

Nadyanty Anggraeni (314118017)

PROGRAM STUDI SARJANA DAN PROFESI BIDAN


SEKOLAH TINNGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI
2020
A. Kasus
Skenario 1 :
Seorang perempuan hamil usia 36 tahun, datang ke Praktik Mandiri Bidan
pada tanggal 3 Januari 2020 bersama suaminya untuk pemeriksaan rutin
kehamilan. Ibu mengatakan merasa hamil 8 bulan, ini adalah kehamilannya yang
kedua dan pernah 1 kali keguguran pada bulan desember 2018. Ibu mengeluh
mulai sering tidur, saat ini merasakan adanya kekhawatiran atas kondisinya.
Skenario 2 :
Hasil anamnesis : HPHT tanggal 21 Mei 2019, haid teratur, ibu mengaku
sering merasakan gerakan janin, namun ibu lupa dan tidak pernah
memperkirakan berapa rata-rata jumlah gerakan janin setiap harinya, gerakan
janin terakhir dirasakan 5 menit yang lalu. Ibu merupakan ibu rumah tangga. Ibu
hanya bisa tidur 3-4 jam setiap malam. Ibu tidak memiliki makanan pantangan
dan hanya mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan oleh bidan. Sejak usia
kehamilan 7 bulan, ibu mengaku rutin berpuasa setiap hari Senin dan Kamis
sesuai dengan ajaran agama islam. Ibu tidak mengalami tanda-tanda bahaya
kehamilan dan belum mengetahui tanda-tanda persalinan.
Skenario 3 :
Hasil anamnesis lanjutan : BB sebelum hamil 50 kg. Ibu baru 1 kali
mendapatkan imunisasi TT sebelum menikah pada bulan Agustus 2018. ini
merupakan pernikahan pertama bagi ibu maupun suami. Ibu dan keluarga sangat
menantikan kelahiran bayinya. Ibu berencana melahirkan di PMB dan
menginginkan persalinan mudah, nyaman, dan aman.
Hasil pemeriksaan fisik : KU baik, TD 120/70 mmHg, S 37 oC, R 24x/m, BB
56 kg, TB 157 cm. Muka tidak oedema, mata ; konjungtiva merah muda, sklera
putih, dada dalam batas normal. Abdomen ; inspeksi tidak tampak kelainan,
palpasi ; TFU 28 cm, L1 teraba bundar, lunak, fundus di 4 jari di bawah
processus xypoideus, L2 teraba keras datar memanjang di kanan ibu, L3 teraba
keras dan membundar, masih bisa digoyangkan. DJJ 138x/menit. Tidak ada
oedema pada kaki tidak ada varises, genital dan punggung serta hasil
pemeriksaan penunjang dalam keadaan normal.
B. Learning Objective
1. Ketidaknyamanan pada ibu hamil TM 3 (sulit tidur).
2. Perubahan psikologis pada TM 3 (khawatir).
3. Bagaimana pola istirahat yang baik untuk ibu hamil TM 3 ?
4. Bagaimana cara menghitung frekuensi gerakan janin ? (metode efektif)
5. Apa saja tanda-tanda persalinan ? (dengan asuhan)
6. Bagaimana pola nutrisi yang baik pada ibu hamil TM 3 ?
7. Bagaimana pengaruh aktifitas puasa pada ibu hamil ? (cara berpuasa yang
tepat untuk ibu hamil)
8. Apa saja aktifitas yang diperlukan untuk mempersiapkan persalinan yang
mudah ? (dengan asuhan)

C. Pembahasan
1. Ketidaknyamanan gangguan tidur
Ketika memasuki trimester III atau umur kehamilan semakin bertambah,
semakin banyak keluhan yang dirasakan oleh ibu baik keluhan yang bersifat
psikis maupun fisik dan memiliki dampak pada kualitas tidur ibu hamil.
Beberapa faktor seperti semakin membesarnya ukuran perut ibu, gerakan
janin di dalam kandungan yang semakin aktif, yang membuat ibu hamil
kesulitan untuk tidur di malam hari (Aprilia, 2014).
Mendekati saat melahirkan, ibu hamil akan sulit mengatur posisi tidur.
Gangguan ini dapat disebabkan karena semakin besar kehamilan sehingga
diafragma akan tertekan ke atas dan mengganggu pernafasan. Pada ibu hamil
disarankan untuk tidur dengan posisi miring kiri atau posisi yang membuat
nyaman ibu hamil. Pernafasan yang tidak baik pada ibu hamil akan
berpengaruh pada berkurangnya pasokan oksigen pada otak sehingga dapat
memengaruhi kualitas tidur (Emilia, 2010). Umumnya pada trimester III
atau menjelang persalinan gangguan tidur mencapai puncaknya (Prasadja,
2009).
Lee (2004), melakukan penelitian tentang kualitas tidur pada ibu hamil
dan menyatakan bahwa ibu hamil yang tidur kurang dari 6 jam per malam
memiliki risiko operasi caesar 4,5 kali lebih besar. Penelitian yang dilakukan
oleh William et al (2010), menunjukkan hasil bahwa ibu hamil yang tidur
kurang dari 5 jam tiap malam berisiko meningkatkan tekanan darah dan
berakibat pada hipertensi.
Ibu hamil yang memiliki kualitas tidur yang buruk dapat mengakibatkan
beberapa komplikasi dalam kehamilan, seperti pada penelitian yang
dilakukan oleh Okun (2011), yang menyatakan bahwa gangguan tidur yang
terjadi pada ibu hamil dapat memperburuk respons inflamasi tubuh dan
menyebabkan kelebihan produksi sitokin. Sitokin adalah molekul yang
berhubungan dengan sel-sel kekebalan. Bila tubuh mengalami kelebihan
sitokin maka dapat mengganggu arteri tulang belakang yang mengarah ke
plasenta, menyebabkan penyakit pembuluh darah, dan kelahiran bayi
prematur.
a. Gangguan Tidur dan Mudah Lelah
Mekanisme terjadinya keluhan
Dalam sebuah penelitian terbaru oleh National Sleep
Foundation, lebih dari 79% wanita hamil mengalami ketidakteraturan
dalam tidurnya. Gangguan tidur dan sering lelah adalah salah satu
keluhan yang paling sering dilaporkan oleh ibu hamil. Rata-rata 60 %
dari ibu hamil merasakan sering lelah pada akhir trimester dan lebih dari
75 % mengeluhkan gangguan tidur.
Pada trimester III, hampir semua wanita mengalanmi gangguan
tidur. Cepar lelah pada kehamilan disebabkan oleh nokturia (sering
berkenmih di malam hari), terbangun di malam hari dan mengganggu
tidur yang yenyak. Dari beberapa penelitian menyatakan bahwa cepat
lelah pada ibu hamil dikarenakan tidur malam yang tidak nyenyak
karena terbangun tengah malam untuk berkemih. Wanita hamil yang
mengalami insomnia disebabkan ketidaknyamanan kibat uterus yang
membesar, ketidaknyamanan lain selama kehamilan dan pergerakan
janin, terutama jika janin aktif.
Asuhan kebidanan
1) Mandi air hangat
2) Minum air hangat, contohnya susu sebelum tidur
3) Lakukan aktivitas yang tidak menimbulkan stimulus sebelum tidur
b. Sering Berkemih
Mekanisme terjadinya keluhan
Sering berkemih dikeluhkan sebanyak 60% oleh ibu selama
kehamilan akibat dari meningkatnya laju Filtrasi Glomerolus. (Sandhu,
dkk., 2009) Dilaporkan 59% terjadi pada trimester pertama, 61% pada
trimester dua dan 81% pada trimester tiga. Keluhan sering berkemih
karena tertekannya kandung kemih oleh uterus yang semakin membesar
dan menyebabkan kapasitas kandung kemih berkurang serta frekuensi
berkemih meningkatkan. Menjelang akhir kehami- lan, pada nulipara
presentasi terendah sering ditemukan ja- yang memasuki pintu atas d
panggul, sehingga menyebab- kan dasar kandung kemih ter- dorong ke
depan nin dan ke atas, mengubah permukaan yang semula konveks
menjadi konkaf akibat tekanan.
Asuhan kebidanan
Dalam menangani keluhan ini, bidan dapat menjelaskan pada
ibu bahwa sering berkemih merupakan hal normal akibat dari perubahan
yang teriadi selama kehamilan, menganjurkan ibu mengurangi asupan
cairan 2 jam sebelum tidur agar istirahat ibu tidak akan terganggu.
c. Sesak Nafas
Peningkatan ventilasi menit yang menyertai kehamilan sering
dianggap sebagai sesak nafas. Sesak nafas merupakan salah satu
keluhan yang sering dialami oleh ibu (70%) pada kehamilan trimester
III yang dimulai pada 28-31 minggu. Sekitar 75% wanita hamil
mengalami sesak nafas saat beraktivitas pada usia kehamilan 30
minggu. Sesak nafas yang berlangsung pada saat istirahat atau aktivitas
yang ringan sering disebut sebagai sesak nafas yang normal. Hal ini
disebabkan oleh meningkatnya usaha bernafas ibu hamil. Peningkatan
ventilasi menit pernafasan dan beban pernafasan yang meningkat
dikarenakan oleh rahim yang membesar sesuai dengan kehamilan
sehingga menyebabkan peningkatan kerja pernafasan.
Keluhan sesak nafas juga dapat terjadi karena adanya perubahan
pada volume paru yang terjadi akibat perubahan anatomi toraks selama
kehamilan. Dengan semakin bertambahnya usia kehamilan, pembesaran
uterus akan semakin mempengaruhi keadaan diafragma ibu hamil, di
mana diafragma terdorong ke atas sekitar 4 cm disertai pergeseran ke
atas tulang iga.
Peningkatan volume darah selama kehamilan juga berperan
terhadan keluhan ibu yang mengalami sesak nafas. Berdasarkan
penelitian ditemukan bahwa volume darah pada saat mendekati usia
kehamilan yang cukup bulan dan pada saat kehamilan telah cukup bulan
rata-rata berkisar antara 4045% di atas volume darah wanita dalam
keadaan tidak hamil (Pritchard, 1965; Whittaker dkk., 1996).
Peningkatan volume darah selama kehamilan dapat terkait dengan usaha
pemenuhan kebutuhan kadar O2 ke uterus, di mana sistem vaskular
yang juga mengalami peningkatan volume organ (hipertrofi)
mengakibatkan kerja jantung untuk memompa darah menjadi lebih berat
dan secara tidak langsung akan berpengaruh pada frekuensi pernafasan
ibu hamil. Mekanisme yang paling penting adalah hiperventilasi yang
disebabkan oleh peningkatan kadar progesteron.
Asuhan kebidanan
Penanganan sesak nafas pada usia kehamilan lanjut ini dapat
dilakukan secara sederhana dengan menganjurkan ibu untuk
mengurangi aktivitas yang berat dan berlebihan, di samping itu ibu
hamil perlu memperhatikan posisi pada saat duduk dan berbaring.
Disarankan agar ibu hamil mengatur posisi duduk dengan punggung
tegak, jika perlu disangga dengan bantal pada bagian punggung,
menghindari posisi tidur terlentang karena dapat mengakibatkan
terjadinya ketidakseimbangan ventilasi pervusi akibat tertekannya vena
(suppin hipotenstion sindrom). Sesak nafas dapat mengakibatkan
gangguan pada saat tidur di malam hari.
2. Perubahan psikologis pada ibu hamil trimester III
Perubahan trimester ketiga dapat terjadi antara lain, gerakan bayi dan
membesarnya perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan
bayinya. Kadang - kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir
sewaktu - waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan
timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya persalinan. Ibu seringkali merasa
khawatir atau takut kalau - kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal.
Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan akan
menghindari orang atau benda apa saja yang dianggapnya membahayakan
bayinya.
Seorang ibu mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang
akan timbul pada waktu melahirkan. Rasa tidak nyaman akibat kehamilan
timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya
aneh dan jelek. Disamping itu ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah
dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil.
Pada trimester inilah ibu memerlukan keterangan dan dukungan dari suami,
keluarga dan bidan. Trimester ketiga sering kali disebut periode menunggu /
penantian dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu
kelahiran bayinya.
Trimester III adalah waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan
kedudukan sebagai orang tua seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran
bayi. Trimester ketiga merupakan saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi
yang akan dilahirkan dan bagaimana rupanya. Mungkin juga nama bayi yang
akan dilahirkan juga sudah dipilih. Trimester ketiga adalah saat persiapan
aktif untuk kelahiran bayi dan menjadi orang tua. Keluarga mulai menduga -
duga tentang jenis kelamin bayinya ( apakah laki- laki atau perempuan ) dan
akan mirip siapa. Wanita dengan kecemasan terkait kehamilan mungkin
mengalami gejala seperti nyeri otot, Palpitasi, kelelahan, sakit kepala, sakit
perut, gangguan tidur, mimpi buruk, sdan insomnia Yang dapat
mempengaruhi kesehatan ibu dan kualitas hidup. Kecemasan ibu telah
menjadi risiko Faktor untuk hasil perinatal yang buruk seperti kelahiran
prematur, depresi pascamelahirkan, operasi caesar, Dan hasil perkembangan
anak yang buruk. Dengan demikian, penting untuk mengukur sejauh mana
dan Isi kegelisahan dan kekhawatiran selama masa kehamilan.
Menurut Sulistyawati (2009,p. 76-77), perubahan psikologis pada
trimester III adalah :
a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak
menarik
b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu
c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan,
khawatir akan keselamatannya
d. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal,
e. bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya
f. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya
g. Merasa kehilangan perhatian
h. Perasaan mudah terluka (sensitif)
i. Libido menurun
Kecemasan akan berdampak negatif pada ibu hamil sejak masa
kehamilan hingga persalinan, seperti janin yang gelisah sehingga
menghambat pertumbuhannya, melemahkan kontraksi otot rahim, dan lain-
lain. Dampak tersebut dapat membahayakan ibu dan janin. Kecemasan
merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap jalannya
persalinan dan berakibat pembukaan kurang lancar. Dampak dari kecemasan
dapat menimbulkan rasa sakit pada persalinan dan berakibat timbulnya
kontraksi uterus dan dilatasi serviks yang tidak baik, sehingga menyebabkan
ibu melahirkan secara operasi sectio caesarea.
Peubahan psikologis ibu hamil periode trimester ketiga terkesan lebih
kompleks dan lebih meningkat kembali dari trimester sebelumnya. Hal ini
dikarenakan kondisi kehamilan semakin membesar. Kondisi itu tidak
jarang memunculkan masalah seperti posisi tidur yang kurang nyaman
dan mudah terserang rasa lelah atau kehidupan emosi yang fluktuatif.
a. Rasa Tidak Nyaman
Rasa tidak nyaman akibat kehamilan akan timbul kembali pada
trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Di
samping itu, ibu mulai merasa sedih karena akan merasa akan terpisah
dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama
hamil sehingga ibu membutuhkan dukungan dari suami, keluarga, dan
bidan.
b. Perubahan emosional
Perubahan emosional trimester tiga terutama pada bulan – bulan
terkahir kehamilan biasanya gembira bercampur takut karena kehamilan
telah mendekati perslinan. Rasa kekhawatirannya terlihat menjelang
melahirkan, apakah bayi lahir sehat dan tugas – tugas apa yang
dilakukan setelah kelahiran.
c. Cemas
Para wanita juga mungkin akan mengalami ketakutan dan fantasi
selama kehamilan, khususnya tentang perubahan pada tubuhnya.
Mereka khawatir terhadap perubahan fisik dan psikologisnya, jika
mereka multigravida atau kecemasan yang berhubungan dengan
pengalaman yang lalu. Banyak wanita hamil vang mimpinya sering kali
benar-benar seperti sesuatu yang nyata, dan hal ini sangat menggangu.
Mimpinya sering kali tentang bayinva vang bisa diartikan oleh ibu
apalagi bila tidak menyenangkan mimpi itu tidak menyenangkan.
Ansietas (Kecemasan) Ansietas menggambarkan rasa kecemasan,
khawatir, gelisah dan tidak tentram yang disertai dengan gejala fisik.
Ansietas merupakan bagian dari respon emosional terhadap penilaian
individu yang subjektif yang ke- adaannya dipengaruhi alam bawah
sadar. Menurut Reva Rubin selama periode kehamilan hampir sebagian
besar ibu hamil sering mengalami kecemasan. Yang membedakannya
adalah tingkat kecemasannya. Setiap ibu hamil memiliki tingkat cemas
yang berbeda-beda dan sangat tergantung pada sejauh mana ibu hamil
itu mempersepsikan kehamilannya. Faktor-faktor penyebab timbulnya
kecemasan ibu hamil biasanya berhubungan dengan kondisi
kesejahteraan dirinya dan bayi yang akan dilahirkan, pengalaman
keguguran kembali, rasa aman dan nyaman sela- ma masa kehamilan,
penemuan jati dirinya dan persiapan menjadi orang- tua, sikap memberi
dan menerima kehamilan, keuangan keluarga, support keluarga dan
support tenaga medis.
Asuhan Kebidanan
Banyak hal yang dapat berubah pada diri ibu hamil dan sulit ntuk
memprediksinya. Beberapa teori menjelaskan bahwa perubahan tersebut
disebabkan oleh adanya tekanan biologis, sosial, dan psikologis. Tekanan
biologis timbul akibat berbagai perubahan fisik, misalnya perubahan
bentuk tubuh (perut yang semakin membesar seiring usia kehamilan).
Perubahan citra tubuh ini dapat menimbulkan ketakutan pada diri ibu.
Tekanan sosial dirasakan ibu ketika kehamilan membatasinya untuk
melakukan kegiatan sosial lain, sedangkan tekanan psikologis muncul
akibat faktor hormonal dan faktor lainnya.
Pada kenyataannya, selama kehamilan, dapat terjadi interaksi yang
kompleks antara berbagai faktor. Akibatnya, setiap ibu hamil akan
menunjukkan ketakutan dan kecemasannya dengan cara yang berbeda.
Apabila ibu dapat mengatasi permasalahannya sendiri atau dengan
bantuan dan dukungan dari suami, keluarga, atau tenaga kesehatan,
kehamilan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Sebaliknya, jika
ketakutan dan kecemasan tersebut telah melewati ambang batas, hal ini
dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, yang terburuk adalah
keguguran.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kecemasan
ibu, antara lain:
1) Melakukan persiapan untuk menghadapi kecemasan dengan
mengantisipasi berbagai permasalahan yang mungkin dihadapi,
pendidikan sesuai masalah yang dihadapi, peningkatan pengetahuan,
dan strategi pemecahan sesuai permasalahan.
2) Menurunkan tingkat kecemasan ibu dengan memberikan dukungan
psikologis, informasi, dan penyuluhan tentang masalah yang terkait
dengan perubahan fisik selama kehamilan.
3) Mengontrol kecemasan dengan membuat strategi penanggulangan
sesuai dengan masalah yang dihadapi dan melakukan pendekatan
psikologis.
4) Menjauhi sumber stres.
5) Menjauhkan persepsi atau anggapan
Disamping itu, menurut Anthoni, (1998) pedekatan atau konseling
bidan terkait permasalahan perubahan psikososial ibu hamil adalah :
1) Jalin komunikasi yang baik dengan ibu sehingga ibu merasa
diperhatikan dan terbuka dalam mengkomunikasikan permasalahan
yang sedang dialaminya.
2) Memberitahu tahu ibu tentang perubahanperubahan psikologis yang
mungkin terjadi selama kehamilan
3) Memberitahu ibu dampak masalah psikologis yang dihadapi oleh ibu
terhadap janin yang dikandungnya
4) Rencana jangka panjang menganjurkan ibu untuk menggunakan
kontrasepsi, jika terkait masalah ekonomi beritahu ibu beberapa
alternative metode kontrasepsi yang dapat digunakan oleh ibu.
5) Menganjurkan ibu untuk mencari pihak ketiga sebagai penengah
seperti keluarga atau orang tua sehingga diharapkan permasalahan
dapat terselesaikan dengan baik secara kekeluargaan
6) Menganjurkan ibu untuk komunikasikan permasalahan yang dialami
dalam rumah tangga nya dengan suami secara baik dan terbuka,
diharapkan suami dapat memahami dan memberikan dukungan
psikologis terhadap kehamilan ibu.
7) Anjurkan ibu untuk mengikutsertakan suami ketika melakukan
kunjungan antenatal sehingga bidan lebih mudah dalam
menyampaikan konseling.
8) Memberikan pendampingan psikologis dan pelayanan pengobatan
fisik korban jika diketahui ibu mengalami kekerasan fisik 9. Jika
terjadi permasalahan yang lebih berat pada ibu sampai menyebabkan
depresi berat pada ibu segera fasilitasi ibu untuk berkonsultasi dengan
psikiater, karena sudah tidak menjadi wewenang seorang bidan lagi.
3. Pola istirahat yang baik
Dengan adanya perubahan fisik pada ibu hamil, salah satunya berat pada
perut sehingga terjadi perubahan sikap tubuh, tidak jarang ibu akan
mengalami kelelahan, oleh karena itu istirahat dan tidur sangat penting untuk
ibu hamil. Pada trimester akhir kehamilan sering diiringi dengan
bertambahnya ukuran janin, sehingga terkadang ibu kesulitan untuk
menentukan posisi yang paling baik dan nyaman untuk tidur. Posisi tidur
yang dianjurkan pada ibu hamil adalah miring ke kiri, kaki kiri lurus, kaki
kanan sedikit menekuk dan diganjal dengan bantal , dan untuk mengurangi
rasa nyeri pada perut, ganjal dengan bantal pada perut bawah sebelah kiri
(Saminem, 2008).
Waktu tidur pada wanita dipengaruhi oleh perubahan psikologi efek dari
hormon endokrin, temperatur tubuh, mood dan status emosi selama pubertas,
siklus menstruasi, kehamilan, dan menopause. Berdasarkan survey oleh
Hedman terhadap 325 wanita hamil didapati frekuensi tidur ibu hamil,
sebelum hamil 8,2 jam/ hari, pada trimester I 7,8 jam/ hari, trimester II 8
jam/ hari, trimester III 7,8 jam/ hari.
4. Menghitung frekuensi gerakan janin
Mulai usia kehamilan 32 minggu, Moms sebaiknya mulai
memantau gerakan janin. Sebab pada saat usia kehamilan ini janinakan terus
aktif bergerak. Gerakan ini harus dipantau karena dikhawatirkan dapat
membuat simpul-simpul tali pusat membentuk simpul mati sehingga dapat
membahayakan janin.

Berikut adalah langkah-langkah untuk menghitung gerakan janin :


patokan cara menghitung gerakan janin ialah selama kurun waktu 12 jam
setidaknya harus terasa lebih dari 10x gerakan. Dengan asumsi
bahwa janin normal rata-rata akan bergerak 3-4x dalam 1 jam.

Gerakan-gerakan yang dimaksud pun seperti menendang, meliuk,


memutar, memukul, dan lain sebagainya. Dalam satu waktu
bila janin melakukan gerakan hingga berulang-ulang dan terus menerus,
dihitung satu kali gerakan bukan 2, 3, dan seterusnya.

Misal, saat pukul 07.00 muncul rentetan gerakan menendang sebanyak


10 kali maka gerakan itu dihitung satu kali. Selanjutnya bila pukul 08.00
muncul gerakan memutar, gerakan ini baru dihitung gerakan kedua.

Ibu bisa melakukan penghitungan setiap 5-6 jam atau 3 kali sehari, yakni
di pagi, siang, dan malam hari setelah makan. Pasalnya setelah makan,
kebutuhan glukosa ibu terpenuhi sehingga otak dan janin pun menjadi lebih
aktif.

Saat mulai berhitung, usahakan agar ibu sesantai mungkin dengan posisi
berbaring ke kiri agar rahim tak menekan pembuluh darah besar yang berada
di belakang rahim. Tempelkan tangan di perut dan rasakan gerakan janin
sambil menghitungnya, kemudian catat. Cukup catat 10 gerakan janin per
hari.

Bila janin tidak bergerak, ibu dapat coba merangsangnya dengan


menepuk-nepuk lembut perut sembari mengajaknya berbicara. Bila tetap
tidak ada respons atau gerakan janin terlalu aktif, sebaiknya ibu periksakan
hal ini pada dokter meskipun belum tiba jadwal kontrol. Dengan begitu ibu
pun dapat memantau janin dengan cara yang lebih akurat dan saksama
dengan menggunakan USG serta CTG.

Berikut cara lain untuk menghitung gerakan janin :

a. Hitung gerakan janin setiap hari pada waktu yang sama. Pilih waktu
kompilasi janin sedang aktif, umum setelah Anda makan atau
ngemil. Pastikan janin dalam kondisi terbangun. Berjalan, menunggu /
menggoyang / mengetuk perut, atau minum sesuatu yang bisa
dibangunkan janin.

b. Duduk berselonjor atau berbaring dengan posisi miring ke kiri. Hitung


gerakan janin setiap Anda merasakannya. Dalam dua jam, harus terasa
paling sedikit 10 gerakan. Yang berbicara dengan 'gerakan janin' adalah
segala sesuatu seperti tendangan, pukulan, tepukan, atau sesuatu yang
menggulung / berputar.

c. Setelah beberapa hari, Anda akan menemukan pola gerakan janin, yaitu
berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai 10 gerakan. Rata-
rata janin membutuhkan waktu kurang dari 30 menit untuk mencapai 10
gerakan.

d. Catat waktu dan jumlah hitungan gerakan janin Anda setiap hari.

e. Setelah melakukan perhitungan selama beberapa minggu, Anda akan


melihat sedikit variasi harian pada hasil. Namun, sebagian besar polanya
akan mirip.

5. Tanda-tanda menjelang persalinan


Memberitahu ibu tentang tanda tanda persalinan, diantaranya:
a. Perut mulas secara teratur, mulasnya sering dan lama
b. Nyeri melingkar dari punggu ngmenjalar ke perut bagian depan
c. Keluarnya lendir bercampur darah dari jalan lahir Keluarnya udara
ketuban dari jalan lahir

Tanda-tanda dini akan persalinan adalah (Farrer, 2001).


a. Lightining yaitu terbenamnya kepala janin ke dalam rongga panggul
karena berkurangnya tempat di dalam uterus dan sedikit melebarnya
simfisis, keadaan ini sering meringankan keluhan pernapasan serta
heartburn dan pada primipara akan terlihat pada kehamilan 36 minggu
sementara multipara baru tampak setelah persalinan dimulai mengingat
otot-otot abdomennya sudah lebih kendor.
b. Sering buang air kecil yang disebabkan oleh tekanan kepala janin pada
kandung kemih
c. Braxton-hicks pada saat uterus yang teregang dan mudah dirangsang itu
menimbulkan distensi dinding abdomen menjadi lebih tipis dan kulit
menjadi lebih peka terhadap rangsangan
d. His atau kontraksi uterus yang terjadi secara teratur dan menimbulkan
ketidaknyamanan serta kadang-kadang nyeri merupakan tanda persalinan
yang sebenarnya kalau his tersebut berlanjut terus dan semakin
meningkat frekuensinya. His dapat dirasakan oleh pemeriksa ketika
uterus menjadi keras dan tegang. Pasien mungkin mengeluhkan perasaan
terganggu yang mulai dari bagian punggung dan kemudiam menyebar
sekitar abdomen bawa
e. Show diartikan sebagai terlihatnya mucus atau lendir (lendir tersebut
mengandung bercak darah) yang keluar dari vagina. Mukus tersebut
f. mempunyai konsistensi yang kental dan sulit dibersihkan dengan cara
mengusapnya. Mukus berasal dari serviks dan selama kehamilan
berfungsi sebagai sumbat pelindung (operculum; mucuspulg).
Kemunculannya bahwa serviks sudah mulai berdilatasi. Sejumlah kecil
darah dapat menyertai mukus (kadang-kadang darah muncul sendiri).
Darah ini berasal dari riptura dari pembuluh-pembuluh kapiler yang
halus di dalam serviks (ketika serviks sudah membuka) dan dari desidua
yang ada di bawah korion (ketika desidua terangkat dari dinding uterus
bagian bawah pada saat segmen bawah uterus mulai meregang)
g. Dilatasi os serviks eksterna yang terjadi secara bertahap merupakan
indikator yang menunjukkan kemajuan persalinan kalau proses
persalinan tersebut disertai dengan kontraksi utrerus. Dilatasi serviks
diketahui atau dipastikan dengan pemeriksaan pervaginam
h. Presenting part (yang biasanya kepala janin) akan mengalami
engagement atau terbenam ke dalam panggul. Pada primipara, peristiwa
ini terjadi 3-4 minggu sebelum proses persalinan dimulai. Dinding-
dinding abdomen pada multipara tidak begitu kencang sehingga
engagement baru terjadi setelah proses persalinan dimulai
i. Pembentukan tonjolan ketuban atau bag of forewater (cairan
amnion/ketuban yang terperangkap dalam serviks di depan presenting
part) dapat diraba oleh pemeriksa melalui pemeriksaan per vaginam.
Tonjolan ini terasa tegang pada saat his dan dapat mengalamin ruptura.
Ruptura selaput amnion dapat terjadi setiap saat dalam proses persalinan,
tetapi biasanya terjadi pada saat kala satu persalinan. Ruptura selaput
amnion juga dapat terjadi sebelum persalinan dimulai sehingga peristiwa
ini tidak bisa dianggap secara kaku sebagai tanda dimulainya persalinan.
Jika cairan amnion sudah ditemukan sebelum atau sesudah persalinan
dimulai sementara engeagment kepala dalam panggul belum bisa
dipastikan pemeriksaan pervaginam untuk mengetahui apakah terjadi
prolapsus funikuli.
6. Pola nutrisi yang baik
Asupan gizi sangat menentukan kesehatan ibu hamil dan janin yang
dikandungnya. Kebutuhan gizi pada masa kehamilan akan meningkat sebesar
15% dibandingkan dengan kebutuhan wanita normal. Peningkatan gizi ini
dibutuhkan untuk pertumbuhan rahim (uterus), payudara (mammae), volume
darah, plasenta, air ketuban dan pertumbuhan janin.
Makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil akan digunakan untuk
pertumbuhan janin sebesar 40% dan sisanya 60% digunakan untuk
pertumbuhan ibunya. Secara normal, ibu hamil akan mengalami kenaikan berat
badan sebesar 11-13 kg. Hal ini terjadi karena kebutuhan asupan makanan ibu
hamil meningkat seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Asupan
makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil berguna untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin, mengganti sel-sel tubuh yang rusak atau mati, sumber
tenaga, mengatur suhu tubuh dan cadangan makanan.
Untuk memperoleh anak yang sehat, ibu hamil perlu memperhatikan
makanan yang dikonsumsi selama kehamilannya. Makanan yang dikonsumsi
disesuaikan dengan kebutuhan tubuh dan janin yang dikandungnya. Dalam
keadaan hamil, makanan yang dikonsumsi bukan untuk dirinya sendiri tetapi
ada individu lain yang ikut mengkonsumsi makanan yang dimakan 10.
Penambahan kebutuhan gizi selama hamil meliputi 11 :
a. Energi
Tambahan energi selain untuk ibu, janin juga perlu untuk tumbuh
kembang. Banyaknya energi yang dibutuhkan hingga melahirkan sekitar
80.000 Kkal atau membutuhkan tambahan 300 Kkal sehari. Menurut
RISKESDAS 2007 Rerata nasional Konsumsi Energi per Kapita per Hari
adalah 1.735,5 kkal. Kebutuhan kalori tiap trimester antara lain:
1) Trimester I, kebutuhan kalori meningkat, minimal 2.000 kilo
kalori/hari.
2) Trimester II, kebutuhan kalori akan meningkat untuk kebutuhan ibu
yang meliputi penambahan volume darah, pertumbuhan uterus,
payudara dan lemak.
3) Trimester III, kebutuhan kalori akan meningkat untuk pertumbuhan
janin dan plasenta.
b. Protein
Penambahan protein selama kehamilan tergantung kecepatan
pertumbuhan janinnya. Kebutuhan protein pada trimester I hingga
trimester II kurang dari 6 gram tiap harinya, sedangkan pada trimester III
sekitar 10 gram tiap harinya. Menurut Widyakarya Pangan dan Gizi VI
2004 menganjurkan penambahan 17 gram tiap hari. Kebutuhan protein
bisa didapat dari nabati maupun hewani. Sumber hewani seperti daging tak
berlemak, ikan, telur, susu. Sedangkan sumber nabati seperti tahu, tempe
dan kacang-kacangan Protein digunakan untuk: pembentukan jaringan baru
baik plasenta dan janin, pertumbuhan dan diferensiasi sel, pembentukan
cadangan darah dan Persiapan masa menyusui.
c. Lemak
Lemak dibutuhkan untuk perkembangan dan pertumbuhan janin selama
dalam kandungan sebagai kalori utama. Lemak merupakan sumber tenaga
dan untuk pertumbuhan jaringan plasenta. Selain itu, lemak disimpan
untuk persiapan ibu sewaktu menyusui. Kadar lemak akan meningkat pada
kehamilan tirmester III.
d. Karbohidrat
Sumber utama untuk tambahan kalori yang dibutuhkan selama
kehamilan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin adalah
karbohidrat. Jenis karbohidrat yang dianjurkan adalah karbohidrat
kompleks seperti roti, serelia, nasi dan pasta. Karbohidrat kompleks
mengandung vitamin dan mineral serta meningkatkan asupan serat untuk
mencegah terjadinya konstipasi.
e. Vitamin
Wanita hamil membutuhkan lebih banyak vitamin dibandingkan wanita
tidak hamil. Kebutuhan vitamin diperlukan untuk mendukung
pertumbuhan dan perkembangan janin serta proses diferensiasi sel.
Kebutuhan vitamin meliputi:
1) Asam Folat
Asam folat merupakan vitamin B yang memegang peranan penting
dalam perkembangan embrio. Asam folat juga membantu mencegah
neural tube defect, yaitu cacat pada otak dan tulang belakang.
Kekurangan asam folat dapat menyebabkan kehamilan prematur,
anemia, cacat bawaan, bayi dengan berat bayi lahir rendah (BBLR),
dan pertumbuhan janin terganggu. Kebutuhan asam folat sekitar 600-
800 miligram. Menurut Widyakarya Pangan dan Gizi VI 2004
menganjurkan mengkonsumsi asam folat sebesar 5 mg/kg/hr (200 mg).
Asam folat dapat didapatkan dari suplemen asam folat, sayuran
berwarna hijau, jeruk, buncis, kacang-kacangan dan roti gandum.
2) Vitamin A
Vitamin A mempunyai fungsi untuk penglihatan, imunitas,
pertumbuhan dan perkembangan embrio. Kekurangan vitamin A
menyebabkan kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah.
Sumber vitamin A antara lain: buah-buahan, sayuran warna hijau atau
kuning, mentega, susu, kuning telur dan lainnya.
3) Vitamin B
Vitamin B1, vitamin B2, niasin dan asam pantotenat yang
dibutuhkan untuk membantu proses metabolisme. Vitamin B6 dan B12
diperlukan untuk membentuk DNA dan sel-sel darah merah. Vitamin
B6 berperan dalam metabolisme asam amino.
4) Vitamin C
Vitamin C merupakan antioksidan yang melindungi jaringan dari
kerusakan dan dibutuhkan untuk membentuk kolagen serta
menghantarkan sinyal ke otak. Vitamin C juga membantu penyerapan
zat besi di dalam tubuh. Ibu hamil disarankan mengkonsumsi 85
miligram per hari. Sumber vitamin C didapat dari tomat, jeruk,
strawberry, jambu biji dan brokoli.
5) Vitamin D
Vitamin D berfungsi mencegah hipokalsemia, membantu
penyerapan kalsium dan fosfor, mineralisasi tulang dan gigi serta
mencegah osteomalacia pada ibu. Sumber vitamin D terdapat pada
susu, kuning telur dan dibuat sendiri oleh tubuh dengan bantuan sinar
matahari.
6) Vitamin E
Vitamin E berfungsi untuk pertumbuhan sel dan jaringan serta
integrasi sel darah merah. Selama kehamilan wanita hamil dianjurkan
mengkonsumsi 2 miligram per hari.
7) Vitamin K
Kekurangan vitamin K dapat mengakibatkan gangguan perdarahan
pada bayi. Pada umumnya kekurangan vitamin K jarang terjadi, karena
vitamin K terdapat pada banyak jenis makanan dan juga disintesis oleh
bakteri usus.
f. Mineral
Wanita hamil juga membutuhkan lebih banyak mineral dibandingkan
sebelum hamil. Kebutuhan mineral diperlukan untuk mendukung
pertumbuhan dan perkembangan janin serta proses diferensiasi sel.
Kebutuhan mineral antara lain:
1) Zat Besi
Kebutuhan zat besi akan meningkat 200-300 miligram dan selama
kehamilan yang dibutuhkan sekitar 1040 miligram. Zat besi
dibutuhkan untuk memproduksi hemoglobin, yaitu protein di sel darah
merah yang berperan membawa oksigen ke jaringan tubuh. Selain itu,
zat besi penting untuk pertumbuhan dan metabolisme energi dan
mengurangi kejadian anemia.
Defisiensi zat besi akan berakibat ibu hamil mudah lelah dan rentan
infeksi, resiko persalinan prematur dan berat badan bayi lahir rendah.
Untuk mencukupi kebutuhan zat besi, ibu hamil dianjurkan
mengkonsumsi 30 miligram tiap hari. Efek samping dari zat besi
adalah konstipasi dan nausea (mual muntah). Zat besi baik dikonsumsi
dengan vitamin C, dan tidak dianjurkan mengkonsumsi bersama kopi,
the, dan susu. Sumber alami zat besi dapat ditemukan pada daging
merah, ikan, kerang, unggas, sereal, dan kacang-kacangan.
2) Zat Seng
Zat seng digunakan untuk pembentukan tulang selubung syaraf
tulang belakang. Resiko kekurangan seng menyebabkan kelahiran
prematur dan berat bayi lahir rendah. Kebutuhan seng pada ibu hamil
sekitar 20 miligram per hari. Sumber makanan yang mengandung seng
antara lain: kerang, daging, kacang-kacangan, sereal.
3) Kalsium
Ibu hamil membutuhkan kalsium untuk pembentukan tulang dan
gigi, membantu pembuluh darah berkontraksi dan berdilatasi, serta
mengantarkan sinyal syaraf, kontraksi otot dan sekresi hormon.
Kebutuhan kalsium ibu hamil sekitar 1000 miligram per hari. Sumber
kalsium didapat dari ikan teri, susu, keju, udang, sarden, sayuran hijau
dan yoghurt.
4) Yodium
Ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi yodium sekitar 200 miligram
dalam bentuk garam beryodium. Kekurangan yodium dapat
menyebabkan hipotirodisme yang berkelanjutan menjadi kretinisme.
5) Fosfor
Fosfor berperan dalam pembentukan tulang dan gigi janin serta
kenaikan metabolisme kalsium ibu. Kekurangan fosfor akan
menyebabkan kram pada tungkai.
6) Fluor
Fluor diperlukan tubuh untuk pertumbuhan tulang dan gigi.
Kekurangan fluor menyebabkan pembentukan gigi tidak sempurna.
Fluor terdapat dalam air minum.
7) Natrium
Natrium berperan dalam metabolisme air dan bersifat mengikat
cairan dalam jaringan sehingga mempengaruhi keseimbnagan cairan
tubuh pada ibu hamil. Kebutuhan natrium meningkat seiring dengan
meningkatnya kerja ginjal. Kebutuhan natrium ibu hamil sekitar 3,3
gram per minggu.

7. Pengaruh aktivitas puasa pada ibu hamil


Puasa tidak berpengaruh terhadap kesehatan. Bahkan perempuan yang
sedang hamil sekalipun tetap diperbolehkan menjalankan ibadah puasa.
''Puasa tidak mempengaruhi kondisi janin yang berada di dalam kandungan,''
menurut dokter ahli kandungan dan kebidanan, dr Maman Hilman SPOG.
Justru yang terpengaruh adalah kondisi sang ibunya sendiri, apakah dia sehat
dalam menjalankan ibadah puasa atau tidak.
Pada usia kehamilan dengan kisaran antara empat sampai tujuh bulan,
menurut dokter Maman, puasa tidak akan berpengaruh apa-apa. Sebab pada
masa itu biasanya kondisi kesehatan sang ibu sudah dalam taraf penyesuaian.
Masalahnya akan lain bila masa kehamilannya masih muda. Pada masa ini
biasanya ibu hamil sering merasa mual-mual dan terkadang berlanjut dengan
muntah. Lantaran kondisi kesehatannya tak memungkinkan, maka ibu hamil
terpaksa tidak berpuasa.
''Tapi, janganlah memaksakan diri untuk berpuasa,'' anjur dokter RS
Hermina Depok. Hukum Islam pun menganjurkan bahwa jika dalam keadaan
sakit diperbolehkan tidak berpuasa. Tapi, akan lebih baik lagi jika ini
dikonsultasikan dengan dokter kandungan.
Bayi yang berada dalam kandungan mendapat asupan makanan dari
plasenta atau ari-ari lewat aliran darah dan langsung menyebar ke seluruh
tubuh. Sebelumnya dengan dipompa terlebih dahulu lewat jantung kemudian
disalurkan. Yang patut diperhatikan adalah bahwa pada usia kehamilan lebih
dari tujuh bulan biasanya janin memerlukan asupan makanan lebih banyak.
Inilah yang menyebabkan si ibu terlihat sering lemas.
Menyangkut konsumsi cairan selama puasa itu, Dr Piprim B Yanuarso
menyebutkan bahwa pada dasarnya puasa bagi ibu hamil sama dengan ibu
menyusui. Ibu harus pandai-pandai memperbanyak cairan dalam tubuh
ketika berbuka puasa atau sahur. Sebab pada dasarnya hanya memindah
kegiatan jam makan saja. Sama saja dengan ibu menyusui yang bisa terus
berpuasa apabila sang bayi tidak rewel.
Begitu juga bagi ibu yang hamil tua, jangan dipaksakan apabila gerak
bayi tidak seperti biasanya Ia mengatakan pada usia kehamilan delapan bulan
biasanya ibu sudah bisa merasakan gerakan janin dalam kandungnya.
Apabila janin ada perubahan dari biasanya, misalnya geraknya menjadi
sedikit atau bahkan tidak bergerak sama sekali, janganlah dipaksakan
berpuasa. Pengaruhnya juga untuk ibu, kalau tidak kuat bisa hipogrikemi
atau kadar gula menurun, ini tentu saja kurang bagus untuk anak. Prinsipnya,
kalori tidak boleh berkurang. Perlu makanan yang nilai kalorinya lebih tinggi
dari biasanya. Makanan itu bisa didapat dengan selain makan sehat diselingi
makan buah-buahan. Dan untuk menambahnya bisa dengan minum es krim
susu.
Tips Puasa bagi Ibu Hamil
Berikut ini adalah beberapa tips puasa bagi ibu hamil agar tetap bugar dan
janin tetap sehat:
a. Tetap tenang dan hindari stres selama berpuasa. Penelitian menunjukkan
bahwa wanita hamil yang berpuasa memiliki hormon stres yang lebih
tinggi, dan ini dapat berefek buruk terhadap kesehatannya dan janinnya.
b. Hindari mengangkat beban berat atau berjalan terlalu jauh. Jika perlu,
kurangi kegiatan rumah tangga yang melelahkan. Jika Anda merasa
lelah, cobalah untuk rileks dan beristirahat sejenak.
c. Untuk ibu hamil yang bekerja, periksa kemungkinan apakah kantor dapat
mengurangi jam kerja atau memberikan tambahan waktu istirahat selama
bulan puasa.
d. Pilihan makanan saat sahur dan berbuka sangat penting bagi ibu hamil
yang Konsumsilah makanan yang mengandung karbohidrat
kompleks dan serat, seperti gandum utuh, sayuran, dan buah kering.
e. Hindari makanan manis karena dapat membuat kadar gula darah naik
dan turun dengan cepat. Perubahan kadar gula darah yang terlalu cepat
dapat menyebabkan lemas dan pusing.
f. Penuhi kebutuhan protein dari kacang-kacangan, telur, ikan, dan daging
yang sudah matang.
g. Batasi makanan tinggi lemak dan makanan siap saji.
h. Tetap cukupi kebutuhan air minum per hari, yakni sekitar 1,5-2 liter
masing-masing pada saat sahur dan berbuka. Hindari minum minuman
berkafein, seperti teh dan kopi, karena berisiko menyebabkan dehidrasi.
8. Aktivitas yang dilakukan untuk persalinan aman dan nyaman
Kehamilan dan persalinan merupakan masa yang berkelanjutan dalam
proses reproduksi manusia. Menjaga keseimbangan antara nutrisi, cairan,
olahraga dan istirahat selama kehamilan sangatlah penting. Untuk
memantapkan kesejahteraan ibu dan janin selama kehamilan dan proses
persalinan telah banyak diupayakan berbagai macam cara, beberapa
diantaranya adalah berupa latihan-latihan fisik yang dapat dijalankan
sebelum, selama dan setelah kehamilan.
Latihan-latihan tersebut pada dasarnya bertujuan untuk menyehatkan
ibu dan janin dan memberikan dampak positif terhadap psikofisiologi baik ibu
dan janin jika dilaksanakan dengan tepat. Psikofisiologi merupakan ilmu yang
berhubungan dengan fisik dan psikologis, berkaitan erat antara anatomi dan
fisiologi serta fenomena psikologi dan perilaku yang terbentuk baik karena
perubahan fisik maupun lingkungan. Seorang ibu hamil dengan kehamilan
yang normal atau tanpa kontraindikasi sebaiknya didukung untuk
melaksanakan latihan fisik dengan intensitas yang sedang untuk memperoleh
manfaat selama kehamilan dan proses persalinan. Aktifitas penunjang selama
kehamilan yaitu sebagai berikut.
a. Pijat Perineum
Pijat perineum adalah teknik pemijatan, pengurutan dan penepukan
tilakukan secara sistematik pada perineum yang membantu untuk yang
meregangkan kulit dan jaringan di sekitar vagina dan perineum secara
perlahan dan lembut. Metode ini merupakan cara mempersiapkan
jaringan perineum untuk proses kelahiran.Penelitian di Inggris
menunjukkan ubura 85% dari wanita yang bersalin secara pervaginam
akan mengalami trauma perineum. Lebih dari 2/3 wanita tersebut
memerlukan penjahitan perineum. Pijat perineum pada masa kehamilan
disarankan sebagai salah satu metode untuk mengurangi trauma
perineum.
Berdasarkan hasil bebebrapa penelitian, hampir 90% dari wanita
pada kelompok pijat perineum menyatakan mereka akan melakukan pijat
perineum selama kehamilan berikutnya. Pada penelitian lain dijelaskan
secara rinci, pijat perineum yang dilakukan 2 4 kali perminggu selama 2
3 minggu, meningkatkan kemungkinan perineum utuh pada wanita yang
belum pernah melahirkan pervaginam. Akan tetapi tidak ditemukan hasil
yang sama pada wanita yang pernah melahirkan pervaginam.
Pada pemeriksaan 3 bulan postpartum, tidak ditemukan penurunan
nyeri secara signifikan pada wanita yang belum pernah melahirkan
pervaginam, sebaliknya pada wanita dengan riwayat persalinan
pervaginam ditemukan penurunan nyeri yang signifikan setelah
diberikan terapi pijat perineum.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pijat perineum pada trimester
kehamilan dapat menurunkan intensitas nyeri pada wanita yang per
melahirkan pervaginam, tetapi tidak berhubungan dengan penurupas
kejadian ruptur perineum (Labrecque dkk, 2000).
Pijat perineum dipopulerkan pada tahun 1999, tepatnya seiat
munculnya sebuah artikel di American Journal of Obstetrics and
Gynaecolor tulisan dr. Labrecque M, yang melakukan riset tentang
efektivira dan manfaat pijat perineum dalam mencegah terjadinya
robekan serta mengurangi episiotomy pada proses persalinan normal.
Simpulan Labrecque didukung riset serupa oleh dr. Richard Johanson-
MRCOG yaitu ibu yang rajin melakukan pijat perineum sebelum
persalinan terbukti hampir tidak ada yang memerlukan tindakan
episiotomy. Sekalipun terjadi robekan secara alami, luka akan lebih
cepat sembuh. Dalam penelitian Vendittelli (2001) disimpulkan bahwa
pijat perineum dapat mengurangi kejadian robekan dan episiotomy
terutama pada primipara/nulipara.
Pada literature review didapatkan, Beberapa faktor terbukti
meningkatkan kejadian perineum utuh pasca melahirkan, dengan
menghindari episiotomy, persalinan spontan dengan vakum atau forsep
pada nulipara, pijat perineum dilakukan selama minggu sebelum
persalinan dan posisi persalinan memiliki pengaruh kecil.
Manfaat Pijat Perineum
1) Meningkatkan elastisitas perineum, sehingga meningkatkan aliran
darah perineum dan kapasitas untuk meregangkan lebih mudah
terutama pada jaringan parut atau perineum kaku.
2) Peregangan dan pemijatan perineum pada kala dua persalianan
disarankan untuk merelekskan perineum dan mencegah terjadinya
robekan perineum serta mengurangi tindakan episiotomi
3) Membantu ibu lebih santai di saat pemeriksaan vagina
4) Mengurangi kecemasaan ibu, sehingga meningkatkan kesiapan
mema ibu saat persalinan.
5) Selama pemijatan, wanita hamil dapat berlatih merasakan relaksasi
otot perineum. Dan ini dapat membantu menyiapkan peregang
vagina mencegah robekan perineum dan perasaan panas (akibat
pijatan) seperti ketika kepala bayi lahir
6) Meningkatkan kedekatan hubungan dengan pasangan, bila ibu hamil
melibatkan pasangan untuk melakukan pijat perineum.
7) Pijat perineum sangat mudah dilakukan, tidak menyakitkan dan tidak
mengeluarkan biaya
Langkah-langkah Pijat Perineum
1) Cucilah tangan ibu atau pasangan terlebih dahulu dan pastikan kuku
tidak panjang.
2) Beberapa wanita ada yang berbaring miring dan menggunakan
bantal untuk menyangga kaki mereka. Ada yang menggunakan
posisi semi- litotomi (atur posisi senyaman mungkin). Ibu dapat
menggunakan cermin untuk pertama kali guna mengetahui daerah
perineum tersebut
3) Lumuri ibu jari dan jaringan perineum dengan pelumas. Gunakan
pelumas seperti minyak vitamin E, minyak sayur atau KY Jelly
(jangan gunakan baby oil, minyak air atau petroleum jelly).
4) Secara perlahan masukan ibu jari 1-2 inchi atau 3-5 cm kedalam
vagina dan mengusap dengan adekuat ke bawah dan gerakan
kesamping selama 5 menit. Rasakan sampai sedikit panas dan
sensasi regangan, tahan posisi tersebut 1- 2 menit.
5) Dengan ibu jari, pijat secara perlahan bagian setengan vagina dengan
geräkan membentuk "U". untuk memusatkan relaksasi otot vagina.
Hal ini dilakukan secara perlahan dan tekning pernafasan dalam
6) Memijat sisi dinding va- gina dan ke arah perineum. Jangan
menggosok ke atas menuju uretra. Hindari pembukaarn dari katup
uretra (lubang kencing) untuk menghindari iritasi atau infeksi.
Berhenti apabila saat ketuban pecah atau persalinan di mulai
7) Pijat selama 5-10 menit setiap hari, setelah 1 - 2 minggu perhatikan
peregangan dan rasa panas perineum (akibat pijatan)
Apabila pijat perineum dilakukan dengan pasangan, ikuti langkah-
langkah dasar diatas, namun pasangan juga menggunakan jari telunjuk
atau ibu jari untuk melakukan pijatan. Pijatan juga dilakukan diantara
perineum (menyamping) dengan membentuk "U", metode tekanan
kebawah vagina juga digunakan.Komunikasi yang baik saat penting
dalam melakukan pijat perineum ini, untuk memasikan adanya rasa
panas pada saat pemijatan.
b. Pilates
Pilates adalah metode rehabilitasi yang bertujuan untuk
meningkatkan koordinasi dan stabilitas otot-otot dalam tubuh. Latihan
pada pilates di- fokuskan untuk membangun atau meningkatkan
kekuatan tanpa upaya atau usaha yang berlebihan, meningkatkan flek-
sibelitas dan kelincahan, serta membantu untuk mencegah cedera.
Pilates dilakukan dengan cara mengkombinasikan latihan kelenturan
dan kekuatan tubuh, pernapasan dan relaksasi. Pilates mempunyai pola
gerakan dasar yang menitikberatkan pada gerakan-gerakan otot panggul
dan otot perut. Dalam metode Pilates, gerakan dasar ini sering kali
dikenal sebagai "stable core", karena otot panggul dan perut dianggap
sebagai otot- otot yang memiliki kestabilan yang paling tinggi.
Tasha Lawton, Moonee Ponds, Melbourne (2003) dalam Mhatre
(2011) telah mempelajari tentang efek dari Pilates pada kehamilan. Dia
percaya latihan Pilates menjadi sangat bermanfaat selama sembilan bulan
dan penting untuk wanita hamil dan pasca-natal.
Hal-hal yang Harus Diperhatikan Selama Pilates
1) Sebelum mengikuti pilates hendaknya meminta persetujuan dokter
karena ada beberapa keadaan kehamilan yang tidak dianjurkan
mengukuti pilates
2) Lakukan 1-2 kali dalam seminggu
3) Jika merasa letih sebaiknya segera berhenti
4) Pakaian yang digunakan harus pakaian yang sesuai dan tidak terlalu
ketat
5) Hindari gerakan yang dilakukan dalam posisi terlentang selama
trimester II dan III. Berbaring telentang dapat mengganggu pasokan
oksigen ke bayi
6) Posisikan tubuh dalam keadaan mudah untuk bergerak agar ligamen
dapat rileks
7) Hindari gerakan yang terlalu berat
8) Saat memindahkan posisi lengan dan kaki pada arah yang berbeda
pastikan gerakannya perlahan-lahan sehingga tidak kehilangan
keseimbangan
9) Jangan menahan napas
10) Jangan melakukan latihan yang menyebabkan pusing, mual, sesak
napas atau nyeri
11) Jika seorang pemula, tetaplah dengan latihan diarahkan secara
spesifik untuk kehamilan, yang akan memberikan adaptasi untuk
beberapa langkah yang mungkin tidak aman.
12) Lakukan setiap gerakan tiga sampai empat kali.
Pilates Trimester III
Pada trimester III sebaiknya dihindari posisi telentang, latihan
difokuskan pada penguatan dan menyeimbangkan otot-otot sekitar sendi,
yang memungkinkan untuk mempertahankan daya tahan otot dan
dukungan otot perut karena gravitasi bergeser ke depan.
Seated Mermaid. Tarik napas rasakan badan memanjang ke atas,
buang napas lengkungkan tubuh ke kanan. Pastikan tubuh tetap
meninggi ketika melengkungkan tubuh sehingga tubuh tidak collapse ke
arah yang dilengkungkan. Gerakan ini dapat meningkatkan kekuatan otot
samping baik selama kehamilan maupun setelah melahirkan serta dapat
mempertahankan posisi badan tetap tegak.
Berbaringlah di sisi kanan dengan kaki sedikit ke depan dan lutut
ditekuk dan ditumpuk di atas satu sama lain. Tempatkan bantal di bawah
kepala agar tetap nyaman. Luruskan pinggul, dan jaga tulang belakang
tetap lurus. Tempatkan tangan kiri Anda di perut Anda untuk terhubung
dengan bayi. Jari-jari kaki saling bersentuhan, angkat lutut kiri,
regangkan lutut sejaun mungkin. Perlahan turunkan dan ulangi selama 8
sampai 10 kali.
c. Senam hamil
Senam hamil merupakan terapi latihan gerakan untuk menjaga
stamina dan kebugaran ibu selama kehamilan dan mempersiapkan ibu
secara fisik maupun mental untuk menghadapi persalinan dengan
optimal.Untuk itu pengawasan kehamilan dan kesiapan fisik mental ibu
diperlukan untuk meningkatkan keselamatan ibu dan bayi selama
menjalani proses kehamilan, persalinan, nifas dan menyusui. Senam
hamil menjadi anjuran wanita hamil agar proses persalinan dapat terlalui
dengan lancar.
Bila dilihat dari gerakan-gerakannya, senam hamil hanya senam
seperti olahraga biasa yang membuat tubuh segar dan bugar, namun
senam hamil juga memiliki manfaat lain yaitu dapat membantu dalam
proses persalinan. Karena selama senam hamil ibu dipersiapkan baik
fisik maupun mentalmenuju proses persalinan yang lancar.
Senam hamil dapat dimulai pada usia kehamilan 22 minggu dan
dilakukan atas nasehat dokter atau bidan. Anjuran senam hamil terutama
ditujukan pada ibu dengan kondisi kehamilan normal, atau dengan kata
lain tidak terdapat keadaan-keadaan yang mengandung risiko baik untuk
ibu maupun janin (Depkes,1993).
Latihan-latihan yang dilakukan pada senam hamil memiliki tujuan
utama, yaitu ibu hamil memperoleh kekuatan dan tonus otot yang baik,
teknik pernapasan yang baik, dan power saat persalinan. Oleh karena itu,
senam hamil terdiri atas tiga komponen inti, yaitu latihan pernafasan,
latihan penguatan dan peregangan otot, serta latihan relaksasi
(mengandung efek relaksasi pernafasan dan relaksasi otot).
Gerakan Senam Hamil
Melakukan gerakan-gerakan senam hamil hendaknya didampingi
suami. karena peran suami cukup besar untuk membantu memposisikan
ihu berubah dari satu gerakan ke gerakan yang lain dan suami dapat
membantu mengingatkan dan mengarahkan ibu untuk melakukan
gerakan yang benar jika ingin melakukan senam hamil mandiri di rumah,
sehingga kualitas senam mandiri dapat dioptimalkan. Pendampingan
suami saat senam hamil juga memberikan dampak psikis, dimana ibu
akan merasa lebih nyarnan dan aman, sehingga sikap tubuh yang rileks
dapat dilatih lebih maksimal pada saat senam hamil, serta dapat
digunakan secara optimal pada saat persalinan nanti.
Dalam gerakan senam hamil terdapat 3 komponen gerakan yaitu
gerakan pendahuluan, latihan inti dan latihan penenangan.
Latihan pendahuluan
Latihan pendahuluan meliputi latihan kaki, lengan, bahu dan
panggul yang bertujuan untuk menjajagi daya kontraksi otot-otot tubuh,
menjajagi luas gerakan persendian, menghilangkan atau mengurangi
kekakuan-kekakuan, baik yang terjadi pada permulaan latihan, maupun
yangmerupakan akibat dari latihan-latihan yang lalu. Melalui latihan
pendahuluan ini, wanita hamil siap menghadapi latihan-latihan yang
menjadi inti dari latihan-latihan yang akan dihadapinya.
Latihan inti
Latihan yang kedua yaitu latihan inti yang meliputi latihan
pembentukan sikap tubuh, latihan kontraksi dan relaksasi untuk
memperoleh dan mengatur sikap tubuh yang releks pada saat yang
diperlukan, serta latihan pernafasan untuk menguasai berbagai teknik
pernafasan, sehingga pada saatnya dapat digunakan sesuai
kepentingannya. Dalam latihan inti bentuk-bentuk latihan diberikan
menurut umur kehamilannya.
1) Latihan kehamilan minggu ke 31-34
Latihannya meliputi: latihan pembentukan sikap tubuh yang
dapat dilakukan dengan berjongkok perlahan-lahan untuk melatih
kelenturan otot panggul, latihan kontraksi dan relaksasi yang
dilakukan dengan teknik pernafasan diafragma untuk melatih otot-
otot dinding perut dan diafragma, serta latihan pernafasan untuk
mengatasi kegiatan mengejan yang tidak boleh dilakukan.
2) Latihan untuk kehamilan minggu ke 35- hingga saat akan
melahirkan Latihannya meliputi: Latihan pembentukan sikap
tubuh, latihan kontraksi dan relaksasi untuk melatih kekuatan otot-
otot leher, bahu perut dan otot dasar panggul, serta latihan
pernafasan untuk mengejan.
Latihan penenangan
Latihan yang ketiga, yaitu latihan penenangan yang bertujuan untuk
memperoleh relaksasi sempurna. Ada beberapa syarat yang harur
dilakukan selama berada dalam posisi relaksasi yaitu :
1) Tekuk semua persendian dan tutup mata
2) Lemaskan seluruh otot-otot tubuh termasuk otot muka
3) Lakukan pernafasan secara teratur dan berirama
4) Pusatkan pikiran pada irama nafas
5) Pilih posisi relaksasi yang menurut ibu nyaman seperti : posisi
terlentang, berbaring miring, terlentang dengan kedua lutut ditekuk.
atau sambil duduk
Hal-hal yang Harus Diperhatikan
Olah raga yang dilakukan selama kehamilan dapat menyebabkan
hilangnya cairan dan menyebabkan dehidrasi dan masalah lainnya
selama kehamilan.Sebelum melakukan olah raga, ikuti semua petunjuk
melakukan olah raga yang aman dan sehat :
1) Lakukan dalam kondisi yang nyaman.
Hindari melakukan olah raga di tempat yang cuacanya panas,
lembab atau ketika mengalami demam. Pakailah pakaian yang
nyaman yang dapat membantu tubuh agar tetap dingin. Pakailah
penyangga payudara yang sesuai dan dapat menyanggah atau
melindungi payudara.Selama melakukan senam hamil disarankan
menggunakan sabuk penyangga perut (sacroiliac nonelastic), karena
menurut penelitian Jill (2005) menemukan bahwa 83% dari
perempuan merasa nyaman saat mengenakan sabuk. Serta dapat
mengurangi masalah posterior sendi panggul pada sebagian besar
wanita.
2) Dianjurkan tidak melakukan senam yang berlebihan sampai
mengakibatkan ibu menjadi lelah dan menimbulkan tanda-tanda
bahaya kehamilan. Hentikan latihan apabila terjadi kondisi-kondisi
yang memerlukan kewaspadaan.
3) Hindari posisi terlentang pada usia kehamilan lebih dari 16 minggu.
Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya hipotensi akibat
penekanan vena cava oleh rahim ibu (mengakibatkan pusing pada
ibu dan penurunan sirkulasi darah janin).

D. Daftar Pustaka
Ariani, Nova. 2014 . Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Berdasarkan Kondisi
Ibu.
https://www.academia.edu/6873686/Bottom_of_Form_ASUHAN_KEBI
DANAN_PADA_KEHAMILAN_BERDASARKAN_KONDISI_IBU.
(diakses pada tanggal 5 Januari 2020)
Widiaputri, FA. 2018. Cara Memantau dan Menghitung Gerakan Janin Normal
atau Tidak. https://nakita.grid.id/amp/02883810/begini-cara-memantau-
dan-menghitung-gerakan-janin-normal-atau-tidak?page=2. (Diakses
pada tanggal 5 januari 2020)
Jurnalis. 2016. Cara Menghitung Gerakan Janin.
https://lifestyle.okezone.com/read/2016/11/04/481/1533089/bunda-
begini-cara-menghitung-gerakan-janin. (Diakses pada tanggal 5 Januari
2020)
Depkes. 2012. Puasa Tidak Bahaya Bagi Ibu Hamil. http://www.gizi.net/ gaya
hidup. (Diakses pada tanggal 5 Januari 2020)
Yulizawati, dkk. 2017. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Padang :
penerbit Erka
Adrian, Kevin. 2019. Aman Puasa Bagi Ibu Hamil Untuk Tetap Bugar.
https://www.alodokter.com/tips-aman-puasa-bagi-ibu-hamil-dan-tetap-
bugar. (Diakses pada tanggal 5 Januari 2020)
Irianti, Inda & Herlina, Nina. 2011. Buku ajar psikologi untuk mahasiswa
kebidanan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteron EGC.
Janiwarty, Bethsaida., dan Herri Zan Pieter. 2013. Pendidikan Psikologi untuk
Bidan. Andi Offset; Yogyakarta.
Bahiyatun. 2011. Buku ajar bidan psikologi ibu dan anak. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Irianti, Bayu, dkk. 2013. Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti.Jakarta : Sagung
Seto
Sunarsih,dkk. 2011. Asuhan Kehamilan Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba
Medika.
Nurdiyan, Ayu, dkk. 2016. Implementation Of Cambridge Worry Scale As A
Psychological Assesment In Antenatal Care Routine. Artikel Prodi S1
Kebidanan FK-UNAND, Jln. Niaga No.56 Kota Padang, 25127,
Indonesia
Sukorini, M. U. 2017. Hubungan Gangguan Kenyamanan Fisik Dan Penyakit
Dengan Kualitas Tidur Ibu Hamil Trimester III. The Indonesian Journal
of Public Health, Vol. 12 No. 1, Juli 2017: 1–12

Anda mungkin juga menyukai